Gerimis membasahi soreku sehingga aku yang sedang menyabit rumput untuk pakan kambing harus basah kuyup. Secepat mungkin aku menyabit, dan setelah merasa cukup aku mengumpulkannya, lalu mengikatnya dengan tali yang terbuat dari pelepah daun pisang yang sudah kering. Setelah menaikkannya ke atas pundak, aku bergegas menuju saung sawah milik bapakku, untuk sekedar melepas lelah sebelum pulang ke rumah.58Please respect copyright.PENANAlbcj2sQ2DM
58Please respect copyright.PENANA4NkDe8skO3
Bluff... aku letakan rumput disamping saung. Lantas aku masuk ke dalam saung dan mengeringkan badan. Setelah itu, aku mengganti baju alakadarnya dengan pakaian ganti yang kugantung di tiang saung, aku duduk memandang bentangan sawah yang menghampar di hadapanku. Seraya menghisap sebatang Djarum Coklat aku memperhatikan rintik-rintik air yang terjatuh menimpa sawah yang siap ditanam. Aroma tanah basah hinggap di hidungku dibawa semilir angin. (*Inilah aroma yang akan selalu kurindukan kelak).58Please respect copyright.PENANAY0nKfd5lDN
58Please respect copyright.PENANARefjnF58ep
Ah… tiada yang lebih indah selain memandang keindahan gerimis di senja hari seraya menghirup aroma tanah pesawahan yang khas. Aku dan alam menyatu dalam hening yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.58Please respect copyright.PENANA0pD77h0Vxm
58Please respect copyright.PENANA1slUxndI3q
“Belum pulang, Ja?” Tiba-tiba sebuah suara menyadarkanku dari keheningan ini. Kulirik ke arah datangnya suara. Rupanya bi Iyah dan Mang Oyes lewat di pematang sawah, samping saung. Mereka adalah tetanggaku. Bi Iyah ngélék (mengapit di antara tangan dan pinggang) baskom bekas bekal makan siang, di belakangnya Mang Oyeh memikul kayu bakar.58Please respect copyright.PENANAIryX9ws6DF
“Belum bi, mang. Tadinya mau menunggu gerimis berhenti, tapi sepertinya tidak akan reda sampai malam nih,” jawabku.58Please respect copyright.PENANAnNaewZrMhu
“Hayu atuh pulang bareng.” Kali ini Mang Oyeh yang mengajakku pulang.58Please respect copyright.PENANADWTPP5nlM4
“Iya mang.. hayu…”. 58Please respect copyright.PENANABZdGpHVPZ9
Kulempar puntung rokok, lalu kupanggul rumput pakan si kambing.58Please respect copyright.PENANAPqnNao5H51
58Please respect copyright.PENANA2GSRUHUi02
Di bawah rintik hujan, kami beriringan menyusuri pematang sawah. Setelah menyeberangi lebak (sungai kecil), kami menapaki jalan setapak yang mendaki. Tentu saja jalannya agak licin. Namun gerimis yang membasahi tubuh kami tidak menjadi penghalang untuk pulang. Kami sudah terbiasa bersahabat dengan alam. Sambil berjalan kami bercerita tentang cuaca yang cukup bersahabat di musim tanam ini. Mang Oyeh bercerita bahwa sawahnya sudah selesai dicangkul dan lusa akan segera ditandur (di tanam benih). Dan aku menceritakan bahwa aku telah lulus SMA, kemarin baru perpisahan.58Please respect copyright.PENANA76LZ2e666x
58Please respect copyright.PENANAXufbSmT7jg
“Lalu kamu mau melanjutkan ke mana, Ja?” Tanya bi Iyah.58Please respect copyright.PENANATipPhiScgC
“Sementara ini saya di rumah saja, bi, membantu bapak dan ibu di sawah.”58Please respect copyright.PENANAaBBE3gRBGS
“Sayang atuh kalau sekolah tinggi-tinggi tapi akhirnya bersawah juga. Jarang loh anak kampung kita yang bisa sekolah sampai SMA.” Lanjut bi Iyah.58Please respect copyright.PENANAIYot2XJxt0
“Yah.. mau gimana lagi bi. Nanti saya pikirkan lagi… siapa tahu ada tawaran kerja buruh di kota. Lebaran depan katanya Si Ilham akan pulang. Siapa tahu ada lowongan.” Ilham adalah teman sejak masa kecilku yang baru sama-sama lulus SMA. Namun setelah lulus ia ikut pamannya ke kota dan sekarang jadi buruh di pabrik tekstil.58Please respect copyright.PENANAUskJMDBdwt
58Please respect copyright.PENANA3dNM1AoQGt
Kami terus mengobrol seraya menyusuri jalan setapak. Setelah menaiki tanjankan kami berbelok ke kiri menyusuri lereng. Sebelah kanan kami adalah perkebunan kopi, dan sebelah kiri -di bawah kami- berbaris pematang-pematang sawah sepanjang lereng bukit. Sebagian sudah selesai ditandur dan sebagian lagi barus beres dicangkul.58Please respect copyright.PENANAqD3xkIyQMD
58Please respect copyright.PENANAR8o7uuuE7f
Tak terasa kami sudah sampai pinggir kampung. Di sana ada kolam ikan milik pak RT yang di salah satu pinggirnya ada pancuran tempat mandi. Pancuran ini hanya ditutupi oleh bilik bambu. Ketiga sisi ditutupi oleh bilik yang cukup tinggi, namun satu sisi hanya setengahnya supaya orang bisa melangkah dan masuk. Airnya berasal dari parit dan dialirkan melalui batang bambu yang disambungkan satu sama lain. Tentu saja airnya sangat bersih karena berasal mata air di hulu lebak.58Please respect copyright.PENANAktuu8sOg2A
58Please respect copyright.PENANA9xNxDizlwc
"Ja, kami mau mandi dulu. Mangga kalau kamu mau duluan." Kata bi iyah.58Please respect copyright.PENANAiYDGOCo4oI
“Saya juga mau sekalian mandi kok.. biar tidak bolak-balik. Mamang ama bibi aja duluan. Saya menunggu di sini.” Balasku.58Please respect copyright.PENANAJQpmgOAhPI
“Mangga atuh, kami gak lama kok.” Sambung bi Iyah.58Please respect copyright.PENANAKZZrRlwsPS
58Please respect copyright.PENANAb9nKWvQG0d
Lalu kuletakkan rumput dari pundakku. Aku berteduh di bawah pohon pisang yang jaraknya kira-kira 5 meter dari tempat pemandian. Kusulut sebatang Djarum Coklat seraya menghadap ke lembah. Namun begitu, aku masih bisa melihat ke dalam bilik mandi, karena berada di sisi yang berdinding pendek.58Please respect copyright.PENANACD9vPsQ9r4
58Please respect copyright.PENANAUkF3pHgZ5r
“Sungguh indah,” batinku.58Please respect copyright.PENANAEgLS1wgj52
58Please respect copyright.PENANAlnTsNQUHm5
Di sebelah kiri membentang perbukitan yang hutannya masih alami, di bawahnya nampak perkebunan kopi milik warga yang menghijau. Di bawahnya lagi adalah lembah yang menjadi lahan pesawahan. Nampak lebak yang tadi kami seberangi yang meliuk membelah area pesawahan. Keindahan alam ini berpadu dengan suara gerimis dan air pancuran, dilengkapi dengan melodi binatang senja yang bersahutan. Di deretan atas sebelah kananku, nampak rumah-rumah warga yang mengepulkan asap dari tungku dapur. 58Please respect copyright.PENANALoFoTYBQj6
58Please respect copyright.PENANAIs232ei3ca
Ya.. ini adalah jamnya ibu-ibu memasak dan juga adalah momen kebersamaan dalam keluarga. Karena pada senja seperti inilah, para ibu memasak dan para bapak dan anak-anak bekumpul di sekitar tungku untuk menghangatkan badan seraya menunggu masakan matang.58Please respect copyright.PENANAaObpTKebGd
58Please respect copyright.PENANAsD485wzYYw
“Mamang duluan, Ja.” Mang Oyeh memudarkan lamunanku.58Please respect copyright.PENANAsutSWkr4Bi
“Oh iyah mang, mangga.” Jawabku dengan sedikit menoleh.58Please respect copyright.PENANA97PJS4gbfN
58Please respect copyright.PENANAQKBgNotTpz
Mang Oyeh pun beranjak. Tampak ia mengenakan celana basah dan bertelanjang dada; ia beranjak sambil memikul kembali kayu bakar yang ia bawa dari ladang. Hal seperti ini sudah biasa di kampung kami. Kalau musim hujan begini, kami biasanya baru akan mengeringkan badan di rumah dan berganti pakaian dengan baju kering. Sementara ibu-ibu akan menutupi badan mereka dari dada sampai bawah dengan sarung atau samping (kain, jarik) -yang juga basah- sebelum berganti di rumah. (Note: alat mandi sudah kami siapkan pagi-pagi sebelum ke sawah, sehingga sorenya kami tidak perlu pulang dulu).58Please respect copyright.PENANAw5xLnGuh8M
58Please respect copyright.PENANAjNxYBpZ67M
58Please respect copyright.PENANApWRixUMDVC
Kulirik ke arah pancuran. Walau hanya keliatan punggungnya, tampak bi Iyah baru saja selesai mencuci pakaian kotor dan melanjutkannya dengan mencuci perabot makan bekas bekal mereka. Rupanya tadi mereka masuk berdua, sementara Mang Oyeh mandi, bi Iyah mencuci.58Please respect copyright.PENANAp3KiWEaDNM
58Please respect copyright.PENANAULwwuRwyLL
Wanita berusia 40 tahun itu tampak masih seksi dan menggoda. Rambutnya tergerai basah. Badannya masih kelihatan kencang… mungkin karena terbiasa kerja keras di sawah dan ladang. Kulitnya kuning langsat seperti kebanyakan perempuan Sunda. Kedua payudaranya standar, tidak terlalu besar atau kecil, tapi tampak sekal.58Please respect copyright.PENANAHcQ1EaNBM7
58Please respect copyright.PENANAJE4p7CO1ZG
Setelah hening beberapa saat. Bi Iyah mengajakku ngobrol sambil tetap mencuci.58Please respect copyright.PENANAJrf7YCbL9t
58Please respect copyright.PENANAdo1kivwxel
“Kamu pacaran ama Sae, ya Ja?” Tanya bi Iyah. Sae adalah keponakannya, anak pertama kakaknya, Bi Euis yang menikah dengan mang Sakri. Ia juga adalah teman sejak masa kecilku.58Please respect copyright.PENANAVqu3LStkAn
“Ah nggak kok bi. Bibi mah ada-ada ajah…” Jawabku.58Please respect copyright.PENANAcNnphv23YB
“Jangan bohong kamu. Bibi perhatikan kalian sangat dekat.”58Please respect copyright.PENANA7xADZK0GDy
“Beneran bi. Kami hanya temenan. Kan udah berteman sejak kecil.”58Please respect copyright.PENANAbAohbiw19m
“Masa?” Cecar bi Ijah.58Please respect copyright.PENANAd9DmHysgqe
“Ah bibi mah gak percayaan pisan. Kalau gak percaya bibi tanya aja sendiri ama Sae.”58Please respect copyright.PENANAcJSK2B14ib
“Tapi kalian cocok loh. Kenapa gak pacaran aja? Atau mau bibi jodohkan?”58Please respect copyright.PENANA8BWQ7biuuf
“…..” dug. dug. dug.. jantungku berdetak kencang. “Mau, bi.” Jawabku, tapi hanya dalam hati.58Please respect copyright.PENANAcz6pMUOOLZ
“Kok diam? Hayoo berarti suka kan?” Tampak bi Iyah menoleh dan memperhatikanku.58Please respect copyright.PENANAbHdha30QXe
58Please respect copyright.PENANA7Up4Jf5thJ
Pipiku serasa panas. Tapi lidahku terasa kelu untuk menjawab.58Please respect copyright.PENANAbVe0yXpm3q
58Please respect copyright.PENANAkAluL3zcxR
“Hahaha… dasar kamu. Ya udah nanti bibi bilang ke Sae kalau kamu suka dia.”58Please respect copyright.PENANA68qgCE6T91
“Aduh.. jangan bi. Malu sayanya… Kami bener temenan aja kok bi.”58Please respect copyright.PENANACuhj58sAUN
“Udah jangan ngeles… Ganteng-ganteng kok gak punya nyali. Ya udah bibi mau mandi. Kamu jangan ngintip!”58Please respect copyright.PENANAVI8DsO97QP
“Mangga bi.”58Please respect copyright.PENANALRV5jzYvJh
“Aku sayang dia bi.” Batinku. Mana berani aku.. malu…58Please respect copyright.PENANAum9L0hZbsh
58Please respect copyright.PENANAmurVHFwspJ
Jangan ngintip! Aku teringat ucapan terakhir bi Iyah. Otakku malah menjadikan larangan itu untuk melakukan hal sebaliknya. Kuperhatikan sekitar takut ada orang yang lewat. Aman. Sepertinya kami adalah orang yang pulang paling akhir hari ini. Dengan deg deg an aku melirik ke arah pancuran. Tampak bi Iyah sudah membuka bajunya dan sedang membuka BH nya yang berwarna hitam. Kulit punggungnya yang kuning langsat tampak mengkilap kena air.58Please respect copyright.PENANArExazOi64U
58Please respect copyright.PENANAHZECkoWNOB
Dan… Jantungku terasa copot ketika bi Iyah beranjak setengah berdiri untuk melepaskan celana panjangnya. Seperti gerakan slow motion di film-film ia menurunkan celananya dan menaikan kaki kirinya untuk melepaskan celana itu. Pinggul itu… duh… bulat dan lebar. Mulus tanpa noda. Lalu ia menaikan kaki kanannya dan melorotkan celananya. Tubuhnya semakin menungging. Celana dalam warna krem tampak melar dan ngejeplak selaras dengan warna pinggulnya yang semakin lebar.58Please respect copyright.PENANAqkP3ZKyOek
58Please respect copyright.PENANAxVWreP9bIm
Tampak ia mau melirik ke arahku. Segera aku mengalihkan pandangan ke arah sawah dan bersikap seolah sedang menikmati pemandangan senja. Fiuuuh… hanya sepersekian detik aku berhasil mengalihkan pandangan ini sehingga tidak ketauan mengintip. Dari sudut mataku kulihat bi Iyah hanya menengok sebentar, lalu ia menurunkan celana dalamnya.58Please respect copyright.PENANAf6H60XSonl
58Please respect copyright.PENANAm6KMHROFxO
Dug…dug…dug…58Please respect copyright.PENANAN2ODu8eJd1
58Please respect copyright.PENANA53edsokQNp
Jantungku berdetak kencang. Mulutku sedikit terbuka… dan di bawah sana ada yang menggeliat… terasa sakit di dalam celanaku. Bokong itu… ah… betapa seksi dan menggemaskan. Aku termangu dan badanku terasa kaku, sekaku si junior.58Please respect copyright.PENANAiPzNxEhfqq
58Please respect copyright.PENANArLPsenflz2
Dua detik yang mendebarkan. Karena tak lama setelah itu bi Iyah berjongkok dan hanya keliatan punggungnya. Tanpa curiga ia mulai menempatkan dirinya di bawah pancuran dan membasahi tubuhnya.58Please respect copyright.PENANAZz7Pml1TS1
58Please respect copyright.PENANAuMhGfjeX2C
Mataku seolah enggan berkedip. Meski ketutup rambut, sebagian besar punggungya masih kelihatan. Bersih, tanpa noda.58Please respect copyright.PENANA6C1Rzby6vU
58Please respect copyright.PENANA166prvo3JQ
Gelap mulai merambat, alam pun meremang; dan gerimis pun masih enggan mereda. Seiring dengan itu pikiranku jernihku terasa mulai “gelap” dan basah tubuhku tak menjadikanku menggigil kedinginan, tapi sebaliknya, malah terasa panas.58Please respect copyright.PENANA6ObgshNKDJ
58Please respect copyright.PENANABA1h9LRMks
magrib sudah merasukiku. Entah keberanian dari mana, aku melangkah mendekat. Bi Iyah sedang membasuh mukanya di bawah pancuran. Suara air yang deras membuatnya tak menyadari kalau aku sudah mendekat di belakangnya.58Please respect copyright.PENANA5fMRAT4hc3
58Please respect copyright.PENANA4skrrf0xPy
Jarakku dengan bi Iyah sudah sekitar 1,5 meter. Dan aku sudah bisa melihat seluruh tubuhnya yang sedang berjongkok di bawah air yang mengucur. Bi Iyah kemudian mundur dari bawah air dan mulai menggosok tubuhnya dengan sabun batangan. Pertama-tama ia menyabuni mukanya.. setelah membilas sebentar ia kemudian menyabuni lehernya. Turun ke dada… agak lama ia menggosok bagian itu dengan busa sabun. Karena pikiran kotorku, gerakan itu bukan seperti menggosok tapi seperti meremas payudaranya sendiri. Meskipun aku tak bisa melihat payudaranya secara langsung, karena posisiku di belakang, kegiatan bi Iyah nampak eksotis. Aku tak tahan lagi… kuturunkan celanaku. Tuing… si junior menyembul dengan gagahnya.58Please respect copyright.PENANA0r9XyHmcp2
58Please respect copyright.PENANAgRvkCdHTMU
Tanpa mengalihkan pandanganku dari tubuh bi Iyah, aku mulai mengelus si junior. Kurapatkan bibirku agar tak bersuara. Tampak bi Iyah melebarkan pahanya dan menggosok selangkangannya dengan busa sabun, pinggulnya tampak menggeol seksi. Kepalanya sedikit menunduk seolah sedang memperhatikan selangkangannya. Cukup lama ia menggosok area itu… ah seandainya aku bisa melihat dari depan pasti akan sangat seksi. Kupercepat kocokanku..58Please respect copyright.PENANA9okYppF9mC
58Please respect copyright.PENANAZLyCc30dGN
Kualihkan pandanganku pada bokongnya yang sedikit bergoyang karena gosokan di kemaluannya. Bokong yang sangat besar dan menggairahkan. Ingin rasanya aku menggantikan tangan bi Iyah untuk menyabuni kemaluannya sambil menyempelkan si junior di bokongnya. Melihat pemandangan itu dan ditambah fantasiku, kocokanku pun semakin kencang. Aku menuju puncak. Nafsuku sudah di ubun-ubun.58Please respect copyright.PENANABIw2Aql0uu
58Please respect copyright.PENANAXUA2v1eC4i
DUG DUG DUUUUG.58Please respect copyright.PENANAH478BpIbVa
58Please respect copyright.PENANAqalH3AAMeL
Croooottttt…58Please respect copyright.PENANAY3jvbrJBWL
58Please respect copyright.PENANACgMALWwN6B
Tubuhku bergetar, si junior memuntahkan cairan kental beberapa kali seiring suara bedug magrib dari masigit. Aku terengah-engah… terasa nikmat sekali. Inilah kegiatan mengocokku yang paling cepat keluar. Mungkin karena terlalu bernafsu sehingga aku cepat keluar. Tubuhku terasa lemas dan si junior masih berkedut-kedut. Dengan sempoyongan aku menjauhi bi Iyah. Sedikit akal sehatku memberi tanda, sebentar lagi bi Iyah akan menyabuni punggungnya, dan pada saat itu bisa saja ia sedikit menoleh ke belakang. Bisa kiamat hidupku kalau ketauan. Aku menaikan celanaku dan duduk di rumput. Nafasku masih tersengal.58Please respect copyright.PENANAxNyXziONen
58Please respect copyright.PENANAIqDcAFcZmj
Perasaan lega. Takut. Menyesal. Semua campur aduk menjadi satu.58Please respect copyright.PENANAsZyANvP5vl
58Please respect copyright.PENANAMG4euBgL1F
Waktuku pun terasa melambat.58Please respect copyright.PENANAsJ7bIfjxau
58Please respect copyright.PENANAqen6xSuqq6
“Ja, bibi duluan.” Suara itu menyadarkanku.58Please respect copyright.PENANAOABOnE6Qc0
“I..iya bi.” Aku beranjak sambil tersenyum kecut.58Please respect copyright.PENANAzB8sxszkyQ
“Jangan ngelamun bada magrib looh… kesambet kamu nanti.”58Please respect copyright.PENANAZDOp8J3z89
“I..iya bi. hehehe..”58Please respect copyright.PENANAS46a0CspmQ
58Please respect copyright.PENANANk7M1RqpC7
Tak ada ekspresi kecurigaan dari bi Iyah. Aman. Berarti ia tidak tahu.58Please respect copyright.PENANAZgXSIOVVqT
58Please respect copyright.PENANATBFyLj0nA4
Ia pun beranjak pergi. Tubuhnya yang hanya dililit kain basah tampak seksi. Setengah pahanya kelihatan, dan pinggulnya menggeol dengan sangat menggoda. Aku segera mengusap wajah dan masuk ke dalam pemandian.58Please respect copyright.PENANAIOVHSBM1Iv
58Please respect copyright.PENANAiCidrsSrHt
Aku segera meloloskan semua pakaianku.58Please respect copyright.PENANAaFcRxolJoD
58Please respect copyright.PENANA6RSsja4zlH
Clep… aku menginjak sesuatu yang lembab dan basah. Kuarahkan pandanganku ke bawah…58Please respect copyright.PENANAIwlACzFZOY
58Please respect copyright.PENANAPl1eygB4o5
Jreng… ternyata aku menginjak celana dalam berwarna krem yang tampak mengkerut habis diperas. Jangan-jangan… Ya bukankah ini celana dalam yang tadi bi Iyah pake? Bener, pasti aku gak salah lagi. Mungkin tadi jatuh.58Please respect copyright.PENANApYA0orK4nZ
58Please respect copyright.PENANAaXLzMIcwrV
Kuraih celana itu, dan kucium. Tercium aroma sabun, tapi yang muncul di pikiranku adalah bau kewanitaan bi Iyah. Tubuh seksinya terbayang kembali. Si junior kembali merambat naik. Tegang lagi. Kubalutkan celana dalam bi Iya ke batang Junior dan menggosoknya pelan. Aku memejamkan mataku sambil membayangkan kalo si junior sedang berada di dalam memek bi Iyah. Hah..hah…hah… aku mulai tersengal seraya menaikkan tempo kocokanku.58Please respect copyright.PENANAB1HVEwquy6
58Please respect copyright.PENANAZ7YGJIALek
“Enak bi.. hah hah.. ayo digoyang bi. Ooh… memekmu enak sekali bi.” Aku bergumam sambil terus mengocok.58Please respect copyright.PENANAeqVHQ6m9za
“Ja, ngapain kamu? Gak puas setelah ngintip bi Iyah sambil ngocok?”58Please respect copyright.PENANA2HoWdtFwSs
58Please respect copyright.PENANAFDNk9bycaD
Jantungku seakan berhenti berdetak. Refleks kulepaskan tanganku dari celana dalam bi Iyah, sialnya dia masih melilit si junior. Kubuka mataku dan menengok ke belakang.58Please respect copyright.PENANAG8xwPj2XuR
58Please respect copyright.PENANAjGD3xmjRV5
“Ibu…”58Please respect copyright.PENANAZoGeWiS348
58Please respect copyright.PENANAYelRRHI1Ns