Escape from Mall…………………………..10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡViiA0fRm8a
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZOmYATbcws
“Jadi gimana dong? Masa tante harus kembali ke parkiran telanjang bulat gini sih?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH9A2uqj0DO
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMi6hK6nI77
“Ya mau gimana lagi tante… selendangnya gak ketemu sih…” ujar teman-teman Tedi santai masih berpura-pura tidak tahu. Mereka memang tidak punya niat untuk mengembalikan selendang itu. Mereka ingin mengisengi ibu teman mereka ini. Sungguh kurang ajar.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡguup1D1LBG
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9XQbuhqAPn
Rasti sendiri juga curiga kalau teman-teman Tedi itulah yang menyembunyikan selendangnya. Meskipun kalau memang merekalah pelakunya, Rasti malah memilih untuk mengikuti permainan mereka ini.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4TqKxSZs8T
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6pVQ2fKbn0
Mereka kemudian berembuk bagaimana mencari jalan keluar yang aman bagi Rasti. Sebagaimana banyak mall lain, tiap lantai di mall ini ada tempat parkir mobilnya. Di lantai tempat mereka berada, pintu keluar ke tempat parkir lantai itu hanya berjarak 10-15 meteran dari komplek pertokoan yang kosong itu. Akhirnya disepakati solusinya Rasti ditinggal di situ bersama Bobi, sedangkan Tedi dan teman-temannya turun mengambil mobil yang diparkir di basement untuk di bawa ke lantai atas. Untunglah Tedi sudah bisa nyetir.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUE9vG4hHIM
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ63rAZO2odf
Saat Tedi dan teman-temannya pergi, Bobi mulai rewel. “Cayaaangk… bentar ya kak Tedi sedang pergi ambil mobilnya buat jemput mama ke atas. Duh, kamu haus ya… maaf ya tadi susu mama masih dibuat mainan sama pak satpam. Hi hi hi… Yuk mimik susunya sekarang…” Sungguh cara seorang ibu becandain anak yang tidak lazim. Tapi bagaimana lagi, itulah Rasti yang sekarang merasa sexy sekali telanjang di situ sendirian, menyusui bayinya, sementara di seberang sana dia bisa mendengar sayup-sayup orang yang berlalu lalang. Ada desiran-desiran perasaan di dalam dadanya yg susah dideskripsikan. Berdebar-debar, waswas, tegang, excited, bangga, malu, sensual, dan sebagainya campur aduk menjadi satu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0CpoKWNjdb
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1tzfPotJCJ
“Tedi sama teman-temannya kok lama sih… duh…” pikir Rasti gemas setelah 15 menit berlalu. “Pasti mereka sengaja berlama-lama... Paling ini juga bagian dari fantasi mereka. Dasar!” Tebak Rasti. Ya, Tedi memang sengaja meninggalkan ibunya sejenak bertelanjang bulat di tempat ramai sendirian. Teman-teman Tedipun terpuaskan fantasinya mengisengi ibu teman mereka yang seksi itu. Untunglah memang di situ sangat aman. Rasanya tidak akan ada pengunjung yang masuk ke kompleks pertokoan yang jelas-jelas masih kosong itu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqy1eY0ZAU5
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡir9ua3nBYF
Bobi cuma sebentar menyusu, dan kini dia sudah tertidur di gendongan rasti. Gara-gara Tedi tidak datang-datang, perasaan campur aduk yg dirasakan Rasti tadi makin menjadi-jadi. Rasti kemudian iseng-iseng jalan melenggak-lenggok di lorong pertokoan kosong itu bak peragawati. Berpose-pose di depan kaca toko yg besar-besar itu dengan gaya binal, mengekspos payudara dan selangkangannya sambil berkhayal jadi model porno. Rasti merasa geli sendiri dengan tingkah konyolnya itu. “Ah dasar kurang kerjaan,” cibirnya pada diri sendiri.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0a38cQ0NlU
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSxK4Fw4s9n
“Duuh Tedi lama amat sih... tega banget sama mama... kalo mama ketahuan orang trus diperkosa rame-rame gimana coba? Iih jangan-jangan kamu malah kegirangan ya sama temen-temenmu? Dasar... kayak tadi kamu seneng kan mama diperkosa pak satpam?” Rasti mulai ngomong sendiri dalam hati. Membayangkan persetubuhan yang baru saja dilaluinya Rasti jadi senyam-senyum sendiri. Ah, malah jadi horni lagi dia sekarang.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe4fzyfPavz
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUCt8KPttRQ
“Duh, Tedi.. mama dingin nih…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqTOtbuRtAu
“Pak Ratnooo... sini dong entotin Rasti lagi... Hi hi hi……” Pikiran Rasti mulai liar tidak jelas, dan dia menertawakan dirinya sendiri juga. Rasti mengintip-ngintip ke seberang mall. Aah, sekarang di sana terlihat sepi juga... tidak dilihatnya pengunjung lalu lalang. Lantai atas ini memang pada dasarnya belum full beroperasi, jadi jarang pengunjung yang naik.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ20GFQCU7vh
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ73TRHgzl0A
“Kayaknya asyik kali ya kalau jalan kesana, belanja-belanja sambil bugil. Pasti heboh banget, hi hi hi…” Rasti mulai berkhayal sambil melangkah keluar komplek pertokoan itu dengan bergaya, tapi... langsung lari masuk ke dalam lagi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhbcY6cjdJ1
“Hi hi hi... ga jadii...” Rasti excited sendiri kayak anak-anak sedang main petak umpet. Kemudian ngintip-ngintip lagi. “Kayaknya sepi deh... kayaknya kalo jalan keluar sampe atrium aman.” Rasti berjingkat keluar, tapi sudah sampai keluar setengah jalan menuju atrium, dilihatnya orang di seberang atrium, Rasti pun buru-buru lari masuk lagi. Tingkah dan ekspresinya yang malah kegirangan sungguh sangat menggemaskan. Ya, bagaimanapun Rasti memang masih sangat muda, masih suka main-main, bercanda, serta konyol-konyolan seperti remaja.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCahkXOvM18
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSmtBLE6k1T
“Aah payah… Ah penakut... Ayo keluar...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZvoh7CM7g5
“Gilaa Ah...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyat6meOQMA
“Paling-paling dikira orang gila trus dilaporin satpam...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvjQxB1IfwS
“Ketemu pak Ratno lagi dong?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZhVoJFGC82
“Iya...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG5XIs4mM94
“Dientot lagi dong...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFMEuFUlNFk
“Ihh… asyik kan?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjPSRd8AmJV
“Aah nggak Ah, Pak Ratno mah jelek... mas Adi itu lho yg nggemesin.”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQmc86R4dB6
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiX2iXQqZzE
Rasti malah jadi berdebat dengan diri sendiri. Konyol. Untung kegilaan Rasti cuma berakhir di khayalan yang ngaco gara-gara kurang kerjaan. Tapi membayangkan aksi itu memang menjadi keasyikan tersendiri bagi Rasti. Libidonya naik.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfDIuVTdy7I
“Huhh… puas kamu Tedi ngerjain mama kayak gini? Bandel deh kamu...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzyvFTP4LsW
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBrmM5cKMbr
Tiba-tiba, glek!10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU3ywR4ygjV
Di tengah Rasti asyik mengintip dan berkhayal, dia melihat sesuatu yang membuat jantungnya berhenti sesaat. Gawat! Sekelompok orang datang dari bawah dan begitu sampai di lantai itu, mereka langsung berjalan menuju ke arahnya! Mereka bukan pengunjung mall! Tampaknya para tukang yang mengurusi pengerjaan pertokoan kosong yang memang tampak belum selesai itu. “Aah, kenapa mereka mulai ngerjainnya siang-siang begini? Aneh sekali...” Pikir Rasti panik. Tapi yang penting apa yang harus dia lakukan? Di tengah panik Rasti malah menghitung-hitung jumlah tukang itu. Duuh… Ada sekitar 9 orang! Darahnya berdesir. Tubuhnya seketika menghangat. Sungguh sensasi yang susah digambarkan. “Aduuh... gimana nih, Tediii... tolong Mama!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfCoD7k2mjn
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH8iiFqo79p
Saat-saat genting Rasti akhirnya mempunyai ide. Dia akan pura-pura pingsan!10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuw7DmFsh9k
“Ya…!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ZIGGcOIhR
“Haah, ide macam apa itu?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtrZIrVu2S3
“Biarin... emang ada ide lain?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkQbApmgZgU
“Lari aja…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHkFvMs6SSC
“Lari ke mana?!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtRsPfQNjUG
Lagi-lagi Rasti berdebat dengan diri sendiri. Secepat kilat Rasti ambil posisi di atas kardus tempatnya dientot oleh pak Ratno tadi, Bobi ditaruh di sebelahnya di lantai.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDRc5VdlYkX
“Maaf ya sayaang.. bentar aja kok.” Ujar Rasti pada bayinya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvyYL3Pk45W
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYOsMjqmbUX
Para pekerja itu makin dekat dan akhirnya benar-benar masuk ke komplek pertokoan itu. Alangkah terkejutnya mereka mendapati sesosok wanita bertelanjang bulat tergeletak dengan bayi di sampingnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIPbF8GEi3f
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfOJ7x4Vcld
“Wow!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFUL3QS0rJG
“Wiih Siapa nih?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZjVU2U258A
“Kenapa dia?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8vMn13kZzo
“Wuih cantik coy!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpaB3FHhjEh
“Buset bening...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzc82VwmHDY
“Itu bayinya?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4mcuwfTaoI
“Masih hidup nggak tuh??” Mereka berkomentar macam-macam melihat keadaan ini. Rasti hanya bisa mendengarkan sambil berdebar-debar. Dadanya serasa digedor-gedor dari dalam. Dia merasakan ada yang mendekat dan… Tiba-tiba dia merasakan kakinya diraba-raba. Seet… Rasti menelan ludahnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDuDtXXqlMO
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpYZ7y3fH7x
“Mulus bro...!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwEw2zrchCn
“Gilee... ga nahan…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT1Mgjz6Qh9
“Anjriitt, sumpah beneran cantik ternyata…!” Ujar si peraba itu yang kini menyibak rambut yang menutupi sebagian wajah Rasti. Dia kini melihat jelas wajah Rasti yang elok. Satu tangan lagi dirasakan Rasti meraba kulit mulus kakinya dan menjalar sampai ke paha Rasti. Benar-benar bimbang Rasti dibuatnya, detak jantungnya berdebar makin keras. Haruskah dia bangun sekarang?10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpRw1ZN38IM
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJNmfLKxGsm
“Heeh apa ini??” tiba-tiba terdengar suara lain yang lebih berwibawa.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCbEVxvb6Dt
“Eeeh.. ng nggak bos… ii... Ini boos...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNNYgwEH2OV
“Hah? Siapa dia? Kenapa kok tergeletak disini...?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZzyTGqP14U
“Yaa ga tau bos, kita datang udah kayak gini keadaannya...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFElBURSRtZ
“Itu bayinya?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94W2zr0HQh
“Ya kemungkinan... bayi siapa lagi? Gimana nih bos?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjWaQY5vGDf
“Ambil bayinya, gendong dulu... kasihan..."10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEW64wWseRT
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSt09SUK5CX
Rasti lalu mendengar langkah kaki menghampirinya. Lalu... set, dia merasakan tubuhnya ditutupi dengan sesuatu kain!10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSis52xcP37
“Non... non...” ujar pria itu berusaha membangunkan Rasti. Inilah saatnya. Rasti harap rencananya berjalan lancar!10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfYBixyzp0J
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQcJPUurj0P
Rasti pura-pura terbangun dalam kekagetan, celingak-celinguk, kebingungan, ketakutan.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGNx5WMfUvA
“Aahh...! Kyaa...! Siapa kalian?? Ini dimana....?? Tolong...! Bo... bobiii... bobi...!” Pekik Rasti bersandiwara.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMkfZcqNhhE
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMf7MhoIBmI
“Tenang non, tenang… tenang… non aman...! Kami bukan orang jahat!” Si suara berwibawa yang dipanggil bos itu dengan sigap membekap mulut Rasti, tapi dia berusaha tidak sampai menyakiti Rasti. “Non aman! Tenang dulu.... siapa Bobi?” Ucapnya meyakinkan.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtjDrGqpUO8
“Anak saya!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCBzdAazMPk
“Ini Bobi?” orang yang dipanggil bos itu kemudian menyodorkan Bobi pada Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlHtDinAI9z
“Jangan khawatir.. Dia juga aman...” ucapnya menenangkan.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXuevKw2wAs
“Bobii...!” Rasti meraih bobi dan mendekapnya. Otomatis kain yang menutupi tubuhnya yang ternyata adalah sebuah jaket terlepas dari tubuhnya. Rasti tidak peduli. Dalam hatinya Rasti sangat menikmati ini. Telanjang bulat dikerumuni banyak pria asing tak dikenal.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ93I1ZBKZCU
“Wow..” gumam para pekerja itu. Glek... jakun, mereka naik turun melihatnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWNYueUpEuY
“Non kenapa disini? Telanjang begini, apa yg terjadi?” Kata si bos yang kini Rasti mencermati wajahnya. Kharismatik juga. Rasti cuma menggeleng-geleng cepat, pura-pura bingung.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx4j6RkH4pi
“Ambilin minum!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSbato6TcmU
“Iya bos.. ini.. bos.”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsbQBA9rbwU
Rasti menerima minum yang ditawarkan. Saat Rasti minum, si bos menutupi tubuh Rasti kembali dengan jaketnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdCUUAg6z5A
“Non bisa ingat-ingat tadi sebelum pingsan, non sedang apa? Sama siapa?” Rasti celingak-celinguk berlagak bingung mencari sesuatu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHpRDotC9to
“Kami tidak menemukan apa-apa bersama non di sini selain anaknya non... ee.. Bobi ya namanya...? Tapi tidak ada pakaian, tidak ada tas, atau apa pun lainnya...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpRahtHkruc
Rasti makin terisak.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgKz1pEJsuC
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL5DpWsnAkW
“Duh, actingku lumayan juga. Hihihi, bakat nih” dalam hati Rasti memuji diri sendiri.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1eOaO0e5ki
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3VkA2xyjwM
“Wah kasihan nih... kayaknya korban perkosaan dan perampokan...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVrwQUulSEu
“Gila... tega bener pelakunya...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZ3wlqd3MA
“Tapi lumayan juga ya, si non nya cantik bener...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuedz8jiSYz
“Anjrit, beruntung pelakunya…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPO0wPYyyfS
“Hushh! Parah lo… denger tuh si non nya…!” terdengar para tukang itu berbisik-bisik. Rasti yang mendengarnya jadi geli-geli bangga dalam hati. Padahal barusan dia bukan diperkosa, tapi malah dia yang berinisiatif mengajak kedua satpam tadi bersenggama. Dia juga sangat senang dipuji-puji cantik oleh mereka. Dasar Rasti binal.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡObtlbND5go
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCD04FRKetA
“Udah, panggil security! Suruh hubungi polisi sekalian!” Ujar si bos mengambil keputusan. Rasti yang mendengarnya jelas malah panik.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBBhEQRRfEB
“Jangaan paak… please jangan! Ga usah...!” Cegah Rasti cepat. “Saya malu pak... sudah saya ga apa-apa...” Rasti mencoba berdiri masih sambil membawa Bobi di gendongannya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ60NmklEvOc
“Eit... pelan-pelan non... jangan bangun dulu...” Si bos berusaha mencegah tapi Rasti tetap ingin berdiri. Akibatnya jaket yang hanya diselampirkan di pundaknya itu melorot lagi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp6FgVtGlWf
“Woow...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeRgWTndImn
“Ihiiy…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzob7t4hsiz
“Ga bosen-bosen nih…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOH04rhE4Oz
Riuh suara pekerja itu membuat si bos geleng-geleng kepala.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4HIhAOE0xv
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ95Uidq8Iu5
“Aduh,” keluh Rasti, tapi sejatinya di dalam hati teriak, “yes!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiyJM64xUJu
Si bos kemudian buru-buru memakaikan jaket itu lagi. Rasti pasif saja menuruti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaEJuhPEK8C
“Aah si bos niih...” gumam para pekerja itu lagi kecewa, mereka tentunya ingin terus menikmati pemandangan indah tubuh Rasti yang polos.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu8oSX2UErO
Karna tangan rasti mendekap Bobi, jaket itu lagi-lagi hanya bisa ditaruh di pundak Rasti. Jadi bagian depannya masih terbuka, termasuk bulu-bulu halus di selangkangannya terlihat jelas. Bahkan cairan kental yang mengalir dari vaginanya juga disadari oleh para tukang. Sungguh seksi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwObAKGNmaf
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1rroA6CVgT
“Wah bener korban perkosaan nih... kasihan ya...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjSnF6kf20N
“Kasihan apa pengen?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq6zjokt4hF
"Gimana lagi coy... kasihan sih, tapi... seksi juga..." Di saat seperti ini Rasti malah semakin berbunga-bunga dibicarakan seperti itu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtAIr8oqRKN
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbDSOeFRzJx
Si bos yang mendengar ucapan mereka menghardik para pekerjanya. Dia lalu menyuruh salah satu dari mereka membelikan pakaian dan sisa pekerja lainnya dia suruh keluar.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9robCMqP5B
“Huuu...” koor protes para pekerja itu terdengar kompak. Si bos mendelik kesal pada tingkah anak buahnya itu tapi Rasti tertawa geli dalam hati. Puas sekali. Aah, andai bisa lebih lama. Bahkan Rasti membayangkan akankah dirinya akan dijadikan ajang pelampiasan nafsu oleh tukang-tukang itu? Brrr... menggigil sekaligus berdebar-debar Rasti membayangkan dirinya digangbang mereka semua. Rasti kemudian mengamati fisik si bos lagi. Kulitnya hitam penuh tatto, badannya kekar, kumis tebal menghiasi wajahnya menambah kesan macho. Meski beberapa uban tampak di rambutnya yang masih lebat, rasti menaksir umur si bos paling baru awal 40an. Wajahnya tidak tampan, tapi juga tidak jelek-jelek amat. Aah… Rasti jatuh hati pada si bos ini. Rasti memang gampang banget kesengsem pada pria. Dan kalo sudah kesengsem ya tubuhnya rela diberikan tanpa syarat, hihihi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY0pR6t4ub8
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7KRZu3RxZw
Singkat cerita Rasti kini di dalam sebuah ruangan salah satu toko kosong di situ, bersama si bos dan 2 orang pekerja lain yang tampaknya juga senior di antara yang lainnya. Tapi kedua pendamping bos itu lebih banyak diam. Para pekerja lain berada di luar ngintip-ngintip di balik kaca. Rasti diinterogasi, dia kini sudah memakai daster minim yang terbuka di bagian pundaknya, hanya menggunakan tali tipis yang diikat. Bahkan Rasti tidak dibelikan pakaian dalam sama sekali! Tadinya si bos memarahi orang suruhannya yang membelikan baju seminim itu. Tapi Rasti meyakinkannya bahwa dia tidak apa-apa dan mengucap terimakasih berkali-kali.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkYopMyb0ti
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHBNqQ2wpOI
Rasti cerita panjang lebar dengan cerita dan acting yang meyakinkan. Satu sisi mengiba, sisi lain berusaha menampakkan ketegaran. Dan si bos tampak sekali empati padanya. Rasti sendiri kaget dia bisa spontan mengarang cerita perkosaan dan perampokan fiktif itu dengan lancar. Dia jadi berulang kali memuji diri sendiri dalam hati. Rasti juga menceritakan alasannya kenapa dia tidak mau dilaporkan polisi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxNytbATwpA
“Tapi saya benar-benar tidak ingin ada polisi pak… Benar… Pertama, saya sekarang sangat malu… Ta… tapi… ee, lagian saya bersyukur juga ga sampe disakiti pak…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTNZkLlVKPG
Si bos yang mendengarkan manggut-manggut, tapi Rasti masih menangkap kegusaran nampak di wajahnya. Merasa belum cukup, Rasti pun melanjutkan argumennya, “Dan… ee, harta saya yang hilang tidak seberapa pak… Saya tidak membawa uang tunai banyak, tidak ada kartu kredit atau ATM, dan saya juga tidak memakai perhiasan… Ma… Makanya… Saya sangsi polisi akan berbuat banyak. Saya yakin juga polisi pasti tidak akan mampu menangkap orang yang… yang… mem… perkosa saya…” Ucap Rasti tersendat. Tenggorokannya tercekat. Meyakinkan!10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI0vWtXPN13
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpxqCnGWEVG
“Saya memilih melupakan semuanya pak…!” Pungkas Rasti sambil berusaha setragis mungkin.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrTL07PrEzK
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZlj039Gfs9
“Tapi.. non yakin…? Non rela? Pemerkosa itu harus dihukum… enak sekali dia bisa jalan bebas, pasti dia bakal nyari korban lain!” ujar si bos geram.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQR0cod47p7
“Mana ada perempuan yang rela diperkosa, tapi saya pesimis dengan kerja polisi pak… maaf, saya juga ga mau repot. Udah malu… ga ada hasilnya… apalagi kalo sampai masuk berita… memang kesal sekali pak, tapi ya mau gimana lagi… sudah nasib…!” ucap Rasti berkaca-kaca. Si bos manggut-manggut, sebagai mantan preman dia juga paham bagaimana cara kerja polisi yang memang tak bisa diharapkan untuk kasus-kasus ‘kecil’ seperti ini. Si bos benar-benar larut ke dalam cerita Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1e9DYBIl2H
“Ya udah kalo gitu non saya antar pulang…?” Tawarnya simpatik.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa8tW0NvPih
‘Duh mau bangeeet’, ucap binal Rasti dalam hati. Tapi tentu bibirnya berkata lain.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVDPWn8yjrc
“Ee ga usah pak, saya sebenernya ke sini sama anak saya yang lain dan teman-temannya. Tapi kami berpisah, mereka main-main sendiri tadi…” Rasti melirik jam dinding.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡECwnSbJg8W
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFcWI1mqYke
“Mustinya sebentar lagi mereka akan ke atas mencari saya... Eee… Saya bawa mobil pak… Oh ya… pak… saya juga akan sangat malu kalau anak saya sampai tahu apa yang terjadi pada ibunya… kasihan juga... ee… ja di…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLb7rJ17wbO
“Non ingin dirahasiakan ke anak non juga…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc5aL5GW1Fw
“Iya pak, saya malu, anak saya juga pasti… dia pasti akan sangat terpukul… dan… ee…” Rasti pura-pura kalut dan kebingungan. Si bos yang melihat itu jadi makin iba, apalagi paras Rasti yang jelita membuatnya menaruh hati.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ41lmXlkJS1
“Oke non… saya paham. Menurut saya sekarang yang penting non pulang dan menenangkan diri dulu, kalaupun nanti non ingin mengambil keputusan atau langkah apapun, jika butuh bantuan saya siap membantu.” Ucapnya tulus.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8d6j4cIWdE
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGOxkKTrMxV
----------------------10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG0Se0eMibb
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8aHB2qbyCa
Begitulah akhirnya Rasti lolos dari masalah itu. Rasti sebenarnya sudah siap mental jika harus kegangbang lagi oleh para tukang-tukang itu, tapi hidup bukanlah seperti cerita-cerita panas di forum cerpan 64.237.43.9410115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdub3d2hago
Ya, ternyata ada si bos yang fisiknya preman tapi hatinya baik. Dan… Rasti jatuh hati padanya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX0CKzBCdgu
“Ba.. bapak sudah menikah? Sudah punya istri…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSoncht97Io
“Ee… ng.. saya sudah bercerai… kenapa tanya itu?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwbOpi3SZEL
“Mm, ng..gak, soalnya bapak baik banget sama perempuan… makasih ya pak...” Rasti menghadiahkan senyum super manisnya. Laki-laki manapun pasti blingsatan mendapatkan senyuman Rasti yang dahsyat. Tak terkecuali si bos yang dari tadi sok cool ini, tapi sebenarnya dari awal juga sangat mupeng mengagumi kecantikan Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWtJmBj58wK
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQDxunQczly
Rasti memberi alamat dan nomor telepon pada si bos dan memintanya datang ke rumah kapan-kapan. Rasti berniat ingin ‘membalas’ kebaikannya, juga mengganti baju yang dia belikan. Meski si Bos berulang bilang bahwa baju itu tidak usah diganti, Rasti ngotot meminta dia datang ke rumah. Rasti ingin 'balas budi'.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOAjv9J1jAL
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMWAV6TDJ9V
Di sisi lain lantai itu, Tedi dan teman-temannya dari tadi sebenarnya sudah datang, tapi melihat banyak tukang berkerumun di komplek tempat Rasti sembunyi, mereka langsung ngumpet di pojok mall sambil mengintip penasaran. Ya, mereka bukan mengintip cemas akan apa yang terjadi pada Rasti saat itu, tapi lebih ke mupeng membayangkan Rasti sedang digangbang oleh para tukang itu. Mereka juga sibuk berpikir bagaimana caranya bisa ngintip lebih dekat supaya benar-benar bisa menyaksikan adegan yang saat itu hanya bisa mereka bayangkan sambil menahan konak. Setelah beberapa saat gelisah di pojok mall itu, mereka melihat Rasti keluar diantar oleh salah seorang tukang, kemudian Rasti membungkuk-bungkuk pada semua tukang, tampak seperti hendak pamit dan mengucapkan terima kasih. Makin mupenglah Tedi dan teman-temannya. Melihat pemandangan itu, dugaan mereka bahwa telah terjadi gangbang makin kuat. Tedi pun kemudian langsung lari menuju Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeqdph5cZKm
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFbk2xWZlvc
“Maa…” panggil Tedi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDDF9fwph4w
“Aah… itu anak saya dan teman-temannya pak… mari… te… terima kasih…!” ucap Rasti pada si bos dan para tukang yang lain lalu bergegas menghampiri Tedi sebelum Tedi sampai. Rasti memeluk Tedi erat karna berpikir bahwa si bos dan para tukang itu masih memperhatikan dirinya. Tedi sendiri kikuk dan bertanya-tanya kenapa Rasti tiba-tiba memeluknya erat.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4dBA7Efh24
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrSW1sqgd3d
--------------------------------------------------------------10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEmJ6Ro4RL0
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXO0R0fAISL
Kini, mereka semua sudah beranjak pergi dari mall itu dan kembali berkendara. Tapi Rasti masih memakai daster minim pemberian si bos tadi. Tedi dan teman-temannya pun tidak peduli, mereka seakan lupa bahwa seharusnya hari itu Rasti wajib bugil sepanjang perjalanan. Ya, kini pikiran mereka dipenuhi dengan pertanyaan apa tadi yang terjadi antara Rasti dan para tukang itu tadi di mall.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcNFyroRA51
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK1YJnSJq2L
“Ma...tadi itu gimana ceritanya?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzE5IleHwW9
“Iya tante.. cerita dong...?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNoFokImgyd
“Tante diperkosa sama tukang-tukang itu?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZdbxQgL1KL
Tak tahan penasaran, beragam pertanyaan pun terlontar dari mulut Tedi dan ketiga temannya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyN4skbCOy6
Tanpa menjawab, Rasti senyum-senyum sendiri. Aah, bikin gemas mereka saja!10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnVbQL5R5JC
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuyB9msZFZ6
“Tante digangbang! Duuh sayang banget ga lihat…” celetuk Romi. Rasti tergelak, mencubit teman Tedi itu. “Dasar kamuu… mesum melulu pikiranmu itu lho.. parah…!” Cibir Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT5PpXvgHsC
“Makanya cerita dong…?” ucap Romi nyengir.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEVufFgtOBO
“Kalian sih nakal, ninggalin Tante sendirian di sana... Huuh...!” Rasti pura-pura merajuk, tapi sejurus kemudian mengerling pada mereka sambil tersenyum menggoda, “Emangnya mau tau aja atau mau tau banget?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtnOx7oNfif
“Mau tau bangeeettt!” Keempat remaja itu menjawab kompak.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm3o0aAq1v3
Rasti tertawa.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq0AxDIoUPW
“Hihihi, ya udah kalo gitu kita pulang ya? Nanti cerita di rumah…” Rasti tidak ingin merusak khayalan mereka kalau sebenarnya dia tidak diapa-apakan.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTFSygr6byp
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwfbiTJz8W3
“Iih gak bisa gitu dong ma, petualangan kita belum selesai nih...” Protes Tedi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBiDtFZmSKv
“Hihi, ya udah kalo gitu ceritanya nanti yah? Hmmm… Gimana sayang? Jadi ke tempat itu?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡULeyq9qWpn
“Ya jadi lah ma... dah disiapin kan?” Jawab Tedi. Riko, Romi dan Jaka pun saling berpandangan. Tampaknya Tedi dan Rasti ternyata sudah merencanakan dan menyepakati tujuan keduanya ini sebelumnya, dan mereka tidak diberitahu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoWLRKwYebA
“Ted, kita kemana nih sekarang…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEWz6HFo8Fa
“Lihat aja ntar…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHsKTdzEXwL
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3JiHOsKbmu
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnpHXz3MObN
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSz8TN7EJrw
The slums old man………………………………………....10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM3Fe4FBkEY
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtBZ7p5VAQb
Mereka meluncur ke daerah pinggiran. Tidak terlalu jauh, sehingga waktu tempuhnya memang tidak lama. Tapi daerah yang dituju itu benar-benar sudah ‘pinggiran’ kondisinya. Ya, kumuh lingkungannya dan miskin penduduknya. Sebuah pemukiman di bantaran sungai yang sudah mendekati muara ke laut utara. Daerah ini hampir menuju desanya pacar Rasti semasa SMA dulu. Tapi daerah ini sangat miskin. Sebagian penduduknya ada yg jadi nelayan, tapi bukan pemilik kapal, hanya jadi awak kapal saja. Sebagian lainnya mengemis di jalan. Tidak jarang juga yang terjerumus kriminalitas, jadi maling sampai begal. Yang paling mending jadi kuli bangunan. Bagaimana dengan kaum perempuannya? Sebagian dari mereka melacur seperti Rasti, dan bagi keluarganya itu adalah mata pencaharian yang lumrah. Tapi jangan ditanya bagaimana kualitas pelacur di daerah ini. Dapat yang muda saja sudah untung, karna kebanyakan pelacur disini tua-tua! Tidak jarang usia kepala 4, bahkan ada yang kepala 5 Alias hampir jadi nenek-nenek! Ironis memang. Begitulah gambaran daerah kumuh ini.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEbSqlv0tEU
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrJ7zphSatC
Rasti dan Tedi sudah punya info tentang daerah ini sebelumnya, di desa ini mereka mengunjungi sebuah bangunan rumah yang difungsikan menjadi semacam panti jompo. Bukan hanya penampungan orang tua, tapi dulu tempat itu juga sebagai penyalur dana santunan, ada kalanya juga menjadi tempat penyuluhan dan pelayanan kesehatan, termasuk juga menangani kesehatan para lonte, mendidik mereka tentang PMS, obat-obatan, kontrasepsi, dan sebagainya. Dulu yang mendirikan adalah sebuah LSM, tapi karna minimnya dana, juga kucuran donatur yang mandeg, LSM itupun bubar dan rumah itu menjadi tak terurus. Sekarang terbengkalai, hanya ada 1 atau 2 mantan anggota LSM itu yang mengabdikan diri mengurusi rumah itu. Mereka rutin mengunjungi dan mengurusi segala keperluannya. Tapi terbatas sekali yang bisa mereka lakukan. Dan juga tidak bisa setiap hari mereka datang, paling banter seminggu sekali itu sudah untung. Pernah 2 bulan lebih tak ada kunjungan sama sekali.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcVCWkMsWF8
Rumah ini sampai sekarang masih digunakan, paling tidak sebagai base camp jika ada bantuan. Sehari-harinya rumah ini dijadikan tempat nongkrong para orang tua, main catur, kartu dan sebagainya. Tapi tidak hanya nongkrong, ada juga beberapa kakek yang tinggal di situ, menghabiskan masa tuanya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSij0zx9xxJ
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdDhuAgcZp6
Dokter pribadinya Rasti termasuk yang pernah berhubungan kerja dengan LSM ini dulunya, Rastipun tahu info ini dari dokternya itu. Lalu apa yang direncanakan Rasti dan Tedi dengan mengunjungi tempat ini? Beramal! Itu ide Tedi, dan Rasti menyetujuinya dengan antusias. Ya, Rasti di sini bermaksud menyumbangkan sejumlah uangnya. Uang yang didapat sepenuhnya dari hasil menjajakan dirinya kepada para hidung belang.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdzBLq5fmLs
Di rumah itu Rasti menemui seorang bapak tua yang mewakili penghuni lainnya secara khusus dan penduduk desa pada umumnya. Pak Unang namanya. Rasti tentu sudah janjian sebelumnya dengan pak Unang ini yang usianya sudah 59 tahun ini. Jadi sudah tampak sangat tua. Dia menyambut Rasti dengan sumringah. Tak peduli giginya yang sdh tinggal 50% dia tertawa lebar memamerkannya. Kedatangan Rasti di situ jelas menarik perhatian warga. Mobil mewah, cewek cantik putih mulus. Pemandangan indah yang jarang mereka saksikan secara langsung. Rasti dikerumuni bagai artis, dan memang itulah yang mereka kira.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9CBUX5Qs9o
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ85V9kYnkZd
Di dalam rumah, Rasti ditemui pak unang dan rekan-rekannya yang sama-sama tua. Tidak tanggung-tanggung, Rasti berniat menyumbang uang 20 juta. Jumlah yang membuat penghuni rumah itu berdecak kagum dan berbinar-binar gembira. Rasti membawa semuanya tunai dalam sebuah tas hitam kecil, mirip tas pinggang. Kecil memang tas itu, karena Rasti membawa uang 20 juta itu dalam pecahan 50 ribuan. Artinya, tas itu hanya memuat empat bendel uang.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6JPsflfRnC
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHABr07ev83
Mereka kemudian saling berbincang dan bercerita-cerita. Obrolan yang ramah dan cair, tidak tampak seperti basa-basi membuat Tedi makin mengagumi Mamanya. Dia pun sibuk mengabadikan momen itu. Rasti yang dikelilingi pria-pria tua kumuh, benar-benar objek yang menarik baginya. Pesona Rasti seakan bertambah dua kali lipatnya. Pembawaan Rasti yang membumi, tidak canggung, tidak grogi, tidak eksklusif, selalu ramah, menebar senyum dan tawa, bahkan tangannya sering juga tidak sungkan menyentuh lawan bicara, tidak ada kesan jarak sama sekali. Rasti bagai bidadari yang diturunkan dari langit khusus untuk berada di tengah-tengah mereka.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8aNKPhgTIZ
Tak bisa dielakkan, percakapan mereka kemudian menjurus ke pekerjaan Rasti yang sudah begitu dermawannya menyumbang uang sebesar itu. Tanpa malu Rastipun mengaku terus terang profesinya sebagai pelacur.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcuyigTzpIH
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYa62mktRyP
“Ooooh… Lonte……”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvqy5Kv5Kr
“Se… Serius non Rasti?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKXljYVKTG8
“Hi hi hi… ya serius lah pak, emang kenapa?” Ucap Rasti senang melihat reaksi para orang tua itu mendengar pengakuannya. Reaksi yang kurang lebih sama dengan semua pria lain yang baru tahu profesinya. Reaksi yang selalu membuat Rasti berbunga-bunga tanpa pernah bosan. Ya, bukan Rasti namanya kalau tidak begitu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR69p5rFbmB
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQvOQrBopQy
“Nggak sih… Kirain non bintang film.”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEr0rf4AP2P
“Iya, non kan cakep, kenapa ngelonte?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxBzmTyaGhm
“Lho, justru karena saya cantik kan makanya jual diri… Kalau jelek mah jual sayur aja di pasar. Hi hi hi…” Jawab Rasti geli.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6DzsEd27DV
“I ya sih… Tapi cewek sini jelek-jelek juga pada ngelonte tuh…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiXrHvb1H1T
Celetukan ini sukses memancing tawa semua yang mendengar, tak terkecuali Tedi dan ketiga kawannya yang sedari tadi hanya menjadi pendengar setia.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGIlP7gcuRe
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8JC59Sdq2f
"Wah anak saya juga kadang melonte, tapi ya hasilnya ga seberapa..." Ucap salah seorang.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkKK5ZO9RHC
“Anak lo ngaca dong, tampang begitu laku berapa emangnya? Hua ha ha…!” Respon seorang yang lainnya. Beberapa orang lainnya ikut tertawa.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9N8TOM5vsa
“Kampret lo, masih mending anak gue ketimbang si Imah tuh! Tua bangka masih aja jual diri!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTOjuJRASzT
“Tapi si Imah penghasilannya lebih besar dari anak lo!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqclDyLQt0g
“Iya ya… kok bisa begitu ya…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdR8w9tFmA7
“Ya iya laah… empotannya Imah lebih josss tau gak lo!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfm0hokI93G
“Udah pengalaman tuh! Lebih pinter muasin sopir trek. Ha ha ha…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKpWec1wPsI
Pecah tawa lagi di antara mereka. Obrolan tentang lonte sama sekali tidak dianggap tabu oleh mereka. Padahal ada juga satu dua orang ibu-ibu nimbrung di situ. Rasti sendiri yang mendengarnya hanya tersenyum simpul, kadang tertawa kecil sambil tangannya menutupi mulutnya. Sungguh cantik ekspresinya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9q48VsKytp
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOb2QgSoFOG
"Wah kalo lontenya kayak non pasti pelanggan ngantri ya..."10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRpRJsDmObU
"He he he gue pun juga pasti ikut ngantri..."10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyzqjOMimz5
"Pala lo peyang! Emang lo punya duit dari mana?"10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiNF39PzpiL
"Iye, lonte kayak neng pasti mahal ya...?"10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGRIQ3sOAHF
"Tapi neng baik banget sih... udah cantik, mau jadi lonte pula... udah gitu uangnya disedekahin..."10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwKC3V7PQKc
Bahkan salah seorang ibu-ibu ada yang ikut berkomentar, "enak ya... kalo gue secantik eneng, pasti udah jual diri gue... ga perlu repot2 jadi tukang cuci..."10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyiZOvhG3kh
Begitulah komentar-komentar yang ada sama sekali tidak menganggap tabu profesi Rasti. Bahkan memuji-muji Rasti dan kecantikannya tentu saja.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuVYbuxzKGO
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4BQJjAT8zO
Setelah obrolan agak mereda, Tedi kemudian meminta ijin sesi foto khusus untuk Rasti dengan suasana rumah itu. Entah darimana keberanian Tedi muncul. Sebuah ide terlintas begitu saja di benaknya. Tedi memperkenalkan diri sebagai seorang fotografer model. Ia menjelaskan dengan percaya diri seakan-akan memang itu sudah menjadi salah satu agenda kunjungan mereka, bahwa akan ada sesi pemotretan resmi untuk sebuah majalah pria. Penuh percaya diri, berlagak seperti fotografer profesional, Tedi menjelaskan pada bapak-bapak tua disana bahwa Rasti adalah model yang dikontrak oleh majalahnya untuk tampil di edisi bulan depan.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwHlPP4iMJc
Bapak-bapak tua itu manggut-manggut mendengar penjelasan Tedi. Rasti baru ngeh bahwa dari tadi memang mereka belum memperkenalkan diri sebagai ibu-anak.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvBmEAewNQw
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3vjR1SHTvO
"Bapak-bapak tetep disini aja ya seperti biasa. Jadi bapak-bapak ceritanya melakukan kegiatan biasa sehari-hari, yang nonton tv, main catur, dan sebagainya... nanti saya ambil gambarnya juga sebagai latar belakang. Nanti ceritanya model saya berperan jadi pelayan di sini, saya mau ambil gambarnya sedang menyapu, ngepel, nyuci, bikin minum, dan lain-lain. Oke ya pak...?" Terang Tedi panjang lebar memberi arahan.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoPcHSSSScv
Meski terkejut karna tak ada skenario sama sekali soal ini, diam-diam Rasti mengagumi anak sulungnya itu. Tedi tampaknya berbakat jadi fotografer profesional. Dalam hati, Rasti berniat menguliahkan Tedi ke jurusan fotografi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFpmi1UX3JG
Ya, memang tidak ada perbincangan atau perencanaan sebelumnya antara Tedi dan Rasti. Jelas Tedi spontan punya ide ini, pikir Rasti. Ia pun tak keberatan sama sekali mewujudkan keinginan anaknya itu. Yang mana menyuruh ibu kandungnya sendiri mengerjakan pekerjaan pelayan di rumah lusuh yang dipenuhi pria-pira tua kumuh itu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡclhkljSabd
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfx4cYrNytb
"Wah kalo pelayan begini… aiihh cakepnya..."10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo8ADwiMAxe
"Kayak film itu tuh… Inem Pelayan Seksi!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcfmp9mUTFy
“Rasti Pelayan Seksi dong jadinya… Ha ha ha…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡth7aH1Z1eD
“Kalau ini sih bukan pelayan seksi lagi, tapi bahenol…!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmsLYp7Ux9z
"Ada adegan kita dimandiin nggak? Hi hi hi…"10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgMgz5YcdpV
Celetukan demi celutukan antusias meluncur dari mulut-mulut keriput bapak-bapak tua di situ. Rasti malah menanggapinya dengan senyuman-senyuman manis yang mana makin membuat mereka blingsatan.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVMH0XPISZN
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhN85Yo7BL8
Tedi kemudian meminta bapak-bapak itu kembali ke kegiatan masing-masing secara alami, ada yang ngobrol-ngobrol di ruang tamu, main catur, nonton tv, dan sebagainya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJsyhqoZQr6
Seorang ibu dikenalkan pak Unang sebagai orang yang biasa mengurusi kerumahtanggaan tempat itu, dari bersih-bersih, masak dan sebagainya. Mpok Minah, begitu panggilannya. Ia lalu diminta untuk menyiapkan properti alat-alat seperti sapu, ember, dan kain pel.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF5G67EO5g8
"Sore ini model saya yang akan bantu bersih-bersih di sini, mpok Minah istirahat aja… bapak-bapak, nanti selama model saya bekerja akan saya ambil gambarnya… Nah, bapak-bapak nanti alamiah saja ya, jangan lihat kamera, anggap saja saya nggak ada..." Ujar Tedi mengarahkan ulang.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTrr4UPw6lC
"Kalo ngeliatin modelnya boleh nggak?"10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTem3Y15xC4
"Kalo colek-colek modelnya boleh nggak?"10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJCNBjcBRMM
Gak ada matinya celetukan mesum dari bapak-bapak itu. Rasti menanggapinya dengan senyum-senyum saja. Rasti kemudian meminta tolong mpok Minah menjaga dan mengurusi segala keperluan Bobi si bayi, termasuk memandikannya nanti. Tentu Rasti memberinya sejumlah uang. Mpok Minah berbinar melihat 3 lembar ratusan ribu yang diterimanya dari Rasti. “Siap non…” Jawabnya sumringah.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuZihRhG0Cu
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU0LJE6zHnW
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE5czWKPdXH
-----------------------------------------------------10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLVHy00iWzU
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZhrB7KhgDs
"Sayang, ceritanya mama cosplay nih ya... jadi pelayan? pake kostum maid? Tapi emang kamu bawa kostumnya? Seksi ngga kostum maidnya? Hihihi... jangan seksi-seksi ya....?" tanya Rasti yang tampak bersemangat dengan permainan ini.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiVcqwRFNFj
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVGvntCzTjp
"Nggak lah ma, kan gak kepikiran... idenya spontan aja kok tadi... mau kan Ma? He he…"10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9xTDndcmCx
"Hi hi, ya mau dong... apa sih yang nggak buat anak mama ini. Trus, mama pake daster begini aja?" tanya Rasti lagi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJI95PbZYm8
“Iya Ma… gak papa.”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKW2U3F4t3w
“Ya sudah… kamu ambil gambar-gambar mama yang bagus ya sayang…” ucap Rasti centil. “Kalian juga, tontonin tante puas-puas yah… kalian pasti suka deh… hi hi hi…” Sambung Rasti lagi mengerling nakal pada teman-teman anaknya itu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIQJhIiRLwt
“I..iya tante… pasti, he he.. Duh… asik nih…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrAvLgfAp5Q
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvSrsIQMIVW
Pecakapan itu membuat beberapa bapak tua saling berpandangan satu sama lain. Mereka bertanya-tanya dalam hati soal hubungan Rasti dan Tedi sebagai ibu anak. Tapi mereka tidak sampai mengutarakan pertanyaan itu pada rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlOS2ELgosq
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKHtViO4SXn
Rasti sudah memegang sapu, rambutnya dikuncir kuda, diapun mulai menyapu lantai beneran di ruang TV di antara bapak-bapak tua yang sedang nonton TV. Salah satu bapak mengelus pantat Rasti. Jelas dia merasa mulus-mulus saja, tidak ada tonjolan celana dalam di situ.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl5TbrYapyA
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiIsgiAXt6Y
"Wuih, ga pake daleman ya non?"10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxXWxzjKpr0
"He he cantiknya... non jadi pelayan terus aja disini, mau gak non?" Beberapa celetukan mesum dan kurang ajar lagi-lagi mengalir dari mulut bapak-bapak tua itu, seakan lupa Rasti adalah orang yang baru memberi mereka sumbangan 20 juta yang seharusnya mereka hormati. Tapi Rasti terus merespon semua itu dengan senyuman, bahkan saat bokongnya diremas, Rasti berpaling dan tersenyum centil pada bapak yang melakukan itu. Benar-benar binal!10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhQkbSEWFrs
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOZjx3AURl7
"Aduh non, jantung saya empot-empotan, non mau bikin saya jantungan ya? Iih, cantik kok gak kira-kira sih non..." Ucap bapak tua itu sambil bertingkah menggelepar. Rasti tertawa geli melihatnya, dan itu membuat muka bapak tua itu merah padam, tersipu malu merasa berhasil mendapat perhatian Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiTwFJonMOP
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdvMJtEmXQz
Plaak...! Pantat Rasti ditampar gemas.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDfJubnGUk9
“Aahh... Bapaak…” desah Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu5JNj1AKB0
“Ha ha ha....” bapak-bapak tua itu seakan jadi lupa diri sekarang. Sedangkan Tedi terus mengambil gambar ibunya yang sedang bersih-bersih sambil menerima perlakuan yang sebenarnya sangat melecehkan bagi orang normal. Perasaan Tedi cukup campur aduk melihat kekurang ajaran para kakek itu pada Mamanya, tapi dia sendiri juga memang menikmati semua itu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp418TwgWPW
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡROgxMVhkYY
"Gimana, bagus?" Tanya Rasti pada Tedi sambil terus menyapu. "Iih, ini lantainya kok kotor sih, Rasti jadi bersih-bersih beneran deh di sini…" Ucap Rasti genit.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJlmbHkuICk
"Ya maklum non, yang tinggal orang-orang tua.., jangankan lantai, kita-kita juga jarang dibersihin. Hehe... jarang mandi... Makanya nanti non Rasti mandiin bapak yah? He he…"10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡofUWFp5jL2
“Maunyaa…” Rasti menjulurkan lidah menggoda.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeK1OLYGSBR
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGqeYG4gw07
Tedi kemudian memberi kode pada Rasti, "Oke cukup, lanjut ya... mmm...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuyqC0GBjFI
“Masih nyapu?” Tanya Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsDOloIxLFN
“Iya… mm... Tapi, sekarang dasternya dibuka ya..."10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1kclbAlj7l
"Duh, maksud kamu..?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxURLXN3auZ
“Yaa… dibuka… dilepas…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUNLBQ4Dy3D
“Aah… Bugil dong...?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU6rHtLC64Q
“Iya…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcYcFTOZaV7
“Haah...” Teman-teman Tedi tidak mengira Tedi akan senekat ini menyuruh mamanya bugil di situ. Tapi tampaknya suasananya memang memungkinkan. Mereka pun antusias. Berdebar kencang jantungnya menanti apakah Rasti akan memenuhi permintaan Tedi yang pastinya mewakili semua pria yang ada di ruangan itu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRA13ZF8jOv
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7voIxuqSTy
“Asiikk...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLB4m7NWiOa
“Wow... beneran nih?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp4Lk8GSV9v
“Yuuk bugil yuukkk…!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPzyXuMRSXc
Benarlah, hampir semua bapak tua yang ada di situ merespon antusias apa yang diminta Tedi pada Rasti. Mereka kemudian mulai saling menggumam satu sama lain.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwXiH1xCRh0
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtJ9fEUC0He
Rasti melihat sekeliling, menatap bapak-bapak tua yang tidak bisa menahan ekspresi kemupengan yang tercetak jelas di wajah-wajah keriput mereka. Benar-benar wajah yang penuh harap. Rasti yang tadinya menganggap ide Tedi terlalu bahaya, kini merasa bahwa hal itu memang bisa dilakukan di situ. Rasti kemudian berpaling pada Tedi lagi, “Serius nih…?” Bisiknya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtQGRcFw715
Tedi mengangguk cepat, “Ayo dibuka dasternya…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsAsCJ5FfzH
Rasti menggigit bibirnya dan memandangi bapak-bapak di sekitarnya lagi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXfZj2FJI8b
“Ayo non…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg8J7sGRJpY
“Jangan malu-malu non… buka aja… kita gak nggigit kok…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkPlszA1HTt
“Suit… suit…!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqrUnMTC1eU
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNIb4UvDxZM
Sambil tersenyum genit, kemudian dengan gerakan pelan Rasti mengangkat tangannya menarik simpul tali daster di pundaknya. Gerakan Rasti yang mengindikasikan kepatuhannya pada instruksi Tedi benar-benar membuat semua pria yang ada di situ menahan napasnya, termasuk Tedi. Gerakan sederhana itu terlihat begitu seksi, ingin rasanya Tedi men-slow motion-kan gerakan itu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0m4B8ai7Th
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTkdSvMFAgF
Setelah tali simpul daster di pundaknya terurai, Rasti mulai memelorotkan dasternya pelan sekali, seakan bisa membaca isi pikiran semua pria yang ada di situ. Rasti benar-benar menikmati menjadi pusat perhatian sekarang. Pandangan tajam dan liar semua mata yang tertuju padanya tanpa berkedip seakan terasa menusuk-nusuk jantungnya. Bukan tusukan yang menyakitkan, tapi tusukan nikmat yang getarannya sampai dia rasakan di liang kewanitaannya yang kini mulai basah.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNc0AbJENgf
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡueGExGY1L0
"Permisi ya bapak-bapak..." Desah Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbp5nqvsygR
"Iyaa non....." beberapa bapak menjawab lirih, nafasnya memburu. Tenggorokannya tercekat, semua menelan ludah berkali-kali melihat pemandangan langka ini.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnPqCMpZVWv
Saat dasternya hampir turun melewati ujung payudaranya, Rasti menahan daster itu dengan menyilangkan tangannya, sehingga belahan dada yg sudah nyaris terbuka semuanya itu makin menonjol terekspos jelas menggoda.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvjdqWQotEr
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjqiwjlK8K7
"Ups... he he he..." Rasti tersenyum genit sambil mengerling ke arah pintu. Bapak-bapak tua itu menengok ke arah pintu dan mendapati banyak anak kecil menggerombol di situ menonton! Ada juga kepala-kepala yang nongol di balik jendela. Sejak awal memang rumah itu dibiarkan terbuka saat menerima rombongan Rasti. Entah sejak kapan gerombolan ‘penonton ilegal’ itu ada di situ.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9DUmBE6tql
‘Rame juga,’ Pikir Tedi. Dia menaksir anak-anak itu masih seusia anak SD. Tapi ada juga satu dua yang kayaknya sepantaran dengannya. Bagaimanapun juga, tampaknya mereka semua sudah bisa ngaceng melihat wanita cantik.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcUJEOVeoua
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMqUFOlkhT6
"Aduuhh bocah-bocah nakal...! Bubar sana bubaarr..." bentak pak Unang. Anak-anak itupun berhamburan sambil tertawa-tawa, "Wuuuu....!" Ada yg teriak protes sambil menjauh.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeLe3JZPdjk
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMl7MaJ9wY2
Tapi tampaknya itu formalitas aja, karna tak ada upaya menutup pintu dan jendela setelahnya oleh pak Unang atau yang lainnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvFqdjNWGcp
"Mm... ga ditutup pintunya pak...?" Tanya Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlfotyCDDkT
"Jangan," sergah Tedi. "Kalau ditutup nanti gelap. Ga cukup cahaya lampu... harus ada cahaya alami..." jelasnya. Rasti mendengus manja.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkJOAKQ1NmC
"Dasar... Ya udah deh..." dengan satu gerakan, tangan Rasti membebaskan dasternya melorot ke bawah jatuh ke lantai.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHqpwJhdp48
Prok…10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMGmBEQxnBR
Rasti kini polos!10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYAdTvZUaU3
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdZT1OMfyMS
"Waaw...!"10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡygM98Hc4xC
"Aduuhai..."10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJcB4kMPyJQ
“Ajiiibbb!” Berbagai seruan girang mengalir deras dari mulut bapak-bapak tua itu, membahana di seluruh sudut ruangan itu. Belum cukup dengan ketelanjangannya, Rasti juga tebar pesona senyum manisnya, kuncir rambutnya dibuka dan rambut panjang indahnya dibiarkan tergerai kembali dengan gaya kayak iklan sampo.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY8W4bLfvAX
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDHqArLB5QR
Plok plok plok...! Sampai ada bapak yg tua banget tepuk tangan antusias. Rasti tertawa geli melihatnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaYkreVIiXQ
Aah… Puas dan plong sekali rasanya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLlppRWtitp
Ya, Rasti juga excited dan sangat berdebar-debar. Darahnya berdesiran di seluruh tubuhnya menimbulkan sensasi aneh yang amat sangat dia nikmati. Intinya, semua senang di sini, Tedi dan kawan-kawan senang, Rasti juga senang, bapak-bapak tua dan para penonton yang nyuri-nyuri dari luar itu juga pasti jauh lebih senang.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXsmpqwk3lu
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxkWEzGHk66
Rasti lalu memungut daster itu dan menyerahkannya pada salah satu bapak tua.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7VNlSBpl9m
"Titip ya paak... Hi hi hi… Jangan sampe ilang lho, nanti Rasti ga bisa pulang deh..."10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJP7ptWREHH
"Wah kalo gitu bapak sembunyiin aja deh biar non ga pulang..."10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKtoBRG7cyK
Sekali lagi Rasti meresponnya dengan tertawa geli seolah tidak masalah baginya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsqQF4A69H1
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiVZNOMRXC0
...10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRJW7zzqxjz
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwUy2ZPsXQZ
Dengan sudah bugilnya Rasti, sesi pemotretan itupun terus berlanjut. Yang mana kini Rasti sudah bugil polos tanpa pakaian yang menempel pada tubuhnya. Tidak sehelai benang pun.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKrXIFv7kZg
Dengan semangat Tedi mengarahkan adegan-adegan yang dalam seleranya memiliki nilai artistic yang tinggi, bukan sekedar foto porno, tapi lebih ke art nudity. Paling tidak sejauh insting cita rasa fotografi Tedi yang jelas-jelas masih sangat pemula.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYA6lLD4dTC
Setelah menyapu, pose Rasti ngepel lantai sambil basah-basahan diambil Tedi dalam berbagai posisi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmFe4wmVlkg
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2zlk5yvAJA
“Nungging Ma…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsDX5Fyxw8y
“Bokongnya diangkat sedikit… Pahanya dibuka… Sedikit lagi…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfHFmdRpFWv
Setiap instruksi Tedi dipenuhi oleh Rasti tanpa protes sama sekali. Termasuk saat Tedi menyuruh seseorang menciprat-cipratkan air ke payudara Rasti supaya terlihat basah mengkilap, bapak-bapak tua itu pun berebut melakukannya, dan Rasti dengan senyumnya yang binal membusungkan dadanya mempersilahkan bapak itu menciprati payudaranya yang sempurna.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSBjLBqEgBv
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5HV026E7qy
Puas dengan adegan mengepel, Tedi beralih ke adegan mencuci.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXicSGRG6un
“Basah-basahan lagi nih…?” Tanya Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ46PeBekEIt
“Iya, tempat nyucinya di mana pak?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc8owjrbn2k
“Kalau nyuci mah di kali dek!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuMWNJsTydz
“Haaah…” ekspresi kaget Rasti benar-benar menawan.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkutQzYqH67
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUveZ3kl9yl
“Iya di kali… ini di belakang.” Salah seorang bapak tua menunjukkan jalan ke belakang rumah, membuka pintu belakang dan ternyata langsung ada sungai tepat di belakang rumah itu. Di halaman belakang rumah yang langsung mepet dengan sungai itu ada sebidang tempat kecil berplaster semen, yang memang tampak sebagai tempat mencuci. Ada tumpukan ember-ember di situ, beberapa sampah plastic bekas sabun dan deterjen, serta beberapa piring dan gelas kotor. Jelas tempat itu sangat kumuh, apalagi bagi Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgP5rZo6GUt
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeRXxtrLiOU
Rasti mengintip-ngintip dari dalam, ragu apakah dia benar-benar harus mencuci di situ. DIlihatnya ke sekitar situ dan ke seberang sungai, hampir semua rumah yang satu sama lainnya berdempetan sempit itu mempunyai sebidang ruang yang sama di bantaran sungai untuk tempat mencuci. Tentu banyak orang di luar itu. Sebagian ada juga yang terlihat sedang mencuci. Memang pas waktu sore ini adalah waktu bagi sebagian besar ibu-ibu penduduk situ untuk aktivitas mencuci. Agak jauh dari situ nampak sejumlah anak kecil yang asyik berenang.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkf4Gfy8rh9
Tedi sendiri melihat lokasi itu malah berbinar-binar dan menganggapnya ideal untuk konsep yang ada di kepalanya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlTAdkWq2fo
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡexWZKV7Yby
“Sayang, mama benar-benar harus keluar nih..?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdDcxLyC9pM
“Ya iyalah ma, dimana lagi tempat mencucinya…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy9TjeT8g7w
“Tetep telanjang nih…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvE3MB7OjCJ
“Harus!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT0UtwD7FjH
“Duuh kamu ini…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdAEBLzSAz9
“Ayo non… jangan malu-malu… cantik begini kok malu-malu…” Ujar pak Unang sambil mendorong Rasti keluar. Meski ragu, Rasti melangkah juga.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fkaUufjL2
Bagaimanapun Rasti merasa adegan yang satu ini agak di luar batas. Apakah penduduk situ akan bisa menerima aktivitas sesi pemotretan mereka di situ? Di ruang publik yang banyak ibu dan anak-anaknya?10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI1ZwgsH2Ix
Ketika Rasti sudah berdiri sepenuhnya di luar, bumi seakan berhenti berputar baginya. Rasti diam tak berani melihat sekelilingnya. Rasa deg-degan yang sama sebenarnya menghinggapi dada Tedi juga.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHFgttzcGIS
Tanpa menengok, Rasti mulai mendengar kicauan demi kicauan tetangga di sekitar rumah itu. Kebanyakan kini adalah suara ibu-ibu dan anak-anak. Ada yang nyaring dan ada yang sayup-sayup. Agaknya tetangga yang agak jauh juga bisa melihat jelas ke arah Rasti. Sebenarnya suara yang dekat bisa terdengar jelas oleh Rasti, tapi kondisi Rasti yang sedang super berdebar-debar membuatnya tidak bisa menangkap dengan pasti apa saja ucapan-ucapan baik yang digumamkan baik di antara mereka ataupun yang diarahkan ke dirinya. Samar-samar dia hanya menangkap kata ‘lonte’ di antara banyak kata lain.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs0SjkOcsDT
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrnYLootOtZ
“Suit… suit…!” Terdengar juga banyak siulan semacam itu. Terdengar juga suara kecipak air yang mendekat. Tampaknya sejumlah anak yang sedang berenang itu berlomba-lomba mengayuh tubuhnya mendekati posisi Rasti berada. Tapi kemudian terdengar juga suara omelan ibu-ibu, yang entah menghardik anak-anak itu atau mengomeli sesuatu yang lain. Yang jelas suara kecipak air itu terus terdengar, meski berhenti di posisi yang tidak terlalu jauh lagi dari posisi Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxAKhMISoAm
Seolah tidak peduli dengan groginya mental Rasti, Tedi dengan serta merta mulai mengambil gambar, meski Rasti sendiri belum mulai beracting mencuci.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoPVN7orgem
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFsu8ecPqbB
“Duduk ma… Ayo mulai mencuci…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ocLm351Ah
Masih belum berani mengangkat kepalanya memandangi sekitar, Rasti pun mulai duduk di kursi plastic kecil yang ada di situ. Mengalirkan air ke dalam sebuah ember, menuangkan sabun ke dalamnya, membuat buih yang banyak, dan seterusnya. Rasti tidak canggung dengan pekerjaan itu, karna dulu di desa pun dia biasa mencuci di sungai. Bedanya sungai di desanya tentu jauh lebih bersih dan jernih. Ya, Rasti mendapati air sungai di situ sudah hampir asin karna itu air payau yang mendekati muara laut. Artinya itu air sebenarnya kurang bagus juga buat mencuci. Hal ini cukup membuat Rasti prihatin.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxHLUxGOLNc
Penonton makin banyak, termasuk juga anak-anak. Rasti makin disorak-soraki. Selain grogi berat, Rasti benar-benar horni di sini, naluri eksibnya lagi-lagi mengalami level yang lebih tinggi. Yah, pada dasarnya kampung itu memang sudah ‘rusak’, sehingga adanya pemotretan dengan model telanjang macam begitu tidak dianggap sebagai sebuah kebejatan di situ. Tedi yang melihat Mamanya belum bisa mulai berekspresi tidak memaksanya. Tedi sadar betapapun binalnya, mamanya kini sedang grogi. Dia pun membiarkan dulu adegan itu berjalan apa adanya, toh foto alami juga cukup memuaskan hatinya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9e9vKHTicJ
Tak lama kemudian Rasti pun kini makin rileks. Dia mulai menoleh dan tersenyum di depan kamera. Arahan demi arahan Tedi pun mulai berani dilakukannya. Berbagai pose dan ekspresi mulai ditampilkan tanpa beban. Rasti pun mulai berani menatap sekelilingnya sambil menebar senyum.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvjrTOUlRyR
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDQX21TGhBh
“Non, dari mana?!” Seru salah seorang ibu-ibu di rumah seberang.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjro1XKyqvb
“Dari Jakarta!” Jawab Rasti dengan suara keras juga supaya terdengar.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRoajHw9J62
“Iyaa, Jakartanya mana?!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡerDnbzkWMd
Rasti menyebut nama daerah elit di Jakarta dan berpaling pada ibu lain yang menyeru padanya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkDTR2NNZ40
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzFaOngsJXd
“Suting filem non?!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ2Eyl9e77v
“Bukan, foto-foto…!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnVb80S4Jca
“Haah?!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzAGP5exPDG
“Foto! Pemotretan!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpmI1BFaPy0
“Model! Bego lu!” Ibu-ibu yang lain ikut menjawab sambil mencibir. Rasti tertawa.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo3WcPmU7ZQ
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgEmDVXxDVL
“Model?!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOfVQKJj8d5
“Iya…!” Jawab Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPe7qkpGoHf
“Katanya lonte…?!” Terdengar ibu yang lain lagi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCquGDENqpV
“Iya…!” Rasti menjawab sama sambil tertawa lagi. Kini dia benar-benar rileks sekarang.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEeBqnglFKl
Tedi mengabadikan semuanya dengan suka cita. Benar-benar sesuai bayangannya. Mamanya yang cantik, putih mulus, telanjang bulat, kontras dengan suasana sekitarnya dan orang-orang yang kumuh.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡndn340i2lu
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRIfz1n11Uo
Anak-anak yang berenang-renang tadi bertambah jumlahnya dan kini mulai berani mendekat. Rasti malah tersenyum dan melambai-lambai pada mereka. Ada 7 anak yang Rasti menaksirnya masih seusia dengan Cindy atau Kiki anak ketiga dan keempatnya. Ada 2 anak yang tampak lebih tua, Rasti menduga mungkin sudah 11 atau 12 tahun.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4CgXEGFVRD
Beberapa ibu-ibu tampak mengomeli, berusaha mengusir dan menghalau mereka, tapi anak-anak yang kesenangan itu tidak peduli dan masih mendekat sambil tertawa-tawa. Sampai benar-benar berada di posisi Rasti berada, anak-anak itu menyoraki Rasti, tidak jelas apa yang mereka ucapkan karena bertumpangtindih antara suara mereka sendiri dan kerasnya suara kecipak air. Tapi Rasti menangkap kata-kata “lonte”, “memek”, “kontol” dan “ngentot”. Rasti tidak memusingkan kenapa anak sekecil mereka sudah bisa berkata-kata dengan sedemikian cabulnya. Bukannya marah, Rasti malah tertawa-tawa sambil menciprat-ciprati mereka. Tentu anak-anak itu balas menciprati Rasti dengan lebih ganas lagi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcpdrcJ3IyZ
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyp4N5DyqZP
“Kyaa…. Kyaa…!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCcbzrYQdYb
“Ha ha ha ha…!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdaKiZxH84a
Adegan perang air yang benar-benar ‘tidak lazim’ terjadi. Perkembangan yang tidak terduga itu benar-benar memukau dan memanjakan mata Tedi dan ketiga temannya. Penis-penis mereka ngaceng sejadi-jadinya. Tedi sampai tidak konsentrasi mengabadikan momen yang sebenarnya amat sayang untuk dilewatkan ini. Para bapak tua di rumah itu juga ikut menyorak-nyoraki perang air yang makin menghebat itu. Tedi berkali-kali harus melindungi kameranya supaya tidak kena cipratan air.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcrDSDoyEka
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLLfEdOoUBT
“Ma… Mama…!” Seru Tedi mencoba meredakan.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5zMqEBe9hz
Tidak menghiraukan Tedi, atau mungkin memang tidak mendengarnya, Rasti kini malah beranjak dan melangkah masuk ke air. Tedi menahan napas melihatnya. Tentu Rasti tidak menceburkan dirinya, dia hanya berdiri di pinggiran saja yang kedalaman airnya terlihat sedikit lebih tinggi di atas lutut Rasti. Meski hanya di pinggiran, aksi Rasti tentu membuat anak-anak itu makin menggila. Perang cipratan air makin panas. Tedi berusaha menangkap momen itu dengan susah payah karena dia kagok juga karena di satu sisi dia harus melindungi kameranya dari air.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlSFz67SmNJ
Anak-anak itu makin mendekat. Terutama yang terlihat paling tua. Dia berani mendekati Rasti, dan…10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoySUrLbQre
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkMdZy6ccuM
“Byuurrr…!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzV3RvRsELs
“Kyaaa….!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjXeJBZbZF5
Anak itu menarik tangan Rasti ke tengah sungai sampai tubuh Rasti tercebur seluruhnya ke dalam sungai. Lagi-lagi bukannya marah, Rasti malah tertawa-tawa. Adegan selanjutnya makin membuat Tedi menahan napas. Rasti, Mamanya sendiri, di depan matanya digerayangi oleh 7 anak-anak nakal tak dikenal! Jelas terlihat berulangkali tangan-tangan hitam anak-anak itu menjamahi buah dada Rasti yang hanya tertawa-tawa geli sambil menghalau tangan-tangan liar itu dari tubuhnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAp9QAdljOW
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnUyBGyrgyH
“Aduuhh… kalian ini… Aahh jangan… aahhh… Nakal… Aauuhh Tangannya…!” Seru Rasti mendesah-desah. Seksi! Teman-teman Tedi hanya bisa melongo dan mematung menyaksikan adegan ini. Karna cipratan air kini sudah tidak terlalu ganas, Tedi dengan sigap mengabadikan momen ini.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAK165jKvje
“Tedii… tolong mama… Kyaa..! Hi hi hi… Aah…” Desahan Rasti yang minta tolong tak digubris oleh Tedi. Rasti sendiri tak tampak serius memohon pertolongan. Salah seorang anak yang lebih tua tampak menyelam di depan Rasti, dan kemudian Rasti menggelinjang-gelinjang kegelian dan keenakan.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxoudaPbeWQ
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYmy9lD2lCj
“Aahhhh…. Adduuhh… Jangaann… Nakal nakal nakaaall…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVH60bBWm4M
Tedi terkesiap, apakah anak itu sedang menjahili memek mamanya di dalam air?10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnP5AS4FDMo
Anak itu kemudian muncul ke permukaan tepat di depan Rasti sambil tertawa-tawa. Posisinya yang tepat berhadapan dengan Rasti mencoba memeluk Rasti dengan posisinya yang lebih rendah dari Rasti, anak itu terlihat serius konsentrasi memposisikan dirinya dengan pose tertentu yang dihafal jelas oleh Tedi. Pose bersetubuh! Rasti terlihat tersentak dengan sesuatu yang dirasakannya di dalam air. Dia bersaha meronta dan menjauh, tapi tubuhnya ditahan oleh anak yang lain, dan terjadilah…10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXIt93d15pC
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkVJRVNQ0RE
“Aahh… gilaa… kalian… oohh, jangann… sudah… Aaahh… ahh…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpsbItTzdnX
Adegan itu terjadi begitu cepat, dengan posisi itu, dan gerakan-gerakan yang dibuat oleh si anak, dan juga reaksi tubuh Rasti yang sedemikian rupa benar-benar membuat Tedi yakin, anak brengsek itu berhasil memasukkan penisnya dan mengeluarmasukkannya di dalam vagina Mamanya itu! Gila! Apakah benar anak sialan itu bisa melakukan persetubuhan di dalam air??? Tedi kalut tapi benar-benar bingung harus berbuat apa. Tentu Rasti tidak diam dan terus bergerak-gerak melakukan perlawanan, meski tidak terlihat kemarahan terpancar dari matanya yang justru sayu itu. Tedi berpikir, apapun yang terjadi di bawah sana, itu tidak terjadi sampai benar-benar terasa nyaman. Mungkin bocah sial itu berhasil melakukan penetrasi dua atau tiga kali ke vagina mamanya itu, tapi tidak benar-benar sampai terjadi persetubuhan. Bagaimanapun juga tetap panas dingin Tedi dibuatnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYD5sOrvCyY
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ28lTTl6YLB
“Pak Unaang… tolongin Rasti… Aahh… Udaahh…!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCbBGzkCxca
Rasti yang berupaya berenang ke tepi sudah mulai dekat, meski masih digelayuti sebagian anak. Dia butuh bantuan seseorang untuk menariknya. Dengan sigap pak Unang bergegas membantu Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ4qehxjFFk
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpnYtG2UONz
“Bocah setan! Woiii! Sana pergi! Setan lo pada…!” Bentak pak Unang pada anak-anak itu. Meski mengkeret, tidak hilang juga tawa dari wajah mereka. Pak Unang meraih tangan Rasti dan menariknya keluar dari air. Rasti hanya tertawa-tawa, anak yang tadi berusaha menyetubuhi Rasti di dalam air dan hampir berhasil tadi ikut menepi hingga ketika separuh tubuhnya mulai keluar dari air, Tedi bisa melihat penisnya yang sudah seukuran orang dewasa mengacung tegak dan keras. Pak Unang mendorong anak itu sehingga dia terjengkang ke belakang dan tercebur lagi ke air.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHXVm6tmzJO
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOoMJBLUw0p
“Huuu…!” Seru anak itu yang kini berenang menjauh diikuti yang lain.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqDRuY111hV
“Kentang kentang deh lo…! Sana pergi… woo bocah setan…” cibir pak Unang.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6IzllrehiV
“Lonte!” Teriak mereka sambil terus menjauh pergi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmGpwPt9se9
Beberapa ibu tetangga yang menyaksikan hanya bisa geleng-geleng kepala sambil menggumam-gumam tidak jelas.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwfUHEUujAK
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnMDCysoN3h
“Aduhhh… nakal banget sih anak-anak itu… hi hi hi…” Ucap Rasti masih tertawa geli saja, seolah kenakalan yang terjadi barusan adalah kenakalan wajar belaka, padahal dia hampir diperkosa tadi oleh anak-anak yang bahkan lebih muda dari Norman! Gemas Tedi dibuatnya. Tapi Tedi mengutuki dirinya sendiri juga yang kalah sigap dengan pak Unang untuk menolong Mamanya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdqvCVvqA1l
“Anak sekarang cepet gedenya yaah… hi hi hi…” Ucap Rasti binal, dengan kedua tangan yang menutupi selangkangannya. “Jadi benar tampaknya memek mama berhasil dipenetrasi oleh anak sial tadi,” batin Tedi kesal.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH3B0JeuxK6
“Ya non sendiri sih mancing-mancing mereka…” gerutu pak Unang yang kemudian mengajak Rasti masuk dan memberinya handuk.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEZIg7dX1wR
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtw1Krt36hh
------------------------------------10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkaa9x0Vl1P
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ50iVR8tOs
Waktu kini menunjukkan jam 5 sore lebih sedikit. Cahaya matahari sudah mulai redup. Tidak memungkinkan lagi bagi Tedi melanjutkan pemotretan, after all dia sudah merasa cukup juga. Semua kini sudah kembali di dalam ke rumah, Rasti sudah selesai membilas tubuh sekedarnya tapi masih tak berpakaian. Dia duduk sambil memegangi handuk dari pak Unang tadi menutupi tubuh bagian depannya. Handuk itu memang tidak cukup lebar untuk bisa dililitkan ke tubuhnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdlE57hukdj
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2uWwIKAESy
Tedi mencoba bicara, memberi pengumuman bahwa sesi pemotretannya sudah selesai dan mengucapkan terima kasih. Tapi Tedi bukanlah pembicara yang baik, basa-basinya diacuhkan oleh para bapak tua yang kini malah terlihat sibuk kasak-kusuk satu sama lainnya. Bapak-bapak tua di situ terlihat bisik-bisik, kemudian salah seorang mendekati pak Unang dan berbisik kepadanya. Pak Unang manggut-manggut lalu berdiri beranjak ke pintu depan mengusir beberapa penonton yang masih nekat nongkrong di situ. Meski kebanyakan anak sudah dimarahi dan disuruh pulang, tapi masih saja ada beberapa yang ngeyel dan betah di situ untuk menonton Rasti. Setelah mengusir mereka, pak Unang lalu menutup pintu, jendela, dan mengunci semuanya rapat-rapat. Melihat gelagat pak Unang ini Rasti jadi agak curiga.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiguohh4jJy
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhCNBJzEKAP
“Pakaian saya mana ya… Kita sudah selesai kan Tedi? Langsung pulang kan habis ini…?” kata Rasti kemudian.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3OJHCKVwhR
“Hehehe… buru-buru amat sih non… bentar lah… ini sudah dibuatin minuman anget juga…” Sergah salah seorang bapak.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv1INodfCGo
Rasti memandang Tedi, tapi Tedi dan teman-temannya sama sekali tidak terlihat buru-buru. Mereka semua dengan santainya duduk-duduk sambil menikmati minuman hangat yang disuguhkan. Iih… Meski gemas, Rasti tidak punya pilihan lain. Diapun ikut meraih dan menyeruput minuman yang disuguhkan padanya. Minuman itu terlihat beda dengan yang lain. Tapi Rasti tidak ambil pusing.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzssOPOMo3F
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrcKpL0DioA
“Tapi mulai dingin nih pak, Baju saya dong…” Pinta Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwqir1wB8BB
“Nanti bentar lagi juga anget non, he he…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCiLDBjiHiW
“Omong-omong non ini penghasilannya besar juga ya, sudah melonte jadi foto model juga… makasih ya non, sumbangannya sama pertunjukannya… hi hi... Non cantik deh”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuDkRbeG9II
“Iya… makasih juga sama-sama… tapi baju saya mana dong pak…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEM50QXKgHH
“He he, emang belum kerasa anget non dari minuman tadi?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOt43ddQ6NP
Kurang ajar sekali bapak-bapak ini, sudah mendapatkan sumbangan besar dari Rasti tapi tidak memperlakukan Rasti sebagaimana mestinya, bahkan tidak ada gelagat sama sekali untuk mengembalikan baju Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUkuWQzPGxT
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ44IORf5rFf
“Tapi non sumbangannya besar sekali… non pasti kaya raya, jadi pingin tahu tarifnya non berapa sih?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhvrPbbRffy
“Aduh, itu urusan manajer pak, saya cuma fotografer aja…” jawab Tedi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡondBStlbAB
“Bukan tarif foto modelnya, maksud saya tarif ngentotnya. Hehe….”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxFBbjW6Rws
Tedi dan Rasti berpandangan. Tuh kan, arahnya ke sini! pikir Rasti. Tapi dia menjawab juga dengan ramah, “Yaa lumayan pak, buat hidup… he he he...”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ460dZBbMIM
“Ya, tapi lumayannya itu berapa ya non? Kalo bagi saya punya duit lima ratus ribu perbulan aja udah lumayan non. Hehe..”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUM6wqnRV60
“Saya ga ikut germo pak, kerja sendiri, jadi suka-suka aja ngasih tarifnya… liat-liat pelanggan juga. Kalo sama pejabat, pengusaha atau artis, saya bisa dapat 5 juta sekali pake…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq7gtB0bE8D
“Woow… mahalnya 5 juta… pantes ya non banyak duitnya…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk7GE24rEdN
Rasti sebenarnya merendah dengan menyebut angka 5 juta itu. nyatanya dia punya banyak pelanggan bos-bos pemilik perusahaan dari luar negeri yang sangat royal, yang mana kalau sudah dibooking oleh kalangan seperti mereka, apalagi kalau diminta aneh-aneh, sex party, gangbang, dan sebagainya, Rasti bisa mengantongi 20 juta dalam semalam. Dan dalam sebulan bookingan semacam itu bisa minimal sampai 5 kali.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNPNrYEHMWB
“Tapi itu kan buat kalangan orang kaya non, kalo kalangan bawah seperti kita-kita gimana?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjrhR8Un83J
“Hihihi… pelanggan saya gak ada yang seperti bapak-bapak… yaa minimal mahasiswa. Mmm kalo mahasiswa kadang boleh 500 ribu aja…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm58tgcoTWI
“Wuiih masih mahal juga ya… beda sama lonte di sini, 50 ribu!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfcgizNn5Py
"Hua ha haha... beda kelasnya.." bapak-bapak yang lain terbahak mendengar perbandingan itu. Rasti sendiri ikut tertawa.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN6Nl8k9dY7
“Tapi selisihnya beda jauh banget ya non… emang kalo 500 ribu itu ngocok aja, atau boleh minta diisep, atau pijat susu, atau…?” pak Unang bertanya dengan referensi klasifikasi jasa lonte yang diketahuinya selama ini. Pertanyaan ini membuat Rasti tergelak.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdr5agj5Gy0
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH7PDdDBTI3
“Hi hi hi… Aduuh, kalau Rasti gak bikin servis-servis terpisah kayak gitu pak… Pokoknya kalo mau sama Rasti ya ngentot… sampai muncrat deh pokoknya. Mau pake gaya atau pemanasan kayak apa terserah. Tapi intinya ya ngentot pak… masukin kontol ke memek. Sampai berapa lama juga terserah, Rasti gak batesin. Kalo keluarnya lama, Rasti juga seneng. Hi hi hi…” Jawaban vulgar Rasti benar-benar membuat sempit celana semua pria yang ada di situ. Tapi jawaban Rasti memang apa adanya begitu. Rasti tidak pernah memperhitungkan pelayanannya sampai terklasifikasi dengan tarif berbeda seperti lazimnya pelacur lain. Rasti sudah tahu soal ini sejak awal pengalamannya jadi pelacur waktu SMA dulu. Dari pelacur lain Rasti belajar soal penarifan : kocok saja 50 ribu, plus blowjob 100 ribu, plus tit job 200 ribu, sambil dimandiin 250 ribu. Full ngentot 300 ribu. Selain itu ada juga tarif perjam atau permalam dan seterusnya. Rasti merasa model penarifan seperti ini terlalu ribet. Lagipula, tiap ketemu kontol rasanya aneh kalau kontol itu cuma dikocok-kocoknya sampai muncrat tanpa dimasukkan sama sekali ke liangnya. Bagi Rasti ini aneh. Akhirnya Rasti menetapkan tarif tunggal. Pokoknya full ngentot, dengan gaya apapun, foreplay apapun, selama apapun, Rasti layani untuk sekali ngecrot. Itulah cara berpikir Rasti yang tidak suka keribetan.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2HBjmXKQV4
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBht71SfjUW
“Jadi seperti tarif kopaja yang jauh dekat itu dong Tante?” Rasti ingat Romi pernah menanyakan pertanyaan ini suatu ketika di rumahnya. Ya, dulu Rasti pernah menceritakan soal pedoman tarifnya pada teman-teman Tedi saat main ke rumah. Dan muncullah pertanyaan ini. Rasti tertawa saja waktu mendengarnya. Tapi memang benar. Kalau seorang hidung belang cukup mahir bercinta sehingga bisa menahan-nahan orgasmenya supaya tidak segera keluar, maka sampai pagi pun akan Rasti layani dengan senang hati tanpa tambahan tarif. Di sisi lain jika ada hidung belang pemula yang belum 5 menit saja sudah ngecrot, maka tarifnya tetap sama dengan yang semalaman tadi. Tidak ada diskon! Pokoknya tarif Rasti berlaku untuk full ngentot sampai sekali crot! Itu pun tarifnya suka-suka Rasti melihat-lihat kalangan pelanggannya, seperti yang dibilang tadi, dari yang termurah 500 ribu sampai 20 juta pun ada! Tentu yang gratis tidak dihitung.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2KSHtbAr6e
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeD8f2rVpKi
“Ja… Jadi kalau 500 ribu itu sudah boleh ngentot ya non…?” Tanya pak Unang membuyarkan lamunan Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW2VFuiODjB
“Eh… iya pak… pokoknya berapapun ngentot deh…” Jawab Rasti masih dengan vulgarnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0QJmIh57Xf
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCJ700trzAM
Pak Unang kemudian senyum-senyum penuh makna. Diambilnya tas uang sumbangan Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Kv61tbf04
“Mmm… maaf Non, kita-kita ini, bapak-bapak, sebenernya sudah gak tahan dari tadi pingin ngentotin non Rasti… Eee ini ada uang, kita kan ada 11 orang jadi lima setengah juta ya…” ucapnya agak malu-malu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXyWmZNfLS5
Tedi yang sedang meneguk minuman jadi tersedak karna kaget mendengar kelancangan pak Unang ini. Betapa tidak? Itu uang sumbangan malah mau dipake untuk ngentotin orang yang nyumbang, Mamanya!10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsVx5Sz3qXr
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZgWTE42Ujz
Tapi sungguh di luar dugaan Tedi, bukannya tersinggung, mamanya itu malah tertawa dibuatnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAr7BWHzVtr
Ya, Rasti malah tertawa geli.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8wjlsRxWAD
“Aduuh bapak, itu kan uang sumbangannya saya, buat beli beras, buat benerin rumah, buat beli obat… Kok malah dipake buat ngentot? Ngentotin yang ngasih sumbangannya pula, hihihi. Duh bapak menyalahgunakan kewenangan mengurus uang sumbangan saya nih… Bapak-bapak yang lain protes dong…!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqej0MwGCk8
Pak Unang jadi tersipu malu dibuatnya, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Matanya menunduk tidak berani menatap Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAm8s6W11l7
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCKJkzskrhK
“Hehe, ya gapapa lah non, kan ada 20 juta… kalo dipake 5 juta aja kan cuma seperempatnya, sisanya masih banyak… Ngentot kan kebutuhan kita juga non… Apalagi dari tadi disuguhi pemandangan non Rasti yang cantiiiik banget. Bapak ngaceng non… mau ya dientot?” Ternyata bapak yang lain menjawab seiya sekata dengan pak Unang. Bukan hal yang mengejutkan juga sih.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNkTti480IV
“Aduuh mujinya selangit deh bapak ini, tapi itu kan uang dari Rasti pak…” jawab Rasti menggoda.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP7C9iVIQQg
“Non Rasti memang cantiiik kok… Bapak bener-bener ngaceng liat non…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUPbusQRh5H
“Ya non, kalo ga pake uang ini, darimana lagi bapak-bapak punya uang untuk ngentotin non Rasti…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUc1EhOsTZG
“Iya non… tapi jangan naik ya harganya… 500 ribu aja…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnrBSQYmYpT
“Tapi kita kan bareng-bareng 11 orang nih non, didiskon dong non, 5 juta aja boleh ya…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnbGZXnN6OG
Rasti makin tergelak melihat ngenesnya bapak-bapak tua ini.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr9iLB88hFU
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVl9OvtWJbm
“Aduh non jangan menggoda begitu dong… kalo tertawa non makin cantik. Bapak makin ngaceng ni kontolnya pingin segera dimasukin ke liangnya non Rasti…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGce8yY0shL
“Iya non cantik… mau ya dientot memeknya…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlHYapbdeS8
Makin cabul saja kata-kata bandot-bandot tua ini pada Rasti. Pak Unang yang duduk di dekat Rasti, yang tadinya malu-malu kini malah berani meraih handuk yang menutupi tubuh Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXjqRG9vKsB
“Jangan ditutupi dong non tubuh indahnya… Non bugil aja biar cantik…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv88iGdevwP
Rasti nurut aja handuknya diambil hingga kini tak ada penghalang lagi di atas tubuh telanjang bulatnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc63eC5xPvI
“Aduuh… itu susunya non… cakeep… Dari tadi bapak ga tahan pingin ngenyot non…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFxC8YcYiv
“Yuuk ngentot non… sekali ngentot, satu memek sebelas kontol… pasti enak non… belum pernah kan? Hi hi…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGUZ2dIS5EC
Rasti tertawa lagi. “Udaah kali…?! lebiih malah… Ih ngeremehin memek Rasti.” Balas Rasti tidak kalah vulgar. Binal sekali!10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbxKroyB7C6
“Wahh hebat memeknya non… non memang juara lonte!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0lyCwke6rL
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8rSQv5Vmia
Masih tertawa, Rasti berpaling ke Tedi dan kawan-kawan. “Duh gimana nih sayang, Mama mau dientot bapak-bapak ini nih…?” Ucapnya manja, tapi kemudian Rasti tertawa lagi melihat wajah Tedi dan teman-temannya yang antusias sekali.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNKcl7XxPnP
“Huuuu…! Kalian kok malah antusias gitu sih wajahnya? Iiiih sebel! Dasar mesum…” cibir Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡutT8AsixE1
Ya, Tedi yang awalnya kesal, kini malah jadi excited. Jelas saja, karna memang bukan hanya bapak-bapak itu yang kebelet ngentotin Rasti, tapi mereka juga!10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ70d8TVAazR
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDxo4SXHsr5
“Boleh ya nak Tedi, mamanya kita entotin rame-rame…?” Tanya salah seorang bapak.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtuKebsOkCf
“Gimana sayang…? Mama mau dientot dulu yaa…? Mama penasaran juga sih sama kontol-kontol keriput bapak-bapak cabul ini…” ledek Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcaKGuIA0CO
“Wah jangan salah non, yang lain boleh keriput, tapi kalo si otong mah masih kenceng…! Entar buktiin dirasain deh di memeknya non Rasti…!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbNcimFy6NW
“Jadi gimana non? Boleh kan memeknya dientot? He he he?” Bapak-bapak tua itu terus mendesak Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGo0x2vjQpp
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXrKL8Ep0Wb
“Aduh… bapak-bapak ini… Oke deh, tapi bapak-bapak simpan saja yah uangnya. Gunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat!” setuju Rasti akhirnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6DqBDkZeS5
“Mm… Maksudnya non…?” Tanya pak Unang seolah tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyRkBJ8yklX
“Waah… maksudnya gratis yah non??” Tanya bapak yang lain memperjelas.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqTpoCQGOwX
“Iyaaaaah bapak… Tapi ingat yah pak, syaratnya uang sumbangan saya jangan disalahgunakan. Jangan dipake buat judi, mabok, apalagi main lonte, hi hi hi…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJKR0H7EVxP
“Aduuhh non Rasti cantiiikk… Bapak ga salah denger kan…??”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2DCW6QT2F5
“Iyaa pak… anggap saja Rasti sedekah 2 kali ya… sedekah uang sama sedekah memek… Yuk dipakai memeknya mumpung masih anget…” Ucap Rasti sambil mengubah posisi duduknya jadi mengangkang.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyBhWvxwWQm
Glekh! Semua bapak tua itu menelan ludah melihatnya. Nafsunya makin memuncak di ubun-ubun.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsBswzBd7Wp
“Aduh non… memeknya… cantiiikk… Sudah boleh dicoblos ya non?” Seorang bapak buru-buru memelorotkan celananya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaoNSPUTlHf
“Wah sudah basah tuh non…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvhLDFoQbD8
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm5tD0Hwkww
“Eit… Janji dulu soal uangnya tadi… Janji yaa?” Ucap Rasti genit.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoh2yfRJcKD
“Ja… Janji non…” Jawab pak Unang yang nafsunya sudah diubun-ubun.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVwXkEyXCym
“Hi hi hi… Ya sudah siapin kamarnya ya… yang bersih. Omong-omong bapak-bapak mau giliran atau keroyokan?” kerling Rasti yang membuat mereka semakin mupeng.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz7sMq3NLg6
Bapak-bapak tua itu saling berpandangan. “Ah bodo amat, yuk dikeroyok lonte yang satu ini kayaknya harus digenjot rame-rame biar kapok!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHvTFnafqg3
“Yuk non buruan yuk, kita kita udah gak tahan nih dari tadi!” Salah satu bapak menghampiri Rasti lalu berusaha menarik tangan Rasti. Mereka betul-betul para pria tua cabul yang tak sabaran.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwfQwOeadha
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSHkELTwVib
“Hihihi, iya-iya, bentar dong…” Rastipun ikut-ikut saja diseret bapak itu ke dalam sebuah kamar. Sebelum masuk ke kamar, Rasti sempat melempar senyum pada Tedi dan teman-temannya, seakan berkata dalam hati, “Nih… puas kalian mama sampai dientotin rame-rame sama bapak-bapak tua gini!? Kalian nonton gih…!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAs8xaa5mVT
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWZP8P9CbMi
Bapak-bapak yang lain juga ikut masuk ke dalam kamar. Untungnya kamar itu tidak ditutup, sehingga Tedi dan teman-temannya bisa melihat bagaimana Rasti akan digangbang oleh bapak-bapak lusuh itu. Lagi-lagi mereka hanya ngenes hanya bisa melihat, tapi itu sudah cukup untuk memuaskan fantasi mereka akan Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ4gwgcOo08
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUSY0HcYrK4
Dengan binal Rasti mengarahkan bapak-bapak tua itu di dalam kamar.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtMpfMnZoQn
“Ayo bapak-bapak antri di depan Rasti, semua kontolnya Rasti mandiin dulu satu-satu ya pakai mulut Rasti. Biar bersih dan licin sebelum dicoblosin ke memek Rasti…” Tanpa perlu dua kali komando, bapak-bapak itu bergegas berbaris berebut untuk berada di posisi depan. Rasti tertawa geli melihat tingkah bapak-bapak tua ini yang jadi kayak anak kecil kalau mau ngentot. Tentu pak Unang berada di posisi paling depan. Rasti mulai mengulum penis pak Unang yang sudah menegang sempurna sejak tadi. Ukurannya tak terlalu besar tap tak terlalu kecil juga.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNABUCc7Ayj
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBzwe9APS7x
“Aaahhh nonn… isepannya nikmat… Aduuh nonn… jangan kencang-kencang non…! Adduuhh nikmatnya.. ahhh dengkul bapak jadi lemes non… udah non, nanti keburu muncrat non…” Desah pak Unang sambil menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Rasti menyudahi aksinya sambil tertawa geli. “Ya udah… Udah mau masuk sekarang? Udah boleh kok… kan udah bersih...” Rasti seperti mengajak bicara penis pak Unang. Menggemaskan sekali. “Oke siap ya… Ati-ati ya, di dalam sempit dan gelap… Pelan-pelan aja masuknya ya sayang…” Rasti meneruskan aksi menggemaskannya itu, mengajak bicara penis pak Unang, lalu mengecupnya. “Jangan keburu keluar yaa… hi hi hi.” Ucapnya lagi, lalu melepaskan penis itu dan ambil posisi menungging. Pak Unang buru-buru berpindah ke belakang Rastu dan mengambil posisi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFC55d26GKZ
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsLDySFNKgU
“Bapak masuk sekarang non…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGK9RZ0n3Q4
“Iyaa paakk… silahkan… Aaahhh…” Belum habis Rasti menjawab, penis pak Unang sudah menyeruak masuk ke liangnya dan langsung menggenjotnya dengan cepat.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTf6cRBd0Z3
Begitulah pemandangan yang terjadi di kamar itu. Rasti berdiri menungging, dengan 11 orang bapak tua berbaris di depan dan belakangnya, ngantri diblowjob satu persatu oleh Rasti, tiap satu orang selesai dia ke belakang ngantri memek.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQkpG8hv8dg
“Ayo Nang… gantian ngapa!” Ujar bapak kedua yang setelah selesai diblowjob oleh Rasti, kini mengantri di belakang pak Unang untuk menggenjot memek Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLiX5lErwyd
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDN9oOWM6az
“Buruan Nang, jangan diabisin sendiri memeknya… Tuh Bambang dah mau selesai tuh diisepnya!” Ujar bapak itu lagi melihat bapak ketiga yang sudah kelojotan disepong oleh Rasti. “Aduuh non… jangan dikuras dulu isi batang guee…! Aahhh gue belum ngerasain memek lo.. aduuhh…” Seru bapak yang bernama Bambang itu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhloT53jGI5
“Hi hi hi… sama aja kayak Unang lo! Disepong aja udah di ujung peju lo!” Ledek bapak yang di belakangnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNT9lkqAqoN
“Buset, lo coba sendiri deh tuh… mulutnya ni lonte! Baru tau lo!” Kata pak Bambang menyudahi dan beranjak ngantri memek ke belakang bapak kedua.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqGgMnKrNY2
“Woi, Nang, belom juga lo… antrian udah panjang nih…!” Ujarnya melihat pak Unang yang masih asyik menggenjot memek Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡibd6edNOeU
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDMJsZv7Upd
“Hi hi hi… ayo bapak-bapak diatur yaa gilirannya… yang tertib ya…!” Ucap Rasti. “Ga harus langsung keluar dulu pak Unang, simpen buat nanti lagi, biar memek Rasti dicoblosin dulu sama semua kontol-kontol kalian, baru nanti ngecrot bareng-bareng yah bapak bapak… Hi hi hi…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDqF4Yf60Z3
“Aah ngentot… anjing nikmaaatt…!” Meski belum orgasme, pak Unang menuruti Rasti menyudahi genjotannya, memberi giliran pada bapak kedua. Pak Unang kini beralih mencumbu tiap jengkal tubuh mulus Rasti. Favoritnya, apa lagi kalau bukan buah dada menggantung bebas dan tergoncang-goncang oleh hentakan bapak yang mengentotinya. Kagumnya pak Unang, payudara yang menggantung itu sama sekali tidak terlihat jatuh ke bawah, tapi kencang, padat dan mengkal di dada Rasti. Entah apa yang sudah dilakukan Rasti untuk menjaga kekencangan payudaranya itu, padahal dia adalah ibu dari 7 orang anak!10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDd4bLuXMen
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLvFAOzOu0s
“Non… susunya kenceng banget… alami atau pabrikan nih… he he he…” Ujar pak Unang yang kini mengecupi bahu dan punggung Rasti sementara tangannya sibuk menggerayangi dan meremas-remas payudara Rasti dengan gemas. Tidak jarang menarik-narik putingnya yang membuat air susu Rasti mengalir keluar.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfMhFl9cBWW
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ59qgEN3nZp
“Asliii pak… aahh… enak aja pabrikan, emangnya bintang bokep luar negri! Ha ha… aahh… Susu asli Indonesia nih… puas-puasin dehhh… aahhh… Oohhh paakk… Jangan dibuang-buang dong air susunya, diminum aja, sehat bergizi lho… Oohh… Ahh…!” Jawab Rasti tersengal-sengal.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvbKLHLLRg8
Betapa serunya adegan gangbang ini disaksikan oleh Tedi, Riko, Romi dan Jaka dari balik pintu. Betapa ngenesnya mereka yang hanya bisa melihat sambil mulai mengeluarkan penis mereka dari balik celana dan mengocoknya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy0WzXElgA2
“Binal banget mama lo Ted… gue sukaa… aah tante Rasti…” Rintih Riko sambil mengocok.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv9orRLy87V
Perasaan Tedi sebenarnya tak menentu melihat sahabat-sahabat karibnya ini masturbasi sambil menyebut-nyebut nama Mamanya dengan cabul. Tapi Tedi yang sama-sama ngaceng juga larut dalam tontonan yang mereka jadikan bacol sama-sama itu.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgLK0EgOCQY
“Ahh… Mamaahh…” Desah Tedi. Dia menaruh kameranya di sudut yang pas membidik persetubuhan Rasti dan bapak-bapak tua itu, disetel dalam mode video dengan tombol recording yang posisinya on. Tangan Tedi yang bebas dari kamera kini mulai mengocok penisnya sendiri.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSIGSyw4IgX
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvzBv7EC2ow
Formasi antrian bapak-bapak tua itu tidak bertahan lama, Rasti juga pegal berdiri dalam posisi itu terus. Kini persetubuhan mereka berlanjut tanpa aturan. Tubuh Rasti ditarik kesana-kemari, dibaringkan ke kasur, ditarik lagi, dipepet di tembok, berpindah lagi, dihempaskan ke lantai, dan seterusnya. Rasti benar-benar seperti ikan asin yang diperebutkan kucing-kucing liar yang lapar. Habis tubuhnya dijamahi, dan air susunya disedot-sedot bergantian dengan rakus oleh bapak-bapak tua itu. Ramai sekali suasananya, penuh makian, seruan-seruan cabul, desah nafas dan gelak tawa. Ya, itu adalah persetubuhan yang menyenangkan, sikap Rasti yang ceria, penuh canda, dan tak cangung meladeni cacian-cacian cabul yang ditujukan padanya membuatnya jadi menyenangkan.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ctvYwvBXT
Pada akhirnya, ternyata bapak-bapak itu hanya nafsunya saja yang besar tapi tenaganya kurang, maklumlah rata-rata usia mereka sudah di atas 60-an. Hanya 1 jam lebih sedikit persetubuhan itu berakhir dengan wajah dan tubuh Rasti berlumuran sperma kental. Empat orang bapak menyemprotkan pejunya di rahim Rasti, Tujuh sisanya membukkake Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDpHPS7LSW4
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcIWxKLyAu3
“Aahh… hh… Hi hi hi… aduuhh… banyak sekali pejunya ya bapak-bapak… ahh… kental banget lagi… hahh.. hahh…” Ucap Rasti dengan senyum tersungging di bibirnya yang masih belepotan, dan nafasnya yang masih terengah-engah.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjFSCjXgn2A
“Stock berbulan-bulan itu non… ga pernah dikeluarin… Khusus hari ini buat non… Ha ha hahh…” Salah seorang bapak berkomentar.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLBwGPtSVeh
“Hi hi hi… spesial banget doong….? Makasiih ya bapak-bapaakk… Rasti seneng banget!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoKWOqg8s72
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJdiEpNNB9m
Tedi tidak menuntaskan onaninya, melihat ini dia bergegas masuk dan mengabadikan wajah Mamanya yang penuh berlumuran sperma kental. Saking kentalnya, lelehan sperma yang ke bawah dagunya itu tidak menetes-netes. Benar-benar seperti lem! Lengket.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKBtvvlPSFr
Rasti tidak malu sama sekali dalam posisi ini. Mata kirinya setengah menutup karna segumpal sperma menggantung di sana. Rambutnya, ujung hidungnya, pipinya, bibirnya, semua kini berhiaskan sperma. Wajah Rasti bagaikan kain kanvas dan sperma-sperma itu adalah cat yang ditorehkan di atasnya membentuk mahakarya seni yang indah. Tanpa membersihkan wajahnya sama sekali, Rasti memasang ekspresi-ekspresi binal menatap lensa kamera Tedi yang mengabadikannya. Setelah beberapa saat kemudian, Rasti melakukan aksi yang membuat Tedi dan semua bapak-bapak di situ menahan napas. Dengan jari telunjuknya, Rasti pelan-pelan menyapu sperma di wajahnya sedikit-demi sedikit dan memasukkannya ke mulut. Sperma itu begitu banyak dan kental. Rasti harus menyapunya beberapa kali dan agak lama hingga semuanya tuntas tak bersisa, berpindah ke atas lidahnya. Rasti memang tidak langsung menelannya. Lidahnya ingin mengecap dan merasakan sensasi kekentalan sperma itu. Dia melakukan itu sambil tersenyum ke arah bapak-bapak dan kamera Tedi. Benar-benar pemandangan yang cabul!10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTTmiJGrxAb
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfnTmSEKAi8
“Aaahhh…..” Rasti menjulurkan lidah, memamerkan gumpalan peju yang telah dikecap di atas lidahnya. “Gleekk… Ahhh…” Rasti menelan semuanya. Semua penontonnya menelan ludah menyaksikan aksi Rasti ini.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCBLT2hAzOS
“Hi hi hii… Aaah kental… Kayak lem! Benar-benar kaya protein nih sepertinya… Hi hi hi… Enaakk, makasih ya bapak-bapak…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡepbu5GRubk
“I… Iyaa non… duuhh non benar-benar lonte juara…!”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1o71Q6TKb2
“Lonte superr… Super nakal, super cabul….”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6WSjxmvuwz
“Puas pak…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfVEc9ATXrO
“Iya non puas banget…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ749xK9nGNQ
“Sama dong… hi hi hi…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0IWovyZGAM
“Eitt… belum non… tu masih ada…” Seorang bapak menunjuk ke selangkangan Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFKvcybhBp0
“Aduuh luber yaa… hi hi hi…. Peju kalian sih… kebanyakan.” Ucap Rasti melihat lelehan sperma banyak yang keluar dari bibir vaginanya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyVuURYXv6a
“Sini non… bapak yang bersihin ya…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkUvhLjz11a
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCP4a5cWjrh
Seorang bapak berinisiatif membersihkan lelehan sperma itu dengan jarinya, Rasti tidak melarangnya. Ternyata bapak itu kembali menyuapkan sperma itu ke mulut Rasti. Sambil tertawa, tanpa keberatan sama sekali, Rasti menyambutnya. “Duh bapak tau aja Rasti masih haus…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzHPt7abLbY
Benar-benar pemandangan super cabul. Tedi yang menyaksikan adegan ini dilakukan oleh mamanya sendiri antara jijik, malu, namun tetap ereksi. Ah, rasanya dia menikmatinya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwKxTdffOto
Tidak cukup hanya sperma yang meleleh keluar saja, jari bapak itu kini mengobel memek Rasti, memancing lebih banyak lagi sperma keluar. Rasti malah merenggangkan kakinya, memberi kemudahan akses.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9J68sDTKEz
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsccSVBQVwL
“Aahhh…” Desahnya keenakan.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPcpdtmOyYt
“Aaak… Aaammmm… Lonte pintar…!” Ujar bapak itu menyuapkan sperma terakhir dari vagina ke mulut Rasti. Kata-kata yang sebenarnya adalah pelecehan itu bagi Rasti adalah pujian.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdiP7GXYK6w
“Makasiiih…” Ucapnya centil setelah menelan bersih semuanya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBhbKpBgGeu
“Sama-sama non lonte cantiikk…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWe3xaLBYsG
“Makasiih ya non Rastii… duuh, malam ini bapak rela deh kalo mati…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPP5L71J7eh
“Hi hi hiii… kok udah mau mati aja pak… besok-besok kan Rasti masih mau nyumbang memek lagi…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs4xMgbg5QD
“Haahh beneran non…???”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDuVzrR73fe
“Serius non…? Aduh jangan bercanda dong non…???”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBnJL2mDvYO
“Hi hi hi… pilih mana, disumbang uang atau memek?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoaalrLtV2Q
“Memeeekkk…!” Semua menjawab serentak.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzBNPv8GZzQ
“Duuh bapak-bapaaak… ga butuh makan emangnya?” Rasti tergelak.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡir1Q1y38Dc
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBoZHrRkoYk
“Makan mah ada non… nasi pake garem juga embat aja, yang penting kenyang non… Tapi kalo memek sih, pilih yang premium kalo bisa… hi hi hi…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1TpzFTQpj9
“Premium, bensin kali… hi hi hi… Pertamax aja pak.”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxBE9bW1uS3
“Iya non, permemex… Ha ha ha…” benar-benar cabul dan norak gurauan mereka itu. tapi Rasti toh tetap melayaninya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhsPb3n1Msw
“Ya udah, uang sama memek ya… kapan-kapan Rasti datang lagi…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV181g7mlF8
“Jadi beneran non…? Aduuh non Rasti baik amat sihh… kayak bidadari… udah cantiiikk….”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡauZ8GkrSKn
“Udah ah stop mujinya… Besok kalo Rasti datang lagi, bagi-bagi dong ke bapak-bapak yang lain… Pintunya dibuka aja, jangan ditutup rapet kayak gini… pengap. Biar aja yang mau masuk bebas… Rasti mau buka klinik ngentot di sini… Buka pagi sampai sore, jadi bisa nerima banyak pasien… hi hi hi…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcrD1097Oyu
Aah, tidak ada habisnya Rasti meladeni bapak-bapak mesum ini, omongan-omongannya entah itu hanya mengumbar fantasi liarnya saja ataukah benar-benar hendak direalisasikan? Tedi tidak tahu, yang jelas, mendengarnya saja, dia dan ketiga kawannya sudah merasa sempit di balik celananya. Ya, tidak ada di antara mereka yang menuntaskan onaninya tadi. Mereka ingin menyimpannya untuk penghujung malam nanti di rumah dan bersama Rasti.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGYiJgYovZ6
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6C5BnWqYog
Singkat cerita, Rasti pun berpamitan setelah membersihkan diri sekedarnya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMn0Ez6jOS6
“Simpan aja pak, buat kenang-kenangan…” Ucap Rasti menolak daster yang dikembalikan padanya oleh seorang bapak.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYm84ilgKzO
“Ja… di…. Non Rasti…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ68MyZH7DVZ
“Ya gini aja pak… ga usah pake apa-apa… hi hi hi…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB9tUZpJHOp
“Haah, bugil gitu non??”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQbJlNaoNYY
“Kan Rasti pake mobil… yuk aah… pamit ya bapak-bapaak… makasih yaa…” Ucap Rasti ramah. Harusnya sih bapak-bapak tua itu yang mengucapkan terimakasih padanya.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqbfa4H3uss
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtBfDgBngkF
“Nak Tedi…” Panggil salah seorang bapak.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4wW6cxZLYj
“I ya… pak?” sahut Tedi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPD6oN3uX79
“Titip lonte kami ya… tolong dijagain jangan sampai lecet. He he he…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4DYFO7ll2j
Hu uh, Tedi bersungut-sungut mendengar candaan yang tidak lucu dan tidak sopan itu. Tapi bapak-bapak itu malah tertawa senang sambil makin menggoda Tedi.10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDR6PaqvnxK
“Dadaaahh non Rasti…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvN39CPmZAK
“Daah non cantiikk…”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXpXdTwqhmr
“Beneran ya kesini lagi non…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZFgctzJAne
“Janji ya non…?”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs1CngV69Uq
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTI2XqsJ5YG
“Iyaa bapak-bapaak... Daahhh….”10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWPH4opcM1q
10115Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8E915kTMlu
8964 copyright protection10111ＰＥＮＡＮＡ3NbTPFekSB 維尼

216.73.216.82