Dengan sekuat mungkin aku berusaha untuk tidak membuka asal – usulku kepada Bu Laila. Setiap kali berkomunikasi lewat ponsel, aku selalu bersikap untuk tetap seromantis mungkin.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEH8Rm5Vbvo
Di balik itu semua, diam – diam aku menyisihkan dana dalam batas yang diijinkan oleh Bu Laila. Dana itu kusimpan dalam rekening baru atas nama pribadiku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡixCuW4Fbwj
Hal ini kulakukan agar seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (setelah Bu Laila tahu asal – usulku, aku jangan sampai jatuh miskin).
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡELLLjaDnNF
Batinku memang resah gelisah menyimpan rahasia yang belum dibuka ini. Berbulan – bulan aku menyekap rahasia ini, dengan perasaan kuatir dan resah.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2He6Db6pld
Dalam keadaan galau inilah datang tamu, seorang gadis cantik bernama Anneke, yang ingin menanam saham di dalam perusahaan punya Bu Laila ini.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT1525CG3wf
Gadis bernama Anneke itu berterus terang bahwa ayahnya meninggal setahun yang lalu, sementara hartanya diwariskan pada Anneke semua. Dengan catatan bahwa Anneke bertanggungjawab untuk membiayai segala kebutuhan ibunya seumur hidupnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSqAos0KK7u
Aku merasa punya jalan untuk berjaga – jaga seandainya hubunganku dengan Bu Laila mengalami sesuatu yang tidak diinginkan.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAYWx4u14b2
Maka dalam kunjungan Anneke yang ketiga kalinya ke kantorku, aku sudah punya keputusan yang masih tersimpan di dalam hati. Untuk membujat sebuah PT baru, di mana aku menjadi dirutnya, sementara Anneke akan kuposisikan sebagai komisaris utamanya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWIhCU4hJJn
Jadi investasi Anneke jangan bercampur baur dengan saham Bu Laila yang 70% itu (saham kehormatanku 30%).
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpeAqaKokg1
Gadis cantik yang gerak – geriknya selalu membuatku kagum itu pun langsung menyetujuinya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWTZWstN3LG
“Deal Bang. Yang terpenting aku ingin agar Bang Wawan mengatur dana itu, karena aku sendiri sama sekali tak punya pengalaman dalam berbisnis,” kata Anneke dengan senyum manis di bibir tipis mungilnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2r9NsnaFSn
Senang hatiku mendengar persetujuannya itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBOAZQauBtU
Aku memang punya konsep bagus (menurutku) yang tidak pernah dilaksanakan dalam perusahaan milik Bu Laila ini. Sehingga PT baru itu nantinya takkan menjadi kompetitor perusahaan punya Bu Laila ini.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAeX4owrF6T
Lalu aku melakukan gerakan kilat. Merombak gudang peninggalan almarhum ayah Anneke, menjadi sebuah kantor. Kemudian kami merekrut puluhan tenaga untuk menjadi karyawan PT yang diriku menjadi dirutnya itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3lnxdFpnsy
Arah usaha PT baru itu, ada deh. Pokoknya legal dan halal.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu1OfFa8m3V
Dalam tempo 3 bulan saja aku berhasil mengaktifkan PT baru itu sampai pada “kecepatan normal”. Bahkan bisa dibilang di atas rata – rata.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUWCZXJMhhs
Tapi tentu saja aku takkan meninggalkan PT punya Bu Laila itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ6WnpZHqGs
Bahkan pada suatu hari aku mendapatkan panggilan di ponselku. Panggilan dari Bu Laila…!
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmysNhhobcf
Lalu :
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoeGUc4iLLp
“Sayaaang… udah lupa ya?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaHshG9kmFj
“Masalah apa Beib? Ulang tahunmu dua bulan lagi kan?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmm03Nhtegy
“Bukan masalah ulang tahun. Kandunganku ini… sekarang sudah genap tujuh bulan. Lupa ya? Kan aku bilang kalau kehamilanku sudah tujuh bulan, pangeranku boleh menggaul;iku lagi. Bahkan harus sering… supaya bayinya kuat nanti.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡReMppk9iiZ
“Oh… iyaaaa… iyaaa… berarti aku sudah boleh buka puasa dong. Terus di mana kita mau ketemuan?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7kDFJBZAGL
Kemudian Bu Laila menyebutkan nama sebuah hotel bintang lima. Dengan nomor kamarnya sekalian, karena ia sudah membooking kamar itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFvIuKYxwhj
“Oke… aku segera meluncur ke hotel itu Beib,” ucapku di dekat mic ponselku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfT7y5P3Qo7
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbxyoNaA5Ho
“Aku pasti duluan tiba, karena sekarang sudah on the way menuju hotel itu. Langsaung aja ke kamar yang nomornya kusebutkan tadi ya,” sahut Bu Laila di speaker hapeku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvUM0zpLyrC
“Oke… oke… !”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXuwrkeCRJq
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di dalam sedan hitamku, menuju hotel yang sudah disebutkan oleh Bu Laila tadi. Lalu masuk ke dalam lift dan kupijat angka 5, karena kamar yang sudah dibooking itu berada di lantai lima.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtf4WHW46zA
Pintu kamar itu sudah terbuka sedikit, sehingga aku bisa langsung masuk ke dalamnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9zoLKUQA33
Dan… aku tercengang menyaksikan Bu Laila yang mengenakan gaun hamil putih bersih itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC0Z7w2qxSz
“Beib… dirimu sangat berubah… jadi tampak jauh lebih muda dan… cantik sekali… !” seruku sambil memeluk lehernya, lalu menciumi sepasang pipinya, bibirnyha dan lehernya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxTYxmbIgkh
“Memang banyak yang bilang aku jadi kayak cewek duapuluhtahunan,” ucapnya sambil menjilati telingaku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5jMY0nVyGA
“Memang betul. Dan yang paling jelas… jadi sangat sangat dan sangat cantik sekaliii… oooh… dirimu memang bidadari yang dikirimkan dari langit, untuk menaburkan segala jenis kebahagiaan ke dalam jiwaku.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6vcxa9yXCT
“Hmmm… aku jadi merasa tersanjung Honey… eee… eeee… eeeeh… anak kita bergerak – gerak nih… mungkin senang karena ayahnya datang… coba pegang perutku…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmI9ule6g9a
Aku pun berlutut di depan Bu Laila sambil menyelinapkan tanganku ke balik baju hamilnya. Lalu memegang permukaan perutnya yang sudah buncit. Dan… aku merasakannya… merasakan seperti ada yhang menggeliat di balik perutr buncit itu…!
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYsJGTpBjqg
“Kata orang, kalau ibu yang hamil jadi semakin cantik, biasanya bayi di dalam perutnya itu perempuan.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ51C9BaTuXH
“Memang iya, kata dokter bayinya cewek Honey.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqS164qYdhu
“Wow…! Semoga anakku secantik ibunya… !”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu2MpvOjtkf
“Malah aku ingin lebih cantik dariku Honey…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfd8zUGbNiL
“Amiiin…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDhGw79kcO3
Bu Laila tersenyum. Lalu melepaskan gaun hamil putihnya, sehingga tinggal bra yang masih melekat di badannya. Karena sejak tadi pun aku tahu bahwa ia tak mengenakan celana dalam di balik baju hamil itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRfk3UaP5Y3
Kemudian ia duduk di sofa sambil melepaskan beha putihnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡASaQ9Tt32M
“Sambil berlutut di karpet ya ngentotnya,” ucap Bu Laila sambil meletakkan behanya ke atas meja kecil di samping sofa putih itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUqdCGizQwx
“Oke. Biar bayinya jangan tergencet ya,” sahutku sambil mlepaskan dasi dan jasku. Kemudian juga kemeja dan celana panjangku. Semuanya itu kugantungkan di kapstok. Begitu juga celana dalamku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZckS00J98
Kemudian aku duduk bersila di atas karpet, di antara kedua paha Bu Laila yang sudah direntangkan di atas sofa itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1VYTatDNZT
Lalu kungangakan labia mayora Bu Laila, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu pun terbuka dan langsung kujilati dengan lahapnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVmtWXpUmU5
Sambil berlutut kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang memek Bu Laila yang sudah sangat basah oleh air liurku itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMVzsS7Zyzw
Disambut dengan desahan nafas wanita yang sudah sangat berjasa bagi kehidupanku itu, “Aaaaahhhhh… udah berbulan – bulan penismu gak ngentot memekku ya… rasanya udah kangen sekali… aaaaaaah…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsWONdoa7cy
Lalu sambil berpegangan ke ujung sandaran sofa, aku pun mulai mengayun kontolku. Perlahan – lahan dulu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVWUgYvichE
“Bagaimana rasanya memek bumil?” tanya Bu Laila.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxTFOFtODYc
“Lebih enak Beib… lebih lengkap rasanya…” sahutku sambil mempercepat entotanku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBFgYhrTrsJ
Makin lama makin lancar kontolku mengentot liang memek Bu Laila yang memang lebih sedap daripada sebelum hamil. Tapi aku tidak berani terlalu cepat mengentotnya, mengingat bayi yang ada di dalam perutnya, jangan sampai tergoncang berlebihan.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK1DA61nBoJ
Walau pun begitu tampak sekali Bu Laila sangat enjoy dengan entotanku ini. Maklum selama berbulan – bulan aku tak pernah “menengok” memeknya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFKhCAwYcow
Cukup lama aku menyetubuhi Bu Laila sambil berlutut di karpet ini. Sehingga keringatku pun mulai berjatuhan ke karpet dan ke selangkangan sang Bidadari. Namun aku malah semakin asyik mengentotnya sambil mengelus – elus kelentitnya yang tampak menonjol dan mengkilap itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnynOxkBNcE
Desahan dan rintihan Bu Laila pun mulai berlontaran dari mulutnya. “Sayang… ooooh… oooohhhhh… ini nikmat sekali Yaaaang… ooooohhhh… aku memang sudah lama kangen sekali padamu Yaaaang… oooooohhhhhh… Sayaaaaaang… oooooohhhhh… kayaknya aku takkan bisa hidup tanpamu Sayaaaang…
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMkYg6MStew
Setelah cukup lama aku menggenjot liang memek bumil cantik itu, akhirnya ia mengejang tegang. Disusul dengan kedutan – kedutan erotis di liang kemaluannya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk8gOeF9ST2
“Aaaaaaaaahhhhh… luar biasa nikmatnya Sayaaang… aaaaaaaah…” desah Bu Laila sambil meremas – remas bahuku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡREzRUsLd5y
“Tapi Wawan belum ejakulasi ya? Lanjutin dalam posisi doggy aja yok. Tapi di sana aja biar leluasa,” ucap Bu Laila lagi sambil menunjuk ke arah bed.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS9ULVhxZJz
“Oke, “aku mengangguk sambil mencabut kontolku dari liang memek Bu Laila. Lalu mengangkat tubuhnya dengan hati – hati. Dan membopongnya… lalu meletakkannya di atas bed dengan hati – hati.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiU3OfvvjTJ
“Terima kasih Sayang,” ucap Bu Laila, “Bersamamu aku merasa seperti di kahyangan.“
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTKnaRY1Sh3
Kemudian Bu Laila merangkak dan menunggingkan bokongnya, sehingga memek tembemnya tampak full di mataku, meski pun dia sedang menungging.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE6hyWfRGve
Lagi – lagi aku harus berlutut sambil membenamkan kontol ngacengku ke dalam liang memek Bu Laila. Tak sulit memasukkan batang kemaluanku kali ini. Karena liang memek Bu Laila masih becek.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEnI6qEDrBp
Meski dalam posisi doggy, aku tak berani menampar – nampar pantat Bu Laila. Takut berakibat buruk pada anakku yang berada di dalam perutnya. Aku hanya berani meremas – remas sepasang buah pantatnya yang lumayan gede. Tak lebih dari itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh3IkmFxD89
Namun diperlakukan seperti itu pun Bu Laila tampak enjoy. Enjoy seklali.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6JlZzIRFOI
Desahan dan rintihan histerisnya berkumandang lagi di dalam kamar hotel bintang lima ini. “Aaaaah… Saayaaang… aaaaaaah… aaaaaah Sayaaaang… aaaaaaaah… aku smeakin cinta padamu Sayaaaaaang…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCHEaZAVxEJ
Memang posisi doggy ini cukup aman bagi bayi di dalam perut Bu Laila. Karena ia menungging, sementara perutnya tidak menyentuh kasur.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEehjLG3Dt9
Tapi tak lama kemudian ia mengerang, “Yaaaang… aku mau orga lagiiii…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDO8xePUhmb
Mendengar erangannya itu aku pun mempercepat entotanku. Dengan tujuan agar ejakulasi secepat mungkin. Karena aku merasa kasihan kepada Bu Laila kalau terlalu lama menyetubuhinya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgtjL2uaw3D
Maka ketika Bu Laila mengejang tegang sambil menahan nafasnya, kontolku pun mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatanku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcuxEd00OGe
Crooootttt… croottt… croooottttt… crooooooootttttt… croooooooottttt… crottttt… crooootttt…!
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGGXDn1LhjE
Bu Laila pun rebah miring, sehingga kontolku terlepas dari jepitan liang memeknya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3WhzJRxtkz
Aku pun rebah miring di belakang Bu Laila, sambil mendekap pinggangnya yang basah oleh keringat.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU1lFrwNpL3
“Spermamu banyak sekali Honey… sampai meluap gini nih dari memekku,” kata Bu Laila sambil mengusap – usap memeknya yang berlepotan spermaku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡND4ddlBH0j
“Kan selama ini puasa,” sahutku, “jadi sekalinya buka puasa, dimuntahin deh semua.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuuki5VnFLr
Bu Laila tersenyum. Lalu turun dari bed dan melangkah ke kamar mandi. Mungkin mau bersih – bersih.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr4XTDW9NYV
Sementara aku cukup dengan menyeka alat vitalku dengan kertas tissue basah yang tersedia di meja kecil dekat bed.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8p86yCwzI7
Tak lama kamudia Bu Lidia pun muncul dari kamarf mandi dan meraih gaun hamil putih itu dari kapstok, lalu mengenakannya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEGfP1ClSP8
Lalu menghampiriku yang sedang duduk bersila di atas bed, dengan hanya mengenakan celana dalam.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyy8Q8oHqkz
“Ada sesuatu yang ingin kusampaikan,” ucapku, “Tadinya aku tetap akan merahasiakan hal ini. Tapi rasanya rahasia ini seolah mau meledak di dadaku.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Tt7JWokEK
“Rahasia apa Sayang?” Bu Laila membelai rambutku. Lalu mengecup pipiku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKleLnb9FA6
“Ternyata aku harus manggil Tante padamu Beib.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm81zgr84Z6
“Lho kenapa? Karena aku sudah tua menurutmu?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXTGjYu6Nm4
“Bukan. Masalahnya dirimu ini adik ayah kandungku. Seibu tapi berlainan bapak.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAxl1ZSrF4h
“Haaa? Memangnya siapa nama ayahmu?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjNKUUNxmkx
“Nama ayahku Zaelani bin Mahmud. Sedangkan ayah beib bernama Yahya bin Syahroni kan?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL1FJd7yrsA
“Haaa?! Jadi Wawanku tersayang ini anak Kang Zaelani?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2qiAZKB2qk
“Iya. Semoga Beib tidak marah padaku, karena aku pun baru – baru ini aja mengetahuinya. Bahwa ibu kandung Beib adalah nenekku. Berarti aku harus memanggil Tante padamu Beib.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOxLibvNK6F
“Kalau di depan umum sih boleh aja manggil tante padaku. Tapi kalau sedang berduaan begini… aku ini sudah sepenuhnya menjadi milikmu Sayangku… !”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU3NKeRROcK
“Jadi Cinta tidak marah padaku setelah tau bahwa aku ini anak almarhum Zaelani?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDs4YRHZm4r
“Kok marah?! Aku malah jadi bertambah sayang padamu.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeqKgaWW1A7
“Soalnya kata ibuku, Laila itu sudah lebih dari duapuluh tahun tak mau menginjak rumah peninggalan ayahmu ini. Mungkin Laila itu benci karena ayahmu menikahi perempuan buta.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6H3Ln5HXpP
“Astagaaa… bukan begitu masalahnya. Pada waktu masih ada, ayahmu mau minjam duit padaku. Tapi aku tau duit itu untuk kawin lagi. Karena itu aku gak mau ngasih pinjaman serupiah pun. Karena itu ayahmu marah sekali. Bahkan menyumpahiku… melarangku menginjak rumahnya lagi. Meski sedih, kuturuti aja larangan itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfH7l18ZHGN
“Benar begitu permasalahannya?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhMKNc4Evza
“Iya. Disumpah apa juga aku mau. Aku tak pernah membenci siapa pun di dunia ini.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjF0SM0IpFP
“Tapi ibuku mengira Cinta membencinya, karena kebutaannya itu.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7613RKyVnS
“Ya Tuhaaan… aku tidak sejahat itu Sayang. Nanti kalau sudah melahirkan aku akan mengunjungi rumahmu. Akan menjelaskan semuanya kepada ibumu. Mmm… ibumu bernama Hayati kan?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuY0NJd3Rem
“Betul.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTqUexKkXyH
“Kalau sekarang gak sedang hamil begini sih aku akan menjumpai ibumu hari ini juga. Tapi karena sedang buncit begini, aku takut banyak pertanyaan nanti. Ohya… ibumu sudah diupayakan berobat ke dokter mata?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeL2mpdJhzf
“Sudah. Bahkan sempat dirawat di rumah sakit bersama kakakku yang juga tunanetra. Tapi hanya kakakku yang bisa dinormalkan matanya. Ibu sih tidak bisa diapa – apain lagi, kata dokter.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlGKgEDn6Mf
“Kasihan ya. Padahal ibumu itu cantik Honey. Kulitnya juga putih cemerlang.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdWMLxwH7ua
“Jadi setelah tau asal – usulku, hubungan kita bisa berlanjuut terus?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaxUuecUNPq
“Ya iyalah. Lagian kalau kita orang Tapanuli misalnya, marga kita sudah berbeda Honey. Jadi kalau aku bermarga Yahya, dirimu bermarga Mahmud.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYIMUft8IHo
Kulingkarkan lenganku di leher Tante Laila sambil berbisik, “Aku tak rela kehilangan dirimu Cinta.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPKMYdnh5yy
“Apalagi aku,” sahutnya, “dirimu segalanya bagiku. Kalau kehilanganmu, sama aja dengan kehilangan nyawaku.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqNX9XsBTfC
Rasanya aku bisa bernafas lega lagi. Karena pengakuan tentang asal – usulku tidak mengubah pendirian Bu Laila sebenarnya tanteku sendiri itu. Dan yang paling melegakan, Bu Laila tak pernah membenci Ibu. Ia tidak mau datang ke rumah peninggalan Ayah hanya karena pernah dimarahi oleh Ayah dan dilarang menginjak rumah kami lagi.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmXpODjFGKj
Maka dengan penjelasan Bu alias Tante Laila itu, dadaku terasa plong. Berarti tidak ada masalah dalam hubungan rahasiaku dengannya. Bahkan menurut pengakuannya, dia malah tambah sayang padaku setelah tahu bahwa aku ini anak abangnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ1KCtnp2X3
Ia bahkan berjanji untuk menjumpai Ibu kalau sudah melahirkan kelak. Kalau dalam keadaan hamil tua begitu, takut banyak pertanyaan yang ia tidak bisa menjawabnya secara jelas. Maklum bayi dalam kandungannya itu bukan berasal dari benih suaminya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4kHXIUpazI
Akhirnya aku pun berterus terang, bahwa aku menjalankan dana investasi dari gadis yang lebih muda dariku itu. Karena kalau dimasukkan sebagai saham di perusahaan Bu Laila, takut jadi kusut di belakang hari.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTmMdGmMt8Z
Lagi – lagi aku mendengar jawaban yang melegakan. Bu Laila menganggap semuanya itu sebagai kemajuan bagi diriku. Yang penting perusahaan punyanya jangan sampai ditinggalkan.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDKZbUw26hp
Katakanlah masalah dengan Tante Laila itu sudah selesai dengan kesimpulan yang positif.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnbw3ZN1gzW
Namun yang membuat batinku limbung adalah Anneke itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8NFuRMPbmK
Aku selalu bersikap sopan padanya. Karena biar bagaimana pun dia itu bossku. Dana yang ditanam di perusahaannya pun malah lebih besar daripada dana Tante Laila…!
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeIlx5og48u
Tapi sikap dan perilakunya sering memancing – mancing. Bahkan aku menarik kesimpulan bahwa Anneke itu ingin “ditembak” olehku. Tapi aku berusaha untuk tetap bersikap dengan fokus ke arah bisnis. Bukan karena dia tidak cantik. Dia memang cantik sekali, tapi aku takut salah fokus dan salah sasaran.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡODAg8kha29
Karena itu, seandainya dia naksir pun padaku, biarlah dia yang nembak duluan. Baru kemudian aku akan menanggapinya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8C9IzBQmRJ
Sampai pada suatu hari, dia menghubungi ponselku. Dia meminta agar aku datang ke rumahnya, karena ada masalah penting yang harus disampaikan padaku, katanya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrsQGzL3y4G
“Siap Non,” jawabku lewat handphone.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Eju21lKvn
Lalu setelah jam kerjaku selesai, aku pun mandi dulu di kantor. Kemudian mengganti pakaian resmiku dengan pakaian casual. Hanya mengenakan celana jeans dan baju kaus hitam.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDJNWIbC033
Aku memang belum pernah menginjak rumah Non Anneke (demikian selalu kuucapkan jika sedang berhadapan dengannya). Jadi sore ini akan menjadi kunjungan pertamaku ke rumahnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH425aVN4m2
Beberapa saat kemudian aku sudah menggerakkan sedan hitamku, menuju alamat rumah Non Anneke.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3R68O0qDke
Tadinya kupikir bakal mendatangi sebuah rumah megah dan mewah, karena meski usia Non Anneke baru 20an, dia itu tajir melintir. Bahkan aku yakin kalau dia mau, beli pesawat jet pribadi pun mampu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyZFydVqrce
Tapi ternyata dugaanku meleset. Rumah Non Anneke ada di dalam kompleks perumahan biasa – biasa saja. Rumahnya pun bukan rumah besar. Mungkin rumah type 70an.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkniFulkia9
Seorang wanita tua yang menurut taksiranku seorang pembokat, menghampiriku ketika aku sudah memasuki pekarangan rumah berpotongan minimalis dan tampak tertata dengan rapi itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBASDCCPypV
“Non Anneke ada Bu?” tanyaku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoLHtlkRw7i
“Oh… ada. Tunggu sebentar ya,” sahut wanita itu yang lalu bergegas masuk ke dalam rumah.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV1Km8d3X9Q
Tak lama kemudian Non Anneke muncul di ambang pintu depan sambil berkata, “Ayo masuk Bang.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡimMJ2jSkUt
Aku mengangguk sambil melangkah masuk ke ruang tamu. Ternyata meski dilihat dari luar rumah ini kelihatan sederhana, tapi setelah berada di ruang tamu, kulihat segala barang yang tampak di mataku barang impor semua. Termasuk hiasan dindingnya, semua berasal dari luar negeri.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlrrWWiV0R0
“Begini kan keadaan rumahku. Bukan rumah besar dan megah.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5HfyOpuR4I
“Mmm… mungkin Non Anneke menerapkan pola hidup sederhana.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXTcbmCZGZF
“Iya. Mobilku aja harganya lebih murah daripada mobil Bang Wawan. Aku ingat terus pesan almarhum Papie sih. Bahwa kita jangan senang pamer harta, pamer barang – barang mahal dan sebagainya. Karena pajak sedang mengintai kita. Kalau kita terlalu lugu, kita takkan kebagian apa – apa. Makanya aku selalu berusaha untuk hidup sederhana.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn19PE0u1he
“Tapi… Non kan masih punya ibu?!”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYuhAMYFaPb
“Masih. Mamie tinggal di Jakarta dijagain oleh dua orang suster. Karena Mamie harus menjalani therapi dua kali seminggu.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSK6XVP0Ytd
“Oh… ibunya sakit apa?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKxnoDXmhpf
“Mamie lumpuh sejak Papie masih ada. Karena itu surat wasiat yang ditulis oleh Papie berbunyi begitu. Bahwa semua harta Papie diwariskan padaku. Tapi aku berkewajiban untuk mengurus Mamie seumur hidup. Tentu aja aku akan mengurus Mamie. Meski Papie tidak meninggalkan harta pun aku wajib mengurus ibuku sendiri.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDqz4aHPT6l
“Non Anneke punya saudara?” tanyaku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiNPiVSDW8H
“Nggak, “dia menggeleng, “aku ini anak tunggal Bang. Makanya Papie mewariskan seluruh hartanya padaku. Sedangkan aku masih anak ingusan dalam soal bisnis sih. “Ohya, Bang Wawan mau minum apa?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD5CcOeJTHU
“Gak usah ngerepotin Non. Tapi kalau ada sih minta kopi pahit aja.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWEqJzBIkaZ
“Gak pakai gula sama sekali?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQKrwwWtBOh
“Iya Non.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1GwX6cqNLZ
Lalu Non Anneke menoleh ke dalam sambil berseru, “Biii… bikinin kopi pahit… jangan pakai gula yaaa… !”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK50OhkRMI5
“Iya Non,” sahut pembokat dari dalam.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBn0x4knSXT
Kemudian Non Anneke menatapku lagi dengan senyum yang lain dari biasanya. “Bang… tau kenapa kuundang ke sini?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡftIOFwFMwO
“Maaf… belum tau Non.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcLLhxjAT4Y
“Aku ingin bicara masalah pribadi kita berdua. Antara Anneke dengan Wawan. Bukan antara komisaris utama dengan direktur utama.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnRAe2j0ccX
“Siap Non,” sahutku dengan benak penuh tanda tanya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmWjNA79FyK
“Aku ingin Abang bicara sejujur mungkin. Perasaan Abang padaku gimana?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8UPOrFvq9u
“Non Anneke seorang boss muda belia yang selalu bersikap apa adanya. Membuatku kerasan punya boss seperti Non ini.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTl3yIVbQHF
“Maksudku, bagaimana perasaan Abang padaku secara pribadi. Tidak ada hubungannya dengan masalah bisnis kita.“
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9QcgfuydqJ
Aku jadi linglung. Tak tahu apa yang harus kukatakan. Karena kalau salah ucap, bisa fatal akibatnya nanti.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6eAn3v22s6
Pembokat pun datang menghidangkan secangkir kopi panas dan sepiring croissant besar.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZvtB8Jlcne
Setelah pembokat itu masuk lagi ke dalam, Non Anneke pindah duduknya ke sofa yang sedang kududuki. Duduk merapat padaku di samping kiriku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvFVhQXlO4e
“Harusnya cewek gak boleh nembak duluan. Tapi aku sudah tak kuat memendamnya terus di dalam hati. Mmmm… sejak pertama kali jumpa dengan Abang… aku… aku jatuh hati sama Abang,” ucapnya sambil memegang tangan kiriku dan meremasnya perlahan.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtVsPRXT2mh
Aku menoleh ke arah Non Anneke. Menatap matanya yang indah, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tipis merekah. Lalu kupegang tangan yang sedang meremas tangan kiriku ini, dengan kedua tanganku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpafwZMxAfA
“Non… sebenarnya aku juga punya perasaan yang sama. Tapi aku tidak berani mengatakannya duluan. Karena biar bagaimana pun Non ini bossku.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBlpeTkiiI3
“Jadi Abang juga suka padaku?” tanyanya setengah berbisik.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL0vVQ866TF
“Iya Non…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnpaSnLfznc
“Oooh Bang… aku bahagia sekali mendengarnya. Mulai saat ini jangan anggap aku boss Abang lagi. Aku ini… si Anneke ini… jatuh cinta kepada Abang… dan kalau Abang percaya, inilah cinta pertamaku Bang…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzAMEAWZe2i
Aku menatapnya terus… menatap bibirnya juga yang bergerak perlahan… mendekat ke arah bibirku. Maka spontan kutanggapi tanpa berbasa – basi lagi. Memagut bibirnya sambil melingkarkan lenganku di lehernya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIJjlqw2MfF
Ketika aku melumat bibir sensualnya, ia menyambutku dengan lumatan juga.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkphgDEDLMC
Lalu… lama kami saling lumat di atas sofa ini.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEUQfb5427K
Sampai akhirnya terlepas. Disusul dengan ucapan Non Anneke perlahan.. “Terima kasih Bang. Aku bahagia sekali, karena ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi… Abang belum punya pacar?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX6MbNmAsrG
“Sudah,” sahutku, “Pacarku cantik sekali. Dan sekarang dia duduk di sebelah kiriku.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡskji9FjFem
“Hihihihiii… ternyata Bang Wawan suka bercanda juga ya. ‘
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiJLj63axyT
“Terus… keinginan Non selanjutnya bagaimana?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhOQZ4dAruH
“Kita jadian Bang. Aku tidak menuntut apa – apa dari Abang. Aku hanya ingin disayang dan dicintai oleh Abang.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPyPGh7zUJR
Aku cuma mengangguk perlahan.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY1jIhMTZW5
Aku punya banyak perempuan yang bisa kuperlakukan seperti kepada istriku sendiri. Tapi semuanya lebih tua dariku. Sedangkan Anneke ini lebih muda 3 tahun dariku. Mungkin dialah yang paling tepat untuk kujadikan calon istriku. Sementara yang lain – lain tetap akan kujadikan kekasih gelapku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKEgJVVzLaZ
“Bang… aku sudah berjanji bahwa aku akan menyerahkan semuanya kepada lelaki yang kucintai. Karena itu aku mohon, malam ini nginap di sini aja ya Bang. Si Bibi sebentar lagi juga pulang. Jadi hanya akan ada kita berdua di rumah ini.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5PhKebKxlo
“Jadi kalau malam Non sendirian aja di rumah ini?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhCgTI9AoZj
“Iya Bang.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7zogXwtxwF
“Waaah… Non ini bukan golongan menengah ke bawah. Apa gak takut tidur sendirian terus? Bagaimana kalau ketahuan sama orang jahat?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4FYhIg2jYu
“Perumahan ini sangat aman Bang. Tiap malam para petugas keamanan selalu patroli ke setiap pelosok perumahan ini. Lagian aku punya pistol legal dan ada izinnya kok Bang. Tapi mudah – mudahan pistol itu takkan pernah kugunakan. Asalkan aman terus seperti sekarang ini.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbPxmSlhYHB
“Nanti sebaiknya dipikirkan juga untuk menggaji security yang bisa menjaga rumah ini siang malam.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhQh4ZVWCxe
“Kan sudah kubilang Bang. Aku tak mau kelihatan sebagai orang kaya di sini. Kalau menggaji security atau bodyguard segala, bisa jadi sorotan orang – orang nanti.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9kzhFlNL3P
“Nanti aku akan carikan rumah di kompleks yang ngepas dengan level Non ya.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡydF6S1zBU6
“Silakan aja. Tapi jangan yang terlalu megah. Yang seperti air tenang tapi menghanyutkan. Ohya… tadi Abang belum jawab… malam ini nginep di sini aja ya.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCOSBJM9HBt
“Tidur seranjang sama Non?” tanyaku yang niatnya cuma bercanda saja.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTngxXshq5n
Tapi Anneke memegang tanganku sambil berbisik, “Iya. Aku ingin tau semuanya. Sudah waktunya juga kan? Usiaku sudah duapuluh tahun sekarang.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBLeKovUZKA
“Maksudnya sampai hubungan sex segala?” tanyaku ingin kepastian darinya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSAvhbfipG2
“Iya Abang Sayang. Aku sudah berjanji di dalam hati, bahwa keperawananku akan kuberikan kepada orang yang benar – benar kucintai.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXv1SgXH3U5
“Wah… ini benar – benar surprise buatku Non.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡimQyBrGOxN
“Tapi ingat ya Bang… aku ingin Abang jadi suamiku kelak.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuGPoH0ZOy8
“Bisa. Tapi jangan buru – buru ya Non.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKWVDjQRQaL
“Iyalah. Aku juga gak ingin buru – buru. Nikah sih setahun dua tahun lagi juga gak apa – apa. Tapi aku sudah gak sabar… ingin merasakan hubungan seperti suami istri malam ini juga.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwhPIpNcMW9
“Non benar – benar masih perawan?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4b4dGxEToj
“Cailaaaa… masa Abang gak percaya padaku? Nanti kan ABang bisa buktikan sendiri. Kalau aku tidak perawan lagi, ludahi deh mukaku nanti.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjJG2goNGF1
Tak lama kemudian si bibi pembokat itu muncul sambil membawa rantang entah berisi apa. “Bibi mau pulang ya Non.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvFNjsyJMur
“Iya Bi. Udah bawa nasi dan lauk pauknya?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ87ssYumRz
“Sudah Non… ini…” sahut si Bibi sambil membuka tutup rantangnya dan memperlihatkan isinya kepada Anneke.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2UlqwOLE47
“Iya, iya. Besok datengnya agak pagian ya Bi. Mau nyuruh ke pasar dulu.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhLSr5GdNur
“Baik Non.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2zGGi0IvC7
Kemudian pembokat itu berlalu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlOOYuyiDpd
Anneke pun bangkit dari sofa. Melangkah ke pintu depan untuk menguncinya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3GPWotkkhr
“Nah sekarang aman sudah. Kita mau melakukan apa pun bisa,” ucap Anneke sambil menghampiriku. Dan memegang pergelangan tanganku, “Di kamarku aja yok. Biar lebih nyaman.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyYsusQXmue
Aku mengikutinya saja. Sambil ingin tahu apa yang akan dilakukannya nanti.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzacRDXeohR
Ternyata… setibanya di dalam kamar, Anneke melepaskan kancing – kancing gaun rumahnya yang berwarna biru muda itu. Ternyata di balik gaun yang kancingnya berderet di depan itu, ia tidak mengenakan beha mau pun celana dalam. Sehingga aku langsung bisa menyaksikan keindahan sepasang toketnya yang lumayan gede dan keindahan memeknya yang bersih dari jembut…
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg7KLbCS4qB
Tentu saja nafsu birahiku langsung bangkit dan bergejolak.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPKNuALupQp
Terus terang saja, aku merasa seolah sedang bermimpi menghadapi kenyataan ini. Memang Anneke cantik, mulus dan sangat membangkitkan nafsu birahiku. Tapi tadinya aku tak pernah membayangkan hubunganku dengannya harus berubah. Bukan sekadar seorang dirut dengan bossnya. Karena biar bagaimana pun juga seorang direktur utama itu masih tergolong pegawai juga.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhpNxakd9O0
Dan kini Sang Boss yang cantik rupawan itu berkata dengan suaranya yang semakin membuatku serasa bermimpi :
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoCEvW2w4Vz
“Sejak berjumpa dengan Bang Wawan, aku mengkhayalkannya. Lalu memikirkannya selama beberapa bulan. Akhirnya aku memutuskan, bahwa Bang Wawan harus jadi milikku. Dan aku harus menjadi milik Bang Wawan.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEBONWqg9X6
Lalu tubuh putih mulus dan sesegar kuncup bunga yang baru mau mekar itu pun berada dalam pelukanku. Harum parfum mahal pun semakin tersiar ke penciumanku. Lalu… dalam keadaan yang sudah sama – sama telanjang, kubopong tubuh mulus dan hangat itu ke atas bed mahalnya. Di situlah aku mulai beraksi sebagai seorang lelaki sejati.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNHjNwGNltR
Tampaknya Non Anneke memang belum pernah disentuh oleh cowok. Itu bisa kubuktikan dengan senantiasa agak tersentak ketika aku menyentuh titik – titik pekanya. Dan ketika aku menghimpitnya sambil melumat bibir sensualnya, tubuhnya langsung menghangat. Terlebih ketika aku mencium bibir sensual itu sambil memainkan pentil toketnya, ia bereaksi dengan mendekap pinggangku erat – erat.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaSRmX86oX0
Pada saat berikutnya aku berbisik ke dekat telinganya, “Aku harus menjilati memek Non dulu, supaya pada waktunya penetrasi nanti seperti ada pelumasnya.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSykuK5ebdT
Anneke menatapku dengan sorot pasrah. Lalu berkata perlahan, “Lakukanlah apa yang harus Abang lakukan…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtDL5PfXPEJ
Setelah mendengar ucapannya itu aku langsung melorot turun. Sehingga wajahku berhadapan dengan kemaluan Anneke yang begini bersih dan rapatnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXvjZwTfxfa
Sebagai langkah pertama, kudorong paha putih mulusnya agar merenggang selebar mungkin. Kemudian kuciumi memek yang masih rapat itu. Lalu kungangakan selebar mungkin, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu kelihatan jelas. Kelentitnya pun tampak imut – imut di bagian atasnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzdHD1h1i3P
Ujung lidahku pun mulai beraksi. Menyapu – nyapu bagian yang agak basah dan berwarna pink itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHmZ7hikPLg
Anneke mulai menggeliat – geliat dengan nafas yang tertahan – tahan. Bahkan lalu terdengar desahan dan rengekan manjanya, “Aaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaaaang… ini geli – geli enak Baaang… rasanya sampai menggetarkan sekujur tubuhku… seperti mengalir dari ujung kaki sampai kepalaku… ooooohhhh…
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaanCmOcvHw
Ternyata begini ya rasanya… ooooohhhh… Baaaang… aku makin cinta sama Abaaaaang… aku cinta Bang Wawaaaan… cintaaaa… ooooooohhhhh… baru sekali ini aku merasakan semuanya ini Baaaang… dudududuuuuhhh… makin lama makin enak Baaaang… iyaa Baaang… jilatin terus Baaang… enak sekali…
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdaXXI18YC6
Aku tidak menanggapinya. Karena mulutku sedang “sibuk” menjilati bagian yang berwarna pink itu. Lalu lidahku menjilati kelentitnya dengan lahap sekali.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGtdD7mzCXL
Kali ini Anneke buka cuma menggeliat tapi juga terkejang – kejang, dengan jari kakinya yang menukik – nukik. Seperti menahan sesuatu yang luar biasa. Tentu saja luar biasa nikmatnya. Karena clitoris alias kelentit ini bagian paling peka pada kemaluan wanita.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSZOEm4Z3tj
Sementara itu aku terus – terusan mengalirkan air liurku ke arah bagian yang berwarna pink itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnCzoxn7ym9
Cukup lama aku melakukan semua ini.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQDtJbOg8mE
Sampai terasa bagian dalam memek Anneke ini sudah cukup basah dan siap untuk diterobos kontolku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Asf4dClSj
Lalu kujauhkan mulutku dari memek Anneke. Dan kucolek – colekkan moncong kontolku di mulut vagina Anneka yang sudah basah kuyup oleh air liurku. Setelah terasa ngepas, aku pun mendorong kontolku sekuat tenaga. Tapi… stttt… malah meleset ke bawah. Kuletakkan lagi moncong senjata kejantananku pada titik yang masih rapat itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKodywHSlSU
Pada titik itulah moncong kontolku diletakkan. Kemudian aku mengumpulkan tenagaku untuk mendorong kontolku lebih kuat dari tadi.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkaaSouh4KA
Iyaaaa… sedikit demi sedikit kontolku mulai melesak masuk.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡptOqyYxh4k
“Kalau sakit tahan dikit Non,” ucapku sambil mengumpulkan tenaga lagi untuk mendorong batang kemaluanku agar masuk lebih dalam lagi.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbhxGkVZvVe
Hebatnya Anneke itu, masih bisa tersenyum manis. Tidak kelihatan sedikit pun kalau dia merasa sakit. Padahal kontolku sudah hampir separohnya masuk ke dalam liang memeknya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgjyiIbXnaz
Tapi aku tetap ingin membuat Anneke senyaman mungkin. Maka kutarik kontolku perlahan dan kudorong lagi agak kuat. Tarik lagi perlahan, dorong lagi lebih kuat. Memang sempit sekali liang memek bossku ini. Sehingga aku belum leluasa untuk benar – benar mengentotnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIjSz4yYdle
Sementara itu Anneke cuma terdiam pasrah. Terkadang mata beningnya terpejam, terkadang menatapku dengan sorot pasrah. Sesekali ia menggeliat dan memeluk leherku. Terkadang juga ia mengejang dengan mata terpejam.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5RdB0WKXeJ
Namun lama kelamaan liang vagina Anneke beradaptasi dengan ukuran batang kemaluanku. Sehingga aku mulai lancar mengentotnya dalam kecepatan normal.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGvKnziKddP
Saat itulah Anneke mulai mendesah dan merengek manja dan terdengar erotis di telingaku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTM4Z7ow0sp
“Aaaaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaang… ini… enak sekali Baaang… oooooh… ini Abang sudah menyetubuhiku kan?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIiJryi6gLa
“Iya Non… hhh… tubuh kita sedang bersatu… hhh… makanya disebut bersetubuh,” sahutku terengah.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtc67gcNXmM
Dalam keadaan seperti ini, aku masih menyempatkan diri mengangkat badanku, lalu memperhatikan kontolku yang sedang maju mundur di dalam memek Anneke. Ternyata memang ada garis – garis darah di badan kontolku. Darah perawan Anneke.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRnlJN9KAqj
Memang sejak melihat bentuknya dari dekat sebelum menjilati memeknya tadi, aku sudah yakin bahwa Anneke masih perawan. Namun saksi konvensional adalah darah perawan itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGsqYHw4SFs
Maka sambil mengentotnya, aku masih sempat membisiki telinga Anneke, “Non memang masih perawan… aku sangat menghormati hal itu.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVNbJPSY5eY
Anneke pun menyahut lirih, “Ya iyalah… tapi sekarang aku gak perawan lagi Bang.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLyquicyoR3
“Menyesal karena keperawanan Non sudah kuambil?” tanyaku sambil menghentikan entotanku sejenak.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7oZWw36DNL
“Nggak. Aku ikhlas. Kan aku sendiri yang menginginkannya. Yang penting Abang tetap sayang padaku di kemudian hari ya…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZfIFTwmPX
“Sampai kapan pun aku akan tetap menyayangimu Non,” ucapku sambil melanjutkan lagi ayunan kontolku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJFlV8VzHJF
Anneke pun menciumi bibirku dengan lahapnya. Setelah ciumannya terhenti, giliran aku yang menjilati lehernya disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Sementara tangan kiriku beraksi juga, untuk meremas – remas toket kanannya dengan lembut.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO2uD7u8zfd
Ya segalanya kulakukan dengan lembut, karena Anneke ini bukan sekadar sudah jadian denganku, tapi juga bossku. Boss yang punya kapital jauh lebih gede daripada Tante Laila.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6i1z7G1sTB
Desahan dan rintihan histeris Anneke pun mberlontaran lagi dari mulutnya, “Aaaaah… aaaaaaaah… Bang… aku cinta kamu Baaaang… aaaaaah… ini… luar biasa enaknyaaa… sampai kayak melayang – layang gini… aaaaaaah… aaaaaaa… aaaaaahhhh… aaaaaaah…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyucwW5kMBF
Tidak seperti biasanya, kali ini aku punya niat yang berbeda. Niat untuk menghamili Anneke. Karena itu aku tak usah terlalu berlama – lama menyetubuhinya. Bahkan aku ingin ejakulasiku berbarengan dengan orgasmenya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0emf7OYOrE
Kenapa aku ingin menghamilinya?
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0yGK2QDiF5
Supaya dia minta secepatnya kunikahi. Lalu aku bakal hidup sejahtera kelak… setelah menjadi suaminya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡchSi5GAVDf
Karena itu diam – diam aku “mengintai” gejalanya. Gejala perempuan yang sudah mendekati orgasme.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEwHErYqscw
Keringatku pun sudah bercucuran. Berbaur dengan keringat Anneke.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMQKiyDnIc1
Beberapa saat kemudian, dia mulai berkelojotan. “Baaaaang… ooooohhh Baaaang… ini… ini… memekku seperti mau pipis… susah nahannya… aaaaah… “rintihnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyQfiH0pd2Y
“Bukan mau pipis… itu pertanda mau orgasme. Lepasin aja, gak usah ditahan – tahan Non…” sahutku sambil mempercepat entotanku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYynlouzfSf
Kontolku maju mundur dengan cepatnya di dalam liang memek yang sudah licin tapi tetap terasa sangat sempit ini… sampai pada suatu saat, ketika Anneke mengejang tegang, kutancapkan kontol ngacengku sedalam mungkin.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJQ0PGqTGjJ
Sedetik kemudian aku merasakan sesuatu yang sangat nikmat ini. Bahwa liang memek Anneke berkedut – kedut kencang… disusul oleh kejutan – kejutan kontolku sendiri… kontol yang sedang memuntahkan lendir kenikmatanku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvBfGBGIrDY
Crottttt… crooooooootttttt… crooottttt… croooottttt… crotttt… crooootttttttt…!
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3wbmbx270t
Aku terkapar di atas perut Anneke. Dengan keringat yang semakin membanjir.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeFV87sSkV5
“Abang Sayang… terima kasih ya. Luar biasa nikmatnya,” bisiknya. Disusul dengan pagutannya di bibirku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCDYxbaQR3h
“Terima kasih juga karena Non sudah mempercayakan semua ini padaku,” sahutku yang diikuti dengan tarikan kontolku sampai terlepas dari liang memek sempitnya. Spontan aku memandang ke bawah bokong Anneke. Memandang saksi keperawanan bossku yang masih sangat muda itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmMIrK3Ha1i
Darah perawan itu…!
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxFkCQLEAN5
Anneke turun dari bed dan bergegas membuka salah satu lemarinya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1GcgtlJmV9
Tadinya kupikir ia akan mengeluarkan kain seprai baru, untuk mengganti kain seprai yang sudah terciprati darah perawannya. Tapi ternyata bukan. Ia mengeluakan kotak obat – obatan. Lalu dikeluarkannya se-strip pil kontrasepsi…!
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY7ulKCdU6R
Diperlihatkannya pil – pil itu pdaku sambil berkata, “Aku harus menelan pil anti hamil ini biar jangan hamil dulu, ya Bang.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfxGS0Jl1Ob
“Iya. Itu lebih baik,” sahutku sambil tersenyum. Padahal aku merasa kecewa atas kesiagaannya itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrV1hQO7LCm
“Jadi kita bebas bersetubuh sesering apa pun, tanpa takut hamil,” ucapnya sambil mengajakku mandi sore.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡml1dVWUi6I
Di dalam kamar mandi yang peralatannya serba mutakhir itu, Anneke berkata, “Kalau Abang merasa di rumah ini kurang nyaman, silakan aja cari rumah yang dianggap aman dan nyaman. Nanti kalau sudah ada yang cocok, tinggal call aku aja sekalian kirim nomor rekening penjual rumah itu. Aku akan transfer dananya saat itu juga.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGNLAEcQZFC
Tapi Non kan harus hadir pada saat transaksi, untuk menandatangani akte jual beli …”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsiHDvHLUxd
“AJBnya atas nama Abang aja.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSvjd445b27
“Iya Beib…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC0G1pWqLjb
“Abang… aku suka dipanggil beib… sekarang jangan formal – formalan lagi. Kita kan sudah jadian.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgtKhr5uF3g
Alamku jadi indah. Segalanya terasa indah. Membuatku semakin bersemangat untuk menjalani kehidupan ini. Bersemangat untuk melaksanakan tugas – tugasku, bersemangat pula untuk memainkan peranku sebagai seorang lelaki jantan. Baik untuk Ibu, untuk Wati, untuk Tante Laila, untuk Ema Mimin, untuk Euis dan terutama untuk Anneke Tercinta.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAHYK04LamV
Hampir tiap hari aku “berjuang” untuk memuasi hasrat birahi Anneke. Karena dia sudah ketagihan untuk merasakan nikmatnya hubungan sex denganku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlFxdsuug2V
Rumah pilihanku pun sudah dibayar lunas atas namaku sendiri, meski dananya ditransfer oleh Anneke langsung ke pihak developer. Karena rumah itu terletak di kompleks perumahan paling elit di kotaku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3NXo0m2oZY
Rumah itu pun sering dijadikan ajang pergumulan birahiku dengan Anneke.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLg7Hoc4Rw4
Demikian seringnya aku menggauli Anneke, seolah seorang suami menunaikan kewajibannya untuk memberi nafkah batin kepada istrinya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcdkcbZzUSp
Anneke memang semakin mesra sikapnya. Bahkan terkadang seperti tidak rela berjauhan denganku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHtbbk3xKEu
Bahkan pada suatu hari Anneke mengajakku untuk menemui ibunya di Jakarta.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAHzlxB3uKW
“Mau ngapain Beib? Mau pinton aku sebagai calon suami?” tanyaku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxDPExIRAjn
“Jangan dulu. Untuk sementara aku hanya akan memperkenalkan Abang sebagai direktur utama perusahaanku. Lantas kalau aku pulang sendirian ke Jakarta lagi, aku akan nanya sama Mamie. Apakah Mamie setuju kalau Abang dijadikan calon suamiku? Kalau Mamie setuju kan aku tinggal mendengarkan petunjuknya saja.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn58zNaVtD5
“Kalau mamienya gak setuju gimana?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqWuJe18Lsw
“Aku akan berusaha merayunya tiap hari lewat telepon.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyrDyis8gXM
“Lalu kalau maminya tetap gak setuju?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVXhEaQIeXI
Anneke memegang sepasang bahuku. Menatapku dengan senyum di bibir sensualnya. Lalu berkata, “Biar bumi terbelah dua, cintaku padamu takkan bisa padam Bang. Kalau Mamie tetap tidak setuju, kita kawin aja diam – diam. Oke? Jadi jangan gentar Bang. Lagian Mamie sangat sayang padaku. Aku yakin Mamie bakal setuju juga nanti.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLZJI2EElxf
“Oke. Terus mau berangkat sekarang juga?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcz6CkrYIcm
“Iya Abang Sayang. Sekarang kan malam Sabtu. Kita weekend di rumah Mamie aja yaaa…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyCrr02xaFc
“Mau pakai mobil mana? Mobil Non apa mobilku?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeG89f9UPds
“Mobil Abang aja. Mobilku kan cuma mobil Jepang Bang. Harganya juga kurang dari separoh mobil Abang. Pasti mobil Abang lebih nyaman didudukinnya.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsNynLsN7I4
“Kalau Non mau, beli pesawat jet pribadi juga bisa. Tapi Non kan gak mau pamer harta. Aku juga punya mobil itu bukan dapet beli. Ada yang ngasih Non.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpgFHiKf8GS
“Siapa yang ngasih?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm7frSewL9j
“Owner perusahaan lama Non.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOm5qMx5vjb
“Kok bisa ngasih hadiah semahal itu?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSWTKCUHXO7
“Kebetulan waktu itu perusahaan mendapatkan profit yang cukup besar. Dan itu hasil kerjaku. Makanya aku dikasih reward mobil itu.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3T9YIUusD2
“Aku malah belum ngasih hadiah apa – apa sama Abang.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTH9jIYywcf
“Sudah. Masa lupa Beib?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKaawuSGYAn
“Apa?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0MWM01qg3U
“Sesuatu yang jauh lebih mahal daripada mobilku itu.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4lL9jZD6u8
“Hihihiii… memekku maksud Abang?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuzy9KEgkGC
“Iya. Itu tak ternilai harganya Non. Dan aku bangga bisa memiliki dirimu Beib.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKWQaj8Red6
“Aku juga bangga punya Abang, emwuaaaaah…” ucapnya diakhiri dengan kecupan mesra di pipiku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN96vsM3wws
“Ohya… rumah mau dikunci aja?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwSAjZgJnqy
“Nggak. Si Bibi sudah disuruh tidur di sini sampai kita pulang dari Jakarta nanti.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs86wQvT9Mm
“Owh… ya udah.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVBF6IaROm6
“Udah titip juga sama security perumahan.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdm6BCJUd7b
Beberapa saat kemudian Anneke sudah duduk di dalam mobilku yang kukemudikan sendiri.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5350HI0dfM
“Di rumah Mamie sih gak bisa ML Bang. Soalnya aku pasti bobo sama Mamie.”
“Nggak apa. Puasa dua tiga hari aja sih gakpapa.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrm5t3bKDNn
Lalu sedan hitamku meluncur terus di jalan aspal.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡobdU9UQZTX
Kebetulan jalan sedang sepi, karena aku sengaja memilih jalan tikus untuk mencapai pintu tol.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCHeCoOsN6V
“Kuperkirakan kita tiba di Jakarta tengah malam. Gak apa – apa?”
“Gak apa – apa. Mamie sih suka tidur setelah lewat jam duabelas malam. Sebelum ngantuk benar sih nancep aja di depan tivi.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlXuqzpW5xj
“Beliau pakai kursi roda?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwF2dMmBnrR
“Iya. Tapi kursi rodanya sudah pakai remote control. Jadi gak terlalu merepotkan kedua suster yang merawatnya. Cuma waktu mau naik atau turun dari kursi roda, harus dibantu oleh suster.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGSC9xGsiJi
“Usianya sudah tua?”
“Belum tua – tua banget Bang. Mamie melahirkan aku waktu usianya baru delapanbelas.”
“Jadi sekarang baru tigapuluhdelapan tahun usianya?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnn2xGGGe7D
“Ya, kira – kira segitulah. Abang kan sudah tau umurku. Jadi umur Mamie tinggal nambahin delapanbelas aja kan?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvFNDe34bYV
“Ayahmu meninggal karena apa Beib?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX0tAYXm1aA
“Serangan jantung Bang. Papie meninggal ketika usianya sudah limapuluh lebih Bang. Perbedaan usia Papie dengan Mamie jauh sih. Maklum Papie sudah kaya raya sejak masih bujangan. Maka dengan mudah aja almarhum bisa mendapatkan Mamie yang saat itu baru berumur tujuhbelas.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJwD8YNmsuf
Aku cuma tersenyum.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw566EbS0mE
Sedan hitamku meluncur terus di jalan tol yang kebetulan tidak padat menuju Jakarta sih. Tapi yang dari Jakarta menuju Padaleunyi kelihatan padat sekali. Maklum malam weekend.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXNDAv8FRzW
Dua jam kemudian mobilku sudah memasuki pekarangan rumah besar dan antik, tapi tetap tidak menunjukkan rumah orang kaya raya. Mungkin karena almarhum ayah Anneke telah melaksanakan pola hidup sederhana. Padahal menurut penuturan Anneke sendiri, sewaktu ayahnya masih hidup, perusahaannya bukan hanya ada di Indonesia.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiLMUgJrFDG
Seorang petugas security menghampiri mobilku. Pada saat yang sama Anneke turun dari depan kiri mobilku. Orang security itu kaget, “Ooooh… Selamat malam Non Boss. Kirain siapa.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT3IVgZyan9
Anneke hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu mengajakku masuk ke dalam rumah bergaya Italia tempo doeloe itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3EigF1HUcK
Seorang wanita setengah baya tampak duduk di kursi roda yang menghadap ke arah pesawat televisi. Dua orang suster duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7oOpBrpf09
“Mamie… !” seru Anneke dengan gaya manja menghampiri wanita yang mamienya itu. Lalu ia memnbungkuk dan cipika – cipiki dengan mamienya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBnUI8DRyU4
“Kok tengah malam gini datangnya?” tanya wanita itu.
“Kan sekalian mau weekend di sini, “Anneke berdiri di belakang kursi roda itu sambil memegang sepasang bahu mamienya.
“Sama siapa itu?” tanya sang Mamie.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVGzn0IVRh1
“Bang Darmawan. Direktur utama di perusahaan kita Mam,” sahut Anneke, “Kenalin dulu mamieku Bang.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmTBS2tDg1J
Aku mengangguk dan berlutut di depan kursi roda itu, untuk mencium tangan wanita setengah baya itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv6rVrE907h
“Waduuuh… dirutnya kok masih sangat muda dan ganteng gini Anne. Apa dia bukannya pacar kamu?” tanya wanita itu sambil tengadah, menatap putrinya yang sedang berdiri di belakang kursi rodanya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ItTJoUYDj
“Hush sembarangan Mamie ni,” sahut Anneke, “Bang Darmawan ini sebelum direkrut ke perusahaan kita pun sudah jadi dirut di perusahaan lain. Perusahaan punya tantenya. Jadi sekarang jabatannya rangkap dua. Jadi dirut di perusahaan tantenya sekaligus jadi dirut di perusahaan kita.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzWK0mOWnTl
Aku pun berdiri dan duduk di sofa yang berhadapan dengan kursi roda mamienya Anneke itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkDbWmtA6od
“Mam… aku mau ke toilet dulu ya…” ucap Anneke sambil menoleh padaku, “Mau ke toilet dulu ya Bang.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKrbC1yQ11b
Aku dan mamienya Anneke mengangguk. Lalu wanita setengah baya itu menoleh ke arah dua suster yang duduk di sofa samping kursi roda itu. “Kalian kalau udah ngantuk pada tidur aja gih. Biar aku diurus sama anakku aja.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCdemafWANp
Kedua suster itu langsung berdiri, kemudian mengangguk sopan padaku dan melangkah ke belakang.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZBkSkfiKq9
“Eh, siapa namanya tadi? Darmawan ya?” tanya wanita setengah baya itu sambil memandangku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9gzMbrUakx
“Mmm… panggil Wawan aja Tante.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2XfjQzUWpg
“Sini sebentar,” ucapnya sambil menggapai – gapaikan tangannya, “Ada yang mau tante omongin.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy2szWQMLhh
Aku pun segera mendekati mamienya Anneke itu. Dia pun berkata setengah berbisik, “Lima harian lagi ke sini ya. Jangan sama Anneke. Ada yang mau tante sampaikan.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡByy1fzRmzQ
“Siap Tante.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEdI8HoIKpL
Lalu ia mengeluarkan handphone dari saku baju piyama putihnya, “Masukkin nomor handphone Wawan ke hape tante. Biar nanti bisa ngomong leluasa lewat hape.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5pi16ltmCf
Aku menurut saja. Kupijat nomorku dari handphone punya mamienya Anneke. Hapeku yang disilent pun bergetar. Jadi aku bisa memasukkan nomor mamienya Anneke juga. Kemudian kusaving nama dan nomor hapeku di handphone mamienya Anneke.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM4wK9GhVRM
Setelah memasukkan kembali hape ke dalam saku baju piyamanya, wanita itu menyimpan telunjuk di bibirnya sambil berkata setengah berbisik, “Jangan bilang apa – apa sama Anneke ya.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkyPCeDTfmU
“Siap Tante.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTOBg1xtLaC
Tak lama kemudian Anneke muncul lagi di ruang keluarga itu. Dan langsung menghampiriku, “Tasnya bawa ke sini Bang. Aku mau nunjukin kamar Abang nanti di mana.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRz4ZkL3W7u
“Iya,” sahutku, “sebentar mau diambil dari mobil dulu. Sekalian sama tas Non juga ambil?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGatXqnG4kL
“Oh iya Bang. Maaf ya…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvSzMP3WBvH
Setelah mengambil tas pakaianku dan tas pakaian Anneke, aku tidak langsung tidur. Aku ikut mendengarkan obrolan Anneke dan ibunya. Belakangan aku mendengar nama mamienya Anneke itu Martini (seperti merk minuman beralkohol ya?).
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMVNVoBCCTB
“Bagaimana hasil therapi yang Mamie ikuti selama ini? Ada perkembangannya?” tanya Anneke pada suatu saat.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi4VgNAfiqB
“Ada Sayang,” sahut Tante Martini, “Kaki mamie jadi bisa digerakkan. Lutut pun kalau dipegang jadi ada rasanya. Tidak mati rasa seperti dahulu lagi. Bahkan berdiri pun mamie sudah bisa. Tapi masih lemes lututnya. Mamie tak mau memaksakannya. Kata therapis dari Amerika itu, mamie harus sabar. Katanya sih lama – kelamaan juga mamie bakal bisa jalan lagi.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE3FLKEq1r0
”Iya, Mamie harus sabar. Penyembuhannya harus step by step,” ucap Anneke. Kemudian ia menoleh padaku, “Eh Bang… kalau mau istirahat, silakan aja istirahat duluan.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiSv9XeY8jB
Aku mengangguk lalu bangkit dan agak membungkuk ke arah Tante Martini, “Mohon izin mau istirahat dulu Tante.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Df21etdGX
Lalu aku masuk ke dalam kamar yang sudah diberikan oleh Anneke. Dan tidur nyanyak tanpa mimpi.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVpLYfuDN56
Tiada hal penting selama dua malam menginap di rumah mamienya Anneke itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmbXcAvS35Z
Minggu sore pun kami pulang ke kota kami.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqi6BjB3X8a
Dalam perjalanan pulang dari Jakarta itu Anneke berkata, “Kayaknya Mamie bakal setuju kalau kita jadi pasangan suami – istri kelak.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkjlg5jlN0j
”Emangnya udah terus terang sama beliau bahwa kita sudah saling jatuh cinta?” tanyaku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXYGth2FRJ7
“Belum. Mamie sih jangan dibawa buru – buru Honey. Segalanya harus santai dan matang. Nanti aja kalau kita udah matang dan siap untuk menikah, barulah aku akan mengatakannya.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5JYm1MjrVD
“Iya terserah bidadariku aja. Aku pun tidak ingin terburu – buru.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpIonAhBrQK
“Nah cowok seperti Abang ini yang kucita – citakan sejak dahulu. Cowok yang tak pernah memaksakan kehendak… emwuaaaaahhh… !” ucap Anneke yang diakhiri dengan kecupan mesranya di pipi kiriku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdvvtc2AHgB
Anneke tidak tahu bahwa handphoneku yang sedang disilent ini bergetar vibratornya. Cuma satu kali bergetar. Dan ketika kami membelok ke rest area, untuk istirahat dan mengisi perut, aku langsung ke toilet dulu untuk membuka isi WA yang ditandai dengan satu kali getaran itu tadi.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiFmph9nGmy
Di toilet kubuka WA itu yang ternyata dari Tante Laila. Isinya :-Sayangku… anak kita sudah lahir. Cantik sekali. Suamiku juga tampak senang, meski dia tau bahwa anak itu bukan anaknya. Untuk menyenangkan hatinya kuminta agar dia memberi nama. Maka anak itu pun diberinya nama Winiarti. Gak apa – apa kan?-
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ1TuhJ6CtP
Aku merasa senang campur haru. Lalu membalasnya :-Aku bahagia sekali Sayang. Soal nama, itu sudah cukup bagus. Lalu kapan aku harus menengok anak kita itu?-
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVIvfwxev9P
Tante Laila :-Santai dulu ya Sayang. Jangan terburu – buru. Percayakanlah aku akan merawat anakmu dengan penuh kasih sayang. Aku juga sangat bahagia dan merasa sudah menjadi wanita yang lengkap. Nanti kalau anak kita sudah bisa dibawa ke luar, aku akan ngajak ketemuan lagi di hotel yang sering kita pakai itu. –
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ203iZ0MMcS
Setelah memasukkan kembali hape ke saku celana jeansku, aku pun keluar dari toilet. menghampiri Anneke yang sudah duduk di resto dalam kompleks rest area jalan tol itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw1a6mBA8Wa
Seusai mengisi perut, kami lanjutkan lagi perjalanan pulang itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgIoF2qON3z
Setelah tiba di kota kami, kuantarkan dulu Anneke ke rumahnya, kemudian aku pun pulang.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNdkulMXOmY
Di rumah, di dalam kamarku, terawanganku melayang – layang tak menentu. Teringat pada Tante Laila yang sudah melahirkan anakku, teringat pula permintaan Tante Martini yang memintaku untuk datang lagi ke rumahnya. Waktu itu hari Jumat malam, Tante Martini meminta agar empat hari lagi aku datang ke rumahnya tanpa Anneke.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6opPqD180V
Masalahnya, apa tujuan Tante Martini yang memintaku datang lagi ke rumahnya tanta anaknya? Apakah ada rahasia tentang Anneke yang akan disampaikannya padaku, sehingga Anneke sendiri tidak boleh tahu?
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTREZSL3XKB
Entahlah.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWAOEWxCLmT
Yang jelas, di hari Selasa sore, sepulangnya dari kantor aku langsung berangkat ke Jakarta. Tanpa ngomong apa pun kepada Anneke.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmkVvlNqGOP
Aku tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh mamienya Anneke itu nanti. Tapi kelihatannya penting sekali, sehingga aku harus mengabulkan permintaannya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy93j7Ppip6
Ketika sedan hitamku sudah memasuki Jakarta, handphoneku berdering. Ternyata dari Tante Martini…!
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdIr6zHaWuM
Lalu :
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDvDGZQDOwb
Aku: “Hallo Tante…”
Tante Martini: “Kapan mau ke rumah tante? Besok?”
Aku: “Sekarang Tante. Ini sudah masuk Jakarta. Mungkin setengah jam lagi juga tiba di rumah Tante.”
Tante Martini: “Owh… syukurlah. Tante tunggu ya.”
Aku: “Siap Tante.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEU0Z3ZIs47
Dan memang setengah jam kemucian aku sudah tiba di pekarangan rumah Tante Martini. Seorang petugas security bergegas membuka pintu garasi, lalu menghampiriku, “Selamat malam Boss. Tadi Bu Martini minta agar mobil Boss langsung dimasukkan ke garasi,” ucapnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4AytXDW7zs
“Owh… iya iyaaa…” sahutku sambil memasukkan mobilku ke dalam garasi.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSuevPEGo66
Ketika aku masuk ke dalam rumah, salah seorang suster yang tempo hari sudah kukenal, menyambutku, “Silakan masuk aja ke kamar Ibu. Beliau sudah menunggu Boss.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOJ6j8T9qba
Ini pertama kalinya aku masuk ke dalam kamar mamienya Anneke. Begitu masuk ke dalamnya, aku mengagumi kamar ini. Selain luas dan ada taman mininya segala, segala peralatan di dalam kamar ini serba mahal sekali. Mungkin harga perabotannya bisa lebih mahal daripada harga rumahnya…!
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlifNXlbxKZ
Tante Martini tampak sedang berada di pinggir kolam ikan koi. Dan tersenyum ceria setelah melihat kedatanganku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb0p9HSOz6j
“Wawan orang yang tepat janji ya. Tante suka itu,” ucapnya setelah aku berjongkok di depan kursi rodanya dan mencium tangannya yang terasa halus serta hangat.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI80naFQA9y
“Tante kelihatan seger sekali sekarang,” ucapku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9kUAtWxYpu
“Kan baru selesai mandi sore Wan,” sahut Tante Martini sambil menggerakkan kursi rodanya menuju sofa – sofa putih yang berderet di sepanjang dinding dari taman menuju ruang peraduannya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdWmaZogBDP
“Wan bisa minta tolong… kuncikan dulu pintunya. Soalnya tante mau membahas sesuatu yang sangat rahasia. Jangan sampai suster – suster itu ikut nguping,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke arah pintu keluar yang sudah tertutup tapi belum dikunci.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLj9Ek7GOUS
Kuikuti permintaan Tante Martini itu, mengunci pintu yang ditunjuk itu, kemudian duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda mamienya Anneke.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQsxpen1PZ8
Lalu Tante Martini berkata perlahan, “Sebenarnya kedua kakiku ini sudah hampor normal. Mungkin tiga bulan lagi juga tente bisa berjalan lagi.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrZ4FEAxe2r
“Tapi berdiri sudah bisa Tante?”
“Sudah. Tapi belum bisa lama – lama. Karena lutut tante masih lemas.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpPxuEU6JPb
Aku menyimak dan memperhatikan bentuk Tante Martini yang saat itu mengenakan kimono putih. Dia seorang wanita yang berkulit lebih gelap daripada Anneke. Katakanlah dia seorang wanita yang hitam manis, meski kulitnya tidak hitam juga.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtxCcI6YdFE
Dan aku semakin penasaran, apa sebenarnya yang mau disampaikan padaku sehingga memintaku datang tanpa Anneke?
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbdw0NqC7aw
Akhirnya Tante Martini berkata, “Sebenarnya tante ini sudah sembilanpuluh persen sembuh. Mungkin tiga bulan lagi juga tante udah bisa berjalan lagi secara normal. Sekarang tinggal menormalkan jaringan syaraf di seputar lutut aja.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2wurvNfbpk
“Iya Tante. Lalu nanti Tante bisa menjalani kehidupan secara sehat seperti wanita – wanita normal, “tanggapku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeNRHIOIBuV
“Iya Wan. Tapi ada sesuatu yang menuntut terus dari dalam batin tante. Makanya tante mau minta tolong sama Wawan…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcd47hpaOk0
“Minta tolong apa Tante? Sampaikan aja. Jangan ragu – ragu. Kalau aku bisa menolongnya, pasti kutolong Tante.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx6UGtYRM7p
Tante Martini termenung sejenak. Lalu bertanya, “Wawan punya teman di Jakarta?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmYrvWoNqF3
“Banyak Tante. Teman kuliahku kebanyakan kerjanya di Jakarta.”
“Carikan seorang aja buat tante. Tapi yang seganteng Wawan.”
“Haaa?! Buat apa Tante?”
“Untuk memuasi hasrat batinku Wan. Sejak dua tahun yang lalu tante tidak merasakannya sama sekali.”
“Ja.. jadi Tante membutuhkan teman bobo gitu?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs3aTBic4RU
“Iya Wan. Tante mau bicara terbuka aja. Tante ingin mendapatkan cowok yang bisa memuasi hasrat seks tante yang selama ini dipendam terus. Pokoknya cari cowok yang bisa memegang rahasia. Yang bisa secara rutin menggauli tante. Tapi jangan bawa cowok yang jelek. Tante maunya seinilai sama kegantengan Wawan.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJk3DiCLC14
Sebenarnya aku sangat terkejut mendengar “permintaan tolong” mamienya Anneke itu. Tapi dengan cepat aku memutar otak. Dan akhirnya berkata, “Cari cowok sih gampang Tante. Tapi yang sulit, apakah dia bisa memegang rahasia nggak? Ini masalahnya.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL1UTJsCjqI
“Terus saran Wawan bagaimana?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Q5bVV30SX
“Satu – satunya orang yang bisa memegang rahasia adalah diriku Tante. Dan aku sanggup untuk memuasi Tante kapan pun diinginkan. Bahkan sekarang pun aku siap untuk melakukannya.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf7uMeG48xp
“Kamu mau Wan? Serius kamu mau sama perempuan yang sudah berumur seperti tante ini? Memangnya tante ini masih menarik bagimu?” tanya Tante Martini sambil menatapku dengan sorot ragu, seperti kurang percaya pada kesediaanku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8zIMOwsSbr
Sebagai jawaban, kupegang tangan Tante Martini yang hangat itu. Sambil berkata, “Tante cantik sekaligus manis. Sementara aku… penggila wanita setengah baya sejak lama. Jadi… aku siap memuasi Tante sekaligus berjanji untuk tetap merahasiakannya kepada siapa pun, termasuk kepada Non Anneke.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrPKr38PRMC
Tante Martini meremas tanganku dengan lembut. Menatapku dengan senyum manis di bibir sensualnya, ya… betapa sensualnya bibir wanita setengah baya itu. “Tante setuju usulmu,” ucapnya setengah berbisik, “Tapi awas jangan sampai Anneke tau ya.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIq2Xa5VcSZ
“Tentu aja Tante. Aku juga pasti kena marah abis – abisan kalau Non Anne sampai tau,” sahutku sambil berdiri di depan kursi rodanya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5kIUtGqXCJ
Lalu, tanpa ragu kuulurkan kedua tanganku untuk memeluk dan mengangkat tubuh Tante Martini dari atas kursi rodanya. Lalu membopongnya ke arah bed yang agak jauh dari kursi roda itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0I52K1wS4z
Pada saat aku membopongnya itu, Tante Martini melingkarkan lengannya di leherku. Sementara aku merasakan sensasi yang luar biasa indahnya. Karena aku merasakan kehangatan lengannya di leherku. Menyaksikan manisnya wajah wanita setengah baya itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ11ZohIbOru
Lalu kuletakkan tubuh berkimono sutera putih itu di atas bed.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOst5eZadWu
Kulihat ada tongkat panjang di atas bed. “Ini tongkat apa Tante?” tanyaku sambil memegang tongkat yang mengingatkanku kepada ikbuku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzclRNIk4kB
“Itu hanya untuk latihan turun dari bed ke kursi roda,” sahutnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCNV2wFjV4z
“Kan ada tongkat yang pakai pegangan sekalian untuk latihan jalan kaki Tan.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNQHJrsKVEK
“Ada. Tante juga punya. Tapi tongkat begituan ribet. Kurang praktis. Sekarang tanpa tongkat pun sudah bisa berdiri, meski belum bisa lama – lama. Dengan tongkat itu lebih praktis,” sahut Tante Martini sambil duduk bersila di samping kiriku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2eEIeZIqMb
Aku pun tidak canggung – canggung lagi untuk mendekap pinggangnya, sambil menciumi pipi kanannya yang terasa hangat. Harum p[arfum mahal [pun mulai tersiar ke penciumanku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6DpxVUlQxX
Tante Martini tidak tinggal diam. Ia melingkarkan lengannya di leherku. Lalu memagut bibirku, yang kusambut dengan lumatan lembut. Ia balas dengan lumatan hangat pula.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqVPZQGZjwD
Hawa nafsu birahi pun mulai bergejolak di dalam batinku. Terlebih setelah Tante Martini membisiki telingaku, “Lepasin dulu dong semua pakaianmu. Aku ingin melihat bentuk tubuhmu tanpa pakaian.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCEM76hZlQO
Aku mengangguk sambil melepaskan pakaian casualku. Hanya celana dalam yang kubiarkan tetap melekat di tubuhku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8qhQhp5cNE
Lalu aku menelentang di samping Tante Marini yang sudah celentang juga.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKvZfbqILcE
“Badannya atletis begini. Bagus. Sering olahraga ya?” ucap Tante Martini sambil mengusap – usap dada dan perutku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmtliTDGwWA
“Iya,” sahutku sambil balas mengusap – usap pahanya yang tersembul dari belahan kimononya. Terasa licin sekali paha mulus ini. Namun tentu saja aku tak sekadar mengelus pahanya. Tangan nakalku naik terus sampai ke pangkal pahanya. Dan… aku langsung menyentuh memek plontos dan agak tembem… berarti sejak tadi ia tidak mengenakan celana dalam…
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw3Dcv6B79l
Tante Martini pun menyelinapkan tangannya ke balik celana dalamku. Dan langsung memegang batang kemaluanku yang memang sudah tegang sekali ini…
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcJbTb12xM9
“Wooow… penisnya gagah begini Wan…! “serunya tertahan, “Luar biasa panjang gedenya… !”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ43WRjc78kd
Sementara aku sudah tak sabar lagi. Ingin menyaksikan seperti apa tubuh Tante Martini kalau sudah telanjang. Maka dengan nafsu yang semakin menggoda, kulepaskan ikatan tali komononya. Lalu kulepaskan kimono sutera putih itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOFTO0CInwM
Lalu tampaklah sekujur tubuh tinggi langsingnya Tante Martini itu… tubuh yang begitu mulus, tampak jauh lebih muda daripada usianya. Dengan sepasang toket berukuran sedang, yang tidak sekencang toket Anneke, tapi masih “on fire”. Tidak lembek.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP7Lb1SpzDx
Dan memeknya itu… tercukur bersih… menimbulkan hasratku untuk menjilatinya…!
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOTf4riZl83
Agar adil, aku pun melepaskan celana dalamku. Lalu merayap ke atas perut wanita setengah baya yang hangat dan harum itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCOwia7t5N4
“Tante masih penuh pesona,” bisikku setelah menghimpitnya, “semuanya masih perfect. Aku siap untuk memuasi hasrat Tante secara rutin. Kebetulan aku ada acara ke Jakarta seminggu dua kali. Tiap Senin dan Kamis. Berarti minimal aku bisa datang ke sini dua kali seminggu.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb2m9SKtpgv
“Iya Wan… terima kasih… sekarang lakukanlah apa yang Wawan anggap harus dilakukan. Hatiku sudah menjadi milikmu kini.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡegUqaPc1GS
Mendengar ucapan Tante Martini itu, spontan aku melorot turun. Karena sudah tak sabar lagi, ingin menjilati memeknya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZTCllgbEMl
Tante Martini pun bersikap tanggap. Ketika wajahkuj sudah berhadapan dengan memeknya, sepasang pahanya pun merenggang loebar. Sehingga aku bisa memperhatikan memeknya yang bersih dari jembut itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGyGmoFIYQt
Lalu kuciumi memek plontos itu, sementara kedua tanganku mengangakannya. Sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu mulai tampak di mataku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Cy9nzzkI9
Ujung lidahku pun mulai menyapu – nyapu bagian dalam memeknya yang berwarna pink itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxgDDPLpKn4
Tante Martini mulai menggeliat – geliat sambil meremas – remas bahuku. Terlebih setelah aku gencar menjilati kelentitnya, ia pun terkejang – kejang dibuatnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡePjEgqWqbO
Bahkan pada suatu saat Tante Martini merengek histeris, “Aaaaah… aaaaaa… sudah Wan… sudah…! Masukan aja penismu Sayang…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGQsNwtGrVP
Ini pertama kalinya mamienya Anneke memanggilku Sayang.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEUsOqR1MR7
Aku pun memang sudah sangat bernafsu, ingin segera memasukkan kontolku ke dalam memek Tante Martini.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW25qQac6XS
Maka aku pun meletakkan moncopng kontolku tepat pada mulut memek Tante Martini yang sudah ternganga basah itu. Dan sekali kudorong kuat – kuat… blesssss… kontol ngacengku pun melesak ke dalam liang memek wanita setengah baya itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzvoRIepVuX
Tante Martini menyambutku dengan dekapan di pinggang, bersama desahannya, “Aaaaah… masuuuuk Waaan… punyamu gede banget… aaaaaaaah…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1RP1X4SVa5
Aku pun mulai mengayun kontolku, bermaju mundur di dalam liang memek Tante Martini yang terasa masih sempit sekali, tapi sudah licin oleh air liurku yang mungkin bercampur dengan lendir libidonya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaVp2YVc8Ma
Ya, aku mulai mengentotnya sambil menciumi dan menjilati lehernya, disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Tante Martina pun berjuang untuk mengimbangiku dengan menggeol – geolkan pinggulnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8IQeslut3S
“Haaa… aku bisa menggoyang pinggulku… berarti lututku sudah sembuh Wan… “ucaqpnya terengah.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxfRKVOLRcK
Memang pada waktu menggoyang pinggulnya itu sangat mungkin ada hubungannya dengan kekuatan lutut. Karena kalau lututnya lemah, dia takkan bisa mengangkat bokongnya. Apalagi menggeolkannya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7AGp1uaxmi
“Iya Tante… semoga Tante bugar kembali seperti sediakala yaaa…” sahutku sambil mulai mempercepat genjotan kontolku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡioV2LreCHT
“Iyaaaa… ooooohhhhh… Waaaaaan… sudah hampir tiga tahun tante tidak merasakan sentuhan lelaki… sekarang… merasakannya kembali… ooooohhhh… Wawaaaaan… tante merasakannya lagi… nikmatnya gesekan penismu yang gagah ini… ooooohhh Wawaaaan… gak nyangka tante bisa merasakannya lagiiii…
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHyxeqN3rkE
Maka gairahku pun semakin berkobar, untuk mengentot wanita setengah baya ini sampai dia benar – benar puas.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzRKrjt3paY
Aku tak cuma mengentot liang memeknya belaka. Aku sudah mempelajari beberapa buku pengetahuan tentang sex. Tentang cara untuk memuaskan wanita pada saat digauli. Bahwa ada titik – titik penting yang harus disentuh. Antara lain telinga dan sekitarnya, leher dan sekitarnya, pentil buah dada dan sekitarnya, bahkan ketiak pun dianjurkan untuk disentuh.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2daby3UxQD
Itulah sebabnya aku tak cuma menjilati leher jenjangnya yang mulai keringatan, tapi juga pentil toketnya kuemut dan kujilati, sementara toket yang satunya lagi kuremas dengan lembut.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTL1mQlNfb0
Tante Martini merintih dan merengek terus pada saat aku sudah gencar mengentotnya. Aku pun ingin membesarkan hatinya. Sehingga entotanku dilambatkan sejenak, lalu berbisik ke telinganya, “Memek Tante luar biasa enaknya…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡouFMCfI3mz
Tante Martini tampak senang. Lalu menyahut, “Kontolmu juga luar biasa enaknya Wan. Pasti aku bakal ketagihan kelak.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnMbRk7K7I8
“Sama Tante. Aku juga bakal ketagihan sama Tante. Susah nyari wanita yang memeknya gurih danb legit seperti memek Tante ini,” ucapku yang lalu menggencarkan kembali entotanku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ03xoDszals
Sementara Tante Martini seperti berusaha untuk menggoyang pinggulnya kembali. Tapi mungkin fisiknya belum pulih benar. Sehingga akhirnya ia hanya menikmati entotanku sambil menciumi bibir dan pipiku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1MRd4Qhg5m
“Gak usah maksain goyang [pinggul Tante. Didiemin gini juga enak. Karena pada dasarnya memek Tante memang luar biasa enaknya,” ucapku setelah mengetahui usahanya untuk menggoyang pinggul kembali, tetapi gagal mengangkat pinggulnya. Dan tidak bisa menggeol – geolkannya lagi.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7NhrKODjnk
Lalu aku menemukan titik paling sensitif pada wanita setengah baya itu. Ternyata ketiaknya yang paling peka itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXDbcZeBi4L
Ketika aku mengentotnya sambil menjilati dan menyedot – nyedot ketiaknya yang harum deodorant, awalnya ia tersentak. Kusangka dia kaget. Tapi ternyata ketiaknya itu paling geli kalau disentuh orang lain. Hal itu kuketahui belakangan.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXEwgEgJfTV
Maka ketika aku menjilati dan menggigit – gigit serta menyedot – nyedot ketiaknya, Tante Martini pun merengek – rengek erotis, “Aaaaaa… aaaaaah… geli Waaan… tapi enak sekali Waaaan… ooooohhhh… ini pertama kalinya aku merasakan ketek dijil;atin waktu sedang dientot begini… aaaaah…
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5zCxr3WZ0G
“Gampang Tante… kalau udah kangen sama aku… uggghhh… tinggal call aja… aku pasti datang ke sini…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRtzAq1R3zT
Lalu aku semakin menggencarkan entotanku. Sementara Tante Martini mengaku sudah dua kali orgasme. Tapi kelihatannya dia tetap bergairah untuk menikmati entotanku, tak kelihatan lelah sedikit pun. Padahal kami sudah sama – sama bersimbah keringat.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV8vg2dNf81
Tapi pada suatu saat kudengar suaranya terengah, “Tante udah mau orga lagi Wan… ba… barengin yok… oooooohhhhh…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMb6muzjPy8
“Iiii… iyaaaaa…” sahutku tergagap pula.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM7UxIHsJal
Tante Martini pun mulai klepek – klepek seperti waktu mau orgasme yang pertama dan kedua tadi. Maka dengan spontan aku pun memacu kontolku untuk menggenjot liang memeknya secepat mungkin.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnjsh7omTFw
Lalu tubuh indah itu pun mengejang tegang. Pada saat yang sama, kubenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin, sehingga moncongnya terasa menabrak dasar liang memek mamienya Anneke.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhJhWrg7cgs
Dan terjadilah sesuatu yang indah itu. Kami saling cengkram dan saling remas. Sementara liang memek Tante Martini terasa berkedut – kedut, disusul oleh gerakan yang seolah sedang berusaha mendorong batang kemaluanku, tapi sang Kontol justru sedang mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatan yang banyak sekali rasanya…
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ54kRQd3OV
Aku pun menggelepar dan terkapar di atas perut Tante Martini.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRrlvezXXxh
Namun aku masih mendapatkan ciuman hangatnya wanita setengah baya itu, disusul dengan bisikannya, “Terimakasih Sayaaang… yang barusan kita lakukan adalah sesuatu yang terindah di sepanjang hidup tante…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Z4nBwgvUm
“Iya Tante. Semoga bisa jadi pendorong semangat Tante untuk cepat sembuh.”
“Tapi tante jadi kepengen mandi. Soalnya badan tante penuh keringat begini.”
“Ayo kubopong ke kamar mandi,” sahutku sambil mencabut kontolku dari liang memek tembem dan plontos itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡITsSshIBBb
Memang banyak sekali air mani yang termuntahkan dari moncong kontolku barusan. Kulihat lendir kenikmatanku sampai meluap dari mulut memek Tante Martini. Dan Tante Martini menadahkan telapak tangan di bawah memeknya, untuk menampung spermaku. Lalu sperma itu dialirkan ke mulutnya, yang lalu ditelannya sedikit demi sedikit.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSXmjwr2x7f
“Bagaimana rasanya spermaku?” tanyaku setelah mcnium pipinya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc02ouDD55y
“Lezat… seolah bernafaskan semangat baru… yang membuat hidup tante berarti lagi. Terima kasih Wawan Sayang…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQRzGy99pKY
Kemudian kuangkat tubuh wanita setengah baya itu dengan mendekap pinggangnya erat – erat. Tante Martini pun memeluk tengkukku erat – erat. Dan kubawa tubuh indah itu ke dalam kamar mandinya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIUUKJTVAV6
Tante Martini menunjuk ke arah bathtub mewah di kamar mandinya. Maka kuletakkan dia di dalam bathtub itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZFQSESCKB2
Sesaat kemudian air hangat memancar ke bathtub itu dengan kencangnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3CrL82nL2c
Aku pun memancarkan aiur hangat shower utama yang berada di atas kepalaku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb36wQBbsqG
Maka ketika Tante Martini sedang menyabuni tubuh indahnya, aku pun menyabuni tubuhku sendiri di bawah pancaran air hangat shower.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqoPuK3rWVx
“Banyak handuk bersih di lemari kaca itu. Silakan ambil untuk Wawan satu, untuk tante satu. Sekalian tolong ambilin kimono yang masih bersih di situ juga,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke lemari kaca yang tidak jauh dari bathtub mewah itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKa0IzCt1BF
Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di atas sofa bedroom kembali. Tante Martini sudah mengenakan kimono baru, aku pun sudah mengenakan pakaianku kembali.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy4Oe6tPLh3
“Wawan punya kartu nama?” tanya Tante Martini.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWzVmkYyik3
“Punya Tante,” sahutku sambil mengeluarkan dompet dari saku belakang celanaku. Lalu kuambil secarik kartu namaku dan kuserahkan kepada Tante Martini.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3QWEhwFJd2
Tante Martini pun mengamati kartu namaku yang lengkap dengan alamat kantor dan alamat rumah.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAJUuO5zmlU
“Hai… rumahmu bukannya dekat dengan kampus dan apotek?” tanya Tante Martini.
“Betul. Kok Tante tau?”
“Tau. Di situ ada rumah yang ibu rumah tangganya tunanetra. Kamu tau?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG4VUcLOJsU
Aku terkejut dibuatnya. Tapi aku tak mau mengingkari kenyataan ini. Bahwa ibuku seorang wanita tunanetra. Lalu kataku, “Wanita tunanetra itu ibuku Tante.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy9F7YWHThX
“Haaa?! Berarti kamu abangnya Nova… uffff… kelepasan bicara, “Tante Martini menutup mulutnya dengan tangan kanannya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1lddRKVwvN
“Nova? Siapa Nova Tante?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWc7Pz60D54
“Mmm… jadi bingung nih. Barusan kelepasan bicara. Tapi biarlah tante mau bicara sejujurnya, asalkan Wawan berjanji untuk merahasiakannya kepada siapa pun ya.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmskV8VpSOk
“Iya Tante. Aku berjanji takkan bicara kepada siapa pun.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqEo2xSRiX8
Tante Martini termenung sejenak. Kemudian berkata, “Suamiku punya sahabat. Hasyim namanya. Pak Hasyim itu seorang pengusaha besar juga. Tapi Pak Hasyim sudah tiga gali ganti istri, tidak menghasilkan anak juga. Karena ternyata Pak Hasyimnya sendiri yang mandul. Kebetulan Pak Hasyim punya teman karib yang bernama Zaelani…
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhLyWELIixZ
“Betul Tante. Tapi ayahku sudah meninggal beberapa tahun yang lalu,” sahutku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyLO86vnAdt
“Soal itu sudah kudengar dari mulut istrinya Pak Hasyim. Nah… pada saat istri Pak Zaelani hamil yang keberapa ya… kalau gak salah yang ketiga… terjadi suatu perundingan pribadi dengan Pak Hasyim. Bahwa kehamilan istri Pak Zaelani itu akan dibiayai sepenuhnya oleh Pak Hasyim, asalkan kalau anaknya sudah lahir, diberikan kepada Pak Hasyim untuk diadopsi.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKOHvw3JHMf
Sebenarnya banyak yang ingin kutanyakan kepada Tante Martini. Tapi aku tak berani memotong penuturan penting itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRyujJ0pUvl
“Nah… akhirnya lahirlah bayi perempuan dari istri Pak Zaelani itu. Yang lalu dibawa diadopsi oleh Pak Hasyim.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvHAYC2Ex1m
“Tante kok bisa tau semuanya sampai mendetail begitu?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK3trxGOKNk
“Kan tante ikut dijadikan saksi waktu perjanjian itu ditandatangani. Jadi tante tau benar isi perjanjiannya. Antara lain, bayi itu akan dirawat seperti anak Pak Hasyim sendiri. Dan Pak Zaelani tak boleh mengganggu atau menuntut apa pun kalau bayi itu sudah besar kelak. Perjanjian itu ditandatangani di depan notaris.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD1PR1KB3Dc
“Lalu bayi cewek itu dikasih nama Nova?” tanyaku.
“Iya. Berarti Nova itu adik kandung Wawan kan?”
“Betul Tante. Selama ini kami sekeluarga mencari tahu keberadaan adikku yang sudah dikasih nama Nova itu. Tapi baru sekaranglah aku mendengar beritanya.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbT0h1B4N1a
“Menurut tante sih, walau pun Wawan sudah tau, sebaiknya jangan ganggu Nova dalam bentuk apa pun. Lagian Nova itu sangat dimanja oleh Pak Hasyim dan istrinya. Bahkan berlebihan memanjakannya. Sehingga Nova itu jadi kolokan sekali. Apa pun yang diinginkannya harus dikabulkan. Selain kolokan, Nova itu selalu jutek pada orang – orang di sekitarnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF7zgJGNvjl
“Iya,” sahutku, “aku juga takkan mengganggunya Tante. Hanya berusaha ingin tau aja keberadaannya. Mendengar dia sehat aja hatiku udah senang.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxOMxyIxdFO
“Iya, memang harus begitu. Masalahnya ayahmu sudah menandatangani perjanjian di depan notaris, dihadiri oleh saksi – saksi pula. Jadi secara hukum, Nova itu tidak bisa diganggu gugat lagi.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxYaNzJxXCe
“Iya Tante. Aku akan mencatat kata – kata Tante ini di dalam hati.”
“Nah sekarang kita bicara masalah bisnis ya.”
“Siap Tante.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr7VkOfL8iZ
“Begini,” kata Tante Martini, “Sebenarnya tante punya beberapa perusahaan atas nama tente sendiri. Tapi Anneke tidak tahu. Lagian dia sudah mendapatkan warisan seluruh harta yang atas nama almarhum ayahnya. Tapi perusahaan – perusahaan atas nama tante tidak termasuk yang diberikan padanya. Salah satu perusahaan milik tante itu ada di kotamu Wan.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW21wX9SLiU
“Iya Tante.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHrqVzuKcDd
“Nah… perusahaan di kotamu itu akan tante hibahkan padamu. Mau diapakan pun terserah Wawan.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBoEPersPdd
“Perusahaannya dalam bentuk apa Tante?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIueAAcnPp3
“Pabrik segala kebutuhan anak – anak. Perkembangannya bagus. Tapi mungkin kalau sudah diurus oleh Wawan bakal lebih sehat lagi.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2dQovI6EbA
“Jadi pabrik itu mau Tante percayakan padaku untuk mengurusnya?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfggPVoSsIZ
“Memilikinya. Bukan sekadar mengurusnya. Tadi tante kan bilang, akan menghibahkan pabrik itu pada Wawan.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWc0OG1Yy9q
“Oooh… Tante… apakah Tante tidak berlebihan dengan menghibahkan pabrik itu padaku?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCBJ545QIeu
“Tidak Wan. Dalam tiga hari belakangan ini tante sudah mempertimbangkannya sematang mungkin. Perusahaan tante kan banyak. Penghibahan pabrik itu takkan membuat tante jatuh miskin. Jadi… semoga kehidupan Wawan bertambah sukses setelah memiliki pabrik itu ya,” ucap Tante Martini sambil memgang tanganku erat dan hangat.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOkxt183ftn
“Aku jadi speechless Tante. Aku… aku cuma bisa bilang terimakasih,” ucapku yang kuakhiri dengan kecupan hangat di pipi Tante Martini.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGQtdF4IF1h
“Tapi Wawan punya kewajiban untuk menengok tante sesering mungkin ke sini ya.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4GDiPKooSW
“Siap Tante.”
“Ohya… mengenai hibah pabrik itu, gak usah ngomong apa – apa pada Anneke. Karena dia tidak tau kalau tante punya pabrik di kotamu.”
“Iya Tante.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdQad8CFA9k
“Kalau kaki tante sudah normal, mungkin tante mau beli rumah di kotamu Wan. Supaya kita tidak terlalu berjauhan. Energi Wawan pun tidak terlalu dikuras untuk nyetir sendiri ke Jakarta. Kenapa Wawan tidak pakai sopir pribadi sih?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLmxTS8W88J
“Belum saatnya pakai sopir pribadi Tante. Aku kan masih muda. Lagian aku memang senang driving,” ucapku dengan tangan yang sudah kuselinapkan ke balik kimono Tante Martini.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa564FLKlyE
“Ogitu ya… “gumkam Tante Martini yang membiarkan tanganku menggerayangi memeknya yang baru mengalami orgasme tiga kali itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAxcMuOpJoe
“Tante masih bergairah?” tanyaku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8qQbaznZ6r
“Emangnya Wawan udah horny lagi?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHW3AMWV4cW
“Iya Tante. Ini udah ngaceng lagi… hihihihiiii…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ungmhlboI
“Ayolah. Tapi jangan terlalu lama ya. Usahakan lepas bareng lagi seperti tadi. Lalu kita tidur. Tante ingin tidur sambil melukin Wawan…”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmz5EPrlnM7
“Siap Tante,” sahutku sambil bangkit dari sofa. Kemudian membopong Tante Martini ke arah bednya lagi.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeMjZI4NPju
That’s our story. Bahwa kami bersetubuh lagi. Dan aku berusaha untuk menuruti keinginan Tante Martini, agar bersetubuhnya jangan terlalu lama. Mempercepat ejakulasi jauh lebih mudah dari memperlambatnya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGeEFwz0xcL
Maka aku pun berhasil ejakulasi tepat pada saat Tante Martini berada di puncak orgasmenya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbV6Eei3Gov
Lalu kami tidur sambil saling berpelukan dan baru sadar keesokan paginya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVIeTvWWKcG
Aku meninggalkan Jakarta pagi itu dengan terawangan indah menggelayuti benakku. Aku masih ingat benar ucapan Tante Martini sebelum melepaskan kepergianku tadi: “Bu Vita, direktur pabrik itu akan tante panggil secepatnya. Untuk menyampaikan keputusan tante yang akan menghibahkan pabrik itu padamu Sayang.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvkLnr0l9DY
Hibah pabrik itu bisa kuanggap sebagai pertanda, bahwa Tante Martini sangat membutuhkan diriku. Tapi aku tak mau besar kepala. Semuanya harus kuhadapi dengan kepala dingin.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3SV2WXAVYH
Tiga hari kemudian, aku mendapatkan pesan lewat WA dari Tante Martini, yang namanya kusamarkan sebagai “Pak Tono”. Sekadar berjaga – jaga, jangan sampai Anneke tahu kalau aku sudah punya “jalur khusus” dengan ibunya. Tante Martini pun sudah menyamarkan namaku di handphonenya sebagai “Wien”. Juga agar aman dari kecurigaan Anneke.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWX2ot60k9z
Isi WA dari Tante Martini itu berbunyi :-Bu Vita sudah datang ke Jakarta kemaren. Dan sudah dikasih tahu masalah “penjualan” pabrik itu. Jadi, silakan datangi pabrik itu untuk mengenalkan diri sebagai owner baru. –
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4WwcsEh5nL
Aku hanya membalas singkat :-Siap Tante Sayangku-
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK97pAzKOZQ
Lalu pada hari itu juga aku mengunjungi pabrik itu, sesuai dengan alamat yang sudah diberikan oleh Tante Martini.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0CePccMVwf
Setibanya di pabrik itu, seorang satpam menghampiri sedan hitamku, “Mau ketemu siapa Boss?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1OzZz67vN1
“Mau ketemu dengan Bu Vita,” sahutku.
“Sudah ada janji sama beliau?” tanya satpam itu lagi, membuatku agak jengkel.
“Bilang aja ada owner baru pabrik ini bernama Darmawan… !”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUipPcKcvhR
Satpam itu kelihatan kaget dan mengubah sikapnya, “Oh! Siap Big Boss… !”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcNzlpEfqLh
Kemudian satpam itu mengarahkanku ke tempat parkir yang bertuliskan VVIP. Mungkin pada saat Tante Martini masih normal, di situlah tempat mobilnya diparkir kalau beliau datang ke pabrik ini.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQsQr9HGbl4
Setelah mobilku terparkir, kuikuti langkah satpam itu menuju ruang kerja dirut.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvC83PYH2a9
Di ruang kerja dirut, kulihat seorang wanita setengah baya sedang serius mengamati layar monitornya.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFrLvq7snwB
Satpam itu menghampirinya. “Maaf mengganggu Bu Boss. Ini Bapak Darmawan mau ketemu Bu Boss.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ElHqfUIW4
Wanita tinggi montok itu tampak kaget. “Ooooh… selamat datang Big Boss,” ucapnya sambil berdiri dan menghampiriku. Lalu menjabat tanganku dengan sikap sopan sekali.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡseCblBNcv3
Kemudian aku dipersilakan duduk di ruang tamu dirut.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn6nvp1rtQp
Semua manager pun dipanggilnya, untuk dikenalkan padaku sebagai owner baru pabrik besar ini.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9hgDzMb3Gs
Acaranya cuma ramah tamah saja dengan dirut dan manager – managernya itu.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxKQViAjfhz
Kemudian aku meninggalkan pabrik besar itu setelah berjanji akan datang kembali beberapa hari berikutnya, untuk menjelaskan konsep baruku.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFCjzjOE0vL
Lalu aku mengarahkan sedan hitamku menuju kantor perusahaan Tante Laila.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMu8gITqrhQ
Baru saja aku tiba di kantor perusahaan Tante Laila, tiba – tiba handphoneku berdering. Ternyata dari ibuku. Cepat kuterima, takut ada sesuatu yang penting.
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9RJQCXamYk
“Hallo Bu…”
“Kamu lagi di mana Wan?”
“Di kantor. Emangnya kenapa Bu?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ7vUwNgoF0
“Ibu kan pernah cerita sama kamu, bahwa ibu punya adik kandung yang menikah dengan orang Belanda, lalu dibawa ke negaranya.”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ5IYJ5hiHq
“Oh iya. Tante Ros itu?”
“Iya. Nama lengkapnya sih Rosida. Sekarang dia ada di rumah.”
“Ohya?!”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFwlrvk9sdW
“Iya. Ibu sudah jelaskan bahwa kamu sekarang menjadi direktur utama di dua perusahaan. Karena itu dia ingin dicarikan rumah sekaligus ingin berbisnis denganmu. Bisa sekarang pulang dulu ke rumah?”
6379Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYHO3nSzkdJ
“Iya, bisa… bisa… sekarang juga aku mau pulang Bu.”
“Ditunggu ya Wan.”
“Iya Bu.”
ns216.73.216.238da2
