x
Aku terus merasa bersalah sejak hari itu, setiap aku ingin Sholat dan mengaji aku teringat perzinahanku dengan Gus Akira. Saat aku tidur, bayangan Gus Akira selalu muncul dalam setiap mimpiku—menghantuiku setiap saat.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3whEucfcdk
"Mi... Kok ngak dimakan? Umi sakit ya?" tanya Jefri melihatku yang melamun.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiGbHmQ4zRB
"Gak papa kok Jef, Umi sehat wal Afiat. Jefri gimana sekolahnya? Lancar?"
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3vmUaxjJsI
"Em sebenarnya Jefri lagi bertengkar ama teman Jefri, Mi."
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCff91LNLmI
"Hah!? Bertengkar!? Kenapa?"
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr7js4B3JuD
"Dia ngehina Umi! Dia bilang Umi pelakor! Padahal kan enggak! Jadi Jefri pukul wajahnya ... Terus dia nangis, dan manggil Pak David."
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJGLtb08Yaq
"Eh!? Umi gak tau semua itu!? Kenapa kamu gak beritahu Umi sebelumnya!?"
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡptDFwfjkZL
"Yah, habis Umi keliatannya kek lagi sakit. Jefri jadi gak tega."
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg3ORui6tLU
"Gak boleh gitu Jefri, kamu udah minta maaf ama dia? Kalian udah baikan?"
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJIMDvdtIaz
"Belum Umi, kami masih musuhan. Dan Jefri gak mau baikan ama dia sebelum dia minta maaf ama Umi!" tegas Jefri.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGrx7Baz8dx
Kuelus rambut Jefri yang hitam bergelombang itu sambil tersenyum, "Makasih ya Jefri udah belain Umi. Tapi berantem itu gak baik, ntar Umi temenin kamu deh minta maaf ama temenmu itu."
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvLttClAcN
"Kalo dia gak minta maaf duluan, Jefri gak mau minta maaf. Titik."
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGqbd9zUa26
Jefri merajuk, lalu bergegas pergi setelah menghabiskan makan malamnya meninggalkanku yang khawatir padanya.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVLtj2QnUGM
*****
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg4QxxCglif
Keesokan harinya, aku bertemu pak David untuk membahas tentang perkelahian Jefri. Pak Jefri pun menjelaskan, kalau sekarang teman Jefri itu sangat takut padanya hingga gak mau berangkat sekolah lagi.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdIAUweQJr4
"Beneran, Bu Farah. Anton gak mau sekolah lagi, katanya takut ama Jefri," jelas Pak David.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmrT1x2UQ42
"Astaghfirullah hal azim, begitu ya, Pak. Makasih udah ngasih tau, oh iya Pak, punya alamatnya si Anton gak? Saya mau minta maaf secara pribadi ama dia."
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvSXpdzd4kN
"Ada Bu Farah, tapi sebaiknya Bu Farah jangan pergi ke sana sendirian. Bapaknya Jefri itu anggota ormas yang sering malakin pedagang di pasar. Takutnya terjadi sesuatu yang gak diinginkan kalau Bu Farah pergi sendiri, kalau mau bisa saya temenin Bu Farah."
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg7REMEnaTZ
Aku mengangguk setuju, lalu kami pun janjian untuk menemui Anton di rumahnya setelah sekolah selesai. Kuajak Jefri ikut bersamaku untuk minta maaf, dan kuikuti Pak David dari belakang menaiki PCX putihku.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmR5tMS4THz
Rumah Anton terletak di belakang pasar, jalannya berbatu dan berlubang hingga membuatku harus berhati-hati mengendarai PCX-ku. Setelah sampai terlihat Anton tengah membantu Ibunya memotong kain mori untuk bahan pakaian batik.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7fQ6QzG2oG
Saat kami tiba, Anton langsung panik dan bersembunyi di belakang Ibunya yang lumayan cantik dengan rambut pendek sebahu dan sebuah tato di lehernya.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡymn9v9Ckvb
"Eh, pak Guru. Ada perlu apa kemari?" tanya Ibu Anton.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ88NbrGJFZv
"Ini, jadi sebenarnya...."
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtThinTOlrm
Pak David pun menjelaskan alasan kami bertiga datang kemari, dan melihat ketulusan kami—Ibu Anton pun membujuk Anton untuk lebih dulu minta maaf padaku.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiGd0f16isl
"Ma-maad Tante... Ucapanku ku... Kurang ajar," kata Anton sembari menunduk tak berani menatap wajahnya.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL5GoPloqWB
"Gak pada, Ton. Jadikan ini pelajaran ya..." balasku sambil tersenyum ramah.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXpQsAYuoRf
Anton mendongak, dan wajahnya langsung memerah tersipu melihatku. Aku mengernyit sebentar, saat kulihat Anton mulai celingak-celinguk merasa nyaman saat ada di sampingku.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9e8n5r9hce
"Kenapa Ton, kok kayak orang bingung?"
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgfQQHvnTRv
"Gak papa, Tante. Gak papa, kok," jawab Anton sembari menunduk, dan sedikit melirik ke arah dua payudara besarku yang tertutup oleh hijab coklat.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0xGUOP4CYm
Aku tersenyum simpul, yah namanya juga laki-laki wajarlah dia punya ketertarikan pada asetku yang besar dan sangat kubanggakan ini.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0CdlVX0TFu
"Nah, Jefri. Ayo sekarang minta maaf ... Antonnya kan udah minta maaf," kataku pada Jefri yang memalingkan pandangannya dari Anton.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDfseoSpMjp
"Iya, Mi."
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSpyyccjLlU
Jefri menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Anton secara terpaksa, Anton menyambut tangan Jefri, dan mulai meminta maaf padanya.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHEBKBW0fxP
"Maafin aku Jefri, Ibumu itu cantik banget, mana mungkin dia pelakor," kata Anton polos.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡePkFgr3VUI
Jujur saja mendengar kata itu keluar dari seorang bocah, aku rada kesal. Untung Jefri menerima permintaan maaf Anton, dan mereka pun kini telah berbaikan.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoyJQK608fd
Saat kupikir semua sudah selesai, sebuah tangan kasar tiba-tiba meremas pantatku dari belakang. Aku reflek beranjak dan menampar pemilik tangan itu dengan sigap, dan mulai memasang wajah garang.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1DJZcIeMAu
"APAAN SIH!? KOK PEGANG-PEGANG!" seruku marah.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVRzaQ3m3vI
"Bapak!"
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNX6fsrC8Vh
Anton tiba-tiba memanggil pria kurang ajar itu dengan sebutan Bapak, kulihat perawakan pria itu yang acak-acakan dengan tato di tangan kanan dan kirinya. Matanya sayu, dan bau alkohol tercium dari mulutnya yang bergigi maju.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeRFxBAsl9W
"Ahh! Maaf! Maafin Suami saya Bu Farah! Maaf," kata Ibu Anton yang dengan sigap menyeret suaminya menjauh.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnInHcJCskb
"Siapa tu, Nduk! Bening bener! Temenmu?" kata Ayah Anton sambil cegukan dengan wajah memerah karena mabuk.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Pcql4dKcU
"Bukan siapa-siapa, Anton bawa Bapak kamu masuk!"
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtv7YNsNq7z
Dengan sigap, Anton pun membawa Bapaknya masuk ke rumahnya, sambil merasa tak enak padaku, dan Jefri. Setelah masuk, Anton langsung menutup pintu seakan tak ingin Bapaknya keluar lagi.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHEfJAIiuxj
"Maafin Suami saya ya Bu Farah, dia emang gitu. Kalo mabuk sering kurang ajar," kata Ibu Anton dengan raut sedih.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT7jXBCMlcO
Aku benar-benar kesal pada laki-laki itu, namun untuk menghormati Ibunya Anton aku menahan emosiku, dan meminta pamit padanya, sambil menitip salam pada Anton.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7vFcVlGjUR
Setelah kami bertiga pun pulang ke rumah masing-masing, sebelum berpisah Pak David meminta maaf padaku karena hal tak terduga itu sebelum kami berpisah. Setelah pulang, aku langsung mandi dan bersiap berangkat untuk mengajar di TPQ dengan perasaan dongkol pada Bapaknya Anton.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw3YfEO3ZDa
"Pria kurang ajar itu! Berani banget dia ngeremas pantatku!" umpatku sambil berkendara menuju TPQ tempat aku mengajar.
13288Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbNQFoTkLAz
Tanpa aku tahu, tindakanku hari itu akan membuatku menyesal sepanjang hidupku. Bapaknya Anton, Bagas itu ternyata lebih berbahaya dari yang aku duga, tanpa aku sadari ... Dia diam-diam menguntitku sejak saat itu, dan mulai mengumpulkan informasi tentangku untuk memulai rencana jahatnya.
