Pria manapun yang melihat Rasti pasti dibuat terpesona dengan kecantikannya, aura keibuannya, serta sifat lembut dan ramahnya. Rasti dipuja-puja oleh semua lelaki, baik pelanggannya, anak-anaknya, serta suami tetangga. Begitupun dengan teman-teman anaknya. Teman-teman anak sulungnya, si Riko, Romi dan Jaka, sering bermain ke rumahnya. Mereka sangat penasaran dengan ibu teman mereka ini. Mereka ingin selalu berlama-lama di sana, dengan harapan dapat melihat dan menonton aksi-aksi Rasti yang membuat adik kecil dalam celana mereka berontak. Tidak jarang pula mereka menuntaskannya dengan beronani di kamar mandi rumah Rasti.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5GxSiWtzYc
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhd1LI6Y2gH
Dan kali ini mereka punya kesempatan yang sangat bagus untuk mewujudkan fantasi-fantasi nakal mereka lainnya. Rasti ingin memberikan hadiah pada Tedi dengan menuruti semua keinginan anaknya tersebut di hari ulangtahunnya. Teman-teman Tedipun kebagian imbasnya. Sungguh beruntung.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTV0xGhc3LI
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQZOAJn36B4
Mereka sudah berada di dalam mobil Rasti, yang mana ibu teman mereka itu bertelanjang bulat duduk di kursi kemudi! Siap membawa mereka kemanapun yang mereka inginkan. Tedi dan kawan-kawan, plus si bungsu, semua duduk di belakang. Rasti sendirian di depan. Untungnya semua kaca mobil Rasti menggunakan kaca film sehingga mereka tidak perlu takut kelihatan orang dari luar.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxgsuhYqJk2
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVBPQF76ClL
“Jadi kita mau kemana dulu nih?” tanya Rasti pada Tedi dan teman-temannya. Mereka saling pandang, bingung mau memulainya dari mana. Apakah harus ke pantai, ke taman kota, ke kolam renang atau mungkin ke pasar. Melihat tingkah mereka yang kebingungan itu Rasti jadi tertawa dibuatnya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZWreflYOvL
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9JVinGfyRP
“Hahaha… kalian ini, padahal kemarin kayaknya semangat banget”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxeOADN1Amc
“Kita semangat kok tante, semangat bangeeeet malah, hehehe”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOY4Zm25mK1
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF9yhXKeu1l
“Terus? Kemana dong kalian maunya? Kalian bebas kok bilang maunya apa, asal gak gila banget aja yah, hihihi” pancing Rasti lagi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgOfUXvkM66
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyU9jf3JPX0
“I..iya tante” jawab mereka serempak.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡifsFAhXPUn
“Eh, Ted, lo bukannya pengen punya kamera DSLR? Minta sekarang aja sama mama lo!” usul Jaka. Tedi memang menyukai fotografi, teman-temannya tahu itu. Sebagai ibu, Rasti juga sudah lama tahu ketertarikan dan minat Tedi pada fotografi, dengan senang hati Rasti mau memenuhi permintaan anaknya itu. Ya, selain permainan fantasi ini, Rasti juga sudah janji akan membelikan hadiah ‘betulan’ buat Tedi. Apapun yang Tedi minta, berapapun harganya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0uiALLMRsB
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMbrbYKs4QZ
“Benar juga tuh, kita ke mall dulu yuk Ma, beliin Tedi kamera.” setuju Tedi dengan usul Jaka.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Ze1MJx6fu
“Ohh… Oke deh sayang. Kamu ingin beli sebagus dan semahal apapun pasti Mama beliin kok buat kamu.” ujar Rasti sambil tersenyum manis pada Tedi melalui spion depan.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡskoW3XjAXM
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlAxesxpk3j
“Makasih Ma, Mama memang paling baik deh.” puji Tedi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGVpvYPuHWE
“Iya.. emang enak banget punya Mama kayak Mama lo Ted, iri gue, duh…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcJWk6DVp0I
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk1HdyWkWVW
“Hahaha, kalian ini… Berangkat sekarang?” kerling Rasti pada mereka.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8mJORIC4R7
“Iya Mah…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ91FpVRb8cv
“Siap bos, meluncuuuur, hihihi…” ujar Rasti dengan riangnya. Sungguh Ibu yang sempurna. Betapa bahagianya Tedi dan adek-adeknya. Juga betapa beruntungnya Riko, Romi, dan Jaka bisa berteman dengan Tedi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgoms6gBLEh
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡakYP20Safw
Mereka mulai meluncur ke mall terdekat. Tedi dan teman-temannya asik memperhatikan betapa seksinya Rasti yang nyetir sambil bugil. Rambut panjangnya diikat sehingga tengkuk dengan bulu-bulu halusnya terlihat menggoda. AC mobil berhembus pelan menyapu kulit putih mulus Rasti yang terbuka bebas. Sungguh mempesona. Tentunya sangat menyenangkan bagi mereka melihat gerak-gerak Rasti yang tetap gesit mengendalikan mobil dengan kondisi telanjang bulat begitu. Bagaimana kaki jenjang Rasti asik injak-lepas pedal, dan tangan Rasti yang lihai memainkan perseneling dan stir.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUauSUGoSi4
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaR6VrNTym1
“Duh… jangan dilihatin terus. Tante jadi grogi nih nyetirnya” ujar Rasti sok manja, pura-pura risih diperhatikan oleh mereka.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtE3enB1305
“He he… Tante cantik banget sih, sayang dong kalo dilewatin…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtmq2ttLURl
“Buka kacanya dong Tante…?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiJenfN5Reg
“Iih gila kalian ah… Nggak ah…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHypEPt5Fsw
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw17QAUdtDc
Tapi karena Tedi protes nagih janji bakal penuhi semua fantasi mereka, Rastipun nurut. Hanya kaca di jendela supir yang dibuka. Semua jendela lainnya tertutup rapat. Tedi dan kawan-kawan memilih untuk tidak terlihat.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc4L2GRN8BE
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuWGXcfitpN
“Curang ih kalian, dasar…” protes Rasti manja. Tapi to Rasti tetap menuruti kemauan mereka. Awalnya hanya buka sedikit-sedikit jendelanya, pas sepi barulah dibuka penuh. Kebetulan mobil Rasti jenis SUV yang besar, bukan jenis sedan. Jadi rasti berani nekat aja. Karna mobil jenis ini ground clearancenya tinggi, posisi kursi penumpangnya juga tinggi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmYGm09FrIJ
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsMZe88TVgi
Bahkan saat lampu merah Tedi dan teman-temannya melarang Rasti menutup kaca mobil. Beberapa kali Rasti nurut, karena paling banter mobil yang menjejerinya tidak lebih tinggi dari mobil mereka. Bahkan teman-teman Tedi punya ide, beberapa kali di lampu merah mereka minta Rasti pura-pura nanya jalan pada pengemudi kendaraan di sampingnya, baik mobil maupun motor! Dalam posisi itu Rasti yang hanya menaikkan sedikit kaca mobilnya memang hanya akan terlihat sebatas pundak. Tentunya sangat seksi sekali dilihat dari luar, Rasti akan tampak seperti telanjang, padahal memang benar! Tidak hanya itu, Tedi juga ikutan iseng mengerjai ibu kandungnya itu dengan menyuruh Rasti membeli koran ke pedagang koran di perempatan lampu merah. Sungguh sesuatu yang menegangkan namun juga menggairahkan bagi mereka maupun Rasti sendiri.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBeRpiRx59T
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5wJBhWQloc
Merekapun akhirnya sampai ke mall. Tedi dan kawan-kawan sudah memakai baju ganti. Untuk Rasti sendiri, Tedi membawakan sebuah selendang. Walhasil Rasti cuma pakai selendang yang dililitkan pada tubuhnya dan dipeniti. Selendang yang dibawa Tedi juga sangat pendek, lebarnya sekitar 30cm dan panjangnya tidak sampai 2 meter. Hanya bisa dililitkan 3 kali, dan hanya menutupi area dada-paha atas. Jika sekilas, orang tidak akan memperhatikan bahwa yang dikenakan rasti hanyalah lilitan selendang, sekilas pakaian Rasti malah seperti pakaian yang dirancang desainer terkenal, karna motif selendang yang dibawa Tedi memang ngejreng warnanya, dan bahannya terbuat dari kain yang sangat halus dan lembut. Pasti bukan kain murah, pikir teman-teman Tedi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnBbR7tHfAZ
Mall itu adalah mall baru yang ada di kawasan apartemen baru yang elit. Jelas mallnya cukup mewah dan mentereng. Dirancang untuk jadi tempat belanja kalangan kelas atas, termasuk para selebritis. Jadi pakaian Rasti tidak akan terlalu menarik perhatian karna memang banyak yang berpakaian seksi dan terbuka seperti Rasti di mall itu. Dan lagi, karena mall ini baru, ada banyak toko yang kosong, belum laku, ataupun sudah laku tapi belum buka. Meski begitu tetap saja itu menegangkan bagi Rasti.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZeHkEDwa3K
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdUMchCEfm7
Meskipun banyak wanita yang berpakaian seksi di dalam mall itu, tapi Rasti tetap yang paling menarik bagi Tedi dan teman-temannya. Bagi mereka Rasti adalah wanita paling cantik dan paling menarik di dunia. Apalagi dengan pakaian seperti itu, Rasti melenggang di dalam mall sambil menggendong si bungsu. Sebuah pemandangan yang sangat mencolok dan indah, Rasti benar-benar jadi pusat perhatian.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxUeuDs9PEt
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡokcUlEaIIM
“Sayang…kamu jangan nakal yah… jangan minta mimik susu dulu yah, hihihi” ujar Rasti pada anak bungsunya. Tapi di dalam hati dia malah penasaran bagaimana rasanya menyusukan anaknya di tempat umum dengan pakaian seperti itu, dia berharap anaknya itu nanti bakal rewel minta nyusu padanya. Tedi dan teman-temannya yang mendengarnyapun juga berharap demikian.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6CcaDTB9Qr
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBE6ijJgWzv
Tujuan mereka langsung ke tempat penjualan kamera. Tedipun mendapatkan kamera impiannya. Kamera terbaru plus tambahan lensa untuk longshoot. Total harganya lebih dari 15 juta. Rasti dengan senang hati memenuhi permintaannya itu.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcfsCuhiCU3
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl0RQEzlagU
“Spesifikasi kamera ini sudah cukup buat kamu sayang? Boleh kok kalo minta yang lebih canggih…” tanya Rasti yang betul-betul tidak mempermasalahkan harga. Tapi Tedi merasa cukup dengan kamera barunya ini. Rasti senang Tedi bukan anak yang royal, apalagi minat dan hobinya ini tentu sesuatu yang positif, Rasti mendukungnya 200%. Bahkan selain permintaan Tedi, diam-diam Rasti merencanakan hadiah ‘betulan’ lain yang dia siapkan sendiri untuk Tedi. Sungguh teman-teman Tedi dibuat iri dengan Tedi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMxHwdEOUme
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKhHMYa4r33
Di dalam toko kamera yang relatif masih sepi juga, pelayan toko yang semua pria jadi bisa melihat dan bahkan berkomunikasi dengan Rasti dari dekat. Beberapa kali mereka terlihat menelan ludah. Kelihatan sekali mupeng dan tidak konsen. Rasti yang menyadari putting susunya tercetak jelas, mencoba menutupinya dengan menggendong si bungsu di depan.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ8S03m9e7z
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlqZDk21aGA
“Duh sayang, kamu ni ngasih mama pakaian rawan banget gini siih…?” bisik Rasti setelah keluar dari toko kamera.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZWPb1h6wax
“He he he… tapi asyik kan Ma?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAhP1k8xn5V
“Hiih… Kamu ini…” ucap Rasti gemas. Tapi dalam hati Rasti sadar apa yang sedang mereka lakukan hari ini, dan dia bertekad untuk menikmatinya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPQBQFXDsts
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0kSP8vFPKo
Setelah membeli kamera mereka lalu mutar jalan-jalan di mall. Berkali-kali si bungsu yang berada dalam pelukannya rewel, membuat Rasti kewalahan menenangkannya. Suara rewelan Bobby malah semakin menarik perhatian pengunjung mall. Rasti berusaha cuek dengan tatapan mata orang-orang disekitarnya. Gilanya, teman-teman Tedi malah memprovokasi Rasti untuk netekin Bobi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD86hV0ZH4S
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGRTcGwTQkT
“Gak mau ah, masak netekin Bobi di sini?” tolak Rasti.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy6BfF8H0V7
“Bobinya kayaknya haus tuh tante, masak dibiarin aja, iya gak Ted?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGFRN7qRCiG
“I..iya Ma… Bobi haus tuh.” jawab Tedi ikut-ikutan. Tapi Rasti tetap belum mau untuk netekin Bobi, tidak di tengah-tengah kerumunan orang-orang begini. Namun teman-teman Tedi malah semakin keras suaranya membujuk ibu teman mereka itu, membuat orang-orang semakin melirik ke arah mereka. Entah apa yang dipikirkan para pengunjung yang mendengar ocehan-ocehan teman-teman Tedi itu pada Rasti.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtFZdIYxGYx
“Ayo Tante buka susunya Tante…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcN1EygXWSL
“Iya buka dong Tante, cepetan…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNEW0hbU6xS
Sungguh membuat Rasti semakin malu. Hampir-hampir Rasti mengalah karna Bobi yang memang rewel terus, susah banget disuruh diam.Untung saja saat Rasti sudah mulai mencari-cari tempat aman untuk menyusui Bobi, pada akhirnya Bobi malah mulai anteng sendiri tanpa harus disusui.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjxdn14CP8M
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfJq4OtvnhU
“Dasar kalian ini… Puas mainin mama?” ujar Rasti pura-pura kesal saat akhirnya mereka tiba di bagian sepi mall tersebut. Teman-teman Tedi hanya cengengesan. Tedi yang sedari tadi melihat mamanya dipermalukan juga ikut tertawa kecil, karena memang hal itu membuat penisnya ngaceng.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfMhn9zFoGe
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoqq6z8ovC8
“Ma… aku mau fotoin mama boleh?” pinta Tedi kemudian. Dia tentunya juga harus menikmati momen ini sebaik-baiknya. Apalagi dia baru saja dibelikan kamera super canggih.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsKTLpD8Fw5
“Kamu mau jadiin mama sebagai model kamu sayang? Boleh kok…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq1q088BozD
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx9smTOXXmD
Di dalam mall di sudut-sudut yang menarik dan diperbolehkan untuk mengambil gambar, Tedipun berulang kali meminta Rasti untuk berpose cantik. Rastipun tahu betul bagaimana caranya berpose bak model professional. Pose seksi, ekspresi imut, binal, dan sebagainya dipamerkannya. Baik sambil menggendong si bungsu maupun berfoto sendiri.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHxfkwOn2vp
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLjr1cM5U6V
Di lantai atas yang hampir 50% tokonya masih belum terisi, kondisinya sangat sepi. Mereka menuju satu sisi yang pertokoannya masih kosong melompong. Entah belum mulai disewakan atau memang belum laku. Tedi meminta Rasti berpose pada pagar atrium. Sebagaimana banyak mall lain, arsitektur mall ini juga berbentuk atrium. Yaitu ruang tengah yang terbuka. Dari lantai-lantai atas bisa melihat ke bawah dengan pengaman pagar pembatas. Di situlah Rasti berpose, membelakangi ruang atrium, sehingga foto Rasti berlatar belakang atrium mall yang luas, dan para pengunjung mall yang berlalulalang, kebanyakan di lantai-lantai bawah. Tentunya Bobi sudah dititipkan pada temannya yang bergantian membantu menggendong.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVjUhP2xKyI
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMi7xVj8Qxb
“Ma… buka selendangnya dong…?” Pinta Tedi setelah beberapa jepret.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2BhUSYg8Cz
“Haah, gila ih… di tempat umum begini…?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ14Iy6FnS1u
“Gak dibuka semuanya Ma, dilepas aja 1 ikatan di dada… turunin dikit… tunjukin belahannya…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDbOXw2gqU3
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpUYvUfilyg
“Ooh, kamu minta foto seksi ya, hi hi… gitu sih gapapa…” Setelah celingak celinguk, memastikan kondisi aman Rasti pun membuka peniti dan mengendorkan lilitan selendangnya. Setelah itu Rasti menyilangkan tangannya di bawah dadanya, menahan selendang itu melorot ke bawah dari dadanya. Rasti mengekspos belahan dadanya tapi bagian putingnya masih tertutup.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUAZ9SjTrHk
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGwCrHm4HFv
“Nunduk Tante…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcdBULPhNvi
“Ekspresinya yang nakal Tante…” Teman-teman Tedi sok-sokan ikut mengarahkan.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf2iMgu7ozJ
“Iya iya… Iih ternyata kamu pingin jadi fotografer model-model seksi ya? Malah Mama yang dijadikan eksperimen nih… iya deh mama turutin.” jawab Rasti sambil mengerlingkan matanya ke anaknya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ11MlYyuq0h
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6KieSHu2cB
Namanya tempat umum, mereka tentunya tidak bisa dengan leluasa melakukan sesi foto erotis dadakan itu. Tiap satu jepret, mereka harus waspada melihat sekitar. Terutama Rasti. Tapi toh justru ini asyiknya. Sampai beberapa foto kemudian, “Buka lagi dong ma… tunjukin semuanya…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1gmJXFLOoV
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡulm7KEXQhd
“Hah, kamu nyuruh mama bugil di sini sayang? Gila kamu ah… jangan dong… Terlalu bahaya!”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqilkhMV38j
“Bugil sih nanti aja, he he he… kita masih punya banyak waktu. Pelan-pelan aja… tunjukin aja susunya ma…” jelas Tedi. Rasti penasaran juga. Ditengoknya kanan kiri. Ada orang berjalan ke arah mereka. Rasti malah menaikkan selendangnya lagi. Menutup rapat-rapat dadanya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2fCAJIIuJl
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyirwECWKKa
“Aah mama… kok dipake lagi sih! Ayo buka…” protes Tedi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHpRV8OuA37
“Bentar dong sayang, ada orang tuh! Kamu ini…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8QkiEccXzr
Meski Rasti kemudian tidak sedang berpose karna tegang mengawasi sekitar, Tedi tetap memotretnya beberapa kali. Sehingga beberapa orang yang hendak menuju ke arah mereka melihat dan mengira bahwa ada sesi pemotretan profesional dan mengurungkan niatnya. Lagi pula di area itu memang belum ada toko yang buka.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI3qiwycrFM
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmxWkb6BIJ5
“Ayo tante buka…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGUjMk95nqB
“Sudah aman tante…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhyzOh8KW35
“Ayo maa…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfREl5nQ1Ue
“Iyaa iyaa kalian ini…” Rasti kembali menurunkan selendangnya. Sebagian besar dadanya terekspos.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKOh0VJHiMG
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDtF2mho1qf
“Buka semua ma… keluarin susunya…” pinta Tedi lagi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb3BOWcUSZf
“Duuh…” Rasti tengak-tengok lagi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3dC9eDA5gB
“Aman ma…” Tedi mencoba meyakinkan. Dia lalu menyuruh teman-temannya berjaga-jaga mengawasi keadaan. Akhirnya Rasti nurut. Dadanya dikeluarkan semua, tapi selendangnya masih ditahan di bawah dadanya. Pemandangan yang erotis sekali bagi Tedi dan teman-temannya, meski sudah biasa melihat ketelanjangan Rasti, sensasi kali ini jelas beda. Berkali-kali mereka menelan ludah saking tergiurnya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6CdDPlzjqK
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6gbx1kI1Px
Beberapa foto berhasil dijepret Tedi yang bergaya bak fotografer profesional. Rasti memang susah konsentrasi karna tegang dan was-was. Tapi ada juga sensasi kenikmatan yang dirasakan Rasti yang sebenarnya memang punya sisi eksibisionis. Aah ini sebenarnya kesempatan untuk berekspresi bagi Rasti, melampiaskan nalurinya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzBSdVhr3oT
DIa menengok pada kawan Tedi yang berjaga, “Aman..?” tanyanya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLcIg7ToWH5
“Aman kok tante… jangan khawatir…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt2y94Ciam5
Rasti menarik napas panjang. Diturunkan lagi selendangnya hingga pinggul. Bagian atas tubuhnya benar-benar telanjang sekarang.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLsoz6VucNK
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwN8OmDMjSf
“Cakep ma…!” puji Tedi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡckf69skPOg
“Dasar kalian ini. Untung mama perginya sama kalian, kalau sama Norman mungkin dia udah nekat genjotin mama sekarang, hihihi” ujar Rasti cekikikan. Rasti kemudian mencoba konsentrasi untuk berpose. Berbagai pose sensual binal berhasil diambil gambarnya oleh Tedi yang jadi semangat sekali.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ9PLjfkgnR
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0GQZDNGTGF
Sudah sangat banyak foto yang diambil Tedi. Dia sekarang sangat menikmatinya. Gilanya Rasti bahkan meminta menggendong Bobi lagi, berpose bersama bayinya yang mana dia masih tetap bertelanjang dada.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl4KU8DOu2Q
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdNg1j5UymZ
“Kamu pengen nyusu sekarang sayang?” tanya Rasti pada bayinya sambil melirik pada Tedi. Sungguh membuat Tedi dan teman-temannya belingsatan dengan tingkah Rasti, dan Jepret! Sebuah momen yang tidak lazimpun terabadikan. Seorang ibu muda cantik yang bertelanjang dada menyusui bayinya dengan latar belakang mall!14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbmQJWnclCp
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqjiVSwbMC9
Teman-teman Tedi yang berjaga malah ikut tergiur melihat pemandangan itu. Mereka lengah dibuatnya. Tidak sadar ada 2 orang security mall yang datang mendekati mereka. Baru sadar setelah dekat karena langkah sepatunya terdengar. Rasti yang panik menitipkan bayinya pada teman-teman Tedi lagi, lalu berusaha menaikkan kembali selendangnya, tapi tentu tidak sempurna karena selendang itu dipakai dengan cara dililitkan di tubuhnya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVMfT5hV3F0
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6CYNv9Rd0H
“Aduuh, penitinya dimana tadi ya sayang..?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡumgrnbk4Vo
“Lho, gak tau Ma, kan Mama yang pegang..?” Tedipun ikut panik. Namun teman-teman Tedi malah cengengesan seakan menikmati tontonan ibu dan anak yang sedang kebingungan itu.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaQLXoxhyI9
“Aduh, ilang deh sayang, ga tau jatuh dimana… ada lagi?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ219p4BO5HE
“Ga ada lagi ma…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmkePC3515P
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS4Edo7kOkE
Mereka semakin panik seiring dengan derap langkah sepatu yang juga semakin mendekat. Hingga akhirnya…14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHI68q7RyOL
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡauTtvYNeGv
“Sedang apa kalian!?” Tanya salah seorang security tegas. Ratno dan Adi, itu nama yang tertulis di seragam mereka. Ratno tampak sebagai seniornya Adi, lebih tua, berkumis tebal, rambut tipis, dan badan sedikit gempal. Sementara Adi terlihat lebih culun, usianya paling seusia Rasti atau malah di bawahnya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5MNxv1w5du
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTK3AZ9dwbq
“Mm nggak pak cuma jalan-jalan aja… Yuuk…” Tedi mencoba menghindar dengan mengajak pergi. Tapi Rasti yang gak konsen malah sibuk memastikan selendang yang dipakainya sudah aman, karna tidak ada peniti, diapun menahannya dengan tangan.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUpoWJ9osSQ
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ52MyxFmLFO
“Eeh, gimana?” tanya Rasti lugu.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAKKoDawiAe
“Ayook…” Tedi mendesak.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCbonahE24j
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRq7Hpzwdwu
“Tunggu dulu…” cegah Pak Ratno. “Kalian melakukan sesi pemotretan di sini? Boleh lihat ijinnya?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpTAUxN5RhC
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlhU1ijRIAa
“Kami iseng aja kok pak, bukan profesional… Lagian kami gak motret-motret di area yang dilarang motret kok pak… Di sini boleh kan?” Elak Tedi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4GKhiqwgp7
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAviuhRHPje
“Hmm, di sini memang belum dilarang… tapi kalo untuk tujuan komersil…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD6BewTmXhD
“Kami bukan profesional pak..”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG6dBTH3Qlt
“Hmm, iya, tapi tadi ada laporan pengunjung yang jadi enggan ke sini karena ada aksi kalian…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBbYAwnv23J
“Tapi kan di sini belum ada toko yang buka pak?” Jaka ikut bicara.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYntN0Nw5hW
Adi membisiki Pak Ratno, mereka kemudian mencermati Rasti, Tedi, dan teman-temannya. Melihat si bungsu yang sedang digendong teman Tedi. Dia merasa agak aneh dengan rombongan ini. Empat anak yang tampaknya masih remaja, dengan seorang wanita muda cantik, dan seorang bayi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEc5QIHjoqn
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb7d7PlPdY3
“Bayi siapa ini?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFP1ENzlbJv
“Eh, ba..bayi saya pak…” jawab Rasti. Kedua security itu berpandangan dan mengamati Tedi dan teman-temannya lagi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCHm0Zxwezf
“Itu bayinya si non?” Tanya pak ratno penasaran. Rasti mengangguk.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC2y0oDwKPv
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0NohtUQhjE
“Mana bapaknya…?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ920T13NpSw
“Eee… bapaknya gak ada pak, ga tau deh di mana…?” jawab Rasti tersipu.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKZhiOUc6zv
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMUxYJI4Q3C
“Kok ga tau gimana?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfxaP3wnhw1
“Tadi sedang jalan-jalan di bawah, sedang liat-liat gadget!” ujar Tedi berinisiatif berbohong. Dia melirik mamanya kesal. Mama nih jujur amat sih… pikir Tedi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQYTIw0iLul
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm4TLScifhe
Setelah saling berbisik lagi, Pak Ratno memutuskan membolehkan mereka pergi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ6tW6wWaJu
“Ya udah, non pake bajunya… terus jangan di sini ya… ga boleh ada sesi pemotretan lagi!” Ujar Adi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtcRwTMcjv6
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvNHEmoFTjd
“Mm… saya cuma pake ini aja pak…” jawab Rasti lugu. Jawaban yang kemudian kembali membuatnya diamati terus oleh kedua security itu.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1yK2gUmSYG
“Non ga bawa baju?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe0mbe21uZ2
“Yaa iniii… baju saya…” jawab Rasti dengan entengnya. Pak Ratno dan Adi tampak terkejut dan saling berbisik lagi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFq4KPDtNkP
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgDg3f2ZN6I
“Kami pergi dulu pak… maaf…” Tedi yang mencium gelagat buruk merasa harus segera cabut.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrsTmAawili
“Bentar!” sergah Pak Ratno lagi. “Kalian bukan professional? Dari tadi saya curiga. Ini modelnya cantik begini, pakaiannya sengaja berkostum begini…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoirSuLlq74
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbQVOWL7mNa
“Bener pak kami bukan profesional” Tedi mulai tegang. Tidak mungkin mengatakan sejujurnya, serta mengatakan kalau perempuan itu adalah mamanya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLJ83kTGwpe
“Maaf non, coba tangannya disamping, kami harus periksa…” Ujar Adi yang melihat dari tadi Rasti menyilangkan tangan di depan dan memegangi selendangnya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb5gZZt8FXj
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPKCnXVHuqN
“Aduh, periksa apa yah pak, saya ga bawa apa-apa kok” Rasti menengok ke sekitar. Di seberang atrium sana ada beberapa orang lalu lalang. Satu dua orang tampak memperhatikan mereka.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡecosAEiZ3n
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVJZeBlon4Q
“Sudah nurut saja… biar segera selesai urusannya!” tegas kedua security itu. Tedi panik. Tak tahu harus berbuat apa. Tapi Rasti yang tadinya panik, setelah menarik napas panjang kini berangsur-angsur lebih tenang. DIa dari awal sudah bertekad akan menikmati apapun yang terjadi. Ini momen yang langka. Ini saatnya mengekspresikan diri… Entah kesambet setan dari mana, tiba-tiba Rasti malah jadi excited.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYEVHdk5UGT
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBveDtzhqqN
“Ba..baik pak… maaf ya…” Rasti menengok sekitar lagi. Ah, kondisi belum aman, dia melihat pengunjung yang memperhatikan mereka dari seberang atrium malah bertambah. Mungkin ada sekitar 5 orang. Pastinya mereka penasaran melihat sekelompok pengunjung bermasalah dengan security mall.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyPg7Mt2jwa
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsSKtcpJdLh
Rasti menghela napas dan menghitung dalam hati, satu dua tiga.. tangannya diturunkan ke samping. Sreett…! Selendang dari bahan halus yang melilit tubuhnya terlepas sepenuhnya dan merosot jatuh di kakinya. Rasti kini bugil! Telanjang bulat tanpa ada apapun yang menutupi!14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyikrXXu0Oi
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXK6AZGn45n
“Haah…” Pak Ratno dan Adi langsung ternganga melihat pemandangan tak terduga ini.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCpjfyYdIjE
“Woow…” bisik teman-teman Tedi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDsY5wAfqc7
Terdengar juga sayup-sayup suara riuh di belakang mereka. Ya, beberapa pengunjung memang sedari tadi ikut mengamati, dan aksi Rasti itu surprise banget buat mereka.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvg5r5t42oE
Mendengar suara riuh pengunjung itu kedua satpam yang salah tingkah tampak panik. Sebenarnya mudah saja Ratno tinggal menyuruh Rasti kembali memakai selendangnya, tapi dasar pria, dia juga tak mau cepat-cepat pemandangan ini hilang berlalu. Pak Ratno secepat kilat berinisiatif menggeser posisi berdirinya, mendorong kasar Adi di sebelahnya. Posisi mereka kini menutupi Rasti dari pandangan pengunjung mall yang lain.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOthxJdplC2
“Hei, ini bukan tontonan, maaf, tolong ya…!” Seru Ratno pada para pengunjung yang menonton, seraya menggerakkan tangannya menyuruh mereka bubar dan pergi. Tapi yang ada bukannya bubar, malah tambah ada pengunjung lain yang tadinya tidak tahu ada kejadian, malah jadi tahu dan penasaran ikut nonton, hanya saja memang mereka hanya berdiri di seberang pagar atrium, tidak ada yang berani mendekat.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCYuHhGxaqk
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFtEUrBkA09
“Apa ini? Non hanya memakai selendang ini ke sini? dan kalian bilang ini bukan sesi foto profesional??” tanya Ratno kemudian setelah berhasil mengatasi salah tingkahnya. Tapi tetap saja dia tidak bisa menyembunyikan wajah mupengnya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7gaPZSoyAF
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ49eOAzohNQ
“Mm.. memang bukan kok pak…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdi1gsXqNQx
“Iya, saya bukan model profesional kok pak Ratno… mas Adi… Hi hi hi…” Rasti yang menyilangkan kedua tangan di dadanya mencoba ikut menjawab, tapi malah banyak ketawa ketiwinya. Upaya sia-sia Rasti untuk menutupi bagian vitalnya malah menjadi pose yang memiliki daya rangsang tersendiri.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz7lZbMFGhX
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOyDWRJ22B0
Adi yang belum bisa mengendalikan salah tingkahnya berbisik lagi pada pak Ratno, keduanya menengok ke belakang. Walah, pengunjung malah pada berkerumun di seberang. Malah ada yang mengambil gambar dengan HPnya. Ratno berteriak kesal sambil menggerakkan tangannya menyuruh mereka bubar. Tidak semudah itu tentunya menyuruh kerumunan itu bubar. Rasti sendiri malah berusaha melongok-longok melihat kerumunan itu. Edannya, Rasti malah kemudian melambaikan tangannya sambil melontarkan senyum pada kerumunan itu. Betul-betul jiwa lonte.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Q5IVVPF4v
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRqw3TnW0h1
“Suit suiitt…” Riuh suara para pengunjung dibuatnya. Ratno yang menyadari tingkah Rasti itu tanpa pikir panjang langsung menggaet lengan rasti, mencoba menggelandangnya menuju ruang pertokoan kosong di sisi itu.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6QGmvn9nbD
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN9Wct4iD67
“Aduuh.. pak Ratno, jangan kasar-kasar dong…” ucap Rasti manja. “Saya mau dibawa kemana? Boleh saya pakai baju saya dulu?” Rasti melawan, mencoba bertahan di tempatnya untuk meraih kain selendangnya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjzI2qUf4rw
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCnjdaeLgWS
“Baju apaan?! itu cuma selembar kain… Kita ke balik toko-toko di sana, sembunyi dari pandangan orang-orang!”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoqDe6QFmOK
“Eeh, emang saya mau diapain pak…?” Ucap Rasti, terdengarnya lebih ke arah genit, ketimbang ketakutan. Pak Ratno makin gemas dibuatnya. “Sudah, ayo ikut…!”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpod2UQLqgg
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxXSZERB11G
“Be… bentar pak…” Di tengah kepanikannya Tedi malah memberanikan diri menyela. Sementara teman-temannya yang lain diam membisu. Tegang sekaligus excited juga menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVMbH823caK
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Ou43hLkKL
“Apa…?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPMLnv3X2Fm
“Sebelum dibawa ke sana, boleh saya ambil fotonya dulu… sekalii aja…” pinta Tedi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK0ya0ctz0r
“Apa maksudnya? Kamu mau motret kita!?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYQtLRoOqkS
“Bu.. bukan, mau motret Ma.. eh, motret model saya aja…” Hampir saja Tedi berkata ‘mama’. “Ini momennya bagus banget, saya ingin ambil gambar model saya polos, dengan latar belakang kerumunan orang itu… boleh ya… Bapak minggir dulu?” jelas Tedi sambil menengok ke arah kerumunan pengunjung di seberang atrium sana. Tambah banyak yang berkerumun. Ini jelas momen yang tak boleh dilewatkan. Meskipun jumlahnya cuma sekitar belasan atau paling pol 20 orang, karna untung saja ini di lantai atas yang masih sepi, coba kalau di lantai bawah, pasti ratusan orang yang ngerumunin. Ya iyalah, sejak awal kan memang memilih foto-foto di lantai yang sepi ini. Gumamnya dalam hati.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlqnNrjWDby
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlCgB95GCNp
Pak Ratno dan Adi berbisik, menengok ke belakang untuk kesekian kalinya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTNPBo9IJRN
“Ga bisa! Enak aja kamu…” tegas pak Ratno.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKM8mHcQfbY
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ87URzd2xFg
“Duuh, kenapa sih? Boleh dong paak” Ucap Rasti. Tedi surprise juga, ibunya itu ternyata malah ikut membantu membujuk pak Ratno.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXJuNf55ulL
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ7P9Z0JW7n
“Gini ini kalian masih mengelak bukan professional??” Ucap security paruh baya itu geleng-geleng kepala.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL7ccPAh1mq
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJCT3YaSZsm
Saat itu Tedi berpikir cepat sekaligus nekat. Tanpa menunggu persetujuan Tedi langsung saja mengambil jarak dan membidik mereka dengan kameranya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡysXgWORBhR
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdJhWof0k3V
“Eiitt… kamu…” pak Ratno dan Adi spontan menghindar dari ruang bidik kamera Tedi. Yes! Seru Tedi dalam hati, dapat juga gambar mamanya polos di dalam mall dengan latar belakang kerumunan pengunjung mall lain. Ini yang dia inginkan! Tapi momennya begitu cepat. Baik Tedi dan Rasti seolah punya koneksi batin, Tedi secepat mungkin menjepret Rasti beberapa kali, dan Rasti juga langsung sadar pose dan ekspresi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuV3MlXKtrd
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAnMHiMkZ6V
Momen itu hanya berlangsung 3 atau 4 detik saja, karna pak Ratno yang langsung setengah berlari ke arah Tedi sambil gusar mencoba untuk merebut kameranya. “Aduh maaf pak… Jangan pak…” Tedi memohon sambil mencoba mempertahankan kameranya. Rasti spontan juga berlari membantu Tedi dengan menarik tangan pak Ratno.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTU1EqRHr49
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ95lDS0JHv0
“Jangan dong pak please… Ayoo, saya mau dihukum apa deh…” malah Rasti kini yang menarik pak Ratno menuju komplek pertokoan kosong sebagaimana tadi Rasti mau dibawa oleh pak Ratno ke situ.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNkXTth6Ul2
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3tA2bHeoSL
“Ayoo pak…” Rasti ngotot, sambil berjalan lengan pak Ratno dipeluknya erat. Walhasil kulit lengan pak Ratno menyenggol dan bersentuhan langsung dengan kelembutan payudara Rasti yang telanjang. Seakan hilang kekuatan, mau tak mau pak Ratno mengikuti langkah Rasti. Penisnya yang dari tadi sudah nyut-nyutan kini menegang maksimal. Benar-benar pemandangan yang seru. Teman-teman Tedi dan Adi si security muda cuma bisa celingak-celinguk dan menelan ludahnya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCi0k4Y61ws
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHYpBzdsUSd
“Huu…” Riuh pengunjung mall mengiringi ketika Tedi, Rasti, pak Ratno dan Adi kini menghilang di balik pertokoan. Sebelum menyusul, teman-teman Tedi berinisiatif mengambil selendang Rasti yang tergeletak. Tapi kemudian, entah siapa yang punya ide duluan, mereka saling berbisik dan sedikit berdebat, tapi kemudian tampak sepakat. Selendang Rasti mereka sembunyikan!14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNY6ylyzl22
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8759XFg577
Di lorong pertokoan yang sepi itu, Rasti dan lainnya tersembunyi dari pandangan seluruh pengunjung mall. Pak Ratno dengan napas memburu langsung meremas payudara Rasti. Matanya dan mata Rasti saling menatap. Pandangan Rasti yang sayu dan tanpa perlawanan sama sekali semakin menaikkan libido pak Ratno.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2yII8qS1sp
“Aah pak…” desah manja Rasti makin membuat birahi pak Ratno meluap-luap.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5cGz1XN7HS
Tedi dan Adi hanya mematung, tak tahu harus berbuat apa, terlebih bagi Tedi karena wanita itu adalah ibunya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkDNhhllpHy
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBWHjwFOj6Q
“Wow..” gumam teman-teman Tedi yang menyusul dan menjumpai pemandangan itu.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvv8qeADVBr
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbkSM2O0H3A
“Bo.. bos…?” Ucap Adi ragu-ragu, dia tentunya tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Pak Ratno dan Rasti masih saling memandang tanpa bicara. Entah kenapa lidah keduanya kelu. Hanya bahasa tubuh yang bicara. Remasan tangan pak Ratno pada payudara Rasti makin kencang. “Aaahh… Paak Ratno…” lenguh Rasti pelan. Lenguhan itu terdengar bagai perintah pada pak Ratno untuk terus mengeksplorasi tubuh Rasti. Jelas sekali keduanya kini sedang dilanda birahi yang tak terbendung.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ70f6uDG3NR
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuZlAPUfPyV
“Booss…” usik Adi lagi. Tampaknya dia makin panik saja melihat perkembangan yang terjadi ini.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKsWO8CKRsV
“Berisik lo ahh…!” Hardik pak ratno. “Sana berjaga! Kalian juga ngapain di sini, sana pergi…!” Ujar Pak Ratno pada Adi dan Tedi dan kawan-kawan. Rasti melirik Tedi dan teman-temannya, kepalanya mengangguk tanda dia menyetujui pak Ratno. Rasti menginginkan anaknya juga menyingkir dari situ.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcT0lHSOJkw
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmhkk727J6r
“Cepetan… Adi, lo ngapain masih diam aja… Jaga di luar…! Jangan sampai ada orang kesini!” suruh pak Ratno. Dengan tergopoh-gopoh Adi beranjak. Sementara Tedi dan kawan-kawan masih ragu untuk pergi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWixPRYGTgc
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHjLRJbbSlC
“Ma… mama…” Ucap Tedi pelan, sebenarnya tidak jelas juga tujuan Tedi memanggil Rasti, dia tahu apa yang akan terjadi tak akan bisa dicegah. Dan memang Rasti dan pak Ratno sendiri sudah tidak menggubris, lidah mereka kini berpagutan. Panas…!14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSfAW44zyN6
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAWLCv0F95K
Beberapa saat berpagutan, pak Ratno jengah juga melihat Tedi dkk yang belum juga beranjak. “Kalian juga pergi sana!” bentak Ratno mengusir mereka.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡagWQJWBCcb
“Udah sayang… keluar dulu… jagain Bobi yah?” kata Rasti ikut-ikutan. Pak Ratno sempat bertanya-tanya mendengar Rasti memanggil Tedi dengan sebutan ‘sayang’. Tapi itu tidak dipusingkannya lebih jauh.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmSEgW3IgxM
Kata-kata Rasti jelas lebih ampuh buat Tedi. Terbukti Tedi dan teman-temannya langsung menyingkir kemudian. Tapi tetap saja, selain kemudian tetap berusaha mengintip pergumulan pak Ratno dan mamanya, Tedi juga ingin memotret mereka diam-diam. Pak Ratno dan Rasti yang juga menyadari itu kini sudah tak peduli lagi, ketimbang ngurusin ngusir Tedi dan kawan-kawan, mereka lebih memilih untuk konsentrasi dalam menikmati persetubuhan. Bagi teman-teman Tedi, ini adalah pemandangan yang mereka tunggu-tunggu. Mereka akhirnya bisa juga melihat secara langsung bagaimana ibu teman mereka yang cantik dan seksi ini disetubuhi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4rATqCZLce
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF9Ci6iStVd
Pak Ratno yang nafsunya sudah diubun-ubun langsung menurunkan celananya, lalu merebahkan tubuh Rasti di atas kardus lusuh. Dia ingin menikmati wanita cantik ini secepatnya. Tanpa menunggu apa-apa lagi diapun menghujamkan penisnya ke vagina Rasti. Tidak terlalu sulit karena vagina itu memang sudah banjir sejak tadi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxz9klaPd8o
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrfQfFfQtq3
“Nghhh… pak….” Lenguh Rasti manja sambil memeluk erat tubuh pria itu. Pak Ratno sendiri sedang sangat menikmati betapa nikmatnya penisnya dijepit oleh vagina Rasti. Dia merasa seperti mimpi bisa menyetubuhi seorang model yang luar biasa cantik. Bagai ketiban durian runtuh.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdB4GOW4ztK
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnQGXW0M1f2
Sambil penisnya asik keluar masuk vagina Rasti, tangan pak Ratno juga tidak mau diam menjelajahi bagian tubuh Rasti yang lainnya. Payudara Rasti diremas-remasnya, mulut Rasti dikobel-kobel pakai jarinya. Rasti juga terus memandang sayu pada pak Ratno, membuat pria itu jadi semakin bernafsu pada dirinya. Rasti benar-benar melayani pria itu sepenuh hati layaknya melayani pelanggan-pelanggan royalnya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfA41c55rCs
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaVqQT0A419
“Ugh… Mimpi apa gua semalam bisa ngentotin model cakep kayak non… siapa namanya tadi?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA6mrgQa8r9
“Ngghhh… Rasti pak…” jawab Rasti terengah-engah.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV8AylK0oNZ
“Non Rasti cantik banget, nafsuin, he he he…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvd6m5zEqKI
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVuAzlcJquS
“Mmhh… makasih Pak… tapi saya bukan model kok Pak…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG5q9Y9weSW
”Jadi benar non ini bukan model?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP2JendPgqP
“Iya… kan saya… sudah bilang dari tadi… ssshh… terus Pak…” Rasti menjawab dengan nafas terputus-putus sambil terus menikmati genjotan pak Ratno.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLY1qKVE91A
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ014RF5UQB2
“Jadi non ini siapa?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYcW1RIFxpy
“Saya… saya lonte Pak… ngghhh…” jawab Rasti terang-terangan.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5iZGmY5Lw4
“Hah? Lonte? Terus mereka itu?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJpIXTNwRrx
“Anak saya dan teman-temannya pak…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPkTBz4NO7W
“Hah?” alangkah terkejutnya Ratno mendengar jawaban Rasti. Dia tentunya tidak habis pikir kalau wanita secantik Rasti adalah seorang lonte, terlebih para remaja tadi yang ternyata adalah anaknya dan teman-teman anaknya. Namun mengetahui hal itu pak Ratno malah semakin menjadi-jadi menyetubuhi Rasti.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp69pGlSb5r
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAdEeVjCMLA
“Terserah deh mau lonte atau apa, yang penting cakep.” ujar pak Ratno sambil membalikkan tubuh Rasti. Dia ingin menyetubuhi Rasti dengan gaya doggy. Gaya yang tidak pernah mau dilakukan istrinya. Betapa girangnya dia mendapati Rasti menurutinya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn9PqoDW79Q
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr5ppamQDxf
“Hihihi… ya udah pak dinikmati yah..” ucap Rasti manja. Merekapun lanjut bersetubuh dengan panasnya. Dengan gaya seperti itu pak Ratno terus-terusan meremas buah dada Rasti yang menggantung bebas. Sesekali mereka berciuman. Tedi benar-benar banyak mendapatkan momen yang luar biasa hot untuk diabadikan. Momen ibu kandungnya yag sedang digenjot security mall yang tampangnya tidak bisa dibilang ganteng.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFXr80Fxhxq
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqqXHijg8Xd
Rasti juga sangat menikmati sensasi bersetubuh di tempat umum begini. Apalagi sambil ditonton oleh anaknya dan teman-teman anaknya, bahkan difoto segala. Dia merasa melayang-layang. Vaginanya terasa sangat basah mengapit penis hitam pak Ratno. Baik pak Ratno maupun Rasti betul-betul terbuai. Tanpa sadar mereka terus bersetubuh diringi suara tangisan Bobi yang kembali rewel.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUss2g2g3AO
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYzxtgEKT12
“Itu bayinya non kan? Nangis tuh…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVEbkyRq7IF
“Iya Pak. Sayang… kalian tolong jagain Bobi bentar yah…” ujar Rasti pada Tedi dan teman-temannya yang ia tahu masih asik mengintip di sana. Rasti malah memilih untuk menuntaskan birahinya dulu.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ80QSdY6GPA
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4bJCLkFeIR
“I..iya ma.” sahut Tedi. Pak Ratno nyengir dibuatnya, dan makin semangat menggenjot Rasti. “Aah… Lonte…” Racaunya berkali-kali.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYXAEz3h4dY
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAeaU7Ztr0q
“Cepetan yah Pak…” ucap Rasti kemudian pada pak Ratno, dia tidak tega juga membiarkan bayinya rewel lama-lama. Pak Ratnopun benar merespon dengan makin mempercepat kocokan penisnya. Membuat tubuh Rasti makin melenting-lenting dalam pelukannya. Teman-teman Tedi sampai menahan napas menyaksikannya. Adegan yang fantastis!14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOtU7L5nUiD
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtRqWWUdY7l
“Gua a ahh sampai… terima nih peju… Lontee… Arggghhhh….” Menjelang klimaksnya pak Ratno makin dalam menancap vagina rasti, dan Rasti sama sekali tidak berupaya melepaskan diri. Justru pak Ratno merasa Rasti balas menekankan tubuhnya ke belakang seakan ingin penis pak Ratno menancap lebih jauh hingga ke rahimnya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv1GeWAJpRs
Crooootttt……. Tubuh pak Ratno kelojotan dilanda orgasme yang rasanya berkali-kali lebih nikmat dengan menyemburkan seluruh pejunya di liang Rasti.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMQPc0dUEdm
“Shhhh… Pak….” Rasti memejamkan mata meresapi tiap tetes orgasme pak Ratno yang deras menerjang rahimnya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd6ZG6Hm9LB
Mereka klimaks bersamaan. Lagi-lagi Rasti menampung pria yang entah siapa begitu saja di dalam vaginanya. Benih-benih dari sang security menyemprot dengan bebasnya ke vagina ibunya Tedi itu, yang mungkin saja akan menjadi anak nantinya. Baik Tedi maupun teman-temannya dibuat terpesona melihat pemandangan ini. Hanya dengan menonton saja rasanya mereka ingin muncrat. Tedi tentunya tidak lupa untuk mengabadikan momen itu, terlebih ekspresi ibunya yang sedang dilanda orgasme.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1CtuRmFQzq
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRrPLrXj4SO
“Ughhh… makasih yah non… bolehkan kapan-kapan lagi, hehe…” Ucap pak Ratno setelah mereda, namun masih sedikit terengah-engah.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMwewtKgjIc
“Kalau selanjutnya sih bayar pak, hi hi hi hi…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXrRvKvdyCB
“Ah, si non gitu… iya deh bayar, tapi kasih diskon yah non, kalau bisa 100% he he he,” ucap pak Ratno seenaknya. Rasti hanya tertawa cekikikan mengiyakan saja omongannya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2a408eWvsy
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCR4CDFYUy3
“Woi Di! Sini lo!” panggil pak Ratno pada Adi yang betul-betul melaksanakan tugasnya dengan baik menjaga keadaan di luar.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZf3d7P3chp
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU5ZsArnivt
“Ya bos?” sahut Adi sambil masuk ke dalam.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtALqLGWkRd
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxTgXjOJ7cA
“Cicipin nih lonte cantik, mumpung gratis.” suruh pak Ratno sambil melirik Rasti. Pandangan mata Rasti tak menunjukkan keberatan sama sekali. Tapi Adi sendiri justru terlihat ragu-ragu dan takut. Dia tidak sebejat pak Ratno. Adi benar-benar takut ketahuan meskipun celananya juga sangat sesak karena mendengar suara lenguhan dan desahan sedari tadi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlU0VhWah1j
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ33ui8id2Xz
Di luar dugaan Rasti malah mempersilahkan bahkan menyemangati pemuda itu. “Ayo mas Adi… kalau mau gapapa… Kapan lagi lho? Besok ga bisa gratis lho.. hi hi hi…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4clL1BLCGj
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVPxJVEeUBD
“Ayo, tolol lo rejeki ditolak… sok jaim banget sih lo, kapan lagi seumur hidup lo bisa ngerasain cewek secantik ini? Goblok lo…!” ujar pak Ratno kesal.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzdu8cSSRma
Justru Rasti kemudian yang beranjak dan menghampiri Adi, meraih tangannya dan menariknya pelan dan menggoda. “Yuuk mas Adi… pak, kayaknya mas Adi ini malu kalo diliat, pak Ratno gantian jaga deh…” goda Rasti lagi. Namun di luar dugaan Rasti, ternyata Adi benar-benar masih kuat imannya. Hal itu sungguh membuat Rasti kagum padanya. Dia tidak ingin memaksa juga.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO5UjcDsApx
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6KxSUsssaM
“Goblok lo Di!” maki pak Ratno.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfHDNNDoCqO
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdWpM5IlP06
“Ya sudah kalau mas Adi gak mau, tapi kalau suatu saat mas pengen datang saja ya ke rumah saya… Nanti saya kasih layanan spesial gratis deh untuk mas Adi.” ujar Rasti kemudian. Dia lalu mengambil pena dari saku kemeja security itu dan menuliskan alamatnya di telapak tangannya. Namun justru yang semangat adalah pak Ratno.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNw0DK0fQBT
“Eh, jangan lupa diinfokan ke manager-manager mall juga, hi hi hi…” lanjut Rasti kemudian promosi. Tentunya kalau pada manager Rasti akan meminta bayaran.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvCoO92R2GG
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Rv3Qj12lN
“Eh, i..iya” jawab Adi gugup. Sungguh membuat Rasti gemas terhadapnya, sampai-sampai Rasti mencubit pipi Adi.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO5PSBIzQHH
“Ya udah.. mas Adi dan pak Ratno balik kerja gih sana.”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVBxqjheJdp
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKdXWrWg7fu
“Iya non, ah.. lo goblok Di…” Pak Ratno masih saja kesal dengan sikap culun Adi. Kedua security itupun meninggalkan mereka.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlVlqg2XbCG
“Makasih ya pak Ratno… Rasti tunggu di rumah ya…”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW5VLht4btY
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuGgpXZRSJg
Fiuhh… Leganya Tedi. Rastipun juga ingin segera pegi dari sana. Bisa-bisa bakal ada orang lain lagi yang lewat, gak bakal ada habisnya nanti.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9nIIwohHhF
“Sayang, ambilin selendang Mama dong…” Pinta Rasti.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTyxHphcBNn
Namun Tedi tidak bisa menemukan selendangnya.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5DXDKMY0jS
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3arv6JTilW
“Selendang mama tadi mana sih?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡByvg7pzAgC
“Hah? Emang ga ada tergeletak di situ… Duuh, kemana ya?”14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwldd8dCMBm
14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbvpQrbtinQ
“Hilang tante? Duh… gawat tuh…” ujar teman-teman Tedi pura-pura tidak tahu.14558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrO8ujYnYEs
8964 copyright protection14554ＰＥＮＡＮＡIlgffh0Su7 維尼

216.73.216.238