
Ratna sungguhan hamil. Tapi dia bahkan tak tahu yang sedang dikandungnya ini anak siapa. Dia sering tidur dengan berbagai macam laki-laki, termasuk dengan ayah dan adiknya sendiri, belum lagi cowok-cowok yang suka kirim chat mesum dan rela membayar tubuh Ratna untuk sekali main. Ratna juga beberapa kali punya pacar dan sering having sex sama mereka, bahkan setelah putus sekali pun.
Ini bukan pertama kalinya Ratna kebobolan, dia udah empat kali hamil, dan semuanya berakhir digugurkan. Kali ini pun juga sama. Tapi karena kali ini Galih ikut menyumbangkan spermanya pada rahim Ratna, Galih pun ikut menemani sang putri pergi ke klinik langganannya.
Sementara di rumah mereka hanya tinggal Noah, ibu mereka — yang saat ini pergi bekerja — tahu kalau suaminya pergi menemani putri mereka aborsi, yang dia tak tahu adalah bahwa mungkin saja janin yang dikandung oleh anaknya itu ada benih dari sang suami, Galih. Noah tidak ingin ikut campur. Karena yang ibunya selamanya ini tahu adalah bahwa Ratna memang sering gonta-ganti pacar dan sudah sering main gila. Keluarga itu sama sekali tidak masalah dengan pergaulan bebas.
Noah juga pernah memergoki sang ibu sedang bersenggama dengan tetangga mereka di belakang rumah. Namanya Om Agus. Saat itu Noah baru berusia 13 tahun. Tapi meski begitu, dia udah ngiler melihat peπis kecokelatan Agus yang dikelilingi jembut tebal dan terus menggenj0t van!ga ibunya dengan semangat hingga lendirnya menetes-netes ke lantai.
“Ahh! Pengen dient0t sampai lemes.”
Noah mengerang di atas kasur. Saat ini dia sedang tengkurap sambil membaca buku pelajaran, tapi yang diingatnya malah k0ntol Agus, tetangganya. Dia sempat melirik ke arah jendela rumah si tetangga, terlihat sepi, tidak ada orang.
Dengan sadar, Noah memasukkan satu tangannya ke dalam celana dalamnya dan meremas-remas peπis dan buah zakarnya, sambil membayangkan ada mulut yang menjilatinya. Sambil membuka kakinya lebar-lebar, Noah semakin membusungkan dadanya hingga kepalanya mendongak sempurna. Dia semakin cepat dan kuat mengocok peπisnya sendiri.
“Ahh! Ahh! Uhhh! Ah pengen diperk0sa ahh ah!”
Noah membayangkan siapa pun laki-laki perkasa yang dapat memuaskan birahinya, dia menjadikan fantasinya untuk memuaskan dirinya sendiri, membawanya ke dalam jeruji kenikmatan.
Meski otot-ototnya terasa pegal, tapi Noah terus meneruskan kegiatannya hingga seluruh otot Noah terasa ditarik ke satu pusat dengan kuat dan panas. Saat itu, tangan kanan Noah yang dia pakai untuk ng0cok dan tangan kirinya yang dia pakai untuk menutup mulutnya agar tak mendesah terlalu keras seketika mengepal kuat, dan Noah pun mengeluarkan cairan maninya.
Remaja itu mendesah pelan dan panjang, merasakan sensasi relaks yang luar biasa, yah meski pun ini tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan disod0mi sang ayah secara langsung.
Noah lalu menurunkan kakinya yang terasa pegal, sensasi lendir itu membuatnya tak nyaman karena celananya jadi kotor dan agak bau. Noah pun melepaskan celananya dan membuangnya ke sembarang tempat. Dia lalu meraih ponsel dan memotret dirinya dalam keadaan setengah telanjang dalam posisi berbaring. Lalu mengirimkannya pada sang ayah dengan caption : daddy fuck Noah please🥺 my hole is so itchy and misses your black banana so much✌️
Galih membalasnya tak lama kemudian : Fxxck you Noah!My dick will punish your hole tonight until you get pregnant!!
Noah membalas sambil cekikikan : ohhh uhhhhI'm so scared Daddy ah ahh [Noah mengirim 10 foto telanjang dan 1 video orgasm£nya berdurasi 14 menit] 🤪🤪🤪 🤪!
Galih : anak nakal ya kamu Noah, awas nanti kalau papah udah pulang ke rumah. Habis kamu sama papah.
Noah : emangnya papah mau ngapain Noah? Noah kan bukan makanan, masa mau dihabisin? 🤤
Galih : sok polos ya, kamu kan jalang gratisannya papah yang paling bikin horni.
Noah : 🫣🫣 hiiii atut, ada om-om mesum!!
Galih : papah raped you Noah!!
Noah : 🤪🤪 siapa atut! Maju sini by one kalo berani 🤪🍑🍆 [Noah mengirim 1 foto yang memperlihatkan dia sedang memasukkan ketiga jarinya ke anusnya sendiri]
Sementara di seberang sana, Galih terus-menerus mengumpat di parkiran klinik sambil memelototi foto-foto telanjang anaknya sendiri.
“Bjirr punya 2 anak semuanya binal-binal.”
Peπisnya yang tersembunyi di balik celana seketika mengeras.
“Bajingan Noah! Awas aja kau nanti di rumah, papah genj0t kamu sampai lumpuh.”
Orang-orang yang lewat memandangi peπis Galih yang mengunduk di balik celana dengan tatapan ngeri, Galih yang sadar diperhatikan segera pergi ke WC terdekat dan melampiaskan nafsunya dengan onani sambil memandangi video mesum sang putra.
“Fuxkk Noah Fuxkkk! Ahh ah!”
***63Please respect copyright.PENANA1tPuyfQCYe
63Please respect copyright.PENANAZLDzjEYqBD
63Please respect copyright.PENANAwQTFJrzgD6
63Please respect copyright.PENANANnD77Umo2N
63Please respect copyright.PENANAseQ1NFPxKJ
Noah cekikikan sambil tengkurap ketika melihat video balasan Galih untuknya, ayahnya itu saking terpancingnya dengan rayuannya sekarang laki-laki itu sedang ngoc0k sendirian di WC umum. Noah tak bisa menahan gelak tawanya ketika Galih bilang kalau dia tadi sampai ditegur orang dari bilik sebelah gara-gara ngedesah nama Noah keras banget.
Lalu sekarang Galih minta video baru lagi pada Noah, sebuah video yang memperlihatkan di mana Noah memasukkan kelima jarinya ke dalam aπusnya sendiri. Namun Noah dengan jail menolak dan meminta ayahnya sendiri untuk memasukkan kelima jarinya ke aπus Noah nanti malam.
Kemudian dengan senyum nakal, Noah memblokir nomor sang ayah dan mematikan ponselnya.
“Wlekk, siapa suruh sangean sama anak sendiri.”
Noah yang masih setengah telanjang segera pergi ke kamar mandi yang ada di luar kamarnya hanya dengan sebuah handuk putih kecil, dia hendak mandi, tapi karena teringat percakapan mesumnya dengan Galih beberapa saat lalu, tanpa sadar, tangan Noah memelintir puting susunya sendiri yang mengeras yang terkena air dingin mengalir, seketika sensasi aneh menjalar ke seluruh tubuhnya melalui dada.
Rasa panas yang aneh yang selama ini membuatnya berubah menjadi binal, rasa panas aneh yang membuat Noah tak malu menyodorkan bokong telanjangnya di depan wajah Galih agar disep0ng dan digagahi.
“Uhh! Disod0k k0ntol pasti enak banget sambil mandi kayak gini.”
Noah merem-melek dengan kedua tangannya yang sibuk, kanan sibuk bergiliran mencubiti putingnya hingga bengkak, kiri sibuk menggurut peπisnya sendiri yang berdiri tegak dengan cairan bening menetes-netes keluar dari lubang kencingnya.
Noah membiarkan telapak tangan kirinya kotor dengan sp£rma itu, lalu menjilatnya hingga tandas. Rasanya asin dan sedikit amis, tapi itu adalah bau yang membuatnya kecanduan seperti nikotin.
Sambil masih diguyur air hangat, Noah menyemprotkan banyak cairan sabun ke kedua tangannya, menyabun seluruh tubuhnya hingga dipenuhi busa-busa halus. Noah menggosok dadanya terutama puting dengan perlahan-lahan, putingnya sudah terlalu bengkak dan sakit tiap kali disentuh, sungguh Noah butuh seseorang untuk mengemut putingnya. Tapi itu mustahil karena Galih pasti baru pulang sore atau malam nanti.
Kemudian Noah menggosok bokongnya, dia membersihkan aπusnya, tapi jari-jari itu justru melesak masuk ke dalam aπus Noah. Awalnya hanya satu, lalu menjadi dua, kemudian tiga dan empat, dan sekarang berubah jadi lima sekaligus. Kelima jarinya memenuhi rongga aπusnya yang sempit dan mulai menjadi licin akibat busa sabun.
Sambil berpegangan pada kaca kamar mandi dengan posisi sedikit menungging sambil berdiri, Noah mulai meremas-remas bagian dalam aπusnya sendiri. Rasanya begitu perih dan sedikit sakit, bagian belakangnya jadi sangat penuh bahkan hingga rasanya menjalar ke perutnya. Lama-kelamaan, penisnya mulai kembali berdiri dan tangan Noah semakin bersemangat menyodomi lubangnya sendiri.
Tapi itu tak bertahan lama karena Noah sudah tak kuat menahan rasa perih, biasanya jika seperti ini dia paling suka dicumbu atau digerayangi, sensasi aneh itu akan mengurangi rasa sakitnya, tapi sekarang dia sedang sendirian. Dengan kesal Noah mendesah, dia menarik keluar tangannya dan membasuhnya dengan air hangat.
Ting! Tong!
Hingga bel rumah berbunyi oleh seseorang saat Noah sedang membasuh seluruh tubuhnya dari busa. Galih, Ratna, atau ibunya tak mungkin membunyikan bel. Rumah kerabat mereka juga ada di luar Jakarta, dan mereka selalu memberitahu lebih dulu jika hendak berkunjung. Itu artinya yang berkunjung adalah tetangga atau seseorang yang tak dia kenal — seperti teman orang tuanya atau kakaknya mungkin.
“Iya! Sebentar!”
Dengan buru-buru, Noah memakai boxer hitam ketat yang basah terkena air, setidaknya ini masih untung daripada dia telanjang. Dengan bagian atasnya dililit handuk putih yang tadi dia bawa.
Noah berjalan terburu-buru keluar untuk membuka pintu, saat pintu itu akhirnya terbuka, nampak lah seorang pria tampan kisaran 20-an, pria itu memakai kemeja putih polos yang tiga kancing bagian atasnya dilepas, dengan celana jeans biru panjang yang membalut kaki jenjangnya. Saking tingginya pria itu, Noah bahkan sampai harus mendongak untuk melihat wajahnya yang tampan.
Dengan pipi bersemu merah saat mencium aroma wangi pria itu, Noah mundur satu langkah.
“Maaf, Kak. Cari siapa, ya?” Tadinya Noah mau menebak kalau dia kurir paket, tapi ternyata tak bawa apa-apa, jadi pasti bukan.
“Ini rumahnya Ratnasari, kan, ya, Dek?”
Saat mendengar nama panjang kakaknya disebut, Noah seketika paham.
“Ah, iya, Kak. Ini rumahnya mbak Ratna, aku adiknya,” jawab Noah canggung.
Apalagi suara pria yang ada di hadapannya ini sungguh candu.
“Kalau boleh tahu, ada apa, ya, cari Mbak Ratna?”
Laki-laki itu tersenyum. “Gue pacarnya Ratnasari, mau ngajak jalan aja, sih, sebenarnya. Tapi karena lagi marahan sejak Minggu lalu, jadi nomor gue diblok.”
Noah mulai menerka apa hubungannya mereka. Jadi cowok ini adalah pacar Ratna atau mungkin udah mantan pacar Ratna, tapi belum move on dan lagi berusaha ngajak balikan sampai dibela-belain main ke rumah langsung.
“Oh gitu, tapi maaf Kak, mbak Ratna nya lagi pergi sama papah,” jawab Noah.
“Kalo gue boleh tahu pergi ke mana, ya, Dek?”
Noah bingung harus jawab apa, masa dia harus jawab kalau ayahnya nemenin kakaknya aborsi yang kemungkinan itu adalah benih ayahnya sendiri atau bahkan mungkin benih Noah? Keluarga macam apa mereka!
“Eh, aku kurang tahu, ya, Kak, mereka pergi ke mana. Yang jelas udah sejak tadi pagi, sih, perginya,” bohong Noah mulus. “Tapi kalau Kakak mau nungguin mbak Ratna sampai pulang, masuk aja Kak, kayaknya sebentar lagi mereka pulang, kok.”
Cowok itu sempat berpikir sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran adik dari pacarnya tersebut.
“Yaudah gue tungguin dulu, deh.”
Noah membenarkan lilitan handuknya yang hampir melorot. “Silakan masuk, Kak.”
Cowok itu berjalan masuk ke dalam rumah sambil melihat-lihat interior di dalam rumah tersebut yang didominasi warna pastel. Dia kemudian duduk saat melihat Sofia besar di ruang utama.
“Sebentar, ya, Kak. Aku buatin teh dulu.” Noah baru aja mau pergi ke dapur sekalian ganti baju, tapi tiba-tiba cowok itu memegang tangan pergelangan tangannya, menahan Noah.
“Kita belum kenalan, nama gue Adrian, nama lo siapa?”
Noah merasa deg-degan tangannya dipegang oleh cowok yang wanginya sejak tadi membuatnya mabuk kepayang, ditambah kini Noah tahu nama dari orang yang membuatnya horni sejak tadi.
“Na-nama ku Noah, Kak,” cicit Noah.
Karena merasa Noah takut padanya, Adrian segera melepaskan cengkraman tangannya.
“Ah, Noah. Sorry, ya, udah bikin lo takut, gue gak gigit, kok.” Adrian tersenyum sangat manis hingga membuat Noah meleleh.
“Kalau mau gigit juga gak apa-apa, kok, Kak—” Noah refleks menutup mulutnya.
“Eh? Hah?” Adrian lalu tertawa. “Ada-ada aja lo, emang gue vampir apa pakai gigit segala.”
Buru-buru, tanpa mengatakan apa pun, Noah segera lari ke arah dapur sampai lilitan handuknya hampir jatuh. Pipi dan daun telinganya sudah memerah panas sejak tadi, sampai ujungnya dia tak sengaja ngomong cabul. Ini pasti gara-gara kebiasaan digombalin sama papah! Batin Noah.
Sementara Adrian yang sejak tadi merasa disuguhi pemandangan indah — remaja polos dengan paras manis dan badan putih bersih sedang setengah telanjang di depan matanya dengan lilitan handuk kecil dan celana boxer hitam ketat basah yang menonjolkan bagian privasi — jika tak ingat bahwa anak itu adalah adik mantan pacarnya, Adrian pasti sudah sejak tadi menerkamnya seperti hewan buas yang melihat seekor kelinci.
Selangkangannya agak keras dikit sih, apalagi pas tadi tak sengaja melihat handuk Noah melorot dan memperlihatkan putingnya yang bengkak pada Adrian. Tapi kalau cuma segini sih, dia bisa menahannya. Tapi untuk membuat pikirannya kembali jernih, Adrian tak boleh cuma duduk-duduk aja sambil nunggu Ratna yang entah kapan akan pulang.
Jadi Adrian pergi melihat-lihat ke dalam rumah tersebut lebih jauh, dia membuka tiap pintu untuk melihat ada apa di dalam, tapi tak ada yang menarik perhatiannya. Sampai saat Adrian tak sengaja menemukan kamar Ratna, itu adalah kamar paling wangi dan yang colorful di rumah tersebut. Dengan tanpa sopan santun, Adrian main nyelonong ke dalam kamar, memegang-megang apa yang dilihatnya dengan penasaran. Dia juga sempat memfoto beberapa sudut kamar Ratna dan barang-barang miliknya.
Niat awalnya datang ke rumah Ratna karena dia ingin minta balikan, Adrian nyesel udah main buka-buka ponsel Ratna tanpa seizin wanita itu. Yah, meski tanpa sepengatahuan perempuan itu dia malah masuk ke kamarnya tanpa izin sih.
Adrian membuka laci bagian bawah yang ada di samping ranjang tidur, di sana dia menemukan beberapa bungkus kondom yang masih tersegel dan juga mainan seks lucu berwarna pink dan ungu, yah Adrian tak kaget sih Ratna memiliki barang-barang semacam ini karena dia orangnya memang terkenal binal, makanya Adrian cinta mati sama goyangannya.
Adrian sempat berpikir ingin mengambil satu, tapi suara Noah lebih dulu mengagetkannya.
“Kak Adrian lagi ngapain?”
Buru-buru Adrian langsung menutup laci tersebut kembali. Dia menoleh pada Noah yang berdiri di depan pintu — dengan pakaian yang masih sama; seadanya — sambil membawa nampan berisi teh yang uapnya mengepul panas.
Sambil menggaruk tengkuknya, Adrian menjawab, “Eh itu anu, tadi anu, gue mau lihat-lihat doang terus tiba-tiba kepengen ke kamar mandi dan inisiatif cari sendiri, eh terus malah nyasar ke kamar ini.”
Noah meletakkan nampan berisi gelas teh tersebut di atas karpet bludru berwarna ungu, dia lalu duduk bersila di atasnya. Adrian yang melihat hal tersebut pun ikut-ikutan. Sekarang mereka malah terlihat sedang main masak-masakan.
“Terus kenapa malah gak keluar-keluar?” kepo Noah sambil berkacak pinggang.
“Kepo sama kamar pacar.” Lalu setelah selesai menjawabnya Adrian memamerkan gigi-giginya; tersenyum lebar.
Noah membuang wajahnya, entah kenapa dia merasa malu.
“Tehnya diminum, Kak,” suruhnya, “keburu dingin.”
Adrian mengambilnya, dia meniup teh yang masih panas itu dan meminumnya perlahan.
“Kakak udah kenal lama, ya, sama mbak Ratna?” kepo Noah.
Adrian menaikkan sebelah alisnya. Dia sempat melirik gundukan kecil yang ngeblat di balik celana boxer hitam ketat Noah yang setengah basah. Diam-diam dia menelan salivanya dan segera kembali meminum teh tersebut hingga habis.
“Kak Adrian satu sekolah, ya, sama mbak Ratna? Makanya saling kenal?”
Adrian mengembalikan gelas teh tersebut di atas nampan di tengah-tengah mereka berdua. “Kepo, deh.”
Daun telinga Noah kembali memerah, dia merasa dipermainkan. “Ih, aku, kan, adiknya mbak Ratna. Jadi wajar kalau nanya-nanya sama temen deketnya, dong.”
Padahal yang sebenarnya membuat Noah malu adalah karena dia tertarik pada pandangan pertama pada Adrian.
“Gue lumayan terkenal di sekolah, gara-gara sering tawuran dan punya muka ganteng.” Adrian melirik Noah jenaka saat memuji dirinya sendiri, terlihat Noah yang tersipu malu. “Terus gue sama Ratnasari gak sengaja ketemu di klub malam terus karena merasa cocok, kita tukeran nomor dan gak lama kemudian jadian, deh.”
“Jadi kalian bukannya satu sekolah?”
“Bukan, udah lama drop out gue.”
“Eh, kenapa? Pendidikan, kan, penting.”
“Kepoan aja lo, Bocil.” Adrian mengacak-acak rambut Noah dengan gemas.
Noah berusaha menghindari serangan tangan Adrian yang cukup besar hingga satu telapak tangan saja mampu menutupi setengah kepalanya.
“Apaan, sih, Kak Adrian, jangan diacak-acak aku habis mandi tahu.” Noah merengek, dan itu terlihat menggemaskan dimata Adrian.
“Tahu lah, makanya lo dari tadi handukan doang, kan?”
“Kak Adrian datang pas aku lagi mandi dan belum sempat ganti baju, makanya jadi kayak gini.”
“Jadi nyalahin gue, nih?”
“Eh, gak nyalahin, kok? Siapa yang nyalahin?”
“Itu barusan.”
“Kakak salah paham!”
“Alesan aja.”
“Gak, kok. Beneran, deh.”
“Apa buktinya?”
“Bu-bukti apaan?”
Adrian merangkak mendekati Noah sambil menggelitiki perutnya, Noah kegelian dan dia terbaring di bawah kurungan Adrian. Keduanya tertawa secara lepas bersama, tapi tanpa sengaja handuk Noah terlepas dan memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang telanjang pada Adrian. Terlihat mengkilap dan pink, terlihat sangat menggoda dan enak jika dijilati.
Sesaat saat tawa Noah berhenti, dia akhirnya sadar bahwa Adrian menatap puting susunya yang bengkak tak berkedip, bahkan air liurnya sampai menetes ke perut Noah. Membuat remaja itu bergidik, tersirat sedikit rasa takut pada Adrian, namun disaat yang bersamaan jantungnya berdebar-debar, berharap bahwa Adrian tergoda ingin menggagahinya.
“Kak Adrian...?”
Suasana meriah yang sesaat lalu mereka rasakan, tiba-tiba berubah hening, ada sensasi panas yang menjalar ditubuh kedua anak Adam tersebut. Noah bahkan tak berani bergerak dengan posisi aneh seperti sekarang, terlebih saat ini keduanya sama-sama dapat merasakan embusan napas masing-masing yang saling menggebu dan terasa hangat dipipi, Adrian berusaha menggerakkan lututnya untuk lebih mengurung Adrian, tapi lututnya malah tak sengaja menyenggol selangkangan Noah.
“Ahh!” Noah memekik saat peπisnya yang menegang tak sengaja dipelintir.
Adrian terkejut dengan pekikan Noah dan membuatnya kehilangan keseimbangan tubuh, hingga tubuhnya pun jatuh menimpa Noah. Wajah mereka saling bertubrukan dengan bibir terlebih dahulu. Kedua tangan Adrian berusaha menahan tubuhnya dengan berpijak pada lantai, namun sensasi lembut yang bibirnya rasakan justru membuat Adrian gelap mata dan malah memeluk seluruh tubuh setengah telanjang Noah hingga mulut mereka berdua semakin menempel sempurna.
“Kakhh—!” Noah berusaha mencerna apa yang terjadi.
Namun Adrian yang telah terbawa suasana mencumbu bibir pink remaja itu dengan syahdu, Noah pun semakin kehilangan kontrol dan mengikuti permainan laki-laki di atasnya itu. Keduanya saling bertukar saliva, mengigit kecil bibir satu sama lain dan menjilatinya seperti menjilat permen lolipop.
Awalnya Noah berusaha menahan dada Adrian yang semakin menempel padanya, namun lama-kelamaan insting jalangnya menuntun Noah untuk memeluk leher Adrian, membuat tubuh keduanya semakin menempel tiada jarak. Noah lalu menaikkan kedua kakinya melingkar di pinggang Adrian, seketika penisnya yang ngeblat di celana boxer ketat itu menempel di perut Adrian yang masih tertutupi baju.
Adrian membuka matanya, sambil masih bergulat lidah dengan Noah, dia memandangi keindahan di bawahnya yang kini sedang memejamkan mata keenakan dengan ciuman mereka. Adrian agak terkejut Noah begitu lihai membalas ciumannya, seperti seseorang yang sudah sering berciuman.
Adrian lalu melepaskan ciuman mereka, dia menangkap ekspresi kecewa dari remaja di bawahnya itu.
“Noah, bibir lo manis banget, kayak permen yang biasa gue makan.”
Noah mengigit bibir bagian bawahnya yang basah terkena liur keduanya. “Kakak tadi habis makan permen kesukaannya kakak itu kali.”
“Iya, emang habis makan permennya,” kata Adrian, “permen rasa bibir Noah.”
Noah terkejut dengan rayuan Adrian hingga membuat daun telinganya semakin memerah. “Apaan, sih.”
Hingga setengah menit berlalu, keduanya masih dalam posisi ambigu itu. Tak ada dari mereka yang berniat beranjak. Keduanya sibuk dengan jantung masing-masing yang semakin lama semakin menggebu dengan gila.
“Noah.”
“Iya, Kak Adrian?”
“Lo udah pernah nge-seks?”
Noah antara terkejut dan tidak terkejut dengan pertanyaan itu, malah dia sangat berharap bahwa Adrian mau mencicipi tubuhnya walau mereka baru pertama kali bertemu.
“Jujur aja, gue gak bakalan judge, kok.”
“Kak Adrian sendiri gimana?” Noah merasa sangat malu untuk menjawabnya.
“Gue udah lima kali pacaran sama cewek beda-beda, termasuk sama kakak lo si Ratna, dan mereka semua udah pernah gue tidurin.”
Noah sangat tahu arah pembicaraan ini akan ke mana. “Kalau sama cowok, udah pernah nidurin juga?”
Adrian tiba-tiba mengigit daun telinga Noah secara sensual, membuat remaja itu mengigit bibirnya sendiri menahan nafsu yang terasa semakin menggebu.
“Ahh ah, Kak Adrian ahh Kakak lagi ngapain? Ah.” Tubuh Noah terasa semakin panas.
Terlebih saat ciuman Adrian beralih ke mata kanannya, lalu hidung, bibir, kemudian turun ke jakunnya. Membuat cupang di arena sensitif Noah hingga tubuh remaja itu menggelinjang keenakan.
“Ahh Kak ahh uhh asshhh ahh Kak Adrian, ahh stop, ahh stop ku mohon Kak ahh ahh!”
Meski mulutnya menolak, tapi Noah mendongak kepalanya, semakin memberi akses pada laki-laki yang kini terang-terangan menyentuhnya.
“Noah?”
Noah menatap mata Adrian dengan mata berkaca-kaca. Seperti seseorang yang memohon ampun, namun sebenarnya sangat ingin kegiatan mereka berlanjut ke tahap yang lebih panas.
“Lo mau gue lecehin gak?”
Selangkangan Noah semakin berkedut-kedut, ditambah tatapan Adrian yang telah diselimuti hawa nafsu dan siap menerkam Noah kapan saja dia mau, membuat tubuh Noah semakin terangsang.
Dengan kepayahan, Noah mengangguk, menyetujui untuk dilecehkan oleh laki-laki yang baru dia kenal, ditambah laki-laki itu empat tahun lebih tua darinya sekaligus mantan pacar kakaknya sendiri.
“Kak Adrian, kan, terbiasa ngebobol m£mek, emang gak apa-apa kalo aku cuma punya lubang dubur?” Dalam hati, Noah tak sabar kapan Adrian ingin segera menyodom!nya.
“Yang namanya lubang, ya, tetep lubang. Sama-sama enak, sama-sama cuma buat disod0k sama buang p£juh, kalo lo mau, mulut lo bisa gue jadiin toilet saat ini juga, Noah.” Adrian bicara sambil menggesek-gesekkan peπisnya ke selangkangan Noah.
Noah semakin melebarkan kakinya, dia merasakan gundukan pen!s Adrian yang sudah sangat mengeras. Pasti pen!s itu cukup besar dan akan membuat lubang aπusnya meleleh keenakan digenj0t hingga lemas.
Dengan berdebar-debar, Noah berkata, “Kak Adrian, please lecehin aku sampai lubangku dower, Kak.”
Adrian tersenyum mesum, dia segera menjilat bibirnya seperti serigala melihat kelinci. Sangat nafsu melihat daun muda di hadapannya yang sudah siap dia kawini.
Tanpa babibu, Adrian segera merobek celana boxer Noah yang sudah sangat basah, terlihatlah gundukan kecil yang sejak tadi menyembul tersebut adalah peπis mungil Noah yang telah eraksi. Adrian mengelusnya, memijatnya dengan lembut, sebelum akhirnya dia menundukkan kepalanya dan memasukkan benda seukuran jempol kakinya itu ke dalam mulut seperti mengunyah sosis seribuan yang sering dijual di warung.
“K0ntolmu kecil banget, Noah.” Adrian mengulum peπis Noah, baunya wangi sabun, mungkin karena habis mandi, terus teksturnya lembut dan sedikit keras. “Hmmmhh padahal udah tegang banget, tapi masih kecil aja.”
Noah mengigit telapak tangannya sendiri, menahan desahan akibat perbuatan Adrian. Sambil melakukan itu, Noah bicara dengan terbata-bata, “Ahh emangnya ahh ah, punya Kak Adrian sebesar apa sampai ngehina punyaku mungil? Ahh ah!”
Adrian membenamkan seluruh pen!s Noah ke dalam mulutnya, setelah mendiamkannya beberapa saat hingga peπis itu terasa cukup panas, Adrian mempercepat kulumannya hingga Noah yang ada di atasnya menggelinjang keenakan. Terbukti dengan desahan Noah yang tak lagi dapat ditahan, juga tubuh Noah yang gemetaran saat air maninya menyembur ke dalam mulut Adrian.
Adrian menyedot seluruh sp£rma Noah seperti bayi yang menyusu, karena yang keluar juga hanya sedikit, jadi karpet bludru itu dan pakaian Adrian pun tak ada yang kotor. Adrian melirik Noah yang kini tubuhnya telah melemas, dengan napas yang ngos-ngosan.
Dia tersenyum mesum, lalu menjilat sisa sp£rma Noah yang tertinggal di sisi kiri bibirnya. Sambil masih menekuk lututnya, Adrian mulai melepaskan celananya, namun hanya sampai di bawah pantat, tidak seluruhnya, hanya cukup untuk mengeluarkan salah satu bagian tubuh kebanggaannya yang telah banyak menaklukkan lubang surgawi para wanita.
Noah melihatnya. Peπis Adrian yang melengkung ke atas seperti pisang, bagian kepala jamurnya nampak berkedut-kedut dan lubang kencingnya mengeluarkan cairan bening dengan bau khas, Adrian memegang batangnya, mengayun-ayunkan nya di depan wajah Noah, benda itu terlihat sudah sangat siap untuk diajak bertempur.
Noah kian melebarkan selangkangannya yang berkedut-kedut, terasa semakin gatal minta segera dijamah dengan brutal.
“Kak langsung masukin aja, Kak. Aku udah gak tahan banget kepengen cepet-cepet disod0k sama koπt0lnya Kakak.” Pandangan Noah berkabut, dia sudah tak memikirkan apa pun lagi selain ingin segera dilecehkan.
Libido Adrian pun naik. “Mulutmu kotor banget, Noah. Udah kayak jalang aja,” ucapnya sambil memposisikan pen!snya sendiri di depan lubang Noah yang pasti masih sempit.
“Ahh ah Kak Adrian cepetan, Kak. Ahh! Huhh!” Noah kehilangan akal sehatnya, dia bahkan membantu Adrian memasukkannya peπisnya ke dalam lubang aπusnya. Di saat itu, Adrian meludahi penis dan aπus Noah sebanyak lima kali.
Saat pen!s Adrian perlahan-lahan mulai melesak masuk ke dalam duburnya, Noah sedikit meringis, meski sudah sering disod0mi ayahnya, tapi rasanya tetap saja perih, tiap kali bercinta, Noah merasa dia masih perjaka, padahal aslinya binal bukan main.
“Ahh hmmhh sempit banget lubangmu, Deekk!” Adrian merem-melek, ini pengalaman pertamanya menyetubuhi cowok, ternyata rasanya tak buruk juga, atau malah lebih enak? Mungkin karena respons yang Noah berikan juga ikut andil menaikkan nafsu birahi Adrian yang memang berlebih.
“Ahh ah ahh Kak Adrian cepet gerakin k0ntolmu Kak ahh ah!” Noah yang tak sabaran menggerak-gerakkan pinggulnya sendiri, merasakan sensasi peπis Adrian di dalam aπusnya yang mulai terasa licin oleh lendir.
Setelah menyesuaikan diri, Adrian segera menggenjot lubang aπus Noah seperti seseorang yang sedang memacu kuda. Sangat cepat dan kuat. Tubuh keduanya pun ikut terhentak-hentak hebat, terutama Noah yang berada di bawahnya dengan kaki mengangkang ke atas. Bahkan agar tak terlempar, Noah sampai harus berpegangan pada tepi ranjang dan lengan Adrian dengan kuat.
“Ahh! Ah! Kaaak Adrian, ahh! Ah ahh, enak Kak, ahh ah!” Tubuh dan pikiran Noah seperti dibawa terbang ke surga, gelenjar-gelenjar panas persetubuhan mereka seakan menghapus akal sehat untuk sesaat.
Adrian memegangi kedua paha bohai Noah seperti sedang memegang stang motor, sambil terus menyod0mi lubang sempit yang seakan terus-menerus memijat-mijat pen!snya dan menghisapnya masuk ke dalam itu, Adrian amat menikmati pemandangan cabul di bawah kekuasaannya ini, yakni pemandangan Noah yang setengah sadar ketika sedang digagahi. Dengan mata berkunang-kunang, lidah menjulur seperti anjing birahi dengan liur menetes-netes, ditambah bekas cupang Adrian dilehernya. Membuat Adrian semakin bersemangat menyod0k lub∆ng kenikmatan Noah.
“Ssshiitt ahh! Sempit! Licin! Panaaas! Aahh fuxkkk Noahhh fuxkk!!” Adrian melepaskan satu tangannya dan membawa wajahnya untuk meraup mulut Noah yang terus-menerus mendesah keenakan.
Saat Adrian membungkam mulutnya dengan masih terus menyod0minya, Noah segera melingkarkan tangannya di leher Adrian dan membalas ciuman itu dengan brutal.
Keduanya bersenggama selama tiga jam di dalam kamar Ratna saat semua orang rumah tengah pergi keluar. Seorang kurir paket yang sejak tadi menekan bel rumah mengintip kegiatan panas kedua gay itu dari luar jendela kamar dan merekamnya.
63Please respect copyright.PENANAbwQ5Kf26gN
63Please respect copyright.PENANAAWtywvLrOk
63Please respect copyright.PENANAikOX4H67F6
63Please respect copyright.PENANAAHbtSlvA0T
63Please respect copyright.PENANA7A33oaBeus
63Please respect copyright.PENANA9XZhApmxWk
63Please respect copyright.PENANAKVhZkAE7Ep
63Please respect copyright.PENANASNvSoaX9Ks
63Please respect copyright.PENANAB36X52cocV
63Please respect copyright.PENANATgK98qTY2T
63Please respect copyright.PENANAaiLwqoaRi5
63Please respect copyright.PENANAfXzXuZwtLW
63Please respect copyright.PENANAH4y3jDIcVG
63Please respect copyright.PENANAJJ28mhNSFC
63Please respect copyright.PENANAltUExWkk5n
63Please respect copyright.PENANA66imOAYYBw
63Please respect copyright.PENANAUo67PTxSbs
63Please respect copyright.PENANAt7bsGoqM6z
63Please respect copyright.PENANAw4XuvGaniZ
63Please respect copyright.PENANAgv5bqwtGL5
63Please respect copyright.PENANAl3ejrfCyxq
63Please respect copyright.PENANAg3yo4lZ0XQ
63Please respect copyright.PENANAI7XB9KHmfh
63Please respect copyright.PENANAKVdRoDtQM9
63Please respect copyright.PENANArHqxZITbND
63Please respect copyright.PENANAzVaR9waaFc
63Please respect copyright.PENANAPZ3ibkucKM
63Please respect copyright.PENANAkzrwkkGheU
63Please respect copyright.PENANA7XfKr7nnwq
63Please respect copyright.PENANARYqQJ7Vg15
63Please respect copyright.PENANAhvh9L4xezm
63Please respect copyright.PENANAkh9KADhICB
63Please respect copyright.PENANADoMGv9WWdo
63Please respect copyright.PENANAir9khPDL88
63Please respect copyright.PENANAKotVMDiWYU
63Please respect copyright.PENANAMaFITCMrqt
63Please respect copyright.PENANABXItDF8Rdo
63Please respect copyright.PENANAbo5ZrObr2Y
63Please respect copyright.PENANAgWFJE1OOdp
63Please respect copyright.PENANA30hzO1qnNE
63Please respect copyright.PENANA0n8rOHdvyk
63Please respect copyright.PENANAJbFpuvwS6S
63Please respect copyright.PENANAOifEyrPGQ6
63Please respect copyright.PENANALhvCQ2Mhwv
63Please respect copyright.PENANAmzobIzIiq2
63Please respect copyright.PENANAsd9g2UCRxP
63Please respect copyright.PENANANuDDO8rWVj
63Please respect copyright.PENANAv5yiaqT8W3
63Please respect copyright.PENANAEJCcDQWpmz
63Please respect copyright.PENANALIURjXFOX1
63Please respect copyright.PENANAFPWkhs0S7o
63Please respect copyright.PENANAYdOQG8oQD8
63Please respect copyright.PENANAfglWV4vdeu
63Please respect copyright.PENANAxD2Yj5yj4G
63Please respect copyright.PENANAPfFuWaQtCl
63Please respect copyright.PENANAgOokdcYPew
63Please respect copyright.PENANAxcxQCLTu7W
63Please respect copyright.PENANABiaOqQkaJE
63Please respect copyright.PENANAMlT7teyYvq
63Please respect copyright.PENANAHBOKgHKCJx
63Please respect copyright.PENANA2PvuH8u93w
63Please respect copyright.PENANAWy1aqVPCks
63Please respect copyright.PENANAg0oVOg1GAT
63Please respect copyright.PENANAez8HyEUhgV
63Please respect copyright.PENANA6lFdvwgLcc
63Please respect copyright.PENANADv84ELkIvu
63Please respect copyright.PENANAnqqWJ6DnI5
63Please respect copyright.PENANA61zZ5UEIzC
63Please respect copyright.PENANAbYbPfMnKSC
63Please respect copyright.PENANAUukoa1hTxy
63Please respect copyright.PENANAOIOtW5ua0P
63Please respect copyright.PENANANfnyc3KhVz
63Please respect copyright.PENANA3ZGBt0EJMm
63Please respect copyright.PENANACQ7I6qKBkM
63Please respect copyright.PENANAFFFVMIUVh1
63Please respect copyright.PENANASBDvHJmag2
63Please respect copyright.PENANAshcvhQ8NGN
63Please respect copyright.PENANAoWfO2PJIS4
63Please respect copyright.PENANAAEAFXmHLhv
63Please respect copyright.PENANABljCCwJlDk
63Please respect copyright.PENANAn5FV9bjMdO
63Please respect copyright.PENANAgBlUrLbdEN
63Please respect copyright.PENANAYSWzIsLv0B
63Please respect copyright.PENANAaN7n8DVvHv
63Please respect copyright.PENANAYlTxMwaVB3
63Please respect copyright.PENANAjY9aDQDW63
63Please respect copyright.PENANAKtolYTKb1W
63Please respect copyright.PENANAcWb7NSDtOf
63Please respect copyright.PENANA12Ri23Mzo6
63Please respect copyright.PENANAgBMOiAQphU
63Please respect copyright.PENANAZpWNnvhgZA
63Please respect copyright.PENANAmyjFNC6Duh
63Please respect copyright.PENANAIfQ43YQej3
63Please respect copyright.PENANAL6ijED8qhh
63Please respect copyright.PENANAOjJmkve7lR
63Please respect copyright.PENANADfPjvUvj6c
63Please respect copyright.PENANAwDFDhm36eo
63Please respect copyright.PENANA3jdbw5g9RQ
63Please respect copyright.PENANArDoiaONqtM
63Please respect copyright.PENANAsihNrfC3N7
63Please respect copyright.PENANAzUkjAiiwGy
63Please respect copyright.PENANA9SQ2Kz3GnW
63Please respect copyright.PENANAKq1PzpOLDs
63Please respect copyright.PENANAKMUgq34XKe
63Please respect copyright.PENANAuPhbBmOuZs
63Please respect copyright.PENANAGyA3JuaUlk
63Please respect copyright.PENANAjuC9IGomE1
63Please respect copyright.PENANA66avyyNvIQ
63Please respect copyright.PENANAQsrsgggyLN
63Please respect copyright.PENANAovRc0lAe8B
63Please respect copyright.PENANA0soqGvhYCB
63Please respect copyright.PENANAxPZfT3Bjgg
63Please respect copyright.PENANAJ7zjCMaGiU
63Please respect copyright.PENANAWd0b0dX6f6
63Please respect copyright.PENANAvuN7MgTuJK
63Please respect copyright.PENANAxmh8CGrbf8
63Please respect copyright.PENANAQXfwRhe0Dh
63Please respect copyright.PENANAC3N7vuGPeo
63Please respect copyright.PENANA9iOpCSUsna
63Please respect copyright.PENANAKTTWERR8Ua
63Please respect copyright.PENANAFljI1XqZUc
63Please respect copyright.PENANAezbgtn9Ucd
63Please respect copyright.PENANA4M5pNHq7Zy
63Please respect copyright.PENANAl78X2h6RxB
63Please respect copyright.PENANAGDx5oCvajA
63Please respect copyright.PENANAnC0qkrxJi1
63Please respect copyright.PENANAFTjjpXfBuR
63Please respect copyright.PENANAaTmpldDGaa
63Please respect copyright.PENANAE1k3jbPKYh
63Please respect copyright.PENANA3pEBt28xYX
63Please respect copyright.PENANAYJOm3gEhvU
63Please respect copyright.PENANAxMaGW8ebmJ
63Please respect copyright.PENANAlGOB8JPcyd
63Please respect copyright.PENANA2dDGRwf20o
63Please respect copyright.PENANAHEuBrH6bx3
63Please respect copyright.PENANAxwXlFDlGQq
63Please respect copyright.PENANAepEajLD3bG
63Please respect copyright.PENANAVJRFJhaq1w
63Please respect copyright.PENANA54TcFMXoS8
63Please respect copyright.PENANAIpElkr8Iee
63Please respect copyright.PENANA2SuorYLMIn
63Please respect copyright.PENANA9IKItwSEQn
63Please respect copyright.PENANAFSTN8w4jHS
63Please respect copyright.PENANAbvpqGZfU3r
63Please respect copyright.PENANAYiMC8bfSSE
63Please respect copyright.PENANAhbI8XZIXZO
63Please respect copyright.PENANAxOIMZIu5wd
63Please respect copyright.PENANAeNPII1FEEF
63Please respect copyright.PENANALwRBznxxtm
63Please respect copyright.PENANA9EhHVShEEP
63Please respect copyright.PENANAgzvrLS1Fyl
63Please respect copyright.PENANAA7zdEUgNgb
63Please respect copyright.PENANASzs60I0znX
63Please respect copyright.PENANAuRgqvXm4a0
63Please respect copyright.PENANAaerq3wpXnm
63Please respect copyright.PENANAayNWFaP7PE
63Please respect copyright.PENANA4lORl34Kyx
63Please respect copyright.PENANADCWfGbuktq
63Please respect copyright.PENANAuAgAGUgzCv
63Please respect copyright.PENANAGeeQpZ32W2
63Please respect copyright.PENANA7gugejH5kn
63Please respect copyright.PENANAmswCx4UQlW
63Please respect copyright.PENANA52sKTeLbhQ
63Please respect copyright.PENANAR7a7sZtjky
63Please respect copyright.PENANA4jhZIesnOq
63Please respect copyright.PENANAiQBZpqwy9V
63Please respect copyright.PENANAx85gY5aluy
******63Please respect copyright.PENANAEh3jQbZ0sv
63Please respect copyright.PENANABM4jma3Gyn