Bagaimana cara kalian memperlakukan kehidupan?264Please respect copyright.PENANACDdXwtlb4S
264Please respect copyright.PENANAp4xGySlfIb
merutukinya? Menyukurinya?264Please respect copyright.PENANAaSxWhtzrV0
264Please respect copyright.PENANAKyt7GuiSXq
keduanya merupakan wujud cerminan diri kalian yang sebenarnya. 264Please respect copyright.PENANAGzjPuDGoNF
264Please respect copyright.PENANAEIb1kuZYeX
264Please respect copyright.PENANAC3HB3EsyPb
264Please respect copyright.PENANAXuO7wqThyU
264Please respect copyright.PENANAVyUF5oj3sz
****264Please respect copyright.PENANAhshcHr2mN9
264Please respect copyright.PENANA8MbNAXW63c
264Please respect copyright.PENANAgp1qXAHFZu
264Please respect copyright.PENANA47d61IxyiN
264Please respect copyright.PENANAv26Xq8qeAT
Suasan kota kecil Sillius tampak damai pagi ini, semburat sinar matahari pagi yang lembut berwarna jingga keemasan masih berada di puncak barisan pegunungan Landand yang putih ditutupi salju, belum menyentuh atap atap penduduk dimana cerobong asapnya masih mengeluarkan asap tipis yang membumbung membelah udara pagi yang sejuk.264Please respect copyright.PENANAmDa1hPwjGt
264Please respect copyright.PENANATHAv9uTgCZ
264Please respect copyright.PENANA1DHdFkMDAk
264Please respect copyright.PENANAS7FwWdZ3tF
264Please respect copyright.PENANAZh7eOJhZRO
Beberapa daun yang ada di pohon serta tumbuhan liar dan bunga bunga yang bermekaran indah berwarna warni terlihat basah oleh embun yang masih saja menempel, tak mau pergi menguap. tanah berwarna gelap kecoklatan yang subur pun terasa lembab pada pagi yang semakin Harmoni dengan kicauan burung yang sudah terjaga lebih dahulu.
Beberapa penduduk kota Sillius menyambut awal hari dengan duduk diatas kursi rajut empuk terbuat dari rotan menghadap perapian yang apinya sudah mengecil hendak padam. secangkir Guonna; minuman yang terbuat dari campuran jahe, lemon dan madu yang dibuat hangat serta roti Jellum tebal yang manis dengan selai apel ditengahnya ikut menemani.
Tapi tidak untuk Bill. Didalam rumah sederhana berukuran delapan kali empat meter yang hampir sepenuhnya terbuat dari kayu. Bill tengah berpeluh peluh mengejar seekor kucing betina gemuk berwarna abu abu yang sedang mencengkram satu satunya makanan Bill pagi ini; ikan Pendang rebus, berlari lincah menghindari amukan dari Bill.
"kembalikan makanan ku!" Bill berteriak parau.
Dia memecah kedamaian pagi yang agung. Teriakannya mengakibatkan seekor burung Camar yang terbang melintasi halaman rumah Bill terkejut dan melayang tak terkendali.
Rumahnya yang kecil dan berantakan saat ini bertambah hancur karena ulah mereka. Bill beberapa kali melemparkan barang yang ia temui ke arah kucing betina tersebut. Seperti gelas plastik, alat makan, sisir, beberapa buku, serta benda yang terakhir di lemparnya; sapu ijuk.
"Kenapa larimu cepat sekali?!," Bill berteriak frustasi."tubuhmu bahkan tidak kurus seperti ku!"
Yang diteriaki berlari tidak peduli. Dia kemudian melompat kearah jendela kecil dengan kaca buram ditengahnya, menyundul bagian sudut jendela yang sudah sedikit keropos dan keluar melalu celah yang telah ia buka disana.
Bill sangat kesal melihat kucing betina abu abu yang lagi lagi berhasil kabur. Dengan cepat, ia berjalan kearah pintu kayu berwarna coklat tua dengan jendela berbentuk lingkaran dibagian atasnya, dan mengambil sapu ijuk yang telah ia lempar tadi selagi melewati ruang tengah yang kini terlihat mirip seperti kapal pecah.
Dia menoleh saat sauara gemerisik daun di tangkap oleh telinganya, kemudian berjalan mengendap endap kearah semak yang berada di batas pagar. Bill menyeringai, karena kedua matanya menangkap bagian ekor milik seekor kucing yang tengah ia buru.
Diangkatnya sapu ijuk tinggi tinggi hingga melewati batas kepala, lalu mengayunkannya dengan sepenuh tenaga kearah kucing betina abu abu yang tengah asyik membelakangi bill seraya menunduk menghabisi seekor ikan pendang rebus, hasil curianya pagi ini.
Bunyi hantaman beradu dengan dedaunan terdengar. Tapi bill berdecak kesal. Tepat saat ayunan sapu ijuk akan menghantam tubuh yang ada hadapanya, kucing itu lebih dulu lompat menghindari serangan dari bill dengan mudah. Seolah sudah tahu kapan tepatnya sapu itu akan menghantam tubuh berlemak miliknya.
"Kucing nakall !!"
Bill tak peduli lagi, dia berlari sekuat tenaga untuk mengejar hewan berbulu yang tengah melompati pagar pembatas rumahnya. 264Please respect copyright.PENANAFCMx2p5TNh
264Please respect copyright.PENANAhg6mviGHtB
Sembari berlari, dia juga mengayunkan sapu ijuk yang beralih fungsi menjadi senjata dengan 264Please respect copyright.PENANAAEWX7kKKYX
264Please respect copyright.PENANA8J5Qv8zu2L
kesetanan ke segala arah.
Pagar pembatas yang tadi di lompati oleh kucing betina abu abu itu juga dilompati oleh bill. Tetapi bill jatuh terjerembab dan mendarat tidak mulus diantara tanah basah yang tidak ditumbuhi rumput atau tumbuhan apapun . Bill mengaduh, mengusap dadanya yang terbentur pelan dan kembali berlari mengejar hewan yang kini sudah memasuki halaman depan rumah majikanya, Ny. Edna.
Bill menyongsong sapu ijuk yang sejak tadi menjadi senjata perburuannya. Dia memaksa kaki kaki panjangnya untuk berlari lebih cepat agar hewan didepan yang juga tengah berlari dapat ia susul.
Saat sebelum menyentuh undakan tangga batu rumah Ny. Edna, bill berhasil menepis jarak antara dia dengan target perburuannya. Bill kemudian mendorong kasar sapu ijuk kearah hewan tersebut, tapi karena dorongan bill yang tak cukup kuat. Sapu ijuk tersebut tidak mengenai ataupun menyentuh kucing betina yang kini telah melompat melewati undakan tangga batu lalu masuk kedalam pintu khusus kecil miliknya yang berada di sisi bawah pintu utama.
"Kau!, lain kali kau tidak akan bisa masuk ke dalam pintu kecilmu itu"
Pintu utama berbentuk persegi panjang dengan sisi berbentuk setengah lingkaran di atasnya terbuka. Bill terkejut, mendapati seorang perempuan bertubuh gempal sedang melotot marah kearahnya. Dilayangkan pandangannya kearah tangan kanan wanita itu. Disana poud, kucing betina berwarna abu abu yang sejak tadi ia buru dengan bentuk tubuh sama gempalnya dengan sang majikan, tengah bergelayut manja. Sesekali ia mengeong, seperti mengadu perihal tingkah laku bill terhadapnya beberapa menit yang lalu.
Bill berdeham canggung, kemudian memungut sapu ijuk yang tergeletak diatas teras rumah Ny. Edna dengan kikuk dan membalikkan badan, hendak berlalu.
Baru beberapa langkah bill berjalan, kepala nya mendadak mendongkak. Rasa sakit dibagian kepalanya membuat dia sadar bahwa kini seseorang tengah menarik rambut bagian belakang kepalanya kuat.
"Kau apakan kucingku?!" Hardiknya
"Aku tidak melakukan apa apa" bill meringis. Kepalanya mulai berdenyut ngilu. Beberapa helai rambut pirangnya telah rontok jatuh.
"Masih tidak mengaku?!"
Ditariknya rambut yang tengah ia cengkram lebih kuat sehingga bill mengaduh kesakitan .
"Sungguh, aku tidak melakukan apa apa pada kucing mu nyonya," bill mendesis.
"Lalu untuk apa kau membawa sapu itu hah ?!"
"Untuk..," bill mencari akal, sementara cengkraman pada kepalanya tak kunjung lepas. Otaknya yang memang lamban bertambah lamban tak mampu berfikir. "Aku hanya bermain dengan nya. Itu saja"
"Kau fikir aku bodoh?! Anak dekil seusia kau harusnya berfikir dua kali untuk mengelabui ku!"
Bill tak tahan lagi, dia mencoba melepaskan tangan besar Ny. Edna yang ada di kepalanya. Tapi tidak berhasil,cengkraman nya justru semakin kuat.
"Jika sekali lagi kau menganggu kucing ku," wanita gempal itu mendekatkan mulutnya kearah telinga bill. "Kau dan ayah mu yang bau itu harus menyingkir dari tanahku!"
Cengkraman yang dilepaskan dengan kasar ditambah dorongan yang kuat membuat bill terhuyung. Bill meringis dan mengusap bagian belakangnya dengan kesakitan. Beberapa rambut keriting pirangnya menyangkut disela jari jari panjang dan kurus miliknya.
Dia segera berjalan pulang, melewati halaman luas milik Ny. Edna. kemudian belok kekiri tepat sebelum batas kolam ikan besar yang berada di ujung halaman. Melewati beberapa semak hias, dan kembali melompati pagar pembatas.
Bill terduduk diserambi depan rumahnya, dia lagi lagi mengusap bagian belakang kepalanya yang tadi telah dicengkram oleh Ny. Edna. Bill mengaduh saat dia tak sengaja menyentuh bagian yang bengkak disana.
"Aduhh sakit sekali" ujarnya lirih.
"Kucing dan majikan nya benar benar sama. Sama sama menyebalkan" tambahnya.
Ny. Edna adalah perempuan bertubuh gempal yang suka memakai daster kemana mana. Dia memiliki wajah tembam yang sama sekali tidak ramah karena tahi lalat besar yang berada didekat bibirnya membuat ia terlihat culas. Matanya sering kali melotot jika melihat bill ataupun ayahnya.
Tanah tempat bill dan ayahnya membangun sebuah rumah sederhana yang cukup untuk mereka berdua merupakan tanah milik Ny. Edna. Dulu, saat rumah panggung besar yang kini dihuni oleh Ny. Edna masih berupa rumah kecil khas petani bobrok tidak terwat. Ayah bill yang tidak punya uang dan tidak memiliki pekerjaan, membangun petak kecil yang muat untuk dirinya dan bill yang kala itu masih merah dan menangis kelaparan diujung tanah halaman yang ditumbuhi semak liar.
Setelah beberapa tahun dan rumah tersebut tak juga ditempati oleh siapapun. Ayah bill memutuskan untuk memperbesar ukuran rumah dengan membangunnya menggunakan balok balok kayu pohon jati. Hingga tak lama setelah itu, seorang suami istri yang baru pindah ke kota kecil Sillius membeli rumah kecil bobrok khas petani tersebut beserta halamanya. Kemudian membangun rumah besar bertingkat yang indah dengan banyak hiasan serta jendela kaca panjang yang dipasang tinggi.
Ayah bill yang sudah terlanjur membangun rumah kecil mereka disudut terluar halaman meminta agar dirinya tak perlu pindah, sebab dirinya yang tak memiliki banyak uang serta bill yang masih membutuhkan biaya untuk tumbuh tak memungkinkan dirinya untuk dapat membeli rumah atau bahkan menyewa apartemen kecil.
Ny. Edna yang kala itu dianggap ayah bill ramah dan baik memperbolehkan ia untuk tinggal hingga hari ini. Tapi memang dasarnya tidak ada yang gratis, Ny. Enda sering kali memanfaatkan mereka dengan meminta bantuan ayah bill untuk sekedar membetulkan loteng, memangkas semak di halaman atau membetulkan keran yang bocor. Dan sudah beberapa waktu belakangan ini, sifat Ny. Edna semakin tidak ramah saja. Dia bahkan membangun pagar pembatas disepanjang halamannya, termasuk membatasi rumah bill yang tampak berbading terbalik dengan rumahnya.
Namun mereka tidak masalah, selagi bisa tinggal dan tidak meninggalkan rumah kecil yang sempit ini.
Bill menghela nafas lelah, matahari kini sudah menyapu lembut seluruh tanah Sillius, ayam telah berkokok nyaring dan kesibukan pagi mulai berjalan. Dia memasuki rumah dengan lesu, kali ini tidak ada sarapan pagi untuk memulai hari. 264Please respect copyright.PENANA3XMVYo74tN
264Please respect copyright.PENANAfBBkbcui3b
Dilihatnya jam tua yang bandul nya tak lagi bergoyang dengan pahatan burung gagak jantan yang sudah berdebu diatasnya, pukul tujuh pagi.
"Ahh..terlambat, tidak sarapan, dan kepala yang berdenyut. awal yang baik sekali untuk pagi ini"
***
Jangan lupa vote dan kommentnya. 264Please respect copyright.PENANAY14nzq111E
264Please respect copyright.PENANAhwh6taqmq9
Selamat membaca!
Salam dari kota Sillius!264Please respect copyright.PENANA653dhyxowy
264Please respect copyright.PENANAcSUnHGrhUQ
-Alfa
264Please respect copyright.PENANA0EdSbko3UX
264Please respect copyright.PENANA52Pcnzm8A1
264Please respect copyright.PENANAYNVhfmmwUv
264Please respect copyright.PENANA2OlJYk1Wdm
264Please respect copyright.PENANAh52ZeBmfQc
264Please respect copyright.PENANA0qLHrnSy9S
264Please respect copyright.PENANAdMlTeW9F8z
264Please respect copyright.PENANAgbJqGug1JZ
264Please respect copyright.PENANAsxuxO9bkKP
264Please respect copyright.PENANA1ppclRWr5l
264Please respect copyright.PENANACWpMMXs3tT
264Please respect copyright.PENANAe5dz7ho4OP
264Please respect copyright.PENANAU9aRr1lSFA
264Please respect copyright.PENANAi25wmrMI34
264Please respect copyright.PENANAqZccgIpPdA
264Please respect copyright.PENANAcpOX9P7AmM
264Please respect copyright.PENANAIyHp36L0H5
264Please respect copyright.PENANAzE69DbFiD4
264Please respect copyright.PENANAmqQVJXBVPV
264Please respect copyright.PENANAnglx1M9996
264Please respect copyright.PENANAfO2R44OCRD
264Please respect copyright.PENANAHGc6HzS7Nm
264Please respect copyright.PENANA31lbqcyo7m
264Please respect copyright.PENANAa7cz8fWxG2
264Please respect copyright.PENANAcJcy5Hy72k
264Please respect copyright.PENANAAYWny7TN49
264Please respect copyright.PENANAiZr77ZR6TY
264Please respect copyright.PENANAEAVNnbR43R
264Please respect copyright.PENANAa92vlgTa07
264Please respect copyright.PENANAXcrQk1mEyD
264Please respect copyright.PENANAFh9l03HY3B
264Please respect copyright.PENANA1et5h4O19W
264Please respect copyright.PENANAP7n4QVWXAb
264Please respect copyright.PENANA54JL0zxARa
264Please respect copyright.PENANA1pp62y66G1
264Please respect copyright.PENANATMie6wSzzY
264Please respect copyright.PENANAEtyPk5cQOW
264Please respect copyright.PENANAflmU0oHEPh
264Please respect copyright.PENANARFDSNPqo0D
264Please respect copyright.PENANAEQIpVf9lkz
264Please respect copyright.PENANAMhTJf2fWsg
264Please respect copyright.PENANAfQ4jcimg3z
264Please respect copyright.PENANALWUTZwI60B
264Please respect copyright.PENANA2u37y84sQ7
264Please respect copyright.PENANAGbYk2mK4Sz
264Please respect copyright.PENANAR4ZK0pStoz
264Please respect copyright.PENANAIHP3agkb41
264Please respect copyright.PENANAf6KWr0obW1
264Please respect copyright.PENANAlfhcxg1ARv
264Please respect copyright.PENANAYPqDW7uPAl
264Please respect copyright.PENANAjJhTI9y2RW
follow me on intagram!264Please respect copyright.PENANAbphA46LrL9
264Please respect copyright.PENANAfmY9tGU0R8
@alfaamerta264Please respect copyright.PENANAHaYzM74Zqv
264Please respect copyright.PENANAj508nJ6Kpl