“Dalam hening aku bersama dengan keramaian malam, di sisi pantai ini.
Sang kumbang berterbangan kesana kemari mencari mangsa.
" Kamu inikan Randi " suara seorang wanita dari seberang telpon.
" Iya, ini dengan siapa ya " Randi bertanya. Seolah - olah tak mengenal wanita itu.
" Ini, aku Wella !" Wanita itu mencoba mengingatkan'
Randi mencoba mengingat nama itu. " Wella..wella !"
" Sudah 2 tahun kita tak bertemu, bagaimana kabarmu ?" tanya wanita itu dari seberang telpon.
" Maaf Wella siapa ya ?" Randi kembali bertanya.
" Kamu ingat Wisma ? "
" Wisma, astaga kamu Wella " Randi mengingat wanita itu.
" Randi, ketemuan yuk. Saya kangen sama kamu !" ajak Wella.
" Ada yang ingin saya omongin sama kamu !" kanjutnya lagi.
" Dimana ?' Randi di bertanya.
" Di Wisma biasanya " seru Wella.
" Oke, jangan sampai datang ya " timpal Wella lalu menutup teleponnya.
Wanita yang aneh. Hilang tiba - tiba, kini secara tiba - tiba muncul kembali.
Randi melajukan motornya menuju wisma yang di sebut Wella. Wisma biasa mereka merenggut kenikmatan.
Dengan menempuh waktu sekitar 30 menit. Randi sampai di wisma yang dua tahun lalu dia dan Wella bertemu untuk merenggut kenikmatan diatas ranjang.
" Randi !" suara Wella berteriak memanggil dari seberang jalan. Dengan mengendarai motor matic. Wanita itu mendekati Randi
" Woow, kamu makin cantik Wel !" puji Randi begitu melihat Wella yang tersenyum padanya.
" Kita masuk yuk !" ajak Wella.
" Seperti biasa ya, kamu bayar sewa kamarnya !" Wella tersenyum manis pada Randi.
Randi mengambil uang selembar uang seratus ribu dan memberikan kepada repsionis wisma. Seorang room boy mengantarkan mereka ke kamar.
Room boy membukakan pintu dam mempersilahkan mereka masuk. " Silahkan "
Setelah berada didalam kamar. Randi dan Wella duduk. Randi memperhatikan wajah wanita itu. " Kamu makin montok aja Wel "
" Hmm, mungkin karena perawatan kali " jawab Wella yang mengeluarkan rokok Sampoerna Mild dari dalam saku jaketnya.
" Saya kira kita tidak akan bertemu lagi !" kata Randi pada Wella membakar rokoknya.
" Saya tidak mau mengganggu kehidupan kamu" jelas Wella
" Terus kenapa hari ini kau memanggilku untuk bertemu dengan kamu ?" tanya Randi.
Wella kembali tersenyum. " Rindu sama kamu saja. Dan ingin melihat kamu "
Gombalan kamu " Randi tertawa.
" Sungguh, saya selalu ingat kamu " tutur Wella yang menaruh rokoknya di asbak. Dibukanya jaket yang dikenakan. Lalu membuka baju kaosnya. Kini dia hanya mengenakan bra bagian atas.
" Nyalain TVnya dong !' pinta Wella pada Randi.
" Sebenarnya saya sudah menikah, dan sekarang memiliki seorang putra " Wella berkata pada Randi.
" Terus, mengapa kamu memanggil saya untuk bertemu. Jangan sampai suamimu tahu "
" Tenang saja, suamiku sekarang lagi berlayar, paling juga tahun depan baru darat lagi " Wella.
" Sebaiknya kita jangan lagi bertemu seperti ini " jelas Randi pada Wella yang hanya tersenyum.
Wella berdiri dan membuka celana jeansnya lalu dilemparkan ke atas kursi.
" Saya mandi dulu ya " Wella menuju ke kamar mandi.
Pintu kamar mandi dibiarkan terbuka lebar. Dari dalam kamar mandi terdengar suara air mengalir dari kran.
" Randi, kamu buka saja pakaianmu !" teriak Wella dari dalam kamar mandi.
Randi menuruti Wella. Dia membuka pakaiannya, Hingga kini hanya mengenakan pakaian dalam saja. Dia duduk kembali dan membakar sebatang rokok, sambil meneguk kopi panasnya yang tadi sempat dipesan sebelum masuk kamar.
Terdengar suara Wella keluar dari dalam kamar mandi, tanpa mengenakan sehelai benang melekat di tubuhnya.
Kedua tetek bergantungan. Tetek selalu dinikmati oleh Randi. Diantara selangkangan wanita itu lubang vagina dengan jembut tipisnya.
Melihat pemandangan itu, perlahan komtol Randi membesar, walaupun belum sepenuhnya.
Wella mendekati Randi. " Bagaimana bodiku sekarang"
" Tubuhmu makin bagus, semok dan yang itu " Randi menunjukkan dua tetek Wella.
" Semakin besar saja, suami kamu sering nyusu ya " ledak Randi pada Wella yang hanya tertawa kecil.
" Iya seperti kamu, suka nyusu juga sama aku " balas Wella yang duduk dalam keadaan bugil.
Dia kembali membakar rokoknya yang sempat dimatikan.
" Randi sebenarnya ada yang ingin saya omongin sama kamu " Wella berkata sambil menghisap rokoknya.
" Kamu, masih selalu ingin bertemu denganku kan ?" tanyanya
" Wella kamu sudah ada suami " Randi menyela
" Saya memang sudah bersuami, tapi sebentar lagi akan pisah " Saya tidak tahan dengan suamiku itu "
" Siapa yang tahan dengannya, saya tidak pernah dibiayai. Walaupun diberikan uang tidak cukup sebulan."
"Suami macam apa dia, yang pulang membawa uang banyak tapi yang diberikan kepada istrinya tidak cukup sebulan "
" Apa dia kira anaknya tidak butuh dibiayai hidupnya. Harus beli popok, beli susu tambahan"
Wella mengungkapkan keadaan rumah tangganya. Geram hatinya, namun dia tetap tenang.
" Sebaiknya kamu jangan menceritakan keburukan suami dan ketidak harmonisan rumah tanggamu pada orang lain " nasehat Randi pada Wella.
" Saya sudah menganggap kamu sebagai sahabatku Randi !" sela Wella yang kemudian berdiri dari kursinya.Randi hanya menatap Wella.
" Katamu sahabat, sahabat teman tidur kamu saat kamu butuh kehangatan seorang laki - laki " sindirnya.
" Terserah apa yang kamu katakan, tapi hari ini kita akan bercinta " Wella mengecup bibir Randi.
Muah...muah
Akhirnya mereka saling melumat, dengan lidah saling bertemu, liar dan asling memelintir didalam sana'
Wella naik diatas pangkuan Randi, lalu kembali saling melumat. Bibir keduanya menyatu.
Hingga akhirnya kedua tangan nakal Randi memegang kedua tetek yang bergelantungan turun.
Tetek itu, diremasnya sambil putingnya dipelintir pelan.
Ahhh...ahhh kamu nakal
Desah Wella terus saling melumat.
Randi bangkit dari duduknya sambil menggendong tubuh bugil Wella. Dibawanya tubuh wanita kecil itu ke atas ranjang lalu dibaringkannya.
Wella tersenyum nakal, dengan mimik yang mengundang nafsu.
Randi naik menindih tubuh Wella, lalu menciumi seluruh tubuh wanita itu yang menggeliat.
Ciuman Randi dari leher hingga turun diantara dua tetek. Dijilatinya lalu jilatan itu menuju ke tetek sebelah kanan. Kulit halus tetek itu inci demi inci diciuminya. Hingga lidah menjulur dan mengecup putingnya yang besar dan berwarna kecoklatan.
" Ahhh...shhh...auhhh "
Wella mendesah lirih merasakan kecupan mulut Randi pada teteknya. Belum lagi remasan tangan laki - laki pada tetek satunya lagi.
Randi berhenti dan bangkit. Membuat Wella membuka matanya yang terpejam.
Randi lalu mengubah posisinya. Kepalanya berada di selangkangan Wella. Wanita itu mengerti keinginan Randi. Kini mereka dalam posisi saling terbalik. Wajah Randi berada diantara selangkangan Wella. Randi tanpa lama - lama lagi langsung meraba luang vagina Wella. Disibaknya jembut yang ada di lubang itu, maka terlihat lubang yang memerah, dibagian atasnya ada daging mirip kacang tanah.
Randi menjamah klitoris itu dengan lidahnya membuat pemiliknya mendesah seperti kepedasan.
Ouuh....aaahhhh....sshh
Wella tak ingin kalah, dia segera melepaskan celana dalam Randi. Saat celana dalam itu lepas. Kontoll milik Randi langsung mengacung ke arah wajahnya.
" Woow...hmmm"
Wella langsung mengusap kontol panjang dan besar itu. Dipermainkan dengan tangan. Lalu perlahan dia pandu menuju ke mulutnya. Dijilatinya kepala kontol itu.
" Ahhh..ahhh, nikmati sayang " suaraingin lirih Randi di sela - sela cumbuannya pada lubang garba milik Wella.
Dua anak manusia kini semakin hanyut dalam permainan foreplay untuk menuju ke permainan yang sesungguhnya.
" Shh..aahhh...auuh"
Wella menggerakkan pantatnya saat lidah Randi masuk ke dalam lubang vaginanya dan mengais isinya.
Wella merasakan miliknya berdenyut hebat, seakan sesuatu ingin keluar dari dalam sana.
Wella membalas perbuatan Randi dengan malahar kontoll besar itu. Mulutnya nampak tak mampu menampung benda lonjong itu.
Wella mengulum dan mengisap kontol itu, hingga membuat pemiliknya semakin liar membalasnya. Mereka saling memancing libido dari permainan mulutnya.
Wella mengeluarkan kontol Randi yang berdiri tegak dan keras.
Dengan cepat Wella naik menindih tubuh Randi. Wella meraih kontol itu, lalu mengarahkan ke lubang vagina miliknya. Setelah dirasakan pas, perlahan pantatnya diturunkan, kontoll itu perlahan masuk menerobos tanpa hambatan. Karena lubang vagina miliknya sudah sangat basah oleh cairan licin bercampur air ludah Randi.
" Uhhh..ahhh...auuhh" Wella merintih saat kontol itu telah terbenam sepenuhnya di dalam lubang vaginanya.
Terasa sesak miliknya dipenuhi kontoll yang siap meluncur.
Wella mulai bergoyang naik turun menindih tubuh Randi yang memberikan kesempatan pada Wella.
Yes...yess. nikmat sayang
Wella meracau, matanya ber delik - delik merasakan tusukan kontol Randi keluar masuk di lubang vaginanya.
LUbang itu terasa berdenyut - denyut dan makin banjir cairan licin menandakan sebentar lagi mereka akan mencapai puncak dari pendakiannya.
Randi tidak mau membuat dua tetek itu hanya menganggur, yang bergelantungan yang ikut bergoyang saat Wella semakin cepat bergerak naik turun di tubuhnya.
Dia raih dua gunungan itu lalu diremasnya dengan sesekali menarik - narik putingnya yang berwarna kecoklatan.
" Shhh.. remas yang kuat sayang...aaaahhh"
Wella bergerak seirama dengan gerakan Randy yang menghentak - hentakkan pantatnya menyambut gerakan pantat wanita itu saat turun.
Aaaahhhh....uuuuhhhh. aku sampai... aku keluarrr !" teriak Wella.
Randi memegang pinggul Wella lalu menekannya rapat di pahanya sehingga kontolnya makin terbenam. Saat itu dia merasakan denyutan hebat dan jepitan dari lubang vagina Wella.
Croot .. crot
Lima semburan larva hangat memenuhi rongga vagina Wella. Sebagian mengalir keluar.
Wella lemas di samping Randy yang mengelus rambutnya.
" Kamu memang hebat sayang " puji Wella dengan nafas yang tidak beraturan.
" Kamu juga, Wel" balas Randi.535Please respect copyright.PENANAQEkS7x8fst
" Sudah lama kita tidak berhubungan, ternyata milikmu tetap sempit dan seret" kata Randi pada Wella yang memeluknya.
" Kontolmu...sangat besar memenuhi lubang vaginaku" 535Please respect copyright.PENANAl9jp8zj1LJ
" Terasa banget tusukannya" balas Wella535Please respect copyright.PENANA8hTKy11kzh
Aku akan merindukan tusukan kontolmu ini" ujar Wella sambil memegang kontol Randi yang masih tegak dan keras.535Please respect copyright.PENANAirGXmm5plK
535Please respect copyright.PENANAYQGmtz0QNI
535Please respect copyright.PENANAwky5PyEXYm