Prolog
Angin malam dingin yang menerpa diriku yang lemah dan gagal, terdengar suara rintikan air hujan yang turun dari langit menetes dari atap tempat ku berteduh. Tubuh yang mengingil hanya berlapis satu kain yang menutupi tubuh, mata yang mulai terpejam menandakan diri ini tersiksa dengan keadaan yang sedang kurasakan, aku hanya bisa merelakan kehidupan ini. Pernah sekali aku mengingat kehidupanku yang dulu namun itu semua adalah kepalsuan yang kudapatkan dari kepercayaanku pada seseorang, aku masih mengingat setiap kehangatan yang kurasakan dulu dari mereka dan kepalsuan yang mereka berikan.
“Kau anak yang tak berguna!, enyahlah dari sini.” Hardik seorang pria
“Benar-kau sama sekali tak berguna! lebih baik kau menghilang dari sini!.”
Hujan yang terus menerus turun akhirnya berhenti, perut yang berbunyi memaksaku untuk memakan sesuatu, aku mulai bangkit dari tempat itu dan berjalan keluar untuk mencari makanan. Aku berjalan dengan lemahnya mampu terlihat dari tubuhku yang kurus. Beberapa kali aku mendatangi tempat yang menjual makanan untuk mengemis makanan pada mereka. Namun mereka tak memperdulikan pada apa yang di alami oleh orang lain sehingga sering kali aku mendapat perlakuan yang kejam dari mereka. Di usir, di hina, di buang, di acuhkan, di abaikan, di pukul, perlakuan seperti inilah yang biasa aku terima, seseorang yang tak tahan dengan keberadaanku lalu menyuruh beberapa orang untuk membawaku, aku di bawa di sebuah gang sempit yang hanya ada aku dan 3 orang yang membawaku.
Aku di seret dan di lempar ke dinding berlumut yang ada di situ.
“Anak ini merupakan aib bagi daerah ini, lihatlah wajahnya yang buruk itu. Dia tak pantas di sebut manusia.” Memandang kearahku dan meludahiku
“Gara-gara anak ini yang selalu berada di dekat toko kita membuat pelanggan kita enggan untuk berbelanja dan membuat bisnis kita hampir bangkrut.” Menyentuh wajahku yang tertidur di jalan yang sempit dan remang-remang dengan kakinya
“Sudahlah kita selesaikan saja urusan kita di sini, kita buat dia tak bisa bergerak dengan kedua kakinya dan menghilangkannya dari daerah sini.”
Salah seorang dari mereka menendang perut-ku, lalu mereka memegang kepalaku dengan sangat kuat seakan hal ini dapat menghancurkan kepalaku, aku merintih kesakitan tak tahan dengan apa yang mereka perbuat, tak hanya itu mereka juga menabrak-kan wajahku ke tembok yang keras lalu dari kepalaku mengeluarkan darah. Aku di hajar habis-habisan sampai mulutku mengeluarkan darah dan tubuh yang banyak terdapat lebam.
Dalam keadaan setengah sadar itu aku "Apa itu yang di namakan egois." Pikirku
Dimanakah letak keadilan di dunia ini, apa yang telah mereka lakukan pada anak kecil yang tak berdaya, apa itu masih bisa di sebut sebagai manusia atau iblis. Aku bingung bagaimana keadilan bisa tercipta dari orang-orang ini, bingung. Aku merasa kebingungan dengan dunia ini apakah ini sudah menjadi hukum di dunia ini. Rasa benci memenuhi hatiku ini aku mengutuk atas apa yang terjadi padaku, jika yang mereka lakukan merupakan keadilan maka aku akan membuat keadilan yang hanya ada untuk-ku tanpa memperdulikan orang lain.
Tak tahan dengan perlakuan ini dan membuatku mengerti akan keadaan ini menumbuhkan sifat buruk yang suatu saat akan mendapat balasan, ku ambil serpihan batu tajam yang aku temukan dan berlari ketiga orang tersebut. Aku menusukkan serpihan itu secara cepat tanpa sempat mereka melihat dan tusukan itu tepat mengenai leher orang berpakaian torso dan ia pun terjatuh, setelah melihat rekannya bersimbah darah membuat kedua orang lainya lari menyelamatkan diri. Namun itu semua sia-sia, karena aku tak akan melewatkan kesempatan yang ada, aku kejar kedua orang itu. Rasa benci dan rasa haus darah yang sebelumnya belum pernah aku rasakan ini melengkapi bagian diriku yang sebelumnya hilang lalu membuatku gembira
Entah mengapa aku merasa lega dengan apa yang baru saja aku lakukan, kedua orang yang tadinya kabur dapat aku bunuh dengan tanganku perasaan dapat membalas perlakuan mereka itu merupakan kenikmatan sendiri bagi diriku. Untuk sesaat aku berpikir inilah yang harus aku lakukan untuk dapat meneruskan kehidupan dengan hidup di jalan pembunuhan.
"Inilah yang seharusnya aku lakukan sejak dulu." Dan tertawa di depan mayat yang baru saja ku bunuh
Pembunuhan pertama yang aku lakukan membuat ku merasakan pengalaman yang berharga dan mengerti akan nilai dari manusia.
ns216.73.216.192da2