Rara tampak bosan mendengarkan kepala sekolah yang sedari tadi berbicara. Sudah hampir satu jam kepala sekolah itu berbicara didepan peserta MOS. Belum lagi setelah ini ketua OSIS yang akan berbicara mengenai peraturan MOS dan peraturan sekolah. Mungkin Rara akan pingsan saat ini.
"kita sambut Reza sebagai ketua OSIS kita..beri tepuk tangan adik- adik semua" ucap Angel sebagai MC. Rara melebarkan matanya kaget. Laki- laki yang datang dan menyuruhnya untuk naik motornya ternyata seorang ketua OSIS. Rara terus terngiang- ngiang kejadian tadi pagi.
'wait, bukannya dia sendiri yang bilang ketosnya galak tapi dia sendiri ketos' batit Rara. Reza tersenyum miring melihat Rara yang menatap Reza bingung. Senyum yang Reza keluarkan membuat teriakan histeris di berbagai penjuru.
Rara tersadar dari lamunannya karena ada seseorang perempuan yang menyenggolnya, seseorang itu bagian dari peserta MOS.
"kamu keluarga ken?" Tanya seseorang itu. Rara membalas anggukan kepala. Seseorang tersebut berbinar- binar memandang Rara.
"kenalin namaku Sarah" Sarah mengulurkan tangan memperkenalkan diri. Rara membalas uluran tangan tersebut, "Rara" Rara memperkenalkan diri.
Tidak terasa lapangan sudah sepi. Kini hanya tingal Rara dan Sarah ditengah lapangan. Rara dan Sarah menatap bingung. "eh, kita disuruh apa?" Tanya Rara bingung. Sarah menaikan bahu, tanda tidak tahu.
"yaudah Tanya ketos aja" Rara menarik tangan Sarah, namun sarah mencekal tangan rara dan masih dalam posisi semula. "kenapa?" Tanya rara bingung.
"ketosnya galak, udah banyak makan korban" jawab sarah ketakutan. Rara terdiam menatap Sarah lalu tertawa kencang membuat Sarah menyesal telah mengatakan itu.
"baik kok ketosnya" Rara menarik tangan sarah kembali, berjalan menuju Reza. Kali ini Sarah menurut mengikuti Rara. Rara dan Sarah menyelusuri lorong- lorong mencari keberadaan reza namun tidak terlihat batang hidungnnya, sedangkan peserta Mos lainnya sedang sibuk dengan tugasnya, pencarian berakhir dikantin.
"ngapain kesini Raa, mau jajan?" seru Sarah. Rara memutar bola mata malas. " kan dari tadi nyari gak ketemu mending kita gak usah ikutan MOS.. makan dikantin aja, terus shoping ke Mall" cerocos Rara. Sarah hanya menggelengkan kepala.
"mending Tanya peserta MOS lainnya"ucap sarah bijak.
"tapi gua males" Sarah memperhatikan Rara yang sedang menatap layar ponselnya dengan serius.
"Rara!!"
"apa?" Rara menjawab panggilan tersebut. Rara mengangkat kepalanya perlahan, sontak Rara kaget bukan main melihat seseorang yang memanggilnya. Sahabat Rara yang dulu dering bermain dengan Rara setiap Rara pergi berlibur di Indonesia , kini Rara bertemu kembali dan bahkan satu sekolah dengan dia.
"luna!" seru Rara. Luna memeluk Rara dengan erat. Melepas kerinduan. Sarah menatap Rara dan Luna sambil menghela nafas. "emang.. masih jaman yaa drama depan umum" Sarah tersenyum tipis. Rara dan Luna melepas pelukan sambil terkekeh mendengar celotehan Sarah. Luna bergabung lalu duduk disebelah Rara.
" Luna, emang tadi disuruh apa sih?" Tanya Sarah. Luna terdiam melihat Sarah lekat. Rara masih sibuk dengan ponselnya. " gue juga gak tau" Luna terkekeh melihat Raut wajah Sarah penasaran yang sedari tadi menunggu jawabannya. Sarah memutar bola mata malas.
Ponsel Rara berdering tanda panggilan masuk. Rara menatap layar ponsel yang menampilkan panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya. Pertanyaan tentang siapa yang menelponnya tentu saja muncul dalam benaknnya. Namun karena mals menebak- nebak, Rara pun menggeser tanda hijau lalu mendekatkan ponselnya ke telinga.
"Halo?" Rara mendelik begitu mendengar suara dari seberang telpon. Rara menjauhkan ponselnya, melihat nomer yang tertera di layar lalu mendekatkan ponsel lagi ke telingannya. Rara yakin sekali kalau suara yang didengarnnya adalah suara Reza.
"Halo Rara!" Reza menyapa Rara lagi.
"Reza?" Tanya Rara memastikan.
"kelapangan, semua nunggu lo!" belum sempat menjawab Reza sudah lebih dulu memutuskan panggilan. Pertanyaan tentang dari mana Reza mendapatkan nomernnya terus muncul dibenaknya. Pikirannya mencerna setiap perkataan Reza yang tadi didengarnnya. Rara menebak- nebak apa maksud Reza mengatakan itu, siapa yang menunggunya. Luna menyenggol bahu Rara membuat Rara tersadar dari lamunannya.
"Reza?" tebak Sarah. Rara membalas anggukan kepala membuat Sarah kaget mendengar kedekatan Rara dengan Reza.
"kok lo bisa deket sama batu es? Lo pacaran sama dia? Diakan banyak yang suka.. karna dia ganteng, pinter, terus orkay.. kan keluargannya yang punya perusahaan .. Apa lah gitu" cerocos Sarah. Rara dan Luna melongo mendengar ocehan Sarah kemudian tertawa bersama. Rara melirik jam, jam sudah menunjukan pukul 14:10. 'pantes aja dia suruh gue ke lapangan kan acara penutupan MOS' oikir Rara. Rara beranjak dari tempat duduknya. Kemudian berlari menuju lapangan lalu diikuti Sarah dan Luna.
"tunggu mau kemana Raa" teriak luna yang tengah berlari mengejar Rara.
ns3.141.18.167da2