Cinta Buta

Dengan sekuat mungkin aku berusaha untuk tidak membuka asal – usulku kepada Bu Laila. Setiap kali berkomunikasi lewat ponsel, aku selalu bersikap untuk tetap seromantis mungkin.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS4bID1O8YY

Di balik itu semua, diam – diam aku menyisihkan dana dalam batas yang diijinkan oleh Bu Laila. Dana itu kusimpan dalam rekening baru atas nama pribadiku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkvJCbF6UfE

Hal ini kulakukan agar seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (setelah Bu Laila tahu asal – usulku, aku jangan sampai jatuh miskin).

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiowrsLmFsK

Batinku memang resah gelisah menyimpan rahasia yang belum dibuka ini. Berbulan – bulan aku menyekap rahasia ini, dengan perasaan kuatir dan resah.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuWVzsxTSLs

Dalam keadaan galau inilah datang tamu, seorang gadis cantik bernama Anneke, yang ingin menanam saham di dalam perusahaan punya Bu Laila ini.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9mdDZrdc9g

Gadis bernama Anneke itu berterus terang bahwa ayahnya meninggal setahun yang lalu, sementara hartanya diwariskan pada Anneke semua. Dengan catatan bahwa Anneke bertanggungjawab untuk membiayai segala kebutuhan ibunya seumur hidupnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ31yuhatz15

Aku merasa punya jalan untuk berjaga – jaga seandainya hubunganku dengan Bu Laila mengalami sesuatu yang tidak diinginkan.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuVjkEAH1xY

Maka dalam kunjungan Anneke yang ketiga kalinya ke kantorku, aku sudah punya keputusan yang masih tersimpan di dalam hati. Untuk membujat sebuah PT baru, di mana aku menjadi dirutnya, sementara Anneke akan kuposisikan sebagai komisaris utamanya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡascKQYlrYa

Jadi investasi Anneke jangan bercampur baur dengan saham Bu Laila yang 70% itu (saham kehormatanku 30%).

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxtISuCPA1f

Gadis cantik yang gerak – geriknya selalu membuatku kagum itu pun langsung menyetujuinya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr6cBFimowx

“Deal Bang. Yang terpenting aku ingin agar Bang Wawan mengatur dana itu, karena aku sendiri sama sekali tak punya pengalaman dalam berbisnis,” kata Anneke dengan senyum manis di bibir tipis mungilnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3nWgIMm0Ps

Senang hatiku mendengar persetujuannya itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcJm4DqEfk4

Aku memang punya konsep bagus (menurutku) yang tidak pernah dilaksanakan dalam perusahaan milik Bu Laila ini. Sehingga PT baru itu nantinya takkan menjadi kompetitor perusahaan punya Bu Laila ini.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6q8mnmRvSY

Lalu aku melakukan gerakan kilat. Merombak gudang peninggalan almarhum ayah Anneke, menjadi sebuah kantor. Kemudian kami merekrut puluhan tenaga untuk menjadi karyawan PT yang diriku menjadi dirutnya itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡndZP69FYli

Arah usaha PT baru itu, ada deh. Pokoknya legal dan halal.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNnFVGyGnPe

Dalam tempo 3 bulan saja aku berhasil mengaktifkan PT baru itu sampai pada “kecepatan normal”. Bahkan bisa dibilang di atas rata – rata.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRgiEQyX0C3

Tapi tentu saja aku takkan meninggalkan PT punya Bu Laila itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsS9WBDMd0l

Bahkan pada suatu hari aku mendapatkan panggilan di ponselku. Panggilan dari Bu Laila…!

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC7H2q2mCsQ

Lalu :

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJVtLKvt7W1

“Sayaaang… udah lupa ya?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx56lSLEEpD

“Masalah apa Beib? Ulang tahunmu dua bulan lagi kan?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkWmwinKlB3

“Bukan masalah ulang tahun. Kandunganku ini… sekarang sudah genap tujuh bulan. Lupa ya? Kan aku bilang kalau kehamilanku sudah tujuh bulan, pangeranku boleh menggaul;iku lagi. Bahkan harus sering… supaya bayinya kuat nanti.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhyteypYRBV

“Oh… iyaaaa… iyaaa… berarti aku sudah boleh buka puasa dong. Terus di mana kita mau ketemuan?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3jOLhLEW5l

Kemudian Bu Laila menyebutkan nama sebuah hotel bintang lima. Dengan nomor kamarnya sekalian, karena ia sudah membooking kamar itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKDt6e3JLo9

“Oke… aku segera meluncur ke hotel itu Beib,” ucapku di dekat mic ponselku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4a0yOU0uFe

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡorANx0PbDY

“Aku pasti duluan tiba, karena sekarang sudah on the way menuju hotel itu. Langsaung aja ke kamar yang nomornya kusebutkan tadi ya,” sahut Bu Laila di speaker hapeku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPMn0S2R1Tr

“Oke… oke… !”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsyvq5FGLJS

Beberapa saat kemudian aku sudah berada di dalam sedan hitamku, menuju hotel yang sudah disebutkan oleh Bu Laila tadi. Lalu masuk ke dalam lift dan kupijat angka 5, karena kamar yang sudah dibooking itu berada di lantai lima.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzx1wBJqMeq

Pintu kamar itu sudah terbuka sedikit, sehingga aku bisa langsung masuk ke dalamnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwLBWEJDA14

Dan… aku tercengang menyaksikan Bu Laila yang mengenakan gaun hamil putih bersih itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8cgTzduH0M

“Beib… dirimu sangat berubah… jadi tampak jauh lebih muda dan… cantik sekali… !” seruku sambil memeluk lehernya, lalu menciumi sepasang pipinya, bibirnyha dan lehernya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhvJ89wkgBV

“Memang banyak yang bilang aku jadi kayak cewek duapuluhtahunan,” ucapnya sambil menjilati telingaku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtfFOExkxVE

“Memang betul. Dan yang paling jelas… jadi sangat sangat dan sangat cantik sekaliii… oooh… dirimu memang bidadari yang dikirimkan dari langit, untuk menaburkan segala jenis kebahagiaan ke dalam jiwaku.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxX0FbLpxPl

“Hmmm… aku jadi merasa tersanjung Honey… eee… eeee… eeeeh… anak kita bergerak – gerak nih… mungkin senang karena ayahnya datang… coba pegang perutku…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdeKqEu6NEE

Aku pun berlutut di depan Bu Laila sambil menyelinapkan tanganku ke balik baju hamilnya. Lalu memegang permukaan perutnya yang sudah buncit. Dan… aku merasakannya… merasakan seperti ada yhang menggeliat di balik perutr buncit itu…!

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmlvUxLBfaI

“Kata orang, kalau ibu yang hamil jadi semakin cantik, biasanya bayi di dalam perutnya itu perempuan.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpDueLChiix

“Memang iya, kata dokter bayinya cewek Honey.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8em5XwmXLm

“Wow…! Semoga anakku secantik ibunya… !”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm0i6C9aesa

“Malah aku ingin lebih cantik dariku Honey…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuJlNCfjFzs

“Amiiin…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIE1oRPiErI

Bu Laila tersenyum. Lalu melepaskan gaun hamil putihnya, sehingga tinggal bra yang masih melekat di badannya. Karena sejak tadi pun aku tahu bahwa ia tak mengenakan celana dalam di balik baju hamil itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHNDI2bid1y

Kemudian ia duduk di sofa sambil melepaskan beha putihnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1A0ZD4Ug1S

“Sambil berlutut di karpet ya ngentotnya,” ucap Bu Laila sambil meletakkan behanya ke atas meja kecil di samping sofa putih itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ntNNtJ0KE

“Oke. Biar bayinya jangan tergencet ya,” sahutku sambil mlepaskan dasi dan jasku. Kemudian juga kemeja dan celana panjangku. Semuanya itu kugantungkan di kapstok. Begitu juga celana dalamku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbuZsZ19vPk

Kemudian aku duduk bersila di atas karpet, di antara kedua paha Bu Laila yang sudah direntangkan di atas sofa itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt3ae9DOsno

Lalu kungangakan labia mayora Bu Laila, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu pun terbuka dan langsung kujilati dengan lahapnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhlYqk090gw

Sambil berlutut kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang memek Bu Laila yang sudah sangat basah oleh air liurku itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrhWtmIJetu

Disambut dengan desahan nafas wanita yang sudah sangat berjasa bagi kehidupanku itu, “Aaaaahhhhh… udah berbulan – bulan penismu gak ngentot memekku ya… rasanya udah kangen sekali… aaaaaaah…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0r8avzA5h8

Lalu sambil berpegangan ke ujung sandaran sofa, aku pun mulai mengayun kontolku. Perlahan – lahan dulu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJLTL0HOT3k

“Bagaimana rasanya memek bumil?” tanya Bu Laila.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8J5dYbfNVb

“Lebih enak Beib… lebih lengkap rasanya…” sahutku sambil mempercepat entotanku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHIzOzAq9w6

Makin lama makin lancar kontolku mengentot liang memek Bu Laila yang memang lebih sedap daripada sebelum hamil. Tapi aku tidak berani terlalu cepat mengentotnya, mengingat bayi yang ada di dalam perutnya, jangan sampai tergoncang berlebihan.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmDaiukFERd

Walau pun begitu tampak sekali Bu Laila sangat enjoy dengan entotanku ini. Maklum selama berbulan – bulan aku tak pernah “menengok” memeknya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2zdJvZwq95

Cukup lama aku menyetubuhi Bu Laila sambil berlutut di karpet ini. Sehingga keringatku pun mulai berjatuhan ke karpet dan ke selangkangan sang Bidadari. Namun aku malah semakin asyik mengentotnya sambil mengelus – elus kelentitnya yang tampak menonjol dan mengkilap itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzUbIIGEzeA

Desahan dan rintihan Bu Laila pun mulai berlontaran dari mulutnya. “Sayang… ooooh… oooohhhhh… ini nikmat sekali Yaaaang… ooooohhhh… aku memang sudah lama kangen sekali padamu Yaaaang… oooooohhhhhh… Sayaaaaaang… oooooohhhhh… kayaknya aku takkan bisa hidup tanpamu Sayaaaang…

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMnpYMzYO5g

Setelah cukup lama aku menggenjot liang memek bumil cantik itu, akhirnya ia mengejang tegang. Disusul dengan kedutan – kedutan erotis di liang kemaluannya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP4uypnAwzK

“Aaaaaaaaahhhhh… luar biasa nikmatnya Sayaaang… aaaaaaaah…” desah Bu Laila sambil meremas – remas bahuku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCMLF7KRNr6

“Tapi Wawan belum ejakulasi ya? Lanjutin dalam posisi doggy aja yok. Tapi di sana aja biar leluasa,” ucap Bu Laila lagi sambil menunjuk ke arah bed.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUtkBJsEeEr

“Oke, “aku mengangguk sambil mencabut kontolku dari liang memek Bu Laila. Lalu mengangkat tubuhnya dengan hati – hati. Dan membopongnya… lalu meletakkannya di atas bed dengan hati – hati.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ983lf4Txqp

“Terima kasih Sayang,” ucap Bu Laila, “Bersamamu aku merasa seperti di kahyangan.“

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡersnzgDeqq

Kemudian Bu Laila merangkak dan menunggingkan bokongnya, sehingga memek tembemnya tampak full di mataku, meski pun dia sedang menungging.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5UT9TjKUdL

Lagi – lagi aku harus berlutut sambil membenamkan kontol ngacengku ke dalam liang memek Bu Laila. Tak sulit memasukkan batang kemaluanku kali ini. Karena liang memek Bu Laila masih becek.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeJYdNZxeNn

Meski dalam posisi doggy, aku tak berani menampar – nampar pantat Bu Laila. Takut berakibat buruk pada anakku yang berada di dalam perutnya. Aku hanya berani meremas – remas sepasang buah pantatnya yang lumayan gede. Tak lebih dari itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiaV5DXeJmr

Namun diperlakukan seperti itu pun Bu Laila tampak enjoy. Enjoy seklali.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi6grTLvEei

Desahan dan rintihan histerisnya berkumandang lagi di dalam kamar hotel bintang lima ini. “Aaaaah… Saayaaang… aaaaaaah… aaaaaah Sayaaaang… aaaaaaaah… aku smeakin cinta padamu Sayaaaaaang…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXKmSQnswzu

Memang posisi doggy ini cukup aman bagi bayi di dalam perut Bu Laila. Karena ia menungging, sementara perutnya tidak menyentuh kasur.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8wyYxuRZOD

Tapi tak lama kemudian ia mengerang, “Yaaaang… aku mau orga lagiiii…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4U1iEiroS4

Mendengar erangannya itu aku pun mempercepat entotanku. Dengan tujuan agar ejakulasi secepat mungkin. Karena aku merasa kasihan kepada Bu Laila kalau terlalu lama menyetubuhinya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6u6CsgHsRC

Maka ketika Bu Laila mengejang tegang sambil menahan nafasnya, kontolku pun mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatanku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVegFp4VM5y

Crooootttt… croottt… croooottttt… crooooooootttttt… croooooooottttt… crottttt… crooootttt…!

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf8OVPjapWy

Bu Laila pun rebah miring, sehingga kontolku terlepas dari jepitan liang memeknya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl8AnDzTWJl

Aku pun rebah miring di belakang Bu Laila, sambil mendekap pinggangnya yang basah oleh keringat.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCQs0hSU7NY

“Spermamu banyak sekali Honey… sampai meluap gini nih dari memekku,” kata Bu Laila sambil mengusap – usap memeknya yang berlepotan spermaku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7TXN1KevOh

“Kan selama ini puasa,” sahutku, “jadi sekalinya buka puasa, dimuntahin deh semua.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6tlqZRuyON

Bu Laila tersenyum. Lalu turun dari bed dan melangkah ke kamar mandi. Mungkin mau bersih – bersih.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1oRbZ7Ychb

Sementara aku cukup dengan menyeka alat vitalku dengan kertas tissue basah yang tersedia di meja kecil dekat bed.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvszAaG4Cud

Tak lama kamudia Bu Lidia pun muncul dari kamarf mandi dan meraih gaun hamil putih itu dari kapstok, lalu mengenakannya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoYJZ6gvWCs

Lalu menghampiriku yang sedang duduk bersila di atas bed, dengan hanya mengenakan celana dalam.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3lAskk2ecs

“Ada sesuatu yang ingin kusampaikan,” ucapku, “Tadinya aku tetap akan merahasiakan hal ini. Tapi rasanya rahasia ini seolah mau meledak di dadaku.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡufOKUoMqfm

“Rahasia apa Sayang?” Bu Laila membelai rambutku. Lalu mengecup pipiku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA8IOYiMyYX

“Ternyata aku harus manggil Tante padamu Beib.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeh3Co0CX6r

“Lho kenapa? Karena aku sudah tua menurutmu?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwsnw0wKCt3

“Bukan. Masalahnya dirimu ini adik ayah kandungku. Seibu tapi berlainan bapak.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKNZJMfDyxG

“Haaa? Memangnya siapa nama ayahmu?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX3e2cOeY0P

“Nama ayahku Zaelani bin Mahmud. Sedangkan ayah beib bernama Yahya bin Syahroni kan?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhsMOBMmo12

“Haaa?! Jadi Wawanku tersayang ini anak Kang Zaelani?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSC2GHIDcOU

“Iya. Semoga Beib tidak marah padaku, karena aku pun baru – baru ini aja mengetahuinya. Bahwa ibu kandung Beib adalah nenekku. Berarti aku harus memanggil Tante padamu Beib.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡITvuGaObpG

“Kalau di depan umum sih boleh aja manggil tante padaku. Tapi kalau sedang berduaan begini… aku ini sudah sepenuhnya menjadi milikmu Sayangku… !”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDGejYsHBvy

“Jadi Cinta tidak marah padaku setelah tau bahwa aku ini anak almarhum Zaelani?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFnkFKkw2Vn

“Kok marah?! Aku malah jadi bertambah sayang padamu.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOByZEHfWkA

“Soalnya kata ibuku, Laila itu sudah lebih dari duapuluh tahun tak mau menginjak rumah peninggalan ayahmu ini. Mungkin Laila itu benci karena ayahmu menikahi perempuan buta.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIriKWYn8SY

“Astagaaa… bukan begitu masalahnya. Pada waktu masih ada, ayahmu mau minjam duit padaku. Tapi aku tau duit itu untuk kawin lagi. Karena itu aku gak mau ngasih pinjaman serupiah pun. Karena itu ayahmu marah sekali. Bahkan menyumpahiku… melarangku menginjak rumahnya lagi. Meski sedih, kuturuti aja larangan itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ804Ma9MYz

“Benar begitu permasalahannya?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbwME3eBnsv

“Iya. Disumpah apa juga aku mau. Aku tak pernah membenci siapa pun di dunia ini.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGEeeLNttrJ

“Tapi ibuku mengira Cinta membencinya, karena kebutaannya itu.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMxiWcD2WI3

“Ya Tuhaaan… aku tidak sejahat itu Sayang. Nanti kalau sudah melahirkan aku akan mengunjungi rumahmu. Akan menjelaskan semuanya kepada ibumu. Mmm… ibumu bernama Hayati kan?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcQ7uYgoBTY

“Betul.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf8pq6RRckt

“Kalau sekarang gak sedang hamil begini sih aku akan menjumpai ibumu hari ini juga. Tapi karena sedang buncit begini, aku takut banyak pertanyaan nanti. Ohya… ibumu sudah diupayakan berobat ke dokter mata?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGI8ota0uXJ

“Sudah. Bahkan sempat dirawat di rumah sakit bersama kakakku yang juga tunanetra. Tapi hanya kakakku yang bisa dinormalkan matanya. Ibu sih tidak bisa diapa – apain lagi, kata dokter.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQPv4EXTzXu

“Kasihan ya. Padahal ibumu itu cantik Honey. Kulitnya juga putih cemerlang.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2nG890pRPd

“Jadi setelah tau asal – usulku, hubungan kita bisa berlanjuut terus?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJw1Aa90FuF

“Ya iyalah. Lagian kalau kita orang Tapanuli misalnya, marga kita sudah berbeda Honey. Jadi kalau aku bermarga Yahya, dirimu bermarga Mahmud.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKpdRrSMB8d

Kulingkarkan lenganku di leher Tante Laila sambil berbisik, “Aku tak rela kehilangan dirimu Cinta.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiMiusd4pgw

“Apalagi aku,” sahutnya, “dirimu segalanya bagiku. Kalau kehilanganmu, sama aja dengan kehilangan nyawaku.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpwNybGGS8g

Rasanya aku bisa bernafas lega lagi. Karena pengakuan tentang asal – usulku tidak mengubah pendirian Bu Laila sebenarnya tanteku sendiri itu. Dan yang paling melegakan, Bu Laila tak pernah membenci Ibu. Ia tidak mau datang ke rumah peninggalan Ayah hanya karena pernah dimarahi oleh Ayah dan dilarang menginjak rumah kami lagi.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXys17tHA43

Maka dengan penjelasan Bu alias Tante Laila itu, dadaku terasa plong. Berarti tidak ada masalah dalam hubungan rahasiaku dengannya. Bahkan menurut pengakuannya, dia malah tambah sayang padaku setelah tahu bahwa aku ini anak abangnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi60ii7ZK6Q

Ia bahkan berjanji untuk menjumpai Ibu kalau sudah melahirkan kelak. Kalau dalam keadaan hamil tua begitu, takut banyak pertanyaan yang ia tidak bisa menjawabnya secara jelas. Maklum bayi dalam kandungannya itu bukan berasal dari benih suaminya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbYrO95plLU

Akhirnya aku pun berterus terang, bahwa aku menjalankan dana investasi dari gadis yang lebih muda dariku itu. Karena kalau dimasukkan sebagai saham di perusahaan Bu Laila, takut jadi kusut di belakang hari.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyUhZfblkYW

Lagi – lagi aku mendengar jawaban yang melegakan. Bu Laila menganggap semuanya itu sebagai kemajuan bagi diriku. Yang penting perusahaan punyanya jangan sampai ditinggalkan.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYgyqYNP8J3

Katakanlah masalah dengan Tante Laila itu sudah selesai dengan kesimpulan yang positif.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj5BQHYmTSq

Namun yang membuat batinku limbung adalah Anneke itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJeUKboGjnG

Aku selalu bersikap sopan padanya. Karena biar bagaimana pun dia itu bossku. Dana yang ditanam di perusahaannya pun malah lebih besar daripada dana Tante Laila…!

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxFPX7ol2QX

Tapi sikap dan perilakunya sering memancing – mancing. Bahkan aku menarik kesimpulan bahwa Anneke itu ingin “ditembak” olehku. Tapi aku berusaha untuk tetap bersikap dengan fokus ke arah bisnis. Bukan karena dia tidak cantik. Dia memang cantik sekali, tapi aku takut salah fokus dan salah sasaran.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAjcPXPo1ys

Karena itu, seandainya dia naksir pun padaku, biarlah dia yang nembak duluan. Baru kemudian aku akan menanggapinya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOK6SdaNkQO

Sampai pada suatu hari, dia menghubungi ponselku. Dia meminta agar aku datang ke rumahnya, karena ada masalah penting yang harus disampaikan padaku, katanya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJexLQOXYLY

“Siap Non,” jawabku lewat handphone.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrmo8MOe5tS

Lalu setelah jam kerjaku selesai, aku pun mandi dulu di kantor. Kemudian mengganti pakaian resmiku dengan pakaian casual. Hanya mengenakan celana jeans dan baju kaus hitam.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv3bS9GKS3j

Aku memang belum pernah menginjak rumah Non Anneke (demikian selalu kuucapkan jika sedang berhadapan dengannya). Jadi sore ini akan menjadi kunjungan pertamaku ke rumahnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdW0bmRLZf8

Beberapa saat kemudian aku sudah menggerakkan sedan hitamku, menuju alamat rumah Non Anneke.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtTaCxteMMP

Tadinya kupikir bakal mendatangi sebuah rumah megah dan mewah, karena meski usia Non Anneke baru 20an, dia itu tajir melintir. Bahkan aku yakin kalau dia mau, beli pesawat jet pribadi pun mampu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqLB9VYf9mo

Tapi ternyata dugaanku meleset. Rumah Non Anneke ada di dalam kompleks perumahan biasa – biasa saja. Rumahnya pun bukan rumah besar. Mungkin rumah type 70an.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2LMnfBFIIl

Seorang wanita tua yang menurut taksiranku seorang pembokat, menghampiriku ketika aku sudah memasuki pekarangan rumah berpotongan minimalis dan tampak tertata dengan rapi itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwQ5vy4qHnI

“Non Anneke ada Bu?” tanyaku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9YsMYKbEAP

“Oh… ada. Tunggu sebentar ya,” sahut wanita itu yang lalu bergegas masuk ke dalam rumah.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEw4DiD4FoI

Tak lama kemudian Non Anneke muncul di ambang pintu depan sambil berkata, “Ayo masuk Bang.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkGZQZTteDI

Aku mengangguk sambil melangkah masuk ke ruang tamu. Ternyata meski dilihat dari luar rumah ini kelihatan sederhana, tapi setelah berada di ruang tamu, kulihat segala barang yang tampak di mataku barang impor semua. Termasuk hiasan dindingnya, semua berasal dari luar negeri.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUC46Qmdm3T

“Begini kan keadaan rumahku. Bukan rumah besar dan megah.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFy9C5pYNu8

“Mmm… mungkin Non Anneke menerapkan pola hidup sederhana.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUoEe7ROXGs

“Iya. Mobilku aja harganya lebih murah daripada mobil Bang Wawan. Aku ingat terus pesan almarhum Papie sih. Bahwa kita jangan senang pamer harta, pamer barang – barang mahal dan sebagainya. Karena pajak sedang mengintai kita. Kalau kita terlalu lugu, kita takkan kebagian apa – apa. Makanya aku selalu berusaha untuk hidup sederhana.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLhCVgAYy2d

“Tapi… Non kan masih punya ibu?!”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO4QOGl25La

“Masih. Mamie tinggal di Jakarta dijagain oleh dua orang suster. Karena Mamie harus menjalani therapi dua kali seminggu.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJJNmKz1NMQ

“Oh… ibunya sakit apa?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh8FEx4JBif

“Mamie lumpuh sejak Papie masih ada. Karena itu surat wasiat yang ditulis oleh Papie berbunyi begitu. Bahwa semua harta Papie diwariskan padaku. Tapi aku berkewajiban untuk mengurus Mamie seumur hidup. Tentu aja aku akan mengurus Mamie. Meski Papie tidak meninggalkan harta pun aku wajib mengurus ibuku sendiri.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpQQqZfUEYA

“Non Anneke punya saudara?” tanyaku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSCBz2h7sYU

“Nggak, “dia menggeleng, “aku ini anak tunggal Bang. Makanya Papie mewariskan seluruh hartanya padaku. Sedangkan aku masih anak ingusan dalam soal bisnis sih. “Ohya, Bang Wawan mau minum apa?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡizYZvoF829

“Gak usah ngerepotin Non. Tapi kalau ada sih minta kopi pahit aja.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa7bW1R6Ais

“Gak pakai gula sama sekali?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIQUG9zIa4q

“Iya Non.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSbjAME9pg2

Lalu Non Anneke menoleh ke dalam sambil berseru, “Biii… bikinin kopi pahit… jangan pakai gula yaaa… !”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8LDlr4z0Dr

“Iya Non,” sahut pembokat dari dalam.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8TymGklPA0

Kemudian Non Anneke menatapku lagi dengan senyum yang lain dari biasanya. “Bang… tau kenapa kuundang ke sini?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwB5P1kNfyj

“Maaf… belum tau Non.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSAMarOtFv5

“Aku ingin bicara masalah pribadi kita berdua. Antara Anneke dengan Wawan. Bukan antara komisaris utama dengan direktur utama.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiMYKFfTFZH

“Siap Non,” sahutku dengan benak penuh tanda tanya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDGGERbUnWg

“Aku ingin Abang bicara sejujur mungkin. Perasaan Abang padaku gimana?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOqAiUwWWLb

“Non Anneke seorang boss muda belia yang selalu bersikap apa adanya. Membuatku kerasan punya boss seperti Non ini.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXqNaAdiIyy

“Maksudku, bagaimana perasaan Abang padaku secara pribadi. Tidak ada hubungannya dengan masalah bisnis kita.“

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYxKkg3dbuk

Aku jadi linglung. Tak tahu apa yang harus kukatakan. Karena kalau salah ucap, bisa fatal akibatnya nanti.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeT3D2IdoXG

Pembokat pun datang menghidangkan secangkir kopi panas dan sepiring croissant besar.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVijjI81vEE

Setelah pembokat itu masuk lagi ke dalam, Non Anneke pindah duduknya ke sofa yang sedang kududuki. Duduk merapat padaku di samping kiriku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC8PYxq0ydS

“Harusnya cewek gak boleh nembak duluan. Tapi aku sudah tak kuat memendamnya terus di dalam hati. Mmmm… sejak pertama kali jumpa dengan Abang… aku… aku jatuh hati sama Abang,” ucapnya sambil memegang tangan kiriku dan meremasnya perlahan.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKll2buakNF

Aku menoleh ke arah Non Anneke. Menatap matanya yang indah, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tipis merekah. Lalu kupegang tangan yang sedang meremas tangan kiriku ini, dengan kedua tanganku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1tnh18ADy0

“Non… sebenarnya aku juga punya perasaan yang sama. Tapi aku tidak berani mengatakannya duluan. Karena biar bagaimana pun Non ini bossku.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBRit5ZqbUq

“Jadi Abang juga suka padaku?” tanyanya setengah berbisik.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡde23q08kba

“Iya Non…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVhkyqfNLZ7

“Oooh Bang… aku bahagia sekali mendengarnya. Mulai saat ini jangan anggap aku boss Abang lagi. Aku ini… si Anneke ini… jatuh cinta kepada Abang… dan kalau Abang percaya, inilah cinta pertamaku Bang…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2eVFw1Ntjh

Aku menatapnya terus… menatap bibirnya juga yang bergerak perlahan… mendekat ke arah bibirku. Maka spontan kutanggapi tanpa berbasa – basi lagi. Memagut bibirnya sambil melingkarkan lenganku di lehernya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡApF3ecXNM2

Ketika aku melumat bibir sensualnya, ia menyambutku dengan lumatan juga.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwWW2NDN3HI

Lalu… lama kami saling lumat di atas sofa ini.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6wkJbdKyZC

Sampai akhirnya terlepas. Disusul dengan ucapan Non Anneke perlahan.. “Terima kasih Bang. Aku bahagia sekali, karena ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi… Abang belum punya pacar?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB93salUUFU

“Sudah,” sahutku, “Pacarku cantik sekali. Dan sekarang dia duduk di sebelah kiriku.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBXsYazFx3i

“Hihihihiii… ternyata Bang Wawan suka bercanda juga ya. ‘

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6FzbJAVTZt

“Terus… keinginan Non selanjutnya bagaimana?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw3WypekH41

“Kita jadian Bang. Aku tidak menuntut apa – apa dari Abang. Aku hanya ingin disayang dan dicintai oleh Abang.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2IYbuAXCiC

Aku cuma mengangguk perlahan.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ62D0aiN9C9

Aku punya banyak perempuan yang bisa kuperlakukan seperti kepada istriku sendiri. Tapi semuanya lebih tua dariku. Sedangkan Anneke ini lebih muda 3 tahun dariku. Mungkin dialah yang paling tepat untuk kujadikan calon istriku. Sementara yang lain – lain tetap akan kujadikan kekasih gelapku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlfbyxR9MYk

“Bang… aku sudah berjanji bahwa aku akan menyerahkan semuanya kepada lelaki yang kucintai. Karena itu aku mohon, malam ini nginap di sini aja ya Bang. Si Bibi sebentar lagi juga pulang. Jadi hanya akan ada kita berdua di rumah ini.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhlpVnbENha

“Jadi kalau malam Non sendirian aja di rumah ini?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJG9ULB8AMI

“Iya Bang.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUBaPAJsxv2

“Waaah… Non ini bukan golongan menengah ke bawah. Apa gak takut tidur sendirian terus? Bagaimana kalau ketahuan sama orang jahat?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6YBV3E6P65

“Perumahan ini sangat aman Bang. Tiap malam para petugas keamanan selalu patroli ke setiap pelosok perumahan ini. Lagian aku punya pistol legal dan ada izinnya kok Bang. Tapi mudah – mudahan pistol itu takkan pernah kugunakan. Asalkan aman terus seperti sekarang ini.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCE9vAuLrSL

“Nanti sebaiknya dipikirkan juga untuk menggaji security yang bisa menjaga rumah ini siang malam.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhmVqjcfQVV

“Kan sudah kubilang Bang. Aku tak mau kelihatan sebagai orang kaya di sini. Kalau menggaji security atau bodyguard segala, bisa jadi sorotan orang – orang nanti.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkxkuvHJ4lb

“Nanti aku akan carikan rumah di kompleks yang ngepas dengan level Non ya.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMFNcV8nV5t

“Silakan aja. Tapi jangan yang terlalu megah. Yang seperti air tenang tapi menghanyutkan. Ohya… tadi Abang belum jawab… malam ini nginep di sini aja ya.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWdTywQg7vy

“Tidur seranjang sama Non?” tanyaku yang niatnya cuma bercanda saja.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4VC8gfFV2B

Tapi Anneke memegang tanganku sambil berbisik, “Iya. Aku ingin tau semuanya. Sudah waktunya juga kan? Usiaku sudah duapuluh tahun sekarang.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡweQdHFMEBa

“Maksudnya sampai hubungan sex segala?” tanyaku ingin kepastian darinya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ2Rtpcy0HI

“Iya Abang Sayang. Aku sudah berjanji di dalam hati, bahwa keperawananku akan kuberikan kepada orang yang benar – benar kucintai.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWoLnXqw5JH

“Wah… ini benar – benar surprise buatku Non.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzbguJcLI4P

“Tapi ingat ya Bang… aku ingin Abang jadi suamiku kelak.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2g7CBUprR3

“Bisa. Tapi jangan buru – buru ya Non.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRCiJSXIpL7

“Iyalah. Aku juga gak ingin buru – buru. Nikah sih setahun dua tahun lagi juga gak apa – apa. Tapi aku sudah gak sabar… ingin merasakan hubungan seperti suami istri malam ini juga.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXCAm0zqmeg

“Non benar – benar masih perawan?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZElM8QN7TM

“Cailaaaa… masa Abang gak percaya padaku? Nanti kan ABang bisa buktikan sendiri. Kalau aku tidak perawan lagi, ludahi deh mukaku nanti.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZrGXh9tPm

Tak lama kemudian si bibi pembokat itu muncul sambil membawa rantang entah berisi apa. “Bibi mau pulang ya Non.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0b2lzzOpxE

“Iya Bi. Udah bawa nasi dan lauk pauknya?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu3Z48YOZvy

“Sudah Non… ini…” sahut si Bibi sambil membuka tutup rantangnya dan memperlihatkan isinya kepada Anneke.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhRzpoUJsfR

“Iya, iya. Besok datengnya agak pagian ya Bi. Mau nyuruh ke pasar dulu.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIorcMngCPM

“Baik Non.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzM5XX8uHqz

Kemudian pembokat itu berlalu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPRHGNME8iY

Anneke pun bangkit dari sofa. Melangkah ke pintu depan untuk menguncinya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxwm2M7Nvur

“Nah sekarang aman sudah. Kita mau melakukan apa pun bisa,” ucap Anneke sambil menghampiriku. Dan memegang pergelangan tanganku, “Di kamarku aja yok. Biar lebih nyaman.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVIrx5o6Kzp

Aku mengikutinya saja. Sambil ingin tahu apa yang akan dilakukannya nanti.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC3RHhnarBp

Ternyata… setibanya di dalam kamar, Anneke melepaskan kancing – kancing gaun rumahnya yang berwarna biru muda itu. Ternyata di balik gaun yang kancingnya berderet di depan itu, ia tidak mengenakan beha mau pun celana dalam. Sehingga aku langsung bisa menyaksikan keindahan sepasang toketnya yang lumayan gede dan keindahan memeknya yang bersih dari jembut…

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcsneRydToK

Tentu saja nafsu birahiku langsung bangkit dan bergejolak.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUbet446jl5

Terus terang saja, aku merasa seolah sedang bermimpi menghadapi kenyataan ini. Memang Anneke cantik, mulus dan sangat membangkitkan nafsu birahiku. Tapi tadinya aku tak pernah membayangkan hubunganku dengannya harus berubah. Bukan sekadar seorang dirut dengan bossnya. Karena biar bagaimana pun juga seorang direktur utama itu masih tergolong pegawai juga.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWslHv8XbfS

Dan kini Sang Boss yang cantik rupawan itu berkata dengan suaranya yang semakin membuatku serasa bermimpi :

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZ3wHTlPfV

“Sejak berjumpa dengan Bang Wawan, aku mengkhayalkannya. Lalu memikirkannya selama beberapa bulan. Akhirnya aku memutuskan, bahwa Bang Wawan harus jadi milikku. Dan aku harus menjadi milik Bang Wawan.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9pQBOmVNvv

Lalu tubuh putih mulus dan sesegar kuncup bunga yang baru mau mekar itu pun berada dalam pelukanku. Harum parfum mahal pun semakin tersiar ke penciumanku. Lalu… dalam keadaan yang sudah sama – sama telanjang, kubopong tubuh mulus dan hangat itu ke atas bed mahalnya. Di situlah aku mulai beraksi sebagai seorang lelaki sejati.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ02duZX8VeP

Tampaknya Non Anneke memang belum pernah disentuh oleh cowok. Itu bisa kubuktikan dengan senantiasa agak tersentak ketika aku menyentuh titik – titik pekanya. Dan ketika aku menghimpitnya sambil melumat bibir sensualnya, tubuhnya langsung menghangat. Terlebih ketika aku mencium bibir sensual itu sambil memainkan pentil toketnya, ia bereaksi dengan mendekap pinggangku erat – erat.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy0LjHmFiQg

Pada saat berikutnya aku berbisik ke dekat telinganya, “Aku harus menjilati memek Non dulu, supaya pada waktunya penetrasi nanti seperti ada pelumasnya.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9QQTCezgzR

Anneke menatapku dengan sorot pasrah. Lalu berkata perlahan, “Lakukanlah apa yang harus Abang lakukan…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaM6d2WMeRc

Setelah mendengar ucapannya itu aku langsung melorot turun. Sehingga wajahku berhadapan dengan kemaluan Anneke yang begini bersih dan rapatnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxVntM4mags

Sebagai langkah pertama, kudorong paha putih mulusnya agar merenggang selebar mungkin. Kemudian kuciumi memek yang masih rapat itu. Lalu kungangakan selebar mungkin, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu kelihatan jelas. Kelentitnya pun tampak imut – imut di bagian atasnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMjxdlofsVk

Ujung lidahku pun mulai beraksi. Menyapu – nyapu bagian yang agak basah dan berwarna pink itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrZwnMbqMn2

Anneke mulai menggeliat – geliat dengan nafas yang tertahan – tahan. Bahkan lalu terdengar desahan dan rengekan manjanya, “Aaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaaaang… ini geli – geli enak Baaang… rasanya sampai menggetarkan sekujur tubuhku… seperti mengalir dari ujung kaki sampai kepalaku… ooooohhhh…

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZlu0ZaSbuR

Ternyata begini ya rasanya… ooooohhhh… Baaaang… aku makin cinta sama Abaaaaang… aku cinta Bang Wawaaaan… cintaaaa… ooooooohhhhh… baru sekali ini aku merasakan semuanya ini Baaaang… dudududuuuuhhh… makin lama makin enak Baaaang… iyaa Baaang… jilatin terus Baaang… enak sekali…

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHKbvOIJZ6K

Aku tidak menanggapinya. Karena mulutku sedang “sibuk” menjilati bagian yang berwarna pink itu. Lalu lidahku menjilati kelentitnya dengan lahap sekali.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPQ9tqMYRXr

Kali ini Anneke buka cuma menggeliat tapi juga terkejang – kejang, dengan jari kakinya yang menukik – nukik. Seperti menahan sesuatu yang luar biasa. Tentu saja luar biasa nikmatnya. Karena clitoris alias kelentit ini bagian paling peka pada kemaluan wanita.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzFXfN2mLfR

Sementara itu aku terus – terusan mengalirkan air liurku ke arah bagian yang berwarna pink itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNE1iKZ97wx

Cukup lama aku melakukan semua ini.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0kg7r23PZo

Sampai terasa bagian dalam memek Anneke ini sudah cukup basah dan siap untuk diterobos kontolku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdEWQmN4TAk

Lalu kujauhkan mulutku dari memek Anneke. Dan kucolek – colekkan moncong kontolku di mulut vagina Anneka yang sudah basah kuyup oleh air liurku. Setelah terasa ngepas, aku pun mendorong kontolku sekuat tenaga. Tapi… stttt… malah meleset ke bawah. Kuletakkan lagi moncong senjata kejantananku pada titik yang masih rapat itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt3Uiu5LPQB

Pada titik itulah moncong kontolku diletakkan. Kemudian aku mengumpulkan tenagaku untuk mendorong kontolku lebih kuat dari tadi.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv6eLk38js0

Iyaaaa… sedikit demi sedikit kontolku mulai melesak masuk.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWrKoAw1Tj1

“Kalau sakit tahan dikit Non,” ucapku sambil mengumpulkan tenaga lagi untuk mendorong batang kemaluanku agar masuk lebih dalam lagi.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6SkA5bnwRl

Hebatnya Anneke itu, masih bisa tersenyum manis. Tidak kelihatan sedikit pun kalau dia merasa sakit. Padahal kontolku sudah hampir separohnya masuk ke dalam liang memeknya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ34WdGjKcNJ

Tapi aku tetap ingin membuat Anneke senyaman mungkin. Maka kutarik kontolku perlahan dan kudorong lagi agak kuat. Tarik lagi perlahan, dorong lagi lebih kuat. Memang sempit sekali liang memek bossku ini. Sehingga aku belum leluasa untuk benar – benar mengentotnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJcQQqR0D60

Sementara itu Anneke cuma terdiam pasrah. Terkadang mata beningnya terpejam, terkadang menatapku dengan sorot pasrah. Sesekali ia menggeliat dan memeluk leherku. Terkadang juga ia mengejang dengan mata terpejam.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIZMv4rRDDD

Namun lama kelamaan liang vagina Anneke beradaptasi dengan ukuran batang kemaluanku. Sehingga aku mulai lancar mengentotnya dalam kecepatan normal.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpgkMWcMj5X

Saat itulah Anneke mulai mendesah dan merengek manja dan terdengar erotis di telingaku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIakvH0D5x3

“Aaaaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaang… ini… enak sekali Baaang… oooooh… ini Abang sudah menyetubuhiku kan?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS7fmvbxm3y

“Iya Non… hhh… tubuh kita sedang bersatu… hhh… makanya disebut bersetubuh,” sahutku terengah.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUiDc0ZFCvl

Dalam keadaan seperti ini, aku masih menyempatkan diri mengangkat badanku, lalu memperhatikan kontolku yang sedang maju mundur di dalam memek Anneke. Ternyata memang ada garis – garis darah di badan kontolku. Darah perawan Anneke.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Tme2WJedP

Memang sejak melihat bentuknya dari dekat sebelum menjilati memeknya tadi, aku sudah yakin bahwa Anneke masih perawan. Namun saksi konvensional adalah darah perawan itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMrRjvmeWBh

Maka sambil mengentotnya, aku masih sempat membisiki telinga Anneke, “Non memang masih perawan… aku sangat menghormati hal itu.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡujmu1nK8KF

Anneke pun menyahut lirih, “Ya iyalah… tapi sekarang aku gak perawan lagi Bang.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD4V0JzNmoB

“Menyesal karena keperawanan Non sudah kuambil?” tanyaku sambil menghentikan entotanku sejenak.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQXhdj0OhLu

“Nggak. Aku ikhlas. Kan aku sendiri yang menginginkannya. Yang penting Abang tetap sayang padaku di kemudian hari ya…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO6b19a5V1p

“Sampai kapan pun aku akan tetap menyayangimu Non,” ucapku sambil melanjutkan lagi ayunan kontolku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHmYoeSfKtp

Anneke pun menciumi bibirku dengan lahapnya. Setelah ciumannya terhenti, giliran aku yang menjilati lehernya disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Sementara tangan kiriku beraksi juga, untuk meremas – remas toket kanannya dengan lembut.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhSO6JDVPva

Ya segalanya kulakukan dengan lembut, karena Anneke ini bukan sekadar sudah jadian denganku, tapi juga bossku. Boss yang punya kapital jauh lebih gede daripada Tante Laila.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdJEJHRxGjy

Desahan dan rintihan histeris Anneke pun mberlontaran lagi dari mulutnya, “Aaaaah… aaaaaaaah… Bang… aku cinta kamu Baaaang… aaaaaah… ini… luar biasa enaknyaaa… sampai kayak melayang – layang gini… aaaaaaah… aaaaaaa… aaaaaahhhh… aaaaaaah…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQDHFaVOXAM

Tidak seperti biasanya, kali ini aku punya niat yang berbeda. Niat untuk menghamili Anneke. Karena itu aku tak usah terlalu berlama – lama menyetubuhinya. Bahkan aku ingin ejakulasiku berbarengan dengan orgasmenya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAiBAGbUik9

Kenapa aku ingin menghamilinya?

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuGJSfHWhcL

Supaya dia minta secepatnya kunikahi. Lalu aku bakal hidup sejahtera kelak… setelah menjadi suaminya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKvK9CwjTVR

Karena itu diam – diam aku “mengintai” gejalanya. Gejala perempuan yang sudah mendekati orgasme.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVNYIsLOZtZ

Keringatku pun sudah bercucuran. Berbaur dengan keringat Anneke.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl2bMHge7SQ

Beberapa saat kemudian, dia mulai berkelojotan. “Baaaaang… ooooohhh Baaaang… ini… ini… memekku seperti mau pipis… susah nahannya… aaaaah… “rintihnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡggUXadjeNZ

“Bukan mau pipis… itu pertanda mau orgasme. Lepasin aja, gak usah ditahan – tahan Non…” sahutku sambil mempercepat entotanku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJLNVXsTtyx

Kontolku maju mundur dengan cepatnya di dalam liang memek yang sudah licin tapi tetap terasa sangat sempit ini… sampai pada suatu saat, ketika Anneke mengejang tegang, kutancapkan kontol ngacengku sedalam mungkin.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0aioUqb182

Sedetik kemudian aku merasakan sesuatu yang sangat nikmat ini. Bahwa liang memek Anneke berkedut – kedut kencang… disusul oleh kejutan – kejutan kontolku sendiri… kontol yang sedang memuntahkan lendir kenikmatanku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWv7GzKfKN4

Crottttt… crooooooootttttt… crooottttt… croooottttt… crotttt… crooootttttttt…!

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMFbqlKSAPU

Aku terkapar di atas perut Anneke. Dengan keringat yang semakin membanjir.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ30zqgMfTwU

“Abang Sayang… terima kasih ya. Luar biasa nikmatnya,” bisiknya. Disusul dengan pagutannya di bibirku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCh15ehOR6g

“Terima kasih juga karena Non sudah mempercayakan semua ini padaku,” sahutku yang diikuti dengan tarikan kontolku sampai terlepas dari liang memek sempitnya. Spontan aku memandang ke bawah bokong Anneke. Memandang saksi keperawanan bossku yang masih sangat muda itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzAWzugdq8Q

Darah perawan itu…!

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJeWx5Jz7DJ

Anneke turun dari bed dan bergegas membuka salah satu lemarinya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4B8XQuXbBX

Tadinya kupikir ia akan mengeluarkan kain seprai baru, untuk mengganti kain seprai yang sudah terciprati darah perawannya. Tapi ternyata bukan. Ia mengeluakan kotak obat – obatan. Lalu dikeluarkannya se-strip pil kontrasepsi…!

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡabAj9Ir3Eb

Diperlihatkannya pil – pil itu pdaku sambil berkata, “Aku harus menelan pil anti hamil ini biar jangan hamil dulu, ya Bang.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡss6nA7NVMq

“Iya. Itu lebih baik,” sahutku sambil tersenyum. Padahal aku merasa kecewa atas kesiagaannya itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUoUCaMaBSr

“Jadi kita bebas bersetubuh sesering apa pun, tanpa takut hamil,” ucapnya sambil mengajakku mandi sore.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIwqPAqurLM

Di dalam kamar mandi yang peralatannya serba mutakhir itu, Anneke berkata, “Kalau Abang merasa di rumah ini kurang nyaman, silakan aja cari rumah yang dianggap aman dan nyaman. Nanti kalau sudah ada yang cocok, tinggal call aku aja sekalian kirim nomor rekening penjual rumah itu. Aku akan transfer dananya saat itu juga.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0vfpYgWdd6

Tapi Non kan harus hadir pada saat transaksi, untuk menandatangani akte jual beli …”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡic1iqfAFzM

“AJBnya atas nama Abang aja.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUbg5RBeUiM

“Iya Beib…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4YKNUA1Gh9

“Abang… aku suka dipanggil beib… sekarang jangan formal – formalan lagi. Kita kan sudah jadian.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTyViLeEPY1

Alamku jadi indah. Segalanya terasa indah. Membuatku semakin bersemangat untuk menjalani kehidupan ini. Bersemangat untuk melaksanakan tugas – tugasku, bersemangat pula untuk memainkan peranku sebagai seorang lelaki jantan. Baik untuk Ibu, untuk Wati, untuk Tante Laila, untuk Ema Mimin, untuk Euis dan terutama untuk Anneke Tercinta.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡguFkU1f2vz

Hampir tiap hari aku “berjuang” untuk memuasi hasrat birahi Anneke. Karena dia sudah ketagihan untuk merasakan nikmatnya hubungan sex denganku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFsSMkuOLku

Rumah pilihanku pun sudah dibayar lunas atas namaku sendiri, meski dananya ditransfer oleh Anneke langsung ke pihak developer. Karena rumah itu terletak di kompleks perumahan paling elit di kotaku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR4fi0hbQIk

Rumah itu pun sering dijadikan ajang pergumulan birahiku dengan Anneke.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6zjrX4y9Dz

Demikian seringnya aku menggauli Anneke, seolah seorang suami menunaikan kewajibannya untuk memberi nafkah batin kepada istrinya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGOEunL8aBF

Anneke memang semakin mesra sikapnya. Bahkan terkadang seperti tidak rela berjauhan denganku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAltWsQ0Gga

Bahkan pada suatu hari Anneke mengajakku untuk menemui ibunya di Jakarta.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3wxkcJ0F8M

“Mau ngapain Beib? Mau pinton aku sebagai calon suami?” tanyaku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIB1gZNJ1pT

“Jangan dulu. Untuk sementara aku hanya akan memperkenalkan Abang sebagai direktur utama perusahaanku. Lantas kalau aku pulang sendirian ke Jakarta lagi, aku akan nanya sama Mamie. Apakah Mamie setuju kalau Abang dijadikan calon suamiku? Kalau Mamie setuju kan aku tinggal mendengarkan petunjuknya saja.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAHQ3kDPqk4

“Kalau mamienya gak setuju gimana?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNzxukotLO5

“Aku akan berusaha merayunya tiap hari lewat telepon.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhf6s2maNXO

“Lalu kalau maminya tetap gak setuju?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaS7lgZCUl7

Anneke memegang sepasang bahuku. Menatapku dengan senyum di bibir sensualnya. Lalu berkata, “Biar bumi terbelah dua, cintaku padamu takkan bisa padam Bang. Kalau Mamie tetap tidak setuju, kita kawin aja diam – diam. Oke? Jadi jangan gentar Bang. Lagian Mamie sangat sayang padaku. Aku yakin Mamie bakal setuju juga nanti.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsn52wSJTiL

“Oke. Terus mau berangkat sekarang juga?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJHLpSWeTZ0

“Iya Abang Sayang. Sekarang kan malam Sabtu. Kita weekend di rumah Mamie aja yaaa…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIIcZKfUYlx

“Mau pakai mobil mana? Mobil Non apa mobilku?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf6Ipyx4lAC

“Mobil Abang aja. Mobilku kan cuma mobil Jepang Bang. Harganya juga kurang dari separoh mobil Abang. Pasti mobil Abang lebih nyaman didudukinnya.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEZNj8me52z

“Kalau Non mau, beli pesawat jet pribadi juga bisa. Tapi Non kan gak mau pamer harta. Aku juga punya mobil itu bukan dapet beli. Ada yang ngasih Non.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBpsKMgi5Lu

“Siapa yang ngasih?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6O44aYUjUB

“Owner perusahaan lama Non.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZo3eM9qkOO

“Kok bisa ngasih hadiah semahal itu?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡezPI2XUgad

“Kebetulan waktu itu perusahaan mendapatkan profit yang cukup besar. Dan itu hasil kerjaku. Makanya aku dikasih reward mobil itu.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡExfvbyNRSK

“Aku malah belum ngasih hadiah apa – apa sama Abang.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn23O4pPEhQ

“Sudah. Masa lupa Beib?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvpKxuVbT3n

“Apa?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSkELPIxiQO

“Sesuatu yang jauh lebih mahal daripada mobilku itu.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHWFJGn7Kqp

“Hihihiii… memekku maksud Abang?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ51SGAQP1oZ

“Iya. Itu tak ternilai harganya Non. Dan aku bangga bisa memiliki dirimu Beib.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7H8bDG10hh

“Aku juga bangga punya Abang, emwuaaaaah…” ucapnya diakhiri dengan kecupan mesra di pipiku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhsXCvhsLyV

“Ohya… rumah mau dikunci aja?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm3u2Tvh9et

“Nggak. Si Bibi sudah disuruh tidur di sini sampai kita pulang dari Jakarta nanti.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7m2bXKcCsT

“Owh… ya udah.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz964kazOuO

“Udah titip juga sama security perumahan.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkx4Ra1gBM6

Beberapa saat kemudian Anneke sudah duduk di dalam mobilku yang kukemudikan sendiri.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJVgPqY536b

“Di rumah Mamie sih gak bisa ML Bang. Soalnya aku pasti bobo sama Mamie.”

“Nggak apa. Puasa dua tiga hari aja sih gakpapa.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQLULKdLftR

Lalu sedan hitamku meluncur terus di jalan aspal.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp5wUhAsA6v

Kebetulan jalan sedang sepi, karena aku sengaja memilih jalan tikus untuk mencapai pintu tol.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP4i492i9aR

“Kuperkirakan kita tiba di Jakarta tengah malam. Gak apa – apa?”

“Gak apa – apa. Mamie sih suka tidur setelah lewat jam duabelas malam. Sebelum ngantuk benar sih nancep aja di depan tivi.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoMQcMxWCXQ

“Beliau pakai kursi roda?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEv7xAnAJ1G

“Iya. Tapi kursi rodanya sudah pakai remote control. Jadi gak terlalu merepotkan kedua suster yang merawatnya. Cuma waktu mau naik atau turun dari kursi roda, harus dibantu oleh suster.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIu2xjHD7Lz

“Usianya sudah tua?”

“Belum tua – tua banget Bang. Mamie melahirkan aku waktu usianya baru delapanbelas.”

“Jadi sekarang baru tigapuluhdelapan tahun usianya?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfAprMC7fLC

“Ya, kira – kira segitulah. Abang kan sudah tau umurku. Jadi umur Mamie tinggal nambahin delapanbelas aja kan?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuV6s41nWD0

“Ayahmu meninggal karena apa Beib?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ55bv6ttqgH

“Serangan jantung Bang. Papie meninggal ketika usianya sudah limapuluh lebih Bang. Perbedaan usia Papie dengan Mamie jauh sih. Maklum Papie sudah kaya raya sejak masih bujangan. Maka dengan mudah aja almarhum bisa mendapatkan Mamie yang saat itu baru berumur tujuhbelas.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Hyp1yrUKl

Aku cuma tersenyum.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7yJMp5bjHi

Sedan hitamku meluncur terus di jalan tol yang kebetulan tidak padat menuju Jakarta sih. Tapi yang dari Jakarta menuju Padaleunyi kelihatan padat sekali. Maklum malam weekend.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxbOV6tamRP

Dua jam kemudian mobilku sudah memasuki pekarangan rumah besar dan antik, tapi tetap tidak menunjukkan rumah orang kaya raya. Mungkin karena almarhum ayah Anneke telah melaksanakan pola hidup sederhana. Padahal menurut penuturan Anneke sendiri, sewaktu ayahnya masih hidup, perusahaannya bukan hanya ada di Indonesia.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmosChPODxF

Seorang petugas security menghampiri mobilku. Pada saat yang sama Anneke turun dari depan kiri mobilku. Orang security itu kaget, “Ooooh… Selamat malam Non Boss. Kirain siapa.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKmk9BCG5Y5

Anneke hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu mengajakku masuk ke dalam rumah bergaya Italia tempo doeloe itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMsMPfqhTJH

Seorang wanita setengah baya tampak duduk di kursi roda yang menghadap ke arah pesawat televisi. Dua orang suster duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEwErXP17jq

“Mamie… !” seru Anneke dengan gaya manja menghampiri wanita yang mamienya itu. Lalu ia memnbungkuk dan cipika – cipiki dengan mamienya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5FB09VrDuB

“Kok tengah malam gini datangnya?” tanya wanita itu.

“Kan sekalian mau weekend di sini, “Anneke berdiri di belakang kursi roda itu sambil memegang sepasang bahu mamienya.

“Sama siapa itu?” tanya sang Mamie.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOX4dLGl5c8

“Bang Darmawan. Direktur utama di perusahaan kita Mam,” sahut Anneke, “Kenalin dulu mamieku Bang.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWPAIzcmggL

Aku mengangguk dan berlutut di depan kursi roda itu, untuk mencium tangan wanita setengah baya itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ10httNrjrG

“Waduuuh… dirutnya kok masih sangat muda dan ganteng gini Anne. Apa dia bukannya pacar kamu?” tanya wanita itu sambil tengadah, menatap putrinya yang sedang berdiri di belakang kursi rodanya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiTi8YzUTU9

“Hush sembarangan Mamie ni,” sahut Anneke, “Bang Darmawan ini sebelum direkrut ke perusahaan kita pun sudah jadi dirut di perusahaan lain. Perusahaan punya tantenya. Jadi sekarang jabatannya rangkap dua. Jadi dirut di perusahaan tantenya sekaligus jadi dirut di perusahaan kita.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9JRvcPE1N2

Aku pun berdiri dan duduk di sofa yang berhadapan dengan kursi roda mamienya Anneke itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPsHaRVSWK5

“Mam… aku mau ke toilet dulu ya…” ucap Anneke sambil menoleh padaku, “Mau ke toilet dulu ya Bang.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyiU8oeUnc4

Aku dan mamienya Anneke mengangguk. Lalu wanita setengah baya itu menoleh ke arah dua suster yang duduk di sofa samping kursi roda itu. “Kalian kalau udah ngantuk pada tidur aja gih. Biar aku diurus sama anakku aja.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1qIsNK97cX

Kedua suster itu langsung berdiri, kemudian mengangguk sopan padaku dan melangkah ke belakang.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIZtQvqVl78

“Eh, siapa namanya tadi? Darmawan ya?” tanya wanita setengah baya itu sambil memandangku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpCqiQ7f7GC

“Mmm… panggil Wawan aja Tante.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqUnJDudCHo

“Sini sebentar,” ucapnya sambil menggapai – gapaikan tangannya, “Ada yang mau tante omongin.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqMaCJbDXYm

Aku pun segera mendekati mamienya Anneke itu. Dia pun berkata setengah berbisik, “Lima harian lagi ke sini ya. Jangan sama Anneke. Ada yang mau tante sampaikan.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKqlgtdPEvl

“Siap Tante.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ37TZbEGK1j

Lalu ia mengeluarkan handphone dari saku baju piyama putihnya, “Masukkin nomor handphone Wawan ke hape tante. Biar nanti bisa ngomong leluasa lewat hape.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMzT2cc78TK

Aku menurut saja. Kupijat nomorku dari handphone punya mamienya Anneke. Hapeku yang disilent pun bergetar. Jadi aku bisa memasukkan nomor mamienya Anneke juga. Kemudian kusaving nama dan nomor hapeku di handphone mamienya Anneke.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlwk9dDVPZn

Setelah memasukkan kembali hape ke dalam saku baju piyamanya, wanita itu menyimpan telunjuk di bibirnya sambil berkata setengah berbisik, “Jangan bilang apa – apa sama Anneke ya.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHqEoPAKsDM

“Siap Tante.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyvIm1AG4X7

Tak lama kemudian Anneke muncul lagi di ruang keluarga itu. Dan langsung menghampiriku, “Tasnya bawa ke sini Bang. Aku mau nunjukin kamar Abang nanti di mana.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd3MmeUNcAV

“Iya,” sahutku, “sebentar mau diambil dari mobil dulu. Sekalian sama tas Non juga ambil?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTyJVyPYcvf

“Oh iya Bang. Maaf ya…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDoHBsbiXK4

Setelah mengambil tas pakaianku dan tas pakaian Anneke, aku tidak langsung tidur. Aku ikut mendengarkan obrolan Anneke dan ibunya. Belakangan aku mendengar nama mamienya Anneke itu Martini (seperti merk minuman beralkohol ya?).

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaHEcs5ACfA

“Bagaimana hasil therapi yang Mamie ikuti selama ini? Ada perkembangannya?” tanya Anneke pada suatu saat.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPH3t8jZAST

“Ada Sayang,” sahut Tante Martini, “Kaki mamie jadi bisa digerakkan. Lutut pun kalau dipegang jadi ada rasanya. Tidak mati rasa seperti dahulu lagi. Bahkan berdiri pun mamie sudah bisa. Tapi masih lemes lututnya. Mamie tak mau memaksakannya. Kata therapis dari Amerika itu, mamie harus sabar. Katanya sih lama – kelamaan juga mamie bakal bisa jalan lagi.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1yPks99eZg

”Iya, Mamie harus sabar. Penyembuhannya harus step by step,” ucap Anneke. Kemudian ia menoleh padaku, “Eh Bang… kalau mau istirahat, silakan aja istirahat duluan.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNIZV4D9GUK

Aku mengangguk lalu bangkit dan agak membungkuk ke arah Tante Martini, “Mohon izin mau istirahat dulu Tante.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAA9nyS3oTD

Lalu aku masuk ke dalam kamar yang sudah diberikan oleh Anneke. Dan tidur nyanyak tanpa mimpi.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD7Erd1pa5S

Tiada hal penting selama dua malam menginap di rumah mamienya Anneke itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJpgjHX1his

Minggu sore pun kami pulang ke kota kami.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjBvqFVognc

Dalam perjalanan pulang dari Jakarta itu Anneke berkata, “Kayaknya Mamie bakal setuju kalau kita jadi pasangan suami – istri kelak.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD5eTbPlAsl

”Emangnya udah terus terang sama beliau bahwa kita sudah saling jatuh cinta?” tanyaku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmdns0m3ZKd

“Belum. Mamie sih jangan dibawa buru – buru Honey. Segalanya harus santai dan matang. Nanti aja kalau kita udah matang dan siap untuk menikah, barulah aku akan mengatakannya.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLozVIAxm1q

“Iya terserah bidadariku aja. Aku pun tidak ingin terburu – buru.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ccFwXzqVY

“Nah cowok seperti Abang ini yang kucita – citakan sejak dahulu. Cowok yang tak pernah memaksakan kehendak… emwuaaaaahhh… !” ucap Anneke yang diakhiri dengan kecupan mesranya di pipi kiriku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFPlHYTtD6U

Anneke tidak tahu bahwa handphoneku yang sedang disilent ini bergetar vibratornya. Cuma satu kali bergetar. Dan ketika kami membelok ke rest area, untuk istirahat dan mengisi perut, aku langsung ke toilet dulu untuk membuka isi WA yang ditandai dengan satu kali getaran itu tadi.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVG4lCfVjuY

Di toilet kubuka WA itu yang ternyata dari Tante Laila. Isinya :-Sayangku… anak kita sudah lahir. Cantik sekali. Suamiku juga tampak senang, meski dia tau bahwa anak itu bukan anaknya. Untuk menyenangkan hatinya kuminta agar dia memberi nama. Maka anak itu pun diberinya nama Winiarti. Gak apa – apa kan?-

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8gO7dBpU9w

Aku merasa senang campur haru. Lalu membalasnya :-Aku bahagia sekali Sayang. Soal nama, itu sudah cukup bagus. Lalu kapan aku harus menengok anak kita itu?-

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYuWkpgmAzQ

Tante Laila :-Santai dulu ya Sayang. Jangan terburu – buru. Percayakanlah aku akan merawat anakmu dengan penuh kasih sayang. Aku juga sangat bahagia dan merasa sudah menjadi wanita yang lengkap. Nanti kalau anak kita sudah bisa dibawa ke luar, aku akan ngajak ketemuan lagi di hotel yang sering kita pakai itu. –

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0WR7gir3uD

Setelah memasukkan kembali hape ke saku celana jeansku, aku pun keluar dari toilet. menghampiri Anneke yang sudah duduk di resto dalam kompleks rest area jalan tol itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhLusYeLnf6

Seusai mengisi perut, kami lanjutkan lagi perjalanan pulang itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy1cuiS9eet

Setelah tiba di kota kami, kuantarkan dulu Anneke ke rumahnya, kemudian aku pun pulang.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxSvMr699em

Di rumah, di dalam kamarku, terawanganku melayang – layang tak menentu. Teringat pada Tante Laila yang sudah melahirkan anakku, teringat pula permintaan Tante Martini yang memintaku untuk datang lagi ke rumahnya. Waktu itu hari Jumat malam, Tante Martini meminta agar empat hari lagi aku datang ke rumahnya tanpa Anneke.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmzBU0cXPPP

Masalahnya, apa tujuan Tante Martini yang memintaku datang lagi ke rumahnya tanta anaknya? Apakah ada rahasia tentang Anneke yang akan disampaikannya padaku, sehingga Anneke sendiri tidak boleh tahu?

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNV7oxBNpgI

Entahlah.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiLGFUE6Opi

Yang jelas, di hari Selasa sore, sepulangnya dari kantor aku langsung berangkat ke Jakarta. Tanpa ngomong apa pun kepada Anneke.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGgu3TwUc4o

Aku tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh mamienya Anneke itu nanti. Tapi kelihatannya penting sekali, sehingga aku harus mengabulkan permintaannya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUBev2bV5Iq

Ketika sedan hitamku sudah memasuki Jakarta, handphoneku berdering. Ternyata dari Tante Martini…!

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzEj9vHQ4Xs

Lalu :

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfHhjJYD4eo

Aku: “Hallo Tante…”

Tante Martini: “Kapan mau ke rumah tante? Besok?”

Aku: “Sekarang Tante. Ini sudah masuk Jakarta. Mungkin setengah jam lagi juga tiba di rumah Tante.”

Tante Martini: “Owh… syukurlah. Tante tunggu ya.”

Aku: “Siap Tante.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAGkqZmfBd4

Dan memang setengah jam kemucian aku sudah tiba di pekarangan rumah Tante Martini. Seorang petugas security bergegas membuka pintu garasi, lalu menghampiriku, “Selamat malam Boss. Tadi Bu Martini minta agar mobil Boss langsung dimasukkan ke garasi,” ucapnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgRNflqwY9j

“Owh… iya iyaaa…” sahutku sambil memasukkan mobilku ke dalam garasi.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFCSrx3rCQ3

Ketika aku masuk ke dalam rumah, salah seorang suster yang tempo hari sudah kukenal, menyambutku, “Silakan masuk aja ke kamar Ibu. Beliau sudah menunggu Boss.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7kxNsccPQY

Ini pertama kalinya aku masuk ke dalam kamar mamienya Anneke. Begitu masuk ke dalamnya, aku mengagumi kamar ini. Selain luas dan ada taman mininya segala, segala peralatan di dalam kamar ini serba mahal sekali. Mungkin harga perabotannya bisa lebih mahal daripada harga rumahnya…!

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOHEe87EgvG

Tante Martini tampak sedang berada di pinggir kolam ikan koi. Dan tersenyum ceria setelah melihat kedatanganku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwmeZlCdTRJ

“Wawan orang yang tepat janji ya. Tante suka itu,” ucapnya setelah aku berjongkok di depan kursi rodanya dan mencium tangannya yang terasa halus serta hangat.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4pgAfMfsfe

“Tante kelihatan seger sekali sekarang,” ucapku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnNV4O0kc58

“Kan baru selesai mandi sore Wan,” sahut Tante Martini sambil menggerakkan kursi rodanya menuju sofa – sofa putih yang berderet di sepanjang dinding dari taman menuju ruang peraduannya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSL9dfxgbZ0

“Wan bisa minta tolong… kuncikan dulu pintunya. Soalnya tante mau membahas sesuatu yang sangat rahasia. Jangan sampai suster – suster itu ikut nguping,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke arah pintu keluar yang sudah tertutup tapi belum dikunci.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMA9iMcXmId

Kuikuti permintaan Tante Martini itu, mengunci pintu yang ditunjuk itu, kemudian duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda mamienya Anneke.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvjJOHg7dze

Lalu Tante Martini berkata perlahan, “Sebenarnya kedua kakiku ini sudah hampor normal. Mungkin tiga bulan lagi juga tente bisa berjalan lagi.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyKSYpF5BK6

“Tapi berdiri sudah bisa Tante?”

“Sudah. Tapi belum bisa lama – lama. Karena lutut tante masih lemas.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsNc3LjTWGq

Aku menyimak dan memperhatikan bentuk Tante Martini yang saat itu mengenakan kimono putih. Dia seorang wanita yang berkulit lebih gelap daripada Anneke. Katakanlah dia seorang wanita yang hitam manis, meski kulitnya tidak hitam juga.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBt8kx6bOyh

Dan aku semakin penasaran, apa sebenarnya yang mau disampaikan padaku sehingga memintaku datang tanpa Anneke?

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ZEKjkSjcw

Akhirnya Tante Martini berkata, “Sebenarnya tante ini sudah sembilanpuluh persen sembuh. Mungkin tiga bulan lagi juga tante udah bisa berjalan lagi secara normal. Sekarang tinggal menormalkan jaringan syaraf di seputar lutut aja.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOPLuWA2cKq

“Iya Tante. Lalu nanti Tante bisa menjalani kehidupan secara sehat seperti wanita – wanita normal, “tanggapku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsyUb5Kdq9o

“Iya Wan. Tapi ada sesuatu yang menuntut terus dari dalam batin tante. Makanya tante mau minta tolong sama Wawan…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkE3uESuObD

“Minta tolong apa Tante? Sampaikan aja. Jangan ragu – ragu. Kalau aku bisa menolongnya, pasti kutolong Tante.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtanq728diP

Tante Martini termenung sejenak. Lalu bertanya, “Wawan punya teman di Jakarta?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6JGGVF73Ys

“Banyak Tante. Teman kuliahku kebanyakan kerjanya di Jakarta.”

“Carikan seorang aja buat tante. Tapi yang seganteng Wawan.”

“Haaa?! Buat apa Tante?”

“Untuk memuasi hasrat batinku Wan. Sejak dua tahun yang lalu tante tidak merasakannya sama sekali.”

“Ja.. jadi Tante membutuhkan teman bobo gitu?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjy7VGUATgx

“Iya Wan. Tante mau bicara terbuka aja. Tante ingin mendapatkan cowok yang bisa memuasi hasrat seks tante yang selama ini dipendam terus. Pokoknya cari cowok yang bisa memegang rahasia. Yang bisa secara rutin menggauli tante. Tapi jangan bawa cowok yang jelek. Tante maunya seinilai sama kegantengan Wawan.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSPUqTniU9Z

Sebenarnya aku sangat terkejut mendengar “permintaan tolong” mamienya Anneke itu. Tapi dengan cepat aku memutar otak. Dan akhirnya berkata, “Cari cowok sih gampang Tante. Tapi yang sulit, apakah dia bisa memegang rahasia nggak? Ini masalahnya.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwN25HedwAK

“Terus saran Wawan bagaimana?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcisZA0HHcT

“Satu – satunya orang yang bisa memegang rahasia adalah diriku Tante. Dan aku sanggup untuk memuasi Tante kapan pun diinginkan. Bahkan sekarang pun aku siap untuk melakukannya.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZr506N6tiR

“Kamu mau Wan? Serius kamu mau sama perempuan yang sudah berumur seperti tante ini? Memangnya tante ini masih menarik bagimu?” tanya Tante Martini sambil menatapku dengan sorot ragu, seperti kurang percaya pada kesediaanku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRRJ17IDlkY

Sebagai jawaban, kupegang tangan Tante Martini yang hangat itu. Sambil berkata, “Tante cantik sekaligus manis. Sementara aku… penggila wanita setengah baya sejak lama. Jadi… aku siap memuasi Tante sekaligus berjanji untuk tetap merahasiakannya kepada siapa pun, termasuk kepada Non Anneke.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuOlSCcKDuj

Tante Martini meremas tanganku dengan lembut. Menatapku dengan senyum manis di bibir sensualnya, ya… betapa sensualnya bibir wanita setengah baya itu. “Tante setuju usulmu,” ucapnya setengah berbisik, “Tapi awas jangan sampai Anneke tau ya.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbfyyOp9CZt

“Tentu aja Tante. Aku juga pasti kena marah abis – abisan kalau Non Anne sampai tau,” sahutku sambil berdiri di depan kursi rodanya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvfQH2uwzoZ

Lalu, tanpa ragu kuulurkan kedua tanganku untuk memeluk dan mengangkat tubuh Tante Martini dari atas kursi rodanya. Lalu membopongnya ke arah bed yang agak jauh dari kursi roda itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGLrlebVL4O

Pada saat aku membopongnya itu, Tante Martini melingkarkan lengannya di leherku. Sementara aku merasakan sensasi yang luar biasa indahnya. Karena aku merasakan kehangatan lengannya di leherku. Menyaksikan manisnya wajah wanita setengah baya itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXTqzSFSn75

Lalu kuletakkan tubuh berkimono sutera putih itu di atas bed.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8MujAPaUJr

Kulihat ada tongkat panjang di atas bed. “Ini tongkat apa Tante?” tanyaku sambil memegang tongkat yang mengingatkanku kepada ikbuku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQgw5zEVJ7J

“Itu hanya untuk latihan turun dari bed ke kursi roda,” sahutnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡribUxHezfQ

“Kan ada tongkat yang pakai pegangan sekalian untuk latihan jalan kaki Tan.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo53qsLPgjw

“Ada. Tante juga punya. Tapi tongkat begituan ribet. Kurang praktis. Sekarang tanpa tongkat pun sudah bisa berdiri, meski belum bisa lama – lama. Dengan tongkat itu lebih praktis,” sahut Tante Martini sambil duduk bersila di samping kiriku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRpjEypLCdO

Aku pun tidak canggung – canggung lagi untuk mendekap pinggangnya, sambil menciumi pipi kanannya yang terasa hangat. Harum p[arfum mahal [pun mulai tersiar ke penciumanku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGIQz8Zg6J5

Tante Martini tidak tinggal diam. Ia melingkarkan lengannya di leherku. Lalu memagut bibirku, yang kusambut dengan lumatan lembut. Ia balas dengan lumatan hangat pula.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuQf54VW4DS

Hawa nafsu birahi pun mulai bergejolak di dalam batinku. Terlebih setelah Tante Martini membisiki telingaku, “Lepasin dulu dong semua pakaianmu. Aku ingin melihat bentuk tubuhmu tanpa pakaian.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1QwTEP3Uip

Aku mengangguk sambil melepaskan pakaian casualku. Hanya celana dalam yang kubiarkan tetap melekat di tubuhku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaPCQ6l6l2f

Lalu aku menelentang di samping Tante Marini yang sudah celentang juga.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSeWdlIKxwj

“Badannya atletis begini. Bagus. Sering olahraga ya?” ucap Tante Martini sambil mengusap – usap dada dan perutku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRTq09dClSo

“Iya,” sahutku sambil balas mengusap – usap pahanya yang tersembul dari belahan kimononya. Terasa licin sekali paha mulus ini. Namun tentu saja aku tak sekadar mengelus pahanya. Tangan nakalku naik terus sampai ke pangkal pahanya. Dan… aku langsung menyentuh memek plontos dan agak tembem… berarti sejak tadi ia tidak mengenakan celana dalam…

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDm5BMCBypI

Tante Martini pun menyelinapkan tangannya ke balik celana dalamku. Dan langsung memegang batang kemaluanku yang memang sudah tegang sekali ini…

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNiNKxIacfu

“Wooow… penisnya gagah begini Wan…! “serunya tertahan, “Luar biasa panjang gedenya… !”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcxuruXsl1I

Sementara aku sudah tak sabar lagi. Ingin menyaksikan seperti apa tubuh Tante Martini kalau sudah telanjang. Maka dengan nafsu yang semakin menggoda, kulepaskan ikatan tali komononya. Lalu kulepaskan kimono sutera putih itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcsAR5OH1pM

Lalu tampaklah sekujur tubuh tinggi langsingnya Tante Martini itu… tubuh yang begitu mulus, tampak jauh lebih muda daripada usianya. Dengan sepasang toket berukuran sedang, yang tidak sekencang toket Anneke, tapi masih “on fire”. Tidak lembek.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWlTTRz6qBq

Dan memeknya itu… tercukur bersih… menimbulkan hasratku untuk menjilatinya…!

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdZlRrPwtue

Agar adil, aku pun melepaskan celana dalamku. Lalu merayap ke atas perut wanita setengah baya yang hangat dan harum itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcXpy20Q6ou

“Tante masih penuh pesona,” bisikku setelah menghimpitnya, “semuanya masih perfect. Aku siap untuk memuasi hasrat Tante secara rutin. Kebetulan aku ada acara ke Jakarta seminggu dua kali. Tiap Senin dan Kamis. Berarti minimal aku bisa datang ke sini dua kali seminggu.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7YOka4Puwc

“Iya Wan… terima kasih… sekarang lakukanlah apa yang Wawan anggap harus dilakukan. Hatiku sudah menjadi milikmu kini.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDE2KDCDqaV

Mendengar ucapan Tante Martini itu, spontan aku melorot turun. Karena sudah tak sabar lagi, ingin menjilati memeknya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeJPsfSM7YW

Tante Martini pun bersikap tanggap. Ketika wajahkuj sudah berhadapan dengan memeknya, sepasang pahanya pun merenggang loebar. Sehingga aku bisa memperhatikan memeknya yang bersih dari jembut itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFlCNoX19O0

Lalu kuciumi memek plontos itu, sementara kedua tanganku mengangakannya. Sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu mulai tampak di mataku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYP7gVfg5yb

Ujung lidahku pun mulai menyapu – nyapu bagian dalam memeknya yang berwarna pink itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuhZtANCOIq

Tante Martini mulai menggeliat – geliat sambil meremas – remas bahuku. Terlebih setelah aku gencar menjilati kelentitnya, ia pun terkejang – kejang dibuatnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiErDlfbbGK

Bahkan pada suatu saat Tante Martini merengek histeris, “Aaaaah… aaaaaa… sudah Wan… sudah…! Masukan aja penismu Sayang…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡljvvsGdUX4

Ini pertama kalinya mamienya Anneke memanggilku Sayang.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW0tJq3hzV2

Aku pun memang sudah sangat bernafsu, ingin segera memasukkan kontolku ke dalam memek Tante Martini.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKm9zt6A0Fl

Maka aku pun meletakkan moncopng kontolku tepat pada mulut memek Tante Martini yang sudah ternganga basah itu. Dan sekali kudorong kuat – kuat… blesssss… kontol ngacengku pun melesak ke dalam liang memek wanita setengah baya itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzAtn7O1lD3

Tante Martini menyambutku dengan dekapan di pinggang, bersama desahannya, “Aaaaah… masuuuuk Waaan… punyamu gede banget… aaaaaaaah…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZgXEZuPtzS

Aku pun mulai mengayun kontolku, bermaju mundur di dalam liang memek Tante Martini yang terasa masih sempit sekali, tapi sudah licin oleh air liurku yang mungkin bercampur dengan lendir libidonya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqfZT2GqKUH

Ya, aku mulai mengentotnya sambil menciumi dan menjilati lehernya, disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Tante Martina pun berjuang untuk mengimbangiku dengan menggeol – geolkan pinggulnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTg9cGshkUV

“Haaa… aku bisa menggoyang pinggulku… berarti lututku sudah sembuh Wan… “ucaqpnya terengah.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmRKldVlbqx

Memang pada waktu menggoyang pinggulnya itu sangat mungkin ada hubungannya dengan kekuatan lutut. Karena kalau lututnya lemah, dia takkan bisa mengangkat bokongnya. Apalagi menggeolkannya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH1veje4chN

“Iya Tante… semoga Tante bugar kembali seperti sediakala yaaa…” sahutku sambil mulai mempercepat genjotan kontolku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0HxnM0LXko

“Iyaaaa… ooooohhhhh… Waaaaaan… sudah hampir tiga tahun tante tidak merasakan sentuhan lelaki… sekarang… merasakannya kembali… ooooohhhh… Wawaaaaan… tante merasakannya lagi… nikmatnya gesekan penismu yang gagah ini… ooooohhh Wawaaaan… gak nyangka tante bisa merasakannya lagiiii…

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXquPZtbqHn

Maka gairahku pun semakin berkobar, untuk mengentot wanita setengah baya ini sampai dia benar – benar puas.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ89vFsFAqN8

Aku tak cuma mengentot liang memeknya belaka. Aku sudah mempelajari beberapa buku pengetahuan tentang sex. Tentang cara untuk memuaskan wanita pada saat digauli. Bahwa ada titik – titik penting yang harus disentuh. Antara lain telinga dan sekitarnya, leher dan sekitarnya, pentil buah dada dan sekitarnya, bahkan ketiak pun dianjurkan untuk disentuh.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKrapeI5Nj4

Itulah sebabnya aku tak cuma menjilati leher jenjangnya yang mulai keringatan, tapi juga pentil toketnya kuemut dan kujilati, sementara toket yang satunya lagi kuremas dengan lembut.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5FgyURxClR

Tante Martini merintih dan merengek terus pada saat aku sudah gencar mengentotnya. Aku pun ingin membesarkan hatinya. Sehingga entotanku dilambatkan sejenak, lalu berbisik ke telinganya, “Memek Tante luar biasa enaknya…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4vgidhEDlf

Tante Martini tampak senang. Lalu menyahut, “Kontolmu juga luar biasa enaknya Wan. Pasti aku bakal ketagihan kelak.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVGwb4b72PK

“Sama Tante. Aku juga bakal ketagihan sama Tante. Susah nyari wanita yang memeknya gurih danb legit seperti memek Tante ini,” ucapku yang lalu menggencarkan kembali entotanku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLVeik4hjF0

Sementara Tante Martini seperti berusaha untuk menggoyang pinggulnya kembali. Tapi mungkin fisiknya belum pulih benar. Sehingga akhirnya ia hanya menikmati entotanku sambil menciumi bibir dan pipiku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH4MnXeCV85

“Gak usah maksain goyang [pinggul Tante. Didiemin gini juga enak. Karena pada dasarnya memek Tante memang luar biasa enaknya,” ucapku setelah mengetahui usahanya untuk menggoyang pinggul kembali, tetapi gagal mengangkat pinggulnya. Dan tidak bisa menggeol – geolkannya lagi.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJYLaXbh6n3

Lalu aku menemukan titik paling sensitif pada wanita setengah baya itu. Ternyata ketiaknya yang paling peka itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEEj2hTUQ1D

Ketika aku mengentotnya sambil menjilati dan menyedot – nyedot ketiaknya yang harum deodorant, awalnya ia tersentak. Kusangka dia kaget. Tapi ternyata ketiaknya itu paling geli kalau disentuh orang lain. Hal itu kuketahui belakangan.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpBjWAP24TU

Maka ketika aku menjilati dan menggigit – gigit serta menyedot – nyedot ketiaknya, Tante Martini pun merengek – rengek erotis, “Aaaaaa… aaaaaah… geli Waaan… tapi enak sekali Waaaan… ooooohhhh… ini pertama kalinya aku merasakan ketek dijil;atin waktu sedang dientot begini… aaaaah…

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkchOWfWL9a

“Gampang Tante… kalau udah kangen sama aku… uggghhh… tinggal call aja… aku pasti datang ke sini…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq03o1SusKs

Lalu aku semakin menggencarkan entotanku. Sementara Tante Martini mengaku sudah dua kali orgasme. Tapi kelihatannya dia tetap bergairah untuk menikmati entotanku, tak kelihatan lelah sedikit pun. Padahal kami sudah sama – sama bersimbah keringat.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvZxP1IjoG

Tapi pada suatu saat kudengar suaranya terengah, “Tante udah mau orga lagi Wan… ba… barengin yok… oooooohhhhh…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHQY63Ei26x

“Iiii… iyaaaaa…” sahutku tergagap pula.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4eAvMFVviw

Tante Martini pun mulai klepek – klepek seperti waktu mau orgasme yang pertama dan kedua tadi. Maka dengan spontan aku pun memacu kontolku untuk menggenjot liang memeknya secepat mungkin.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6VgMsAq8Z5

Lalu tubuh indah itu pun mengejang tegang. Pada saat yang sama, kubenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin, sehingga moncongnya terasa menabrak dasar liang memek mamienya Anneke.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdyLlmrQC7b

Dan terjadilah sesuatu yang indah itu. Kami saling cengkram dan saling remas. Sementara liang memek Tante Martini terasa berkedut – kedut, disusul oleh gerakan yang seolah sedang berusaha mendorong batang kemaluanku, tapi sang Kontol justru sedang mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatan yang banyak sekali rasanya…

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz7okJGNabr

Aku pun menggelepar dan terkapar di atas perut Tante Martini.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1BJZIc6sjo

Namun aku masih mendapatkan ciuman hangatnya wanita setengah baya itu, disusul dengan bisikannya, “Terimakasih Sayaaang… yang barusan kita lakukan adalah sesuatu yang terindah di sepanjang hidup tante…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmyI2eKBfPk

“Iya Tante. Semoga bisa jadi pendorong semangat Tante untuk cepat sembuh.”

“Tapi tante jadi kepengen mandi. Soalnya badan tante penuh keringat begini.”

“Ayo kubopong ke kamar mandi,” sahutku sambil mencabut kontolku dari liang memek tembem dan plontos itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB8pZhlP8wb

Memang banyak sekali air mani yang termuntahkan dari moncong kontolku barusan. Kulihat lendir kenikmatanku sampai meluap dari mulut memek Tante Martini. Dan Tante Martini menadahkan telapak tangan di bawah memeknya, untuk menampung spermaku. Lalu sperma itu dialirkan ke mulutnya, yang lalu ditelannya sedikit demi sedikit.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu5kKEDp8k5

“Bagaimana rasanya spermaku?” tanyaku setelah mcnium pipinya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Vk9NSEvD4

“Lezat… seolah bernafaskan semangat baru… yang membuat hidup tante berarti lagi. Terima kasih Wawan Sayang…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH0kYRfexUQ

Kemudian kuangkat tubuh wanita setengah baya itu dengan mendekap pinggangnya erat – erat. Tante Martini pun memeluk tengkukku erat – erat. Dan kubawa tubuh indah itu ke dalam kamar mandinya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD8sgAsXDYa

Tante Martini menunjuk ke arah bathtub mewah di kamar mandinya. Maka kuletakkan dia di dalam bathtub itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDAhA3639AF

Sesaat kemudian air hangat memancar ke bathtub itu dengan kencangnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtTTNBtWvH6

Aku pun memancarkan aiur hangat shower utama yang berada di atas kepalaku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCOKY7gSVX5

Maka ketika Tante Martini sedang menyabuni tubuh indahnya, aku pun menyabuni tubuhku sendiri di bawah pancaran air hangat shower.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRSy7VF2DIT

“Banyak handuk bersih di lemari kaca itu. Silakan ambil untuk Wawan satu, untuk tante satu. Sekalian tolong ambilin kimono yang masih bersih di situ juga,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke lemari kaca yang tidak jauh dari bathtub mewah itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJn0axILM7a

Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di atas sofa bedroom kembali. Tante Martini sudah mengenakan kimono baru, aku pun sudah mengenakan pakaianku kembali.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9jAy9DRAL9

“Wawan punya kartu nama?” tanya Tante Martini.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF6H0V0I8e7

“Punya Tante,” sahutku sambil mengeluarkan dompet dari saku belakang celanaku. Lalu kuambil secarik kartu namaku dan kuserahkan kepada Tante Martini.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQGt1vaH77Q

Tante Martini pun mengamati kartu namaku yang lengkap dengan alamat kantor dan alamat rumah.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN3Wr0XJsDr

“Hai… rumahmu bukannya dekat dengan kampus dan apotek?” tanya Tante Martini.

“Betul. Kok Tante tau?”

“Tau. Di situ ada rumah yang ibu rumah tangganya tunanetra. Kamu tau?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ46gmzRSl5v

Aku terkejut dibuatnya. Tapi aku tak mau mengingkari kenyataan ini. Bahwa ibuku seorang wanita tunanetra. Lalu kataku, “Wanita tunanetra itu ibuku Tante.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsqZQxiREps

“Haaa?! Berarti kamu abangnya Nova… uffff… kelepasan bicara, “Tante Martini menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjDbFDkCGpT

“Nova? Siapa Nova Tante?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtlg970dkTS

“Mmm… jadi bingung nih. Barusan kelepasan bicara. Tapi biarlah tante mau bicara sejujurnya, asalkan Wawan berjanji untuk merahasiakannya kepada siapa pun ya.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYMfLmq6rS6

“Iya Tante. Aku berjanji takkan bicara kepada siapa pun.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCbKtUPO5cu

Tante Martini termenung sejenak. Kemudian berkata, “Suamiku punya sahabat. Hasyim namanya. Pak Hasyim itu seorang pengusaha besar juga. Tapi Pak Hasyim sudah tiga gali ganti istri, tidak menghasilkan anak juga. Karena ternyata Pak Hasyimnya sendiri yang mandul. Kebetulan Pak Hasyim punya teman karib yang bernama Zaelani…

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4KfjAjS5az

“Betul Tante. Tapi ayahku sudah meninggal beberapa tahun yang lalu,” sahutku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaOpgPRRmwL

“Soal itu sudah kudengar dari mulut istrinya Pak Hasyim. Nah… pada saat istri Pak Zaelani hamil yang keberapa ya… kalau gak salah yang ketiga… terjadi suatu perundingan pribadi dengan Pak Hasyim. Bahwa kehamilan istri Pak Zaelani itu akan dibiayai sepenuhnya oleh Pak Hasyim, asalkan kalau anaknya sudah lahir, diberikan kepada Pak Hasyim untuk diadopsi.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfbFGXOof4Y

Sebenarnya banyak yang ingin kutanyakan kepada Tante Martini. Tapi aku tak berani memotong penuturan penting itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxvSgywZMXh

“Nah… akhirnya lahirlah bayi perempuan dari istri Pak Zaelani itu. Yang lalu dibawa diadopsi oleh Pak Hasyim.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1oUi84Vejw

“Tante kok bisa tau semuanya sampai mendetail begitu?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaIqvqd4ubp

“Kan tante ikut dijadikan saksi waktu perjanjian itu ditandatangani. Jadi tante tau benar isi perjanjiannya. Antara lain, bayi itu akan dirawat seperti anak Pak Hasyim sendiri. Dan Pak Zaelani tak boleh mengganggu atau menuntut apa pun kalau bayi itu sudah besar kelak. Perjanjian itu ditandatangani di depan notaris.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6gEcsRymBg

“Lalu bayi cewek itu dikasih nama Nova?” tanyaku.

“Iya. Berarti Nova itu adik kandung Wawan kan?”

“Betul Tante. Selama ini kami sekeluarga mencari tahu keberadaan adikku yang sudah dikasih nama Nova itu. Tapi baru sekaranglah aku mendengar beritanya.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDQJCQ2Xy4W

“Menurut tante sih, walau pun Wawan sudah tau, sebaiknya jangan ganggu Nova dalam bentuk apa pun. Lagian Nova itu sangat dimanja oleh Pak Hasyim dan istrinya. Bahkan berlebihan memanjakannya. Sehingga Nova itu jadi kolokan sekali. Apa pun yang diinginkannya harus dikabulkan. Selain kolokan, Nova itu selalu jutek pada orang – orang di sekitarnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2uI9COR6fh

“Iya,” sahutku, “aku juga takkan mengganggunya Tante. Hanya berusaha ingin tau aja keberadaannya. Mendengar dia sehat aja hatiku udah senang.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4xn4eGIpoJ

“Iya, memang harus begitu. Masalahnya ayahmu sudah menandatangani perjanjian di depan notaris, dihadiri oleh saksi – saksi pula. Jadi secara hukum, Nova itu tidak bisa diganggu gugat lagi.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSmCBVlYQF8

“Iya Tante. Aku akan mencatat kata – kata Tante ini di dalam hati.”

“Nah sekarang kita bicara masalah bisnis ya.”

“Siap Tante.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZcl8bpyJbt

“Begini,” kata Tante Martini, “Sebenarnya tante punya beberapa perusahaan atas nama tente sendiri. Tapi Anneke tidak tahu. Lagian dia sudah mendapatkan warisan seluruh harta yang atas nama almarhum ayahnya. Tapi perusahaan – perusahaan atas nama tante tidak termasuk yang diberikan padanya. Salah satu perusahaan milik tante itu ada di kotamu Wan.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiuQIpLnyfV

“Iya Tante.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd1XXMawNva

“Nah… perusahaan di kotamu itu akan tante hibahkan padamu. Mau diapakan pun terserah Wawan.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0mbKNcPc1K

“Perusahaannya dalam bentuk apa Tante?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmMY5wL7Qcq

“Pabrik segala kebutuhan anak – anak. Perkembangannya bagus. Tapi mungkin kalau sudah diurus oleh Wawan bakal lebih sehat lagi.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK80EfwjrD0

“Jadi pabrik itu mau Tante percayakan padaku untuk mengurusnya?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIEdOQQksxP

“Memilikinya. Bukan sekadar mengurusnya. Tadi tante kan bilang, akan menghibahkan pabrik itu pada Wawan.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz19Tcv5JJw

“Oooh… Tante… apakah Tante tidak berlebihan dengan menghibahkan pabrik itu padaku?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAyHJC2HBrX

“Tidak Wan. Dalam tiga hari belakangan ini tante sudah mempertimbangkannya sematang mungkin. Perusahaan tante kan banyak. Penghibahan pabrik itu takkan membuat tante jatuh miskin. Jadi… semoga kehidupan Wawan bertambah sukses setelah memiliki pabrik itu ya,” ucap Tante Martini sambil memgang tanganku erat dan hangat.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoBVvpgLgNr

“Aku jadi speechless Tante. Aku… aku cuma bisa bilang terimakasih,” ucapku yang kuakhiri dengan kecupan hangat di pipi Tante Martini.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvNrjamJqCD

“Tapi Wawan punya kewajiban untuk menengok tante sesering mungkin ke sini ya.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMD9MrOBZ0H

“Siap Tante.”

“Ohya… mengenai hibah pabrik itu, gak usah ngomong apa – apa pada Anneke. Karena dia tidak tau kalau tante punya pabrik di kotamu.”

“Iya Tante.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIb73Vw3Jho

“Kalau kaki tante sudah normal, mungkin tante mau beli rumah di kotamu Wan. Supaya kita tidak terlalu berjauhan. Energi Wawan pun tidak terlalu dikuras untuk nyetir sendiri ke Jakarta. Kenapa Wawan tidak pakai sopir pribadi sih?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPTzzE9fqxq

“Belum saatnya pakai sopir pribadi Tante. Aku kan masih muda. Lagian aku memang senang driving,” ucapku dengan tangan yang sudah kuselinapkan ke balik kimono Tante Martini.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCEu6Yliva7

“Ogitu ya… “gumkam Tante Martini yang membiarkan tanganku menggerayangi memeknya yang baru mengalami orgasme tiga kali itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSjsim4bAUv

“Tante masih bergairah?” tanyaku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiHK1vuQB8w

“Emangnya Wawan udah horny lagi?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsKFInNzmVc

“Iya Tante. Ini udah ngaceng lagi… hihihihiiii…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjl9tmD57o5

“Ayolah. Tapi jangan terlalu lama ya. Usahakan lepas bareng lagi seperti tadi. Lalu kita tidur. Tante ingin tidur sambil melukin Wawan…”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdNiiPJdOpi

“Siap Tante,” sahutku sambil bangkit dari sofa. Kemudian membopong Tante Martini ke arah bednya lagi.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoGLnOxTdnS

That’s our story. Bahwa kami bersetubuh lagi. Dan aku berusaha untuk menuruti keinginan Tante Martini, agar bersetubuhnya jangan terlalu lama. Mempercepat ejakulasi jauh lebih mudah dari memperlambatnya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwKHRt2lAwa

Maka aku pun berhasil ejakulasi tepat pada saat Tante Martini berada di puncak orgasmenya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjgyS5PRIFl

Lalu kami tidur sambil saling berpelukan dan baru sadar keesokan paginya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGee4OWuYNW

Aku meninggalkan Jakarta pagi itu dengan terawangan indah menggelayuti benakku. Aku masih ingat benar ucapan Tante Martini sebelum melepaskan kepergianku tadi: “Bu Vita, direktur pabrik itu akan tante panggil secepatnya. Untuk menyampaikan keputusan tante yang akan menghibahkan pabrik itu padamu Sayang.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEYskbdYrgo

Hibah pabrik itu bisa kuanggap sebagai pertanda, bahwa Tante Martini sangat membutuhkan diriku. Tapi aku tak mau besar kepala. Semuanya harus kuhadapi dengan kepala dingin.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRKuYBaWfR2

Tiga hari kemudian, aku mendapatkan pesan lewat WA dari Tante Martini, yang namanya kusamarkan sebagai “Pak Tono”. Sekadar berjaga – jaga, jangan sampai Anneke tahu kalau aku sudah punya “jalur khusus” dengan ibunya. Tante Martini pun sudah menyamarkan namaku di handphonenya sebagai “Wien”. Juga agar aman dari kecurigaan Anneke.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJPKZ9T4FlP

Isi WA dari Tante Martini itu berbunyi :-Bu Vita sudah datang ke Jakarta kemaren. Dan sudah dikasih tahu masalah “penjualan” pabrik itu. Jadi, silakan datangi pabrik itu untuk mengenalkan diri sebagai owner baru. –

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVePaDoeeVl

Aku hanya membalas singkat :-Siap Tante Sayangku-

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF6jQZvRUsC

Lalu pada hari itu juga aku mengunjungi pabrik itu, sesuai dengan alamat yang sudah diberikan oleh Tante Martini.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu6BZA2MWzR

Setibanya di pabrik itu, seorang satpam menghampiri sedan hitamku, “Mau ketemu siapa Boss?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK7uxdJ57sf

“Mau ketemu dengan Bu Vita,” sahutku.

“Sudah ada janji sama beliau?” tanya satpam itu lagi, membuatku agak jengkel.

“Bilang aja ada owner baru pabrik ini bernama Darmawan… !”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjpqB4GcXOI

Satpam itu kelihatan kaget dan mengubah sikapnya, “Oh! Siap Big Boss… !”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQOFX9Qkz1V

Kemudian satpam itu mengarahkanku ke tempat parkir yang bertuliskan VVIP. Mungkin pada saat Tante Martini masih normal, di situlah tempat mobilnya diparkir kalau beliau datang ke pabrik ini.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKRcNzggAzO

Setelah mobilku terparkir, kuikuti langkah satpam itu menuju ruang kerja dirut.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaf1PkPZJ07

Di ruang kerja dirut, kulihat seorang wanita setengah baya sedang serius mengamati layar monitornya.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWhSTfJTWAF

Satpam itu menghampirinya. “Maaf mengganggu Bu Boss. Ini Bapak Darmawan mau ketemu Bu Boss.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsmkgE88oJ8

Wanita tinggi montok itu tampak kaget. “Ooooh… selamat datang Big Boss,” ucapnya sambil berdiri dan menghampiriku. Lalu menjabat tanganku dengan sikap sopan sekali.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgLf3c417Wt

Kemudian aku dipersilakan duduk di ruang tamu dirut.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkmO8QxO94G

Semua manager pun dipanggilnya, untuk dikenalkan padaku sebagai owner baru pabrik besar ini.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEWm0qMvWRV

Acaranya cuma ramah tamah saja dengan dirut dan manager – managernya itu.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxirXkQquF4

Kemudian aku meninggalkan pabrik besar itu setelah berjanji akan datang kembali beberapa hari berikutnya, untuk menjelaskan konsep baruku.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKyAPr1P8CE

Lalu aku mengarahkan sedan hitamku menuju kantor perusahaan Tante Laila.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsaNLPKHpNf

Baru saja aku tiba di kantor perusahaan Tante Laila, tiba – tiba handphoneku berdering. Ternyata dari ibuku. Cepat kuterima, takut ada sesuatu yang penting.

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHKInVyzNPY

“Hallo Bu…”

“Kamu lagi di mana Wan?”

“Di kantor. Emangnya kenapa Bu?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTbHj7O0AQo

“Ibu kan pernah cerita sama kamu, bahwa ibu punya adik kandung yang menikah dengan orang Belanda, lalu dibawa ke negaranya.”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFYCCmmSLKs

“Oh iya. Tante Ros itu?”

“Iya. Nama lengkapnya sih Rosida. Sekarang dia ada di rumah.”

“Ohya?!”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5enyO4KGDJ

“Iya. Ibu sudah jelaskan bahwa kamu sekarang menjadi direktur utama di dua perusahaan. Karena itu dia ingin dicarikan rumah sekaligus ingin berbisnis denganmu. Bisa sekarang pulang dulu ke rumah?”

6107Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ60KXzub6HX

“Iya, bisa… bisa… sekarang juga aku mau pulang Bu.”

“Ditunggu ya Wan.”

“Iya Bu.”

ns216.73.216.176da2

Cinta Buta

註冊

登入

介面語言:

故事語言: