Rasanya aku ingin menghilang selamanya dari dunia saat ini juga. Ditertawakan BL memang memalukan dan menjengkelkan, tapi bila Aheng juga ikut menertawakanku mau dikemanakan harga diriku? Oh, papa, kenapa nasibku menyedihkan begini?
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF6BWPS3E1p
“Orgasme itu enak kan?”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmbIva2Iw7r
Aku menggeleng pelan. Tentu saja enak, tapi aku malu mengakuinya.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRu6cjuWagG
“Dasar cewek. Munafik. Ayo, turun.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFiXP6taI1H
Aku yang tidak mau bergerak didorongnya dengan kasar hingga nyaris nyungsep ke lantai. Untung saja Aheng berbaik hati menahan pundakku. Namun gorila itu lalu memaksaku berlutut menghadap majikannya yang tengik. Kont*l BL yang setengah tegang mengacung di depan hidungku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLpJVQCN9v9
“Jangan berlagak jijik. Apa kau lupa, ini yang membuatmu ketagihan masturbasi?”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyssYKcKdGx
Aku ragu. Aku benci kont*l ini, tapi juga rindu padanya. BL yang tak sabar melihatku diam saja, menyuruh Aheng untuk membantuku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyoE244qJXd
“Oooh… Hhhh…”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZvYgWyx3n0
Aku mendesah nikmat saat tangan Aheng menyelonong di sela-sela kakiku dari belakang untuk menggosok klentitku. Tangan satunya mengarahkan kepalaku hingga mulutku yang terbuka mencaplok kont*l BL.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDSJjFukR8c
“Mmmm…”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMDW3BAd4HR
“Bagus. Jilati bagian kepalanya. Auch! Jangan pakai gigi dong! Heng!”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo29xXNclN5
“Mmmph!”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5pRKBzELCO
Tubuhku terlonjak maju karena Aheng mendadak memencet klentitku kuat-kuat seperti sedang memites kutu saja. Aku megap-megap nyaris tersedak karena kont*l BL melesak masuk menonjok anak tekakku dengan telak.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMIZTUhdpIK
BL terus memberi instruksi bagaimana cara mengoral dengan baik dan benar. Tak hanya batang penisnya, kedua buah pelirnya juga harus kujilati. Dia mendesah nikmat saat aku mengemut kepala kont*lnya dengan getol. Bila gigiku tak sengaja menyentuh kont*l atau pelirnya.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYM64hHMvMu
BL langsung berteriak ‘Heng!’ dan Aheng pun menjepit kacangku dengan keras hingga aku mengernyit kesakitan. Setelah kont*lnya mengeras, Bl memakai kondom. Kali ini polos dan tipis sekali. Aku disuruhnya duduk di atas pangkuannya lagi seperti tadi.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVh3UVV0rC5
“Aaaaghh!!…. Oooaaaah!!”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwPCVyPtrS7
Aku menjerit kaget bercampur sakit saat kont*l keras itu mencoblos anusku. Lubang duburku belum terbiasa juga disodomi meski sudah berulangkali mengalaminya. Namun rasa sakitku perlahan berubah menjadi nikmat karena BL kembali mengelus-elus klentitku lagi.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKgdi2gp7QC
“Kau kepingin mencoba kont*l Aheng kan? Ayo, Heng.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKmtx9NiVor
“Aku ngga…. agh….Agh… mau…”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiej2jPH0UR
“Emut kont*lnya. Ayo, Heng.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsWoHhmwIKC
Aheng meraih kepalaku ke arah kont*lnya dengan mantap hingga hidungku menumbuk hutan jembutnya. Bibirku terasa geli saat menyentuh gumpalan daging lembek yang berbau pesing. Aku nyaris tak bisa bernapas setelah tubuhku terdorong ke depan. Perlahan tapi pasti aku mulai menjilat dan mengulum penis buntung itu sembari menggelinjang.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7uEyYKyUZG
BL terus merangsangku dengan ganas. Jari-jari kanannya mencubit, menggaruk dan mencongkel klentitku sedang tangan kirinya memerah payudaraku kiriku. Lidahnya menjilati pungungku sembari sesekali menggigitinya. Sementara itu pantatnya terus menghentak ke atas sehingga kont*lnya bagai pasak yang memaku pantatku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8YhlmNNiaH
Aheng sepertinya lupa kalau penisnya sudah tidak utuh. Dengan penuh semangat, dijambaknya rambutku dan dinaik-turunkannya kepalaku. BL mulai membuat cupang di leher dengan getol hingga aku tersedak. Tapi mereka tak juga berhenti sampai tubuhku tergencet. Erangan kami bertiga bersahutan dan menggema di kamar mandi.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOevorniX37
Mendadak BL menarik tubuhku dan menurunkanku hingga berlutut di lantai. Dia melakukannya tanpa mencabut kont*lnya. Aku sudah lupa berontak. Aku menurut saat dia menyuruhku bergeser. Aku mendesah nikmat begitu kedua tangan BL kembali merambah payudara dan klentitku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ01xM0TCMYJ
Mataku merem-melek menikmati semua ini meski perlakuan mereka makin kasar. Sodokan kont*l BL makin dalam dan payudaraku sakit. Hidungku terasa makin pesek karena ditekan kuat-kuat oleh Aheng ke bagian bawah perutnya. Air liur berceceran menetes dari mulutku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbinWcycZb6
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3LV486eksR
Mendadak Aheng menggeram keras dan kurasakan ada cairan asin mengalir dari lubang kecil di tengah penis buntung itu. Aku sendiri mengerang tanpa henti sambil mengempot tampon raksasa dalam tubuhku sekeras mungkin.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6FEaftpMXx
Melihat Aheng melepaskan kepalaku, BL menjambak rambutku, menarikku bangun. Kedua tanganku yang mendadak tak punya pegangan mencari-cari pegangan baru. Kujambak rambut BL dari depan.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi12ThSWoPL
“Aaargh…”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAIPIUiY9BJ
Dengkulku sudah pedas apalagi anusku, tapi sungguh mati, rasanya nikmat sekali. Kami saling jambak sambil mengerang makin keras.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV4UmWZn390
“Eerggh… Ngggh… Oooh… Aaaaaaahhh…”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAsYOeW037P
Tubuhku bergetar keras dan kurasakan tampon raksasa itu mendadak basah kuyup. Aku terkulai lemas setelah orgasme pertamaku dari sodomi, tapi BL masih terus mengayun tubuhnya.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmHIExLQ9LI
Kemudian dia menarik kont*lnya dan membaringkanku di lantai. Aku terhenyak saat dia mendadak menduduki perutku. Setelah melepas kondom, kont*lnya di jepit diantara kedua payudaraku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbZ1KKipnaU
“Kau belum pernah titf*ck kan? Sekarang pegang yang kuat,” perintahnya sambil menaruh kedua tanganku di pinggir sepasang gunung kembarku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEhgPzvRI0m
Sepasang buah dadaku memang besar, mungkin karena dulunya aku gemuk. Kont*l BL seperti sosis besar yang terjepit dua buah roti burger. Aku merasa geli saat jembut BL menggosok dadaku. Tapi melihatnya merem-melek penuh kenikmatan, aku jadi terangsang lagi. Aku ikut-ikutan mendesah dan mengerang.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4k1Fw2bnTU
CROT! CROOT!
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP4tAjFO8Wh
Air mani BL menyembur ke leher dan wajahku. BL tampak puas dan menertawaiku yang terengah-engah. Aku capek sekali sampai tidak punya tenaga lagi untuk memaki atau meludahi BL yang meratakan spermanya ke seluruh wajahku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlROvg7LLDs
“Apa kau mau dimandikan Aheng lagi?”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvrSFieXhyZ
BL terus melatih mulut dan anusku selama aku mens. Tampon besar yang mengganjal dalam mem*kku membuatku merasa seperti sedang disandwich bila kont*l BL mengebor anusku. Dia menyodomiku dengan berbagai gaya, berdiri, duduk, nungging, tengkurap sampai berbaring miring.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv0viyTnAA2
Meski tak pernah memakai pelumas, lama-lama aku terbiasa juga dan selalu menimati orgasme. Tapi tetap saja aku lebih suka disetubuhi lewat jalan yang benar. Jadi aku sangat senang saat menstruasiku usai dan kont*l BL kembali menyambangi liang vaginaku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡURgrcTKhqO
Tapi hal ini bukan berarti aku rela digaulinya begitu saja. Aku selalu melawan dengan keras bila dia mendekat. Aku benci sekali melihat gayanya yang mengancam dan sok kuasa seakan aku ini barang miliknya yang bisa dipermainkan begitu saja.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWhvHYEPXHD
Aku tahu, seharusnya aku memakai cara lain selain kekerasan karena perlawananku hanya akan membuat birahi BL semakin melonjak tinggi. Dengan penuh semangat dia memiting dan meringkusku sebelum menyetubuhiku dengan kasar. Bisa dibilang perkelahian kami adalah foreplay.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLzN8isQGnq
Tak cukup dengan mengajariku lewat praktek, BL juga menjejalkan teori bercinta (ralat: yang kami lakukan sama sekali tidak pantas disebut bercinta karena tak ada setitik pun molekul cinta di sana) lewat majalah, buku dan film.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPbaqvJWdcB
Kamarku yang tadinya kosong, hanya berisi ranjang besar dan lemari mendadak menjadi penuh setelah dua rak buku memenuhi dua sisi tembok hingga ke langit-langit. Ditambah lagi sebuah televisi plasma berukuran 42 inci.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0E8w10iOcq
Rak itu dipenuhi berbagai buku teori dari kamasutra hingga novel-novel seks dan majalah pornografi dari dalam dan luar negeri. Tapi yang lebih gila, tv besar itu terus menyiarkan film-film porno tanpa henti.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgHBmhxIASf
Bahkan saat jam tidur pun televisi itu terus menyala hanya suaranya yang mendadak di-mute. Aku tak bisa menyalakan dan mematikan tv itu sesuka hatiku karena dikontrol dari luar.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4qSGrdK6eH
Aku seperti sedang dicuci otak. Yang ada di kepalaku hanya seks melulu. Sepraiku lembab karena selangkanganku terus-terusan becek. Aku tak peduli lagi dengan kamera-kamera pengintai yang ada. Aku ikut menggelinjang dan mengerang seperti bintang porno yang kutonton.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOAmGFauhaD
BL sendiri juga senang menggumuliku di depan tv. Dia sering memaksaku menceritakan apa yang sedang ditayangkan di layar datar itu dengan detail. Suaraku yang terputus-putus karena ngos-ngosan membuatnya makin gila menggenjotku. Saat orgasme, kami adu teriak dengan bintang porno yang sedang kami tonton.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOzsWm9qJYw
Akhirnya aku capek. Mataku pedas karena terus menonton dan membaca. Tenggorokanku kering karena terus mengerang dan berteriak. Badanku pegal-pegal karena terus menggelinjang dan mengejang. Aku jenuh dan mulai putus asa. Apa aku akan menghabiskan sisa hidupku dengan cara seperti ini?
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJqwRDNYeZB
Kuputuskan malam ini aku harus keluar dari kamar mesum ini. Satu-satunya tempat mengungsi ya kamar mandi. Baru lima belas menit nongkrong di atas kloset, mendadak lampu kamar mandi mati. Walau sempat menjerit kaget, tapi aku tetap diam di tempat. Aku tidak tahu apa lampu kamar mandi ini benar-benar mati atau dimatikan dari luar karena lampu kamar tidur masih menyala.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcsDAG5l89z
Sinar lampu kamar yang menerobos masuk lewat lubang ventilasi di atas pintu membuat kamar mandi ini tidak gelap gulita. Tapi yang menarik perhatianku ventilasi di dinding atas dekat langit-langit. Kupandangi cahaya bulan yang lembut dengan mata berkaca-kaca.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ08KfI8lCwQ
Bisa jadi yang kulihat bukan sinar bulan melainkan sinar lampu teras. Aku menghela napas panjang. Belum pernah aku merasa begitu kesepian. Aku juga baru sadar kalau sudah dua bulan lebih aku tidak melihat matahari dan bulan. Yang kulakukan tak ada bedanya dengan misi bunuh diri yang gagal. Aku tercenung, sampai kapan aku dikurung seperti binatang piaraan? Haruskah aku bunuh diri?
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1WG0oHuF04
Kudengar pintu kamar terbuka, tapi aku bergeming. Paling yang datang Aheng atau BL. Nah, betul. Aheng muncul didului sinar senter. Aku menggeleng saat dia menarik lenganku kembali ke kamar.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLfXOrc6Pmo
“Please, Heng. Aku mau di sini saja.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX3I1REpTN4
Sinar senter menerangi wajahku. Kurasa dia heran mendengarku bicara sopan padanya tanpa berontak sedikit pun. Apalagi wajahku lesu dan suaraku serak. Dia melepas cekalan tangannya.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7bs1ngY8Nz
“Aku mau sendirian.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3QKt2xv3OH
Tapi dia tak juga pergi meninggalkanku meski aku terus memohon dengan suara bergetar.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYWEfuTKZOc
“Paling nggak, tolong tutup pintu dan matikan senternya,” ujarku menyerah.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxB4N0pKYBK
Tanpa banyak tanya, dia menuruti permintaanku. Entah berapa lama kami saling diam dalam gelap. Yang jelas aku tersiksa sekali. Sungguh tak enak menangis dalam gelap sambil ditemani orang yang kita benci. Aku sampai harus bernapas lewat mulut agar Aheng tidak mendengar bunyi ingus yang membanjiri hidungku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIkkcBykiMN
“Aku juga pernah menangis sendirian dalam gelap begini,” mendadak dia bicara. “Waktu aku nggak jadi laki-laki lagi.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX51m9WV21x
Tangisku sontak berhenti. Hatiku miris mendengar cerita Aheng tentang bagaimana dia kehilangan penisnya. Tujuh tahun yang lalu seorang pengusaha mabuk mengamuk di Sanctuary gara-gara ayam incarannya direbut BL.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKTtqJUELsu
Pengusaha itu nekat menikam perut BL. Tapi Aheng dengan gesit menjadikan dirinya tameng dan karena tubuhnya lebih tinggi dari majikannya maka pisau itu menikam kont*lnya dengan sukses.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoKdFOVCvxx
“Apa Non tahu, kenapa tidak ada pembantu cewek di rumah ini?”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNdDlMOZbR5
Aku terbengong mendengar pertanyaan itu. Mengapa tema pembicaraan meloncat jauh? Apa dia merasa tidak enak sendiri karena sudah menceritakan nasib tragisnya? Tapi benar juga. Aku baru sadar kalau yang bertugas membersihkan kamar tidur dan kamar mandiku semuanya lelaki.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL8rkjCGtuY
Setiap dua hari sekali biasanya dua orang dari mereka membersihkan kamar saat aku mandi. Dan saat kamar mandi dibersihkan, Aheng berada dalam kamar untuk menjagaku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrNLaurypGA
“Karena semua pembantu cewek sudah dihabisi Tuan Bandi,” ujarnya menjawab pertanyaannya sendiri.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPQctutEBii
“Dihabisi?”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkXsANml2Pu
“Ya.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpPoyXwQIaw
Aku tidak tahu maksud dihabisi itu diperkosa dan disiksa habis-habisan atau dibunuh dan dimakan sampai habis. Aku tidak berani bertanya lebih lanjut karena bagiku semuanya mengerikan. Aku tidak bergidik lagi, tapi gemetar ketakutan.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7FOWaEU9CB
“Empat tahun yang lalu, Ai Ling yang mengasuh Tuan Bandi dan bos sejak kecil juga disikat sampai bos marah sekali. Nggak ada yang bisa mengendalikan dia sejak Tuan dan Nyonya besar meninggal dalam kecelakaan pesawat enam tahun lalu.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV2CmzOsfPK
Dia cuma takut sama bos, tapi bos juga nggak bisa mengawasinya terus. Sekarang Non satu-satunya cewek di rumah ini karena dua ayam yang dibawa Tuan Bandi sudah dikembalikan ke club kemarin malam. Yang satu masih pingsan dan yang satunya kayaknya jadi gila.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ8fBbm14fl
Jadi Non seharusnya bersyukur karena bukan Tuan Bandi yang membeli Non, tapi bos. Kalau nggak, Non mungkin sudah ‘lewat’.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtuqUHRkcjD
Ya Tuhan! Si klemer itu ternyata nggak kalah mengerikan dari Hannibal Lecter dan semua psikopat di film-film Hollywood lainnya.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn0RM1D0isy
“Kenapa nggak ada yang lapor ke polisi?”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwjb1ePu94W
Aheng mendengus sinis.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqVoWkQHzbN
“Memangnya polisi kurang kerjaan sampai mau ngurusin ayam-ayam? Lagipula bos sudah berjanji di depan peti mati papa-mamanya kalau dia akan menjaga Bandi sampai mati. Nggak mungkin bos menyerahkan saudaranya ke polisi.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3qM0KlRgNJ
Saat itu juga niatku untuk kabur kembali muncul. Aku tak mau tinggal seatap dengan pembunuh berantai.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQcP9dF4ROd
“Non nggak usah khawatir,” ujar Aheng seperti bisa membaca pikiranku. “Bos sudah menyuruhku menjaga Non dengan ketat. Pengawal Tuan Bandi nggak ada yang berani cari masalah denganku. Tuan Bandi sendiri juga segan sama aku.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAcmSDxlYVn
Mendadak pintu kamar mandi terbuka dan siluet tubuh kurus membayang di lantai kamar mandi. Aku buru-buru mengelap wajahku yang basah. Aku tidak mau BL melihatku menangis.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYbwHAbub5r
“Mesra sekali. Mojok gelap-gelapan begini,” tukas BL sinis.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsmRiTLqSJb
Lalu dia mendekati Aheng dan menggamparnya dengan keras. Aheng diam saja, sepertinya gamparan tadi hanya sengatan nyamuk di pipinya. Aku malah meraung marah.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV4gRTgRmYF
“Apa-apaan kau ini? Dia kan nggak salah!”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡInuOgBJRcd
“Oh, jadi kau membelanya? Memangnya dia sudah berbuat apa padamu? Mengoralmu? Soalnya dia nggak mungkin mengent*tmu.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGLomhI3o8A
PLAK! Kutampar BL sekeras mungkin. Dan seperti biasa dia berusaha meringkusku. Tapi karena kondisi gelap, dia sedikit mengalami kesulitan. Kami bergumul dan saling mendorong. GUBRAK! Botol-botol yang ada di atas wastafel terguling setelah tangan kami berdua tanpa sengaja menyamparnya.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9HiUdMUtit
Aheng tetap diam mematung meski kakinya terinjak dan perutnya tersikut olehku. Telinga gorila itu seakan tuli total, tak mendengar pertengkaran kami berdua soal dirinya.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEp9JK7RNYP
“Dasar bajingan nggak tahu diri! Kau berhutang nyawa padanya, tahu!” sergahku sembari menonjok dada BL.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAcOQk7dUej
“Sok tahu! Dia yang berhutang nyawa padaku! Aku yang mengeluarkan dia dari penjara dan membiayai operasi ibunya!” balas BL sambil memiting lenganku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwH8tvP63T9
“Tapi nggak seharusnya kau menghinanya begitu!”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA9vyXkcfaT
“Dia sendiri diam saja kenapa kau yang ribut? Eh, mukamu basah. Kau habis menangis ya?” tukasnya mengejek.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAFtZw1nreV
Kuludahi wajahnya namun dia malah menciumku dengan paksa hingga aku megap-megap. Aku masih sulit bernapas biarpun dia sudah melepaskan kepalaku. Kedua lengannya yang kurus liat membelit tubuhku dengan kuat bak ular anaconda, seakan ingin meremukkan tulang-tulang rusukku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq9NBXhKKcP
“Apa yang kau tangisi hah?”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlNA7MTI2da
“Aah… aku… nggak… bi…sa… na…pas…,” sahutku tersengal sambil meronta.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbonsoBG5qz
“Apa??” bentaknya sambil mempererat pelukannya.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡufdvl6b0zw
Kupukuli dada dan punggungnya. Dia membentak lagi. Kali ini persis di depan telingaku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ36xwlmvu8S
“A…a…ku… i…ngin… ke…lu…ar…”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOLKbmGPFGf
“Hah? Kau ingin orgasme? Kau ini benar-benar nymphomaniac!”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWfZGgVVRUK
Aku hampir mati mendongkol mendengarnya hinaannya.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡByRUaNVCDC
“Bu…kan…i…tu…bo…doh…”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfVniQfCicz
BL tertawa geli mendengarku masih bisa memaki.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa69EHC4Bz0
“Oh, kau ingin keluar dari kamar ini? Bilang begitu saja susah. Ayo, kita keluar.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIDPlgGo9Df
Aku langsung menggelosor jatuh begitu dia melepaskan pelukannya. Dengkulku pasti memar lagi. Belum sempat berdiri dengan benar, dia sudah menyeretku keluar. Langkahnya yang panjang membuatku pontang-panting mengikutinya.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPLPt6JhZTu
Kaos singletku berkibar memperlihatkan selangkanganku yang telanjang. Tapi seisi rumah yang kebetulan melihat kami tampak cuek. Sepertinya mereka sudah biasa melihat kegilaan majikan mereka. Aheng terus mengikuti kami seperti bayang-bayang.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡimsb6kGsrX
BL membawaku keluar bangunan rumah induk yang luas dan bergaya minimalis menuju kolam renang di halaman belakang. Aku mulai ciut. Aku tak bisa berenang. Tapi dia malah menyeretku menaiki tangga menara papan loncat setinggi tiga meter.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjZILhGbejx
Kakiku berusaha mengerem namun hasilnya pergelangan tanganku sakit karena dia terus menarik paksa dengan kasar. Aheng juga membantu mendorongku maju.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjq21GHi3fQ
Akhirnya kami sampai juga di puncak menara. Aheng turun meninggalkan kami berdua. BL menatapku sejenak dengan dingin, sedingin angin malam yang membuatku menggigil sebelum mengalihkan pandangannya ke langit. Di langit, bulan purnama sedang berlayar di antara gumpalan-gumpalan awan tipis.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2bdco2uXiS
“Aku bisa membunuhmu kalau aku mau.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaLDFrSrWjc
Aku meliriknya. Kalimat itu diucapkannya dengan ringan seperti sedang berkata ‘Aku suka makan es krim.’.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzhcycSBfHL
“Ya, aku tahu,” sahutku dengan gaya tak acuh.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOqV53N2ztC
“Kau nggak takut kalau aku mencekikmu dan melempar mayatmu ke bawah? Aku juga bisa menggantungmu di sini supaya digigiti codot. Atau mengikatmu di sini selama seminggu tanpa diberi makan-minum supaya kau mati dehidrasi.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVNVPzsGKzx
Gila. Memang gila dia.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCehn5kJ76M
“Eh, biarpun kau makhluk kebal hukum apa kau nggak takut sama dosa? Bagaimana sih cara orang-tuamu mendidikmu? Kenapa anak-anaknya semuanya gila? Jangan-jangan mereka juga gila.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcpCsOElIyj
Seharusnya aku diam atau memohon agar tidak dibunuh, tapi darah panasku bergolak dan lidahku yang liar susah dikendalikan. Padahal aku takut mati.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz0sHRlvctG
Wajah BL sontak membeku begitu mendengarku menghina orang-tuanya. Aku tahu, kedua orang-tuanya tewas dalam kecelakaan pesawat di Kanada tujuh tahun yang lalu. Mendadak dia mendorongku dengan kasar.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9OmO3HXsvO
Aku terhuyung mundur ke arah ujung papan yang menjulur ke kolam. Dia mendorongku lagi dan aku terjatuh terduduk. Buru-buru aku memegangi papan kuat-kuat begitu melihat air kolam yang jernih kebiruan.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3G1VOilqZu
“Kelihatannya kau takut ketinggian. Hmm… bukan. Kalau kau takut ketinggian, kau pasti sudah merangkak dari tadi. Kau pasti nggak bisa berenang. Betul kan?”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYvIeopyocS
Wajahku memucat. Buku-buku jariku memutih saking kuatnya mencengkeram pinggir papan. Bukannya mendorong atau menendangku hingga tercebur ke bawah, BL malah asyik memandangi kakiku yang mengkangkang memamerkan selangkanganku yang telanjang. Aku bisa melihat bagian depan celana pendeknya mulai menggembung. Astaga!
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsSCUTqywjZ
Apa dia ingin main di atas sini Dengan santai BL menelanjangi diri sambil mempermainkanku. Sesekali kakinya menendangku. Kulancarkan tendangan balasan sambil menggigit bibir. Aku tak mau dia tertawa senang mendengar jeritan ketakutanku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTk0SCf3xpb
Karena tidak menerima perlawanan maksimal, dengan mudah dia menindihku. Aku hanya bisa melawan dengan satu tangan, tapi setelah menyadari usahaku hanya membuat tubuhku bergeser makin ke ujung papan, aku menyerah. Setengah kepalaku sudah tergantung bebas, membuat rambutku berkibar menutupi wajahku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwRKEQ2GzcY
SRET. Dengan giginya, BL merobek kaos singletku. Dengan buas, gigi, lidah dan jari-jarinya menjelajahi lekuk tubuhku, membuatku mengerang dan terlonjak tertahan.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnx1XjtoMFc
“Aaaah!” erangku keras saat kont*lnya menusuk masuk lubang mem*kku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9TN90Gq7CG
Aku mengutuki diriku. Bagaimana bisa aku mendesah nikmat di saat kritis seperti ini?
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8aaGgaXpLx
BL menggenjotku dengan mantap. Setiap genjotan, membuat tubuhku maju dan akhirnya kepalaku terayun bebas dari pinggir papan. Déjà vu. Mengingatkanku saat dia memerawaniku dengan paksa di hadapan puluhan orang di Sanctuary. Tapi tergantung dari atas meja dan papan loncat setinggi tiga meter sangat berbeda. Kalau dulu saja aku sudah pusing, sekarang aku mual.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK5wdd9OKOr
Kubelitkan kakiku pada pinggang BL erat-erat. Kalau aku harus jatuh paling tidak, aku tidak sendirian. Namun akibatnya, lubang vaginaku mekin terbuka lebar dan sodokan kont*l BL menggesek G-spotku dengan telak.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJyZ7C2lqrH
“Ooooh…Nghhh… Nghhh… Oaaah….Aaah! Aaaah!! Aaaaaaaaah!!!”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU5c4HnlTX8
Gila! Teriakan orgasmeku yang super lantang di malam sepi ini pasti terdengar seisi rumah. Mungkin tetangga sebelah juga ikut mendengar. Astaga! Jangan-jangan mereka semua menonton kami.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW0uuCl4vbp
BL berhenti bergerak. Disibakkannya rambut yang menutupi wajahku. Aku benci sekali melihat sorot matanya yang mengejek. Sudah telanjur aku menjerit, tapi biarlah mungkin saja tadi orgasmeku yang terakhir dalam hidupku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTFatI53PEr
“Bagaimana orang-tuamu mendidikmu? Kalau kau bisa delapan kali sehari masturbasi. Apalagi mereka. Jangan-jangan kerja mereka cuma ngent*t tiap hari.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXDyNBwDz51
Aku marah sekali. Kuludahi wajahnya.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlr8Jy66fSH
“Ya, aku tahu pasti mereka juga sering meludah. Pasti mereka nggak berpendidikan, kampungan,” ujar BL sambil melepas kedua tanganku dari papan lalu merentangkannya di udara sehingga aku merasa gamang.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiRsF6QSOPd
Biarpun begitu aku melawan dengan sekuat tenaga, tapi cekalan tangannya di pergelangan tanganku kuat sekali. Apalagi dengan perlahan dia kembali menggoyang pantatnya. Tanpa sadar aku meremas kont*lnya yang kembali menggesek G-spotku. Aku baru sadar, kalau dia belum orgasme.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw96m08DY1a
“Hmmph… empotan mem*kmu benar-benar luar biasa. Sayang…”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEfun1UHRd9
BL tidak melanjutkan kata-katanya dan memilih mendecak sambil menggeleng dengan tampang sok sedih.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdPFf1i2Zyd
“Seperti apa orang-tuamu? Kalau mereka baik, kenapa kau bisa terdampar di tempat seperti Sanctuary itu? Kau kan bisa memilih pekerjaan di tempat yang lebih baik seperti jadi kasir di swalayan.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYQPoDCvXQs
Dibyo bilang, kau yatim-piatu, tapi masa kau sama sekali nggak punya keluarga sih? Masa sampai sekarang nggak ada yang melaporkan kehilanganmu ke polisi? Hey, jangan diam saja. Jawab!”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBjM7eg4x2S
BL memberondongkan pertanyaan sembari menggenjot cepat lalu berhenti. Terus begitu. Beberapa kali aku sudah nyaris orgasme untuk kedua kalinya, tapi gagal karena dia mendadak berhenti bergerak.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsZ4NDijqQj
“Kok kau seperti kepingin menangis lagi. Tumben malam ini kau cengeng. Ada apa sih?”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwAixTLddTz
“Please, jangan begini.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOHbukGXbY1
“Begini apa?”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFqr5xvot7J
Aku terdiam. Berusaha mengusir keinginan gila dari otakku. Apa jadinya kalau aku minta dia menggenjotku dengan keras agar aku bisa orgasme? Tapi BL terus mempermainkanku dengan genjotan dan kata-kata menyakitkan.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ZBBzbqKXc
“Please…”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKNECza0k9M
Aku benci sekali harus memohon pada bajingan jahanam sialan ini, tapi aku lebih benci mendengar sahutannya yang bernada polos.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD9WhdIKsly
“Aku nggak ngerti kau minta apa. Dari tadi bilang please please melulu.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7jVegGIhwq
“Aku mau… keluar…”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiilf2DZESp
“Keluar ke mana lagi? Sekarang kan kita sudah di luar.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdDxJNFdujz
Tak sabar dengan jawaban yang menyiksa, aku memilih menggoyang pantatku. Tapi BL menggencet tubuhku sehingga aku tak bisa bergerak.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2qgKqs1FRe
“Kau ternyata suka main curang. Jawab dulu, seperti apa orang-tuamu. Kalau jawabannya bagus, aku nggak suka. Dan kalau aku nggak suka, akan kutinggalkan kau sendirian di sini bersama Aheng. Kau lebih suka dia daripada aku kan? Tapi aku nggak yakin kont*l buntung itu bisa bikin kau melonjak kegirangan kayak tadi.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvbQ8S0SwMG
Kugigit bibirku yang bergetar menahan marah dan tangis.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMsjSHp74vz
“Papaku orang yang munafik dan mamaku tukang mengeluh!” seruku tanpa pikir panjang.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡujE1RtkS2k
Gelombang penyesalan langsung menerpaku. Anak macam apa aku ini? Lebih mementingkan kepuasan diri daripada harga diri. Aku benar-benar anak durhaka, durjana…
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6AssamdJxQ
BL nyengir puas lalu memompaku dengan kuat. Tubuhku makin bergeser maju. Aku menjerit-jerit. Aku sendiri tidak bisa membedakan antara jeritan kepuasan dan ketakutan. Semuanya bercampur jadi satu. Mendadak BL mencabut kont*lnya, melepaskan belitan kakiku dan mendorongku ke bawah.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGx5fJwFQvB
Tubuhku tergantung terbalik. Yang menahan berat badanku hanyalah cengkeraman tangan BL pada kedua pergelangan kakiku. Kepalaku pusing karena darah mengumpul di kepala.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeKfpcXBZjt
“Apa permohonanmu yang terakhir?”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZl6XgiP15S
Aku berusaha menenangkan diri dan berujar segagah mungkin,
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWbEWfmauvA
“Terima kasih sudah membebaskanku.”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUWk68ksZUl
Lalu dia melepas kakiku. Biarpun kepalaku di bawah, rasanya jantungku tenggelam ke dasar perut. Aku tidak menjerit. Bukan karena gengsi, tapi karena seluruh syarafku mati rasa. Aku hanya bisa memandangi bulan yang semakin menjauh.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMC6XhSbpi8
BYURRR!!
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTc9I8Die43
Kolam ini ternyata dalam juga. Kalau dalamnya cuma satu setengah meter, kepalaku pasti sudah pecah terbentur dasar kolam. Aku langsung panik, menggapai-gapai ke sana-kemari. Tubuhku seperti kapal bocor, dimasuki air dari berbagai lubang. Hidung, mulut, kuping dan mungkin juga mem*kku kebanjiran air.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDpiEjf5tyj
BYURR!!
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd5djQc3q4V
Ada orang lain yang ikut terjun ke kolam. Untuk menyelamatkanku atau menenggelamkanku? Mungkin BL melihat kalau aku masih hidup dan menyuruh Aheng atau anak buahnya yang lain untuk menahanku agar tetap di sini. Namun ternyata orang ini menarik pinggangku dan menyeret tubuhku ke atas.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ggS1WSsoM
UWAH! Leganya! Akhirnya aku tidak dikelilingi air lagi. Aku megap-megap sekaligus terbatuk-batuk sampai dadaku sakit. Air keluar dari mulut dan hidungku. Aku menurut saja saat dibawa dan disandarkan ke tepi kolam.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAmHZLGZWPG
Aku tidak tahu berapa lama aku mempertaruhkan nyawaku di dasar kolam, yang jelas aku lelah sekali. Kupejamkan mataku sambil mengatur napas. Ya ampun, aku belum berterima kasih pada penolongku. Siapa…
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUmdE4EzT5t
HEK! UGH! Ada yang menghujam mem*kku!
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOYgD3CRmVD
Aku langsung membuka mata dan …. Astaga! BL sudah menggenjotku lagi! Jadi dia yang menyelamatkan nyawaku? Dia tertawa geli melihatku kaget dan terus menghentak-hentakkan pantatnya.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrTdCIvnm39
“Ti…dak… Aku… ng…nggak… ma…u…,” tolakku sambil mendorongnya menjauh.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0t6d28weTY
Tapi perlawananku sia-sia karena tenagaku sudah terkuras di dasar kolam. Akhirnya aku hanya bisa pasrah, dipepet di pinggir kolam sembari disetubuhi dengan paksa. Air kolam beriak di sekitar kami menghasilkan bunyi kecipak.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqCUVG1bGj4
BL melumat bibirku, mengenyot leherku, meremas payudara dan pantatku dengan gemas. Aku mulai mengerang, awalnya pelan makin lama makin keras. Lama-lama kedua lenganku yang tadinya terkulai kini memeluk dan mencakar punggung BL.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT36dWwbtoc
“Ooooh… Ooooh… Iiiiyaaaaahh…. Aaaaaaaaah!!!”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdld3fq4IT6
Pada saat aku menggelinjang dan menjerit keras, BL menggeram dan menekan pantatnya kuat-kuat. Kont*lnya menumbuk bibir rahimku dan tak seperti biasanya kali ini kurasakan semburan-semburan hangat di dalam.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmBQQitvS2S
Aku yang kelelahan langsung terkulai lemas. Yang kulihat hanya gelap. Aku tak peduli lagi apakah setelahnya dia benar-benar akan membunuhku atau tidak. Karena aku sudah merasakan orgasme yang luar biasa nikmat.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbTBMCP9tFM
Putih. Di mana-mana putih. Apa sekarang aku ada di surga? Eh, apa orang serusak diriku pantas masuk surga Kukejap-kejapkan mata dan menoleh ke kiri-kanan. Ternyata aku belum mati karena aku berada dalam kamar yang bernuansa putih minimalis.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLlNDsqVW2m
Sinar mentari yang menyusup dari ventilasi membuatku bisa melihat kamar ini. Ukurannya hampir tiga kali lipat lebih luas dari kamar tempat aku biasa dikurung. Perabotnya juga lengkap, selain ranjang besar dan seperangkat audio-video ada satu set sofa.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3VelxonsXD
Ada dua pintu di sisi kiri dan satu kanan. Salah satu dari ketiga pintu itu pasti mengarah ke kamar mandi. Yang satunya mungkin untuk lemari pakaian dan yang lainnya bisa jadi pintu penghubung ke kamar sebelah. Ah, sok tahu sekali aku ini, tapi layout kamar ini mengingatkanku pada kamarku dulu.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYOJIwOj9P9
Hmm… kasur yang kutiduri ini lembut sekali, rasanya seperti berbaring di atas awan. Selimut tebal yang membungkus tubuh telanjangku juga lembut dan memberiku kehangatan sehingga membuatku ingin terus bergelung dibaliknya.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Vdl8lMqrg
Kenapa aku bisa telanjang bulat begini? Ah, paling si gila itu menyuruh Aheng membawaku ke kamar ini setelah aku pingsan di kolam renang. Tapi tubuh dan rambutku tidak berbau kaporit, malah wangi lavender. Apa gorila itu memandikanku dulu? Lalu mengapa aku ada di kamar ini? Kamar siapa ini?
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0U22frL1E0
Begitu banyak pertanyaan muncul di kepalaku, tapi tak semuanya bisa kujawab sendiri dengan memuaskan. Tak ada seorang pun yang bisa kutanyai karena aku hanya sendirian di kamar ini. Eh, jam berapa sekarang? Perutku sudah mulai meraung. Ceritasex.site
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaG5YR8C2vw
Aku duduk dan menggeliat. Aduh, tubuhku pegal-pegal. Anehnya selangkanganku sedikit basah. Apa karena semalam aku mimpi digumuli BL hingga aku mengerang, menggelinjang sementara dia terus berbisik ‘Kau milikku’? Apa perempuan juga bisa mimpi basah?
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpm99NW8nek
Rasanya luar biasa, seperti nyata, tapi sepertinya tak mungkin aku tidak terbangun bila dia menindih dan menyetubuhiku seseru itu.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhjIFvtyx2S
Setengah terhuyung, aku turun dan berjalan mendekati jendela. Kusibak gorden dan mengintip keluar. Aku hampir tak percaya bisa melihat matahari lagi, langit biru, awan putih, pepohonan hijau, taman bunga juga kolam renang tempat aku nyaris meregang nyawa… Segalanya begitu indah dan membuatku haru.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiNzcZAO2F2
Mengapa jahanam itu mendadak berbaik hati memindahkanku kemari? Apa dia menyesal karena sudah kelewatan mengerjaiku tadi malam?
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH9Tfu4f8TS
Dengusan hangat di leher bagian belakangku membuatku terlonjak kaget. Jangan-jangan aku terjebak dalam kamar psikopat klemer itu lagi. Namun dengusan napas Bandi dingin lagipula aku mengenali wangi parfum Bvlgari biasa menempel di tubuh BL. Aku langsung berontak. Tapi tak mudah bergerak dalam belitan tangannya apalagi melepaskan diri.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlrdJYJrXqW
“Apa kau nggak mau bilang terima kasih?” tukas BL sambil menggigit daun telinga kananku.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡee36DFu9mu
Kedua tangannya mulai memelintir putingku membuat mem*kku makin basah saja. Aku menggigit bibir untuk menahan desahan nikmat yang sudah hampir terlontar keluar.
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOLzUBCpBpp
“Apa kau nggak pernah diajari berterima kasih?”
989Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG31WRNjg1X
