“Ssshh ahhh! Yahh yaah di sana Kak Adrian, ahh ah!”
“Di sini, Dek? Huhuhh? Ahh ah, sshhh lubang lo becek banget, sih, Noah! Aagghhh! Ah ahh!”
Noah tengkurap dengan kaki menekuk seperti katak, sementara di belakang punggungnya, Adrian terus-menerus menumbuk pen!snya di dalam lubang aπus Noah yang becek dan ketat. Bokong bohainya Noah yang putih mulus dan kenyal menambah kenikmatan seks yang Adrian rasakan, rasanya peπisnya benar-benar berada di lubang yang tepat hingga bisa membuatnya org∆sme berkali-kali. Ditambah desahan laknat yang keluar dari bibir jalang remaja itu, bikin Adrian enggan menyudahi aktivitas seksualnya.
Agar aktivitas seks mereka semakin nikmat, Adrian mengikat kedua tangan Noah di belakang punggungnya hanya dengan satu tangannya saja, sambil terus memaju-mundurkan pinggulnya seperti orang berkuda dengan suara peπisnya dan lubang Noah yang saling bertubrukan "plok plok plok" kencang sekali.
Sementara satu tangan Adrian yang bebas meremas bokong semok Noah yang kini memerah penuh bekas telapak tangan Adrian, seperti sedang membuat adonan kue. Wajah Noah berada di bawah karpet bludru biru tersebut, dengan posisi menyamping, dia telanjang bulat dengan posisi menungging, peπisnya yang kecil mungil terhentak-hentak hebat tiap kali Adrian menyodok aπusnya, membuat Noah tak henti mendesah keenakan. Rasa licin akibat lendir yang ada di dalam aπusnya itu benar-benar terasa nikmat.
“Ahhh enak banget, Kak! Ahh ahh, huhh ahh ahh!” Saking enaknya lidah Noah sampai menjulur seperti anjing, liurnya bahkan sudah belepotan kemana-mana, dan kini, peπisnyat tegang, seperti terisi penuh dan hendak pipis. “Kak, aku mau pipis, Kak! Ahh ahh!”
Adrian mendongakkan wajahnya ke atas sambil merem-melek dan terus menggenj0t lubang Noah. “Uuhhh! Lo makin ketat aja, Noah! Ahh ahh!”
Noah ikut menggoyang-goyangkan pantatnya, dengan sengaja semakin menjepit batang peπis itu di dalam lubangnya yang kendor akibat terus-menerus disodok oleh Adrian tanpa istirahat.
“Hahhh ahh, aghhhh aku mawuu ahh ahh akuu pipis, ahh ahhh Kaaakh Adriaaan!” Noah sudah berpengalaman dalam aktivitas seksual, dia sudah terlalu sering disodomi hingga hafal titik sensitif lawan seksnya dan dirinya sendiri.
Meski Noah terus merancau dia ingin pipis, tapi dia tahu bahwa sebentar lagi dia akan mendapatkan pelepasan keempatnya sejak bercinta dengan Adrian.
“Noah, gue semprot lubang lo pake sp£rma gue lagi, ya, kayak tadi?”
Noah berlinang air mata kenikmatan. “Kan tadi udah, Kak? Ahh ahh, sampai lubangku rasanya penuh sama pejuhmu, ah ahh!” Tubuh Noah terus terhentak-hentak. “Kalo aku cewek, pasti aku bakalan langsung bunting benihmu.”
Adrian tertawa. “Makanya mbak mu pas masih pacaran sama gue bunting mulu, gue entotin terus, sih.”
“Pejuhnya Kak Adrian top cer banget, dong.”
“Iyalah, makanya lo mau, ya, gue buntingin juga.”
“Ahh, ahh, gak mau, nanti perutku jadi gendut kayak bola. Ahh ah!”
“Diewe pas lagi bunting, tuh, enak tahu, jadi makin nikmat.”
“Tahu dari mana?”
“Tahu dari mbak mu.”
“Ahh, mbak Ratna. Ahh uhghh.”
Tubuh Noah bergetar hebat selama beberapa detik, peπisnya mengacung tegang, sp£rmanya muncrat ke mana-mana. Hal itu membuat Noah melenguh panjang dan nikmat, lalu napasnya tersengal-sengal gara-gara pasokan udara di paru-parunya berkurang.
Lagi-lagi Adrian sama sekali tak membiarkan Noah menikmati pelepasannya kalau dia sendiri belum sampai, jadi Adrian masih terus menggenjot lubang Noah sampai rasanya ujung peπis Adrian mentok di dalam aπus Noah, berkali-kali menyodoknya sampai mentok dengan cepat. Rasanya Noah sekarang mau orgasme lagi.
“Aaaahh iyahh, Kak di sana ahh, enak banget digenjot terus sampai ahh ah sampai mentok, ah enghh ahh kont0lmu enak banget, Kak Adri-ahh ahh ohhh mmmhh!”
Kini, tenggorokan Noah terasa haus dan bibirnya mulai kering, tapi tiba-tiba saja wajah Adrian mendekatinya dan langsung menciumnya, seperti seseorang yang sedang minum dilubang botol air mineral. Keduanya berbagi saliva masih sambil terus bersenggama, Adrian meminum saliva Noah, Noah meminum saliva Adrian. Keduanya sama sekali tak merasa jijik, justru malah merasa libido mereka semakin naik.
“Mmnhghhh ahh ahmnhh ah, ahhmmhh!”
Lalu saat Adrian merasa sp£rmanya sudah berada di puncak, dia menahannya agar tak keluar dulu, Adrian melepas ciuman mereka, lalu mencabut senjata kebanggaannya itu dari sarang kenikmatannya yang sempit dan becek, kemudian setelah membebaskan kedua tangan Noah yang sejak tadi di genggamannya dan mulai menampar pipi pantat semok Noah sampai memerah, Adrian baru mulai menyemprotkan air maninya itu di atas pantat Noah yang memerah sambil membentak simbol love ~ ♥, seakan dia sedang melukis dengan benih-benihnya yang subur.
Disaat bersamaan, Noah kembali eraksi dan menyemprotkan sp£rmanya yang sedikit itu di atas karpet, tubuh Noah pun melemas dan jatuh di atas karpet. Napasnya tersengal-sengal, badannya remuk semua tapi terasa relaks, sungguh ini adalah pengalaman bercinta yang luar biasa.
Rasanya, setiap kali sedang disodomi seperti ini, remaja laki-laki itu selalu membayangkan, andai dia bisa terus nge-seks seperti ini tanpa harus melakukan hal lain, terutama belajar dan beres-beres. Pasti enak banget.
“Noah, ahh ah!”
Adrian ambruk di atas punggung telanjang Noah, laki-laki itu memeluk Noah dari belakang dan langsung menciumi ceruk leher Noah dengan nafsu. Adrian terus menciuminya dan menghirup aroma tubuh sehabis seks Noah sebanyak-banyaknya, rasanya tak ada lagi aroma yang lebih memabukkan ketimbang aroma tubuh Noah sehabis bercinta.
“Keringat lo bau susu.”
Noah mencium pipi kanan Adrian. “Apa sih, itu kan bau pejuhmu, Kak.”
“Eh, gak bohong, keringat lo bau susu, kayak bocah.” Lalu Adrian menjilati ceruk leher Noah. “Enak.”
Noah merinding merasakan sensasi kasar lidah Adrian dikulit lehernya. “Ahh, udahan ah, Kak. Nanti pedangmu berdiri lagi, loh.”
Noah berusaha menahan diri, takut kalau peπisnya tiba-tiba berdiri lagi, masalahnya adalah aπus Noah udah terasa perih banget, kalau dilanjutin, bisa-bisa besok dia gak bisa jalan. Noah udah sering diperk0sa sama ayahnya sampai berjam-jam dengan genjotannya yang gila itu, belum lagi ukuran peπis ayahnya yang gak bisa dibilang kecil semakin menambah derita lubang Noah, yah meski pun akhirnya justru Noah sih yang tergila-gila dengan keperkasaan laki-laki dewasa itu.
“Ratna pulangnya masih lama, ya?”
Noah mengigit bibirnya ketika Adrian kembali menggesek-gesekkan peπisnya di atas pantat Noah. “Iyah, ahh kayaknya ah masih lama, deh, Kak, ahh.”
Adrian berpikir. “Kalau gitu gue pulang duluan aja kali, ya.”
“Sebelum pulang mau mandi bareng aku dulu gak, Kak?” Noah menatap mata Adrian berharap.
Adrian yang sadar diperhatikan membalas tatapan itu, dia lalu tersenyum, dan mencium bibir Noah dengan lembut.
“Sekalian ronde terakhir?”
Keduanya bangkit dari posisi tiduran dengan keadaan Noah yang full telanjang, sementara Adrian cuma menanggalkan celananya saja.
“Iih, modus—aahh, Kak!”
Noah terkejut saat tiba-tiba Adrian menggendongnya ala bridal style. Refleks Noah mengalungkan tangannya dileher Adrian agar tak terjatuh, remaja itu menatap laki-laki yang sedikit lebih tua darinya sambil tersenyum malu-malu.
“Ini apa, sih, Kak. Malu, deh.”
“Ngapain malu? Udah gue entot berkali-kali gini masa masih malu aja.”
Noah semakin mengeratkan pelukannya. Dia menenggelamkan wajahnya yang memerah di dada bidang Adrian.
“Kamar mandinya ada di sebelah dapur di arah Selatan,” ucap Noah lirih.
Adrian mencium kepala Noah dan langsung membawa remaja itu ke kamar mandi. Di kamar mandi, sambil diguyur air shower, Noah berdiri menungging sementara Adrian terus menyod0k lubang Noah brutal — yang kembali ketat gara-gara air dingin — dengan nikmat.
“AAAHHH KAK ADRIAN, eeegghhh KAK AAAAHH aahhh!” erangan Noah sungguh kacau, rambutnya acak-acakan karena dijambak Adrian, kakinya yang lemas terus dipaksa berdiri dengan Adrian yang menahan pinggangnya, sementara lubangnya terus disod0k tanpa henti.
Pandangan Noah berkunang-kunang, tubuhnya lelah, tapi disaat yang bersamaan lubangnya justru semakin haus belaian dan menyedot peπis Adrian seperti kelaparan.
Desahan dan erangan dua anak Adam itu semakin heboh terdengar, seakan ingin menunjukkan pada satu sama lain bahwa kegiatan seks mereka saat ini begitu nikmat, seperti sepasang hewan dimusim kawin, untungnya suara keduanya teredam oleh suara dari guyuran shower tersebut, kalau tidak, pasti sejak tadi sudah ada warga yang memergoki keduanya kumpul kebo.
“Aahh Kak Adrian, aku mau pipis lagi ahh ahh, ahh Kaaaaak!” Noah semakin menunggingkan bokongnya saat sensasi kenikmatan itu kembali diraihnya.
Sementara Adrian terus menyod0mi aπusnya, dia segera memeluk tubuh Noah dari belakang dengan begitu erat, dan saat dia kembali meraih kenikmatan surgawinya, Adrian melepaskan pelukan itu dan melolong seperti serigala.
“Aaaaauuuu!”
Noah diam-diam tertawa dengan lolongan panjang Adrian, tapi di saat yang bersamaan itu menunjukkan betapa Adrian menikmati seks mereka dan Noah tersipu malu karena itu. Dia juga merasa senang bisa memiliki pengalaman panas seperti ini dengan laki-laki seperti Adrian yang memperlakukannya dengan baik, walau hanya saat seks saja.
“Kak.”
Noah meluruskan tubuhnya, membuat peπis Adrian yang masih ada di dalam aπus Noah sedikit tertarik keluar, lalu, sambil sedikit memutar tubuhnya, Noah meraih wajah Adrian lembut dan menciumnya.
Noah melepaskan ciuman mereka sesaat, sambil menatap laki-laki itu penuh puja. “Aku berterima kasih banget buat pengalaman berharganya hari ini, aku harap kita masih bisa kayak hari ini lagi di lain waktu. Itu pun kalau Kak Adrian masih tertarik sama aku.”
Adrian tersenyum miring, dia lalu melepas penyatuan mereka dan memutar tubuh Noah sepenuhnya agar menghadap padanya, Noah lagi-lagi tersipu malu kala melihat tubuh atletis Adrian yang tanpa pakaian. Terlihat begitu gagah dan tampan. Kalau terus-terusan melihat tubuh Adrian, bisa-bisa Noah horni lagi.
“Kalo lo tiba-tiba kangen sama gue, langsung chat gue aja, mau lo di luar angkasa sekali pun, pasti gue bakalan dateng.”
Noah tertawa mendengar gombalan Adrian. “Ihh, apa, sih, Kak.” Noah memukul dada Adrian main-main.
“Kont0l gue enak gak?” Alis Adrian naik-turun; menggoda.
Daun telinga Noah memerah. “A-apa, sih!”
“Jawab aja, enak gak? Katanya tadi kapan-kapan mau lagi.”
“Aku bilang gitu?” Noah kayak gak percaya sama ucapannya sendiri.
“Jadi, kont0l gue enak gak?”
Noah mengigit bibirnya sendiri, sambil memalingkan wajah, dia menjawab dengan suara lirih, “E-enak.”
“Gak kedengeran, padahal tadi pas gue genjot teriak-teriak keenakan.”
“Iiih, tuh, kan. Kan tadi udah denger sendiri—”
Adrian lalu menarik dagu Noah dan kembali mencium remaja itu, kali ini adalah ciuman yang penuh nafsu hingga berlangsung cukup lama. Keduanya begitu menikmati ciuman intens mereka hingga rasanya bibir mereka berdua tak ingin berpisah.
Dan mungkin karena kelelahan, Noah dan Adrian ketiduran di kamar Noah dengan masih telanjang — cuma pakai selimut untuk menutupi badan— sambil berpelukan. Posisinya kepala Noah berada di dada Adrian, sementara kedua tangan Adrian memeluk pinggang ramping Noah.
Adrian tertidur hingga sore hari, laki-laki itu baru terbangun kala mendengar suara deru mobil yang terparkir di depan rumah. Sambil mengusap matanya, dia melihat jam di dinding yang telah menunjukkan pukul lima sore, lalu memperhatikan sinar matahari di luar jendela yang telah kekuningan.
Sambil masih telanjang, Adrian turun dari ranjang, dia mengintip keluar lewat jendela, dari sana dia melihat Ratna yang pucat, bibirnya sedang dicium oleh seorang laki-laki paruh baya. Adrian pikir itu pacar baru Ratna, sampai akhirnya Adrian mendengar Ratna memanggil laki-laki itu dengan sebutan papah.
“Mampus, ternyata si Ratna juga dijebol sama bokapnya sendiri.”
Sambil ngedumel, buru-buru Adrian memakai pakaiannya kembali. Untuk terakhir kali, Adrian mencuri kecupan dibibir Noah yang masih pulas, remaja itu sempat terusik dengan perbuatan Adrian, tapi tetap tak terbangun.
Setelah puas menjamah bibir manis itu, Adrian juga sempat menyibak selimut Noah yang membiarkan remaja itu tidur sambil bugil untuk kemudian dia foto-foto dari berbagai sisi, mungkin ada kali ya sekitar 50 jepretan.
Adrian menunggu Ratna dan Galih masuk ke dalam rumah, dan setelah beberapa saat, Adrian segera melompat keluar lewat jendela kamar Noah sebelum akhirnya mengendap-endap meninggalkan rumah mantan pacarnya tersebut.
“Sial, gak jadi ngajak mantan balikan malah ngelihat mantan dikokop bokapnya sendiri,” ucap Adrian sambil berjalan cepat.
Dia melihat-lihat koleksi foto bugil Noah diponselnya.
“Untung aja gue dapet ganti bool adeknya, kalo ketemu lagi gue pacarin aja kali, ya. Polos banget, mana ditusbol nurut-nurut aja lagi.”
Adrian menjilati layar HP-nya yang menampilkan foto pantat Noah.
****92Please respect copyright.PENANA3ychwVqGG8
92Please respect copyright.PENANASuiEmdLrGv
92Please respect copyright.PENANAVE2sXUd0f9
92Please respect copyright.PENANAvEveJaEZA9
92Please respect copyright.PENANAWecWpIGWxY
Ratna kecapekan setelah menjalani proses aborsi seharian, jadi setelah pulang dia langsung istirahat di kamar. Sementara Galih yang baru bertemu dengan istrinya lagi setelah seharian penuh menemani putrinya aborsi, malam itu keduanya bersenggama, melepas rindu.
Dengan posisi women on top, Lastri terus menggoyang-goyangkan pinggulnya, sementara di bawahnya, Galih juga tak mau kalah dengan sang istri, dia terus menyodoknya peπisnya ke vagiπa Lastri yang basah berkali-kali hingga ujung kepala peπisnya menabrak dinding rahim Lastri.
Keringat yang membanjiri tubuh telanjang keduanya semakin menambah sensasi nikmat yang keduanya rasakan, Galih yang ada di bawah istrinya melihat sepasang payudara montok Lastri berayun-ayun pun gemas, dan langsung meremasnya dengan kedua tangan, memelintir-melintir putingnya yang besar dan berwarna kecokelatan itu sampai mengeras, Galih lalu menarik satu payudara dan langsung memasukkan putingnya ke dalam mulutnya yang bau rokok.
“Aaaahh, Mas Galih, jangan keras-keras ngemut puting susuku,“ protes Lastri dengan napas putus-putus.
Tapi Galih tak peduli dengan rengekan istrinya dan malah langsung berganti mengemut puting satunya lagi, begitu terus selama Lastri berada di atas tubuhnya hingga kedua payudara Lastri basah oleh liur Galih, sampai kemudian Lastri minta ganti posisi.
“Mas, aku capek.”
“Mau ganti kamu yang tiduran gak? Biar aku aja yang kerja ngenj0t vaπina mu,” kata Galih.
Lastri malu-malu mencubit dada suaminya itu. “Bahasamu nakal.”
Galih tersenyum, dia lalu mencium bibir Lastri lalu ciuman itu turun ke lehernya dan meninggalkan bekas dua buah cupang keugguan.
“Ahh ahh, Mas, jangan banyak-banyak cupangnya ahh ah nanti dilihat anak-anak kita sama tetangga, malu aku. Ahh ah.” Lastri menggeliat-liat, merasakan sensasi geli sekaligus sakit dan nikmat disaat bersamaan.
Sementara vagiπanya masih dimasuki peπis Galih, pergerakannya tersebut justru semakin memperdalam keperkasaan Galih di dalam lubang surgawi tersebut.
“Masss Galih, ahh!” Lastri mencengkeram sprei kasur seerat mungkin saat otot-otot tubuhnya semakin menegang, sementara kedua kakinya melingkar kuat di perut Galih yang kini sibuk menciuminya dengan pinggul yang terus menyod0knya tanpa henti.
Di malam yang hening itu, tiba-tiba suara guntur menggelegar, bebarengan dengan semakin kerasnya suara "plok plok plok" hasil persenggamaan sepasang suami-istri itu. Dan saat rintik hujan semakin deras mengguyur bumi, Galih menyemprotkan seluruh sp£rmanya di dalam rahim Lastri.
Lastri mendesah panjang, bagai melodi kesukaan Galih. Setelah peπisnya melemas, Galih memeluk sang istri dan ikut tiduran di sampingnya.
“Gimana tadi siang?” tanya Lastri tiba-tiba.
“Gimana apanya?” tanya Galih sambil memainkan itil Lastri yang basah.
“Itu loh, tadi siang kan kamu nemenin Ratna aborsi.”
“Ohhh.”
Galih memasukkan ketiga jarinya ke dalam vagiπa Lastri dan mengocoknya, saking enaknya permainan jari Galih, tubuh wanita itu sampai melengkung.
“Mas! Jangan kencang-kencang ngocoknya ahh, Mas! Ahh!”
“Tapi enak, kan?”
Lastri melirik suaminya sambil mengigit bibirnya; menahan desahan. “E-enak,“ jawabnya terbata, “aku suka. Ahhh, ahh, Mas.”
Noah itu mirip banget sama Lastri, terutama saat sedang dibuahi, kayak malu-malu kucing, tapi sebenarnya tersimpan jiwa jalang. Sementara Ratna itu lebih mirip sama Galih, sama siapa aja hayuk asal enak, pokoknya terang-terangan banget. Bahkan ayah sama adiknya sendiri pun diembat, mirip banget sama Galih yang nafsuan sama kedua anaknya sendiri.
Galih hafal banget, soalnya dia udah cobain lubang ketiganya.
“Mas, ahh ihh, itu kamu bilangin si Ratna jangan sering-sering tidur sama cowok, minimal pake kondom lah kalo gak tahan, kalo aborsi terus kasihan rahimnya, kalo udah nikah nanti susah hamil,” omel Lastri dengan tubuhnya yang bergoyang-goyang mengikuti kocokan tangan Galih.
Dalam hati, posisi dan kocokan Galih ini mirip banget sama kocokan tangan tetangga mereka yang jadi selingkuhan Lastri dulu.
Galih cuma tersenyum. “Udah lah, biarin aja dulu, masih muda itu.”
“Ahh, ya tapi kan, Mas— ahhh!” Tubuh Lastri menggelinjang saat kembali mendapati org∆sme kelimanya malam itu.
Galih mencabut tangannya dari vagiπa Lastri, dia lalu menjilati jari-jarinya yang penuh dengan lendir sampai bersih.
Omong-omong soal Ratna, selama di perjalanan, Ratna dan Galih banyak ngobrol.
Siang tadi di dalam mobil, sebelum pergi ke klinik sesuai janjian, keduanya sempat memarkir mobil di gang sepi.
“Pah, mampir dulu ke gang sepi yuk, soalnya kalo udah aborsi nanti, buat sebulanan aku gak bisa diewe Papah, kan sebel,” rengek Ratna.
Galih menjilat bibirnya. Dia sama sekali gak nolak. “Lima ronde, ya.”
Ratna mengerlingkan matanya centil. “Dasar Papah mesum, cari kesempatan banget, deh.”
“Kamu, loh, yang nawarin, masa rezeki mau Papah tolak.”
Ratna tertawa. “Rezeki bisa ngent0tin anak sendiri, ya, Pah.”
Kemudian mobil hitam itu masuk ke sebuah gang yang cukup sepi, selain suasananya yang sepi, gang itu juga cukup gelap, rumah-rumah di sekitarnya kayak gak ada penghuninya.
Setelah memastikan mesin mobilnya, Galih segera menelusupkan tangannya ke dalam baju Ratna dan meremas payudaranya. Ratna yang belum siap langsung mendesah keenakan ketika merasakan putingnya diplintir sedemikian rupa. Rasanya geli-geli sakit, tapi enak.
“Kamu gak pake bra, Na?” tanya Galih saat menyibakkan baju Ratna dan segera mengulum puting sang anak.
Dengan dada yang membusung agar Galih dapat lebih leluasa menjamahnya, Ratna menjawab, “Gak ah, enakan gak pakai bra kayak gini, biar bisa langsung diremes sama, Papah.”
Ratna memejamkan matanya keenakan, celana dalamnya sudah basah, kakinya mulai ngangkang karena selangkangannya gatal. Ratna menjambak rambut Galih, saat Galih sudah puas menyusu padanya, Ratna segera membungkam mulut sang ayah dengan mulutnya. Keduanya bertukar saliva sambil perang lidah, bunyi kokopan terdengar jelas bahkan dari luar mobil.
Meski tahu kalau Ratna belum puas dengan cumbuan mereka, tapi Galih yang sudah dipuncak nafsu tak peduli dan terus menelusupkan wajahnya ke perut Ratna, dia menjilati pusar Ratna sampai ke bawah pinggang dan selangkangannya.
“Aahh Pah, Papah geli ah, Pah.” Ratna membungkam mulutnya sendiri dengan mengigit jempol tangannya.
Tahu bahwa Galih mulai melorotkan celana dalamnya, Ratna hendak membantu, tapi tiba-tiba justru terdengar bunyi kreak, sobekan celana Ratna.
“Aahh, Pah, kenapa di--ahh ahh, sobek. Ahh ahh.” Ratna hendak protes, tapi lidah Galih sudah lebih dulu masuk ke dalam vagiπa Ratna yang becek. Lidahnya segera menari-nari dilubang becek itu dan menyesap lendirnya seperti kelaparan.
Ratna udah gak bisa berpikir waras lagi, otaknya telah direnggut kenikmatan yang mulut Galih tawarkan pada kemaluannya. Yang Ratna inginkan saat ini cuma digagahi oleh ayahnya sendiri sampai dia berteriak-teriak keenakan akibat sodokan sebuah peπis.
“M£mek mu basah banget, Na. Licin-licin asin enak.” Lalu Galih lanjut menjilati vagiπa Ratna.
“Pah, aku udah gak tahan, udah sange banget, mau cepet-cepet digenjot Papah.” Kepala Ratna pusing.
Galih menjauhkan wajahnya dari selangkangan Ratna. “Alah, padahal semalam udah Papah ngenjot sampai pagi.”
“Masih belum puas.”
Entah sejak kapan Ratna mulai berprilaku jalang kepada ayahnya sendiri, sampai kemudian dia ingat sesuatu.
“Eh, Pah. Kayaknya janin yang lagi aku kandung ini hasil dari benihnya Papah, deh.”
Galih yang sedang mengocok vagiπa Ratna antara kaget dan tidak kaget. Kaget karena ternyata spermanya masih sehebat itu, dan tak kaget karena dia akhir-akhir ini memang sering menggauli Ratna tiap kali ada kesempatan.
“Yakin kamu? Bukannya kamu sering tidur sama cowok, ya?” Galih menjilati lendir ditangannya.
Ratna mengangguk. “Yakin, kok. Soalnya akhir-akhir ini aku cuma dient0t sama Papah, doang. Mana sering banget lagi, Papah iiihh dikit-dikit sange, kan aku jadi hamil.”
“Tapi enak kan, kont0lnya Papah?”
“Enak banget, makanya aku ketagihan.”
“Enakan mana sama punyanya mantan-mantanmu?”
“Enakan punya Papah, dong.”
Ratna semakin melebarkan kakinya saat melihat Galih melepaskan resleting celananya, terlihatlah gundukan besar yang bersembunyi di balik boxer hitam laki-laki itu. Ratna meneguk salivanya, baru membayangkan isinya saja, dia sudah dibuat semakin basah.
Dengan tatapan memuja, Ratna memegang gundukan itu, membuat Galih melenguh saat kejantanannya yang mengeras disentuh sedemikian lembut oleh perempuan.
“Sebentar, Papah lepas headrest-nya dulu.”
Galih menyeting jok baris kedua dan ketiga menjadi sofa, dia melepaskan headrest jok baris kedua dan menggeser jok baris kedua ke arah depan hingga mentok, Galih melakukan hal yang sama dengan jok baris ketiga. Saat sedang melepas bajunya, tiba-tiba celana dalamnya sudah diturunkan oleh Ratna, Ratna yang ada di depan Galih langsung menundukkan kepalanya dan memasukkan benda panjang yang berdiri tegak itu ke dalam mulutnya yang hangat.
“Aahh, l0nte kamu, Na. Papah belum siap-siap udah main kamu emut aja kont0lnya Papah.”
Meski bilang begitu, tapi Galih yang keenakan langsung menjambak rambut panjang Ratna agar semakin memasukkan kejantanannya ke dalam mulutnya sampai mentok ke tenggorokan.
Setelah puas sampai mulutnya pegal, Ratna langsung memposisikan tubuhnya dengan berbaring dan melebarkan kakinya selebar mungkin, sementara di atasnya, ada Galih yang sedang mengurus peπisnya yang tegak panjang di depan lubang becek sang putri. Dalam sekali sentak, seluruh kejantanan Galih melesak sepenuhnya di dalam sana, Ratna yang memang sudah sangat becek dan menanti-nantikan momen ini melenguh keenakan. Dia tersenyum lebar saat Galih mulai menggoyangkan pinggulnya.
“Langsung sodok aja, Pah. Aku udah gak tahan.” Pandangan Ratna berkabut, dia sudah berada dipuncak fantasinya dan Galih yang juga sama-sama dimabuk birahi pun menuruti permintaan Ratna.
“Pake kondom dulu gak?”
“Gak usah, enakan langsung gini aja. Ahh, cepetan, Pah.”
“Ah, nanti kamu bunting benihnya Papah lagi.”
Ratna cengengesan. “Dibuntingin sama Papah enak, kok. Buktinya m£mek ku udah basah banget, udah gak sabar digenj0t sama kont0lnya Papah yang gagah banget ini.”
“L0nte banget kamu, Na.”
“Aku paling l0nte kalo sama Papah.”
Ratna semakin melebarkan kakinya, dengan satu tangan dia membuka lubang vagiπanya yang telah sangat becek dan menunjukkannya pada Galih.
“Papah cepetan £ntot aku, ihh.”
Galih langsung menggempur lubang becek Ratna yang sudah sangat longgar itu dengan membabi buta, hingga tubuh keduanya bergoyang-goyang hebat.
“Gimana, Sayang? Genjotannya Papah enak gak?” tanya Galih sambil menyetubuhi Ratna.
Pikiran Ratna yang telah melayang merasakan kenikmatan duniawi cuma bisa mengangguk-anggukkan sambil terhentak-hentak dengan mulut yang tak henti mendesah-desah keenakan.
“Iyah, ahah ahh ughhh enak banget ahh Pah, ahh ah Papah! Genj0t m£mek ku lebih kenceng lagi, Pah, ahh yah di sana ahh ahh, enak banget, Pah ahh ahh! Pah, ah Papah ahh, ah aaahh!”
Suara desahan keduanya tak pelak menjadi melodi merdu di gang sepi itu, hingga beberapa orang yang melintas sempat memandangi mobil mereka sejenak dan dengan kebingungan mengintip ada apa gerangan di dalam mobil itu hingga terdengar suara desahan yang begitu laknat dan nikmat.
.
.
Galih mengerang frustasi saat membayangkan sesi seks hebat dia dengan Ratna tadi siang di dalam mobil, sampai-sampai kini kejantanannya yang sudah tidur kembali terbangun dengan suhu yang teramat panas.
“Lastri?” Galih hendak membangun sang istri, tapi wanita itu rupanya telah terlelap akibat kelelahan.
Bisa aja sih Galih menggauli istrinya saat sedang tidur, tapi Lastri pasti akan terbangun dan langsung mengomelinya. Akhirnya, dengan masih telanjang bulat, Galih keluar dari kamar, meninggalkan Lastri yang tertidur lelap sehabis kelelahan meladeni nafsunya.
Niatnya Galih mau ambil air dingin di dapur, tapi dia malah gak sengaja menemukan Noah yang cuma pakai celana pendek sebatas pantat dengan kaos pendek tipis sedang mengambil sesuatu di kulkas. Meski dapur gelap dan cuma diterangi dari lampu di dalam kulkas, namun paha mulus putra bungsunya itu terlihat jelas.
Libido Galih semakin bangkit, peπisnya yang tegang bergoyang-goyang kesenangan saat menemukan mangsa baru untuk digagahi. Tanpa aba-aba, Galih mendekati Noah dan langsung memeluknya dari belakang, salah satu tangan Galih meraba-raba paha mulus Noah dan merambat ke dalam celananya yang ternyata tak pakai celana dalam lagi.
“Ah, Papah?”
Noah yang sedang minum refleks mendongakkan kepalanya saat tiba-tiba Galih memeluknya dan langsung menciumi lehernya penuh nafsu. Belum lagi tangan nakal Galih yang meraba-raba pahanya membuat Noah mulai terangsang.
Saat kecupan Galih mulai naik ke wajahnya, Noah menyambut bibir Galih dengan bibirnya. Harum dan manis susu seketika ikut Galih rasakan lewat mulut Noah yang kini mulai menjelajahi mulutnya dan mengabsen giginya hingga ke lidah.
Sambil masih menjelajahi mulut putranya sendiri, Galih memutar tubuh Noah ke arahnya, membuat penyatuan bibir meraka semakin dalam dan intens. Saat keduanya mulai kehabisan oksigen, Galih dan Noah saling menarik wajah mereka, ada benang saliva di antara bibir keduanya yang masih saling terhubung.
Dimata Galih, pandangan Noah yang tak fokus dengan kabut dimatanya dan saliva dimulutnya yang kini perlahan-lahan jatuh ke dahu lalu lehernya, begitu terlihat seksi. Sebelum saliva itu jatuh sepenuhnya, Galih langsung menjilatinya, menjilati leher hingga dagu dan ke bibir bagian bawah Noah yang bengkak dan mengkilap. Galih mengigit pelan bibir bagian bawah Noah, remaja itu pun mengerang keenakan. Belum lagi kini tangan Galih yang juga aktif meremas-remas pantatnya yang empuk.
“Papah, Papah malam ini mau gak nemenin aku tidur?” tanya Noah dengan suara serak khas orang horni.
Noah yang kegelian semakin mendongakkan wajahnya kala ciuman Galih merambat ke daun telinganya, hingga membuat Noah sangat tegang akibat terangsang.
Meski tadi siang dia udah seharian penuh digagahi Adrian sampai ketiduran, tapi kalau diperlakukan seperti ini, siapa juga yang bisa nolak, bahkan Noah sekali pun gak bisa menolak dan membohongi dirinya sendiri kalau dia benar-benar terangsang dan ingin segera disentuh dengan hebat sampai terkencing-kencing.
“Aahhh Papah, stop, Ah! Ahh Papah, yah gigit di sana ahh ahh.”
Bahkan baru membayangkan dirinya digagahi sampai terkencing-kencing saja, sudah membuat Noah semakin terangsang hingga peπis mungilnya berdiri kaku dan panas.
Melihat anaknya yang sudah terangsang sampai lubangnya becek, Galih pun membisikinya, “Papah lagi horni nih, tapi mamah mu udah kecapekan, kamu mau gak gantiin mamah buat Papah tidurin?”
Noah menelan salivanya, dia menatap sang ayah yang berkeringat hebat padahal malam itu sedang turun hujan. Noah mengusap keringat Galih yang turun di dada bidangnya dengan kedua tangannya, berulang kali, mengusapnya lagi dan lagi.
“Papah seksi banget, deh,“ puji Noah. “Tapi lebih seksi lagi kalau Papah keringetan sambil ngent0tin aku sampai lemes.”
Noah tersenyum lebar saat mengucapkan kata-kata itu, lalu disambut dengan Galih yang langsung menggendongnya ala karung beras. Noah sempat memekik kaget, apalagi saat Galih menampar pantatnya cukup keras.
Galih awalnya mau membawa Noah ke kamar Noah, tapi karena sudah kepalang horni, akhirnya Galih membaringkan Noah di atas sofa di depan ruang tamu yang agak dekat dengan pintu utama rumah.
Mendengar guyuran hujan yang semakin deras, Galih membuka gorden rumah berwarna putih itu, dia lalu membayangkan bagaimana rasanya menggagahi putranya sendiri sambil kulitnya ditampar-tampar air hujan, maka dari itu Galih langsung membuka pintu rumah lebar-lebar demi memuaskan fantasinya. Seketika percikan air hujan masuk ke dalam rumah yang gelap karena seluruh lampu telah dimatikan. Tak cukup sampai di sana, Galih juga menyeret sofa yang diduduki Noah ke depan pintu hingga hampir menjorok ke teras.
“Nanti kalau ada tetangga yang lihat gimana?” Noah panik, sekaligus waspada dengan air hujan yang mengenai kulitnya.
Tanpa peduli bahwa akan ada tetangga yang memergoki perbuatan mesum sepasang ayah-anak itu, Galih langsung menduduki perut Noah yang duduk di atas sofa.
“Kalo ada tetangga yang memergoki kita ngewe, biarin aja dia lihat gimana hebatnya anak Papah ini kalo udah lagi mode ngepuasin Papah.” Galih membantu Noah melepaskan kaosnya.
“Ta-tapi—”
“Ssstt, gak usah pikirin omongan orang lain, kita cukup mikirin diri sendiri dan ngelakuin apa yang kita suka.” Galih menenangkan putranya yang gugup. “Noah suka kan, kalo lubangnya dimasukin kont0lnya Papah sampai pipis keenakan?”
Noah menatap Galih, dia menelan salivanya saat membayangkan kata-kata Galih. Benar, Noah menyukai saat-saat bagaimana Galih menggagahinya, saat bagaimana batang peπis yang berukuran besar dan panjang itu menggenj0t duburnya lalu menyemprotnya dengan cairan kental itu.
Noah mengangguk patuh. “Asal sama Papah, Noah mau deh dient0t di mana aja. Soalnya kalau sama Papah, udah pasti dibikin enak.”
“Anak berbakti, ini baru anaknya Papah. Nurut banget.”
Galih tersenyum lebar mendengar jawaban Noah, dia lalu mencium bibir Noah dan memojokkan Noah di atas sofa itu hingga Noah menepuk-nepuk punggung telanjangnya gara-gara kehabisan napas. Setelah puas mencumbu darah dagingnya sendiri, Galih beralih pada celana pendek Noah yang sudah sangat basah.
Dalam sekali tarik, Galih melepas celana tipis itu dan membuangnya sembarangan, sebelum akhirnya dia membalikkan tubuh Noah menjadi tengkurap sambil menungging, dengan bokong sintal Noah di depan wajahnya, dengan gemas Galih menciumi daging empuk itu terutama permukaan dubur Noah yang sudah basah oleh lendir.
Galih menjilati dubur Noah, memasukkan lidahnya ke dalam lubang becek itu hingga membuat Noah kegelian sekaligus keenakan dan semakin mencengkeram erat sofa agar tak terjatuh. Setelah puas bermain-main dengan lidah dan memastikan lubang anaknya siap untuk dis0domi, Galih langsung mengacungkan kejantanannya di depan pantat Noah. Dia sempat menampar-nampar pantat Noah dengan peπisnya berulang kali hingga permukaan pantat Noah merah-merah dengan bekas panjang.
Sebelum akhirnya Galih melesakkan seluruh batang peπisnya dalam sekali hentak ke dalam lubang aπus Noah yang sempit.
“Aaahh Papah! Ssshhh perih, Pah. Ahh ahh.” Noah memeluk sofa erat, meski sudah pemanasan, tapi rasanya tetap sakit kalau pertama kali main. “Pah, pelan-pelan nyodoknya ahh ahh, ahah Papah. Ah ahh.”
Meski sangat sakit, tapi Noah tahu setelah rasa perih yang dirasakannya, tak lama lagi, rasa nikmat yang teramat sangat akan segera menjemputnya, membawanya terbang melayang hingga lupa daratan.
Dulu saat pertama kali digagahi Galih, Noah ketakutan, dia menangis, sampai akhirnya, entah sejak kapan, Noah mulai ketagihan disodomi oleh Galih.
Sehari saja tak memasukkan sesuatu ke dalam duburnya, Noah bisa gila. Dan saat ada seseorang yang menawarkan peπisnya pada Noah, maka Noah akan dengan senang hati mengulumnya, menjilatinya, dan memasukkannya ke dalam lubangnya yang sempit dan becek untuk kemudian digauli sampai lemas.
Suara "plok plok plok plok plok" beradu keras dengan suara guyuran hujan yang menampar-nampar punggung telanjang Galih dan Noah, sepasang ayah dan anak itu terlalu fokus untuk meraih kenikmatan masing-masing sampai tak sadar bahwa salah satu tetangga mereka, entah sejak kapan, berdiri di samping rumah mereka, menatap kedua laki-laki yang sedang bersetubuh itu sambil mengurut peπisnya sendiri.92Please respect copyright.PENANAn5rlM9fy0U
*******92Please respect copyright.PENANAfGrAi3Xpyj
92Please respect copyright.PENANA8GwLh19OIP
92Please respect copyright.PENANAADZ2Zdjx4c
92Please respect copyright.PENANAeqYxz0GcYK
92Please respect copyright.PENANAkr3LgFUWWE
92Please respect copyright.PENANAvE43Iav74r
92Please respect copyright.PENANAEQeb5Vvsm6
92Please respect copyright.PENANAd9MdyWiacB
92Please respect copyright.PENANAgxby5swVUH
92Please respect copyright.PENANAj4mlJScJAe
92Please respect copyright.PENANAXiFeL6szPL
92Please respect copyright.PENANAJywvvIWcE9
92Please respect copyright.PENANAIb8F5HkOOk
92Please respect copyright.PENANA6P6QvTpe9V
92Please respect copyright.PENANAsBqZx7yLAW
92Please respect copyright.PENANA2re0PDDBfK
92Please respect copyright.PENANAof2x7JMa5h
92Please respect copyright.PENANAGoJOXo0meF
92Please respect copyright.PENANA5jnI4ezGbx
92Please respect copyright.PENANAwAa5Ep4PE0
92Please respect copyright.PENANAQo7rWBnbWU
92Please respect copyright.PENANAZ7URWdwBqj
92Please respect copyright.PENANA475CEXzsDt
92Please respect copyright.PENANAk0f9QNKRYU
92Please respect copyright.PENANAmEKd6sAjvw
92Please respect copyright.PENANArguYPwVC6r
92Please respect copyright.PENANAu1slUNADfh
92Please respect copyright.PENANADf3RiJNvSx
92Please respect copyright.PENANAY33w8Fbutx
92Please respect copyright.PENANA16KSrPF27U
92Please respect copyright.PENANAQyEvXX7JNR
92Please respect copyright.PENANAc2pV99zPwr
92Please respect copyright.PENANAz9mo0xYgGN
92Please respect copyright.PENANAKqR420H9zK
92Please respect copyright.PENANAAfX5X64va9
92Please respect copyright.PENANAdwjVC8HcX8
92Please respect copyright.PENANACanlDGuWae
92Please respect copyright.PENANARG8GEM7cwY
92Please respect copyright.PENANA6XjT7LM4mh
92Please respect copyright.PENANAO2xL2eFuM9
92Please respect copyright.PENANAKdDQU76PoG
92Please respect copyright.PENANAKjp9ZEuy6C
92Please respect copyright.PENANAOMsb4IHLhb
92Please respect copyright.PENANABCusj7kxGJ
92Please respect copyright.PENANA4nqtgplA4w
92Please respect copyright.PENANABiAUPRHLqS
92Please respect copyright.PENANAv5tTM7H2xA
92Please respect copyright.PENANAzpiSq76Gyk
92Please respect copyright.PENANAVFkNb6LpV1
92Please respect copyright.PENANA3uD5fXTzzQ
92Please respect copyright.PENANA0bzUW0dPEx
92Please respect copyright.PENANAHKNQAS3ZM0
92Please respect copyright.PENANAhioX3zJqSw
92Please respect copyright.PENANAdXF4cDmZsx
92Please respect copyright.PENANAmL3ICwAJF5
92Please respect copyright.PENANANsFkIZValQ
92Please respect copyright.PENANAvy4oYQSTDN
92Please respect copyright.PENANAzqbXWHaVHb
92Please respect copyright.PENANAzLNQPAy26J
92Please respect copyright.PENANAyFN0n8UiFi
92Please respect copyright.PENANAg2yT037Pjs
92Please respect copyright.PENANA6PSCjAfzB5
92Please respect copyright.PENANAttDRqUDVkM
92Please respect copyright.PENANASvhtPm3tvN
92Please respect copyright.PENANAGzgkByjaKp
92Please respect copyright.PENANA3lOdrN6cKE
92Please respect copyright.PENANAyMBs7STy02
92Please respect copyright.PENANAbupBscLrS9
92Please respect copyright.PENANACn4D5xCmgJ
92Please respect copyright.PENANAcNNSsPkRzX
92Please respect copyright.PENANACnXFlsNLA0
92Please respect copyright.PENANAwlv5Ww8vdl
92Please respect copyright.PENANA1K53idfhXX
92Please respect copyright.PENANAEDMcohTF2x
92Please respect copyright.PENANADSB2bdmmkr
92Please respect copyright.PENANAD2DT02Zrhs
92Please respect copyright.PENANAMVNteVdNzb
92Please respect copyright.PENANAtlUThWYs6H
92Please respect copyright.PENANAQS2zQ27JOv
92Please respect copyright.PENANAr90ejboYpF
92Please respect copyright.PENANAWwSpzs0b7T
92Please respect copyright.PENANA8ZMSftXO1A
92Please respect copyright.PENANABgZkAcpSZp
92Please respect copyright.PENANACEc2Ivft8p
92Please respect copyright.PENANA9Cem9Ahe3S
92Please respect copyright.PENANAGbi5KuwucU
92Please respect copyright.PENANAc1mwsBfij1
92Please respect copyright.PENANAos5rkvWSPR
92Please respect copyright.PENANAoJ7FvUBib2
92Please respect copyright.PENANAnxTFz2yD3Q
92Please respect copyright.PENANAKJ0wuCPu8r
92Please respect copyright.PENANA4xL80BCgsg
92Please respect copyright.PENANA3jQF9gHHzM
92Please respect copyright.PENANAmzoPZE70iw
92Please respect copyright.PENANAtB6Jq999Jh
92Please respect copyright.PENANAmfwdzCJRcT
92Please respect copyright.PENANA9dNBEOqSEX
92Please respect copyright.PENANAepSDHf7uxS
92Please respect copyright.PENANABnqv1UbLEb
92Please respect copyright.PENANAEFOca7etHf
92Please respect copyright.PENANA4yHT6PALUE
92Please respect copyright.PENANA2HISKQMJ2P
92Please respect copyright.PENANAvAmEUtu0Up
92Please respect copyright.PENANAlkJ2DX2pqA
92Please respect copyright.PENANAHrZABCq8zv
92Please respect copyright.PENANAerOl1FJuWD
92Please respect copyright.PENANAFySXFpjhVr
92Please respect copyright.PENANAVgXsGlLKu8
92Please respect copyright.PENANA5qxSw0AVum
92Please respect copyright.PENANAEfRkTHRgHB
92Please respect copyright.PENANAPxi4tAJ5b7
92Please respect copyright.PENANApoXYrB7WNX
92Please respect copyright.PENANA5SBvUDUBrk
92Please respect copyright.PENANA4ooCecJtje
92Please respect copyright.PENANAFL6WmKkVwd
92Please respect copyright.PENANAssjKWQvRRN
92Please respect copyright.PENANA3Nn06e0jON
92Please respect copyright.PENANAwYKbZxsnjq
92Please respect copyright.PENANA2xAKvwuQSG
92Please respect copyright.PENANA9hRGTbp5vD
92Please respect copyright.PENANAQug5mehMCS
92Please respect copyright.PENANA3wARanOYls
92Please respect copyright.PENANAJfJQUIlJaE
92Please respect copyright.PENANACozVjzxVAI
92Please respect copyright.PENANAzLmDRbx5dR
92Please respect copyright.PENANA0ODtgENxqh
92Please respect copyright.PENANAd81QelTKhB
92Please respect copyright.PENANAHU4NxWCrok
92Please respect copyright.PENANA25Qu3JZeL0
92Please respect copyright.PENANATfreLK57nN
92Please respect copyright.PENANAEOpX7ZOPqW
92Please respect copyright.PENANA3ce8TxedaJ
92Please respect copyright.PENANAJqlbyQShRN
92Please respect copyright.PENANAo43ue4GCEM
92Please respect copyright.PENANAqxmwJXjLY3
92Please respect copyright.PENANAqA5XbVG7RH
92Please respect copyright.PENANA8CTik6SpSo
92Please respect copyright.PENANAzD8E6GiGiO
92Please respect copyright.PENANAE6v4QX6eS4
92Please respect copyright.PENANAkcqmacAG7f
92Please respect copyright.PENANAK0qJjzDmyH
92Please respect copyright.PENANAd5CiOjLjVE
92Please respect copyright.PENANAnGY6zWvDfX
92Please respect copyright.PENANABWJTU41QYu
92Please respect copyright.PENANAU2GDkFfeJx
92Please respect copyright.PENANAi9negAVXhA
92Please respect copyright.PENANA5zoyKspO8U
92Please respect copyright.PENANARo5HGgNMAK
92Please respect copyright.PENANAwyDapKoB1d
92Please respect copyright.PENANAp6KiqU5RUf
92Please respect copyright.PENANAuAj0PfQA2f
92Please respect copyright.PENANAQYVsQpHy01
92Please respect copyright.PENANA0u6Kpz7fqI
92Please respect copyright.PENANAYrUcSCGIxQ
92Please respect copyright.PENANAxPICuhCn3L
92Please respect copyright.PENANAz4UZcDaiPy
92Please respect copyright.PENANAvBgahvhUlR
92Please respect copyright.PENANA95syvwme73
92Please respect copyright.PENANAT9cqj5l5eI
92Please respect copyright.PENANASXJU832Oj7
92Please respect copyright.PENANAietydmaM2M
92Please respect copyright.PENANAV5p3u3nT1B
92Please respect copyright.PENANAcLW3mB0hdv
92Please respect copyright.PENANAgc3Ox7zl7C
92Please respect copyright.PENANAjabIE6IMJA
92Please respect copyright.PENANAF5gjdHnmLS
92Please respect copyright.PENANAzbl2qMmEmj
92Please respect copyright.PENANA8NeAmsJiXo
92Please respect copyright.PENANAx5ESaILyMA
92Please respect copyright.PENANAOl6AyuifLh
92Please respect copyright.PENANAsTZPiPbFzL
92Please respect copyright.PENANAuH5SBphmJL
92Please respect copyright.PENANA3MiOzwWyO0
92Please respect copyright.PENANArHAL1oHaDK
92Please respect copyright.PENANAqVNVyE7YRR
92Please respect copyright.PENANAW1C5IM31pw
92Please respect copyright.PENANAbQNztlUGSr
92Please respect copyright.PENANAA6825MY8bW
92Please respect copyright.PENANAXZEznmwuPJ
92Please respect copyright.PENANAFmSzv188tJ
92Please respect copyright.PENANAJD8fK9Jn5u
92Please respect copyright.PENANAmzmHcjiiYB
92Please respect copyright.PENANAWO8Rx00zsq
92Please respect copyright.PENANAPRjfGdxrT3
92Please respect copyright.PENANAVtZ2Yp4m5l
92Please respect copyright.PENANAgq1HMdB7BD
92Please respect copyright.PENANAn2Kw9feVdZ
92Please respect copyright.PENANAWzP2RR1t6m
92Please respect copyright.PENANAyrVstTl8po
92Please respect copyright.PENANA1Vg5pffRoq
92Please respect copyright.PENANAoCQ5hGPyZr
92Please respect copyright.PENANAbiVKumHgHm
92Please respect copyright.PENANAH5bZybjPhr
92Please respect copyright.PENANAwYsKnI0AE0
92Please respect copyright.PENANAD3kTd09tET
92Please respect copyright.PENANABRCEfHOaF2
92Please respect copyright.PENANAkpNSlsjpfV
92Please respect copyright.PENANADThjYX27PN
92Please respect copyright.PENANAKgw8HDoINw
92Please respect copyright.PENANADVAh0d6Qj4
92Please respect copyright.PENANAcZx1BNub7q
92Please respect copyright.PENANAQpcXlAEBdd
92Please respect copyright.PENANASm8F9nNLBY
92Please respect copyright.PENANACf09hu0apq
92Please respect copyright.PENANAg3pQE3f3lV
92Please respect copyright.PENANAiTUqQ3TiCf