"Jasmine cabut yuk?" tanya Seorang gadis Padaku

"males lo aja sana" jawabku santai

"Ya emang Kebiasaan ya lo, Besok kita mau kesekolah lo engga takut APA? lo udah seminggu engga MASUK" kata Reta Sambil berteriak di kupingku maklum Saja Saat ini kita sedang berada di bar.

"Bodoh amat" Kataku asal

"Ya udah gue cabut diluan ya .. by" Yang hanyaku jawab dengan anggukan.

Baru beberapa menit reta meninggalkan seorang pria bule yang wajahnya sangat mirip dengan cristian ronaldo mendekatiku.

"haiii dear" bisik pria bule itu ditelingaku yang sontak membuat aku terkejut

"apaan sih lo? sana pergi" kataku ketus maklum saja ini Club pasti banyak pria yang akan mencoba untuk menggoda apalagi aku seorang diri disini. Lebih tepatnya tak ada pria yang menemaniku dan aku juga tak membutuhkannya lebih tepatnya tak menginginkannya.

"ohh come on don't tell about it honey" katanya sambil mencoba menyentuhku dan aku langsung menghindar darinya. Aku mendorong pria itu menjauh dariku, bukanya pergi dia malah semakin mendekat denganku dan menyentuhku dengan paksa untung saja aku telah mempelajari beberapa ilmu bela diri karate dengan sedikit gerakan refleks aku menendang sebuah barang berharga milik semua pria tentunya, yang membuat pria itu berteriak histeris bahkan semua mata tertuju pada kami berdua. "ohh shitt" gumamku dalam hati. 

Tiba - tiba tiga orang pria bule dengan spesifikasi sebagai berikut: pria pertama yang berjalan di sebelah kiri bermata sipit tapi berambut pirang gondorong menurutku dia lebih pantas menjadi orang asia karena kulitnya sedikit saomatang hanya warna rambutnya saja yang terlalu dipaksakan, yang ditengah pria dengan mata biru elang dan rambut hitam legamnya dan bibir sensualnya yang menjijikan. Pria ketiga yang berada di sebelah kanan cukup menyeramkan karena dia memiliki badan yang lebih besar dari kedua temannya dan dia terlihat seperti bodyguard dengan tatapan mata hitam yang menerkam serta Dua bitchnya mendekat ke arahku yang kuyakin pasti teman dari bule bodoh itu. 

Saat kualihkan pandanganku dari mereka aku melihat tatapan memuja dari wanita yang berada di sekelilingku, mereka melihatnya seperti sebuah santapan lezat yang sayang untuk dilewatkan dan lagi" menurutku itu sangat menjijikan. 

"what did you do to him?" tanya sang pria yang bertubuh tinggi dan besar. Yang sontak mengagetkanku.

"i did not do anything" jawabku polos

"you lie lady"kata pria berambut pirang gondrong itu menurutku dia pasti orang asia dan aku meyakininya sekarang.

baru saja aku mencoba membantahnya tapi pria yang tadi menggodaku itu langsung menyambar begitu saja "she lied, she kicked my dick kevin" adu pria itu.

"ohh I see Alden" kata kevin yang baru saja kuketahui namanya beberapa saat yang lalu. Dan kevin adalah pria yang bermata biru itu.

Aku benci diperhatikan semua orang seperti ini, and you knowlah gimana rasanya kalau lo jadi pusat perhatian apalagi sekarang semua wanita memperhatikanku dengan tatapan menerkam dan menghina seakan - akan aku telah melakukan hal yang salah pada seseorang malaikat.

"Sweet girl, come on" kata kevin. Dia mendekat ke arahku dan ingin memegang wajahku tapi aku langsung menghindar darinya.

Dan semua orang langsung menertawakanku. "Ada yang salah jika seorang wanita tak ingin disentuh, apalagi disentuh oleh pria seperti ini" gumamku dalam hati.

Kevin menatapku tajam, aku dapat melihat dengan jelas pupil biru itu sedikit menakutkan saat aku melihat kemarahan didalamnya tapi aku juga melihat ejekan didalam sana yang membuat emosiku naik kelevel tertentu.

"So, what do you want from me? You want fight with me haa!!" tantangku. Bukannya menjawab tantanganku mereka malah menertawakanku bahkan seluruh orang di bar menertawakan "ohh fuck sekarang apalagi ini!" tanyaku dalam hati.

"ohh i'm sorry lady, we don't like to fight with women" kata kevin, and i'm sure dia pasti leader mereka. 

Kevin berjalan mendekatiku dan berkata "especially weak woman like you, you're supposed to be at home waiting for someone to come home and your stroking, touching every inch of your body" bulu kuduku merinding mendengar kata - kata sialan itu "if nobody wants to do I'm ready to do it dear" lanjutnya dan shitt dia berteriak ditelingaku, dan lagi - lagi orang - orang menertawakanku.

"In your dream. So You talk too much. okk, let's just say I'm a man'' kataku dan langsung saja kutendang perut kevin yang membuatnya tersungkur kebelakang menyetuh ujung meja kaca kedua temanya dengan sigap membantunya bahkan semua wanita berteriak akibat melihat banyak darah segar yang keluar dari kepala kevin. "Baru kutendang saja dia sudah seperti itu dasar payah" gumamku dalam hati. Sebenarnya aku ingin melanjutkan Fight ini tapi huuufft karena Brandon pengelolah Club ini menghentikanku semuanya jadi tertunda.

"Lo engga seharusnya bersikap seperti ini Jasmine, lo lihat apa yang terjadi sekarang dia bisa saja mati karena lo" kata brandon tegas padaku

"i don't care " kataku 

"Lo boleh bilang engga peduli sekarang, tapi lo harus tahu siapa pria yang baru saja lo pukulin, dia kevin lauther pemilik Club ini" teriak brandon

"yaa siapapun dia, gue engga peduli" kataku acuh

"Terserah lo. Tapi Maaf jasmine sebaiknya lo engga usah dulu datang kesini, karena itu dapat membahayakan nyawa lo sendiri " aku lalu meliriknya dengan malas. Dan meninggalkannya tapi sebuah suara menghentikan langkahku.

"Heii nona" sapa seorang pria padaku yang ternyata teman kevin.

"Mau apa kau?" Tanyaku dalam bahasa indonesia dan tentu saja dia pasti tak mengerti.

"I dont know what you say, but you must carefully because kevin will not make you life after this" katanya dengan nada mengancam dan langsung pergi meninggalkanku.

"Gue engga takut ama lo semua" kataku padanya sambil berteriak kalaupun dia mendengar dia juga pasti takan mengerti. 

"Mereka pikir aku akan takut apa, aku Jasmine Anashtasya Walter aku tak takut dengan apapun walapun aku baru berusia 18 tahu tapi aku tak takut pada kalian camkan itu" gumamku.