Kukendari mobil sedan hitamku menjauh dari K'L Club, dan K'L adalah nama Club yang baru saja kubuat keributan didalamnya. Aku tak peduli sedikit pun dengan suara serene ambulance dan raut panik serta membunuh dari orang - orang yang melihat mobilku, karena pria brengsek itu pantas di beri pelajaran.

Tanpa arah aku semakin melaju aku bingung harus kemana selain club tak ada tempat yang pas untuk bersenang - senang di jam satu pagi, sangat menyebalkan jika aku harus memilih untuk kembali ke ghost house. Ghost house, itu julukanku untuk rumah yang kutempati sejak kecil, entah kapan julukan itu kusematkan pada rumah itu, tapi kurasa itu pas karena seluruh penghuninya seperti hantu datang dan pergi tanpa ada yang tau kapan mereka kembali. Mereka juga memiliki nafsu liar seperti setan bahkan mungkin mereka lebih buruk dari setan. Dan aku juga termaksud di dalamnya tapi aku bukan bagian dari setan - setan itu.

Dan entah kenapa aku memutar balik mobilku dan kembali kerumah mungkin karena aku merasa lelah saat ini. 

Selalu dan selalu mba ratna yang menyambut kedatangku, dan aku benci itu. Sedikit informasi mba ratna bukanlah kakaku dia kepala pembantu dirumahku maklum saja disini ada lima belas asisten rumah tangga, karena rumah ini takan mampu diurus oleh satu atau tiga pembantu saja. 

"Welcome home miss jasmine" kata sambutan yang selalu di ucupkannya dan membuat telinga merasa bosan dan jenuh. 

"Apa anda membutuhkan sesuatu" lanjutnya 

Aku tak mempedulikan perkatannya dan tanpa berkata - kata sedikit pun aku memasuki lift karena jika menaikin tangga aku akan kehilang sebagian nafasku, sebab kamarku berada di lantai tujuh tepatnya atap rumah ini. Sebenarnya kau bisa menyebut rumah ini istana karena rumah ini sangat besar dan kau takan mampu mengelilingi rumah ini dalam waktu sehari. Mungkin terdengar lebay tapi itulah kenyataannya.

Aku memilih kamar diatas bukan tanpa alasan, jika kau tau tempat itu sangat menyenangkan kau juga pasti akan memikirkan hal yang sama denganku, bagaimana tidak dari sini kau dapat melihat segala aktivitas di luar rumah ini. Dan pemandangan yang sangat kusukai adalah sudut kiri kamarku karena dari sini aku dapat melihat taman bunga mama yang sampai saat ini masih terawat dan tentu saja semua itu atas perintahku.

Kurebahkan tubuhku di bed king sizeku dan rasanya sangat menenangkan dan membuatku tertidur pulas.

****

"Ka jasmine buka pintunya ka" teriak seseorang dari luar kamarku dan suaranya sangat menganggu ditambah gedoran pintu yang begitu kencang. Aku berusaha tak mempedulikannya tapi anak itu semakin menjadi - jadi. 

"Hantu banci itu selalu saja menggangguku" gumamku kesal, bagaimana tidak setiap pagi dia akan membangunkanku dan dia tak pernah bosan melakukannya padahal dia sudah tau aku akan terus memarahinya.

Kubuka pintu kamarku dengan malas .

"apa yang kau inginkan sialan" umpatku kesal

"Kak, tadi papa menelponku"

"Hmmm" kataku malas

"Kata papa kak jasmine harus pergi ke sekolah" lanjutnya terbata - bata, aku tau dia pasti sangat ketakutan saat menyampaikan pesan ini padaku.

"Lalu setelah itu lo pikir gue bakalan datang ke sekolah?"

"Tapi kata papa kak jasmine harus ke sekolah kalau engga kak jasmine bakalan di keluarin dari sekolah dan papa"

"Hah males gue denger omongan lo banci, denger ya gue engga peduli sedikit pun tentang apa yang dikatain ama bokap lo dan gue udah sering peringatin ke elo untuk engga manggil gue kakak? Lo bukan adik gue. Ngerti" potongku.

"Ngerti ka, eh jasmine" ralatnya dan anak ini sangat ketakukan padahal aku takan menerkamnya saat ini, ya meskipun aku akan melakukannya tapi bukan sekarang.

"Ya udah ngapain lo masih disini! sana pergi" kataku sambil berteriak didepan wajahnya dan langsung membanting pintu kamarku.

Dia sangat mengganggu tidurku, oh ya pria itu dia Nathan Gabriel Walter dia anak selingkuhan arnold yang bernama Sarah, wanita jalang yang mematikan kehidupanku dan jalang itu telah meninggal dunia beberapa bulan setelah Nathan datang kerumahku.

Nathan mendapatkan nama belakang keluarga walter melalui proses yang rumit karena granpa tak pernah bisa menerima kehadirannya apalagi memberikan nama Walter padanya, menurut granpa Nathan bukan bagian dari keluarga Walter bahkan setelah kematinya ia masih tak menganggap Nathan tapi sialnya arnold tetap mempertahankan pendirianya untuk menjadikan Nathan bagian dari kelurga Walter meskipun harus menentang mendiang granpa. Dan aku benci itu. 

Nathan hanya berbeda setahun dariku dan anak itu selalu memanggilku kakak meski aku telah berulang kali memperingatinya. 

Nathan terlalu lembut untuk dikatakan sebagai seorang pria bahkan menurutkan ia setengah wanita atau banci mungkin juga dia seorang gay dan itu hanya pendapatku saja karena dia tak pernah terlihat bersama wanita padahal dia telah berusia tujuh belas tahun, entalah mungkin juga aku tak pernah melihatnya karena aku jarang dirumah atau lebih tepatnya rumah hanya jadi tempat tidurku dan aku tak mempedulikannya.

Cukup sudah aku membicarakan anak sialan itu dia sama sekali tak penting. Lebih baik kulanjutkan saja tidurku yang tertunda.

**** 

Suara handphoneku mengagetkanku dan membuatku terbangun tiba - tiba seperti orang kesetanan maklum saja volume handphoneku sangat keras ditambah getarannya yang membuat ranjangku sedikit bergetar. Ingin rasanya aku membanting handphone ini tapi saat ku lihat nama yang tertera dilayar kuurungkan niatku. Dan langsung menjawab telephone darinya.

"Hallo" sahut suara dalam telephone dengan logat amerika yang kental.

"Aldo" satu nama yang mampu meruntuhkan benteng pertahanan yang telah kubangun selama bertahun tahun lebih tepatnya sebelas tahun lamanya.

"Jasmine, are you jasmine right" katanya girang.

"(....)"

"I'm so happy jasmine, kau tak mengganti nomer handphonemu ohh god jasmine, aku pikir selama ini kau menggantinya, jasmine you know, i miss you so much my litle girl" lanjutnya aku dapat mendengar nada bahagia itu tapi aku tak dapat merasakanya karena hatiku yang telah benar - benar kosong. 

"Jasmine, are you okk?" Tanyanya dengan nada khawatir dan aku tahu itu.

"I'm okk aldo" jawabku datar

"Are you remember that? I'm so sorry jasmine" aku dapat mendengar nada permohonan disana tapi lagi - lagi aku tak dapat menerimanya.

"Jasmine i know kau masih marah padaku bahkan mungkin kau membenciku tapi aku ingin memberi tahu sesuatu padamu" aku mendengar suara tarikan napas disana.

"Aku ada di Indonesia saat ini" deg kata - kata itu bagaikan bom atom yang menembus jantung dan membuatku berhenti bernapas. 

"indonesia itu tidak mungkin dan untuk apa dia disini" tanyaku dalam hati.

"Jasmine maafkan aku, aku harap kita bisa bertemu kembali" lanjutnya.

Aku langsung mematikan sambungan telephoneku, aku tak mampu untuk mendengar lebih lanjut perkataan aldo.

"Indonesia? Bertemu denganku?" Kataku frustasi aku mengacak rambut panjangku yang panjangnya menyentuh pinggangku. Aku tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar, kuputuskan untuk mengecek kembali riwayat panggilan di handphoneku.

"OHH SHITT, AKU TAK BERMIMPI" teriaku geram 

"Apa semudah itu ia melupakan semuanya? Semua perasaan ini? Semua rasa ini? AHH AKU BENCI KAU ALDO KAU SAMA BRENGSEKNYA DENGAN MEREKA SEMUA" aku terus berteriak memaki seolah - olah orang yang kumaksud ada dihapanku. Aku rasa aku semakin menggila saat ini.

Aku menghancurkan seluruh barang - barang yang ada di kamar entah kapan kebiasan ini memonopoli pikiranku karena aku tak tahu harus kemana lagi saat ini selain club tak ada tempat dan hal lainnya yang dapat menenangkan pikiranku, ya tak ada. 

........

Haii guys gimana ceritanya kurang panjang? Entar aku kasih lagi yang lebih banyak karena itu baru awal belum menuju konflik utama ya walaupun banyak masalah yang muncul tapi itu hanya masalah kecil saja. 

Dan ada apa ya, sama jasmine kenapa syok banget saat mendengar suara aldo? Aldo siapanya jasmine ya? Kekasih mantan kekasih atau yang lainnya?

Temukan jawabanya di part - part berikutnya ya sai.

See you di next part ya.

Terimakasih karena telah menyediakan waktu kalian untuk membaca ♥♥♥