Setelah hubungan seluler ditutup, aku bergegas menyambar tas kerjaku dan melangkah ke tempat parkiran. Sesaat kemudian aku sudah berada di belakang setir sedan hitamku, yang kularikan menuju rumahku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡebD543FUsH
Setengah jam kemudian aku sudah tiba di rumahku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqRXB4YCsdn
Seorang wanita separoh baya berdiri di ambang pintu rumahku. Wanita yang tinggi langsing, mirip Tante Martini. Tapi yang ini lebih putih. Ia menyambut kedatanganku dengan senyum ceria di bibirnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJO0biNodSK
“Ini Wawan?!” sapanya waktu aku sudah berada di teras depan.
“Betul, “aku mengangguk sopan, “Ini Tante Ros?”
“Iya. Kamu pasti sudah lupa, karena waktu aku meninggalkan Indonesia, kamu masih sangat kecil.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH5hW1fFkdB
“Iya Tante,” sahutku yang lalu berjabatan tangan dengannya, disusul dengan mencium tangan yang kujabat itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXOBoEp9VRi
Tante Rosida pun memeluk dan mencium sepasang pipiku. “Wawan… Wawan… kamu setelah dewasa jadi ganteng gini sih?!”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuaWHxMncui
“Heheehee… Tante juga cantik sekali,” sahutku sambil melangkah masuk ke dalam, mengikuti langkah adik Ibu itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ629vY0h95Z
Setelah duduk di ruang tamu yang sudah diupgrade jadi l;umayan mewah ini, aku bertanya, “Suami Tante mana?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3j5sj9QyUP
“Suamiku sudah meninggal enam bulan yang lalu. Makanya aku pulang ke tanah air. Dan takkan kembali ke Belanda lagi.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaRyCCXKKlA
“Wah, turut berduka cita, Tante. Suami Tante sakit apa yang menyebabkannya meninggal?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6mXoG7w6dn
“Menderita kanker otak Wan. Sudah dibawa ke Jerman segala, tapi sia – sia aja. Penyakitnya tidak bisa disembuhkan. Karena telanjur sudah stadium akhir.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtWjSyIgWva
Tak lama kemudian Ibu pun muncul di ruang tamu. Meraba – raba dan duduk di sampingku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzoFr22ouwt
“Wati mana Bu?” tanyaku.
“Lagi ke salon sama temannya. Dari tadi pagi belum pulang – pulang. Mungkin terus ke kota, lihat – lihat pakaian dan sebagainya,” sahut Ibu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeonB5h6SuG
“Jelaskan aja apa yang kamu katakan tadi Ros,” kata Ibu kepada adiknya, “Siapa tau Wawan bisa membantumu.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5l4LcAh5on
Tante Ros mengangguk. Lalu menoleh padaku, “Banyak sih yang butuh bantuanmu Wan. Pertama, aku minta dicarikan rumah yang bagus dan mau dijual. Kedua, minta diantar ke dealer mobil, karena akuj pasti kepayahan kalau gak punya mobil. Ketiga, aku minta dibikinkan SIM. Karena SIM Belandaku gak berlaku di sini.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVnUj3fSA51
“Tante gak punya SIM internasional?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEexJnz3m2m
“Nggak. Tapi di Belanda sih SIMnya berlaku untuk di negara – negara tetangga. Tapi kayaknya gak berlaku di Indonesia sih. Mmm… bagaimana? Bisa bantu aku gak?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuoO3QTYqk2
“Bisa Tante. Kebetulan ada rumah bagus di kompleks perumahan elit yang maui dijual. Kalau Tante berkenan, sekarang juga rumahnya bisa dilihat,” ucapku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7QZjCHIzvo
“Ayo kalau begitu sih. Lebih cepat lebih baik. Nanti ngobrolnya lanjutin di jalan aja,” ucap Tante Ros sambil bangkit dari sofa.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9iug8YChFI
Beberapa saat kemudian Tante Ros sudah duduk di dalam sedan hitamku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx5lKLEFTiO
“Kamu sudah jadi orang sukses ya Wan. Mobil ini di Eropa juga mahal sekali,” ucap Tante Ros ketika sedan hitamku mulai kujalankan.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDcQ7j3tDuM
Aku tidak menanggapinya. Bahkan bertanya, “Tante sudah punya anak berapa?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIKrH8O8UBJ
“Belum punya Wan,” sahutnya, “Suamiku kan sudah tua. Waktu menikah denganku aja bedanya sampai tigapuluh tahun. Waktu aku nikah, usiaku baru tujuhbelas. Suamiku sudah empatpuluhtujuh tahun.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTshqxfiSzs
“Wah waktu meninggal umurnya sudah mencapai enampuluhan kali ya?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyiPpgsrVoM
“Umurku sekarang sudah tigapuluhtujuh. Berarti waktu dia meninggal, umurnya sudah hampir enampuluhtujuh.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDWAeMs8TyG
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyKbdwrrb4m
“Pasti meninggalkan warisan yang sangat banyak ya Tante?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡREu1mthSva
“Banyak sekali sih nggak. Cuma ada laaah… untuk kebutuhanku setelah tinggal sendirian begini. Makanya aku ingin berbisnis di sini. Kira – kira bisnis apa ya Wan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUtZivQsuAQ
“Dana yang mau dikeluarkan untuk bisnisnya berapa Tante?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWxtaQjD0fg
Tante Ros membisikkan nominal dana yang dimilikinya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjuGSy5jyTx
“Cukup nggak untuk berbisnis di Indonesia?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKo5WAYK0yX
“Cukup Tante. Tapi harus memproduksi sesuatu yang bagus prospeknya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgo5XdmrGA6
“Terus yang megang perusahaannya siapa?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBD8ssFV8iT
“Tante sendiri pasti bisa. Aku bisa membimbing dari belakang layar.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtk28n7hPr9
“Nggak mau ah. Aku gak ada pengalaman dalam berbisnis, apalagi di Indonesia yang sudah duapuluh tahun kutinggalkan. Kamu aja yang pegang. Mau kan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpiIOEECjvD
Aku berpikir keras. Jumlah dana yang akan dikeluarkan oleh Tante Ros bukan dana yang sedikit. Tapi bisakah aku menanganinya? Bukankah aku sudah memegang dua perusahaan besar?
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKvugHr30rR
“Mau ya Wan. Kamu aja yang mengendalikannya. Aku mau duduk manis aja. Mau dong… mau…! “desak Tante Ros.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1HVo4kVn7P
“Mmm… aku sudah memegang dua perusahaan. Kalau memegang perusahaan Tante pula, berarti aku akan memegang tiga perusahaan. Bakalan kepegang nggak ya?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqIT10UbpON
“Kamu kan bukan harus mengerjakan dari A sampai Z. Kamu cukup duduk sambil memonitor perusahaan aja. Mungkin dari tempat lain pun bisa memonitornya Wan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXQs9FlXkVc
“Teorinya sih memang begitu. Seorang leader harfus bisa main golf atau jalan – jalan ke luar negeri, tapi perusahaan berjalan terus secara positif. Tapi dalam prakteknya tetap aja harus sering turun ke lapangan Tante.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpgxvi1FHIq
“Terus gimana dong? Tolonglah tantemu ini Wan. Kalau dana itu tidak diputar, lama kelamaan bisa habis. Itu yang paling kutakutkan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIaBBfRfpGS
“Iya deh. Demi tanteku yang cantik ini, kuterima keinginan Tante itu,” ucapku di belakang setir.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcqDcQ1f7dI
“Nah gitu dong. Baru namanya keponakan tersayangku. Emwuaaaah…” ucap Tante Ros yang diakhiri dengan kecupan hangat di pipi kiriku. Membuatku kaget juga, karena tak menyangka akan mendapat kecupan hangat itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcjTIDJZqe4
“Ini sudah sore banget Tante. Ke dealer sih besok pagi aja ya,” kataku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxC8i9X39UO
“Iya gak apa – apa. Tapi sepulangnya lihat rumah, antewrin aku ke hotel nanti ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyRcKqnlagT
“Oke Tante. Memangnya Tante udah cek in?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtCAnU5AK8S
“Udah. Aku kan datang kemaren sore. Langsung cek in di hotel itu. Tadi pagi baru mencari rumahmu. Sambil takut udah pindah pula. Setelah nyasar – nyasar, akhirnya ketemu juga. Kota ini sudah banyak perubahannya ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4tU4klfAay
“Iya dong. Semua kota di negara kita sudah banyak perubahannya selama duapuluh tahun belakangan ini Tante. Masa mau tetap seperti dahulu aja.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWM8WtD5oyF
Tanpa terasa aku sudah berada di kompleks perumahan elit yang letaknya agak di luar kota. Memang ada rumah yang sudah kubayar lunas. Niatku memang untuk dijual lagi. Kebetulan sekarang ada calon buyernya, yang duduk di sebelah kiriku ini. Hahahaaa… mudah – mudahan aja aku dapat keuntungan. Meski tak perlu banyak – banyak, karena calon pembelinya tanteku sendiri.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIfO2lXOQR2
Karena ngobrol dengan Tante Ros di dalam mobil, sehingga tak terasa sudah tiba di kompleks perumahan elit ini.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5WCYdYZdFS
“Ini kompleks perumahan?” tanya Tante Ros setelah mobilku melewati gerbang paling depan.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEUHMs4EzZk
“Betul Tante. Di sini aman dan nyaman suasananya,” sahutku sambil membelokkan mobilku ke kiri, menuju kelompok rumah yang salah satunya mau ditawarkan kepada Tante Ros itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpftF4xycZK
“Bagus – bagus rumahnya ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEyKtpVsjYt
“Iya Tante. Nah… ini rumahnya,” kataku sambil menghentikan mobilku tepat di depan rumah yang akan kutawarkan kepada Tante Ros itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1mb9NFIJ6H
Aku pun mengeluarkan serangkai kunci – kunci rumah itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFvdYiGZYy4
Tante Ros terbengong – bengong setelah menyaksikan keadaan di dalam rumah itu. Terlebih setelah melihat di bagian belakangnya ada kolam renang segala.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlzWhHf0yLg
“Tante suka rumah ini. Mau dijual berapa?” tanyanya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsW0JNvN7zx
Aku menyebutkan harga rumah ini, setelah dilebihkan “sedikit” dari harga pembeliannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWJIZkpiPKh
Tante Ros berpikir sejenak. Lalu bertanya, “Harga itu bisa ditawar nggak?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAzdNrpIkSp
“Nggak bisa Tante. Sudah harga mati,” sahutku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ78bwR6PYyS
“Memang tidak kemahalan juga sih harganya. Lalu kapan bisa diketemukan dengan pemiliknya?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm60Y1EJZ5v
“Sekarang Tante sedang bersama pemiliknya,” sahutku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRUvCPf1gD2
“Haaa? Rumah ini punyamu?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOhgBD19X3V
“Betul Tante. Tadinya rumah ini mau kupakai sendiri. Tapi karena Tante membutuhkannya, mau kujual aja sama Tante. Aku sih gampang, bisa nyari lagi yang lain.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtydlqfF9dV
“Begitu ya? Ya udah. Tante bayar pakai cek ya. Tapi rumah ini masih kosong melompong. Besok setelah ke dealer lanjutkan antar aku ke toko furniture dan perabotan rumah yang bagus tapi jangan yang terlalu mahal harganya ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfaD107UNWy
“Siap Tante. Sekarang mau terus ke mana?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEuFrVZCd6O
“Cari rumah makan yang khas Indonesia aja. Aku udah rindu sama masakan Indonesia.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA3iyxBRw5w
“Mau rumah makan Padang, Sunda atau Jawa?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0rtxgAFjGY
“Sunda aja deh. Biar bisa makan lalapan dan sambel dadakan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ydEDqyjvY
“Oke, “aku mengangguk. Lalu kami tinggalkan rumah yang sudah dibeli oleh Tante Ros itu. Tinggal pembayarannya saja yang belum.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIyJyrtcy5J
Meski agak jauh, sengaja kubawa Tante Ros ke rumah makan yang benar – benar khas Sunda, yang letaknya di luar kota. Di rumah makan itu konsumen dimanjakan dengan musik dan bangunan tradisional Sunda. Gubuk – gubuk kayunya pun berada di atas kolam ikan. Sehingga konsumen bisa melemparkan sisa makanan ke kolam, yang pasti disambut oleh ikan – ikan itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9nIuTJCkCn
Di rumah makan itu kami memesan bakar gurame besar, beberapa potong goreng ayam kampung dan sayur lodeh. Dan yang sangat disukai oleh Tante Ros adalah sambel dadakan itu, berikut lalapannya yang bermacam – macam.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1OsLFv2l0s
“Di Eropa kalau mau makan seperti ini harganya bisa mahal sekali,” ucap Tante Ros setelah selesai menyantap makanan yang dirindukannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ13VQ7kYCB
Aku cuma mengangguk – angguk sambil tersenyum. Padahal aku tidak sedang membayangkan makanan. Yang kubayangkan adalah seksinya adik Ibu itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIo7Rs1CrqT
Ya putih mulus ya seksi pula.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYM8esCR98q
Apakah jiwa incestku sudah hadir lagi?
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaBxZ0i7wpc
Entahlah. Yang jelas ketika aku sudah mengemudikan mobilku menuju hotel yang terletak di pusat kota itu, terawanganku terus – terusan membayangkan betapa menggiurkannya tubuh Tante Ros itu kalau sudah telanjang…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBiqcblZnDK
Lalu batinku bergulat… Gila lu Wan! Masa adik kandung ibu lu juga mau diembat? Jangankan adik ibu, sedangkan ibu kandung juga gue embat! Iya gila Lu Wan! Kakak kandung lu juga diembat! Belum lagi yang lainnya! Sebodo amat! Gue kan gak maksa siapa pun! Apa yang telah terjadi selalu berdasarkan suka sama suka!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbqqBtA3cbg
Tiba – tiba aku teringat sesuatu yang bukan masalah seksual. Aku teringat pabrik hadiah dahsyat dari Tante Martini itu. Lalu kenapa aku susah – susah nyariin bisnis untuk Tante Ros? Kenapa tidak kutawarkan saja untuk menanamkan investasinya di pabrikku saja? Kalau nggak, aku bisa menjual saham pabrik itu padanya…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP3u0XS9B90
Nanti saja di hotel aku akan membahas masalah itu sebelum pulang.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1EOiz7Sl0Z
Sementara itu hari mulai gelap. Sudah hampir jam tujuh malam.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ83iPNKf67j
“Wan… kan besok mau ke dealer, mau beli furniture, barang – barang elektronik dan perabotan rumah. Supaya gak ribet, udah aja nginep di hotel malam ini. Besok pagi kan mau ke dealer dan belanja peralatan rumah.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBfZotpzbLQ
Aku sok jual mahal. Seperti memikirkannya dulu. Padahal hatiku sudah bilang mau… sangat mau.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWfkJuvOtJl
“Mau kan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ61i6osfRAJ
Aku masih berlagak memikirkannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpplVGh3x5A
“Nanti aku kasih sesuatu yang enak sekali.”
“Apaan tuh yang enak? Makanan Belanda?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5QeojUzYrv
Tiba – tiba Tante Ros mendekatkan mulutnya ke telingaku. Lalu berbisik, “Memekku… mau nggak?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6XOcSGfjn0
“Mauuuu… !” seruku serasa meledak dari mulutku.
“Hihihihiii… serius?”
“Serius Tante.”
“Gak risih karena aku ini adik ibumu?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ10PUHYgtn7
“Nggak. Aku melihat Tante secara jelas kan baru hari ini. Makanya aku akan menganggap Tante orang luar aja.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeORpKFiZYJ
“Sama, aku juga mikir begitu sejak tadi. Kamu memang keponakanku. Tapi menyaksikanmu setelah dewasa baru hari ini,” ucap Tante Ros sambil merapatkan pipinya ke pipiku, “Sudah setahun lebih memekku gak pernah disentuh kontol Wan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIGv3aB95Om
“Iya. Nanti digasak abis – abisan sama kontolku deh.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPYE7IQHhGG
“Hihihiiii… untung aku punya keponakan yang ganteng dan mau nakal juga. Kalau kamu terlalu alim, mati kutu aku.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡetVqfP6Yaw
“Justru dari tadi aku sedang membayangkan Tante terus…”
“Membayangkan apa?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYXmWS6ZtMF
“Membayangkan Tante telanjang…” sahutku sambil menurunkan zipper celana denimku, “Makanya diem – diem kontolku ngaceng terus Tante. Nih pegang kalau gak percaya sih…” kataku sambil menarik tangan kanan Tante Ros dan kutempelkan di kontolku yang sudah kusembulkan di kegelapan malam.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP651mpqUXT
“Waaaaw! Kontolmu segede dan sepanjang ini Wan?!” seru Tante Ros sambil menggenggam kontolku yang memang sudah ngaceng ini.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3XpGqwmJkS
“Almarhum suami Tante kan orang bule. Tentu kontolnya lebih gede daripada kontolku ini.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5BRz4DYEpy
“Nggak Wan. Punya almarhum sih tergolong kecil. Lagian lelaki yang sudah tua, kontolnya suka mengecil, kata orang. Kontolmu ini jauh lebih panjang dan jauh lebih gede Wan. Gak nyangka aku bakal ketemu keponakan yang kontolnya gagah perkasa gini. Jadi pengen ngemut…” ucap Tante Ros sambil mendekatkan mulutnya ke kontolku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtogb8RcZ2E
Tapi cepat kuhalangi mulut Tante Rossambil berkata, “Jangan Tante… aku kan laqgi nyetir nih. Bisa celaka kita nanti. Entar aja di hotel, mau diapain juga silakan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlmuXoLwkbx
“Hihihiiii… gemes soalnya. Aku ini spermania Wan.”
“Maksudnya?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtgY6wCTpLc
“Seneng nelan air mani. Makanya suamiku sangat sayang padaku, karena aku sering minum spermanya. Buat menghaluskan kulit muka.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLvEtFuTp5t
“Pantesan wajah Tante mulus gitu. Mmm… sebentar lagi juga kita nyampe Tante,” ucapku sambil memasukkan kembali kontolku ke balik celana dalam. Lalu menarik zippernya lagi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfyABPLzNFw
Tak lama kemudian aku sudah menghentikan mobilku di pelataran parkir sebuah hotel bintang lima.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJexpVmQyHv
Kujinjing tas kerja dan tas pakaianku sambil berjalan di belakang Tante Ros.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5IDvBqdS0u
Ternyata kamar yang dibooking Tante Ros berada di lantai tertinggi hotel itu, di lantai lima.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgc9Km5bhCM
Setibanya di dalam kamar itu, aku duduk di sofa sambil berkata, “Kita bicara soal bisnis dulu ya Tante. Biar birahi kita semakin mateng.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN8wKvNGtwK
“Iya tapi sebentar, mau ganti pakaian dulu Wan,” sahut Tante Ros sambil mengeluarkan sehelai kimono berwarna orange dari tas pakaiannya yang diletakkan di atas meja makan. Lalu ia masuk ke dalam kamar mandi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNigShQJAGt
Tak lama kemudian Tante Ros muncul dari kamar mandi, sudah mengenakan kimono berbahan wetlook orange polos itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa7Z7GA08y1
“Jadi mau bahas bisnis yhang gimana nih?” tanya Tante Ros sambil duduk merapat di samping kiriku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgM22NgAviu
“Tiga hari yang lalu aku baru membeli sebuah pabrik yang sudah berjalan bagus. Karena suaminya meninggal, pabrik itu dijual padaku.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNztipf5qVs
“Terus?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaKW0FvvIEo
“Bagaimana kalau Tante menginvestasikan dananya di pabrik itu? Atau bisa juga beli sahamku. Kalau perlu sahamku dibeli seratus persen juga gak apa – apa.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjIEmKhe492
Kemudian kujelaskan pabrik itu memproduksi apa saja. Dan pemasarannya tetap mengandalkan pasaran lokal.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2UspAXZoL5
“Kalau aku beli sajhamnya aja gimana?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Dr9krLxeC
“Boleh,” sahutku sambil mengeluarkan berkas mengenai seluk beluk pabrik itu, berikut laporan kleuangannya secara tertib dan rutin. Dan ketika membaca bagian company capital, dia tertegun dan berkata, “Wooow… besar sekali company capitalnya Wan. Paling mampu juga aku hanya bisa beli saham di bawah limapuluh persen.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr35775PAYz
“Boleh Tante. Mau berapa juga Tante membeli sahamnya, terserah Tante. Bahkan mau beli satu persen juga boleh. Tapi hasilnya, tentu sedikit.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc3kXZpK9v4
“Satu persen sih sama juga bohong. Aku beli sahamnya empatpuluhlima persen deh. Tapi aku ingin lihat dulu pabriknya. Gimana?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQE6ONAMy7N
“Tentu aja boleh. Supaya jangan seperti jual kucing di dalam karung. Tapi kalau besok mungkin belum bisa. Kan Tante mau beli mobil dan perabotan rumah. Beli mobil sih gampang, Dalam setengah jam aja bisa selesai. Tapi perabotan rumah itu yang bertele – tele nanti. Jenisnya kan banyak. Belum tentu pula tersedia lengkap di satu toko.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ194VhcKjgi
“Perabotan rumah sih utamakan furniturenya aja dulu. Yang penting dahulukan beli tempat tidur, lemari – lemari dan sofa. Biar aku jangan nginep di hotel terus gini.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcUHYppTGOM
“Siap Tante Cantik,” sahutku sambil merayapkan tanganku ke paha putih mulus yang tersembul lewat belahan kimononya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpfGY4bbtym
Tante Ros cuma tersenyum. Bahkan ketika tanganku merayapi kehangatan pahanya sampai pangkalnya, dia masih tersenyum. Justru aku yang agak kaget, karena menyentuh jembut yang lebat di balik kimono orange itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡImfZxEDIj4
“Banyak jembutnya ya…” ucap Tante Ros dilanjutkan dengan kecupan hangatnya di pipiku, “seneng memek berjembut apa seneng yang gundul?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbHG704xSnx
“Sama aja Tante,” sahutku, “Yang gondrong dan yang gundul, punya kelebihan masing – masing.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzXYtLWt3GC
“Almarhum suamiku tidak suka sama memek yang dicukur gundul. Dia ingin agar aku memelihara jembut, hanya perlu dirapikan saja. Karena menurut almarhum, memek berjembut itu seolah mengandung misteri. Seperti lukjisan wanita telanjang pelukis -pelukis terkenal di dunia, selalu menggambarkan wanita dengan kemaluan berjembut.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrvfys1h9Rk
Kalau tanpa jembut, memek itu jadi jelek bentuknya dia bilang. Jadi kayak padang pasir gersang tanpa tumbuh – tumbuhan. Bahkan dia bilang kayak tofu kebanting dan pecah berantakan di lantai. Hihihiiii,” ucap Tante Ros sambil berdiri di lantai dan menanggalkan kimono orangenya. Dia memang tidak mengenakan bra mau pun celana dalam di balik kimono itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhOk6N7vFa2
Sehingga ketika kimono itu dilepaskan, dia langsung menjadi telanjang bulat. Telanjang yang membuatku terlongong. Karena aku menyaksikan tubuh yang putih mulus tanpa cela setitik pun. Semua serba proporsional bagiku. Kurus tidak.. montok pun tidak. Mungkin bentuk tubuh seperti inilah yang dikehendaki untuk seorang wanita model.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9R2vuylnwo
“Kenapa bengong?” tanya Tante Ros sambil tersenyum manis.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCq2kX44g0j
“Tante laksana patung Dewi Venus yang bernyawa… dan seolah diciptakan untukku. Untuk kunikmati,” sahutku sambil menciumi pentil toketnya, pusar perutnya dan bahkan juga jembutnya yang tercukur rapi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFcg1xdacBO
Tante Ros tersenyum. Lalu menanggalkan pakaianku sehel;ai demi sehelai, sampai telanjang seperti dia. Kemudian dia meraihku ke arah bed.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN0fv7OwkDa
Dan ketika aku sudah celentang di atas bed berseprai putih bersih itu, Tante Ros melakukan apa yang diinginkannya di dalam mobil tadi. Mulutnya menyergap batang kemaluanku yang sudah ngaceng ini. Lalu ia mengoralnya dengan trampil sekali.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYtwP3abd0h
Mungkin semasa suaminya masih hidup, ia harus selalu melakukan hal ini. Karena suaminya sudah tua, sehingga harus selalu dibangkitkan gairahnya, agar penisnya ereksi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZeZqNfw0Sd
Dan tampaknya orang bule harus selalu main oral secara bergantian sebelum penetrasi. Konon lelaki bule tidak selalu sempurna ereksinya. Sehingga pada saat bersetubuh pun harus diselingi dengan permainan oral lagi, agar penisnya yang melemas itu ngaceng lagi. Dan sekalinya ngaceng pun tidak keras seperti bangsa kita.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLHg2umSepq
Dan lucunya, mereka begitu banyak melakukan foreplay. Tapi setelah eksekusi, hanya sebentar… lalu crooooottttt… seperti ayam. Hihihihiiii…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFy4NUukiLZ
Mulut dan tangan Tante Ros sudah sangat terlatih. Bibir dan lidahnya begitu trampil menggeluti puncak dan leher kontolku, sementara jemarinya pun sangat trampil untuk mengurut – urut badan kontolku yang sudah berlepotan air liurnya. Padahal aku tidak membutuhkan ini semua. Kontolku sudah ereksi total sejak tadi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR6u2T7oLGS
Setelah Tante Ros melepaskan kontolku dari dalam mulutnya, maka giliranku kini untuk menggasak memek berjembutnya itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiDLzatkNVz
Kalau dipikir kata- kata Tante Ros itu memang benar. Dengan adanya jembut, kemaluan perempuan seperti menyimpan misteri yang membuat penasaran. Dan juga meninggalkan kesan subur, tidak gersang seperti padang pasir.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2pnb9lNnEm
Sementara kalau memek dibuat plontos, langsung kelihatan bentuk aslinya. Tidak membangkitkan penasaran lagi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbZLD462hiG
Jadi buatku, baik memek gondrong atau botak, punya kelebihan masing – masing. Kelebihan yang bisa kunikmati kini. Bahwa ketika wajahku sudah berhadapan dengan memek berjembut tapi tergunting rapi itu, dengan penuh gairah kuciumi jembutnya yang ternyata memancarkan harum wewangian khas. Mungkin semacam wewangian aroma therapi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2apMZP4iZW
“Harum seklai memeknya Tante,” ucapku sambil menyibakkan jembut Tante RTos ke kanan kirinya, sehingga belahannya mulai tampak di mataku. Lalu kungangakan belahan itu, sehingga tampak bagian dalamnya yang berwarna pink.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmeCC30OOM3
Bagian dalam yang berwarna pink itulah sasaran lidah dan bibirku. Tante Ros pun mulai menggelinjang sambil mengusap – usap rambutku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7rhifVpNqh
Entah kenapa, bentuk dan gaya Tante Ros ini membuatku jadi sangat bergairah untuk melakukan semuanya ini. Menjilati bibir dalam dan setiap lekuk yang ada di bagian yang berwarna pink itu. Lalu menyasar kelentitnya yang nyempil sebesar kacang kedelai. Yang nyempil ini kujilati habis – habisan disertai dengan isapan isapan kuat.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA49sGe0VlL
Tante Ros tak cuma menggeliat dan mengejang. Dia juga mendesah dan merintih erotis, “Oooooh… Waaawaaaaaan… ooooohhhh… Waaaaan… ini… enaknya setengah matiiiiiiiii… jilatin teruuuuussss sampai orgasme Waaaaaaan… itilnya jilatin teruuuuusssss… itilnyaaaaa… oooooohhhhh …
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS8P0a0mLK0
Tapi aku tidak mengikuti keinginan Tante Ros sepenuhnya. Aku tdak mau menjilatinya sampai orgasme, karena nanti aku cuma bakal kebagian beceknya doang.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDfq75gF2bd
Maka setelah aku merasa cukup banyak mengalirkan air liurku ke dalam liang memek Tante Ros, langsung saja aku jauhkan mulutku dari liang memeknya. Cepat kuletakkan moncong kontolku di ambang mulut memek wanita setengah baya itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtgLntz4wGI
Sebelum itu Tante Ros sudah mengangakan memeknya. Mungkin untuk mempermudahkanku melakukan penetrasi ke dalam memek berjembut itu. Sehingga jelas benar bagian dalam memek Tante Ros yang sudah basah kuyup oleh air liurku itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡduDVPruyTB
Dan dengan sewkali dorong… blesssssss… batang kemaluanku langsung membenam ke dalam liang memek adik kandung ibuku itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzjhhS4MQR7
Kontolku membenam lebih dari separuhnya. Disambut dengan pelukan hangat Tante Ros, “Ooooohhhh… semangat hidupku jadi bangkit lagi Wan… ayo setubuhi aku seperkasa mungkin…” ucapnya setengah berbisik.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5vb46Rkh8L
Disusul dengan ayunan kontolku yang mulai bermaju mundur di dalam liang memek Tante Ros. Memang memek berjembut ini menimbulkan sesasi tersendiri, yang tak kutemukan pada memek plontos tanpa jembut.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqy0iuxs1q3
Sehingga dengan penuh semangat aku makin menggencarkan entotanku, sampai pada kecepatan standard.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpRqWgCTI3x
Mengingat Tante Ros calon investor bagiku, seharusnyalah aku membuat kepuasan baginya. Terlebih lagi mengingat putih mulusnya sekujur tubuh tanteku yang satu ini. Sehingga mirip patung Dewi Venus yang terbuat dari batu pualam itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwwfyt3BwvF
Desahan dan rintihan histerisnya pun mulai berkumandang di dalam kamar hotel bintang lima ini. “Waaaa… waaaaan… aaaaah… aaaaaahhhhh… ini… luar biasa enaknya Waaaaaaan… ooooh… ooooohhhhh… kontolmu pakai apa sih? Selain panjang gede kok rasanya enak sekali Waaaan…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDLh9EWx0Zy
“Kontolku cuma pakai perasaan Tante. Ini memang kejutan bagiku. Karena tak menyangka aku bisa ngentot bibiku sendiri… dan ternyata… memek Tante luar biasa sedapnya… gurih dan legit Tanteee…” sahutku terengah.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLy8TxP4dVG
“Syukurlah kalau enak Wan… entotlah aku sepuasmu… ewean sama kamu sih sehari sepuluh kali juga aku mauuuuu…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5WjGCtldA1
“Hihihi… Tante masih ingat sama istilah ewean segala…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnICdraEzJD
“Kita memang lagi ewean kan?” ucap Tante Ros sambil memijat hidungku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIWzNMjx2L6
Entah kenapa. Aku ingin memperlihatkan keperkasaanku kali ini, karena sudah “ditantang” oleh Tante Ros tadi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs3qP9ZbtBp
Karena itu aku mulai meremas toket kanannya dengan tangan kiriku, sambil mencelucupi puting toket kirinya. Sementara entotanku justru kugencarkan.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpdemumU9NZ
Gila… memang licin liang memek tanteku ini. Tapi gurih dan legitnya… minta ampun…! Kenyataan itu membuatku semakin bergairah untuk menggenjot kontolku yang bergerak seperti pompa manual, maju mundur dan maju mundur terus di dalam jepitan liang memek Tante Ros.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6nwuUVpn7h
Tak cuma itu. Aku ingin tahu apakah titik terpeka di badan Tante Ros sama dengan titik terpeka di badan Tante Martini atau tidak. Maka ketika aku sedang gencar – gencarnya mengentot liang memek legit nitu, mulutku mulai nyungsep di ketiaknya yang bersih dari bulu. Lalu di situ aku tak cuma menjilatinya, tapi juga menggigit – gigit dan menyedot – nyedot.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiSM65m3y3g
Haaa… ternyata sama dengan Tante Martini…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSXTvWHzAzO
Tubuh Tante Ros terasa bergetar – getar dan mengejang – ngejang. Rintihannya pun berlontaran terus, “Oooo… ooooo… oooooh… Wawaaaaaan ini smekain enak Waaaan… gila… ini pertama kalinya ketekku dijil;atin… memang geli tapi enak Waaan… ooooh… entot terus Waaaaan… enak sekaliiii…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjs3H1SJorf
Tante Ros merintih dan merintih terus. Tapi karena dia sangat lama bermukim di Nederland, pinggulnya tak sedikit pun bergoyang seperti goyangan pinggul Tante Martini. Mungkin karena di negara bule, goyang pinggul tidak terlalu penting. Tidak ada goyang karawang di negaraku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWiGCZbgB8i
Dan aku tak peduli hal itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPywwCd18u9
Yang jelas, sekitar duapuluh menit aku mengentotnya, Tante Ros mulai gedebak – gedebuk. Lalu terdengar suara, “Aku mau datang… ini udah mau datang… aaaaa…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT9hv8dvk4M
Lalu ia mengejang dengan mulut ternganga.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmGkV4dT2HM
Aku pun mempercepat entotanku. Sampai ketika ia tiba di titik klimaks, kubenamkan kontolku sedalam mungkin. Moncong kontolku pun mentok di dasar liang memeknya. Pada saat itu pula terjadi sesuatu yang teramat indah dan paling kusenangi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ08QzrHq41a
Bahwa liang memek Tante Ros mengejut – ngejut, disusul dengan gerakan sekujur liang sanggamanya yang seperti spiral dan seolah mau mendorong kontolku ke luar. Tapi tentu saja takkan kubiarkan kontolkui “termuntahkan”. Karena aku belum apa – apa. Masih jauh dari tanda – tanda mau ejakulasi…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmsValeIBPs
Tante Ros klepek – klepek. Lalu terkulai di bawah himpitan dan pelukanku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj55wR7gp5Z
Kutunggu sampai Tante Ros pulih lagi fisiknya. Beberapa menit kemudian matanya terbuka dan menatapku dengan sorot puasnya seorang wanita yang baru mencapai orgasme.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXPUH615Gnm
Pada saat itrulah kuayun lagi kontolku di dalam liang memek Tante Ros yang sudah semakin licin, tapi tidak becek. Bahkan masih tetap legit. Membuatku semakin bergairah untuk mengentotnya lebih massive dari sebelumnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlGuSHmF3DH
Tante Ros tampak senang. Ia bahkan menawarkan untuk berganti posisi, jadi posisi doggy.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIFIM1dB7Co
Aku setuju. Tante Ros pun segera merangkak dan menungging.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBxGM2hPwer
Sambil berlutut kubenamkan kontolku ke dalam liang memek Tante Ros yang berada di bawah mulut anusnya. Dengan mudah kontolku bisa langsung melesak amblas ke dalam liang memek yang masih basah oleh lendir libido Tante Ros. Blessssss …
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ05kSneXIMw
Posisi doggy yang sedang kulakukan bersama adik kandung Ibu itu membuatku teringat kepada ibunya Euis yang sudah kubiasakan memanggilnya Ema itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡng5kETVRKH
Masalahnya, belum apa – apa Tante Ros berkata sambil menungging, “Spanking aja nanti ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTZchY0biWv
“Siap Tante… hihihiiii…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVLLhUeBB2z
Maka ketika sambil berlutut kuentot liang memek Tante Ros itu, aku tak sekadar berpegangan kepada bokongnya yang indah itu. Aku mulai melakukan spanking pada bokong indahnya. Kukemplangi dengan tamparan – tamparan keras sepasang buah pantat tanteku, sementara kontolku tewtap gencar mengentot liang memeknya…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKzWtKtRi9W
Bunhyi tamparan – tamparan di sepasang buah pantat Tante Ros itu diiringi dengan bunyi unik yang ditimbulkan oleh gerakan kontolku di liang memeknya yang sudah basah tapi tidak becek itu. “Crekkkk… srttttt… creeeekkkk… stttttt… crokkk… srtttt… craaakkkkkkk… srttttt… creeeekkkkkkkk…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgGt3bzcW2H
Terkadang aku merayapkan tanganku ke selangkangan Tante Ros. Lalu mencari – cari sesuatu. Mencari – cari itilnya…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpKuyrQmO6f
Dan setelah menyentuihnya, aku bisa mengentotnya sambil menggesek – gesekkan ujung jariku di kelentit Tante Ros…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcYKjc1D3l7
Karuan saja Tante Ros merengek – rengek keenakan. “Wawaaaaan… ooooohhhh… kamu luar biasa jagonya Waaaan… iyaaaaa… entot terus sambil elusin itilku Waaaaan… ini luar biasa Waaaan… fantastis dan sensasionaaaaallll… iyaaaaaa… iyaaaaaa…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgW2dDblBp2
Namun dalam posisi doggy ini pula Tante Ros ambruk di puncak orgasmernya. Dengan tubuh bermandikan keringat.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYL3hE8kPYA
Kemudian ia duduk sambil menyeka keringatnya dengan beberapa lembar kertas tissue basah. Lalu ia celentang lagi sambil berkata, “Kamu luar biasa Wan. Aku ingin hubungan kita tetap berjalan sampai kita sama – sama tua ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZpLnnEiuqh
Tante Ros celentang sambil merentangkan sepasang paha putih mulusnya lebar – lebar. “Iya Tante… aku pun akan selalu membutuhkan Tante…” sahutku sambil membenamkan lagi kontolku ke dalam liang memek Tante Ros yang sudah siap untuk melanjutkan persetubuhan ini sampai selesai.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCduljyCMt9
“Diapain sih kontolmu Wan? Kok bisa kuat sekali…” ucap Tante Ros ketika aku sudah berhasil membenamkan kontolku sampai menyentuh dasar liang memeknya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Vyjozycn1
“Gak diapa – apain Tante. Udah dari sononya begini.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmqt6WWnaLX
“Aku langsung puas waktu orgasme pertama tadi. Orgasme kedua lebih puas lagi. Berarti ada kemungkinan mau orgasme lagi nih… berarti pertama kalinya dalam hidupku bisa orgasme dua kali. Apalagi kalau tiga kali… pasti lebih edan lagiiii… aaaah… edaaaaan… kontolmu iniiiiiii…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5xikVI6LFG
Ini semua membuat gairahku bangkit sejadi – jadinya. Bahkan gesekan antara kontolku dengan dinding liang memeknya, berkali – kali membuatku terpejam saking nikmatnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtjj47lPmfj
Tapi aku berusaha mengulur durasi ejakulasiku dengan membayangkan yang buruk – buruk dan menjengkelkan.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEmkNfsnV1a
Tapi baru belasan menit aku mengentot Tante Ros dalam posisi missionary ini, tiba – tiba dia berkelojotan lagi. Sehingga konsentrasiku terpaksa dipusatkan lagi, agar bisa ejakulasi berbarengan dengan orgasme Tante Ros.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ05KoxaDDHy
Maka kupercepat entotanku dan moncong kontolku terus – terusan menyundul dasar liang memek Tante Ros.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLjZ9OVAL2X
Akibatnya… lagi – lagi terjadi sesuatu yang teramat indah ini. Bahwa kami saling cengkram dengan kuatnya, saling remas dengan habatnya… bahwa ketika liang memek Tante Ros mengejut – ngejut, kontolku pun meronta – ronta sambil memuntahkan lendir pejuhku… croooottttttt… crooootttttt…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7cZlk4JHfJ
Lalu kami sama – sama terkapar dengan tubuh bermandikan keringat.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ21xqrGad0O
Tapi masih sempat kudengar suara Tante Ros membisiki telingaku, “Terima kasih Wan… kamu telah berhasil membangkitkan kembali semangat hidupku… dan aku jadi sayang sekali padamu…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOPdjYMXVBC
Sebagai jawaban, kupagut bibir Tante Ros. Lalu kami saling lumat selama beberapa detik.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8RzTHAixL2
“Punya kontol seperti gitu sih harus punya istri banyak. Pasti semuanya terpuasi,” kata Tante sambil menyeka memeknya dengan kertas tissue basah.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoxJWjTOpFU
“Nggak Tante. Aku sih punya istri cukup satu orang saja. Tapi kalau kekasih rahasia kan bisa aja banyak – banyak.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW8TkeT8A3V
“Terus aku mau dijadikan kekasih rahasia yang keberapa?”
“Nomor satu Tante,” ucapku yang disusul dengan kecupan hangat di pipi Tante Ros, “Karena Tante kan adik kandung Ibu.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuwW0kGWEN6
“Terima kasih ya Sayang. Dijadikan kekasih rahasiamu saja aku sudah senang rasanya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9qU8gMJ2Ij
Setelah mandi bersama di kamar mandi hotel yang menyediakan bathtub segala itu, kami berpakaian kembali dan mengobrol di sofa yang agak jauh dari bed.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEFHmO1jgpW
Di situlah Tante Ros menyerahkan selembar cek sambil berkata, “Ini untuk membayar pembelian rumahmu.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMONBbQbMkw
“Nanti aja dibayarnya di depan notaris. Jual beli rumah kan harus ada akte jual belinya Tante.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiCrsyC9kQy
“Pegang dan cairkan aja dulu ceknya. Soalo akte dan sebagainya bisa diurus belakangan. Kita kan saudara dekat, bukan orang luar.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbU1n8BjDt0
Akhirnya kuterima cek itu setelah membaca nominal yang tertera di cek bank internasional itu. Dan kaget membacanya. “Tante… nominalnya kok lebih banyak dari harga rumah itu? Gak salah nih? kelebihannya sekitar duapuluh persen.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIG4oHkbKvL
“Kelebihannya sebagai tanda sayangnya aku padamu Wan. Udah… jangan sok menolak rejeki. Meski pun kamu sudah kaya raya, apa salahnya aku ngasih tanda sayang padamu?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMaNL8KrKGh
Esoknya, pagi – pagi sekali aku dan Tante Ros sudah berangkat menuju dealer mobil. Dealer yang menjual mobil SUVku itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm0SzMNX2rT
Tidak sampai sejam Tante Ros sudah bisa membawa pulang sebuah sedan Jepang tapi cukup tinggi powernya. Sedan yang cukup gede silindernya, 3000 cc.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGxnljW7au2
Tapi karena Tante Ros belum punya SIM Indonesia, dia tidak berani membawa mobil itu. Maka kutelepon Ramto, sopir perusahaan Tante Laila, untuk membawa mobil itu ke rumah baru Tante Ros. Sambil kuberi kunci rumah, teruitama untuk membuka pintu garasinya. Tentu saja kuberikan juga alamat lengkap rumah baru yang sudah dibayar oleh Tante Ros itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbnUh0Y8rvf
Tidak sampai sejam kami berada di dealer itu. Lalu kami lanjutkan menuju toko yang paling terkenal sangat lengkap menyediakan segala perabotan rumah, dari furniture, peralatan dapur dan apa pun yang biasa dipakai di rumah, ada di situ.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYNiggvYNTI
Toko besar yang menjual segala keperluan rumah tangga itu ada cabangnya di seluruh dunia. Bahkan di Nederland pun ada, kata Tante Ros.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQUATF5gIJI
Kebutuhan untuk sebuah rumah baru yang masih kosong memang banyak unak – aniknya. Sehingga Tante Ros membutuhkan waktu lebih dari tiga jam di toko itu. Karena dari mesin cuci, kulkas, microwave, kompor gas dan peralatan dapur lainnya, smeua dibeli dari situ. Sampai ke piring, cangkir, gelas, penggorengan, panci – panci dan sebagainya dibeli dari situ juga.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhE6otuPz1W
Lalu kami meninggalkan toko luas dan serba lengkap itu menuju hotel. Hanya untuk check out, karena Tante Ros ingin segera menempati rumah barunya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCRaHipKb7x
Dari hotel bintang lima itu barulah kami menuju rumah baru Tante Ros. Sementara barang – barang yang dibeli dari toiko hardware itu akan segera dikirimkan ke rumah barfu Tante Ros.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmduFC2e378
Tapi kami sempatkan makan siang dulu di sebuah restoran, karena hotel hanya menyediakan breakfast tadi pagi, yang tidak mengenyangkan.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuzNgTZ39kR
Setelah perut kami kenyang, barulah kami menuju rumah baru Tante Ros.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9TAAjikCDw
Ternyata sebuah truk berisi segala perabotan rumah yang baru dibeli tadi, sudah menunggu di depan rumah baru Tante Ros.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ99rH5Ov8lV
Setelah kami datang, pesuruh dari toko perabotan rumah itu dengan cekatan memasangkan semua barang yang kami beli. Jadi aku sudah bisa duduk di sofa putih yang masih 100% baru itu di ruang tamu. Sedangkan Tante Ros sibuk mengatur barang yang harus ditempatkan di posisinya masing – masing.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ68VLrveW0t
Aku tidak mau ikut campur mengatur letak barang – barang itu semua. Biarlah Tante Ros sendiri yang mengaturnya, karena semuanya harus nyaman untuk dirinya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ99y3rbFPAu
Setelah semuanya terpasang secara benar menurut Tante Ros, truk yang sudah kosong itu pun meninggalkan depan rumah baru ini.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡloDDXQQeDe
“Aduuuh… capek sekali yaaa…” ucap Tante Ros sambil merebahkan diri di sofa yang berada di depanku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVucqre9G3l
“Perlu dipijitin nggak?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpvnYbpQlEm
“Hihihiiii… dipijitin sama kamu sih ujung – ujungnya pasti ke sini,” sahut Tante Ros sambil menepuk – nepuk ke bawah perutnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBgxiILe41t
“Hahahahaaaaa… kirain mau lagi,” ucapku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNvfSfGGdVw
“Besok lagi aja. Hari ini aku ingin istirahat dulu. Sambil mikirin bisnis kita itu.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlFTehoxvBc
Tiga hari kemudian, aku berangkat ke pabrik. Karena ada yang ingin kudiskusikan dengan sang Dirut, mengenai rencana pembelian saham oleh Tante Ros itu. Aku ingin mengorek pendapat direktur utama bernama Vita itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVuDKy4LDgf
Ini kunjungan kedua kalinya ke pabrik yang sudah menjadi milikku ini. Tapi aku belum mengamati seluk beluk ruang kerjaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHpsGjFjMvf
Dalam kunjungan kali ini aku mulai memperhatikan ruang kerjaku. Ruang kerja komisaris utama ini tampak serba antik furniturenya. Bahkan lukisan dan patung – patung yang dipajang di dinding dan di atas meja – meja kecilnya pun barang – barang seni rupa yang antik semua.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1hH1covlND
Pasti ini semua diatur oleh Tante Martini, sesuai dengan bentuk rumah besarnya yang di Jakarta itu pun berbentuk antik dan kokoh. Tidak terbawa arus minimalis.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTaJrZM85XV
Setibanya di ruang kerja, kupanggil Bu Vita agar menghadap padaku, lewat interphone yang ada di meja kerjaku. Meja yang terbuat dari kayu jati zaman kolonial dahulu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNqJuVSgfhA
Tadinya aku tak punya perhatian sedikit pun kepada Bu Vita yang menjabat dirut di pabrik ini. Bahkan sepintas lalu kupikir dia itu wanita setengah baya yang biasa – biasa saja. Tapi pada waktu dia menghadap ke ruang kerjaku sebagai komisaris utama perusahaan hibah dari Tante Martini ini, aku mulai serius memperhatikan bentuk dirutku itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDh4AUMDFPY
“Barangkali lebih enak kupanggil Bu Vita dengan panggilan Mbak aja ya. Karena panggilan Ibu terkesan tua, sedangkan Mbak kan masih muda,” kataku membuka pembicaraan.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7rW1nzFa4a
“Saya memang sudah tua Boss. Setahun lagi juga usia saya empatpuluh tahun,” sahutnya sambil menunduk di sofa yang berhadapan dengan sofaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs7AlcLGs36
“Berarti usia Mbak sekarang baru tigapuluhsembilan kan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVFElEU32U8
“Betul Boss.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH9nViLMwLt
“Tigapuluh sembilan sih masih muda Mbak. Masih bisa hamil dan melahirkan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmrYXV6H0E3
“Iii… iya Boss,” sahutnya sambil tersenyum. Hmmm… senyum itu… membangkitkan gairahku. Gairah nakal seorang lelaki muda yang ingin memanfaatkan masa mudanya dengan bertualang terus dari atas perut yang satu ke atas perut yang lain. Terutama dengan wanita setengah baya seperti dia itu…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp7EMNF3wZz
“Jadi gak apa kalau aku panggil Mbak kan? Biar hubungan kita lebih cair, jangan terlalu kaku.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgr5k3kNgak
“Iya silakan mau panggil saya apa. Manggil nama langsung juga silakan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYQJrykO4U0
“Nggak. Aku merasa lebih nyaman dengan memanggil Mbak. Walau pun aku tau bahwa kita sama – sama bukan orang Jawa.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFh8f0NOmdt
“Hehehe… iya Boss.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGxouSf4I1D
“Begini… sebenarnya ada dua hal penting yang mau kusampaikan kepada Mbak. Yang pertama, ada familiku yang akan bergabung dengan kita. Dia siap untuk melepas dananya yang jumlahnya hampir limapuluh persen dari nilai asset pabrik ini secara keseluruhan. Aku ingin minta pendapat Mbak, mana yang lebih baik…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwEf8Yb4FcW
Mbak Vita menatapku sekilas. Lalu tertunduk, sepertinya sedang berpikir. Lalu berkata, “Mungkin lebih positif dana itu dimasukkan saja sebagai penambahan modal, Boss.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgQaIhauDsb
“Apa alasannya?” tanyaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXSRHl0MtyY
“Kita masih kekurangan ruang produksi Boss. Kalau modalnya ditambahin, bisa bangun ruang produksi yang baru. Sehingga dengan sendirinya produksi kita semakin besar Boss. Tapi itu hanya usul saya aja. Boss tentu lebih tau mana yang terbaik untuk kemajuan perusahaan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFOap8Vtr1A
“Seandainya usul itu kusetujui, mau bangun berapa ruang produksi baru nanti?” tanyaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7b0JpgWH2t
“Di belakang kan ada tanah yang masih kosong seluas satu setengah hektar. Itu cukup untuk dibangun lima ruang produksi baru Boss. Sangat sesuai dengan kebutuhan pasar.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy7gF73xRYt
Kemudian Mbak Vita menjelaskan beberapa jenis barang yang dibutuhkan oleh market, tapi belum bisa diproduksi di pabrik ini. Dengan ada tambahan 5 ruang produksi, kebutuhan market itu akan tersedia.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8kkLmscpYH
Setelah memikirkan semuanya itu sejenak, akhirnya aku menyetujui usul Mbak Vita itu. Maka aku pindah ke sofa yang sedang diduduki oleh Mbak Vita. Duduk di samping kanannya. Dan menjabat tangannya sebagai tanda sepakat. “Oke… kita laksanakan usul Mbak itu. Mudah – mudahan sesuai dengan harapan kita semua nantinya,” kataku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkQEfnQTyDU
Tapi tangan yang kujabat itu tidak cepat – cepat kulepaskan. “Ada satu point lagi yang belum kusampaikan Mbak.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIihKiYTGOl
“Siap Boss, saya akan mendengarkannya dengan seksama.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg5TEIuIumh
“Pointnya simple sekali kedengarannya. Bahwa aku ingin agar kita melakukan sesuatu, agar hubungan kita semakin akrab.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ17xSwYwSJ4
“Melakukan apa Boss?” tanyanya seperti bingung, sementara tangan halus dan hangatnya belum juga kulepaskan.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcLpe9qJCRK
“Aku ingin dekat dengan Mbak. Karena itu, bagaimana kalau kita refreshing nanti malam di villa yang tidak terlalu jauh dari kota ini?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGFa7SufnIW
Mbak Vita membetulkan letak kacamata dengan tangan kirinya, karena tangan kanannya masih kugenggam. “Saya punya suami Boss. Saya tidak bisa keluar malam – malam begitu saja. Harus ada alasan yang tepat.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDMnoIDcQkn
“Yah… aku hanya usul. Supaya hubungan kita semakin dekat dan kompak. Kalau Mbak keberatan, aku juga takkan maksa.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiw4ckcuL0r
“Mmm… Boss mau itu kan?” tanyanya dengan suara bergetar.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjShLDRTnYm
“Itu apa?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXarYK0d7ol
“Yang biasa dilakukan oleh suami – istri,” sahutnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbfPKust1Ow
“Jujur aja… iya. Tapi aku belum punya istri Mbak.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBhg0DNrE2p
Mbak Vita terdiam sesaat. Dan tetap membiarkan tangan kanannya berada dalam genggamanku. “Boss… saya akan permudah aja. Nggak usah jauh – jauh. Kalau Boss benar – benar mau sama saya yang sudah tua ini, lakukan di sini aja sekarang. Mumpung saya lagi gak banyak kerjaan.“
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ730w9aDLWv
Aku terkejut girang mendengar ucapannya itu. Maka kulingkarkan lenganku di pinggangnya sambil membisikinya, “Aku ini penggila wanita setengah baya Mbak.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP391h8YNCE
Sambil tersenyum ia menyahut, “Saya tidak pernah menyeleweng dari suami Boss. Tapi kali ini saya akan pasrah kepada Boss.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvrcs6d6VBW
“Kenapa denganku bisa mau?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNc8Az4QYVy
“Pertama, karena Boss atasan saya. Kedua, karena Boss terlalu ganteng dan sangat muda belia… sehingga saya pun jadi penasaran juga… seperti apa rasanya jika saya berselingkuh dengan Boss…” sahutnya sambil membetulkan letak kacamatanya. Saat ini dia masuk ke dalam ruang kerjaku tidak mengenakan blazer merah lagi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLlw164HCC3
Hanya kemeja abu – abu pastel dan rok mini merah yang dikenakannya. Rok yang warna dan bahannya disamakan dengan blazernya. Last but not least, ia mengenakan stocking putih. “Tapi yang terutama, saya ingin agar hubungan saya dengan boss sebagai komisaris utama, ingin berjalan secara profesional tapi akrab…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY8QHBAM2Rf
Mbak Vita berbicara seperti itu pada saat tanganku sudah merayap ke balik rok mini merahnya. Untuk merayapi pahanya yang putih mulus dan licin sekali… sampai ke pangkalnya. Tapi setelah menyentuh celana dalamnya, aku berkata, “Mbak… semua ini membuatku kaget. Karena Mbak begitu cepat menanggapi hasratku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpBwXqCnP1u
“Action di ruang kerja Boss ini?” tanyanya sambil berdiri dan tersenyum.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKBKzoI8FOE
“Iya. Beraksilah seperti seorang stripteaser yang sedang beraksi di atas panggung. Bebas aja… tak usah sungkan – sungkan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvwXwilhvx8
“Maaf pintunya akan saya kunci dulu Boss,” ucapnya sambil melangkah ke pintu keluar dari ruang kerjaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZHetzYK2iW
Ketika kembali lagi ke depan mataku, Mbak Vita menggantungkan sesuatu di telunjuknya. Menggantungkan… celana dalamnya! Ternyata barusan waktu menguncikan pintu, ia menyempatkan diri untuk melepaskan celana dalamnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD8FlQ1UdiQ
Hal itu membuatku tercengang. Bukan cuma tercengang, si johni pun mulai bangun. Karena membayangkan sesuatu yang tadinya ditutupi celana dalam itu…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpnYHfsvwRX
Lalu tanpa ragu Mbak Vita meletakkan kakinya di atas meja tulis jati antik itu, sehingga aku bisa menyaksikan kemaluannya…! Tak cuma iktu. Ia pun duduk di pinggiran meja sambil mengangkat rok merahnya, sehingga bentuk memeknya semakin jelas di mataku. Sebentuk memek yang bersih dari jembut…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcX1lbmFmVh
Kuperhatikan aksi Mbak Vita sejenak. Lalu menghampirinya sambil bertanya, “Mau kita lakukan di atas meja ini?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDP5Aq14uHF
“Kan ada kamar yang biasa dipakai istirahat oleh Bu Martini dahulu Boss. Itu pintunya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ZXUrptZAS
“Ohooo… aku jadi tamu di rumahku sendiri,” ucapku sambil memegang pergelangan tangan Mbak Vita dan menuntunnya ke arah pintu yang barusan ditunjuknya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIpBiNRdHDv
Memang ada kamar yang lumayan besar dan lengkap segalanya seolah berada di rumah kecil, atau tepatnya seperti berada di apartemen. Ada dua bedroom berikjut kamar mandinya masing – masing, ada ruang tamu, ada meeting room dan ada kitchen segala. Mungkin dahulu Tante Martini kalau sedang berada di kota ini suka masak di kitchen relax roomnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw00CCEj44f
Tapi semua itu tak penting bagiku. Yang penting bagiku saat ini adalah tubuh wanita setengah baya yang bernama Vita ini. Yang ternyata memancarkan pesona mengagumkan bagiku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM0uIXbSmNg
Namun ternyata Mbak Vita pun berkata bahwa sejak awal melihatku, dia langsung jatuh hati padaku. Tapi dia tahu diri, bahwa aku ini atasannya. Selain daripada itu, dia merasa bahwa aku terlalu muda baginya. Tapi kini semuanya sudah menjadi kenyataan. Bahwa aku suka padanya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqSlqfDHAUe
Maka ketika kami sudah berada di salah satu bedroom, dengan tekun dia melepaskan pakaianku sehelai demi sehelai, sampai telanjang bulat. Seperti dia.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHrKewZu6Pz
Kemudian kami melompat ke atas bed. Di atas bed inilah Mbak Vita memperlihatkan jati diri yang sebenarnya. Tanpa ragu dia menggenggam kontolku yang sudah tegang ini, lalu mengulum dan menyelomotinya. Membuatku terpejam dalam nikmat.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV3atgF55mo
Begitu trampilnya Mbak Vina mengoralku. Sehingga aku jadi kuatir, takut ngecrot di dalam mulutnya sebelum aku sempat menikmati memeknya. Karena itu kutarik kontolku dari dalam mulut Mbak Vita, lalu menerkam dan menggumulinya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiDi94OZmS5
Tadinya aku ingin menjilati memeknya juga. Tapi ketika aku sedang menghimpitnya sambil menciumi dan menjilati lehernya, terasa kontolku dipegang olehnya. Terasa moncong kontolku dicolek – colekkan ke belahan memeknya yang sudah licin dan hangat. Bahkan ia menarik kontolku dan menusukkannya ke mulut memeknya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡod1CyuhbX4
Aku pun tak sabar lagi. Sekalian kudorong saja batang kemaluanku sampai melesak masuk hampir separohnya ke dalam liang memek Mbak Vita…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnuUjPGndMf
Setelah keadaan telanjur seperti ini, aku pun mulai mengentotnya perlahan – lahan dulu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgtS2NcEIW7
Mbak Vita pun tak segan – segan lagi mencium dan melumat bibirku sambil mendekap pinggangku erat – erat. Sehingga aku pun semakin menggencarkan entotanku sampai dalam kecepatan standard.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk014Zk8axu
Mulailah terdengar desahan dan rintihan histeirsnya, “Bossss… ooooohhhhh… Bosssss… gak nyangka saya bakal mengalami semua ini Boss… oooooohhhhh… Bossssss… ooooooooohhhhhh… aaaaaaah… aaaaaah… punya Boss luar biasa gede dan panjangnya Boss… aaaaaah… Bosss… oooooohhhh…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl4IngHtNhM
Hebatnya, Mbak Vita mendesah dan merintih itu sambil menggoyangkan pinggulnya. Bergeol – geol menyerupai angka 8.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzteDguQ4Ps
Sehingga liang memeknya membesot – besot dan memilin – milin tongkat aladinku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwxZFLsL9oJ
Maka aku pun tak mau kalah. Kujilati lehernya diiringi gigitan – gigitan kecil, sementara tangan kiriku meremas – remas toket kanannya sambil sesekali memelintir pentilnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1KKYS0qV3k
Makin riuh pula rintihan histerisnya yang terdengar erotis oleh telingaku. “Aaaaaah… Bosss… sungguh Boss… ini penis yang paling enak dalam hidup saya… aaaah… silakan entot memek saya sepuas Boss… saya sudah runtuh di telapak kaki Boss… oooooh… belum pernah saya merasakan ML senikmat ini Bosssssssss…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfoMQHVZ7dU
Terlebih lagi setelah aku menjilati ketiaknya yang harum deodorant, semakin menjadi – jadi juga rengekan erotis wanita setengah baya itu, “Aaaaaa… geeee… geliiii… tapi eeee… enak sekali Bossss… aaaaahhhh… aaaaa… hihihiiiii… iiiiiiihhhhhh… aaaaaa… aaaaaahhhhh… Bossssss …
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcFoxL3UC5I
Aku pun tak mau mengenyampingkan sisi romantisnya. Maka pada suatu saat, ketika aku semakin gencar mengentot liang memeknya yang legit dan terasa seperti menyedot kontolku berulang – ulang, aku memagut bibirnya ke dalam lumatanku. Mbak Vita pun menyambut kehadiran bibir dan lidahku dengan menyedot lidahku sampai masuk ke dalam mulutnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1JIdBFFdC7
Maka kubalas juga, ketika lidahnya agak terjulur, kusedot ke dalam mulutku, untuk digeluti oleh lidahku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxkTHlhPLKd
Dalam keadaan seromantis ini dia tidak bisa merintih, karena mulutnya tersumpal oleh mulutku. Tapi terasa kedua tangannya meremas – remas bahu dan punggungku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9FyjE0FAyU
Dalam keadaan sedang saling lumat bibir dan saling sedot lidah inilah, tiba – tiba terasa Mbak Vita mengelojot – ngelojot sambil menahan nafasnya dan memejamkan matanya. Aku sudah tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbLfiEPMai7
Maka kugenjot kontolku untuk mengentot liang memeknya segencar mungkin.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI70mqfimxX
Lalu ketika tubuhnya terasa mengejang tegang… tegang sekali, aku pun menancapkan kontolku sedalam mungkin, sampai terasa moncongnya menabrak dasar liang memek wanita setengah baya itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMTxQK68IGX
Pada saat itulah kurasakan liang memeknya mengedut – ngedut kencang. Inilah detik – detik yang paling kugilai di setiap kali menyetubuhi perempuan.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsTVzGdOyAW
Tapi kali ini aku merasakan yang lain dari yang lain. Liang memek Mbak Vita empot – empotan terus, meski lendir libidonya sudah membanjir. Mungkin inilah yang disebut memek yang bisa “empot ayam” (seperti dubur ayam kalau ditiup suka empot – empotan).
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtIQjdBoj2P
Dan gilanya… ini nikmat sekali. Membuatku terpejam – pejam. Bahkan aku merasa ejakulasiku tak bisa ditahan – tahan lagi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡccbJGle0bd
Lalu aku mengelojot, sementara moncong kontolku memuntahkan lendir kenikmatanku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6lpif5M2Vv
Crooootttt… croottt… croooottttt… croootttt… crootttttt… crooooooootttt…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB1OhaJdeYs
“Ughhhh… memek Mbak bisa empot ayaaaam… !“ucapku yang sudah terkapar di atas perut Mbak Vita.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8EvQkpcQOv
Mbak Vita cuma tersenyum. Lalu mencium bibirku sambil berkata, “Terima kasih Boss. Belum pernah saya rasakan ML senikmat ini…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkqqetzDHAx
“Aku pun belum pernah merasakan memek yang bisa empot ayam seperti memek Mbak. Ini jelas akan membuatku ketagihan. Jadi… sesibuk apa p-un Mbak, kalau aku ingin menyetubuhi Mbak lagi, jangan sulit dipanggil ke ruang kerjaku ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN2iMDSlsG5
“Siap Boss. Saya juga pasti ketagihan. Kapan pun Boss membutuhkan saya, tinggal call aja nanti.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1RrWDGozUI
Setelah bersih – bersih dan berpakaian lengkap kembali, aku berkata kepada Mbak Vita, “Mungkin besok juga investor itu akan kubawa ke sini Mbak. Sebenarnya dia tanteku sendiri. Adik kandung ibuku yang sudah memboyong dana sangat banyak dari Nederland ke sini.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWWDdCf2xha
“Siap Boss.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuUuYFV7nOB
“Aku minta setiap ruangan yang akan disurvey harus rapi. Supaya investor tertarik untuk menanamkan investasi di pabrik kita ya Mbak.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV9Ec5uJq5F
“Siap Boss. Hari ini juga akan saya perintahkan agar semua ruangan produksi dirapikan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoFEeGZbQFB
“Dan… terima kasih atas semuanya Mbak. Aku takkan melupakan segala yang telah terjadi di antara kita berdua. Semoga Mbak semakin tekun melaksanakan tugas sebagai dirut pabrik ini.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhRWk3PTUwS
“Siap Boss. Saya juga menghaturkan terimakasih, atas kemurahan hati Boss mengucurkan keindahan ke dalam batin saya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNmpmnD97Tp
KPikirannya pun berubah. Dia berani menanam saham hampir sama nominalnya jika dibandingkan dengan nilai asset pabrik ini secara keseluruhan. Sehingga kalau dihitung sedcara menyeluruh, nilai sahamnya hanya 1 % di bawah nilai asset pabrik secara keseluruhan. Jadi kalau dihitung secara keseluruhan, sahamku 51%, saham Tante Ros 49%.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgDJeQSOIuz
Tampaknya Tante Ros bisa menanam investasi lebih banyak lagi. Tapi dia tidak mau melebihi sahamku. Mungkin agar aku tetap menjadi komisaris utama, sementara dia bisa dijadikan komisaris kehormatan saja. Karena dia ingin duduk manis saja di rumah barunya, tanpa melibatkan diri dalam kegiatan pabrik sehari – hari.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY4TKD3cIC1
Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan berputar terus. Tiada yang bisa menghentikannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQVDltpyC6E
Tanpa terasa setahun telah berlalu. Suasana memang sudah banyak yang berubah.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlPnjldttRF
Pabrikku, hibah dari Tante Martini itu berkembang dengan sangat pesatnya. Karena Mbak Vita memang bisa diandalkan. Dia bisa mencerna konsep – konsep baruku, kemudian dilaksanakannya dengan baik.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy16Wi6V4Nu
Sementara itu, Wati sudah menikah dengan seorang pengusaha yang lumayan mapan, meski usianya sudah 40 tahunan, 15 tahun lebih tua daripada Wati.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuWyHzq4OIY
Aku ikut bahagia mendengar curhatan Wati. Bahwa lelaki itu mau menerima Wati apa adanya, termasuk tentang keperawanannya yang sudah tiada.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8vUjiqIuDR
Dengan sendirinya Wati diboyong oleh suaminya, sehingga Ibu jadi sendirian di rumah. Tapi untungnya ada saudara sepupu Ibu yang hidup menjanda dan bersedia tinggal di rumahku. Untuk menemani dan meladeni kebutuhan Ibu sehari – hari. Tentu saja aku memberikan gaji tiap bulan pada Bi Elin, demikian aku memanggilnya karena ia kurang ngepas kalau dipanggil Tante (maklum dia orang kampung, meski statusnya adik sepupu Ibu).
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvSKQkymrXF
Lalu apakah aku sendiri merasa birahiku sudah mantap dan fokus terhadap Anneke seorang?
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrvqEKGB0pk
Inilah masalahnya. Setiap kali dekat dengan perempuan setengah baya, selalu saja hasrat birahiku datang menggodaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkFgLb6MUzT
Memang aku selalu berusaha untuk menindasnya dengan caraku sendiri.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCLyrvVByXZ
Tapi pada suatu malam… ketika aku sedang berada di rumahku, tampak galon air mineral di dispenser kamarku sudah habis. Padahal aku haus sekali. Setahuku di dapur ada dispenser juga. Dalam keadaan cuma bercelana training tanpa baju, aku keluar untuk mengambil segelas air mineral untuk pelenyap dahagaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU3YutN8Yfn
Sebelum tiba di dapur, aku melewati ruangan cucian yang sudah bersih dan meja setrikaan. Saat itulah aku melihat sesuatu yang luar biasa. Bahwa Bi Elin sedang menyetrika sambil berdiri menghadap mejatulis lamaku yang sudah dijadikan meja setrikaan, dengan mengenakan gaun rumah yang ke atasnya berwarna pink dengan polka dot putih, sementara ke bawahnya rok mini berwarna pink polos.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7i8YVkJC0k
Gaun tank top itu menyatu bagian atas dengan rok mininya. Yang membuatku terbengong agak jauh di belakangnya, adalah betapa tipisnya pakaian yang ia kenakan itu, sehingga dari jauh pun kelihatan bentuk bokong indahnya dari balik rok mini transparant itu. Sehingga aku terlongong di belakangnya. Lalu aku mendekati adik sepupu Ibu yang berbadan putih mulus dan berusia 28 tahunan itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLGKz3JfYrh
Bi Elin sedang menyetrika sambil mendengarkan musik lewat ponsel dan earphonenya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8bWhpAXjwn
Dan semakin jelas saja bokong indah Bi Elin yang terbayang dari luar rok mini pinknya itu. Tapi dia belum sadar juga bahwa aku sudah berada di belakangnya. Dan ingin meyakinkan, benarkah ia tidak bercelana dalam? Karena itu aku berjongkok sambil menengok ke dalam rok mini itu. Maaak… dia memang tidak mengenakan celana dalam.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbpCLssxgdR
Kalau memperturutkan kata hati, ingin langsung kupagut memek yang sedang berada di atas wajahku itu, karena aku jadi menelentang dengan wajah menghadap ke arah sepasang kaki dan yang berada di antara sepasang pangkal paha putih itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPed5begTLW
Tapi aku takut hal seperti itu akan membuatnya terlalu kaget. Karena itu aku berdiri lagi di belakang Bi Elin yang tetap asyik mendengarkan musik lewat handsfree ponselnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbN7ZM9W4gt
Setelah berdiri di belakangnya, langsung kusergap pinggangnya sambil menciumi tengkuknya. Hal itu pun membuatnya sangat terkejut. Dicabutnya earphone dari telinganya, lalu menoleh dengan mata terbelalak, “Aduuuh Wawan… kok bikin kaget aku aja sih?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2YW6kQjdst
“Cuma mau nanya kenapa belum tidur Bi?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcZ4WIHfORe
“Ini nyelesaikan setrikaan udah numpuk dari kemaren.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDPGS7wR7Sa
“Terus kenapa Bi Elin nggak pakai celana dalem?” tanyaku perlahan, dengan tangan langsung menyelinap ke balik rok mininya dan langsung memegang memeknya yang berjembut sedikit dan jarang sekali.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fktfgzDjI
“Celana dalamku dicuci semua, gak ada yang bersih satu pun. Waaan… jangan megang – megang memek dong… Waaan…” ucapnya setengah berbisik. Mungkin takut kalau Ibu terbangun mendengar suaranya kalau terlalu keras.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrlk74Lbw4h
“Bi… aku kan masih bujangan. Wajar kalau aku menganggap memek ini sebagai sesuatu yang sangat menggiurkan…” sahutku sambil menyelinapkan jariku ke celah memeknya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVrsKkYW1YX
“Tapi Wan… ooooh… kamu nakal Wan… kalau udah dipegang – pegang memek gini, aku jadi langsung kepengen… ooooh… Waaaaan… oooooh… “rintih Bi Elin dengan suara seperti berbisik terus.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡac5nDpFxBI
“Ayo kita lakukan di kamarku ya Bi,” ajakku sambil menarik pergelangan tangannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡylEhJlqPRj
“Iii… iyaaa… tapi aku mau pipis dulu ya,” ucapnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTajiGM22yN
“Ayolah… di kamarku kan ada kamar mandinya. Di sana aja pipisnya,” ucapku sambil menarik pergelangan tangannya sambil melangkah ke kamarku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡttRwPmy1Wu
Tak terdengar lagi suara Bi Elin, karena mau melewati pintu kamar Ibu. Kemudian kami membelik ke kanan, menuju pintu kamarku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡggxNRQH04i
Setelah berada di dalam kamarku yang pintunya sudah ditutup dan dikuncikan, barulah Bi Elin berani berbicara, “Ini beneran mau ngemplud Wan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFJ8WFnZb74
“Iya bibiku sayaang… aku udah gak tahan melihat Bibi yang manis dan menggiurkan ini,” sahutku sambil melingkarkan lenganku di pinggangnya. Lalu mengecup bibirnya tanpa keraguan lagi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxvbOTIXPU9
Bi Elin memejamkan matanya. Kemudian berkata sambil melepaskan dekapanku, “Mau pipis dulu ya. Takut ngompol di tengah jalan nanti…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj17XV3p2ez
Aku mengangguk. “Cuci memeknya yang bersih pakai sabun ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVRnUS5KNKY
Bi Elin mengangguk sambil tersenyum manis.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhDrcHQ6UOF
Setelah Bi Elin masuk ke kamar mandi, barulah aku sadar bahwa tadi aku keluar dari kamar karena haus dan mau mengambil air minum dari dispencer dapur. Dan sekarang masih haus. Tapi malas keluar lagi. Karena itu kuambil saja sebotol softdrink dari kulkas. Dan menikmati softdrink itu sambil menunggu Bi Elin di kamar mandi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEAQFrJFyjK
Tak lama kemudian Bi Elin muncul kembali dari ambang pintu kamar mandi. Sambil tersenyum – senyum padaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjffuaQn0QC
“Rasa ngimpi keponakan yang ganteng ini kok mau sama aku,” ucapnya sambil melepaskan gaun tipis transparan itu. Dan jadi langsung telanjang, karena di balik gaun tipis itu tiada apa – apa lagi selain tubuh langsingnya yang putih mulus. Memang keluarga dari pihak Ibu hampir semuanya berkulit putih mulus.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxh5unSuLMC
Melihat Bi Elin sudah telanjang, aku pun melepaskan celana trainingku, sebagai satu – satunya benda yang melekat di tubuhku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr8aQJ7gddP
Bi Elin terlongong setelah menyaksikan bentuk alat vitalku. “Wan… kontolmu gede banget… panjang pula…” ucapnya sambil memegang batang kemaluanku dengan tangan terasa agak gemetaran.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVz6srbC3UI
“Emangnya kontol mantan suami Bi Elin segede apa?” tanyaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqFTKWtBGrJ
“Gak inget lagi. Aku cuma satu kali digauli sama dia. Terus kami cerai. Karena kami tidak saling mencintai.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtoyhgIeHFj
“Kok bisa?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx9DUHbCFzo
“Kami kawin gara – gara digerebek warga. Karena di kampung gak biasa ada cowok bertamu malam – malam. Padahal cowok itu bukan pacarku.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgxTVHSprgd
“Terus?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOy05ple6DV
“Perkawinan kami hanya berjalan seminggu. Lalu bercerai.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt6JTz82MDu
“Dan Bibi cuma merasakan digauli satu kali aja?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn5L3u8Mv9n
“Iya. Lalu aku jadi TKW di Hongkong.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtGu5VNAGCX
“Di Hongkong sih pasti punya pacar kan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr8EvIbz8JC
“Boro – boro punya pacar. Tugasku cuma ngurusin seorang nenek – nenek. Diem di rumah terus, berdua sama si nenek itu. Makanya cuma setahun aku kerja di Hongkong. Lalu pulang. Pokoknya aku tidak pernah nemu cowok yang cocok. Jadi… sekarang ini bakal jadi pengalaman keduaku Wan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg6d6bB4SYy
Baru sekali ini aku mendengar latar belakang kehidupan Bi Elin. Tadinya aku hanya tahu bahwa dia seorang janda, yang masih lumayan muda. Cuma itu saja yang aku tahu. Ternyata seperti itu latar belakang kehidupannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiQzf2cmRKJ
“Sama aku sih santai aja Bi,” ucapku sambil meraihnya ke atas bed.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzLsw8zq6nQ
Bi Elin pun tersenyum – senyum sambil celentang di atas bedku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe8olaCDAei
Lalu kuhimpit tubuh telanjang yang mulus dan terasa hangat ini. Dengan gairah yang luar biasa bergejolaknya. Maklum sudah lebih dari seminggu aku tidak bersetubuh. Karena tenggelam dalam kesibukan di pabrik.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpKDqTdSy8q
Dengan sepenuh gairah aku pun mulai dengan mencium bibir Bi Elin yang tipis merekah itu. Kemudian menurun ke toketnya yang tidak besar tapi kecil pun tidak. Kuemut pentil toket kirinya, sementara tangan kiriku meremas toket kanannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFm5OHleAAI
Tubuh Bi Elin pun mulai menghangat. Lalu aku melorot turun, sampai wajahku berhadapan dengan memeknya yang berbulu jarang sekali. Itu pun hanya tumbuh di atas kemaluannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkfToCRoWGy
“Jembutnya jarang ya,” ucap Bi Elin.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCKBojnDU95
“Gak apa. Zaman sekarang malah banyak yang mencukur memeknya sampai gundul,” sahutku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAvbjPiPih3
“Aku sih belum pernah nyukur jembut. Seperti ini aja adanya sejak dahulu. Oooh… mau diapain Wan?” tanyanya ketika aku mulai menciumi memeknya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmVc0X4PmH6
“Santai aja Bi. Aku mau jilatin memek Bibi. Makanya tadi kuminta dicuci pakai sabun, biar jangan bau.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwW9cWLxgT2
“Hihihi… memekku gak bau Wan. Aku sih keputihan aja gak pernah. DIjamin bersih memekku sih. Kan seumur hidup baru dipakai satu kali.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsmOwTYgxTQ
“Iya,” sahutku memperhatikan memek Bi Eli yang tertutup rapat. Lalu kungangakanj, sampai bagian dalamnya yang berwarna merah jambu itu tampak jelas. Memang tiada bau yang kurang sedap. Bahkan tercium harum sabun mandiku. Pasti tadi dia benar – benar mencuci memeknya dengan sabun.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWxa2GU1Pi5
Aku pun mulai menjilati memeknya, terutama bagian dalamnya yang berwarna pink dan mengkilap itu. Langsung terdengar suara Bi Elin, “Waaan… ooooohhhh… ini pertama kalinya memekku dijilatin Waaan… ooooohhhh… ternyata geli – geli enak gini yaaa… oooooohhhh… Waaaaan…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3QSJFWLzZR
Mendengar rintihan Bi Elin itu, aku semakin bersemangat menjilati memeknya. Bahkan kemudian kufokuskan untuk menjilati kelentitnya yang muncul sebesar kacang kedelai, mengkilap dan tegang.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy0iPXM6ndZ
Jilatan dan isapanku di kelentitnya, membuat Bi Elin mulai gedebak – gedebuk dan terkejang – kejang. Rintihan – rintihannya pun semakin menjadi – jadi, tapi terasa ditahan agar suaranya jangan sampai terdengar oleh Ibu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi8rIPKKUXc
“Waaaaan… ooooohhhh… Waaaaan… jilatin itilku teruuussss… ini lebih enak lagi Waaaan… sampai merinding – rinding nih aku Waaaaan… jilatin terus itilku… iyaaaa… itilku Waaaan… itiiiillll…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFSiULFNBlY
Dan ketika terasa bahwa bagian dalam memek Bi Elin sudah cukup basah, aku pun membenamkan kotolku ke dalam liang memeknya, sambil menghempaskan dadaku ke sepasang toketnya yang masih lumayan kencang.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡttA8rJC1RH
Irama birahi pun mulai berkumandang di telinga batinku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVWK7gGh3ds
Kontolku sudah mulai “mondar – mandir” di dalam jepitan liang memek Bi Elin yang ternyata luar biasa sempitnya. Sehingga liang sanggamanya itu terasa sekali bergerinjal – gerinjal seperti telur ayam yang masih berada di dalkam perut induknya. Ini sangat terasa nikmatnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKEZKbQioKw
Aku pun percaya bahwa dia baru kedua kalinya ini disetubuhi oleh lelaki. Karena dengan suaminya hanya satu kali digauli, kemudian bercerai seminggu kemudian. Berarti dia hanya memberikan keperawanannya saja kepada lelaki itu, kemudian bercerai.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnLhxsWjX3S
Bi Elin makin lama makin mendesah dan merintih, tapi tetap suaranya tertahan – tahan. Pasti dia takut kalau suaranya terdengar oleh Ibu. “Ooooo… ooooo… oooooh… Waaaaan… ternyata dientot sama kontol ini enak sekali rasanya Waaaaan… ini luar biasa nikmatnya Waaaan… oooooh… ooooooohhhhhh…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBxWUsCQdVO
“Memek Bi Elin juga luar biasa enaknya. Seperti memek gadis belasan tahun, sempit sekali rasanya. Asalkan Bi Elin kerasan di sini, nanti dua atau tiga hari sekali kuentot deh…” sahutku sambil melambatkan entotanku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ik8JKJEcR
“Aku… aku pas.. pasti kerasan di sini Waaan… kontol Wawan yang bikin aku kerasan di sini… oooohhh… enak Wan… enaaaaak… entot terus Waaan… ini luar biasa enaknya… ooooohhhhh… Waaaan…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbJLejycRXn
Bi Elin seperti sudah lupa segalanya. Apalagi setelah mulutku nyungsep di lehernya, untuk m, enjilati leherjenjangnya disertai dengan gigitan – gigitan kecil… semakin lupa daratan jugalah adik sepupu Ibu itu dibuatnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjjsfA9wH1a
Bahkan seperti yang pernah kuperlakukan kepada wanita setengah baya lain, pada suatu saat kujilati dan kugigit – gigit ketiaknya yang bersih dari bulu ketek… aroma keringatnya tercium olehku… tapi aku malah semakin bernafsu untuk menjilati ketiaknya itu… sementara kontolku semakin gencar mengentot liang memek sempitnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHd9znW92MY
Aku pun melengkapinya. Ketika entotanku makin gencar sementara mulutku sedang nyungsep di ketiaknya, tangan kiriku masih bisa beraksi untuk meremas – remas toket kanan bibiku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWYIptrqLaf
Akibatnya… Bi Elin mulai berkelojotan. Aku pun tak mau terlalu lama menyetubuhinya. Maka kupercepat entotanku, seperti pelari yang sedang sprint di depan garis finish.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5PRnQ7xFv7
Lalu ia menggeliat dan mengejang, dengan perut sedikit terangkat ke atas.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5lWxcD3hwH
Sesuatu yang terindah pun terjadi. Bahwa kami seperti sepasang manusia yang sedang kerasukan. Kami saling cengkram dan saling remas dengan kuatnya, seolah ingin saling meremukkan tulang. Kami sama – sama menahan nafas. Dan liang memek Bi Elin berkedut – kedut kencang, sementara kontolku pun mengejut – ngejut sambil memuntahkan lendir pejuhku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKaf2t3aBBT
Crooootttt… croooottttttt… crotttt… crotttt… croooottttt… croooot… crooootttt…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi8c582ea3V
Lalu kami terkapar dengan tubuh sama – sama bermandikan keringat. Sesaat kemudian aku menggulingkan badanku ke samping, sehingga jadi celentang di sisi kanan Bi Elin.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOSNdYM7zWe
“Terimakasih Wan… aku baru nyadar, ternyata disetubuhi itu nikmat sekali ya. Dahulu sih cuman sakit aja yang ada. Makanya aku jadi trauma, takut sakit seperti dahulu lagi. Ohya… nanti kalau aku hamil gimana Wan?” tanyanya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCXwjC3ef6f
“Jangan takut,” sahutku sambil turun dari bed. Melangkah ke arah lemari obat. Dan mengeluarkan dua strip pil kontrasepsi. Lalu menyerahkannya kepada Bi Elin. “Ini obat antki hamil. Baca aja aturan pakainya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhvnv4rlN2d
“Iya, terima kasih Wan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSX9w4ScX3Q
Maka sejak malam itu Bi Elin jadi sosok untuk dijadikan tempat penyaluran nafsu birahiku. Aku pun jadi sering memberinya uang, agar ia tidak kekurangan untuk menutupi segala kebutuhan pribadinya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy5sTvChRag
Petualanganku dengan Bi Elin hanya salah satu sudut dari sekian banyak petualangan seksualku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCghUghnGKr
Aku memang sudah bertekad, istri resmiku cukup seorang saja. Tapi aku ingin punya koleksi sebanyak mungkin.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYHaCatWnju
Karena itu hubunganku dengan perempuan – perempuan yang telah menjadi koleksiku itu tetap terjalin dengan baik.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrFpuYhwweN
Tantre Laila, misalnya, tetap kusayangi dan kuhormati. Dia bukan sekadar pelabuhan kapal birahiku. Tapi juga sebagai wanita yang telah menaikkan derajatku. Dia seolah menjadi penyebabku From Zero to Hero. Lebih dari itu semua, dia sudah mengandung dan melahirkan anakku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡujDr3JVGE9
Tante Laila pun menepati janjinya. Tiga bulan setelah melahirkan, dia minta agar aku mengantarkannya ke rumah, untuk menjumpai ibuku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqgIC46o14L
Lalu detik -detik mengharukan itu pun terjadi. Bahwa Tante Laila minta maaf kepada Ibu, karena selama ini seolah menelantarkan Ibu. Lalu dia menceritakan alasan kenapa dia tidak berani menginjak rumahku sekian lamanya itu, karena di telinganya terngiang – ngiang terus ucapan Ayah almarhum, yang melarangnya menginjak lagi rumah Ayah.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp5gLLXBAFE
Dijelaskan pula oleh Tante Laila, bahwa saat itu ayahku marah, karena meminjam duit pada Tante Laila tidak dikasih. Dijelaskan pula, bahwa saat itu Tante Laila tahu bahwa Ayah akan mengawini seorang gadis muda bernama Atikah. Padahal saat itu Ayah sudah punya istri tiga orang, kata Tante Laila.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7hoPflSAml
Aku sudah mendengar masalah itu dari mulut Tante Laila. Bahwa istri almarhum Ayah ada 4 orang. Itu tidak termasuk Bu Mimin yang belakangan terbiasa kupanggil Ema saja. Yang disebut keempat istri Ayah selain Ibu, adalah wanita – wanita bernama Maryati, Siti Nafsiah dan Atikah.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0tyPzaCmR2
Tante Laila pernah menganjurkanku untuk menemui istri – istri Ayah itu, karena dari mereka lahir saudara – saudara seayah denganku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhlImUAvsjF
Tapi aku belum memikirkan hal itu. Kalau pun ingin mencari saudara, tentunya saudara seayah dan seibu saja yang harus kucari, yaitu Nova itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAdpgBZsT2S
Sebelum pulang, Tante Laila memberi uang yang banyak sekali buat Ibu. Kemudian Tante Laila menciumi pipi Ibu dan pamitan pulang. Kulihat Ibu pun menangis. Mungkin karena merasa terharu dengan kunjungan Tante Laila yang tidak disangkanya sama sekali.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBDJALCEQV1
Sang Waktu pun berputar terus.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZDldX31NmQ
Lalu terjadi sesuatu yang sangat menggembirakanku. Bahwa Tante Martini sudah bisa berjalan seperti orang normal. Berkat ketekunannya menjalani therapi sekian lamanya, akhirnya ia bisa berjalan lagi tanpa harus ditopang oleh alat apa pun.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjEUpUTO5bx
Tante Martini mengaku bahwa semuanya itu berkat semangat hidupnya yang menyala – nyala lagi setelah sering kugauli. Hal yang sama pernah kudengar dari mulut Tante Ros.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6WQhQiV4Nt
Jadi sebegitu pentingkah sosok lelaki bagi seorang wanita yang sudah menjanda?
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfU7MEH6rch
Entahlah.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYzFUB2BVe9
Yang jelas pada suatu hari, Tante Martini menghubungiku lewat ponsel. Beliau memintaku agar datang ke Jakarta, karena ada sesuatu yang sangat penting untuk dibicarakan, katanya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVYLNNMcIyU
Aku memang selalu patuh kepada calon mertuaku yang punya hubungan rahasia denganku itu. Terlebih kalau mengingat kebaikannya yang takkan mungkin kulupakan sampai kapan pun.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYbb3VJVrae
Setibanya di rumah Tante Martini, di Jakarta, aku langsung menjumpainya di ruang keluarga. Seperti biasa, kedatanganku senantiasa disambut dengan senyum manis dan ciuman hangat di bibirku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7XHGBos9TS
Seperti biasa, setiap kali aku datang, Tante Martini mengajakku masuk ke dalam kamarnya. Di situlah ia menelanjangi dirinya dan seperti biasa dia memintaku untuk menyetubuhinya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDyqqXNvHXV
Tante Martini yang selalu menganggap kontolku sebagai therapi paling manjur bagi batinnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBWk2bJiZIJ
Setelah bersetubuh, Tante Martini mengenakan kembali gaun rumahnya yang putih bersih. Lalu mengajakku duduk di sofa yang dekat dengan kolam ikan koi itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaDKzLNwYQK
“Sebenarnya tante mau menyampaikan berita duka sekaligus bisa dijadikan berita gembira bagimu,” kata Tante Martini sebagai awal penuturan yang da anggap sangat penting bagiku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH68LBUKVvo
“Pertama… kabar tentang bangkrutnya usaha Pak Hasyim yang mengadopsi adikmu itu. Semua harta bendanya disita oleh bank tanpa ampun. Termasuk rumah dan semua kendaraan bermotornya, “lanjut Tante Martini.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNH6EQzRs5y
“Lalu bagaimana dengan nasib Nova Tante?” tanyaku tak sabaran, ingin tahu nasib adikku yang belum pernah kulihat bentuknya itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXdGghRJSMN
“Sebentar… tante mau lanjutkan dulu beritanya. Pak Hasyim dalam stressnya mendapat serangan jantung dan meninggal dunia sebulan yang lalu. Istrinya sampai nangis – nangis dan minta pertolongan sama tante. Terutama mengenai Nova itu. Lalu tante ceritakan mengenai dirimu yang sudah sukses dan menjadi pengusaha besar.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSXaRy9cMHn
“Jadi… adikku sudah tau kalau dia bukan anak kandung Pak Hasyim?” tanyaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHIGxCEZIGj
“Sudah. Dia ada di sini sekarang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKHWoyQXTGS
“Haaa? Mana dia sekarang Tante?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJbYQ6btTAe
“Sebentar dulu… kejadian yang menimpa Pak Hasyim itu harus dijadikan peringatan bagi kita. Jangan sampai kita mengalami hal seperti itu… ilmunya sih sederhana… dalam mengelola perusahaan, jangan lebih besar pasak daripada tiang. Itu aja.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNOgSsWdLhs
“Sampai saat ini semua perusahaan yang kuurus selalu sehat Tante. Aku hanya berurusan dengan bank, hanya untuk menyimpan dana. Bukan untuk berhutang. Karena kata para ahli, bank itu laksana meminjamkan payung di musim kemarau, tapi payung itu akan diambil di musim hujan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrCgrGNcnnJ
“Syukurlah kalau Wawan sudah punya prinsip seperti itu. Sepintas lalu bank itu menyenangkan. Padahal kalau kita lepas kontrol, bisa menjadi sumber bencana,” ucap Tante Martini, “Terus hubunganmu dengan Anneke bagaimana? Tetap berjalan mulus kan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxBDticc5Yu
Tante Martini memang sudah mengetahui bahwa aku punya hubungan cinta dengan Anneke. Kebetulan Tante Martini mendukung, tetapi memintaku dengan sangat, agar hubungan rahasiaku dengannya tetap berjalan sampai kapan pun. Dan aku sudah menyetujuinya, karena (sekali lagi) aku ini penggila wanita setengah baya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡou4rLod7O1
Kemudian Tante Martini mengajakku ke pavilyun. Sebelum keluar dari kamarnya, Tante Martini sempat membisiki telingaku, “Awas… di depan Nova dan ibu adopsinya jangan memperlihatkan sikap yang aneh – aneh. Bersikaplah sebagaimana lazimnya seorang calon menantu kepada calon mertuanya ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfHVX47it50
“Siap Tante. Jangan takut soal itu sih. Jangankan pada mereka, sedangkan kepada Anneke saja sampai detik ini masih kurahasiakan.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEerBc1Agl4
Kemudian kami keluar dari kamar Tante Martini, menuju pavilyun yang letaknya bersebelahan dengan garasi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdTBKvRwlLh
Tante Martini pun berseru dari ambang pintu pavilyun yang sudah dibukanya, “Mbak Haya! Ini abangnya Nova sudah datang… !”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqOHzNOpt2I
Lalu dari dalam pavilyun muncul wanita setengah baya yang kira – kira seumuran dengan Tante Martini. Dengan ramah ia menyapaku, “Ooooh… ini anaknya Pak Jaelani almarum?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKMuV4gb5t6
“Betul Tante,” sahutku sambil menjabat tangannya dengan sopan dan menyebutkan namaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTmyEcFmBA6
Dia juga menyebutkan namanya, “Haya…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ68f4XahLdn
Lalu Tante Haya berseru ke dalam, “Nova Sayang… ini abangmu sudah datang… !”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCwbtNGyTno
Lalu muncullah seorang cewek berperawakan tinggi sekali (buat ukuran cewek), berkulit putih bersih sampai mirip cewek bule. Namun wajahnya ada kemiripan dengan wajah Wati. Pasti itulah Nova, adik kandungku. Adik seayah dan seibuku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG6whHH0qlI
“Nova?” tanyaku waktu dia sudah berdiri di depanku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNmLYLNkY2q
“Iya, “dia mengangguk dengan pandangan datar, “Ini Bang Wawan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡar1CjVYDwe
“Betgul, kataku sambil membiarkan dia mencium tanganku. Lalu kupeluk pinggangnya sambil mencium sepasang pipinya, “Selamat berjumpa lagi, adikku Sayang…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO9ZhKWcRtZ
Nova menatapku sambil tersenyum dan berkata, “Terima kasih Bang. Senang bisa berjumpa dengan abang kandungku.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnGMsEhsm5x
Lalu kami duduk di sofa. Tante Martinio dan Tante Haya pun duduk berdamping di sofa lain.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi6Iq7y70Ct
Kami pun ngobrol ke barat ke timur, namun intinya sudah kutangkap. Bahwa Tante Haya mempersilakanku untuk membawa Nova dan berkumpul dengan keluarga kandungnya kembali. Karena keadaan Tante Haya sedang serba sulit, sehingga merasa kasihan kepada Nova kalau harus hidup tanpa kepastian ke depannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYridTw5aSg
Lalu Tante Haya bertanya, “Setelah Nova berkumpul dengan keluarga kandungnya nanti, masih biolehkah tante menengok dia ke rumah Wawan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKDInVJTkQp
“Tentu saja boleh Tante,” sahutku, “Biar bagaimana Tante kan yang merawat Nova sejak bayi merah. Nova sendiri mungkin bakal sering merasa kangen kepada Tante nanti.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkMVxkKsyJM
Tante Haya mengangguk – angguk sambil tersenyum, namun matanya tampak berkaca – kaca.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx5XBsxaMwc
Kemudian aku dan Tante Haya tukaran nomor ponsel.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡve3umN0YTB
Setelah Nova tampak siap dengan menjuinjing tas pakaiannya, aku pun berdiri dan pamitan kepada Tante Haya dan Tante Martini.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡunA9vCd4hg
Pada saat Nova pamitan kepada Tante Haya, tampak ibu adopsi Nova itu bercucuran air mata. Sambil berkata sendu pula, “Pandai – pandai kamu menitipkan diri nanti ya Sayang. Jangan terlalu manja seperti sedang bersama mama.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMTL5gVnr74
“Iya Mama,” sahut Nova, “Mama jaga kesehatan baik – baik ya. Nanti aku pun akan sering minta diantarkan sama Bang Wawan, untuk bertemu sama Mama.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYaUfXwJWnR
Beberapa saat kemudian Nova sudah duduk di sebelah kiriku, dalam mobil yang sedang kuluncurkan di atas jalan aspal.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡztGNfOps6p
“Sudah dengar dari mamamu kalau ibu kita itu seorang wanita tunanetra?” tanyaku pada suatu saat.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMqW6bADNh7
“Sudah Bang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAzVkLBMySp
“Di rumah ada adik sepupu Ibu yang ditugaskan untuk melayani Ibu. Nanti setelah ada kamu, bantu juga melayani Ibu ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6TLgT1byqi
“Iya Bang. Aku sudah menyadari hal itu sih. Kan beliau yang mengandung dan melahirkanku ke dunia ini.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc08h6zarfC
“Syukurlah kalau kamu sudah insyaf sih.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0EJoZFlGHK
“Maksud Abang insyaf dari apa?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHRVBBykiOY
“Dahulu aku pernah mendengar kamu sangat kolokan pada saat Pak Hasyim masih ada dan perusahaannya belum bangkrut. Bahkan ada yang bilang juga kalau kamu sangat jutek kepada siapa pun. Tapi aku tidak melihat kemanjaan dan kejutekanmu itu sekarang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb1779nEN8x
Nova menyandarkan kepalanya ke bahu kiriku. Sambil berkata, “Aku juga tau diri Bang. Dahulu waktu almarhum Papa sedang jaya – jayanya, aku bisa berbuat seenaknya. Tapi sekarang… tidak jadi gelandangan pun sudah untung. Tentu saja aku tak berani bersikap dan berperilaku seperti anak orang tajir lagi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOzCsY7Hgwf
Aku terharu juga mendengar ucapan adikku itu. Lalu kubelai rambutnya dengan tangan kiriku, sambil berkata lembut, “Yang penting kamu sendiri harus berusaha untuk mengambil hati orang – orang di sekitarmu nanti. Supaya mereka semua menyayangimu.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡufy7aqCa6J
“Iya Bang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeDdZ4dw7QZ
“Kamu punya pacar di Jakarta?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuX7BjW8xX5
“Nggak Bang. Kapok pacaran waktu masih di SMA dahulu.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh4Qu2BohfB
“Kenapa kapok?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYQb7RC9TRY
“Ngejengkelin. Mau ngatur mulu. Ke sana gak boleh ke sini gak boleh. Putusin aja sekalian.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD4H5QbFRJ8
“Pacarannya sejauh apa?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJelakdRDh0
“Maksud Abang?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbJqsEbbSk3
“Batasnya sampai di mana? Apakah cuma sampai ciuman atau lebih dari itu?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgf3V19kFl9
“Nggak sejauh itu Bang. Dia hanya kuijinkan cium pipi doang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt3HcVg9Scm
“Sejak saat itu gak pernah pacaran lagi?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhYf3xIF4tn
“Nggak pernah Bang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0xy5XstkH4
“Kalau pacaran cuma sampai cium pipi, berarti kamu masih perawan dong.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa3ZNYqh1tR
“Aku udah gak perawan Bang. Tapi yang memecahkan selaput daraku bukan manusia.“
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIX36hCzeni
“Bukan manusia?! Terus apaan yang ngambil keperawananmu? Hantu atau anjing atau kuda…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbPp93wNJ0q
“Bukan… bukan Bang. Dildo yang ngambil keperawananku Bang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Z041pyxLu
“Dildo?! Terus kamu diem – diem suka makai dildo terus?” tanyaku dengan perasaan kasihan juga pada adik kandungku itu. Karena dia begitu polos menjawab setiap pertanyaanku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ3mmLpsucq
“Iya Bang. Daripada ngajak cowok yang nyebelin, mendingan pakai dildo kan Bang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqSMH4h65N5
“Sekarang dibawa dildonya?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx1hIy1rNnt
“Dibawa…” sahut Nova nyaris tak terdengar.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhXChiYqSq8
“Coba lihat…” kataku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfLXqlWP1Zv
Nova melepaskan seatbeltnya, lalu melangkah kie seat belakang, di mana tas pakaiannya diletakkan. Lalu ia pindah ke depan lagi sambil menyerahkan dildo itu beserta kotak kartonnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFcEAu1pLbc
Tampaknya Nova sudah pasrah pada apa pun yang kuperintahkan.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDe8hvVHIf1
Ketika kukeluarkan dildo itu dari kotaknya, ternyata dildo itu hanya berbentuk lonjong seperti kapal selam. Tidak dibentuk seperti kontol. Lagian ukurannya kecil. Jauh lebih kecil daripada batang kemaluanku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Xzcx9TGRo
Kuberikan lagi dildo dan kotaknya itu pada Nova. Karena aku sedang nyetir.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpEs4d7wx5z
“Nova Sayang… sebenarnya tidak baik maen dildo seperti itu. Bisa merusak jiwamu nanti,” ucapku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLHaPAbbMFM
“Iya Bang,” sahutnya lirih.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡufLydRmGjq
“Pada saatnya menggunakan dildo, pasti kamu mengkhayalkan seorang cowok. Lalu kamu melayang – layang dalam arus halusinasi. Aku takkan memaksamu, tapi kalau kamu sayang pada mentalmu sendiri, buanglah dildo itu sekarang juga.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbN1XqjQPVO
“Iya Bang,” sahut Nova sambil menurunkan kaca pintu di sebelahnya, kemudian dibuangnya kotak berisi dildo itu ke jalan.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWS27jbdDUj
“Aku sayang sama kamu Nov,” ucapku sambil membelai rambutnya, karena kepalanya tersandar ke bahu kiriku lagi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvhgJPtic9l
“Iya Bang. Aku juga sayang sama Abang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM7eEayWsXk
Sedan hitam yang kukemudikan meluncur terus di jalan tol menuju kota tercintaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfHbDcMJIgC
Malam pun semakin larut.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSs78CvzyA9
Ketika kami tiba di rumah, jam tanganku sudah menjukkan pukul satu pagi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgkovxXakrX
Aku selalu membekal kunci – kunci cadangan, sehingga dengan mudah bisa membuka pintu garasi. Setelah menyimpan mobil di garasi, kututup dan kukuncikan kembali pintunya. Kemudian mengajak Nova masuk ke dalam rumah.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqMbe4H4UGI
Ibu sudah tidur nyenyak. Bi Elin juga sama. Sehingga Nova kuajak tidur di kamarku saja.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9wNv2UZrMB
“Kalau mau bersih – bersih dulu, itu pintu kamar mandinya,” kataku ketika Nova sudah meletakkan tas pakaiannya di atas meja kecil dekat televisi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf4Rokp9YST
“Iya Bang,” sahut Nova sambil mengeluarkan kimono putih dari tas pakaiannya. Kemudian masuk ke kamar mandi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOBFRZXzO7w
Seharusnya aku langsung membawa Nova ke kamar Ibu, untuk memberitahu bahwa aku sudah berhasil membawa adikku kembali ke rumah peninggalan Ayah almarhum ini. Tapi aku selalu tidak tega mengganggu Ibu kalau sudah tertidur nyenyak begitu. Tadi sampai terdengar suara ngoroknya ke luar, membuatku yakin bahwa Ibu sedang enak – enaknya tidur.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoqQ2mqXOtZ
Setelah mengganti pakaianku dengan baju dan celana piyama, aku merebahkan diri di atas bed. Nova pun naik ke atas bedku dan merebahkan diri di sampingku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmeUkx6AXAL
“Sebenarnya ada kamar kosong yang tadinya dipakai oleh Kak Wati. Tapi setelah dia menikah, kamar itu kosong. Apakah kamu mau tidur di kamar yang kosong itu?” tanyaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL28BzOWgZ4
“Nggak mau. Aku mau tidur sama Abang aja ya… please…” sahutnya dengan suara memohon.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡErVP2VPzrH
“Kenapa? Kamu takut tidur sendirian?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc9KL2EVv1F
“Nggak. Tapi aku teriungat Papa almarhum. Semasa beliau masih ada, aku sering tidur di kamar Papa Mama. Dan aku selalu merasa nyaman kalau tidur dalam pelukan Papa,” ucap Nova sambil meletakkan lengannya di dadaku, “Setelah berjumpa dengan Abang, aku punya perasaan Abang ini laksana pengganti Papa yang sudah tiada.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOWgzShnLeM
Kutatap wajah adikku yang cantik dan bermata sayu itu. Perasaan iba pun timbul. Lalu kupeluk pinggangnya sambil berkata, “Ya udah… sekarang tidurlah Sayang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWxU9tmVtAi
“Bang…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf6wRoJZqCp
“Hmm?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUpsoZGhS3j
“Apakah Abang benar – benar sayang padaku?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMJHdG9wALD
“Tentu aja,” sahutku sambil membelai rambutnya, “Kalau gak sayang, ngapain kamu dibawa ke sini? Kita ini saudara kandung. Sedarah sedaging.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNgM7pBVTIh
“Iya Bang. Aku juga sayang sama Abang. Sayang sekali,” ucapnya sambil menumpangkan pahanya di atas pahaku, sehingga belahan kimononya terbuka lebar. Dan… aku melihat kemaluannya yang tak bercelana dalam. Membuatku tergetar dalam perasaan aneh. Bukan lagi sebagai perasaan kakak pada adiknya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ92Atggw64L
Batinku bergulat dahsyat. Antara nafsu dan kesadaran bahwa Nova ini adik kandungku yang harus kulindungi kehormatannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEoX6FEvQBS
Sampai akhirnya kuusap – usap memek adikku yang cantik ini. Dan… Nova diam saja. Bahkan semakin mempererat dekapannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR5wH4wszlu
“Kenapa kamu gak pakai celana dalam?” tanyaku perlahan.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaG43g87fRU
“Aku udah terbiasa kalau mau tidur gak pakai beha dan celana dalam. Supaya pernafasanku lebih lapang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ29M7wMFUPE
“Dan gampang kjalau mau mainin dildo juga kan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1YRbN2CPXh
“Iya Bang. Hehehee…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9j9itHtbhJ
“Kamu belum pernah merasakan kontol yang sebenarnya?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjNb0uL2Ixi
“Belum pernah Bang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQX4JPKq5f4
“Sekarang mau ngerasain?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Mnd7NClAF
“Kontol siapa? Gak mau ah kalau dikasih kontol sembarang cowok sih. Kalau… kalau kontol Abang aku mau…” sahutnya dengan nada lugu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ05gKZ0KbyQ
Mendengar jawaban itu, aku tidak cuma mengusap – usap memeknya lagi. Melainkan mulai menyelinapkan jari tengahku ke dalam liang memeknya yang sempit tapi sudah agak basah dan licin. Lalu kugerak – gerakkan jari tengahku ke dalam dan ke luar ke dalam lagi ke luar lagi…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe2PMMCeQrq
Tapi aku tidak berani memasukkan jariku terlalu jauh. Hanya berani seruas jari saja.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡliYZAsa6lY
“Baaaang… duuuuh Baaaang… ini… enak sekali Bang…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRGC7KjH7Am
“Beneran kamu mau nyobain kontolku?” tanyaku dengan jari yang masih tetap kuentotkan di liang memek Nova, tapi tetap hanya sebatas 1 ruas saja…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgw2UFPVhEQ
“Mau… tapi bagaimana kalau aku hamil nanti?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuXi9BxorPB
“Soal itu sih gampang,” kataku sambil turun dari bed dan mengeluarkan tiga strip pil kontrasepsi. Lalu kuberikan ketiga strip pil kontrasepsi itu pada Nova sambil berkata, “Ini pil anti hamil. Baca aja petunjuknya nanti.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHN4DBl1tGX
Nova menyambut ketiga strip pil kontrasepsi itu. Lalu membaca petunjuk yang tertera di bagian belakang stripnya. “Ini pil kabe ya Bang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZHp3qzDJyx
“Iya,” sahutku sambil naik lagi ke atas bed.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOSBlNS2y47
“Ayo kalau gitu sih. Abang mau kan melakukannya sekarang?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsL8T5Z5Sjj
Aku mengangguk sambil melepaskan baju piyamaku. “Tapi harus merahasiakannya ya. Ini rahasia untuk kita berdua aja ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIxlB0R5ncg
“Iya Bang. Aku janji,” ucap Nova sambil mengangkat dua jari tangan ke dekat telinganya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJZ75CszOhB
Setelah melepaskan celana piyamaku, sehingga tinggal celana dalam yang masih melekat di badanku, kulepaskan ikatan tali kimono Nova, kemudian Nova sendiri yang melepaskan kimononya. Sehingga tubuh Nova terbuka sepenuhnya alias telanjang bulat. Karena sejak tadi ia tidak mengenakan beha mau pun celana dalam.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡykZXzbJySt
Aku terpukau menyaksikan betapa putih mulusnya tubuh adik kandungku itu. Tiada cela setitik pun di mataku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE33xGyEbeE
Lalu kena;pa dia harus merusak keperawanannya sendiri dengan dildo yang sudah dibuang itu?
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1JQjLrLHkY
Entahlah, aku belum menanyakan masalah itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvyeR6xtmXa
Lagian usia Nova sudah 20 tahun. Sudah dewasa. Wajar saja kalau dia sering dilanda kepenasaranan, ingin tahu seperti apa rasanya hubungan sex yang sering dijuluki Surga Dunia itu. Lalu dia mendapatkan kenikmatan dari alat bantu itu. Padahal kalau dia sudah merasakan alat kejantanan yang asli, mungkin dia akan merasakan sesuatu yang lain.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqTShLQ8uGo
Nova pasrah saja ketika kuberitahu bahwa hubungan sex itu harus didahului dengan foreplay dulu. Supaya dia benar – benar siap untuk dipenetrasi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3YO7kdjsJA
Kemudian aku menelungkupi tubuhnya sambil mencium dan melumat bibirnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrhAC025CfC
Jujur, perasaanku sat ini bukan seperti sedang mencumbu adik kandungku. Maklum aku melihatnya setelah dewasa begitu, sehingga aku merasa seperti berhubungan dengan orang luar yang bukan saudara kandungku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQrcd6YspAp
Ternyata Nova juga merasakan hal yang sama. Belakangan dia mengaku bahwa setiap berdekatan denganku, seperti berdekatan dengan kekasihnya. Bukan seperti berdekatan dengan abang kandungnya. Jadi pada intinya, batin kami sama – sama dialiri arus birahi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXOVQgwodKz
Terutama ketikia aku mulai mencium bibirnya sanmemainkan pentil toketnya yang mulai menegang. Lalu suhu badan Nova pun mulai menghangat.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRIlfwWWPli
Bahkan Nova menatapku sambil bertanya perlahan, “Bang… kalau nanti aku jatuh cinta sama Abang gimana?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡir1BwNB6Xw
“Gak apa – apa Sayang. Aku juga bisa aja jatuh cinta padamu. Tapi kita harus pandai merahasiakannya. Jangan sampai ada orang tau. Karena kita ini kakak beradik kandung.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEoKfBTWjPw
“Tapi… sebenarnya sejak melihat Abang di Jakarta tadi… rasanya aku sudah jhatuh hati sama Abang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH63pYIh7ci
“Aku pun sama. Begitu melihatmu tadi, aku langsung merasa sayang padamu. Karena kamu ini sangat cantik Sayang,” ucapku yang kulanjutkan dengan kecupan mesra di bibir tipis sensualnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxRaxTb6NJM
“Ooooh Bang… kalau begitu kita jadi sepasang kekasih gelap aja ya. Aku yakin akan bahagia kalau menjadi kekasih Abang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Wlqr6ZMWw
“Iya… nanti kita pikirkan matang – matang, jalan mana yang harus kita tempuh. Yang jelas aku sangat sayang padamu Nov.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE8X8O5EdL8
“Aku juga sayang sama Abang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ73cqBcjxU2
“Baguslah kalau begitu. Sekarang aku akan menjilati memekmu ya. Biar pada waktunya kontolku dimasukkan, jangan membuatmu sakit.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGjS6CZkIGo
“Iya Bang… aku pasrah aja sama Abang. Karena aku yakin Abang pasti tau apa yang terbaik untukku.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwEP7mtMrGE
Lalu kungangakan memek Nova yang bersih dari jembut itu, sampai terlihat bagian dalamnya yang berwarna pink dan mengkilap karena agak basah.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNE9OzGp3s7
Ketika aku mencermati bagian dalam memek adikku itu, ada keheranan di benakku. Karena smeuanya masih terkatup rapat. Terutama mulut liang sanggamanya. Tapi keheranan itu segera kulupakan. Lalu aku mulai menjilati bagian dalam memeknya yang berwarna pink itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvTmEHchmHn
Nova pun mulai menggelinjang sambil meremas – remas kain seprai.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR4PWsWeRX8
Terlebih setelah aku fokus menjilati clitorisnya yang muncul dan mengkilap itu. Nova pun menggeliat – geliat terus sambil menahan – nahan nafasnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeO54unNIaX
Terkadang kusedot clitorisnya yang terasa sudah mengeras ini (pertanda horny). Tentu saja semua ini kulakukan sambil mengalirkan air liurku ke dalam memeknya. Agar “pelumasnya” cukup banyak.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRnbRphdAxQ
Setelah cukup lama menjilati memek dan clitorisnya, aku pun merasa sudah tiba waktunya untuk melakukan penetrasi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL6SVZiNdT0
Maka kurenggangkan jarak sepasang paha putih mulus Nova, sambil siap – siap meletakkan moncong kontolku tepat di ambang “pintu surgawi”nya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNyIxUiCmeF
Dengan sekuat tenaga kudorong kontolku yang sudah ngaceng berat ini.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4dYMpTcFSV
Ciaaaaah… meleset ke bawah…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1nvIIC0Yxl
Kubetulkan lagi letak moncong kontolku dan kudorong lagi dengan tenaga full.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfayCnnpBTJ
Gila… meleset lagi. Kali ini melesetnya ke atas. Malah kontolku jadi melengkung karena tidak tepat sasaran.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOdczQFPG7s
Selanjutnya aku mencolek – colekkan dulu moncong kontolku di seputar mulut liang sanggama Nova. Bahkan setelah merasa tak salah lagi, kudesakkan kontolku sampai masuk kepalanya sedikit.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdXwyaqY6bf
Aku mengumpulkan tenaga dan konsentrasiku, sambil memegang batang kemaluanku yang moncongnya sudah diselipkan ke mulut liang sanggama Nova. Lalu kudorong sekuat tenaga… melesak sedikit… dorong lagi lebih kuat… masuk lagi sampai lehernya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJWVdQl5Ew9
Sementara Nova hanya memejamkan matanya dengan sikap pasrah.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtpyrHgQKbq
Aku pun menghempaskan dadaku ke atas dada Nova sambil berkata, “Memekmu seperti masih perawan Sayang. Apakah kamu yakin kalau kamu tidak perawan lagi?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzddaIoiDZh
Nova menatapku sambil berkata lirih, “Gak taqu juga Bang… aku hanya mikir kalau sering mengalami orgasme, pastilah aku gak perawan lagi.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX0rd4PEWhJ
“Cara menggunakan dildo bagaimana? Dimasukkan semuanya ke dalam liang memekmu?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjnsu3jzoBQ
“Gak Bang. Hanya ditekankan ke clitorisku sambil diaktifkan vibratornya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnsRycNMpYj
“Sama sekali tidak pernah dimasukkan ke dalam liangnya?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8dGjDZKJCZ
“Pernah. Tapi hanya sekitar satu sentimeter aja. Gak berani masukin dalam – dalam.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ToFTkUyJ7
“Ya udah… nanti juga akan terbukti masih perawan atau tidaknya sekarang ini,” ucapku sambil mendorong lagi kontolku sedikit demi sedikit, sampai masuk lebih dari setengahnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfptnhccVAd
Setelah masuk lebih dari separohnya, aku pun mulai mengayun kontolku sambil memperhatikan wajah Nova yang sudah mulai membuka matanya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkHklQnC2k3
Mata Nova itu sayu. Dan secara objektif harus kuakui, bahwa Nova sedikit lebih cantik daripada Anneke. Ini penilaian yang objektif, bukan lantaran dia itu adik kandungku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCI7drD1pA9
“Bang…” ucapnya lirih.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCfOYuUQHEN
“Hmmm?” aku masih perlahan mengayun kontolku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Jn0nWksEQ
“Aku yakin… aku sudah cinta pada Abang. Bukan sekadar sayang lagi…” ucapnya tersendat – sendat, karena aku mulai mengentotnya, meski belum dipercepat entotannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjN4LK5IhqG
“Tapi kita takkan bisa jadi suami istri Sayang. Kamu kan adik kandungku.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdheCae1sv6
“Biar aja Bang. Yang penting kita bisa saling mencintai… tanpa harus diketahui orang lain… oooooo… oooooooohhhhh… Baaang… ini mulai enak sekali Baaaang…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvqd2PB0ZiU
Aku masih pelan – pelan mengentotnya. Sehingga diam – diam aku mengangkat badanku sambil mengamati kontolku yang sedang memompa liang memek adikku. Ternyata kecurigaanku benar. Kontolku seolah diselimuti oleh lapisan tipis kemerahan. diselimuti oleh darah perawan Nova…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjTQvDRUdJC
Maka sambil melanjutkan entotanku, bibir sensual Nova kupagut. Kuciumi dan kulumat bibirnya, disusul dengan bisikan, “Benarkah kamu mencintaiku Sayang?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUyce2kIEau
“Iya Bang. Kalau gak cinta, gak mungkin aku menyerahkan memekku pada Abang…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNDf6ZJ7m0K
Terharu aku mendengar ucapan Nova itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaWFxLgwsI1
“Aku juga mulai mencintaimu Sayang…” ucapku sambil menciumi kelopak mata, ujung hidung dan bibirnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEEsImoBFUm
“Terima kasih Bang…” ucap Nova sambil mendekap pinggangku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUcbmoIDMrO
Aku mulai mempercepat entotanku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4mJisUXfng
Nova pun mulai mendesah – desah dan merintih – rintih perlahan, “Aaaaaah… Baaaang… aaaaah… ini luar biasa enaknya Bang… aaaaaaah… Baaaaang… aku cinta padamu Baaaaang… cinta sekali Baaaaang… aaaaaaah… aaaaaah…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnzMlRWKKmE
Karena melihat darah perawan tadi, aku jadi sadar bahwa aku sedang mengentot memek yang masih perawan. Karena itu, pasti ada luka di dalam memek Nova nanti.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRBTgEwHpVA
Itulah sebabnya aku takkan terlalu lama menyetubuhi Nova, karena takut membuatnya tersiksa nanti.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvdgLwJJdw0
Maka aku pun mengintip gejala – gejala Nova akan mencapai orgasmenya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn34Q3dJlej
Dan itu tidak lama. Baru saja seperempat jam aku menyetubuhinya, Nova mulai berkelojotan. Pada saat itu pula kugencarkan entotanku, sambil berkonsentrasi agar secepatnya ejakulasi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Q6RXgoVRd
Lalu… pada waktu Nova sedang mengejang tegang, aku pun menancapkan kontolku sedalam mungkin… sampai terasa moncong kontolku mentok di dasar liang memek Nova.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFNRS8pGWb
Lalu terasa liang memek Nova berkedut – kedut perlahan, disusul dengan kejutan – kejutan kontolku yang sedang memuntahkan lendir kenikmatanku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrZwMREk5zA
Croootttt… croootttt… croooottttt… crotttttt… croooottttttt… crottttt… crooootttt…!
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzQjSwDJ85u
Nova terkulai dalam pelukanku. Namun masih sempat ia berkata lirih, “Terima kasih Bang… yang barusan, luar biasa indahnya… karena diiringi perasaan cintaku pada Abang…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpaS1RyQ9ZH
“Kamu sudah ikhlas memberikan keperawananmu padaku?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNV7gGhvSU1
“Keperawanan? Aku kan memang gak perawan lagi Bang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZpDRuaJyQ8
“Siapa yang bilang kamu tidak perawan lagi? Sebelum kontolku dimasukkan ke dalam memekmu, kamu masih perawan Sayang,” ucapku sambil mencabut kontolku dari liang memek adikku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpeWOOkJNke
“Tuh… lihatlah… darah perawanmu jadi saksi, bahwa sebelum kusetubuhi barusan, kamu masih perawan… !” kataku sambil menunjuk ke darah yang tergenang kira – kira sebanyak 1 sendok teh di bawah memek Nova.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmoN7mI2U1I
Nova duduk sambil memandang ke arah genangan darah perawannya di kain seprai putihku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRTi80ZVJ0o
“Jadi aku tadi masih perawan Bang? Pantasan tadi terasa ada yang perih – perih,” ucap Nova tampak bingung.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuVimW6Vt5g
“Perih karena hymen-mu sobek tadi. Begitulah kenyataannya. Dildo itu tidak merusak keperawananmu, karena kamu tidak pernah memasukkannya ke dalam memekmu kan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoIKp49kMY2
“Iya Bang. Aku hanya suka menempelkan dildo itu di clitoris dan di labia mayoraku. Belum pernah dimasukkan sampai ke dalam liangnya. Tapi sekarang aku benar – benar gak perawan lagi kan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSNyyk1LpYL
“Iya. Kamu ikhlas memberikannya padaku?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR222QkFDXd
“Ikhlas Bang. Malah aku senang karena telah memberikannya kepada cowok yang aku sayangi sekaligus kucintai. Tapi Abang jangan mencampakkan aku nanti ya Bang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE0rQuGQbJl
“Aku bukan manusia sejahat itu, Nova Sayang. Tapi di depan orang lain, kamu jangan memperlihatkan sikap mesra padaku ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ17zRmqwD0R
“Iya Bang. Tapi kalau bersikap manja sebagai seorang adik kepada abangnya, boleh kan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡklSyf6woDt
“Boleh. Yang gak boleh itu mencium bibirku di depan orang lain, misalnya. Kalau cium pipi malah gak apa – apa.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM1rHOLiEvh
Nova menganguk – angguk sambil tersenyum. Lalu kuminta Nova turun dulu dari bed. Kemudian kutarik kain seprai itu, untuk diganti dengan kain seprai baru. Kuipilih kain seprai berdasar coklat muda dengan corak kotak – kotak berwarna coklat muda.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtFrPIcfvoa
Ketika aku sedang memasangkan kain seprai yang masih bersih itu, Nova menggulung kain seprai yang sudah terciprati darah perawannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkopkne16re
“Seprai yang ini mau dikemanain Bang?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGD4jg43k9z
“Masukkan aja ke dalam mesin cuci di dalam kamar mandi itu. Besok pagi akan kucuci, agar bekas darahnya jangan kelihatan orang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn2RP4eEfxY
“Iya Bang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXFROosuiS0
Esok paginya kubawa Nova ke dalam kamar Ibu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3GMpmwSoXM
Kulihat Ibu sedang duduk di sofa kamarnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQrTCYv42ha
“Anak bungsu Ibu sudah bersama kita Bu.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3hzLlng6bF
“Anak bungsu?” Ibu tampak kaget, “anak yang diadopsi oleh Pak Hasyim itu?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPWmBeWcMpm
“Iya Bu. Saat diadopsi oleh Pak Hasyim, adikku itu belum diberi nama kan? Nah… sama Bap hasyim dan istrinya diberi nama Nova.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqb4HuSFKOa
“Nova, “gumam Ibu sambil mengangguk – angguk.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsI25bWhqxh
“Ini si bungsu sudah bersama kita Bu,” ucapku sambil menoleh kepada Nova dan memberi isyarat agar mencium tangan dan memeluk Ibu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvgqskluivX
“Mana anakku yang namanya Nova itu…?” Ibu merentangkan kedua tangannya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaToF5n4f7Y
Nova pun mencium kedua kaki ibu, kemudian mencium tangannya. Dan menghambur ke dalam pelukan Ibu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoE1h2Hm8Cp
Ibu menangis terisak – isak, sementara Nova pun tampak bercucuran air mata.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhih60MNhp2
“Anakku… gak kusangka ibu bakal ketemu lagi denganmu Sayang… hiiiks… hiksssss… waktu kamu diberikan kepada Pak Hasyim, Ibu tidak tau sama sekali. Baru tau ketika mau menyusuimu, almarhum Ayah bilang bahwa kamu sudah diberikan kepada Pak Hasyim untuk diadopsi oleh beliau… hikkssss… hikkssss…
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwtTzstAc7Z
“Pak Hasyim sudah meninggal Bu. Setelah perusahaannya gulung tikar, seluruh harta bendanya disita oleh bank. Lalu Pak Hasyim kena stroke berat dan akhirnya meninggal.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjxR7VcLUdf
“Lalu Nova ini bagaimana nasibnya?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtTOfFxflW2
“Istri Pak Hasyim sudah ikhlas mengembalikan Nova kepada kita.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWzjmbCsS9f
“Ya Allah… terima kasih Allah… terima kasih karena anak hambamu ini sudah boleh bersamaku lagi…” ucap Ibu sambil menengadahkan kedua telapak tangannya ke atas.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2YsGInH4p3
Kelihatannya Nova senang juga bisa bersama ibu kandung kami.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfOMo3JVTEE
Pada suatu saat Ibu berkata padaku, “Kamar Wati itu kan kosong Wan. Tempatkan aja adikmu ini di situ.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡthInskAn4I
“Nova gak mau Bu,” sahutku, “Nova ingin tidur di kamarku. Karena sejak Pak Hasyim meninggal, dia sangat kehilangan. Lalu setelah dekat denganku, dia merasa seperti menemukan pengganti Pak Hasyim. Kerena itu dia mau tidur di kamarku seterusnya Bu.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfXqwErCZXM
“Oooh, ya udah. Di kamarmu kan ada dua bed ya Wan?” tanya Ibu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAJpAiWXgIc
“Iya Bu.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyjTwXhtoq5
“Wati sudah dikasihtau?” tanya Ibu lagi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP5R8otyPgL
“Belum. Biar kuhubungi dia sekarang, “katyaku sambil mengeluarkan handphone dan memijit nomor Wati. Sengaja kukeluarkan suaranya lewat speaker ponselku. Supaya Ibu dan Nova bisa ikut mendengarkan.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2frGGQfThJ
Lalu :
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAWWrzEdI96
“Hallo Wan…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNF4DvRVKG0
“Ada kabar gembira nih Wat.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeHmSTjSXmY
“Kabar apa?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrdz7icW53s
“Adik kita yang dahulu diadopsi oleh Pak Hasyim itu, sekarang sudah ada di rumah.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjOlku9QZzS
“Wah… kok bisa? Baguslah, jadi kita bertiga terkumpul lagi.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQEn1ZQwv6f
“Panjang ceritanya. Bisa datang ke rumah?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7sB327IyKa
“Wah… aku sedang di bandara Wan. Sejam lagi juga mau terbang ke Jepang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFzz9JzZPjF
“Ohya?! Ada urusan apa di Jepang?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeZ2IKz037e
“Urusan bisnis suami, sekalian ngajak aku jalan – jalan. Nanti deh sepulanbgnya dari Tokyo aku datang ke rumah. Pengen lihat adik bungsu kita itu.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdRJmY2baqk
“Iya, iya. Semoga penerbangannya selamat dan lancar. Titip salam aja sama suamimu.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVir0dMbr4b
“Oke Wan. Salam baktos aja buat Ibu. Dan salam buat adik bungsu kita… siapa namanya?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrsxlVk3dQC
“Nova.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnxLDDed4nG
“Ya, bilangin sama Nova, kita semua sayang sama dia.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMKS4F14kxs
“Oke,” sahutku sambil menutup hubunganku dengan Wati.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhNZEET5qEv
Ketika aku menoleh ke arah Nova, ia tersenyum – senyum. Mungkin senang mendengarkan percakapanku dengan Wati tadi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTYeJE8kryd
Hatiku pun jadi senang, karena merasa telah berhasil mengumpulkan kembali anak – anak Ibu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrzgi48gA3K
Tapi tiga hari kemudian… ketika aku pulang dari kantor, hari masih siang. Baru jam setengah satu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡECeZX58eVR
Dan ketika aku masuk ke dalam kamar, kulihat Nova sedang duduk di sofa.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD9Z2oXV7Sj
Yang membuatku tertegun, kulihat matanya basah, bahkan masih banyak air mata yang membasahi pipinya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ8jbY6LNqc
“Kamu menangis? Kenapa Sayang?” tanyaku sambil membelai rambutnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8WBXZAcTP5
“Nggak kenapa – kenapa Bang… hiks…” sahutnya sambil menunduk.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8TSduhQlvT
“Apakah kamu menyesali pada perbuatan kita berdua?” tanyaku sambil duduk di sampingnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoffFv1zr6E
“Nggak Bang. Masalah itu sih justru membahagiakan diriku,” sahutnya sambil merebahkan kepalanya di atas kedua pahaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFyLVHuERcV
“Lantas kenapa kamu menangis? Ngomong dong terus terang. Kalau ada masalah, jangan disimpan sendiri.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEFquxcDD43
“Aku… hiks… aku kangen sama Mama Bang… hiks…” ucapnya sambil terisak – isak.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhQ56UCuVm7
“Nah begitu dong ngomong. Kebetulan besok aku mau ke Jakarta. Jadi bisa sekalian mengajak mamamu ke sini ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcVTpGUh4t3
“Iya Bang… hiks… terima kasih…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIPIV0v6XAC
“Udah… jangan nangis lagi ya Sayang. Lain kali kalau ada apa – apa, ngomong aja sama aku. Jangan dipendam sendiri, apalagi pake nangis segala begitu.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIyoRTqPsrR
“Iya Bang…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9x08qrHHgb
“Biar otakmu segar lagi, kita refreshing ke villa yok.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsPtyY5dQIE
Nova bangkit dengan sikap mendadak jadi ceria lagi, “Mau.. mau Bang, “sambutnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyOpbtsXtqz
“Kalau mau, ganti baju dulu gih.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2bQczZnQkd
“Sekalian mau mandi dulu ya Bang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Lga0UbWWf
“Iya. Aku juga mau mandi.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdKMczyrrhF
“Ya udah… bareng aja mandinya, yuk Bang, “ajak Nova sambil tersenyum.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUeina3xodf
“Tar dulu… kamu duluan ke kamar mandi gih. Nanti aku nyusul. Aku kan masih pakaian lengkap gini,” kataku sambil melepaskan jas dan dasiku, kemudian juga sepatu dan celana panjangku. Setelah tinggal celana dalam yang masih melekat di badanku, barulah aku melangkah ke kamar mandi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcDGzu6p9Ci
Ternyata Nova sudah telanjang di dalam kamar mandi. Membuatku tertegun lagi. Memang tubuh adik bungsuku itu indah sekali. Kulitnya pun sangat putih dan mulus sekali. Rasanya tak rela juga kalau pada suatu saat dia dipersunting lelaki lain. Tapi bijaksanakah kalau punya keinginan untuk memilikinya terus?
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh2SAYl1qhq
Entahlah. Yang jelas sejak persetubuhanku yang pertama dengannya itu, aku belum pernah menyetubuhinya lagi. Karena aku ingin agar luka akibat robeknya selaput dara (hymen) itu benar – benar sembuh dulu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhqDdYBBS0O
“Nanti di villa aku akan menggaulimu lagi untuk kedua kalinya. Sekarang pasti luka di dalam memekmu itu sudah sembuh,” kataku sambil memeluknya dari belakang, dalam keadaan sama – sama telanjang di bawah pancaran air hangat shower dari atas kepala kami.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVuAn3sDgcz
Yang yang sangat Nova senangi adalah ketika aku menyabuni tubuhnya dari ujung kaki sampai ke lehernya. Dia merasa sangat dimanjakan dengan perlakuanku yang satu ini.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl5xcJRmmdS
Hal lain yang membuatnya sangat nyaman adalah tidur dalam pelukanku. Bahkan menurut pengakuannya, tidur dalam pelukanku lebih nyaman daripada tidur dalam pelukan papa angkatnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZT0tUMdPmr
Aku sendiri memang sangat sayang pada Nova. Karena dia sangat penurut. Apa pun yang kuperintahkan, dia lakukan tanpa membantah. Seperti waktu kusuruh membuang dildo dalam perjalanan pulang itu, misalnya, dia langsung membuangnya ke luar mobilku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJKk8NLTouW
Beberapa saat kemudian, Nova sudah mengenakan blouse dan rok yang serba putih. Namun rok itu dilapisi rok yang terbuat dari kain jarang (puring) dan bercorak kembang – kembang berwarna hitam. Sehingga rok putihnya tampak, namun dicampur dengan kain puring hitam yang bercorak bunga – bungaan itu.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwsWunIzpX6
Sepatunya pun putih bersih. Sehingga adikku yang tubuhnya tinggi semampai itu tampak anggun. Bukan hanya cantik.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm81CJjiuHK
Bangga rasanya membawa adikku yang cantik dan anggun itu ke luar kota. Untuk beristirahat di villaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUrAOUUU6nE
Memang aku berhasil membeli beberapa jenis properti dalam setahun belakangan ini. Profit yang kuterima dari perusahaan Tante Laila, perusahaan Anneke dan juga dari pabrikku yang telah berkembang dengan pesat itu, sengaja kujadikan investasi dalam bentuk properti. Beberapa rumah kubeli. Tanah dan sawah pun kubeli.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHf1bU3PJs8
Aku yakin dalam waktu tidak terlalu lama, semua properti yang telah kumiliki akan mendapatkan keuntungan yang meyakinkan. Aku tidak mau jatuh miskin seperti Pak Hasyim almarhum. Karena itu aku harus selalu mewaspadai segala aktivitas bisnisku. Teoriku sederhana saja, agar jangan sampai jatuh pailit, jangan pernah besar pasak daripada tiang.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Ycz0C8s42
Ketika sedan hitamku sudah menginjak aspal, Nova berkata, “Bang… kalau bisa, kasih dong aku kegiatan. Biar jangan cengo mulu di rumah.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPHEhXzYLTg
“Ohya,” sahutku, “Kamu kan lulusan akademi sekretaris ya?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTR4LoZ8irV
“Iya Bang. Aku lulus SMA di umur enambelas. Lalu masuk akademi sekretaris. Tadinya sih ingin jadi sekretaris di perusahaan Papa. Eeeeh… perusahaannya malah bangkrut. Papa pun kena stroke sampai meninggal. Jadi nganggur deh aku setahun belakangan ini. Kuliah nggak, kerja juga nggak.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqZWY4TqZpB
“Nanti kamu akan kuangkat sebagai sekretaris direktur utama di perusahaan Tante Laila.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkEzi63YfeE
“Tante Laila itu siapa Bang?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOlcY7bkFmU
“Adik ayah kita. Tapi adik seayah berlainan ibu.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnTwJml1Tpg
“Direktuir utamanya siapa?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmn3CSUZtME
“Aku sendiri Sayang.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrlck4KvPMf
“Asyiiiik… aku mau Bang jadi sekretaris Abang. Bisa ketemu terus tiap hari.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyNHMHelUXt
“Tapi jangan sampai ketahuan sama Tante Laila kalau kita ada hubungan rahasia ya. Kamu harus bersikap sebagai sekretaris kepada atasan aja. Pokoknya kalau memang mau kerja, bekerjalah nanti secara profesional ya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiz3TBwbOhK
“Siap Bang. Tapi kalau sedang berduaan begini, boleh kan aku bersikap mesra kepada Abang?” tanya Nova sambil menyandarkan kepalanya ke bahu kiriku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKDx1HvkX9a
“Tentu boleh. Bahkan harus… harus mesra kalau sedang berduaan begini sih.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsa3UOobyyu
Tiba – tiba Nova mencium pipi kiriku, “Emwuaaaaah… aku cinta dan sayang sama Abang… !”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU4Jvu1y5fN
Aku tersenyum dan menghela nafas.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3rlh1F3vtZ
“Kamu bisa nyetir kan?” tanyaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqOwCwTUxv2
“Bisa.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDYEcOepKu0
“Di rumah kan ada mobil satu lagi,” kataku, “Nanti kalau sudah bekerja di kantorku, pakai aja mobil itu. Soalnya aku sering ada urusan di tempat – tempat lain. Karena aku memegang tiga perusahaan. Jadi kita gak bisa bareng – bareng terus.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjRT62orHbv
“Iya Bang. Mobil yang satu lagi kelihatannya keren kok Bang. Tapi mobil ini harganya selangit.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAvIRSAmVFd
“Gak tau, mobil ini hadiah kok. Gak tau harganya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcqCTtpupcy
“Hadiah dari mana?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBjDYosrhAU
“Dari pabrik kacang asin.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuP8gs69t0W
“Aaaah… masa sih hadiah dari kacang asin?!”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡot4lqVON1K
“Hahahaaa… bukan deng. Hadiah dari salah satu bossku, berkat prestasiku yang dianggap bagus. Makanya setelah bekerja nanti, kamu juga harus memperlihatkan prestasi yang bagus dan profesional.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLzPFWMW8rp
“Siap Bang Wawan Sayang…”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrEjPoq5o56
Sebelum mencapai villa, aku dan Nova turun dulu, untuk membeli makanan dan minuman uyang akan dibekal ke villa.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaizG4llnzb
Kemudian kulanjutkan mengemudikan sedan hitamku menuju villa yang sudah dekat. Setibanya di depan villa itu, lewat hape kupanggil Mang Tarna, penjaga dan tukang bersih – bersih villaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj8RIieRZsq
Tak lama kemudian lelaki tua itu muncul. “Selamat sore Boss,” ucapnya sambil membungkuk sopan.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwtwu6fYRam
“Di dalam sudah dibersihkan Mang?” tanyaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5sqXFV9mIy
“Sudah Boss. Baru tadi pagi dibersihkan semua,” sahutnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHOO3EDRjPt
“Syukurlah. Ini buat beli rokok,” ucapku sambil memberikan beberapa lembar uang merah.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG08XmaxAQW
“Terimakasih Boss. Kalau ada yang harus dikerjakan, silakan panggil aja saya.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvfv3DlgCvj
Aku mengangguk sambil mengeluarkan kunci pintu depan villa. Lalu masuk ke dalamnya bersama Nova.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl6ptU2yVq0
Setelah menguncikan kembali pintu depan, aku mengajak Nova duduk di sofa ruang tengah. Nova bahkan kududukkan di atas kedua pahaku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtJaHRVewja
Sambil mendekap pinggang Nova, aku membisikinya, “Kamu sudah kepengen merasakan entotan kontolku lagi kan?”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2YEY4fOhca
“Hihihiii… iya Bang. Kangen banget. Malahan sejak kemaren ada gatel – gatel di memekku. Mungkin karena lukanya sudah mau sembuh, jadi aja gatel.”
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfiUabam8ga
“Gatelnya pengen digesek kan?” bisikku yang kulanjutkan dengan menjilati daun telinga Nova.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrqhbxjoX7u
“Baaang… aku sih kalau telingaku kena sentuh… apalagi dijilatin begini… langsung horny Bang,” ucapnya sambil meremas tanganku yang sedang dipegangnya.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMjgy3hbBAG
“Ya udah… lepasin semua pakaianmu gih,” sahutku.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsOOtkDMLWO
Nova pun melepaskan sepatu putihnya. Kemudian berdiri di dekat pintu kaca yang menuju ke arah samping villa. Di samping villa itu banyak tanaman hias yang terlindung oleh benteng tembok tinggi.
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEWPr6GsWBk
Di dekat pintu kaca rayban itu Nova melepaskan pakaiannya sehelai demi sehelai …
6901Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv0tjXmKRFH
Nova yang sudah telanjang selalu membuatku terpukau. Tinggi langsing, putih bersih… berwajah cantik, bermata sayu, dengan bibir tipis sensualnya… dengan senyum manisnya… o my God……
ns18.221.95.53da2
