Matahari pagi menyinari pagi yang sangat indah , burung- burung berkicauan meramaikan pagi. Udara segar menyempurnakan pagi ini. Rara terbangun dari tidurnya, kini rara harus bersiap- siap dan bergegas pergi kesekolah barunya. Kini waktunya melupakan masa lalunya dan memulai hidup baru. Terutama melupakan Milan, awal dari masa lalunya.
" non, sudah siap belum?" teriak bi inah dari kamar rara.
"udah selesai mandi bi.. tinggal ganti baju" Rara keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk lalu berjalan menuju ruang ganti yang berada tepat disebelah kamar mandinya. Bi inah yang melihat rara yang keluar dari kamar mandi langsung menutup matanya dengan tangan "cewek non.. malu.." seru bi inah. "bibi kan cewe" teriak rara dalam ruang ganti. Rara segera memakai seragam sekolah barunya dan keluar menemui bi inah.
"sarapan sudah siap non" rara melangkah keluar kamar mendahului bi inah. Bi inah mengikuti rara dari belakang lalu membuka percakapan. " non,tadi tuan menelfon ka—" belum juga selesai bicara Rara sudah menjawab terlebih dahulu " bilang aja cabang perusahan dia di Indonesia sudaha di urus dengan Bang Rico jadi jangan khawatir mendingan urusin dirinya sendiri, apakah sudah betul?" ucap Rara yang membuat Bi inah tidak bisa berkata apa- apa. Rara pun duduk lalu memakan sandwich yang sudah disiapkan diatas meja makan.
"Bang Rico mana?" Tanya Rara pada bi inah.
"tuan muda sudah pergi ke kantor, akhir- akhir ini dia akan jarang dirumah" jawab bi inah. Rara menatap bingung.
" kenapa? Dia kan anak yang punya sekaligus CEO.. kenapa dia dibebankan pekerjaan? Sebenarnya ada apasih? Apa daddy yang sengaja membebankan bang Rico?" cerocos Rara yang hanya dibalas tatapan bingung bi inah.
"non, mobilnya sudah siap" ucap salah seorang pelayan. Rara membalas anggukan kepala.
"mau pakai supir atau naik sendiri, non?" Tanya bi inah ragu- ragu karena Rara pagi- pagi sudah marah- marah.
"supir" jawab Rara singkat. Rara bangkit lalu melangkah menuju mobil yang diikuti bi inahdari belakang. Langkah Rara tiba- tiba terhenti tepat di depan pintu mobil yang sudah terbuka lalu rara membalikan badan menghadap menghadap bi inah. "nanti pulang sekolah saya ingin ke makam mom, kalo Bang Rico pulang saat saya tidak ada tolong katakan seperti itu" ucap Rara dan segera menaii mobil. "maaf, non pulangnya jam be---"balas bi inah yang sudah didahului Rara menutup pintu jadi nihil jika Rara mendengarnya. Mobil Rara melaju kencang keluar gerbang.
Macet. Hal biasa yang terjadi setiap hari di Jakarta. Jam sudah menunjukan pukul 7:40. Rara cemas jika dia telat pada hari pertama sekolahnya. "pak, gimana nih kalo saya telat!!" bentak Rara."maaf non, bagaimana kalo non naik ojek aja" saran supir Rara sambil ketakutan. "yaudah" Rara keluar dan membanting pintu mobil. Di luar mobil Rara mencari- cari pangkalan ojek namun tidak ketemu. Rara melirik jam tangannya, jam sudah menunjukan pukul 7:45 membuat Rara semakin cemas tiba- tiba sebuah motor ninja berhenti disebelahnnya. Pengendaranya seorang laki- laki.
"naik." Kata pertama yang terucap pada laki- laki tersebut. Rara menatap bingung.
"naik" Rara masih menatap bingung.
"naik mau telat lo? Ketosnnya galak lho..mau kena hukuman?" ucap Reza lagi.
"emang lo tau gue sekolah dimana? Dan lo juga siapa berani beraninnya nyuruh gue naik dimotor lo? Mau nyulik yaa?" cerocos Rara. Reza menaikan sebelah alisnnya sambil tersenyum miring.
"sma merpati putih. Reza . gak" ucap reza singkat. Rara terdiam.
"mau naik sendiri atau gua angkatin?.."goda Reza. Rara masih terdiam. Reza terdiam menatap depan dan akhirnya turun memegang tangan Rara . Rara tersentak kaget lalu memutarkan kepala ke kanan dan kekiri memeriksa sekitar yang sedang memperhatikannya dan Reza.
"mau ngapain!" seru Rara yang hanya dibalas tatapan dingin Reza.
"mau ngangkat lo" jawab Reza singkat. Rara berusaha melepaskan tangannya yang dipegang Reza " gue bisa sendiri!" balas Rara. Rara lalu naik ke motor Reza dengan hati hati.
"baguslah kalau bisa sendiri jadi gak buang- buang tenaga" ucap Reza menaiki motor. Lalu Reza melajukan motornnya dengan cepat. Rara memeluk tubuhnnya dengan ketakutan. Sebelumnya Rara hanya pernah 2 kali menaiki motor dan ini ke 3 kalinnya Rara menaiki motor. Namun, kali ini berbeda rara bersama laki- laki yang baru saja ia kenal.
Tak terasa motor sudah terhenti tepat didepan sekolah, namun Rara masih terdiam dan hanyut dalam pikirannya. Reza memandang Rara lekat lalu mengeluarkan suara.
"betah dimotor gue?" Tanya Reza menyadarkan lamunan Rara. Rara melihat- lihat sekitar memastikan ia benar- benar sampai sekolah.
"udah sampai yaa" ucap Rara kaku. Reza memutarkan bola matanya. Lagi- lagi cewe yang ia boncengi bertingkah aneh persis sebelumnnya.
"menurut lo?"Tanya Reza singkat. Rara melirik jam tangannya, jam menunjukan pukul 7:52. Rara dengan hati- hati turun dari motor. Berlalu pergi meninggalkan Reza. Rara berlari dan ikut berkumpul dengan peserta MOS lainnya. Reza menggelengkan kepala pelas melihat tingkah Rara. 'gak tau terimaksih' batin Reza sambil memarkirkan motornnya. 'liatin aja gue bakal ajarin lo cara berterima kasih' batin Reza sambil tersenyum miring.
"tapi kok wajahnnya gak asing" gumam Reza.
❄💭❄💭❄💭❄
ns18.224.5.46da2