Aku Dihamili Tetangga
20984Please respect copyright.PENANATwc3qobszB
Namaku Lani, seorang ibu rumah tangga, umurku 36 tahun. Suamiku namanya Prasojo, umur 44 tahun, seorang pegawai di pemerintahan di Bantul. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang laki-laki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku walaupun sudah terbilang berumur tapi sangat terawat, karena aku rajin ke salon dan fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Sandy Harun.
20984Please respect copyright.PENANAlD1ygPRRn7
20984Please respect copyright.PENANA9CwjwoCXcf
20984Please respect copyright.PENANAtAeB98wJZM
Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar, karena sudah punya anak dua. Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia sudah mau lulus SMA, yang kedua Sangga,masih sekolah SMA kelas 1. Rika walaupun tinggal serumah dengan kami juga lebih sering menghabiskan waktunya di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan teman-temannya ataupun sibuk berkegiatan di sekolahnya. Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anak-anak, kehidupan seksku semakin tua justru semakin menjadi-jadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan seks. Akhir-akhir ini, setelah anak-anak besar, kami berlangganan internet.
20984Please respect copyright.PENANA3peSMJGEch
20984Please respect copyright.PENANACyGGKRez46
20984Please respect copyright.PENANA2R9fdRsh48
Aku dan suamiku sering browsing masalah-masalah seks, baik video, cerita, ataupun foto-foto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai tentara, suami sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kuda-kudaan, hehehe. Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku ‘keluar’ di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hati-hati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir muncrat di dalam rahimku. Walaupun sudah dua kali melahirkan tubuhku termasuk sintal dan seksi. Payudaraku masih cukup kencang karena terawat. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, karena aku masih punya pinggang. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibu-ibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja.
20984Please respect copyright.PENANARyjwwkoMNR
20984Please respect copyright.PENANALNXrzdDWs2
20984Please respect copyright.PENANAuZrQmNc4YH
Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anak-anak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anak-anak muda untuk bermain dan bercakap-cakap di teras rumah. Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami di bangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami, ditaruh di gazebo itu, sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapak-bapak yang curi-curi pandang ke tubuhku kalau pas aku bersih-bersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, kalau istilah kerennya, aku ini termasuk MILF, hehehe. Selain bapak-bapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga.
20984Please respect copyright.PENANAbPHrfA8kfy
20984Please respect copyright.PENANAiQvL8QHFfG
20984Please respect copyright.PENANAzCykqdsw9y
Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Indun, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersih-bersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anak-anak, Indun dekat dengan anak-anak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo kami. Bahkan kadang-kadang Indun menginap di situ, karena kalau malam, gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin. Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blow job di internet, aku jadi kecanduan mengulum penis suamiku. Apalagi penis suamiku adalah penis yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan penis-penis yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih pengantin muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah pertengahan kepala tiga ini aku justru tergila-gila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton film-film gituan. Biasalah, sambil nonton, sambil makan pisang, hehehe. Malam itu pun aku dengan rakus menjilati penis suamiku. Bagi mas Prasojo, mulutku adalah vagina keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang sama-sama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai vagina, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam itu kami lupa kalau Indun tidur di gazebo kami. Seperti biasa, aku teriak-teriak pada waktu penis suamiku mengaduk-aduk vaginaku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkali-kali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus menerus. Tiba-tiba kami tersentak, ketika kami mendengar suara berisik di jendela. Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Indun terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.
20984Please respect copyright.PENANA4ExE0j64ab
20984Please respect copyright.PENANAmYVV3U8HxO
20984Please respect copyright.PENANAj5pzXbe9w6
“Walah, Ndun! Kamu itu ngapain?” bentaknya.
20984Please respect copyright.PENANAyvA6iGa5AA
20984Please respect copyright.PENANAsV2x192pWD
20984Please respect copyright.PENANAzZ31f7Nusy
Indun ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Indun gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman. Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Indun, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Indun.
20984Please respect copyright.PENANA6DRrsikohc
20984Please respect copyright.PENANACoV8mnQ30T
20984Please respect copyright.PENANAhq76TUQbyq
“Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun?” Aku mendekati Indun dan memegang tangannya.
20984Please respect copyright.PENANAnqO8FkHD53
20984Please respect copyright.PENANAARlegzDtAQ
20984Please respect copyright.PENANARfRsVv1ok7
Wajah Indun sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.
20984Please respect copyright.PENANARy9l1l1h90
20984Please respect copyright.PENANApJ8ecCWHbO
20984Please respect copyright.PENANAjXnqILFG2G
“Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun?” tanyaku. “Sini coba kamu berdiri, bisa gak?”
20984Please respect copyright.PENANAg4G3cDz1S9
20984Please respect copyright.PENANAUzZXFsOTAq
20984Please respect copyright.PENANA9nAJgKEO4S
Karena gemeteran, Indun gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan. Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku, karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apa-apa.
20984Please respect copyright.PENANAAuSzAgf7YR
20984Please respect copyright.PENANA7fxyGVA3M0
20984Please respect copyright.PENANAOVmZfO5OTb
“Aduh sorri, Ndun” pekikku.
20984Please respect copyright.PENANAC2B56RczwO
20984Please respect copyright.PENANA9Y9YF7XWaP
20984Please respect copyright.PENANABSei8HakCF
Tiba-tiba suamiku tertawa. Agak kesal aku melirik suamiku, kenapa dia menertawai kami.
20984Please respect copyright.PENANAMzgSww6Dgn
20984Please respect copyright.PENANAt4kxZ7U4MW
20984Please respect copyright.PENANA1BGtZGFP47
“Aduh Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa”
20984Please respect copyright.PENANAtnBqX1BDde
20984Please respect copyright.PENANA2hOSADZbJU
20984Please respect copyright.PENANATZ1Z2kniyZ
“Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Indun ternyata udah gede, hahaha…” kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Indun. Weitss… ternyata mungkin tadi Indun mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya mencuat ke atas. Penis kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerahan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Indun. Dia tambah gelagepan.
20984Please respect copyright.PENANAilFxzb4FoS
20984Please respect copyright.PENANAXXeh48f3Jm
20984Please respect copyright.PENANA2FYkNSe7Jm
“Hussh Mas. Kasihan dia, udah malu tuh”, kataku yang justru menambah malu si Indun.
20984Please respect copyright.PENANA0f1zIDVZSC
20984Please respect copyright.PENANAMHOHptRlR6
20984Please respect copyright.PENANAI2FxEJ5qrf
“Kamu suka yang lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo… kamu nafsu ya lihat istriku?” goda suamiku.
20984Please respect copyright.PENANACyADY7iSqI
20984Please respect copyright.PENANAImxt9PoqUi
20984Please respect copyright.PENANA8NC5y3e3bS
Suamiku malah ketawa-ketawa sambil berdiri di belakangku. Tentu saja wajah Indun tambah memerah, walaupun tetap saja penis kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah mentertawakan anak ingusan itu.
20984Please respect copyright.PENANAN5hidG69e4
20984Please respect copyright.PENANAjO7JAD0zNd
20984Please respect copyright.PENANAR6ka1p1Yub
“Huh, Mas mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia”
20984Please respect copyright.PENANAUqFJFUOJtU
20984Please respect copyright.PENANAwVvpmWEbgj
20984Please respect copyright.PENANAZ8eyq5X1U4
“Lha dia khan sudah berdiri, ya tho Ndun? Wakakak” kata suamiku.
20984Please respect copyright.PENANAjZ2GMT31VG
20984Please respect copyright.PENANAG3b073yRD4
20984Please respect copyright.PENANA8c7sxcg7H9
Aku sungguh tidak tega lihat muka anak itu. Merah padam karena malu. Aku lalu berdiri mengangkang di depan anak itu, dan memegang dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuat-kuat, akhirnya dia terangkat. Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tiba-tiba justru aku yang jatuh menimpanya. Ohhh… aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Indun dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan…. ohhhh. Sleppp…. terasa sesuatu menggesek bibir vaginaku.
20984Please respect copyright.PENANAGqmFhmOf1T
20984Please respect copyright.PENANAfR7w7SZi8V
20984Please respect copyright.PENANAq36m7aeBhw
“Waa…!” aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. “Aduuuhhh!” teriakku. Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi. Tiba-tiba aku sadar benda apa yang bergesekan dengan vaginaku, penis kecil si Indun! Penis itu menggesek wilayah sensitifku disamping karena vaginaku masih basah oleh persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apa-apa di balik daster pendekku.
20984Please respect copyright.PENANAWhuagoeauo
20984Please respect copyright.PENANAT6f7SYNdzQ
20984Please respect copyright.PENANAQdw3GgkEEN
“Ohhhhh…. apa yang terjadi?” Pikirku.
20984Please respect copyright.PENANAJLS8l3UbA7
20984Please respect copyright.PENANAmUoMWdgkse
20984Please respect copyright.PENANA6VRSLk0FQV
Mungkin juga karena penis Indun yang masih imut dan lobang vaginaku yang biasa digagahi penis besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.
20984Please respect copyright.PENANAM4W9U2bTNb
20984Please respect copyright.PENANAlU51RGsb70
20984Please respect copyright.PENANAJE4exetBNq
“Ohhh.. Masss???” desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak kaget.
20984Please respect copyright.PENANAHSL6MBE2sI
20984Please respect copyright.PENANAOo7BcSVycu
20984Please respect copyright.PENANAoHRdddU8Hv
“Napa, say?” tanyanya heran.
20984Please respect copyright.PENANA5ayOILMi2T
20984Please respect copyright.PENANAS2egGQPWDw
20984Please respect copyright.PENANANDB7AQebEn
Kami bertiga sama-sama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa kelamin kami saling bersentuhan. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan penis Indun berdenyut-denyut. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda. Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Indun. Tentu saja penisnya melesak ke lobangku. Ohhh… aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh.
20984Please respect copyright.PENANA5BMEDoxNOc
20984Please respect copyright.PENANAg3ebWFIh8t
20984Please respect copyright.PENANA7yLXfhn3H2
“Ohhh…” desisku. Indun terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku. Slepppp… kembali penis itu menusuk dalam lobangku.
20984Please respect copyright.PENANAFijv1Vlpka
20984Please respect copyright.PENANAl0MhVqaPqb
20984Please respect copyright.PENANA29DNC6iHsi
Yang mengherankan suamiku diam saja, entah karena dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bingung juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini.
20984Please respect copyright.PENANAkrVkV3m1Mr
20984Please respect copyright.PENANAyB0Q02OOLl
20984Please respect copyright.PENANAJqsAmxa7tm
Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku. Tanganku berada di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok penisnya tetap tegang di dalam vaginaku. Dasar anak mesum, pikirku. Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang aneh dengan adanya penis anak yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu dalam vaginaku. Agak kasihan juga lihat mukanya, dan juga muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dia sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, karena penisnya sudah terlanjur dalam vaginaku. Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasojo. Tiba-tiba pikiran nakal menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh penisnya sudah menancap di vaginaku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang sudah di ubun-ubun, kasihan lihat Indun kalau tidak diteruskan. Dengan nekat aku kembali menekan pantatku ke depan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.
20984Please respect copyright.PENANA4HjRwOEJbH
20984Please respect copyright.PENANAORocUD3VV3
20984Please respect copyright.PENANAbJBsvXUi1C
“Dik, aaa…paaaa yang kaulakukan?” kata suamiku gagap.
20984Please respect copyright.PENANA2K5ina3W4Q
20984Please respect copyright.PENANAhJ1cjg7g9c
20984Please respect copyright.PENANAcDfXCwCHJ1
Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
20984Please respect copyright.PENANAGebsIce2TQ
20984Please respect copyright.PENANAasWL23WKQI
20984Please respect copyright.PENANAMU0Mdq6n2j
Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat melihat mukaku setengah tak percaya. Indun tidak berani lihat suamiku. Dia menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu.
20984Please respect copyright.PENANAA3xt8OB6Le
20984Please respect copyright.PENANA1pBFHJR03r
20984Please respect copyright.PENANAoQxnvW5D0N
“Mas… aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan sudah terlanjur masuk, toh sama saja…” bisikku berani ke suamiku.
20984Please respect copyright.PENANAkf1CYiXlzQ
20984Please respect copyright.PENANAGCyu2ajoyI
20984Please respect copyright.PENANANKcL0JK7KD
Aku tak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini benar-benar di luar perkiraan kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tiba-tiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Indun. Si Indun mengerang-erang sambil terbaring di rerumputan halaman rumah kami. Kembali aku memaju-mundurkan pantatku sambil meremas-remas penis kecil itu di dalam lobangku. Remasanku selalu bikin suamiku tak tahan, karena aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman. Tiba-tiba, karena sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam vaginaku menguat, dan penis kecil si Indun dijepit dengan luar biasa.
20984Please respect copyright.PENANAiFJvpa5O7J
20984Please respect copyright.PENANAi2ofparcmG
20984Please respect copyright.PENANA04jHXL3V1M
Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik, dann…. croottttttttt………..
20984Please respect copyright.PENANAVWCr9NP2Nh
20984Please respect copyright.PENANAvSX50y3oH1
20984Please respect copyright.PENANAqSH4nbmc70
Cairan panas itu membanjiri rahimku. Aku seperti hilang kendali, semua tiba-tiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan…
20984Please respect copyright.PENANAod8lZ6dcMC
20984Please respect copyright.PENANAy0zLRgyp56
20984Please respect copyright.PENANAlYpBsW36Y1
“Ohhhhhhhhhh…”
20984Please respect copyright.PENANAk45NUoVY9O
20984Please respect copyright.PENANAc1PkQ3sEdn
20984Please respect copyright.PENANA1BDFd49xIj
Aku lalu terkulai sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tanganku. Nafasku terengah-engah tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan.
20984Please respect copyright.PENANAZbFBCeDAz2
20984Please respect copyright.PENANAIYrhzx6axB
20984Please respect copyright.PENANA753EqBGBl6
“Dik… Indun gak pakai kondom ..?” suamiku terbata-bata.
20984Please respect copyright.PENANApNhGiZMxG4
20984Please respect copyright.PENANAnNU6wErfG8
20984Please respect copyright.PENANAVHsWLN9E9x
Kami sama-sama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima banyak sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohhh… tiba-tiba aku sadar akan resiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan.
20984Please respect copyright.PENANAwEHaD4x69S
20984Please respect copyright.PENANA9CCrhsWYlQ
20984Please respect copyright.PENANAzYhA7mh0An
Pelan-pelan aku berdiri dan mencabut penis Indun dari vaginaku. Penis itu masih setengah berdiri, dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku mengehela nafas. Cepat cepat aku memperbaiki dasterku. Dengan gugup, Indun juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.
20984Please respect copyright.PENANAVfE8XRCvoF
20984Please respect copyright.PENANAYAfVvdJWp8
20984Please respect copyright.PENANAcSgZL5EKNp
“Maa.. ma’af, Bu..” akhirnya keluar juga suaranya.
20984Please respect copyright.PENANAwEFZMPQCM7
20984Please respect copyright.PENANAnLbHHFofHX
20984Please respect copyright.PENANAGuuQJb6MWd
Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan.
20984Please respect copyright.PENANAu5WLHxRvao
20984Please respect copyright.PENANAcMQVitNMra
20984Please respect copyright.PENANA3OgbKmepWl
“Sudahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cuci-cuci!” perintahnya tegas.
20984Please respect copyright.PENANAydutqmrUlq
20984Please respect copyright.PENANALOFwz8j1hz
20984Please respect copyright.PENANAFfTUVipLhD
“Iya, om. Ma.. maaf ya Om” kata Indun sambil menunduk. Segera dia meluncur pergi lewat halaman samping.
20984Please respect copyright.PENANA3tbKsqu5yk
20984Please respect copyright.PENANAI00IKHAFht
20984Please respect copyright.PENANALnlcSnzww5
“Masuk!” suamiku melihat ke arahku dengan suara agak keras.
20984Please respect copyright.PENANASDqfNY8lcK
20984Please respect copyright.PENANABvF30MZBKR
20984Please respect copyright.PENANAoDoiAhmKYL
Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang akan terjadi?bKami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apa-apa. Tiba-tiba pikiran-pikiran buruk menderaku, jangan-jangan suamiku tak memaafkanku. Ohhh apa yang bisa kulakukan. Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tak berani menatap suamiku. Selama ini aku adalah istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini… tiba-tiba aku merasa sangat kotor dan hina. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dia mengelus pundakku.
20984Please respect copyright.PENANALK4qW6Hs0C
20984Please respect copyright.PENANATJmB3EjkoE
20984Please respect copyright.PENANAnP8GZY5IOT
“Sudahlah bu, ini khan kecelakaan.”
20984Please respect copyright.PENANAOeR8UqqXK4
20984Please respect copyright.PENANAJUe7A7ZYid
20984Please respect copyright.PENANACal61Dn71j
Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tiba-tiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali.
20984Please respect copyright.PENANAcuCJqzJUZR
20984Please respect copyright.PENANAn9je2gJpEO
20984Please respect copyright.PENANAYJJfi3DJts
“Tapi mas… kalau aku…… hamil gimana?” tanyaku memberanikan diri.
20984Please respect copyright.PENANAHkBtZL1ajf
20984Please respect copyright.PENANA7YSg6cF89S
20984Please respect copyright.PENANADDhVjmiOIP
“Ah.. mana mungkin, dia khan masih ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil khan gak papa, si Sangga juga sudah siap kalau punya adik lagi”, sanggah suamiku.
20984Please respect copyright.PENANAcTbzWhLbXC
20984Please respect copyright.PENANAUNu6GNb8Lu
20984Please respect copyright.PENANAqdDAuSW6R1
Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi. Kurasakan suamiku begitu mengebu-gebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu, padahal dia barusan saja melihat istrinya disetubuhi anak muda. Sampai-sampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku menyerah.
20984Please respect copyright.PENANABs59bt5Xvo
20984Please respect copyright.PENANALHG08ugEHC
20984Please respect copyright.PENANA5JRTVhGRaq
“Mas, keluarin di mulutku saja ya… aku tak kuat lagi” bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggystye.
20984Please respect copyright.PENANA1MsMcss9FS
20984Please respect copyright.PENANAACRAvaIHgY
20984Please respect copyright.PENANAVyzqSx5CJU
Suamiku mengeluarkan penisnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedot-nyedot penis besar itu. Sekitar setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang, aku menelan semua cairan kental itu.
20984Please respect copyright.PENANAFZYofY6IzJ
20984Please respect copyright.PENANAPKT46mHFb9
20984Please respect copyright.PENANAdKIKcJSk2V
###################
20984Please respect copyright.PENANAGtRC0dQzck
20984Please respect copyright.PENANAaVG3Zr8Duq
20984Please respect copyright.PENANAteemelcuCo
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan biasa. Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seolah-olah melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Indun belum berani main ke rumah. Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebenarnya rumah kami dekat dengan rumah Indun, tapi aku juga belum berani untuk melihat keadaan anak itu. Hanya saja aku masih sering ketemu ibunya, dan sering iseng-iseng nanya keadaan Indun. Katanya sih dia baik-baik saja hanya sekarang lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP. Seminggu sebelum bulan puasa, Indun datang ke rumah mengantarkan selamatan keluarganya. Wajahnya masih kelihatan malu-malu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah.
20984Please respect copyright.PENANAUhvba8qX4w
20984Please respect copyright.PENANA3Nu3dxpIji
20984Please respect copyright.PENANA08FXYHI0xv
“Hai Ndun, kok kamu jarang main ke rumah?” tanyaku.
20984Please respect copyright.PENANAPoUGiLK3Eu
20984Please respect copyright.PENANAPxVinT46pY
20984Please respect copyright.PENANA7FH65APR2D
“Eh, iya bu. Gak papa kok Bu”, jawabnya sambil tersipu.
20984Please respect copyright.PENANA93rtyDtKPO
20984Please respect copyright.PENANA1hNgif787c
20984Please respect copyright.PENANAzIrOsgSDbf
“Bilang ke mamamu, makasih ya”
20984Please respect copyright.PENANABCHuimnvPX
20984Please respect copyright.PENANA2LLaAcN5hs
20984Please respect copyright.PENANAt5WzGyEsyt
“Iya bu”, jawab Indun dengan canggung. Dia bahkan tak berani menatap wajahku. Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dia jelas masih anak ingusan, dan bukan type-type anak SMP yang populer dan gagah kayak yang jago-jago main basket. Jelas si Indun tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya memang tinggi.
20984Please respect copyright.PENANABqaJVmA1uK
20984Please respect copyright.PENANApB3SvG24y1
20984Please respect copyright.PENANA11aGQV1oge
“Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya” ajakku.
20984Please respect copyright.PENANApzwIyggTrx
20984Please respect copyright.PENANAxPN5FelVdY
20984Please respect copyright.PENANAdcrI3pxbgl
Indun tampak masih agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku masih dinas ke Kulonprogo. Anak-anak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakap-cakap sebentar tentang sekolahnya dan sebagainya. Sekali-kali aku merasa Indun melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa senang juga diperhatiin sama anak itu badanku. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat karena barusan ikut kelas yoga bersama ibu-ibu Candra Kirana. Tentunya dadaku terlihat sangat menonjol. Akhirnya tidak begitu lama, Indun pamit pulang. Dia kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah setelah kejadian malam itu.
20984Please respect copyright.PENANAPK5KooofZj
20984Please respect copyright.PENANAHsEdUUxwKe
20984Please respect copyright.PENANAebHExnzD18
Hingga pada bulan selanjutnya aku tiba-tiba gelisah. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Gimana kalau benar-benar jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasojo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif.
20984Please respect copyright.PENANAJqxd2H8g7s
20984Please respect copyright.PENANAffIReVW9i6
20984Please respect copyright.PENANASRTgKZqUcQ
Hingga pada suatu pagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil!!! Oh Tuhan!
20984Please respect copyright.PENANA4flifUgsua
20984Please respect copyright.PENANAIuMBQSmcW7
20984Please respect copyright.PENANAg6VsJh5xrZ
Aku benar-benar kaget dan tak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami selalu bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini adalah anak Indun, si anak SMP yang belum cukup umur. Aku benar-benar bingung. Seharian aku tidak dapat berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku, bahwa aku hamil dari laki-laki lain. Itulah yang paling membuatku bingung.
20984Please respect copyright.PENANAIRHCRCm1Cz
20984Please respect copyright.PENANAbxe8shmwT2
20984Please respect copyright.PENANATwGQBnqWT1
Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku.
20984Please respect copyright.PENANAcf6YsVisKT
20984Please respect copyright.PENANA1otqmOoFgv
20984Please respect copyright.PENANA6Yv0dKxuyt
“Dik Lani, ada apa? Kok sepertinya kurang sehat?” tanyanya penuh perhatian.
20984Please respect copyright.PENANA0tubRFpdqj
20984Please respect copyright.PENANAuUcUEhbAbH
20984Please respect copyright.PENANAc9LP0NzaBe
Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku erat-erat. Suamiku membalas pelukanku.
20984Please respect copyright.PENANACOJgapHs6m
20984Please respect copyright.PENANAzOX3LSdQSc
20984Please respect copyright.PENANAfp0VuSUFLo
“Ada apa sayang?” tanyanya.
20984Please respect copyright.PENANAkGU9vfTvfi
20984Please respect copyright.PENANA1TpTwCLxmV
20984Please respect copyright.PENANA4i3anD3if3
Badan kekarnya memelukku mesra. Aku selalu merasa tenang dalam pelukan laki-laki perkasa itu. Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dia menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dia bertanya, “benarkah?”
20984Please respect copyright.PENANAFbeDP5wSei
20984Please respect copyright.PENANAXSFT54gTlA
20984Please respect copyright.PENANAQM6QV65e6S
Aku mengangguk pelan sambil menagis, “aku hamil, mas…”
20984Please respect copyright.PENANAvj1NngRIa1
20984Please respect copyright.PENANAY72LWm4f3J
20984Please respect copyright.PENANAIQRouUEGdR
Jelas suamiku juga kaget. Dia diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dia menjawab singkat’
20984Please respect copyright.PENANAtu2jrcuktS
20984Please respect copyright.PENANAtMOmpRetPm
20984Please respect copyright.PENANAcKBCFHHkMP
“besok kita ke dokter Merlin”. Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan sampai pagi tiba.
20984Please respect copyright.PENANAuYunNcpDBH
20984Please respect copyright.PENANAJtcnFT9cRX
20984Please respect copyright.PENANANUH7UKlm6a
Hari selanjut sore-sore kami berdua menemui dokter Merlin. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua.
20984Please respect copyright.PENANA87DcDxDNfq
20984Please respect copyright.PENANAfsLruBMLY6
20984Please respect copyright.PENANAMLKTJrA1nu
“Selamat, Pak dan Bu Prasojo. Anda akan mendapatkan anak ketiga”, kata dokter itu riang.
20984Please respect copyright.PENANAqIe32ei6Hb
20984Please respect copyright.PENANAB3yyrZbxMP
20984Please respect copyright.PENANAgKioQ8Swv7
Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak berkata sepatah kata pun. Setelah itu, suamiku tidak menyinggung masalah itu, bahkan dia memberi tahu pada anak-anak kalau mereka akan punya adik baru. Anak-anak ternyata senang juga, karena sudah lama tidak ada anak kecil di rumah. Bagi mereka, adik kecil akan menyemarakkan rumah yang sekarang sudah tidak lagi ada suara anak kecilnya.
20984Please respect copyright.PENANApqStqSjl8S
20984Please respect copyright.PENANA0mCItrK76B
20984Please respect copyright.PENANAxCJFYfm2Pj
Malamnya, setelah tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dia ingin agar anak itu gugur atau karena dia merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari setelah sepanjang malam kami bergelut di kasur kami. Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu, karena sepanjang malam mulutku disodok-sodok penis suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang sampai tiga kali membasahi muka dan mulutku. Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya, karena seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok harinya hari libur, jadi aku tidak harus buru-buru menyiapkan sekolah anak-anak.
20984Please respect copyright.PENANAQMlvPgVLhM
20984Please respect copyright.PENANA59CbLXurqL
20984Please respect copyright.PENANAhXOgwvRFMm
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga selalu merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibu-ibu ngidamnya penis suami seperti kehamilanku kali ini. Hamil kali ini betul-betul beda dengan kehamilanku sebelumnya, yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Hamil kali ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi. Setiap malam vaginaku terasa senut-senut, ada atau tak ada suamiku. Kalau pas ada enak, aku tinggal naik dan goyang-goyang pinggang. Kalau pas gak ada aku yang sering kebingungan, dan mencari-cari di internet film-film porno. Sudah itu pasti aku mainin pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe. Yang jadi masalah, adalah perlukah aku memberi tahu si Indun bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku. Dia mendukung kehamilanku saja sudah sangat membahagiakanku. Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Itulah hal yang sangat aku syukuri.
20984Please respect copyright.PENANAUtNj0H38bj
20984Please respect copyright.PENANAtlbtrBA8KB
20984Please respect copyright.PENANAdoBVsD5pKL
Pas bulan puasa, tiba-tiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersih-bersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotong-royong membersihkan halaman dan rumah. Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anak-anak. Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala. Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku. Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolah-olah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habis-habisan. Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.
20984Please respect copyright.PENANAy550RYoCaD
20984Please respect copyright.PENANAYZ3gb65Y6z
20984Please respect copyright.PENANA6GFXQemWcB
Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curi-curi pandang melihat perutku yang mulai membuncit. Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekali-kali meneruskan program mengaji anak-anakku.
20984Please respect copyright.PENANADk3KXOstEq
20984Please respect copyright.PENANAihZ20NqcnM
20984Please respect copyright.PENANAK9iX5HXVQu
Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibu-ibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
20984Please respect copyright.PENANAVuPHegT3ug
20984Please respect copyright.PENANAJCBHM4ZTPL
20984Please respect copyright.PENANAYahUbY3Wcu
“Ndun, Sangga sudah pulang?” tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
20984Please respect copyright.PENANAU78IiGwb9o
20984Please respect copyright.PENANADrlfWzFfuC
20984Please respect copyright.PENANAOVPcUJ6uHV
“Belum, Bu”
20984Please respect copyright.PENANAdUCvx7SxjK
20984Please respect copyright.PENANAEcj7QKUaO1
20984Please respect copyright.PENANAFgnzQCSQsp
Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
20984Please respect copyright.PENANABA5uQdQSNo
20984Please respect copyright.PENANAs64PaoMUrS
20984Please respect copyright.PENANAcxuFSfocvL
Aku lalu berkata ke Indun, “Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini”.
20984Please respect copyright.PENANA9t4HeCVql4
20984Please respect copyright.PENANAXLi0tBurgq
20984Please respect copyright.PENANACFRPKJ5JYK
Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
20984Please respect copyright.PENANAM2ghtkeLcG
20984Please respect copyright.PENANARmYpglpxSu
20984Please respect copyright.PENANA5ALXxGVEk2
“Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini”, jawab Indun.
20984Please respect copyright.PENANAAt54nxJXd9
20984Please respect copyright.PENANAV2c1rlyJYD
20984Please respect copyright.PENANAGVfv00Hh7m
Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu. Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil. Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.
20984Please respect copyright.PENANAaWAVhDR5UR
20984Please respect copyright.PENANA8MbgV4nYH5
20984Please respect copyright.PENANA8OEv83W64f
“Wah, makasih , Bu. Kok repot-repot” katanya sungkan.
20984Please respect copyright.PENANAy2tvCxo5wU
20984Please respect copyright.PENANAkJ7d79D8Hp
20984Please respect copyright.PENANAT7Niyo1evW
“Gak papa, kok”
20984Please respect copyright.PENANA8cViWJ551P
20984Please respect copyright.PENANALXRJctPpaQ
20984Please respect copyright.PENANAGWbfl8itd0
Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
20984Please respect copyright.PENANAfbRMyod146
20984Please respect copyright.PENANAF2BR0wRB7D
20984Please respect copyright.PENANASI9d5ddtAf
Indun malu-malu melihat perutku.
20984Please respect copyright.PENANAgMCZi8bejq
20984Please respect copyright.PENANApduNq8jfLv
20984Please respect copyright.PENANAHicKXPHNin
“Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
20984Please respect copyright.PENANAhR1WQXZHXZ
20984Please respect copyright.PENANAmBejjm2RQb
20984Please respect copyright.PENANAH2DBK0PNyO
“Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.
20984Please respect copyright.PENANAlYYf7zPiJ5
20984Please respect copyright.PENANAdpNF58EYGt
20984Please respect copyright.PENANAm8WXoFKXdN
Tiba-tiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
20984Please respect copyright.PENANAIFUo8RG7yy
20984Please respect copyright.PENANAi0nlSpm3yW
20984Please respect copyright.PENANAXKJjPtRxuH
“Ya nggak tahu bu… Kok saya bisa tahu darimana?” jawabnya tersipu.
20984Please respect copyright.PENANARScfYwHHbv
20984Please respect copyright.PENANAqXgkwiurMi
20984Please respect copyright.PENANAee3XCcg0S6
Tiba-tiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku. Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?”
20984Please respect copyright.PENANAA654Cy857D
20984Please respect copyright.PENANALJWHsC1tnQ
20984Please respect copyright.PENANAKS7ZAR7g8D
Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba akan menjadi bapak.
20984Please respect copyright.PENANA7q8z6pMQyq
20984Please respect copyright.PENANAzFetXBdKNP
20984Please respect copyright.PENANAf2JiGkyb4N
Wajahnya melongo melihatku takut-takut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.
20984Please respect copyright.PENANAc7mcSfjZbv
20984Please respect copyright.PENANA7kwq9nABGV
20984Please respect copyright.PENANAVmosAwmPNH
“Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili pura-pura tidak tahu lagi”, kataku sambil melirik menggodanya.
20984Please respect copyright.PENANAimicaJaSvD
20984Please respect copyright.PENANAgtfK5s6jV2
20984Please respect copyright.PENANAzEE2BtceTl
Aku mengelus-elus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya.
20984Please respect copyright.PENANAGPqP9F6MIz
20984Please respect copyright.PENANAJimkR01ziN
20984Please respect copyright.PENANAGI1Re5jfLc
“Aku… eeeee… maaf Bu… aku tidak tahu…” Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
20984Please respect copyright.PENANAj4Tl1r1HVP
20984Please respect copyright.PENANAfLZsGgAYv6
20984Please respect copyright.PENANA4YIH048MPK
“Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku.
20984Please respect copyright.PENANAFu1mzWZYS7
20984Please respect copyright.PENANAUUyW3daIbk
20984Please respect copyright.PENANA9iG2fS7MnC
“Eh… aku suka banget Bu.. Aku seneng…” Indun benar-benar kalut.
20984Please respect copyright.PENANAiL0aMxKs7Z
20984Please respect copyright.PENANAdD7xVtAoDk
20984Please respect copyright.PENANAPqoMmpu9Lq
“Ya udah, kalau benar-benar seneng, sini kamu rasakan gerakannya” kataku manja sambil mengelus perutku.
20984Please respect copyright.PENANA7Ixo2J094D
20984Please respect copyright.PENANADKyZ88DbWx
20984Please respect copyright.PENANAjP7HBZNR4E
“Boleh Bu? Aku pegang..?” tanyanya kawatir.
20984Please respect copyright.PENANAFlpJuL3J2c
20984Please respect copyright.PENANARURdouEjTR
20984Please respect copyright.PENANAP6vJSuHVJs
“Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat” perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takut-takut tangannya menuju ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu. Dengan hati-hati dia meletakkan telapaknya di perutku.
20984Please respect copyright.PENANA7tIKYX9SCa
20984Please respect copyright.PENANApHdVSxihcu
20984Please respect copyright.PENANALLS2pllqml
“Maaf ya bu”, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolah-olah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
20984Please respect copyright.PENANAZZIqzgFlve
20984Please respect copyright.PENANAZAEpVjqXZA
20984Please respect copyright.PENANAsfscp9jbsV
“Kamu suka punya anak?” tanyaku.
20984Please respect copyright.PENANAcehN0NxwSa
20984Please respect copyright.PENANAAaQncKGHcD
20984Please respect copyright.PENANAJNa3G005yd
“Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu” jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.
20984Please respect copyright.PENANAjOQSLVr1Ra
20984Please respect copyright.PENANA54731gJUki
20984Please respect copyright.PENANADeBwHDLeil
Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas. Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takut-takut melihat mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.
20984Please respect copyright.PENANA45Vo49QNf5
20984Please respect copyright.PENANAZzGSpvxGbN
20984Please respect copyright.PENANAsexlm402Vv
“Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian.
20984Please respect copyright.PENANAPAIqXVQSvo
20984Please respect copyright.PENANAtt2QJTWloz
20984Please respect copyright.PENANA4qJd8t0l8u
“Saya suka sekali sama Ibu……” jawabnya.
20984Please respect copyright.PENANA6Idug69kiH
20984Please respect copyright.PENANAP04gQrp2Af
20984Please respect copyright.PENANAKFZnZSWsFD
“Kenapa?”
20984Please respect copyright.PENANAhT7RVHCzbr
20984Please respect copyright.PENANA11Mrs6h7V1
20984Please respect copyright.PENANA60W5V9UbRX
“Ibu cantik..” jawabnya dengan muka memerah.
20984Please respect copyright.PENANAyVy8NepRDZ
20984Please respect copyright.PENANAgQPXmEIJ4d
20984Please respect copyright.PENANAC14tclQMBj
“Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini..” jawabku.
20984Please respect copyright.PENANAXC0KyLH5mh
20984Please respect copyright.PENANAjPg1PpTsdr
20984Please respect copyright.PENANAVhUSPJLHDG
Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malu-malu.
20984Please respect copyright.PENANANOaNvCYTzS
20984Please respect copyright.PENANAMNbeJ7KrXh
20984Please respect copyright.PENANAomPyRkPnBe
“Gak kok, Ibu tetep cantik banget…” jawabnya pelan. Tangannya mulai mengelus-elus perutku. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
20984Please respect copyright.PENANA6awv4Fq7X7
20984Please respect copyright.PENANA8gzh9iHWrU
20984Please respect copyright.PENANACglS54YPIe
“Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo?” tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benar-benar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
20984Please respect copyright.PENANAAKAlYALX2F
20984Please respect copyright.PENANA3UZ3SI0Vha
20984Please respect copyright.PENANA8LHNlN43KB
“Aku nafsu lihat badan Ibu…” kali ini Indun menatap wajahku.
20984Please respect copyright.PENANA06bqyGSQEY
20984Please respect copyright.PENANAHcp3vPgVdL
20984Please respect copyright.PENANA7JtfRsbiAn
Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku.
20984Please respect copyright.PENANABAnzoA6eQV
20984Please respect copyright.PENANAtVLTgqn1OF
20984Please respect copyright.PENANA4Om7tSzGvZ
“Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..”
20984Please respect copyright.PENANArq0vuFkNM7
20984Please respect copyright.PENANAvosTKAehHJ
20984Please respect copyright.PENANA63Zhb721WH
Indun belingsatan.
20984Please respect copyright.PENANAJ0U6eBD64x
20984Please respect copyright.PENANAmOXpPvMSux
20984Please respect copyright.PENANA1nnaPGDzRP
“Sekarang iya..” jawabnya sambil membetulkan celananya.
20984Please respect copyright.PENANAkzToVmymdh
20984Please respect copyright.PENANA8x9JgbuJ31
20984Please respect copyright.PENANARISV9nBGDu
“Idiiih…. Mana coba lihat?” godaku.
20984Please respect copyright.PENANA1n8QAdmIen
20984Please respect copyright.PENANAybugh9UlQn
20984Please respect copyright.PENANAJ2zUIRWWyc
Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
20984Please respect copyright.PENANAsssU91VDMK
20984Please respect copyright.PENANAiYXAEJUdvw
20984Please respect copyright.PENANAVm6UtsPync
“Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya?” godaku.
20984Please respect copyright.PENANAhNLGSOevSp
20984Please respect copyright.PENANAjcbFK8hb4t
20984Please respect copyright.PENANAQbSVYpWAVT
Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
20984Please respect copyright.PENANACnevxPivnc
20984Please respect copyright.PENANAwIo2ydrW7B
20984Please respect copyright.PENANAtFtXrW6ODo
“Mau dimasukin lagi?” tanyaku gemetar.
20984Please respect copyright.PENANAwy7xvC4RxE
20984Please respect copyright.PENANA6gKJBrc3D8
20984Please respect copyright.PENANApAFo4ppZgR
“Iya bu.. Mau banget”
20984Please respect copyright.PENANAhyToBPdEfn
20984Please respect copyright.PENANAcYpgq0l0wC
20984Please respect copyright.PENANAfq8toyZvtB
Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
20984Please respect copyright.PENANA4lkrg6ZkW6
20984Please respect copyright.PENANAMcPS1VrJ5N
20984Please respect copyright.PENANAL6De5yEBQ9
Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelan-pelan masuk ditelan vaginaku.
20984Please respect copyright.PENANA82i6z91R6E
20984Please respect copyright.PENANA9rmCUib4Fk
20984Please respect copyright.PENANAWzi2cDbJjv
“Ohhhh…… Buuu…..” desisnya.
20984Please respect copyright.PENANAvMeRgyDAji
20984Please respect copyright.PENANAGoU6yba6ua
20984Please respect copyright.PENANA3cQus96za3
Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
20984Please respect copyright.PENANA1ssa0lWNvL
20984Please respect copyright.PENANAPumanULVXi
20984Please respect copyright.PENANAcGIItbUwND
“Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar”, perintahku.
20984Please respect copyright.PENANAEQLsxBg6sy
20984Please respect copyright.PENANAPcKYMql1eu
20984Please respect copyright.PENANAC3kXdmwuWe
“Iiiiiyaaa, Bu..” erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelan-pelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
20984Please respect copyright.PENANAfgCfti4HDa
20984Please respect copyright.PENANAbtxDEqHb0v
20984Please respect copyright.PENANA7jPMWkgcl2
“Ohhh…” Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
20984Please respect copyright.PENANAQDL0bZ2H9I
20984Please respect copyright.PENANAm6mqmpUTtp
20984Please respect copyright.PENANAp33TJT6GbL
Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelan-pelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelan-pelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
20984Please respect copyright.PENANAInjPdcCqjJ
20984Please respect copyright.PENANAze2abwGkOT
20984Please respect copyright.PENANAJZ3BnLlvMz
“Ndun, ayo gerakin maju mundur pelan-pelan..” perintahku.
20984Please respect copyright.PENANAQYGHH5mEFO
20984Please respect copyright.PENANAyILtugDdvg
20984Please respect copyright.PENANA8UOlgI0euM
Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerang-erang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.
20984Please respect copyright.PENANAWcnOog3Xrm
20984Please respect copyright.PENANAOD92jKupgA
20984Please respect copyright.PENANA65stBzGDCb
Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremas-remas payudaraku lagi. Dengan hati-hati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh… aku sudah sangat nafsuu… sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tiba-tiba merasakan orgasme yang luar biasa.
20984Please respect copyright.PENANA1wj7JjVbuA
20984Please respect copyright.PENANAfVDL9cnSVd
20984Please respect copyright.PENANAE9ylxI4AqU
“Ohhhh…” teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. “Aku sampai, Ndunnnn……” aku terengah-engah.
20984Please respect copyright.PENANAE5tGNIG9I6
20984Please respect copyright.PENANAL2AZ50RjV1
20984Please respect copyright.PENANAjut0gVvXSZ
Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.
20984Please respect copyright.PENANAYEroCLXNwD
20984Please respect copyright.PENANAXkzips6VRB
20984Please respect copyright.PENANAotyouTqmqM
“Ndun, pindah kamar yuk”, ajakku.
20984Please respect copyright.PENANAywOBqsw8Dp
20984Please respect copyright.PENANAbu2lafAIo9
20984Please respect copyright.PENANAIaBW6fWjn1
Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremas-remas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benar-benar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutar-mutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
20984Please respect copyright.PENANAntf3JvdGuW
20984Please respect copyright.PENANAaoDJJtEVNR
20984Please respect copyright.PENANAZn56bNQvQl
“Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?”
20984Please respect copyright.PENANA6HcmHRCzjd
20984Please respect copyright.PENANA6RYdrgBXIV
20984Please respect copyright.PENANAQQBNkcoTrn
“Gak papa Bu…” jawabnya pelan.
20984Please respect copyright.PENANAEyWw9QV7eT
20984Please respect copyright.PENANAX5laCWGULX
20984Please respect copyright.PENANA2I7FX1LaPe
Tiba-tiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
20984Please respect copyright.PENANAl0szmMRqZm
20984Please respect copyright.PENANAcQZ5qLqXjT
20984Please respect copyright.PENANAdoQ7iJGnqk
“Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar…” bisikku.
20984Please respect copyright.PENANAJYgAHo4Gj6
20984Please respect copyright.PENANAfDumoDfi0K
20984Please respect copyright.PENANAiGLzcwe1UW
Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
20984Please respect copyright.PENANAD97VfObMel
20984Please respect copyright.PENANADmouAKyirb
20984Please respect copyright.PENANANBaOKA3Qrc
“Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
20984Please respect copyright.PENANAEpFt3yZbBY
20984Please respect copyright.PENANA0cyGg8nG2C
20984Please respect copyright.PENANAWun1YvrlHu
“Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Indun.
20984Please respect copyright.PENANAhCHa7od3OF
20984Please respect copyright.PENANAHnQWKLLAZ3
20984Please respect copyright.PENANAtzRAN5ZV2B
Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: “Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp”.
20984Please respect copyright.PENANAD9Z4XkeCP4
20984Please respect copyright.PENANAt8JPZpYGdt
20984Please respect copyright.PENANAeqguG4cL3N
Aku segera balas: “Baru terbangn, telp aja, kangen”
20984Please respect copyright.PENANAilnFOcJg1N
20984Please respect copyright.PENANAdK8D56Gh42
20984Please respect copyright.PENANARveV7Apb10
Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.
20984Please respect copyright.PENANA3LyKzpwhFq
20984Please respect copyright.PENANAL1TgymC6b2
20984Please respect copyright.PENANABFfNLz9Phr
“Hei… Sorii ganggu, udah bobok apa?” tanyanya.
20984Please respect copyright.PENANASGU154R5Lr
20984Please respect copyright.PENANAlYOnl79VGY
20984Please respect copyright.PENANAJCS6yVzHI8
“Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku.
20984Please respect copyright.PENANAdcH0HSH1HT
20984Please respect copyright.PENANAi0rmFSq2NC
20984Please respect copyright.PENANAROjB0zE0hW
“Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?”
20984Please respect copyright.PENANAlUAk9X6UXV
20984Please respect copyright.PENANAhDMCSIVNEy
20984Please respect copyright.PENANAP7NSY9Rjjb
“Hmmm…. “ aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
20984Please respect copyright.PENANAvWvfpy6l3E
20984Please respect copyright.PENANAI6i4OHMVS4
20984Please respect copyright.PENANAhP0feqcgnj
“Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas…”
20984Please respect copyright.PENANAWyL6IzjZZB
20984Please respect copyright.PENANAInSN95MisB
20984Please respect copyright.PENANAVLcjQNKbub
“Sama.. Pengen nih” kata suamiku.
20984Please respect copyright.PENANANd9UzFvCtV
20984Please respect copyright.PENANAkViDinWT0f
20984Please respect copyright.PENANAD63bD4kQtl
“Sini, mau di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal.
20984Please respect copyright.PENANAHXqZE79YIR
20984Please respect copyright.PENANAYkdCKtDMmt
20984Please respect copyright.PENANAdsVTrxX1H1
“Mana aja deh”
20984Please respect copyright.PENANASncJMyHuV7
20984Please respect copyright.PENANAo5YRTGz8XU
20984Please respect copyright.PENANAgGBcioUnhv
“Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih…” godaku.
20984Please respect copyright.PENANAyy9qFMhk28
20984Please respect copyright.PENANA8SVrzGfpTD
20984Please respect copyright.PENANAXvZ4K8b8IQ
“Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku.
20984Please respect copyright.PENANAkEXCCgj1E4
20984Please respect copyright.PENANAdR1hf5FAHa
20984Please respect copyright.PENANAm0M8M6GOsn
Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
20984Please respect copyright.PENANAGY6XcXDHPb
20984Please respect copyright.PENANABcnuOyjoIK
20984Please respect copyright.PENANANHz4PCXXTu
“Kocok aja Mas, aku juga mau” kataku manja.
20984Please respect copyright.PENANATB3c5AfDcJ
20984Please respect copyright.PENANAx1KX0oyfeH
20984Please respect copyright.PENANAY1QwWmDz7O
Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, “Sekarang kamu genjot aku sekencang-kencangnya sampai keluar, ya. Sekuat-kuatnya”.
20984Please respect copyright.PENANAAx2VSUfiYI
20984Please respect copyright.PENANASdtmXHoBcK
20984Please respect copyright.PENANAsMGUuCYz3o
Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, “Ayo, mas, buka celananya..”
20984Please respect copyright.PENANAxYf50Fx1h8
20984Please respect copyright.PENANALFrm94g6st
20984Please respect copyright.PENANAxaPFE0uAH2
Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
20984Please respect copyright.PENANAhEc335NJuL
20984Please respect copyright.PENANAFgR9InEX2J
20984Please respect copyright.PENANAbWjOEpmydB
“Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..”
20984Please respect copyright.PENANAm5HZ7RKZvp
20984Please respect copyright.PENANAUnjzAttBoY
20984Please respect copyright.PENANAYVNNnKcn5Z
Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan laki-laki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu juga suamiku.
20984Please respect copyright.PENANAtu84KrymV0
20984Please respect copyright.PENANArCdWGRUN8w
20984Please respect copyright.PENANAg6Oz6Y8JAc
“Mas, aku masturbasi kesetanan ini….. Pengen banget…. Kamu kocok kuat-kuat yaaa….. Ahhhhh”
20984Please respect copyright.PENANAyq2kkV4E3e
20984Please respect copyright.PENANAlIfBXy2EbL
20984Please respect copyright.PENANAIdl20zTPDZ
“Iyyyyaaaa… Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh…. Ohhhhh” erang suamiku.
20984Please respect copyright.PENANAb9wxaazYOu
20984Please respect copyright.PENANAWsi1r1iCjk
20984Please respect copyright.PENANA7Twd2nEb8x
Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerang-erang tidak karuan. Suara lobangku berdecit-decit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benar-benar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar kata-kata mesra dengan suamiku. Indun seolah-olah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benar-benar membanggakan. Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraung-raung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengah-engah sehabis menggenjotku habis-habisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habis-habisan. Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku sama-sama berteriak, kami sama-sama keluar. Aku terengah-engah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betul-betul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrol-ngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya. Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelan-pelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobok-obok vaginaku. Tiba-tiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.
20984Please respect copyright.PENANA2KcNdmQhrW
20984Please respect copyright.PENANAoEjVcjRw6A
20984Please respect copyright.PENANAvfXJ5o5xBZ
“Ohhh”, lenguhnya kecewa.
20984Please respect copyright.PENANAGeenPfYOrd
20984Please respect copyright.PENANAewCoS4RUxx
20984Please respect copyright.PENANA2JptKJV6uJ
Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu. Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusap-usapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu berhasil di terobosnya.
20984Please respect copyright.PENANASXmqM59r8z
20984Please respect copyright.PENANAnjBvJbgs0W
20984Please respect copyright.PENANAbOTYz6FYQo
“Ohhhhh…..” desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelan-pelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
20984Please respect copyright.PENANAKJSJQaQsZK
20984Please respect copyright.PENANABYkY7mh82y
20984Please respect copyright.PENANAW34fBQKgJx
Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengah-engah, begitu juga aku.
20984Please respect copyright.PENANAFd6h4J5xoQ
20984Please respect copyright.PENANAxuaXc7CfY7
20984Please respect copyright.PENANA4su4AwF9gH
“Pelan-pelan, Ndun…” bisikku.
20984Please respect copyright.PENANAyx7BMakt4u
20984Please respect copyright.PENANAqf2tovJnBr
20984Please respect copyright.PENANAWmop1wAr5s
Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
20984Please respect copyright.PENANA99i3NAKfNp
20984Please respect copyright.PENANAAFKvAdYGPJ
20984Please respect copyright.PENANAZUoLg5IVFy
“Ohhh, Tuhan…” rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerang-erang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
20984Please respect copyright.PENANA826awQJXZk
20984Please respect copyright.PENANA9izIvD8WU2
20984Please respect copyright.PENANAz9TaoOCXUd
genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
20984Please respect copyright.PENANAXGqr4jcFtn
20984Please respect copyright.PENANAtyMGHV0nTs
20984Please respect copyright.PENANArMKbpgv4It
“ohhhhh…”
20984Please respect copyright.PENANAZSApiTp4Q1
20984Please respect copyright.PENANA0kQzoL4HzM
20984Please respect copyright.PENANAtFUhfCBm1i
Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. Crot…Aku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami sama-sama terengah-engah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.
20984Please respect copyright.PENANAqJocIb5ieM
20984Please respect copyright.PENANAlxEPO6ASH0
20984Please respect copyright.PENANAfaFWB0YCnB
########################
20984Please respect copyright.PENANAYJtJgJ79Ub
20984Please respect copyright.PENANAAKlAo79i6Y
20984Please respect copyright.PENANAhCAPjgHAut
Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anak-anak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benar-benar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benar-benar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benar-benar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih sama-sama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
20984Please respect copyright.PENANAGjRuloTtmf
20984Please respect copyright.PENANAcS3z5Tm9Qc
20984Please respect copyright.PENANAPINI0qEnO5
“Ndun… Bangun. Kamu sekolah khan?” bisikku.
20984Please respect copyright.PENANA0N32DIctW1
20984Please respect copyright.PENANAbllEFcv47J
20984Please respect copyright.PENANAuAqnqjmzDJ
Indun nampak kaget dan segera duduk.
20984Please respect copyright.PENANAIwSKHRX6c9
20984Please respect copyright.PENANAJXDAzWjaRE
20984Please respect copyright.PENANA9NRf2AX8w0
“Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan…” katanya gugup.
20984Please respect copyright.PENANAgJpFPww7dC
20984Please respect copyright.PENANAiJXrVuuizi
20984Please respect copyright.PENANAMxl0dkmpCd
“Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam”
20984Please respect copyright.PENANAcDlKGmAtwo
20984Please respect copyright.PENANAaXX2Cz8yX0
20984Please respect copyright.PENANAIZFGys85zG
Kami berpandangan.
20984Please respect copyright.PENANA49dbLdrQqo
20984Please respect copyright.PENANAXAuMXQlV9E
20984Please respect copyright.PENANAYs16pSUhLi
“Maaf Bu. Aku benar-benar tidak sopan”
20984Please respect copyright.PENANADSPeDbD61G
20984Please respect copyright.PENANAusjAXAtEnq
20984Please respect copyright.PENANAY7OJPRqlBN
“Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun” bisikku pelan.
20984Please respect copyright.PENANARBQRLxRMuY
20984Please respect copyright.PENANApXm4P3xVDU
20984Please respect copyright.PENANAXPpLRPiG6z
Indun menatapku, “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan.
20984Please respect copyright.PENANAvaC102GZdh
20984Please respect copyright.PENANA2ZdQSivQXJ
20984Please respect copyright.PENANAblaBIuvK89
“Ndun, kamu punya pacar?”
20984Please respect copyright.PENANA6d6jZkZmoa
20984Please respect copyright.PENANA0UnvJLoeYJ
20984Please respect copyright.PENANAmsiYFqtI1S
“Belum, bu”
20984Please respect copyright.PENANAf6TaCBMMb6
20984Please respect copyright.PENANApsVVkxoY48
20984Please respect copyright.PENANAKu04NKL5zP
“Kamu janji ya jangan cerita-cerita ke siapa-siapa ya soal kita”
20984Please respect copyright.PENANAiUqFYf443Z
20984Please respect copyright.PENANA1YUT1VqDLo
20984Please respect copyright.PENANAuzo4dUX8dr
“Iya bu, gak mungkinlah”
20984Please respect copyright.PENANAAKAhl52QlS
20984Please respect copyright.PENANAwkdZIuDzMB
20984Please respect copyright.PENANAlDr4RQDcvW
“Aku takut kamu rusak karena aku”
20984Please respect copyright.PENANAm1XqgZjdu4
20984Please respect copyright.PENANAudgAPe5ZCI
20984Please respect copyright.PENANAVXRJIZCfzl
“Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu”
20984Please respect copyright.PENANApbFNhVq7P2
20984Please respect copyright.PENANAw0hsq0mYTd
20984Please respect copyright.PENANA2pToIDfmpA
“Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya” kataku kawatir.
20984Please respect copyright.PENANACqJKJIzYRf
20984Please respect copyright.PENANAiH7z0lRBaD
20984Please respect copyright.PENANAUrw9XPsSWi
“Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya…” katanya pelan.
20984Please respect copyright.PENANAwOWCxT8qG0
20984Please respect copyright.PENANAhKOCHbLBkt
20984Please respect copyright.PENANAuGOLQqipJO
Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
20984Please respect copyright.PENANAG6UnH6BX69
20984Please respect copyright.PENANAq6viGDjUBU
20984Please respect copyright.PENANArIyzjeGzK8
“Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk” Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benar-benar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
20984Please respect copyright.PENANAarngKyNFx4
20984Please respect copyright.PENANAqdyDElO2zY
20984Please respect copyright.PENANAmnmFPNzOgb
Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelan-pelan.
20984Please respect copyright.PENANAYskNtVRGuO
20984Please respect copyright.PENANAe6phImHWJm
20984Please respect copyright.PENANAh14EwcLWpP
Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
20984Please respect copyright.PENANAFm4YsjW2hj
20984Please respect copyright.PENANA5kRSkk7LiL
20984Please respect copyright.PENANAOioHgOLo9O
“Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu”
20984Please respect copyright.PENANAaAVwv4hyHr
20984Please respect copyright.PENANAa39vCD9Ssx
20984Please respect copyright.PENANAUwr7MDDb4B
Indun buru-buru melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh… agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
20984Please respect copyright.PENANAIjk8WgPl7A
20984Please respect copyright.PENANAy4g8FjmrGK
20984Please respect copyright.PENANAyGBmQGYePP
“Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah”, perintahku.
20984Please respect copyright.PENANAgvVOmdLaD6
20984Please respect copyright.PENANA9bTx7B2vCg
20984Please respect copyright.PENANA2ukSUBYlH6
Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodok-sodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerang-erang di belakangku.
20984Please respect copyright.PENANAzqJY5YO4gz
20984Please respect copyright.PENANABld0CBvJ0z
20984Please respect copyright.PENANAYdH7hWXGMM
“Ayo, Ndun, sodok yang kuat”
20984Please respect copyright.PENANALSmJkfYUG3
20984Please respect copyright.PENANAbPFdl65VNV
20984Please respect copyright.PENANA0JCe66CIgd
“Iyyyaaa.. Bu”
20984Please respect copyright.PENANAdEHaec6LVG
20984Please respect copyright.PENANA34HBKhzc5S
20984Please respect copyright.PENANAx5KzQTgm9H
“Terusss… Cepat”
20984Please respect copyright.PENANAmYgHfB7OaC
20984Please respect copyright.PENANAEfP1HZP6Ww
20984Please respect copyright.PENANAUCut1QoKku
Sodokan-sodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.
20984Please respect copyright.PENANAXfgCHYJbHD
20984Please respect copyright.PENANA699LblYB6l
20984Please respect copyright.PENANAoR5EhSzi1y
“Ohhh…”
20984Please respect copyright.PENANAbFnYAOR2AW
20984Please respect copyright.PENANAxc2w8Mi3XC
20984Please respect copyright.PENANAwkcp23uAFt
Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.
20984Please respect copyright.PENANAXmIaKgYpdO
20984Please respect copyright.PENANAOXkZqhNdCe
20984Please respect copyright.PENANARcZciNEmwH
“Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya” kataku sambil tersenyum.
20984Please respect copyright.PENANAUxRu4ru0Tx
20984Please respect copyright.PENANAOL86KBdRw3
20984Please respect copyright.PENANAy5FJglqNpV
Indun mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Moga-moga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang. Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepat-cepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.
20984Please respect copyright.PENANAxZ1OPnI5Mc
20984Please respect copyright.PENANAIoKZOL91nZ
20984Please respect copyright.PENANAi4411gYWj4
######################
20984Please respect copyright.PENANA4ok2Z5iEOI
20984Please respect copyright.PENANAVLJjlCqwmX
20984Please respect copyright.PENANA6dPE2JlY5B
Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan buku-buku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjam-jam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.
20984Please respect copyright.PENANAAX2Jck8rdW
20984Please respect copyright.PENANAbqDgBPaEX9
20984Please respect copyright.PENANASzudV1u0Ni
“Ndun, tadi kamu di sekolah gimana?” bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
20984Please respect copyright.PENANAnssMFeZkYb
20984Please respect copyright.PENANA5jkJvArPn0
20984Please respect copyright.PENANAVPcqAW4JCC
“Biasa aja Bu”
20984Please respect copyright.PENANAnBOSHMpJIH
20984Please respect copyright.PENANAtCXB8NHeTp
20984Please respect copyright.PENANAjec9Dkt0Gm
“Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?”
20984Please respect copyright.PENANAa3GNAyo2Cu
20984Please respect copyright.PENANAht2iCkdAcS
20984Please respect copyright.PENANAc9Izt3Nup4
“Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang”
20984Please respect copyright.PENANAi9MmxIiv5a
20984Please respect copyright.PENANARLiEpF6Wel
20984Please respect copyright.PENANASN567lWmaj
“Aku takut menganggu sekolahmu”
20984Please respect copyright.PENANA9r3rGtdrTX
20984Please respect copyright.PENANALRMC57z86v
20984Please respect copyright.PENANAZfaUtdz2VD
“Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran”
20984Please respect copyright.PENANAVh0QnkiQfi
20984Please respect copyright.PENANAFicFFSO8iZ
20984Please respect copyright.PENANAF2uCgSy8E5
“Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu”
20984Please respect copyright.PENANAG2x70eoqhE
20984Please respect copyright.PENANAKfInoXzdsE
20984Please respect copyright.PENANADYtNznu9KK
“Iya Bu”
20984Please respect copyright.PENANA3cufjSEYYf
20984Please respect copyright.PENANAULAr5TeXNr
20984Please respect copyright.PENANA67kcbmSptK
“Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini”
20984Please respect copyright.PENANAlJV3ce9MQN
20984Please respect copyright.PENANAoPqolAL7fB
20984Please respect copyright.PENANAkzaHJ8f9kc
“Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap menemani Ibu di sini”
20984Please respect copyright.PENANAafKKAbiYuk
20984Please respect copyright.PENANAeeZ0Xpl36x
20984Please respect copyright.PENANARdZYzYfE8o
“Yee…. maunya. Ya gak papa”, kataku sambil mencubit pinggangnya.
20984Please respect copyright.PENANA63prnZ2I2A
20984Please respect copyright.PENANAwO2RRa0jLf
20984Please respect copyright.PENANAVAv1wvBOQt
“Aku mau jadi pacar Ibu”
20984Please respect copyright.PENANAMSuEgDEnbp
20984Please respect copyright.PENANAGeOp1FxHy7
20984Please respect copyright.PENANAJGw2BCC5Qg
“Lho aku khan sudah bersuami?”
20984Please respect copyright.PENANAPGbZN1FoZn
20984Please respect copyright.PENANAyYejuluGtV
20984Please respect copyright.PENANAtRZ9BJ8ln3
“Ya gak papa, jadi apa saja deh”
20984Please respect copyright.PENANAFbVpNxPb2k
20984Please respect copyright.PENANABPAKWMA1yN
20984Please respect copyright.PENANAYkVwtBQflu
“Aku justru kasihan sama kamu. Besok-besok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?”
20984Please respect copyright.PENANAmJIoXVJrAc
20984Please respect copyright.PENANAcefL2prcW2
20984Please respect copyright.PENANA5Esuuuew0f
“Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau”
20984Please respect copyright.PENANAkzeH0hx91b
20984Please respect copyright.PENANAAZYyFrnAR6
20984Please respect copyright.PENANARxJlOnVkLL
“Idihh.. ya udah. Bobok yuk” kataku kelelahan.
20984Please respect copyright.PENANAPlIiS2F8Ej
20984Please respect copyright.PENANAbFI0zzJmCw
20984Please respect copyright.PENANAxCRKkkZQFo
Kami tidur berpelukan sampai pagi.
20984Please respect copyright.PENANA8o5mNCZMvM
20984Please respect copyright.PENANAYFlOzVLIUP
20984Please respect copyright.PENANA1mHXg9NWe5
#######################
20984Please respect copyright.PENANA4dI0bEmdMu
20984Please respect copyright.PENANAYwTlLJi8Us
20984Please respect copyright.PENANA034TbGwcWX
Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lama-lama aku juga merasakan hal yang sama. Seolah-olah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobang-lobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lama-lama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih oke-oke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
20984Please respect copyright.PENANA3AZRlIJP72
20984Please respect copyright.PENANAVwXNC1s57b
20984Please respect copyright.PENANAuO7k3vbGUM
Untung aku dan suamiku juga kadang-kadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikir-pikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.
20984Please respect copyright.PENANAnEYTqdtcXV
20984Please respect copyright.PENANAmXAA63bb9D
20984Please respect copyright.PENANAvLRLF6EM91
##########################
20984Please respect copyright.PENANAlvi2di5x93
20984Please respect copyright.PENANAUy02sR4IAF
20984Please respect copyright.PENANAiXu8fv0la8
Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibu-ibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besar-besaran. Banyak ibu-ibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun. Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
20984Please respect copyright.PENANAG30QOg1PYF
20984Please respect copyright.PENANArE2Zr2HhEU
20984Please respect copyright.PENANAKaiRWJD3IY
“Assalamu’alaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?”
20984Please respect copyright.PENANAgCJH2kkBJR
20984Please respect copyright.PENANARP29xVsZ1K
20984Please respect copyright.PENANAawoWl5vNEI
“Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih” jawab Bu Ro.
20984Please respect copyright.PENANAc3s9Wi8vq4
20984Please respect copyright.PENANAuznFg92rbF
20984Please respect copyright.PENANAQ5vWaWRIMH
“Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?”
20984Please respect copyright.PENANAktHElr4uxO
20984Please respect copyright.PENANAzP6gXz4C2P
20984Please respect copyright.PENANAvS4Qx6DELU
“Ada Bu, sebentar ya Bu”
20984Please respect copyright.PENANAtCR4qy8MOw
20984Please respect copyright.PENANAmTrWiD7wP7
20984Please respect copyright.PENANA57TVyjlULq
Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
20984Please respect copyright.PENANAIbnbiQaOdO
20984Please respect copyright.PENANA3a8xdgJ5Gd
20984Please respect copyright.PENANAsCV0Ea4RbQ
“Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya” kataku pelan
20984Please respect copyright.PENANAMjeGSqLwS9
20984Please respect copyright.PENANAVQrlwo8mFf
20984Please respect copyright.PENANAlOhSgGCxVx
“Iya Bu” jawab Indun agak bingung.
20984Please respect copyright.PENANAddCknn5B30
20984Please respect copyright.PENANAaWNUCfMaNJ
20984Please respect copyright.PENANAckxQ1fZP1R
“Terus kamu pakai kondom kamu…”
20984Please respect copyright.PENANA1chh8TTJCS
20984Please respect copyright.PENANAM3lg6hzmh5
20984Please respect copyright.PENANAxqyNQAsbdu
Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besar-besaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jama’ah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibu-ibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibu-ibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum akan kondisiku. Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesak-desakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan.
20984Please respect copyright.PENANAucoTQxkTzy
20984Please respect copyright.PENANA1Nssd1sLZS
20984Please respect copyright.PENANAdq9Z8NWtvx
“Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana” kataku pada Bu Anjar.
20984Please respect copyright.PENANA5JimGDRINi
20984Please respect copyright.PENANA02kE6atTpV
20984Please respect copyright.PENANAoiZ1Uexhei
“Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi..” kata Bu Anjar.
20984Please respect copyright.PENANAvD4yXlIuMJ
20984Please respect copyright.PENANAuLaqnv2Lb9
20984Please respect copyright.PENANA7yxhfk6YTs
“Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho”
20984Please respect copyright.PENANArdvrgjnr9U
20984Please respect copyright.PENANAvwMQdPQoz3
20984Please respect copyright.PENANAQuaV7a8LHI
Kami lalu bercakap-cakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
20984Please respect copyright.PENANA1aOzwfa0sH
20984Please respect copyright.PENANAPY1yymTdDS
20984Please respect copyright.PENANAEVP7Vot5VX
“Bu, monggo kalau mau duduk” tawarnya padaku.
20984Please respect copyright.PENANAkR8jtgz3SZ
20984Please respect copyright.PENANANDdJdwAtib
20984Please respect copyright.PENANAF6lpsbh6eJ
“Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja” jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.
20984Please respect copyright.PENANA9sVmczGIGM
20984Please respect copyright.PENANAUvTG1KgWgq
20984Please respect copyright.PENANAYlrOLToDMG
Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibu-ibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diam-diam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
20984Please respect copyright.PENANAcQjzKPipvM
20984Please respect copyright.PENANAW4MVkvGB9k
20984Please respect copyright.PENANAYLKZA00RaG
Aku berbisik pada Indun, “buka, Ndun. Udah pakai kondom?”
20984Please respect copyright.PENANAHK9CLF6TYi
20984Please respect copyright.PENANAkIyooXYFs6
20984Please respect copyright.PENANAEy4EX0W1Jo
Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelan-pelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengelus-elus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakap-cakap dengan dua ibu-ibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orang-orang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesak-desakan.
20984Please respect copyright.PENANA3WYA5OYR0Y
20984Please respect copyright.PENANAO3vJynsOf2
20984Please respect copyright.PENANA20aDyhACc2
Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tiba-tiba vaginaku berkedut-kedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelan-pelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibu-ibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunang-kunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngos-ngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepat-cepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibu-ibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah hari-hari yang sibuk yang memisahkan kami.
ns216.73.216.176da2