Setelah semuanya sudah jelas. Dan mendengar keputusan Rianti yang tidak ingin memberikan kesempatan kepadaku untuk memperbaiki hubungan kami.
Itulah kenangan terakhirku bertemu dengan Rianti. Gadis yang kunikahi dan telah memberikan seorang putri kecil.
Namun keputusan telah diambilnya. Dia hanya ingin perceraian terjadi diantara kami.
Kembali ke kota kelahiranku. Dan kembali bertemu dengan Wella. Seperti biasanya, pertemuan kami akan berlanjut di wisma.
Aku mendekati Wella lalu meraihnya kedalam pelukanku. Wella yang tak menyangka - nyangka sempat kaget. Karena tidak biasanya aku langsung memulia permainan.
Namun dia tidak berusaha memberontak atau lepas dari pelukanku. Dia malah membalasku. Kedua payudaranya yang berukuran besar kurasakan menggenjet dada bidangku.
“ Kamu nakal ah !” seru Wella dalam pelukanku.
“ Tapi kamu suka !” ledek ku padanya lalu mulai menciumnya.
Bibirku menuju ke bibirnya dan memagut bibir tipisnya. Wella membalas pagutan, dengan memejamkan kedua matanya.
Akhirnya pertarungan bibir terjadi, lidah kami dengan liarnya saling melilit di dalam mulutnya.
Tanganku menuju ke arah dua payudara lalu meremasnya dari luar.
Ahh, uhh
Wella merintih merasakan remasan tangan kiriku pada susunya.
Aku langsung menggendongnya dan masih saling berciuman.
Didalam kamar aku membaringkan tubuh montoknya ke atas ranjang.
Namun Wella malah turun dan mendorong tubuhku bersandar di dinding kamar.
Dia lalu membuka seluruh pakaiannya, dan membantu membuka pakaianku juga
“ Aku rindu belaianmu selama kamu tidak berada di Makassar, aku ingin dipuaskan !” pintanya padaku.
Dalam keadaaan bugil, Wella meraih kontol dan mengusapnya. Menimbulkan rasa nikmat yang luar biasa.
“ Malam ini buat aku, menjerit karena tak mampu menahan rasa nikmat !” pancingnya padaku.
“ Akan aku berikan orgasmen berkali - kali padamu !” balasku padanya yang tangannya terus mengelus kontolkuu yang mulai membesar.
Wella jongkok lalu mendekatkan wajahnya di selangkanganku, di emutnya kontoll milikku. Kepalanya di jilatin kemudian perlahan dimasukkan ke dalam mulutnya.
Rasa nikmat menjalari tubuhku. Sungguh wanita ini haus akan kepuasan. Nafsu seksnya begitu besar. Sehingga aku harus mengimbangi permainannya.
glek glek, emall…slup
Suara kontolku di dalam mulutnya. Dia menghisapnya kuat. sehingga menimbulkan rasa enak yang luar biasa.
Sambil menghisap, Wella melihatku, yang hanya mampu mendesah hebat merasakan isapannya.
“ Enak ya !” tanya Wella di sela - sela hisapannya pada kontoll yang semakin membesar di dalam mulutnya.
“ Shhh…enak banget Wel !” kataku padanya lalu menekan kepalanya agar makin terbenam kontolku di dalam mulutnya. Bukannya berusaha melepasnya. Wella malah menggelengkan kepalanya dia makin buas menikmati kontol. Aku mendorong - dorong kepalanya. Dan sesekali menahannya sehingga aku merasakan ngilu bercampur nikmat.
“ Kamu memang luar biasa !” pujiku pada Wella.
Wella hanya tersenyum tanpa mau melepaskan kontol dari mulutnya. Dia nampak sangat doyan dengan kontol itu.
“ Sekarang giliranku !” ujarku sambil mengangkat tubuhnya berdiri.
Aku membimbingnya ke ranjang lalu kudorong agar terbaring. Kutarik kakinya sehingga ke bawah. Dengan posisi setengah tubuhnya berada di atas ranjang aku membuka kedua kakinya lebar - lebar.
Membuat vaginanya nampak jelas kulihat.
Gua yang ditumbuhi jembut tipis nan rapi. Dengan lubang yang memerah menantikan sentuhanku.
Aku jongkok dan membuka lubang itu lalu, dengan jari kumainkan daging kecil mirip kacang tanah. Ku gesek dengan jari kemudian ku jilati.
Uhh, terus...... Enaakkk.
Desah Wella saat lidahku dengan liar mempermainkan daging kecil itu.
Kedua matanya merem melek dan kedua tangannya meremas - remas kedua payudaranya yang besar.
Kadang putingnya yang kecoklatan di plintirnya menambah rasa nikmat dari permainan lidahku. Nafasnya memburu dan tak beraturan.
Pantatnya diangkat setiap kali lidahku menjilati liang vaginanya, menyambut tusukan lidah.
Disaat Wella lagi enak - enaknya merasakan lidahku, aku berhenti. Membuatnya membuka mata
“ Kok berhenti ?” protesnya padaku.
“ Tunggu sebentar ya !” ucapku agar dia menunggu sebentar. Aku menuju ke kursi dari dalam tas rangsel yang kubawa. Aku ingat tadi sewaktu ke pasar sempat membeli 3 buah timun berukuran besar, aku membawa timun. Kuambil satu yang lumayan besar. lalu kembali ke ranjang dimana Wella masih baring dengan posisi masih semula.
Dia melihatku, dengan membawa buah timun di tanganku.
“ Buat apa timun itu ?” tanyanya padaku yang mendekatinya.
Aku menaruh di mulutnya timun itu.
“ Jilatin sayang !” perintahku padanya.
Wella membuka mulutnya, lalu kumasukkan timun itu. Heni mengerti apa yang kuinginkan. Sambil menusuk - nusuk vaginanya, dia menghisap timun itu hingga basah dilumuri oleh liurnya.
Setelah kurasakan cukup, aku mencabut timun itu dari mulutnya. Lalu kuletakkan di bibir vagina miliknya. Kugesek - gesekkan buah timun di itu.
“Rand, sshhtt”
Heni mendesah merasakan gesekan timun pada bibir guanya.
Kunaikkan tubuh Wella baring di atas ranjang. Lalu kuposisikan tubuhku dengan kaki di wajahnya. Aku ingin posisi 69.
Wella yang melihat kontoll langsung melahapnya. Sementara aku mempermainkan buah timun di lubang vaginanya sambil menjilati daging kecil miliknya.
Akhhh..ahhh, ssshhh
Wella menjerit nikmat saat buah timun itu kumasukkan ke dalam lubangnya.
Kupermainkan lubang itu dengan timun sambil menjilatinya.
Wella mengangkat pantatnya mengikuti irama tusukan timun pada liang vaginanya yang banjir oleh cairan licin dan melumuri timun itu.
“ Pliss, aku ingin sekarang !” pinta Wella.
“ Aku sudah tidak tahan ingin rasakan tusukan kontoll kamu bukan timun itu “ Wella seakan memelas agar aku segera memulai inti persetubuhan kami.”
Akupun mencabut timun itu, lalu bangkit dan membalikkan tubuhnya tengkurep. Dari arah belakang aku memposisikan kontol yang sudah siap diluncurkan di lubang vaginanya. Setelah kurasakan pas, aku mendorong agak keras,Membuat tubuh Wella terdorong ke depan.
Akhhhh
Jerit Wella begitu merasakan kontoll sudah bersarang di dalam lubang vaginanya. Kudiamkan sejenak kontolku di dalam lubang garba.
Setelah kurasakan telah tepat posisinya, akupun mulai menggerakkan pantat maju mundur,
“ Terus,ahhhkkk....ahhh....sshhh.... lebih dalam !”
“ Berikan aku kepuasan !” ceracau Wella merasakan tusukan kontollku yang begitu perkasa keluar masuk di lubang vaginanya. Mengocok hingga mentok di rahimnya.
Lubang vagina kurasakan berdenyut hebat, menjepit milikku. Sepertinya dia akan meraih puncaknya. Membuat aku semakin cepat menusukkan kontol di dalam lubang lubang vagina yang semakin becek
Cleeppp...cleeepp...plopp...ploppp.
“ Ahhh, akuuu keluaar !” jerit Wella dengan nafas yang memburu.
“ Kamu belum keluar ya ?” tanyanya padaku yang berhenti bergoyang.
“ Belum !” jawabku membenarkan.
“ Sang kontoll masih bersarang di dalam lubangnya. Masih dengan posisi seperti tadi.
Dengan cepat aku memompa Wella dari belakang. Hingga dirasakannya dia tak mampu lagi menahan. Aku ingin segera menyiram vagina Wella yang sangat enak itu, berdenyut - denyut menerima tusukan yang semakin gencar.
Crott.. crott... 5 tembakan peju milikku membasahi liang vagina itu, membuat Wella menggigit bibir bawahnya menahan rasa nikmat sebelum akhirnya dia terbaring lemas bersamaku.
Plok
Kutarik keluar kontol milikku yang telah mengeluarkan pejunya di dalam lubang vagina Wella. Ku lihat cairanku yang telah bercampur dengan cairan Wella melelh keluar.
ns 172.71.254.108da2