Angin tak berhaluan tertawa dalam sentuhan nada. Malam bercumbu mesra bersama bulan. Bintang dipojok sisi barat kian menangis. Iri tak kepayang.766Please respect copyright.PENANAVGsrXa2xrn
Malam yang egois itu, seakan tak menghiraukan ratapan pilu sang bintang malang iitu.766Please respect copyright.PENANA9RaYEoKjfX
Warna warna langit menjadi sesak. Seorang penanti menatap langit. Ribuan cahaya terus berkedip. Sang bintang malang, mengadu kesal pada tatpan hangat sang penanti. Malam itu. Biintang tak bercahaya ria. Terdiam dalam kemalangan.766Please respect copyright.PENANAMYjMN9fWQw
Rasa yang tak biasa. Angin tak kukenal berlalu ria, tawaran tawaan itu tak menarik rasa ingin tahuku. Malam kian mesra saja bersama bulan itu. Bercahaya hanya untuk mereka saja. Tak dihiraukannya bintang ditepi barat itu.766Please respect copyright.PENANAdemjbwUW3h
Langkah langkah kecil mengadopsi debu dalam sebuah jejak. Retak dalam sebuah jejak. Menghilang dalam raga yang kian akan mati. Mati untuk sebuah penantian. Raga belia ini, masih kuberi sedikit sentuhan dunia untuk terus meratap dan lapuk dalam masa menanti.766Please respect copyright.PENANA471kXsd3h5
Dia bukanlah yang pertama, membuatku lapuk dalam kayu pengharapan. Untuk sebuah anugerah rasa yang tak akan dia tahu. Lama kubersandar pada lapukan tua, dibawah rentetan cahaya bintang malang. Ku bagaikan bintang malang itu. Rasa ingin dia pandang, yang tak akan sampai.766Please respect copyright.PENANAArn6mbwIXq
Terus saja sebuah senyuman terlempar manja untuk gadis mungil ini. Menepi dipojokan tua. Menunggu usangan dan anakan tinta, yang terus menyatu untuk sebuah perwakilan rasa.766Please respect copyright.PENANAhNpY1uxaK0
Entah untuk berapa lama akan terus mematungkan diri dalam debu. Menjadi penunggu untuk sebuah pernyataan dan ungkapan. Menjadi usangan yang mulai koyak untuk sebuah hati. Menunggu penawar untuk penyakit yang tak kunjung tenggelam dalam kesembuhan dan tawaran.766Please respect copyright.PENANAeN8u2JdC2X
Entah tidak cukup lama berdebu dalam angin musim. Menjadi penonton drama angina yang berlalu. Penikmat okestra bangunan tua Stella maris. Akankah waktu 3 tahun tak cukup untuk membuatmu tahu. Ada sebuah pelupuk rasa yang tersimpan untukmu.766Please respect copyright.PENANAqOw3CnJ0Ww
Andaikan kau tahu, tak enak rasanya berdebu dalam waktu. Menjadi keeping kepingan untuk sebuah penanntian. Terabaikan karena keheningan. Menjadi abu abu sayap dalam sebuah kecemburuan.766Please respect copyright.PENANAjeBgDpn7ir
Semua kata yang pernah terucap dalam pengecap rasa ini, tak semuanya benar.766Please respect copyright.PENANAQun5pHoun5
Sekalipun Kutak pernah berbagi rasa. Rasa yang pernah kutanam dalam masa tiga tahun yang lalu. Disaksikan kawanan angina. Sennatiasa dijaga bangku tua tak bertuan itu. Dalam usangan tua kurajut banyak kata indah untukmu.766Please respect copyright.PENANAFzXo6vCOEb
Sekarangpun kau masih tak mengerti untuk semua tindakan semu yang ku coba.766Please respect copyright.PENANATJHDEMVrx8
Sekali lagi kubersaksi dalam usangan tua dan anakan tintaku. Kau yang akan selalu mendiami ubuk hati ini. Cinta pertama dalam jeruji dan gedung tua yang kian memudar.766Please respect copyright.PENANABJiaOmoKxV
Besar harapku kau akan tahu rasaku, untuk sebuah nama yang hanya kau yang tahu.766Please respect copyright.PENANALmsTRXzDSN
766Please respect copyright.PENANAdPUHrRTt11
766Please respect copyright.PENANAVHRBgJ5w4o
766Please respect copyright.PENANAZFUiRApK7a
Hanya ingin seperti ini. Tak harus memiliki jika memang dipaksakan. Hanya ini sebuah jawaban. Cobalah untuk tidak selalu diam .. bicarlah walau sebentar.766Please respect copyright.PENANAuYEyIjKyUk
Lelah terus mehahan sebuah rasa. Ingin k uterus menatap retasan hangatmu. Pengagum untuk senyum simpulmu..766Please respect copyright.PENANAeMrY3HtccV