Tangan kanannya melepas pentilku. Aku meronta, tapi malah terdiam dan merintih keenakan setelah tangannya mengusap klentitku yang basah. BL menggosok klitorisku sambil mendorongku maju. Tanpa sadar aku melepaskan cengkeraman tanganku pada kedua lengannya dan meremas gorden di hadapanku.
981Please respect copyright.PENANAOEvGsndQQ5
“Oooh…nghh…nghhh…Aaaa?”
981Please respect copyright.PENANANSiHSAgPeh
Eranganku berhenti karena dia menarik tangannya. Tega sekali dia padahal dua gosok lagi aku akan orgasme. BL malah kembali menyibukkan diri dengan mengelus-elus pinggulku. Aku memutar pinggulku dengan harapan tangannya terpeleset ke kelaminku, tapi sia-sia. Dia lebih cerdik dariku.
981Please respect copyright.PENANAP6MVD1XYOn
“Kalaupun orang-tuamu nggak bisa mendidikmu dengan baik, tapi paling nggak gurumu pasti pernah mengajarimu untuk berterima kasih. Kau pernah sekolah kan?”
981Please respect copyright.PENANAaGpPUBQIig
Aku menggertakkan gigiku. Sialan betul jahanam brengsek ini.
981Please respect copyright.PENANAQcrdCfiP5q
“Apa aku masih kurang baik? Coba, mana bisa kau makan bebek peking, lobster, kepiting soka, abalone, lidah angsa dan cakar beruang kalau kau masih jadi waitress di Sanctuary. Sekarang kau malah kuberi salah satu kamar terbaik di rumah ini. Belum lagi aku harus terus memuaskan birahimu yang nggak habis-habis. Apa susahnya sih bilang terima kasih?”
981Please respect copyright.PENANAPCnvHjSfFK
Kurang ajar! Bisa-bisanya dia membalikkan fakta seenak kont*lnya!
981Please respect copyright.PENANA56zy7YMjv4
“Kau ini memang baj… aaah… oooh…”
981Please respect copyright.PENANAtY9QagV774
Makianku terinterupsi oleh eranganku karena tangannya kembali bekerja di tempat yang kuinginkan. Tapi hanya lima detik, setelahnya mogok lagi.
981Please respect copyright.PENANAOwwJkDnvAl
“Kau ini nggak tahu berterima kasih,” keluhnya sambil melumat leherku ala drakula lapar hingga aku tersedak.
981Please respect copyright.PENANA8S6E6AKhio
Tangan kirinya meremas-remas tetekku dan tangan kanannya sekarang mengusap anusku sembari meremas pantatku. Aku tak tahan lagi dan berbisik serak,
981Please respect copyright.PENANAeWaIrK6ows
“Terima kasih.”
981Please respect copyright.PENANAhHL0A1ucWc
“Hah? Ngomong yang jelas dong.”
981Please respect copyright.PENANAdT065cr2JA
“Terima kasih,” ujarku lagi lebih keras.
981Please respect copyright.PENANAsN9C8pYjaL
“Buat apa?”
981Please respect copyright.PENANAnX4ZBrXcPg
Astaga, aku sendiri tidak tahu mengapa aku mau berterima kasih pada pemerkosa sekaligus penculik dan penyiksaku selama ini.
981Please respect copyright.PENANAQjcHYELy2W
“Kenapa sih kau nggak membiarkanku mati saja?” gerutuku sambil menginjak kakinya dengan gemas.
981Please respect copyright.PENANA9tWCbf67Hh
“Auch! Kau ini keterlaluan,” bisiknya.
981Please respect copyright.PENANAJ3n4ZWTtCl
Bisikannya diikuti jilatan di telingaku yang membuatku panas dingin.
981Please respect copyright.PENANAVfCvWCiSYY
“Kenapa?” tanyaku lagi sembari menggesek-gesekkan kedua pahaku.
981Please respect copyright.PENANAv6zFJqoSUV
Aku sudah tak bisa lagi menunggu untuk mencapai puncak kenikmatan, tapi dia malah meregangkan kedua kakiku dan menyelipkan kakinya untuk mengganjal pahaku.
981Please respect copyright.PENANAwtM3gv5tml
“Karena belum waktunya kau mati.”
Aku merinding lagi. Kali ini bukan karena terangsang melainkan ngeri. Tapi ketakutanku cepat sirna oleh usapan sambil lewat pada klentitku yang lapar.
981Please respect copyright.PENANAH3a1x1dgAV
“Ooohh… Terima kasih… karena sudah membiarkanku hidup!” teriakku frustasi.
981Please respect copyright.PENANAmUA9LtOpFc
“Aku lebih suka diberi ucapan terima kasih karena sudah menyelamatkan nyawamu.”
981Please respect copyright.PENANAQkQJJQvTVc
“Menyelamatkanku?? Apa kau sudah gila??” seruku jengkel.
981Please respect copyright.PENANAXmNs9hmFcg
981Please respect copyright.PENANA7qlvACxsIQ
“Hitung-hitung aku sudah tiga kali menyelamatkan nyawamu. Pertama, dari Dibyo. Kau pikir dia akan membiarkanmu hanya jadi simpanannya? Karena kau kasar, dia akan menjualmu pada orang yang kasar juga. Kalau kau dijual ke orang macam Bandi, apa kau masih bisa hidup sampai sekarang?”
981Please respect copyright.PENANANgWNAvonSb
Aku bergidik ngeri.
981Please respect copyright.PENANA9WLHKPh7Xx
“Kedua, aku menyelamatkanmu dari eksperimen Bandi. Terlambat lima menit saja, mungkin kau sudah jadi mayat kelinci percobaan.”
981Please respect copyright.PENANAszjmp9SqjV
Tubuhku langsung lemas hingga nyaris menggelosor kalau saja tidak dipegangi olehnya.
981Please respect copyright.PENANA8Wh19zZyma
“Ketiga, semalam kau pasti mati tenggelam kalau nggak ditolong aku. Jadi pantas kan kalau kau berterima kasih? Aku nggak minta bayaran uang kok soalnya aku tahu kau nggak punya duit. Cuma sekalimat ucapan terima kasih yang diucapkan dengan tulus tanpa nada terpaksa. Nggak susah kan?”
981Please respect copyright.PENANACqwqxfzfC3
Aku menghela napas panjang. Duh, kenapa aku bisa jatuh ke tangan orang semenyebalkan ini? Aku masih diam sementara dia menarik dan menyandarkan tubuhku ke jendela agar bisa berdiri dengan lebih tegap. Setelahnya ganti dia yang menghela napas panjang. Hembusan napasnya menyibakkan rambut-rambut halus di kudukku.
981Please respect copyright.PENANAJ8ZtTTskr8
“Lara, Lara. Kau ini benar-benar keras kepala.”
981Please respect copyright.PENANAZVrdTmBnDI
Tumben dia menyebut namaku. Selama ini kami tidak pernah saling memanggil nama masing-masing. Hanya ‘Kau’ atau ‘Eh’. Kadang dia menyebutku ‘Bitch’. Sedangkan aku biasa memanggilnya ‘Bajingan’, ‘Keparat’, ‘Jahanam’, ‘Orang gila’ dan sejenisnya itu.
981Please respect copyright.PENANA2bjmGV7IDt
Mendadak dia mencolokkan dua jarinya ke liang vaginaku dan mulai mengocoknya.
981Please respect copyright.PENANAPbsbg0H8he
“Aaah… aaah… Aa?”
981Please respect copyright.PENANAYhbuQGGixG
Lolonganku terhenti seiring berhentinya kocokan tangannya.
981Please respect copyright.PENANAByyZIDvz3M
“Terima kasih karena sudah menyelamatkan nyawaku.”
981Please respect copyright.PENANA8GqaXfyVb3
Suaraku gemetar karena menahan amarah dan ledakan libido yang tertunda-tunda.
981Please respect copyright.PENANAAdnXwFSSrp
“Good girl.”
981Please respect copyright.PENANAoDZYn91VtJ
“Ooooh… Iiiiyaaaah…. Aaaaah…. Oaaaaaahhh!!!!”
981Please respect copyright.PENANAmz3J5g2kME
Aku kembali terkulai lemas sambil bergantung pada kain gorden, tapi dia malah menarik kedua tanganku dan memeganginya di atas kepalaku.
981Please respect copyright.PENANAMJbl2bhYbY
BZZZZ. Mendadak gorden di hadapanku terbuka lebar dengan sendirinya. Aku menoleh dan melihatnya melempar remote ke sofa. Rupanya gorden ini dibuka-tutup dengan remote seperti di kamar presidential suite di hotel-hotel bintang lima.
981Please respect copyright.PENANAPGKN4DypVc
“Aaah! Tidaaak!! Jangaaaaan!!!”
981Please respect copyright.PENANA52NVF9XvZb
Aku menjerit ngeri dan meronta sebisaku saat dia mendorongku ke jendela. Aku tidak ingin tubuhku yang telanjang menjadi tontonan seperti manekin di etalase toko-toko. Tapi tenagaku habis usai orgasme panjang.
981Please respect copyright.PENANA93bkElxMAt
Padahal di bawah – kamar ini berada di lantai dua – ada dua tukang kebun yang sedang menyiangi rumput, satu tukang pembersih kolam renang yang sedang mengambili daun kering dari kolam dan lima pengawal yang sedang sarapan sambil bersenda gurau.
981Please respect copyright.PENANARuXZxGcPos
BRAK! BRAAK! BRAAKK!
981Please respect copyright.PENANA5aqUGt1sYP
BL sengaja mendorong-dorong tubuhku ke kaca jendela hingga membuat bunyi berisik. Dia sengaja memancing perhatian anak buahnya dan usahanya berhasil. Semua menoleh ke atas dan melihat kami berdua. BL tertawa melihat cengiran di wajah anak buahnya.
981Please respect copyright.PENANAiIaixz4BUW
Tawanya terdengar makin puas setelah mendengar tawa dan applaus dari mereka. Dipepetnya tubuhku ke kaca hingga payudaraku tergencet. Aku terpaksa menoleh dan merelakan pipiku ikut tergencet daripada aku tak punya hidung lagi.
981Please respect copyright.PENANAvYZsHGSCAV
Tak ada yang bisa kulakukan selain diam pasrah. Kedua tanganku hanya bisa menahan di sisi kepalaku agar aku tidak makin gepeng. Tidak hanya mukaku yang merah, sekujur tubuhku pasti merah padam karena malu dan marah. Gilanya lagi, BL mulai menggerayangi tubuhku lagi.
981Please respect copyright.PENANAzxWVrcosdY
“Nggak…aaaah… No… oooh….”
981Please respect copyright.PENANA0w8a1JONhk
Aku menggeliat, mencoba mengelak dari sentuhan-sentuhannya, tapi dia malah makin bersemangat merangsangku. Klitorisku kembali diucek bersamaan dengan tusukan-tusukan jarinya ke liang vaginaku.
981Please respect copyright.PENANApoOiaBo8tb
Clep. Clep. Clep.
981Please respect copyright.PENANAugYM0sh7Xi
“Becek banget. Kau ternyata suka ditonton,” bisiknya sambil menyelomot bibirku yang mencong.
981Please respect copyright.PENANAERZQYNksCs
Gocekan tangannya makin liar sampai-sampai aku menggelinjang bak ular kepanasan. Sesekali kulirik para penonton dari sisi kaca yang tak berembun terkena semburan napasku. Jumlah mereka bertambah karena mereka memanggil kawan-kawan mereka untuk ikut menonton.
981Please respect copyright.PENANAQKhZQ2blgR
Sebagian dari mereka malah mulai membuka celana dan mengocok senjata masing-masing. Pemandangan itu membuat BL makin panas. Perasaan takut akan diserahkan BL pada serombongan anak buahnya bercampur dengan rasa nikmat menahan orgasme.
981Please respect copyright.PENANAwlLMhAuOd5
Tiba-tiba BL melepas kelaminku dan mengangkat kaki kananku.
981Please respect copyright.PENANA9xTqfjNOY1
HEK! Aaaaugh!!
981Please respect copyright.PENANA5Ts3mGyOHC
tongkolnya menghunjam mem*kku dengan kuat, menyodok hingga menumbuk bibir rahimku. Dia terus merogolku dengan mantap dan cepat. Napasku tinggal satu-satu karena dadaku sesak tergencet antara kaca jendela dan tubuh liatnya. Belum lagi leherku yang hampir keplitek karena terus meleng.
981Please respect copyright.PENANAYJivgx1UxJ
“Oaaah!! Aaaaah!!”
981Please respect copyright.PENANAZd3QZ9oMYS
Aku berteriak keras sambil memejamkan mata. Tak kupedulikan lagi payudaraku yang penyek dan pipiku yang pedas tergesek genjotan BL apalagi reaksi para pemirsa. Kudengar dengusan berat napasnya saat mem*kku meremas kont*lnya dengan sekuat tenaga.
981Please respect copyright.PENANAA70b3BVdjm
Aku sama sekali tidak protes waktu dia melepaskan kont*lnya dan membalikkan tubuhku. Kali ini punggung dan pantatku yang menempel lekat di kaca jendela. Diangkatnya kedua kakiku.
981Please respect copyright.PENANAFBjltFoLDL
“Ugghhh!”
981Please respect copyright.PENANALSHgLyPkc0
Kami berdua melenguh saat kont*lnya menembus mem*kku yang kuyup. Dipagutnya bibirku yang terbuka dengan lapar. Dadanya yang rata menekan dadaku yang kenyal. Kedua tanganku membelit lehernya dengan erat, takut kalau-kalau dia mendadak menjatuhkanku.
981Please respect copyright.PENANAq7eUkbYfHT
Tapi tenaganya luar biasa padahal tubuhnya hanya setengah Ade Rai. Aku terus melenguh, mendesah dan mengerang tanpa bisa menggelinjang lepas karena terjepit. Dia menjilati wajah, telinga dan leherku, sesekali menggigitinya.
981Please respect copyright.PENANALDAaAxYvZd
Peluh sudah membasahi tubuh kami, membuat rambutku lepek menempel di leher. Cairan vagina juga mengalir membasahi pelirnya dan paha kami berdua.
981Please respect copyright.PENANAjoUidSqmlx
“Aaaaaaah…”
981Please respect copyright.PENANASfNNDvdEHv
Aku mendesah panjang saat mencapai puncak untuk ketiga kalinya. Kedua kakiku mengejang, menapak udara kosong dan kepalaku tengadah dengan mata terpejam. Aku lelah setengah mati. Rasanya ingin terlelap, tapi dia terus menggenjotku. Akhirnya dia menekan pantatnya dalam-dalam dan melenguh keras.
981Please respect copyright.PENANAaTRvl9wxc8
CROT.CROT.CROT.CROT.CROT.
981Please respect copyright.PENANAw5eYfsikzM
Tembakan-tembakan spermanya yang hangat membangunkanku dari kondisi setengah sadar. Kubuka mataku dan kulihat dia sedang menatap mataku sambil terengah-engah. Dilumatnya bibirku dengan gemas sembari menurunkan kakiku satu persatu. Aku menggelinjang geli saat senjatanya yang menciut terlepas dengan sendirinya.
981Please respect copyright.PENANAlJUoSrYonr
“Kenapa kau nggak pakai kondom lagi?” tanyaku tersengal.
981Please respect copyright.PENANApnxevEEI3J
“Bukannya kau benci kalau aku pakai kondom?”
981Please respect copyright.PENANAqmYlkpYL2Q
Sejak kapan dia peduli pada pendapatku?
981Please respect copyright.PENANAPuwKIC5YXo
“Itu kan kalau kau pakai kondom yang aneh-aneh. Bagaimana kalau nanti aku…”
981Please respect copyright.PENANA8nFaurPa3m
Aku terdiam. Aku tidak ingin hamil darinya, tapi aku takut bila kukatakan nanti dia malah sengaja menghamiliku.
981Please respect copyright.PENANAEnl0Z7ujT5
“Kapan masa suburmu?”
981Please respect copyright.PENANAMmWOaWwoiC
“Aku nggak tahu,” jawabku polos.
981Please respect copyright.PENANA3Sxb6bdTUC
“Bohong! Bagaimana bisa kau nggak tahu?”
981Please respect copyright.PENANAEdt7zg6Jul
“Periode menstruasiku kacau. Kadang bisa dua-tiga bulan aku nggak mens.”
981Please respect copyright.PENANAQsm3vubQuG
BL terdiam sejenak.
981Please respect copyright.PENANAPv00boXHA8
“Ya sudah. Nanti kuberi kau pil KB.”
981Please respect copyright.PENANAEcGMe96tEv
Aku mengangguk. Ternyata juragan pabrik kondom malas memakai kondom juga. Tiba-tiba aku tertawa. Lucu sekali. Tadi adalah percakapan normal pertama kami tanpa saling maki, saling tampar dan saling piting.
981Please respect copyright.PENANABWxbKApZQ9
“Apa yang lucu?” tanya BL sambil menyipitkan matanya.
981Please respect copyright.PENANAJWfeWYVHhK
“Mau tahu saja,” cibirku.
981Please respect copyright.PENANAn1uFS5wcdd
Dia mendengus.
981Please respect copyright.PENANAQdgZVWoGeN
“Kau malu mengaku kalau kau mulai betah tinggal di sini?”
981Please respect copyright.PENANAJL2E5JKMqN
“Betah??” teriakku mendelik. “Amit-amit!”
981Please respect copyright.PENANANYLoMsqQpz
“Jangan jual mahal. Buktinya kau nggak pernah minta aku membebaskanmu. Kau memang selalu memaki, meludahiku dan mengajakku berkelahi, tapi sebenarnya kau senang kan?”
981Please respect copyright.PENANANEDlkCtxs6
Aku tercenung. Astaga! Aku ini goblok sekali! Mengapa tak pernah terpikirkan olehku untuk memintanya membebaskanku? Tapi bagaimana denganmisiku? Misi membalas dendam kematian papa yang terus tertunda? Kapan aku akan membunuh jahanam brengsek ini? Lihat, sekarang dia ganti mencibirku dan membalik badan, bersiap berlalu dariku.
981Please respect copyright.PENANAL3QdclyPDl
“Hey, tunggu! Apa kau mau membebaskanku?”
981Please respect copyright.PENANAdYsqWKazlo
Aku benci sekali dengan tatapan mengejek bajingan sialan itu.
981Please respect copyright.PENANAhnzaVuZPPf
“Menurutmu bagaimana?” tanyanya sengak.
981Please respect copyright.PENANAgA1Izl0aWr
Belum sempat aku menyahut, dia kembali melanjutkan,
981Please respect copyright.PENANADorJKw6bN1
“Kau pikir aku akan membebaskan orang yang berhutang banyak padaku? Bagaimana cara kau membayar seluruh hutang nyawa dan ongkos hidupmu selama ini?”
981Please respect copyright.PENANANU9K97UPBU
“Kau pikir memerkosaku pagi-siang-malam itu bukan bayaran atas semuanya?”
981Please respect copyright.PENANA0nMby4CTMQ
“Lho, jadi kau menyamakan dirimu sendiri sebagai pelacur?”
981Please respect copyright.PENANAHbPZYyo7uq
“Enak saja! Kau yang membuatku seperti ini!” bentakku sambil menudingnya.
981Please respect copyright.PENANAm1VqcbC0Dz
Sekujur tubuhku bergetar menahan marah. Suaraku juga bergetar dan mataku mulai berair. Aku benci setengah mati dengan kondisiku sekarang dan bisa-bisanya dia malah menyalahkan dan menghinaku.
981Please respect copyright.PENANALpMngKrUCo
“Sudah. Sudah. Kau kan nggak perlu nangis,” ejeknya sambil menepuk-nepuk pipiku.
981Please respect copyright.PENANATzdlu0gxWO
Kucoba menamparnya, tapi tanganku ditangkapnya. Ditariknya tubuhku mendekat dan didekapnya dengan erat. Dijilatnya wajahku dengan sekali sapuan. Kali ini aku tidak meludahinya lagi karena aku tidak mau menerima pembalasannya, semburan air maninya di wajahku. Cukup sudah penghinaan yang kuterima darinya pagi ini.
981Please respect copyright.PENANAOapGA4FHCH
“Kau mau bilang apa? Aku benci kau?”
981Please respect copyright.PENANAYPS7TKz857
“Basi, tahu! Buat apa mengatakan sesuatu yang sudah kau tahu!” bantahku kesal. “Aku lebih senang bilang supaya kau cepat mati saja.”
981Please respect copyright.PENANA8SXXykdcpv
BL tersenyum.
981Please respect copyright.PENANAcdEE0txldL
“Sayangnya nggak gampang membunuhku.”
981Please respect copyright.PENANAoi09EB6UHq
Lalu dia melumat bibirku, lama sekali. Tak dipedulikannya pukulan dan cakaranku di dada, punggung dan wajahnya.
981Please respect copyright.PENANABeEH9KMEiw
“Lepas…lepaskan aku!”
981Please respect copyright.PENANAnqU9695Dgq
Akhirnya BL melepaskan bibirku.
981Please respect copyright.PENANAha6PQiP0qF
“Bagaimana cara kau membayar hutang?”
981Please respect copyright.PENANAUOF5GzGe4P
Aku terdiam dengan jengkel karena aku tidak tahu harus menjawab apa.
981Please respect copyright.PENANAqmyrMVQPhI
“Apa kau tahu berapa jumlah hutangmu?”
981Please respect copyright.PENANADLcOVhWNlY
“Lima juta.”
981Please respect copyright.PENANA5luD6GQRoZ
BL tertawa.
981Please respect copyright.PENANAfHS8zyLydL
“Sepuluh kali lipatnya, neng.”
981Please respect copyright.PENANAqujnjMUHV1
“Mana bisa begitu! Kau dulu membeliku dari babi tua sialan itu seharga lima juta.”
981Please respect copyright.PENANAfRJKaPX3DH
“Bukannya kau nggak mau dihargai semurah itu? Lima puluh juta juga masih kemurahan kan? Jujur saja, kau ingin bilang harga dirimu beratus-ratus kali lipat dari lima juta. Betul kan?”
981Please respect copyright.PENANAahcAwRWmu1
Dia memang betul, tapi…
981Please respect copyright.PENANA2j1s2Jo1O2
“Tapi kau nggak bisa memerasku begitu!”
981Please respect copyright.PENANAPu0sSCdr6c
BL menyeringai.
981Please respect copyright.PENANArFawx8C0p4
“Mana bisa aku jadi orang kaya kalau nggak ambil untung. Coba, ongkos hidupmu itu mahal. Jangan samakan ongkos ngekos di rumah segede ini dengan rumah kosmu yang mirip kandang ayam itu. Belum lagi kau hidup enak di sini.
981Please respect copyright.PENANASQCDuSW2kB
Nggak kerja, tapi bisa makan makanan restoran kelas satu. Hampir tiap malam orgasme lagi. Kalau kau bayar gigolo untuk melayanimu pagi-siang-malam harus keluar uang berapa hah?”
981Please respect copyright.PENANAoZPDt7DXXY
Kekesalanku memuncak hingga ke ubun-ubun. Tanpa pikir panjang kuserang dia hingga terjatuh. Kami berdua berguling-gulingan di lantai. Bergulat tanpa belas kasihan. Beberapa kali kujenggut rambutnya dan kubenturkan kepalanya ke lantai. Begitu pula dirinya.
981Please respect copyright.PENANAzzoVRelZHT
Sikuku linu, dengkulku ngilu. Tapi sekuat-kuatnya diriku, tetap saja kalah darinya. Kurasa orang-orang gila itu memiliki kekuatan lebih dari manusia normal lainnya.
981Please respect copyright.PENANAmGcklrMdHV
BL tertawa puas setelah berhasil menindihku. Aku mengutuki diriku sendiri. Aku ini memang goblok, luar biasa goblok karena dengan mudah terpancing siasat liciknya. Mengapa aku tak ingat kalau perkelahian adalah foreplay yang paling disukainya. Sekarang kont*lnya sudah mengeras dan menempel di bibir mem*kku.
981Please respect copyright.PENANAltiGZ8noZr
“Kuberi kau kesempatan menawar,” ujarnya sembari menyodok mem*kku dengan kuat.
981Please respect copyright.PENANAxt08BXzMvs
“Aaaaargh! Li… ma… ju…ta…”
981Please respect copyright.PENANAguwBQVmR3i
Kata-kataku terputus seiring genjotannya.
981Please respect copyright.PENANASHybkvVVSb
“Kau ini curang atau pura-pura bodoh sih?”
981Please respect copyright.PENANAXwzFPKLEw7
“Aaaw!” jeritku mengaduh saat pentilku dipelintir dengan keras. “Se…pu…luh…ju…ta…”
981Please respect copyright.PENANARRiST3CcX6
“Empat… puluh… sembi…lan…juta…”
981Please respect copyright.PENANAJcFHZ9eVC8
“Cu…rang…”
981Please respect copyright.PENANA1bsqOL6NFp
Begitulah kami terus tawar-menawar dengan dibumbui makian dan ejekan. Tapi lama-lama aku tak mampu lagi menawar. Aku hanya bisa berteriak-teriak keenakan sementara dia terus mengejekku. Sudah dua kali aku orgasme, tapi dia belum juga ejakulasi.
981Please respect copyright.PENANAhhk1ILFPwe
Tubuhku rasanya remuk dan tenagaku habis. Aku hanya bisa pasrah dipompa tanpa melawan. Mendadak dia berhenti bergerak. Ditegakkannya tubuhnya hingga membentuk sudut sembilan puluh derajat dariku.
981Please respect copyright.PENANAFRTdoDb4aA
“Iiiiyaaah! Ooooaaah!!”
981Please respect copyright.PENANAzPNqWmHhYe
Aku kembali berteriak dan menggelinjang saat jari-jarinya meraba dan menggaruk klentitku sementara kont*lnya terus keluar-masuk vaginaku.
981Please respect copyright.PENANAThDkMXfiin
“Hhhgghhaaaaaaaah!!!”
981Please respect copyright.PENANAdxjh7lS4Y5
Kami berdua menggeram keras saat akhirnya mencapai orgasme bersama-sama. Setelah membuat vaginaku yang becek makin becek, tubuh BL ambruk menimpaku. Sebelum tak sadarkan diri aku masih merasakan asinnya keringat yang menetes dari rambutnya dan mendengar napas kami yang memburu bersahutan.
981Please respect copyright.PENANAnkketbbMrA
Entah berapa lama aku tertidur, begitu bangun aku sudah kembali berbaring di atas ranjang selembut awan itu. Aheng duduk menungguiku di kursi di samping ranjang.
981Please respect copyright.PENANATRZEoIjoFB
Di atas nakas, sudah tersedia senampan makanan entah sarapan atau makan siang. Yang jelas perutku luar biasa lapar. Tanpa disuruh, aku langsung menyikat makanan yang tersaji hingga licin tandas.
981Please respect copyright.PENANAHM4OE9WtZn
Setelahnya Aheng memintaku ikut dengannya. Dia membuka pintu di samping pintu kamar mandi. Sesuai dugaanku, ruangan di balik pintu ini berisi lemari-lemari pakaian, sepatu dan tas. Semuanya untuk perempuan. Ada yang model lama, tapi banyak juga yang model terbaru.
981Please respect copyright.PENANA5XvA3kPALb
“Semua ini punya siapa?” tanyaku sambil menyibak-nyibak lemari baju.
981Please respect copyright.PENANA7cWTQv4tUz
“Semua yang ada di rumah ini punya bos. Non boleh pakai yang mana saja.”
981Please respect copyright.PENANAHYJ68mKJfl
Bukannya senang, aku malah sebal. Jahanam sialan itu sengaja ingin membuat hutangku makin berlipat.
981Please respect copyright.PENANAxEeCN113R9
“Bos juga titip ini untuk Non.”
981Please respect copyright.PENANAVDFsu7wdup
Aku melongo melihat kartu kredit platinum atas nama Lara Tan. Seingatku, aku tidak pernah menandatangani formulir aplikasi kartu kredit manapun dengan nama itu. Lagipula KTP-ku masih tertinggal di Sanctuary.
981Please respect copyright.PENANA06DJ4Djqqf
“Malam ini bos mau mengajak Non keluar. Jadi pilih gaun yang bagus. Soal dandan Non nggak usah khawatir. Ada Joy.”
981Please respect copyright.PENANAT7REIbPLGZ
Aku mendengus tak peduli. Aku tidak ingin tahu siapa Joy itu. Siang hingga sore aku menghabiskan waktu denga menonton tv. Aku ketinggalan begitu banyak berita.
981Please respect copyright.PENANAZXb4pSUcce
Aku baru tahu kalau BL sedang diselidiki kejaksaan karena diduga menyuap hakim yang menangani kasus penyuapan dalam tender proyek jalan tol di Surabaya. Aku heran juga mengapa BL tidak menyensor acara tv yang kutonton.
981Please respect copyright.PENANAAxhBegret9
“Eh, apa-apaan ini?”
981Please respect copyright.PENANAtWXvWqz4dZ
Mendadak Aheng masuk dan menyeretku turun dari ranjang. Dia tidak sendirian melainkan bersama seorang lelaki gemulai berbulu mata lentik, pasti ini yang bernama Joy. Aku dimandikan paksa oleh keduanya, lalu didandani oleh Joy.
981Please respect copyright.PENANA8Hqf200r1l
Aku meronta, tapi Aheng memegangiku dengan kuat. Sedangkan Joy tak bisa dibilang lemah meski gemulai, tenaganya mantap. Mulutnya juga kuat mengoceh.
981Please respect copyright.PENANAoVQ8SdPLhu
“Paha dan pantatmu banyak selulit, pasti dulunya kau gemuk. Buktinya lenganmu lumayan gede dan nggak kencang. Model rambutmu jelek banget. Nggak pantas sama mukamu yang bulat.
981Please respect copyright.PENANAJAOaC7q34l
Kayaknya bos nggak keberatan kalau hidungmu dioperasi biar jadi mancung. Dagumu juga perlu ditambal silikon biar mukamu nggak bulat-bulat amat. Untungnya betismu bagus, langsing. Bentuk bibirmu juga seksi.”
981Please respect copyright.PENANAKrYeNtwHvk
Paling nggak dia masih memujiku sehingga kubatalkan niat untuk menghajar bibirnya yang jontor karena disuntik silikon.
981Please respect copyright.PENANAaZtaPPhSVy
“Belum beres juga?”
981Please respect copyright.PENANAUTHy6c3Hd7
Aku makin cemberut mendengar suara BL.
981Please respect copyright.PENANA6l62NsEJq1
“Gimana bos? Cakep kan?” tanya Joy manja.
981Please respect copyright.PENANAcezaCEAbmD
“Ya lumayanlah. Jauh lebih mending dari biasanya,” tukas BL sebelum mengeloyor keluar.
981Please respect copyright.PENANAEYLoMCawWo
Benar-benar menjengkelkan! Apalagi Aheng tiba-tiba membopongku. Dia tahu aku tak ingin berjalan sukarela mengikuti BL jadi harus dipaksa begini.
981Please respect copyright.PENANAgLnlJG6zRt
“Aku mau dibawa ke mana?” bentakku setelah dimasukkan dengan paksa ke dalam mobil Jaguar.
981Please respect copyright.PENANAbQR028brXy
BL yang duduk di sebelahku sama sekali tak mengacuhkanku. Jadi kami duduk berjauhan sambil memandangi keluar jendela. Aku tertegun saat mobil tiba di depan gedung megah berpintu gagah yang dijaga dua patung unicorn. Sanctuary! Apa maksudnya ini?
981Please respect copyright.PENANAlMsqSIajZB
Aku turun mengikuti BL karena tak ingin masuk dibopong Aheng. Aku diam saja sambil bertanya-tanya apa Pak Dibyo masih bisa mengenaliku. Aku terkesiap ketika baru menyadari Bandi ikut dalam iring-iringan kami. Seperti dulu, dia membawa dua ayam cantik yang masih belia.
981Please respect copyright.PENANAzHYVAqoxWG
Namun mata Bandi terus tertuju kepadaku. Sesekali dia menjilati bibirnya sambil memandangiku dengan lapar. Aku jadi merinding ketakutan dan tanpa sadar menempel pada Aheng.
981Please respect copyright.PENANAw7TjqUa29I
Déjà vu. Ya tidak persis begitu sih. Kalau dulu aku hanya menonton rombongan BL datang lalu terpaksa terlibat, sekarang sejak awal aku menjadi bagian dari mereka. Pak Dibyo mengenaliku dan terpana hingga ternganga-nganga. Apa penampilanku berubah begitu drastis?
981Please respect copyright.PENANA1tvk4lsd0j
Tak seperti dulu, BL langsung berjalan menuju meja bilyar di tengah ruangan. Aku didorong-dorong Aheng supaya mengikuti bosnya. Hasilnya aku menumbuk punggung BL dengan sukses. Jas kremnya terkena lipstick-ku. Aku masih terhuyung saat dia membalik badan dan menangkap tanganku.
981Please respect copyright.PENANAOc2PBvCPU6
“Aaaaah!”
981Please respect copyright.PENANAsRCua1ep0N
Aku menjerit tertahan setelah tubuhku dilempar ke atas meja bilyar yang kosong. Kepalaku terbentur meja hingga mataku berkunang-kunang. Aku hanya sempat berteriak-teriak ‘Jangan! Tolong!’ saat dia menyibak gaun babydoll warna hijau pupus dan memelorotkan celana dalam yang kupakai. Tapi seperti dulu, tak ada yang berani ikut campur. Semuanya memilih menonton sembari kasak-kusuk.
981Please respect copyright.PENANANOhztcBTH0
Aku mencoba bangun namun yang kulihat membuatku terpaku. BL sedang nungging di depan selangkanganku. Wajahnya terbenam di antara kedua belah pahaku.
981Please respect copyright.PENANAB4pnsVUU5L
“Ngghh… Ooooh….Aaaaah…”
981Please respect copyright.PENANARA5V2icRWz
Yang kurasakan membuatku kembali berbaring. Baru kali ini aku dioral. Rasanya jauh lebih enak daripada masturbasi. Dia menjilati klentitku dan jarinya mengobok-obok G-spotku membuatku lupa kalau ini tempat umum.
981Please respect copyright.PENANAZglnTImdax
Aku mendesah, mengerang dan berteriak keras sembari terus menggelinjang. Bahkan aku ikut merangsang diriku sendiri dengan meremas-remas buah dadaku sendiri dari balik gaun. Kemudian saat jilatan lidaih dan tusukan jari-jari BL makin menggila, kugapai-gapai pinggir meja untuk mencari pegangaan. Tapi yang kudapat rambut BL.
981Please respect copyright.PENANAoK2Q2P0oxJ
“Iiiiiih…. Ooooh…. Ooooaaah… Aaaaah… Aaaaaaaaaaaaaaah!!!”
981Please respect copyright.PENANA0WC5CNM3nG
Kujambak rambutnya sembari berteriak dan melengkungkan punggungku ke atas. Kakiku bergetar keras dan menapak-napak liar ke atas. Tapi lidah BL masih terus bekerja sampai-sampai aku menggeliat-geliat lemah tanpa henti. Air mata mengalir di pipiku. Ketika akhirnya dia berhenti, aku langsung terkulai tanpa daya.
981Please respect copyright.PENANAfTOH4tdNhV
Senyum puas menghiasi wajah angkuh musuhku. Aku tak berdaya melawan saat dia merengkuh kepalaku dan mengulum bibir dan lidahku. Untuk pertama kalinya aku merasakan cairan vaginaku sendiri. Gurih. BL memeluk dan menarik tubuhku hingga terduduk. Kupandangi cairan vaginaku yang menetes ke atas meja.
981Please respect copyright.PENANAI6EhcE0sdG
“Happy birthday.”
981Please respect copyright.PENANAslJVoEMhxm
Aku tertegun dan menatap BL dengan kosong.
981Please respect copyright.PENANASB22bZvUmj
“Apa kau lupa dengan hari ulang-tahunmu sendiri?” tanya BL geli.
981Please respect copyright.PENANARzYenJyhDi
Para penonton ikut tertawa malah ada yang bertepuk tangan. Lagu happy birthday mengalun mengiringi kue ulang tahun yang keluar.
981Please respect copyright.PENANAc59YYvT8iD
Aku masih tertegun. Rasanya ingin tertawa, tapi tak bisa. Keinginan untuk menangis malah jauh lebih besar hingga hampir meluap dari hatiku. Bodoh sekali semua orang itu. Hari ini bukan hari ulang-tahunku. Tanggal lahir Lara Tan hanyalah karanganku. Hari ulang-tahunku sendiri masih enam bulan lagi. Tapi apa aku masih bisa merayakan hari ulang-tahunku?
981Please respect copyright.PENANAjLBTnK9Xoc
“Jangan takut. Hadiah dariku nggak perlu kau ganti. Aku tulus kok.”
981Please respect copyright.PENANAasTJZj8ej3
Aneh, sepasang mata dingin itu menatapku dengan lembut. Aku bergidik. Ini gila! Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
981Please respect copyright.PENANAfv6cXx9YRS
Lebih gila lagi saat BL menelanjangiku. Aku berusaha melawan, tapi sia-sia. Gaun babydoll yang indah itu malah robek. BL sendiri juga membuka jas dan kemejanya. Dipelorotkan celana dan celana panjangnya lalu dilemparkan ke arah Aheng.
981Please respect copyright.PENANADju3vOLZ3e
Dengan bangga dia memamerkan tubuh liatnya yang memar di mana-mana, hasil perkelahian kami pagi tadi. Dia mendorong tubuhku hingga terlentang di tengah-tengah meja dan mulai menggarapku di sana. Penonton mengerumuni dan menyoraki kami.
981Please respect copyright.PENANAlcPfO5YNDn
Beberapa dari mereka mulai mabuk dan ingin menyentuhku. Ada juga yang menyodorkan kont*lnya ke mulutku untuk dioral atau ke tanganku untuk dikocok. Tapi BL mengusir mereka dengan bentakan keras dan Aheng beserta para pengawal menggiring mereka menjauh. Termasuk Bandi yang tangannya mendadak menyelonong membelai pipiku.
981Please respect copyright.PENANAMJoSH1y8mK
Dan tiba-tiba saja muncul pasangan-pasangan lain yang bercinta di tengah keramaian ini. Desahan, erangan dan teriakan erotis terdengar di mana-mana. Gila. Semuanya gila.
981Please respect copyright.PENANAGrTHFMMizM
Aku sendiri mulai larut dalam gelora birahi yang terus memuncak. Aku mengimbangi permainan BL dengan menggoyang pantat dan pinggulku tanpa henti.
981Please respect copyright.PENANAH7CjefFcfE
Cerita Sex Air Susu Ibu (Youra)
Usai orgasmeku yang pertama, BL membawaku pindah ke sofa. Di sana kami melanjutkan permainan dengan berbagai gaya. Aku baru sadar ada seseorang yang tidak ikut menyoraki kami dengan gembira. Bukan, bukan Pak Dibyo.
981Please respect copyright.PENANAXIv7DdRrHl
Babi tua itu tertawa gembira meski aku bisa melihat tawanya hanya pura-pura. Dia pasti ngiri setengah mati apalagi tidak ada seorang anak buahnya yang berdiri di dekatnya. Semuanya kabur menjauh karena tak ingin dimangsa kont*l bunteknya yang bau.
981Please respect copyright.PENANA44kaMDWq5Y
Di sofa seberang, Bandi terus merengut sambil memandangiku. Tak ada rona puas di wajahnya meski sedang dioral dua ayam cantik yang dibawanya.
981Please respect copyright.PENANAMIWwyIeI8n
“Kau milikku,” bisik BL usai ejakulasi. Pada saat yang sama, Bandi juga membisikkan kata-kata yang sama dari jauh.
981Please respect copyright.PENANAfi7vh9ypMd