Dengan sekuat mungkin aku berusaha untuk tidak membuka asal – usulku kepada Bu Laila. Setiap kali berkomunikasi lewat ponsel, aku selalu bersikap untuk tetap seromantis mungkin.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzgbnCTPjlg
Di balik itu semua, diam – diam aku menyisihkan dana dalam batas yang diijinkan oleh Bu Laila. Dana itu kusimpan dalam rekening baru atas nama pribadiku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA0T7u8M0Jz
Hal ini kulakukan agar seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (setelah Bu Laila tahu asal – usulku, aku jangan sampai jatuh miskin).
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi2cYR1dctl
Batinku memang resah gelisah menyimpan rahasia yang belum dibuka ini. Berbulan – bulan aku menyekap rahasia ini, dengan perasaan kuatir dan resah.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1MNuG81inC
Dalam keadaan galau inilah datang tamu, seorang gadis cantik bernama Anneke, yang ingin menanam saham di dalam perusahaan punya Bu Laila ini.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTR4DV47hcc
Gadis bernama Anneke itu berterus terang bahwa ayahnya meninggal setahun yang lalu, sementara hartanya diwariskan pada Anneke semua. Dengan catatan bahwa Anneke bertanggungjawab untuk membiayai segala kebutuhan ibunya seumur hidupnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfzwgQRAaGj
Aku merasa punya jalan untuk berjaga – jaga seandainya hubunganku dengan Bu Laila mengalami sesuatu yang tidak diinginkan.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5tj6bAAxRa
Maka dalam kunjungan Anneke yang ketiga kalinya ke kantorku, aku sudah punya keputusan yang masih tersimpan di dalam hati. Untuk membujat sebuah PT baru, di mana aku menjadi dirutnya, sementara Anneke akan kuposisikan sebagai komisaris utamanya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPkUK1XSSil
Jadi investasi Anneke jangan bercampur baur dengan saham Bu Laila yang 70% itu (saham kehormatanku 30%).
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmf0BrgMa6D
Gadis cantik yang gerak – geriknya selalu membuatku kagum itu pun langsung menyetujuinya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcfjmqNa14G
“Deal Bang. Yang terpenting aku ingin agar Bang Wawan mengatur dana itu, karena aku sendiri sama sekali tak punya pengalaman dalam berbisnis,” kata Anneke dengan senyum manis di bibir tipis mungilnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsyV0QaNthv
Senang hatiku mendengar persetujuannya itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgsXNsyaEFr
Aku memang punya konsep bagus (menurutku) yang tidak pernah dilaksanakan dalam perusahaan milik Bu Laila ini. Sehingga PT baru itu nantinya takkan menjadi kompetitor perusahaan punya Bu Laila ini.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN3IaNwpvGf
Lalu aku melakukan gerakan kilat. Merombak gudang peninggalan almarhum ayah Anneke, menjadi sebuah kantor. Kemudian kami merekrut puluhan tenaga untuk menjadi karyawan PT yang diriku menjadi dirutnya itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK9Dw3szbM6
Arah usaha PT baru itu, ada deh. Pokoknya legal dan halal.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTlnUJJGxXC
Dalam tempo 3 bulan saja aku berhasil mengaktifkan PT baru itu sampai pada “kecepatan normal”. Bahkan bisa dibilang di atas rata – rata.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNKnrtJvLcT
Tapi tentu saja aku takkan meninggalkan PT punya Bu Laila itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRzDlDotane
Bahkan pada suatu hari aku mendapatkan panggilan di ponselku. Panggilan dari Bu Laila…!
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaBzDMuyXY3
Lalu :
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCBq99u2ROB
“Sayaaang… udah lupa ya?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfUwGL72wjS
“Masalah apa Beib? Ulang tahunmu dua bulan lagi kan?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQveFJa9CPP
“Bukan masalah ulang tahun. Kandunganku ini… sekarang sudah genap tujuh bulan. Lupa ya? Kan aku bilang kalau kehamilanku sudah tujuh bulan, pangeranku boleh menggaul;iku lagi. Bahkan harus sering… supaya bayinya kuat nanti.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF06FjiDDxS
“Oh… iyaaaa… iyaaa… berarti aku sudah boleh buka puasa dong. Terus di mana kita mau ketemuan?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGmHkICaTDn
Kemudian Bu Laila menyebutkan nama sebuah hotel bintang lima. Dengan nomor kamarnya sekalian, karena ia sudah membooking kamar itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbIbFvSqQn1
“Oke… aku segera meluncur ke hotel itu Beib,” ucapku di dekat mic ponselku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgll9yxzZZh
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKHBRccmjf0
“Aku pasti duluan tiba, karena sekarang sudah on the way menuju hotel itu. Langsaung aja ke kamar yang nomornya kusebutkan tadi ya,” sahut Bu Laila di speaker hapeku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW80HazDiUQ
“Oke… oke… !”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq3O66VA2Tk
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di dalam sedan hitamku, menuju hotel yang sudah disebutkan oleh Bu Laila tadi. Lalu masuk ke dalam lift dan kupijat angka 5, karena kamar yang sudah dibooking itu berada di lantai lima.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA3v95NucRW
Pintu kamar itu sudah terbuka sedikit, sehingga aku bisa langsung masuk ke dalamnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWrkuSZ81tN
Dan… aku tercengang menyaksikan Bu Laila yang mengenakan gaun hamil putih bersih itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvZ1CINqxmf
“Beib… dirimu sangat berubah… jadi tampak jauh lebih muda dan… cantik sekali… !” seruku sambil memeluk lehernya, lalu menciumi sepasang pipinya, bibirnyha dan lehernya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXjplP8A4FI
“Memang banyak yang bilang aku jadi kayak cewek duapuluhtahunan,” ucapnya sambil menjilati telingaku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBvpdXtdMLJ
“Memang betul. Dan yang paling jelas… jadi sangat sangat dan sangat cantik sekaliii… oooh… dirimu memang bidadari yang dikirimkan dari langit, untuk menaburkan segala jenis kebahagiaan ke dalam jiwaku.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlDAW27dLmP
“Hmmm… aku jadi merasa tersanjung Honey… eee… eeee… eeeeh… anak kita bergerak – gerak nih… mungkin senang karena ayahnya datang… coba pegang perutku…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡenS5os1pwR
Aku pun berlutut di depan Bu Laila sambil menyelinapkan tanganku ke balik baju hamilnya. Lalu memegang permukaan perutnya yang sudah buncit. Dan… aku merasakannya… merasakan seperti ada yhang menggeliat di balik perutr buncit itu…!
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVQK3Mmgzbp
“Kata orang, kalau ibu yang hamil jadi semakin cantik, biasanya bayi di dalam perutnya itu perempuan.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrhThhL8ZWd
“Memang iya, kata dokter bayinya cewek Honey.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiTI4Vide89
“Wow…! Semoga anakku secantik ibunya… !”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNOSKfBw8kU
“Malah aku ingin lebih cantik dariku Honey…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡswpNGCBfSD
“Amiiin…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9rTUlZ2QHf
Bu Laila tersenyum. Lalu melepaskan gaun hamil putihnya, sehingga tinggal bra yang masih melekat di badannya. Karena sejak tadi pun aku tahu bahwa ia tak mengenakan celana dalam di balik baju hamil itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMWaPmwW6BY
Kemudian ia duduk di sofa sambil melepaskan beha putihnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkyWC0Zrlch
“Sambil berlutut di karpet ya ngentotnya,” ucap Bu Laila sambil meletakkan behanya ke atas meja kecil di samping sofa putih itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4WaBSN3xVX
“Oke. Biar bayinya jangan tergencet ya,” sahutku sambil mlepaskan dasi dan jasku. Kemudian juga kemeja dan celana panjangku. Semuanya itu kugantungkan di kapstok. Begitu juga celana dalamku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtSTfZiRuRA
Kemudian aku duduk bersila di atas karpet, di antara kedua paha Bu Laila yang sudah direntangkan di atas sofa itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdwcDNY8j98
Lalu kungangakan labia mayora Bu Laila, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu pun terbuka dan langsung kujilati dengan lahapnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQZ7DPVxBvD
Sambil berlutut kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang memek Bu Laila yang sudah sangat basah oleh air liurku itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4kfoPQ098J
Disambut dengan desahan nafas wanita yang sudah sangat berjasa bagi kehidupanku itu, “Aaaaahhhhh… udah berbulan – bulan penismu gak ngentot memekku ya… rasanya udah kangen sekali… aaaaaaah…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡplOMZ3UXNv
Lalu sambil berpegangan ke ujung sandaran sofa, aku pun mulai mengayun kontolku. Perlahan – lahan dulu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ38yrIGcP3T
“Bagaimana rasanya memek bumil?” tanya Bu Laila.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ5TtWTeNJ6
“Lebih enak Beib… lebih lengkap rasanya…” sahutku sambil mempercepat entotanku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpp74XJlIWQ
Makin lama makin lancar kontolku mengentot liang memek Bu Laila yang memang lebih sedap daripada sebelum hamil. Tapi aku tidak berani terlalu cepat mengentotnya, mengingat bayi yang ada di dalam perutnya, jangan sampai tergoncang berlebihan.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwk9aQFeuAI
Walau pun begitu tampak sekali Bu Laila sangat enjoy dengan entotanku ini. Maklum selama berbulan – bulan aku tak pernah “menengok” memeknya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDJJDGCxHom
Cukup lama aku menyetubuhi Bu Laila sambil berlutut di karpet ini. Sehingga keringatku pun mulai berjatuhan ke karpet dan ke selangkangan sang Bidadari. Namun aku malah semakin asyik mengentotnya sambil mengelus – elus kelentitnya yang tampak menonjol dan mengkilap itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIg9KLKQGaB
Desahan dan rintihan Bu Laila pun mulai berlontaran dari mulutnya. “Sayang… ooooh… oooohhhhh… ini nikmat sekali Yaaaang… ooooohhhh… aku memang sudah lama kangen sekali padamu Yaaaang… oooooohhhhhh… Sayaaaaaang… oooooohhhhh… kayaknya aku takkan bisa hidup tanpamu Sayaaaang…
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm4sE8dEl2s
Setelah cukup lama aku menggenjot liang memek bumil cantik itu, akhirnya ia mengejang tegang. Disusul dengan kedutan – kedutan erotis di liang kemaluannya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡscsIBzYuEe
“Aaaaaaaaahhhhh… luar biasa nikmatnya Sayaaang… aaaaaaaah…” desah Bu Laila sambil meremas – remas bahuku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1BHhb7gM1h
“Tapi Wawan belum ejakulasi ya? Lanjutin dalam posisi doggy aja yok. Tapi di sana aja biar leluasa,” ucap Bu Laila lagi sambil menunjuk ke arah bed.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiTUyZOpa0H
“Oke, “aku mengangguk sambil mencabut kontolku dari liang memek Bu Laila. Lalu mengangkat tubuhnya dengan hati – hati. Dan membopongnya… lalu meletakkannya di atas bed dengan hati – hati.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkQNx8IrVMb
“Terima kasih Sayang,” ucap Bu Laila, “Bersamamu aku merasa seperti di kahyangan.“
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8jp5Uj4omN
Kemudian Bu Laila merangkak dan menunggingkan bokongnya, sehingga memek tembemnya tampak full di mataku, meski pun dia sedang menungging.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAf8yQcAOXu
Lagi – lagi aku harus berlutut sambil membenamkan kontol ngacengku ke dalam liang memek Bu Laila. Tak sulit memasukkan batang kemaluanku kali ini. Karena liang memek Bu Laila masih becek.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVli8s41KAV
Meski dalam posisi doggy, aku tak berani menampar – nampar pantat Bu Laila. Takut berakibat buruk pada anakku yang berada di dalam perutnya. Aku hanya berani meremas – remas sepasang buah pantatnya yang lumayan gede. Tak lebih dari itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnQcCzLK7pb
Namun diperlakukan seperti itu pun Bu Laila tampak enjoy. Enjoy seklali.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQAfq3Mi2t5
Desahan dan rintihan histerisnya berkumandang lagi di dalam kamar hotel bintang lima ini. “Aaaaah… Saayaaang… aaaaaaah… aaaaaah Sayaaaang… aaaaaaaah… aku smeakin cinta padamu Sayaaaaaang…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKkJN3QTbq9
Memang posisi doggy ini cukup aman bagi bayi di dalam perut Bu Laila. Karena ia menungging, sementara perutnya tidak menyentuh kasur.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIZo0dGyv1L
Tapi tak lama kemudian ia mengerang, “Yaaaang… aku mau orga lagiiii…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNFVeCO2nB6
Mendengar erangannya itu aku pun mempercepat entotanku. Dengan tujuan agar ejakulasi secepat mungkin. Karena aku merasa kasihan kepada Bu Laila kalau terlalu lama menyetubuhinya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEaeHMuAaXZ
Maka ketika Bu Laila mengejang tegang sambil menahan nafasnya, kontolku pun mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatanku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcbME5d2kf4
Crooootttt… croottt… croooottttt… crooooooootttttt… croooooooottttt… crottttt… crooootttt…!
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfuiNlKsXkM
Bu Laila pun rebah miring, sehingga kontolku terlepas dari jepitan liang memeknya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEKmqGtiV8f
Aku pun rebah miring di belakang Bu Laila, sambil mendekap pinggangnya yang basah oleh keringat.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjpRiwB9w8V
“Spermamu banyak sekali Honey… sampai meluap gini nih dari memekku,” kata Bu Laila sambil mengusap – usap memeknya yang berlepotan spermaku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa50GPKSQaI
“Kan selama ini puasa,” sahutku, “jadi sekalinya buka puasa, dimuntahin deh semua.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMpTbF4DEEs
Bu Laila tersenyum. Lalu turun dari bed dan melangkah ke kamar mandi. Mungkin mau bersih – bersih.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWoUCCVGx8Z
Sementara aku cukup dengan menyeka alat vitalku dengan kertas tissue basah yang tersedia di meja kecil dekat bed.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJKInsBNgui
Tak lama kamudia Bu Lidia pun muncul dari kamarf mandi dan meraih gaun hamil putih itu dari kapstok, lalu mengenakannya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOFXQRhgetz
Lalu menghampiriku yang sedang duduk bersila di atas bed, dengan hanya mengenakan celana dalam.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx7HjH3ffVc
“Ada sesuatu yang ingin kusampaikan,” ucapku, “Tadinya aku tetap akan merahasiakan hal ini. Tapi rasanya rahasia ini seolah mau meledak di dadaku.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDxVFUjZWcJ
“Rahasia apa Sayang?” Bu Laila membelai rambutku. Lalu mengecup pipiku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd0gG5rwqRR
“Ternyata aku harus manggil Tante padamu Beib.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFxlAcuHgYQ
“Lho kenapa? Karena aku sudah tua menurutmu?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ53Ymi8y6Tp
“Bukan. Masalahnya dirimu ini adik ayah kandungku. Seibu tapi berlainan bapak.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdOC9WXZw5m
“Haaa? Memangnya siapa nama ayahmu?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfcH18dQqu8
“Nama ayahku Zaelani bin Mahmud. Sedangkan ayah beib bernama Yahya bin Syahroni kan?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1TuaCbfkPe
“Haaa?! Jadi Wawanku tersayang ini anak Kang Zaelani?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgMMZoILCCm
“Iya. Semoga Beib tidak marah padaku, karena aku pun baru – baru ini aja mengetahuinya. Bahwa ibu kandung Beib adalah nenekku. Berarti aku harus memanggil Tante padamu Beib.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD9sJGsxZQZ
“Kalau di depan umum sih boleh aja manggil tante padaku. Tapi kalau sedang berduaan begini… aku ini sudah sepenuhnya menjadi milikmu Sayangku… !”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡarRI1IccSo
“Jadi Cinta tidak marah padaku setelah tau bahwa aku ini anak almarhum Zaelani?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYjwWHw6T1E
“Kok marah?! Aku malah jadi bertambah sayang padamu.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhzq1TiHrUU
“Soalnya kata ibuku, Laila itu sudah lebih dari duapuluh tahun tak mau menginjak rumah peninggalan ayahmu ini. Mungkin Laila itu benci karena ayahmu menikahi perempuan buta.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG1jHpq0f4J
“Astagaaa… bukan begitu masalahnya. Pada waktu masih ada, ayahmu mau minjam duit padaku. Tapi aku tau duit itu untuk kawin lagi. Karena itu aku gak mau ngasih pinjaman serupiah pun. Karena itu ayahmu marah sekali. Bahkan menyumpahiku… melarangku menginjak rumahnya lagi. Meski sedih, kuturuti aja larangan itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZoQsgNQ4ai
“Benar begitu permasalahannya?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN609X7gWHG
“Iya. Disumpah apa juga aku mau. Aku tak pernah membenci siapa pun di dunia ini.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrKfR2qjgGb
“Tapi ibuku mengira Cinta membencinya, karena kebutaannya itu.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuLdb7EkbB0
“Ya Tuhaaan… aku tidak sejahat itu Sayang. Nanti kalau sudah melahirkan aku akan mengunjungi rumahmu. Akan menjelaskan semuanya kepada ibumu. Mmm… ibumu bernama Hayati kan?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdqCJRYp2th
“Betul.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWOyYq2J2hk
“Kalau sekarang gak sedang hamil begini sih aku akan menjumpai ibumu hari ini juga. Tapi karena sedang buncit begini, aku takut banyak pertanyaan nanti. Ohya… ibumu sudah diupayakan berobat ke dokter mata?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTheyOq1E7y
“Sudah. Bahkan sempat dirawat di rumah sakit bersama kakakku yang juga tunanetra. Tapi hanya kakakku yang bisa dinormalkan matanya. Ibu sih tidak bisa diapa – apain lagi, kata dokter.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBhATC7TdHp
“Kasihan ya. Padahal ibumu itu cantik Honey. Kulitnya juga putih cemerlang.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmyS3947T38
“Jadi setelah tau asal – usulku, hubungan kita bisa berlanjuut terus?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKTqZGPqnGx
“Ya iyalah. Lagian kalau kita orang Tapanuli misalnya, marga kita sudah berbeda Honey. Jadi kalau aku bermarga Yahya, dirimu bermarga Mahmud.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡntIIrEn5K2
Kulingkarkan lenganku di leher Tante Laila sambil berbisik, “Aku tak rela kehilangan dirimu Cinta.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZDc6sU7WGB
“Apalagi aku,” sahutnya, “dirimu segalanya bagiku. Kalau kehilanganmu, sama aja dengan kehilangan nyawaku.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtlxPsLQdbE
Rasanya aku bisa bernafas lega lagi. Karena pengakuan tentang asal – usulku tidak mengubah pendirian Bu Laila sebenarnya tanteku sendiri itu. Dan yang paling melegakan, Bu Laila tak pernah membenci Ibu. Ia tidak mau datang ke rumah peninggalan Ayah hanya karena pernah dimarahi oleh Ayah dan dilarang menginjak rumah kami lagi.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPtPaQSOYJA
Maka dengan penjelasan Bu alias Tante Laila itu, dadaku terasa plong. Berarti tidak ada masalah dalam hubungan rahasiaku dengannya. Bahkan menurut pengakuannya, dia malah tambah sayang padaku setelah tahu bahwa aku ini anak abangnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4roVzcRRVp
Ia bahkan berjanji untuk menjumpai Ibu kalau sudah melahirkan kelak. Kalau dalam keadaan hamil tua begitu, takut banyak pertanyaan yang ia tidak bisa menjawabnya secara jelas. Maklum bayi dalam kandungannya itu bukan berasal dari benih suaminya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbYbbMyPP18
Akhirnya aku pun berterus terang, bahwa aku menjalankan dana investasi dari gadis yang lebih muda dariku itu. Karena kalau dimasukkan sebagai saham di perusahaan Bu Laila, takut jadi kusut di belakang hari.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPKKWnWc0Sq
Lagi – lagi aku mendengar jawaban yang melegakan. Bu Laila menganggap semuanya itu sebagai kemajuan bagi diriku. Yang penting perusahaan punyanya jangan sampai ditinggalkan.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjYogPfUu0f
Katakanlah masalah dengan Tante Laila itu sudah selesai dengan kesimpulan yang positif.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQIgbCHmGNs
Namun yang membuat batinku limbung adalah Anneke itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfLmwLLz1Tt
Aku selalu bersikap sopan padanya. Karena biar bagaimana pun dia itu bossku. Dana yang ditanam di perusahaannya pun malah lebih besar daripada dana Tante Laila…!
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXyzmVclL8i
Tapi sikap dan perilakunya sering memancing – mancing. Bahkan aku menarik kesimpulan bahwa Anneke itu ingin “ditembak” olehku. Tapi aku berusaha untuk tetap bersikap dengan fokus ke arah bisnis. Bukan karena dia tidak cantik. Dia memang cantik sekali, tapi aku takut salah fokus dan salah sasaran.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCBBsSJ3Auy
Karena itu, seandainya dia naksir pun padaku, biarlah dia yang nembak duluan. Baru kemudian aku akan menanggapinya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBBSNBT1shx
Sampai pada suatu hari, dia menghubungi ponselku. Dia meminta agar aku datang ke rumahnya, karena ada masalah penting yang harus disampaikan padaku, katanya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQGcxtcGECO
“Siap Non,” jawabku lewat handphone.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBcm1jM1ZE0
Lalu setelah jam kerjaku selesai, aku pun mandi dulu di kantor. Kemudian mengganti pakaian resmiku dengan pakaian casual. Hanya mengenakan celana jeans dan baju kaus hitam.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSygue8TKTR
Aku memang belum pernah menginjak rumah Non Anneke (demikian selalu kuucapkan jika sedang berhadapan dengannya). Jadi sore ini akan menjadi kunjungan pertamaku ke rumahnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL9WE8e7pdH
Beberapa saat kemudian aku sudah menggerakkan sedan hitamku, menuju alamat rumah Non Anneke.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmpPfsZr87l
Tadinya kupikir bakal mendatangi sebuah rumah megah dan mewah, karena meski usia Non Anneke baru 20an, dia itu tajir melintir. Bahkan aku yakin kalau dia mau, beli pesawat jet pribadi pun mampu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ZkzffJKHG
Tapi ternyata dugaanku meleset. Rumah Non Anneke ada di dalam kompleks perumahan biasa – biasa saja. Rumahnya pun bukan rumah besar. Mungkin rumah type 70an.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVvZk4NaMvL
Seorang wanita tua yang menurut taksiranku seorang pembokat, menghampiriku ketika aku sudah memasuki pekarangan rumah berpotongan minimalis dan tampak tertata dengan rapi itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6qnPzBjMlF
“Non Anneke ada Bu?” tanyaku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqOjapzuSwj
“Oh… ada. Tunggu sebentar ya,” sahut wanita itu yang lalu bergegas masuk ke dalam rumah.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPhO7aGraop
Tak lama kemudian Non Anneke muncul di ambang pintu depan sambil berkata, “Ayo masuk Bang.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4UT5X9SCOI
Aku mengangguk sambil melangkah masuk ke ruang tamu. Ternyata meski dilihat dari luar rumah ini kelihatan sederhana, tapi setelah berada di ruang tamu, kulihat segala barang yang tampak di mataku barang impor semua. Termasuk hiasan dindingnya, semua berasal dari luar negeri.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN89r5v4kfi
“Begini kan keadaan rumahku. Bukan rumah besar dan megah.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe1kwLTNR7M
“Mmm… mungkin Non Anneke menerapkan pola hidup sederhana.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5wL4XC9dwN
“Iya. Mobilku aja harganya lebih murah daripada mobil Bang Wawan. Aku ingat terus pesan almarhum Papie sih. Bahwa kita jangan senang pamer harta, pamer barang – barang mahal dan sebagainya. Karena pajak sedang mengintai kita. Kalau kita terlalu lugu, kita takkan kebagian apa – apa. Makanya aku selalu berusaha untuk hidup sederhana.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6PNYeAdPrG
“Tapi… Non kan masih punya ibu?!”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPwC0NiICky
“Masih. Mamie tinggal di Jakarta dijagain oleh dua orang suster. Karena Mamie harus menjalani therapi dua kali seminggu.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXxughbvcOe
“Oh… ibunya sakit apa?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94gAqPnjMV
“Mamie lumpuh sejak Papie masih ada. Karena itu surat wasiat yang ditulis oleh Papie berbunyi begitu. Bahwa semua harta Papie diwariskan padaku. Tapi aku berkewajiban untuk mengurus Mamie seumur hidup. Tentu aja aku akan mengurus Mamie. Meski Papie tidak meninggalkan harta pun aku wajib mengurus ibuku sendiri.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSnFxdFihUE
“Non Anneke punya saudara?” tanyaku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWU85p5hbA9
“Nggak, “dia menggeleng, “aku ini anak tunggal Bang. Makanya Papie mewariskan seluruh hartanya padaku. Sedangkan aku masih anak ingusan dalam soal bisnis sih. “Ohya, Bang Wawan mau minum apa?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUmBdd6kv1W
“Gak usah ngerepotin Non. Tapi kalau ada sih minta kopi pahit aja.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGb9rv50OpD
“Gak pakai gula sama sekali?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmQtoG35ikG
“Iya Non.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ4m1VjMMc3
Lalu Non Anneke menoleh ke dalam sambil berseru, “Biii… bikinin kopi pahit… jangan pakai gula yaaa… !”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRu6ZBbKcIM
“Iya Non,” sahut pembokat dari dalam.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOHik1KgJF4
Kemudian Non Anneke menatapku lagi dengan senyum yang lain dari biasanya. “Bang… tau kenapa kuundang ke sini?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx5bdz5te4Y
“Maaf… belum tau Non.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7F0Sypmggd
“Aku ingin bicara masalah pribadi kita berdua. Antara Anneke dengan Wawan. Bukan antara komisaris utama dengan direktur utama.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbLGgDLo9Pf
“Siap Non,” sahutku dengan benak penuh tanda tanya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUGy0R21EED
“Aku ingin Abang bicara sejujur mungkin. Perasaan Abang padaku gimana?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡou0Ife2S8E
“Non Anneke seorang boss muda belia yang selalu bersikap apa adanya. Membuatku kerasan punya boss seperti Non ini.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡinIgslpjEL
“Maksudku, bagaimana perasaan Abang padaku secara pribadi. Tidak ada hubungannya dengan masalah bisnis kita.“
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvGiIedFE0T
Aku jadi linglung. Tak tahu apa yang harus kukatakan. Karena kalau salah ucap, bisa fatal akibatnya nanti.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkqS07IImvl
Pembokat pun datang menghidangkan secangkir kopi panas dan sepiring croissant besar.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmLoklVz1cO
Setelah pembokat itu masuk lagi ke dalam, Non Anneke pindah duduknya ke sofa yang sedang kududuki. Duduk merapat padaku di samping kiriku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUW90pTO7Id
“Harusnya cewek gak boleh nembak duluan. Tapi aku sudah tak kuat memendamnya terus di dalam hati. Mmmm… sejak pertama kali jumpa dengan Abang… aku… aku jatuh hati sama Abang,” ucapnya sambil memegang tangan kiriku dan meremasnya perlahan.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBw25pvSsht
Aku menoleh ke arah Non Anneke. Menatap matanya yang indah, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tipis merekah. Lalu kupegang tangan yang sedang meremas tangan kiriku ini, dengan kedua tanganku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ20i9SeH7B7
“Non… sebenarnya aku juga punya perasaan yang sama. Tapi aku tidak berani mengatakannya duluan. Karena biar bagaimana pun Non ini bossku.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgaW53goVtq
“Jadi Abang juga suka padaku?” tanyanya setengah berbisik.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBp3aDbZqQt
“Iya Non…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFBmys8JZt6
“Oooh Bang… aku bahagia sekali mendengarnya. Mulai saat ini jangan anggap aku boss Abang lagi. Aku ini… si Anneke ini… jatuh cinta kepada Abang… dan kalau Abang percaya, inilah cinta pertamaku Bang…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZc46NdMrYK
Aku menatapnya terus… menatap bibirnya juga yang bergerak perlahan… mendekat ke arah bibirku. Maka spontan kutanggapi tanpa berbasa – basi lagi. Memagut bibirnya sambil melingkarkan lenganku di lehernya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5sJBn2hTeY
Ketika aku melumat bibir sensualnya, ia menyambutku dengan lumatan juga.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLSQicTqwbS
Lalu… lama kami saling lumat di atas sofa ini.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVbmFuA3tCy
Sampai akhirnya terlepas. Disusul dengan ucapan Non Anneke perlahan.. “Terima kasih Bang. Aku bahagia sekali, karena ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi… Abang belum punya pacar?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ7UN5G2VQL
“Sudah,” sahutku, “Pacarku cantik sekali. Dan sekarang dia duduk di sebelah kiriku.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9rugnaBHcA
“Hihihihiii… ternyata Bang Wawan suka bercanda juga ya. ‘
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWkxksZ80YQ
“Terus… keinginan Non selanjutnya bagaimana?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv56sAMZZBO
“Kita jadian Bang. Aku tidak menuntut apa – apa dari Abang. Aku hanya ingin disayang dan dicintai oleh Abang.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ96NNvZCaBE
Aku cuma mengangguk perlahan.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBiEzCv6vZT
Aku punya banyak perempuan yang bisa kuperlakukan seperti kepada istriku sendiri. Tapi semuanya lebih tua dariku. Sedangkan Anneke ini lebih muda 3 tahun dariku. Mungkin dialah yang paling tepat untuk kujadikan calon istriku. Sementara yang lain – lain tetap akan kujadikan kekasih gelapku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzbtIaAfjK0
“Bang… aku sudah berjanji bahwa aku akan menyerahkan semuanya kepada lelaki yang kucintai. Karena itu aku mohon, malam ini nginap di sini aja ya Bang. Si Bibi sebentar lagi juga pulang. Jadi hanya akan ada kita berdua di rumah ini.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKrcDuubUMn
“Jadi kalau malam Non sendirian aja di rumah ini?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeqVyOzjiDz
“Iya Bang.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvSzftvmIRv
“Waaah… Non ini bukan golongan menengah ke bawah. Apa gak takut tidur sendirian terus? Bagaimana kalau ketahuan sama orang jahat?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhjlMB36TjR
“Perumahan ini sangat aman Bang. Tiap malam para petugas keamanan selalu patroli ke setiap pelosok perumahan ini. Lagian aku punya pistol legal dan ada izinnya kok Bang. Tapi mudah – mudahan pistol itu takkan pernah kugunakan. Asalkan aman terus seperti sekarang ini.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ejot88F49
“Nanti sebaiknya dipikirkan juga untuk menggaji security yang bisa menjaga rumah ini siang malam.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0cf6yf07xs
“Kan sudah kubilang Bang. Aku tak mau kelihatan sebagai orang kaya di sini. Kalau menggaji security atau bodyguard segala, bisa jadi sorotan orang – orang nanti.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1mT8UkgtLO
“Nanti aku akan carikan rumah di kompleks yang ngepas dengan level Non ya.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFWGMIleyls
“Silakan aja. Tapi jangan yang terlalu megah. Yang seperti air tenang tapi menghanyutkan. Ohya… tadi Abang belum jawab… malam ini nginep di sini aja ya.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0MzGv5Louu
“Tidur seranjang sama Non?” tanyaku yang niatnya cuma bercanda saja.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIINIkwGYgT
Tapi Anneke memegang tanganku sambil berbisik, “Iya. Aku ingin tau semuanya. Sudah waktunya juga kan? Usiaku sudah duapuluh tahun sekarang.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcXfUeTXMv3
“Maksudnya sampai hubungan sex segala?” tanyaku ingin kepastian darinya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7fVEbGTWsK
“Iya Abang Sayang. Aku sudah berjanji di dalam hati, bahwa keperawananku akan kuberikan kepada orang yang benar – benar kucintai.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX99gO1DnNK
“Wah… ini benar – benar surprise buatku Non.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEjTtcd8WTr
“Tapi ingat ya Bang… aku ingin Abang jadi suamiku kelak.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy4VyIIVF93
“Bisa. Tapi jangan buru – buru ya Non.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI1ajaPEsEp
“Iyalah. Aku juga gak ingin buru – buru. Nikah sih setahun dua tahun lagi juga gak apa – apa. Tapi aku sudah gak sabar… ingin merasakan hubungan seperti suami istri malam ini juga.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtyQtxYEt0U
“Non benar – benar masih perawan?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYi8WvGgWtk
“Cailaaaa… masa Abang gak percaya padaku? Nanti kan ABang bisa buktikan sendiri. Kalau aku tidak perawan lagi, ludahi deh mukaku nanti.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuP4EVwSfgL
Tak lama kemudian si bibi pembokat itu muncul sambil membawa rantang entah berisi apa. “Bibi mau pulang ya Non.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHbg8MbtpKe
“Iya Bi. Udah bawa nasi dan lauk pauknya?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo9eMkmEIX9
“Sudah Non… ini…” sahut si Bibi sambil membuka tutup rantangnya dan memperlihatkan isinya kepada Anneke.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDh7rr6RuM3
“Iya, iya. Besok datengnya agak pagian ya Bi. Mau nyuruh ke pasar dulu.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW9A8RzAaX1
“Baik Non.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfaDeC37EFk
Kemudian pembokat itu berlalu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwTpiMinY3o
Anneke pun bangkit dari sofa. Melangkah ke pintu depan untuk menguncinya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7FEmbATcbP
“Nah sekarang aman sudah. Kita mau melakukan apa pun bisa,” ucap Anneke sambil menghampiriku. Dan memegang pergelangan tanganku, “Di kamarku aja yok. Biar lebih nyaman.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO80nMQHCJe
Aku mengikutinya saja. Sambil ingin tahu apa yang akan dilakukannya nanti.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxZuNjbIV7D
Ternyata… setibanya di dalam kamar, Anneke melepaskan kancing – kancing gaun rumahnya yang berwarna biru muda itu. Ternyata di balik gaun yang kancingnya berderet di depan itu, ia tidak mengenakan beha mau pun celana dalam. Sehingga aku langsung bisa menyaksikan keindahan sepasang toketnya yang lumayan gede dan keindahan memeknya yang bersih dari jembut…
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQSuSInVPjS
Tentu saja nafsu birahiku langsung bangkit dan bergejolak.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLD6ZNhMHc0
Terus terang saja, aku merasa seolah sedang bermimpi menghadapi kenyataan ini. Memang Anneke cantik, mulus dan sangat membangkitkan nafsu birahiku. Tapi tadinya aku tak pernah membayangkan hubunganku dengannya harus berubah. Bukan sekadar seorang dirut dengan bossnya. Karena biar bagaimana pun juga seorang direktur utama itu masih tergolong pegawai juga.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh17UmMRuk4
Dan kini Sang Boss yang cantik rupawan itu berkata dengan suaranya yang semakin membuatku serasa bermimpi :
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjIBsmcfQ5y
“Sejak berjumpa dengan Bang Wawan, aku mengkhayalkannya. Lalu memikirkannya selama beberapa bulan. Akhirnya aku memutuskan, bahwa Bang Wawan harus jadi milikku. Dan aku harus menjadi milik Bang Wawan.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡotgzsFCaMh
Lalu tubuh putih mulus dan sesegar kuncup bunga yang baru mau mekar itu pun berada dalam pelukanku. Harum parfum mahal pun semakin tersiar ke penciumanku. Lalu… dalam keadaan yang sudah sama – sama telanjang, kubopong tubuh mulus dan hangat itu ke atas bed mahalnya. Di situlah aku mulai beraksi sebagai seorang lelaki sejati.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf8CfI6cPLU
Tampaknya Non Anneke memang belum pernah disentuh oleh cowok. Itu bisa kubuktikan dengan senantiasa agak tersentak ketika aku menyentuh titik – titik pekanya. Dan ketika aku menghimpitnya sambil melumat bibir sensualnya, tubuhnya langsung menghangat. Terlebih ketika aku mencium bibir sensual itu sambil memainkan pentil toketnya, ia bereaksi dengan mendekap pinggangku erat – erat.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEYQp3xHNTe
Pada saat berikutnya aku berbisik ke dekat telinganya, “Aku harus menjilati memek Non dulu, supaya pada waktunya penetrasi nanti seperti ada pelumasnya.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSOZzUWU8p8
Anneke menatapku dengan sorot pasrah. Lalu berkata perlahan, “Lakukanlah apa yang harus Abang lakukan…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpjAZB9LT0p
Setelah mendengar ucapannya itu aku langsung melorot turun. Sehingga wajahku berhadapan dengan kemaluan Anneke yang begini bersih dan rapatnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwcSijITHiX
Sebagai langkah pertama, kudorong paha putih mulusnya agar merenggang selebar mungkin. Kemudian kuciumi memek yang masih rapat itu. Lalu kungangakan selebar mungkin, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu kelihatan jelas. Kelentitnya pun tampak imut – imut di bagian atasnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxvQGMbKn1y
Ujung lidahku pun mulai beraksi. Menyapu – nyapu bagian yang agak basah dan berwarna pink itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVxE9iKbrnY
Anneke mulai menggeliat – geliat dengan nafas yang tertahan – tahan. Bahkan lalu terdengar desahan dan rengekan manjanya, “Aaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaaaang… ini geli – geli enak Baaang… rasanya sampai menggetarkan sekujur tubuhku… seperti mengalir dari ujung kaki sampai kepalaku… ooooohhhh…
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNWdL7aXAfx
Ternyata begini ya rasanya… ooooohhhh… Baaaang… aku makin cinta sama Abaaaaang… aku cinta Bang Wawaaaan… cintaaaa… ooooooohhhhh… baru sekali ini aku merasakan semuanya ini Baaaang… dudududuuuuhhh… makin lama makin enak Baaaang… iyaa Baaang… jilatin terus Baaang… enak sekali…
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnLk7uVkAua
Aku tidak menanggapinya. Karena mulutku sedang “sibuk” menjilati bagian yang berwarna pink itu. Lalu lidahku menjilati kelentitnya dengan lahap sekali.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtINSJvUJMt
Kali ini Anneke buka cuma menggeliat tapi juga terkejang – kejang, dengan jari kakinya yang menukik – nukik. Seperti menahan sesuatu yang luar biasa. Tentu saja luar biasa nikmatnya. Karena clitoris alias kelentit ini bagian paling peka pada kemaluan wanita.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHLvrQqg4pR
Sementara itu aku terus – terusan mengalirkan air liurku ke arah bagian yang berwarna pink itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMDxytWO9s6
Cukup lama aku melakukan semua ini.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9fBRbyygOc
Sampai terasa bagian dalam memek Anneke ini sudah cukup basah dan siap untuk diterobos kontolku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcc4IZT6T2r
Lalu kujauhkan mulutku dari memek Anneke. Dan kucolek – colekkan moncong kontolku di mulut vagina Anneka yang sudah basah kuyup oleh air liurku. Setelah terasa ngepas, aku pun mendorong kontolku sekuat tenaga. Tapi… stttt… malah meleset ke bawah. Kuletakkan lagi moncong senjata kejantananku pada titik yang masih rapat itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBQTV9g7FS7
Pada titik itulah moncong kontolku diletakkan. Kemudian aku mengumpulkan tenagaku untuk mendorong kontolku lebih kuat dari tadi.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbGIxWWxj7J
Iyaaaa… sedikit demi sedikit kontolku mulai melesak masuk.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsLayl4HASd
“Kalau sakit tahan dikit Non,” ucapku sambil mengumpulkan tenaga lagi untuk mendorong batang kemaluanku agar masuk lebih dalam lagi.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ6BvyrnlcQ
Hebatnya Anneke itu, masih bisa tersenyum manis. Tidak kelihatan sedikit pun kalau dia merasa sakit. Padahal kontolku sudah hampir separohnya masuk ke dalam liang memeknya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzg0TcIPy07
Tapi aku tetap ingin membuat Anneke senyaman mungkin. Maka kutarik kontolku perlahan dan kudorong lagi agak kuat. Tarik lagi perlahan, dorong lagi lebih kuat. Memang sempit sekali liang memek bossku ini. Sehingga aku belum leluasa untuk benar – benar mengentotnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOueGjnMzLe
Sementara itu Anneke cuma terdiam pasrah. Terkadang mata beningnya terpejam, terkadang menatapku dengan sorot pasrah. Sesekali ia menggeliat dan memeluk leherku. Terkadang juga ia mengejang dengan mata terpejam.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9cThovpIQ1
Namun lama kelamaan liang vagina Anneke beradaptasi dengan ukuran batang kemaluanku. Sehingga aku mulai lancar mengentotnya dalam kecepatan normal.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN9aAf4toOK
Saat itulah Anneke mulai mendesah dan merengek manja dan terdengar erotis di telingaku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡthqLu9hN7n
“Aaaaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaang… ini… enak sekali Baaang… oooooh… ini Abang sudah menyetubuhiku kan?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCjwnWPtcO9
“Iya Non… hhh… tubuh kita sedang bersatu… hhh… makanya disebut bersetubuh,” sahutku terengah.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡymZmeTfaoS
Dalam keadaan seperti ini, aku masih menyempatkan diri mengangkat badanku, lalu memperhatikan kontolku yang sedang maju mundur di dalam memek Anneke. Ternyata memang ada garis – garis darah di badan kontolku. Darah perawan Anneke.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxZ7i3uRPDH
Memang sejak melihat bentuknya dari dekat sebelum menjilati memeknya tadi, aku sudah yakin bahwa Anneke masih perawan. Namun saksi konvensional adalah darah perawan itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBmVKGx4K3Q
Maka sambil mengentotnya, aku masih sempat membisiki telinga Anneke, “Non memang masih perawan… aku sangat menghormati hal itu.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBq5ekWUXEX
Anneke pun menyahut lirih, “Ya iyalah… tapi sekarang aku gak perawan lagi Bang.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkCmpLS5L0q
“Menyesal karena keperawanan Non sudah kuambil?” tanyaku sambil menghentikan entotanku sejenak.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqg2ExM6lAf
“Nggak. Aku ikhlas. Kan aku sendiri yang menginginkannya. Yang penting Abang tetap sayang padaku di kemudian hari ya…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeq4XMCgCW6
“Sampai kapan pun aku akan tetap menyayangimu Non,” ucapku sambil melanjutkan lagi ayunan kontolku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaBrfEzDt5J
Anneke pun menciumi bibirku dengan lahapnya. Setelah ciumannya terhenti, giliran aku yang menjilati lehernya disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Sementara tangan kiriku beraksi juga, untuk meremas – remas toket kanannya dengan lembut.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrJe3PD3uYr
Ya segalanya kulakukan dengan lembut, karena Anneke ini bukan sekadar sudah jadian denganku, tapi juga bossku. Boss yang punya kapital jauh lebih gede daripada Tante Laila.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzPNrghynIy
Desahan dan rintihan histeris Anneke pun mberlontaran lagi dari mulutnya, “Aaaaah… aaaaaaaah… Bang… aku cinta kamu Baaaang… aaaaaah… ini… luar biasa enaknyaaa… sampai kayak melayang – layang gini… aaaaaaah… aaaaaaa… aaaaaahhhh… aaaaaaah…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb9G3Z8EHai
Tidak seperti biasanya, kali ini aku punya niat yang berbeda. Niat untuk menghamili Anneke. Karena itu aku tak usah terlalu berlama – lama menyetubuhinya. Bahkan aku ingin ejakulasiku berbarengan dengan orgasmenya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcFU8O1VkJF
Kenapa aku ingin menghamilinya?
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvonEh9Fh7O
Supaya dia minta secepatnya kunikahi. Lalu aku bakal hidup sejahtera kelak… setelah menjadi suaminya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvt0bmS8r7p
Karena itu diam – diam aku “mengintai” gejalanya. Gejala perempuan yang sudah mendekati orgasme.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2AeuAWu5bP
Keringatku pun sudah bercucuran. Berbaur dengan keringat Anneke.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRGokRUOuxV
Beberapa saat kemudian, dia mulai berkelojotan. “Baaaaang… ooooohhh Baaaang… ini… ini… memekku seperti mau pipis… susah nahannya… aaaaah… “rintihnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVlyEw8dDJI
“Bukan mau pipis… itu pertanda mau orgasme. Lepasin aja, gak usah ditahan – tahan Non…” sahutku sambil mempercepat entotanku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDy6ZCJNY5s
Kontolku maju mundur dengan cepatnya di dalam liang memek yang sudah licin tapi tetap terasa sangat sempit ini… sampai pada suatu saat, ketika Anneke mengejang tegang, kutancapkan kontol ngacengku sedalam mungkin.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNOFqghk2gx
Sedetik kemudian aku merasakan sesuatu yang sangat nikmat ini. Bahwa liang memek Anneke berkedut – kedut kencang… disusul oleh kejutan – kejutan kontolku sendiri… kontol yang sedang memuntahkan lendir kenikmatanku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV8fdD7LoME
Crottttt… crooooooootttttt… crooottttt… croooottttt… crotttt… crooootttttttt…!
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs4pz3S5rS3
Aku terkapar di atas perut Anneke. Dengan keringat yang semakin membanjir.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡskUS78UsY0
“Abang Sayang… terima kasih ya. Luar biasa nikmatnya,” bisiknya. Disusul dengan pagutannya di bibirku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡud9YKMuRA9
“Terima kasih juga karena Non sudah mempercayakan semua ini padaku,” sahutku yang diikuti dengan tarikan kontolku sampai terlepas dari liang memek sempitnya. Spontan aku memandang ke bawah bokong Anneke. Memandang saksi keperawanan bossku yang masih sangat muda itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ565EQhRz7R
Darah perawan itu…!
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Shj5EaLQu
Anneke turun dari bed dan bergegas membuka salah satu lemarinya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1QLaYKaMbK
Tadinya kupikir ia akan mengeluarkan kain seprai baru, untuk mengganti kain seprai yang sudah terciprati darah perawannya. Tapi ternyata bukan. Ia mengeluakan kotak obat – obatan. Lalu dikeluarkannya se-strip pil kontrasepsi…!
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7qnCgoJPJK
Diperlihatkannya pil – pil itu pdaku sambil berkata, “Aku harus menelan pil anti hamil ini biar jangan hamil dulu, ya Bang.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBKr7pRr65Y
“Iya. Itu lebih baik,” sahutku sambil tersenyum. Padahal aku merasa kecewa atas kesiagaannya itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2bBNVS6zfu
“Jadi kita bebas bersetubuh sesering apa pun, tanpa takut hamil,” ucapnya sambil mengajakku mandi sore.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAj7YtJv8Ms
Di dalam kamar mandi yang peralatannya serba mutakhir itu, Anneke berkata, “Kalau Abang merasa di rumah ini kurang nyaman, silakan aja cari rumah yang dianggap aman dan nyaman. Nanti kalau sudah ada yang cocok, tinggal call aku aja sekalian kirim nomor rekening penjual rumah itu. Aku akan transfer dananya saat itu juga.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI5tA2ZPVve
Tapi Non kan harus hadir pada saat transaksi, untuk menandatangani akte jual beli …”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMldMlFXjX3
“AJBnya atas nama Abang aja.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5d15IJUgfP
“Iya Beib…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5MyweAHWWD
“Abang… aku suka dipanggil beib… sekarang jangan formal – formalan lagi. Kita kan sudah jadian.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5JrYpaVSxO
Alamku jadi indah. Segalanya terasa indah. Membuatku semakin bersemangat untuk menjalani kehidupan ini. Bersemangat untuk melaksanakan tugas – tugasku, bersemangat pula untuk memainkan peranku sebagai seorang lelaki jantan. Baik untuk Ibu, untuk Wati, untuk Tante Laila, untuk Ema Mimin, untuk Euis dan terutama untuk Anneke Tercinta.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn030ID7Pj3
Hampir tiap hari aku “berjuang” untuk memuasi hasrat birahi Anneke. Karena dia sudah ketagihan untuk merasakan nikmatnya hubungan sex denganku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgyJqaGZVhQ
Rumah pilihanku pun sudah dibayar lunas atas namaku sendiri, meski dananya ditransfer oleh Anneke langsung ke pihak developer. Karena rumah itu terletak di kompleks perumahan paling elit di kotaku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvn5ghEbh7O
Rumah itu pun sering dijadikan ajang pergumulan birahiku dengan Anneke.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5VsfvD5URu
Demikian seringnya aku menggauli Anneke, seolah seorang suami menunaikan kewajibannya untuk memberi nafkah batin kepada istrinya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ38tHpfIEvB
Anneke memang semakin mesra sikapnya. Bahkan terkadang seperti tidak rela berjauhan denganku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpr8IBC4NWk
Bahkan pada suatu hari Anneke mengajakku untuk menemui ibunya di Jakarta.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqBhT0iFccC
“Mau ngapain Beib? Mau pinton aku sebagai calon suami?” tanyaku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMGnmbUcFYE
“Jangan dulu. Untuk sementara aku hanya akan memperkenalkan Abang sebagai direktur utama perusahaanku. Lantas kalau aku pulang sendirian ke Jakarta lagi, aku akan nanya sama Mamie. Apakah Mamie setuju kalau Abang dijadikan calon suamiku? Kalau Mamie setuju kan aku tinggal mendengarkan petunjuknya saja.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG8PBxIcBwl
“Kalau mamienya gak setuju gimana?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpGs60u93fE
“Aku akan berusaha merayunya tiap hari lewat telepon.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOT7LVhFUSS
“Lalu kalau maminya tetap gak setuju?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv5yYkr51F7
Anneke memegang sepasang bahuku. Menatapku dengan senyum di bibir sensualnya. Lalu berkata, “Biar bumi terbelah dua, cintaku padamu takkan bisa padam Bang. Kalau Mamie tetap tidak setuju, kita kawin aja diam – diam. Oke? Jadi jangan gentar Bang. Lagian Mamie sangat sayang padaku. Aku yakin Mamie bakal setuju juga nanti.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNt2K1rNSO4
“Oke. Terus mau berangkat sekarang juga?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLgQiFiZp9q
“Iya Abang Sayang. Sekarang kan malam Sabtu. Kita weekend di rumah Mamie aja yaaa…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc1lkKYg92n
“Mau pakai mobil mana? Mobil Non apa mobilku?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2BOBP7BJh4
“Mobil Abang aja. Mobilku kan cuma mobil Jepang Bang. Harganya juga kurang dari separoh mobil Abang. Pasti mobil Abang lebih nyaman didudukinnya.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeDb0tf5wSZ
“Kalau Non mau, beli pesawat jet pribadi juga bisa. Tapi Non kan gak mau pamer harta. Aku juga punya mobil itu bukan dapet beli. Ada yang ngasih Non.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzatzCjaYcQ
“Siapa yang ngasih?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhfplcOwfM2
“Owner perusahaan lama Non.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlbyqDNbnav
“Kok bisa ngasih hadiah semahal itu?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡktVa1ufwFK
“Kebetulan waktu itu perusahaan mendapatkan profit yang cukup besar. Dan itu hasil kerjaku. Makanya aku dikasih reward mobil itu.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡePaFHrv6Xd
“Aku malah belum ngasih hadiah apa – apa sama Abang.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIgJGsydeZO
“Sudah. Masa lupa Beib?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr8SleUw2RM
“Apa?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUw8Ow0j9EL
“Sesuatu yang jauh lebih mahal daripada mobilku itu.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVHg3yP0I51
“Hihihiii… memekku maksud Abang?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK8ls7NMhke
“Iya. Itu tak ternilai harganya Non. Dan aku bangga bisa memiliki dirimu Beib.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡusNZ9ZvdG2
“Aku juga bangga punya Abang, emwuaaaaah…” ucapnya diakhiri dengan kecupan mesra di pipiku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDcR2Ox3IyG
“Ohya… rumah mau dikunci aja?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq3BNGtLY9V
“Nggak. Si Bibi sudah disuruh tidur di sini sampai kita pulang dari Jakarta nanti.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTzRf4FCV9g
“Owh… ya udah.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpJBHMCTjtn
“Udah titip juga sama security perumahan.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJRXIbcZp0Q
Beberapa saat kemudian Anneke sudah duduk di dalam mobilku yang kukemudikan sendiri.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTuNEIdFqei
“Di rumah Mamie sih gak bisa ML Bang. Soalnya aku pasti bobo sama Mamie.”
“Nggak apa. Puasa dua tiga hari aja sih gakpapa.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf9QskfD5yb
Lalu sedan hitamku meluncur terus di jalan aspal.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNEHtDEgeTl
Kebetulan jalan sedang sepi, karena aku sengaja memilih jalan tikus untuk mencapai pintu tol.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡME7TkpoI75
“Kuperkirakan kita tiba di Jakarta tengah malam. Gak apa – apa?”
“Gak apa – apa. Mamie sih suka tidur setelah lewat jam duabelas malam. Sebelum ngantuk benar sih nancep aja di depan tivi.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQC0P8flmKP
“Beliau pakai kursi roda?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOItoKsOyNX
“Iya. Tapi kursi rodanya sudah pakai remote control. Jadi gak terlalu merepotkan kedua suster yang merawatnya. Cuma waktu mau naik atau turun dari kursi roda, harus dibantu oleh suster.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMlQVjU1DL5
“Usianya sudah tua?”
“Belum tua – tua banget Bang. Mamie melahirkan aku waktu usianya baru delapanbelas.”
“Jadi sekarang baru tigapuluhdelapan tahun usianya?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡunMzi07OHg
“Ya, kira – kira segitulah. Abang kan sudah tau umurku. Jadi umur Mamie tinggal nambahin delapanbelas aja kan?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnbbE65DfnE
“Ayahmu meninggal karena apa Beib?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEe1VMhhfFe
“Serangan jantung Bang. Papie meninggal ketika usianya sudah limapuluh lebih Bang. Perbedaan usia Papie dengan Mamie jauh sih. Maklum Papie sudah kaya raya sejak masih bujangan. Maka dengan mudah aja almarhum bisa mendapatkan Mamie yang saat itu baru berumur tujuhbelas.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRFu3gEFxRi
Aku cuma tersenyum.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWEYSd2DQYD
Sedan hitamku meluncur terus di jalan tol yang kebetulan tidak padat menuju Jakarta sih. Tapi yang dari Jakarta menuju Padaleunyi kelihatan padat sekali. Maklum malam weekend.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAbKcGRt4hI
Dua jam kemudian mobilku sudah memasuki pekarangan rumah besar dan antik, tapi tetap tidak menunjukkan rumah orang kaya raya. Mungkin karena almarhum ayah Anneke telah melaksanakan pola hidup sederhana. Padahal menurut penuturan Anneke sendiri, sewaktu ayahnya masih hidup, perusahaannya bukan hanya ada di Indonesia.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfS2gGRHm5E
Seorang petugas security menghampiri mobilku. Pada saat yang sama Anneke turun dari depan kiri mobilku. Orang security itu kaget, “Ooooh… Selamat malam Non Boss. Kirain siapa.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPloWGJUrsg
Anneke hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu mengajakku masuk ke dalam rumah bergaya Italia tempo doeloe itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVF3IhKDU1y
Seorang wanita setengah baya tampak duduk di kursi roda yang menghadap ke arah pesawat televisi. Dua orang suster duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡytFdkZRVmg
“Mamie… !” seru Anneke dengan gaya manja menghampiri wanita yang mamienya itu. Lalu ia memnbungkuk dan cipika – cipiki dengan mamienya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLOsUz88mdf
“Kok tengah malam gini datangnya?” tanya wanita itu.
“Kan sekalian mau weekend di sini, “Anneke berdiri di belakang kursi roda itu sambil memegang sepasang bahu mamienya.
“Sama siapa itu?” tanya sang Mamie.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIHdRRzi4o0
“Bang Darmawan. Direktur utama di perusahaan kita Mam,” sahut Anneke, “Kenalin dulu mamieku Bang.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFF6YKYtQ1d
Aku mengangguk dan berlutut di depan kursi roda itu, untuk mencium tangan wanita setengah baya itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvOUr7iInGS
“Waduuuh… dirutnya kok masih sangat muda dan ganteng gini Anne. Apa dia bukannya pacar kamu?” tanya wanita itu sambil tengadah, menatap putrinya yang sedang berdiri di belakang kursi rodanya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIeWVb8Y1hI
“Hush sembarangan Mamie ni,” sahut Anneke, “Bang Darmawan ini sebelum direkrut ke perusahaan kita pun sudah jadi dirut di perusahaan lain. Perusahaan punya tantenya. Jadi sekarang jabatannya rangkap dua. Jadi dirut di perusahaan tantenya sekaligus jadi dirut di perusahaan kita.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSSLqRZ9eDb
Aku pun berdiri dan duduk di sofa yang berhadapan dengan kursi roda mamienya Anneke itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6h1LG2FgHc
“Mam… aku mau ke toilet dulu ya…” ucap Anneke sambil menoleh padaku, “Mau ke toilet dulu ya Bang.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGuSsxVbhAN
Aku dan mamienya Anneke mengangguk. Lalu wanita setengah baya itu menoleh ke arah dua suster yang duduk di sofa samping kursi roda itu. “Kalian kalau udah ngantuk pada tidur aja gih. Biar aku diurus sama anakku aja.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq5mcFy2cNX
Kedua suster itu langsung berdiri, kemudian mengangguk sopan padaku dan melangkah ke belakang.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Z7J8bd7vq
“Eh, siapa namanya tadi? Darmawan ya?” tanya wanita setengah baya itu sambil memandangku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN9Jhkva7yC
“Mmm… panggil Wawan aja Tante.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdbIce9PdTk
“Sini sebentar,” ucapnya sambil menggapai – gapaikan tangannya, “Ada yang mau tante omongin.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJORpPlpgjV
Aku pun segera mendekati mamienya Anneke itu. Dia pun berkata setengah berbisik, “Lima harian lagi ke sini ya. Jangan sama Anneke. Ada yang mau tante sampaikan.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvRSONucyij
“Siap Tante.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKeZoGJGYkL
Lalu ia mengeluarkan handphone dari saku baju piyama putihnya, “Masukkin nomor handphone Wawan ke hape tante. Biar nanti bisa ngomong leluasa lewat hape.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpo8awUJkaE
Aku menurut saja. Kupijat nomorku dari handphone punya mamienya Anneke. Hapeku yang disilent pun bergetar. Jadi aku bisa memasukkan nomor mamienya Anneke juga. Kemudian kusaving nama dan nomor hapeku di handphone mamienya Anneke.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡielPg9hxo1
Setelah memasukkan kembali hape ke dalam saku baju piyamanya, wanita itu menyimpan telunjuk di bibirnya sambil berkata setengah berbisik, “Jangan bilang apa – apa sama Anneke ya.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX5jfycGOrs
“Siap Tante.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQUHlPeNsz6
Tak lama kemudian Anneke muncul lagi di ruang keluarga itu. Dan langsung menghampiriku, “Tasnya bawa ke sini Bang. Aku mau nunjukin kamar Abang nanti di mana.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO5Wzl0vBGj
“Iya,” sahutku, “sebentar mau diambil dari mobil dulu. Sekalian sama tas Non juga ambil?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpnQwDQEEFs
“Oh iya Bang. Maaf ya…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAZqF28auOq
Setelah mengambil tas pakaianku dan tas pakaian Anneke, aku tidak langsung tidur. Aku ikut mendengarkan obrolan Anneke dan ibunya. Belakangan aku mendengar nama mamienya Anneke itu Martini (seperti merk minuman beralkohol ya?).
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFXCswxzvxA
“Bagaimana hasil therapi yang Mamie ikuti selama ini? Ada perkembangannya?” tanya Anneke pada suatu saat.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSXCbctIL9b
“Ada Sayang,” sahut Tante Martini, “Kaki mamie jadi bisa digerakkan. Lutut pun kalau dipegang jadi ada rasanya. Tidak mati rasa seperti dahulu lagi. Bahkan berdiri pun mamie sudah bisa. Tapi masih lemes lututnya. Mamie tak mau memaksakannya. Kata therapis dari Amerika itu, mamie harus sabar. Katanya sih lama – kelamaan juga mamie bakal bisa jalan lagi.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbgkaW7fabE
”Iya, Mamie harus sabar. Penyembuhannya harus step by step,” ucap Anneke. Kemudian ia menoleh padaku, “Eh Bang… kalau mau istirahat, silakan aja istirahat duluan.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHFF63MHvLF
Aku mengangguk lalu bangkit dan agak membungkuk ke arah Tante Martini, “Mohon izin mau istirahat dulu Tante.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH74GK8LCE2
Lalu aku masuk ke dalam kamar yang sudah diberikan oleh Anneke. Dan tidur nyanyak tanpa mimpi.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyXhWOcQH9o
Tiada hal penting selama dua malam menginap di rumah mamienya Anneke itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUCCGEHbKtA
Minggu sore pun kami pulang ke kota kami.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDlIMRTD10H
Dalam perjalanan pulang dari Jakarta itu Anneke berkata, “Kayaknya Mamie bakal setuju kalau kita jadi pasangan suami – istri kelak.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxzQnehJEs7
”Emangnya udah terus terang sama beliau bahwa kita sudah saling jatuh cinta?” tanyaku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvUbjeVlaB8
“Belum. Mamie sih jangan dibawa buru – buru Honey. Segalanya harus santai dan matang. Nanti aja kalau kita udah matang dan siap untuk menikah, barulah aku akan mengatakannya.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkWzZtb4nKT
“Iya terserah bidadariku aja. Aku pun tidak ingin terburu – buru.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8mFMX3V49J
“Nah cowok seperti Abang ini yang kucita – citakan sejak dahulu. Cowok yang tak pernah memaksakan kehendak… emwuaaaaahhh… !” ucap Anneke yang diakhiri dengan kecupan mesranya di pipi kiriku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjAPE1lEaTK
Anneke tidak tahu bahwa handphoneku yang sedang disilent ini bergetar vibratornya. Cuma satu kali bergetar. Dan ketika kami membelok ke rest area, untuk istirahat dan mengisi perut, aku langsung ke toilet dulu untuk membuka isi WA yang ditandai dengan satu kali getaran itu tadi.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAOjO0Ye7Yq
Di toilet kubuka WA itu yang ternyata dari Tante Laila. Isinya :-Sayangku… anak kita sudah lahir. Cantik sekali. Suamiku juga tampak senang, meski dia tau bahwa anak itu bukan anaknya. Untuk menyenangkan hatinya kuminta agar dia memberi nama. Maka anak itu pun diberinya nama Winiarti. Gak apa – apa kan?-
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡttROUIKE0z
Aku merasa senang campur haru. Lalu membalasnya :-Aku bahagia sekali Sayang. Soal nama, itu sudah cukup bagus. Lalu kapan aku harus menengok anak kita itu?-
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMcd9Tesns2
Tante Laila :-Santai dulu ya Sayang. Jangan terburu – buru. Percayakanlah aku akan merawat anakmu dengan penuh kasih sayang. Aku juga sangat bahagia dan merasa sudah menjadi wanita yang lengkap. Nanti kalau anak kita sudah bisa dibawa ke luar, aku akan ngajak ketemuan lagi di hotel yang sering kita pakai itu. –
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbtrKF8p5Iw
Setelah memasukkan kembali hape ke saku celana jeansku, aku pun keluar dari toilet. menghampiri Anneke yang sudah duduk di resto dalam kompleks rest area jalan tol itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMN2upSnnmD
Seusai mengisi perut, kami lanjutkan lagi perjalanan pulang itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBmfpb4ESvw
Setelah tiba di kota kami, kuantarkan dulu Anneke ke rumahnya, kemudian aku pun pulang.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnpm4riAiFm
Di rumah, di dalam kamarku, terawanganku melayang – layang tak menentu. Teringat pada Tante Laila yang sudah melahirkan anakku, teringat pula permintaan Tante Martini yang memintaku untuk datang lagi ke rumahnya. Waktu itu hari Jumat malam, Tante Martini meminta agar empat hari lagi aku datang ke rumahnya tanpa Anneke.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUWUry0CAol
Masalahnya, apa tujuan Tante Martini yang memintaku datang lagi ke rumahnya tanta anaknya? Apakah ada rahasia tentang Anneke yang akan disampaikannya padaku, sehingga Anneke sendiri tidak boleh tahu?
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbM66dSnyhB
Entahlah.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡceQFJX6GEq
Yang jelas, di hari Selasa sore, sepulangnya dari kantor aku langsung berangkat ke Jakarta. Tanpa ngomong apa pun kepada Anneke.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIuIwMgUNG7
Aku tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh mamienya Anneke itu nanti. Tapi kelihatannya penting sekali, sehingga aku harus mengabulkan permintaannya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSKozCwZz4K
Ketika sedan hitamku sudah memasuki Jakarta, handphoneku berdering. Ternyata dari Tante Martini…!
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ98hvuTpbE1
Lalu :
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Z7ciWUk9z
Aku: “Hallo Tante…”
Tante Martini: “Kapan mau ke rumah tante? Besok?”
Aku: “Sekarang Tante. Ini sudah masuk Jakarta. Mungkin setengah jam lagi juga tiba di rumah Tante.”
Tante Martini: “Owh… syukurlah. Tante tunggu ya.”
Aku: “Siap Tante.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyRzI9yRNXC
Dan memang setengah jam kemucian aku sudah tiba di pekarangan rumah Tante Martini. Seorang petugas security bergegas membuka pintu garasi, lalu menghampiriku, “Selamat malam Boss. Tadi Bu Martini minta agar mobil Boss langsung dimasukkan ke garasi,” ucapnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtn1lpNWEtj
“Owh… iya iyaaa…” sahutku sambil memasukkan mobilku ke dalam garasi.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6h3sAQ4Xtk
Ketika aku masuk ke dalam rumah, salah seorang suster yang tempo hari sudah kukenal, menyambutku, “Silakan masuk aja ke kamar Ibu. Beliau sudah menunggu Boss.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqUwYojAZB2
Ini pertama kalinya aku masuk ke dalam kamar mamienya Anneke. Begitu masuk ke dalamnya, aku mengagumi kamar ini. Selain luas dan ada taman mininya segala, segala peralatan di dalam kamar ini serba mahal sekali. Mungkin harga perabotannya bisa lebih mahal daripada harga rumahnya…!
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoU3b7AoTvV
Tante Martini tampak sedang berada di pinggir kolam ikan koi. Dan tersenyum ceria setelah melihat kedatanganku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5dNAKt18j8
“Wawan orang yang tepat janji ya. Tante suka itu,” ucapnya setelah aku berjongkok di depan kursi rodanya dan mencium tangannya yang terasa halus serta hangat.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpyhpUujKoI
“Tante kelihatan seger sekali sekarang,” ucapku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgveSbEBMFI
“Kan baru selesai mandi sore Wan,” sahut Tante Martini sambil menggerakkan kursi rodanya menuju sofa – sofa putih yang berderet di sepanjang dinding dari taman menuju ruang peraduannya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSGpWAgiOHZ
“Wan bisa minta tolong… kuncikan dulu pintunya. Soalnya tante mau membahas sesuatu yang sangat rahasia. Jangan sampai suster – suster itu ikut nguping,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke arah pintu keluar yang sudah tertutup tapi belum dikunci.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM0ToLUqezX
Kuikuti permintaan Tante Martini itu, mengunci pintu yang ditunjuk itu, kemudian duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda mamienya Anneke.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbgxeLcR3Vd
Lalu Tante Martini berkata perlahan, “Sebenarnya kedua kakiku ini sudah hampor normal. Mungkin tiga bulan lagi juga tente bisa berjalan lagi.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKohFg6bMMY
“Tapi berdiri sudah bisa Tante?”
“Sudah. Tapi belum bisa lama – lama. Karena lutut tante masih lemas.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFbX9tBn2yl
Aku menyimak dan memperhatikan bentuk Tante Martini yang saat itu mengenakan kimono putih. Dia seorang wanita yang berkulit lebih gelap daripada Anneke. Katakanlah dia seorang wanita yang hitam manis, meski kulitnya tidak hitam juga.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnamA0f4VYd
Dan aku semakin penasaran, apa sebenarnya yang mau disampaikan padaku sehingga memintaku datang tanpa Anneke?
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKMQtAhEl2W
Akhirnya Tante Martini berkata, “Sebenarnya tante ini sudah sembilanpuluh persen sembuh. Mungkin tiga bulan lagi juga tante udah bisa berjalan lagi secara normal. Sekarang tinggal menormalkan jaringan syaraf di seputar lutut aja.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFizKYbgkh
“Iya Tante. Lalu nanti Tante bisa menjalani kehidupan secara sehat seperti wanita – wanita normal, “tanggapku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo74zNVqmcC
“Iya Wan. Tapi ada sesuatu yang menuntut terus dari dalam batin tante. Makanya tante mau minta tolong sama Wawan…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaon8zSiYBs
“Minta tolong apa Tante? Sampaikan aja. Jangan ragu – ragu. Kalau aku bisa menolongnya, pasti kutolong Tante.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8YO2nYwp0Z
Tante Martini termenung sejenak. Lalu bertanya, “Wawan punya teman di Jakarta?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡImpCdqFkC8
“Banyak Tante. Teman kuliahku kebanyakan kerjanya di Jakarta.”
“Carikan seorang aja buat tante. Tapi yang seganteng Wawan.”
“Haaa?! Buat apa Tante?”
“Untuk memuasi hasrat batinku Wan. Sejak dua tahun yang lalu tante tidak merasakannya sama sekali.”
“Ja.. jadi Tante membutuhkan teman bobo gitu?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFqcUQmdJF
“Iya Wan. Tante mau bicara terbuka aja. Tante ingin mendapatkan cowok yang bisa memuasi hasrat seks tante yang selama ini dipendam terus. Pokoknya cari cowok yang bisa memegang rahasia. Yang bisa secara rutin menggauli tante. Tapi jangan bawa cowok yang jelek. Tante maunya seinilai sama kegantengan Wawan.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1pmeO26tUt
Sebenarnya aku sangat terkejut mendengar “permintaan tolong” mamienya Anneke itu. Tapi dengan cepat aku memutar otak. Dan akhirnya berkata, “Cari cowok sih gampang Tante. Tapi yang sulit, apakah dia bisa memegang rahasia nggak? Ini masalahnya.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ50QYzzOuXb
“Terus saran Wawan bagaimana?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbp5UTPMkTI
“Satu – satunya orang yang bisa memegang rahasia adalah diriku Tante. Dan aku sanggup untuk memuasi Tante kapan pun diinginkan. Bahkan sekarang pun aku siap untuk melakukannya.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkaIQlsmMMy
“Kamu mau Wan? Serius kamu mau sama perempuan yang sudah berumur seperti tante ini? Memangnya tante ini masih menarik bagimu?” tanya Tante Martini sambil menatapku dengan sorot ragu, seperti kurang percaya pada kesediaanku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSfEJJQobwD
Sebagai jawaban, kupegang tangan Tante Martini yang hangat itu. Sambil berkata, “Tante cantik sekaligus manis. Sementara aku… penggila wanita setengah baya sejak lama. Jadi… aku siap memuasi Tante sekaligus berjanji untuk tetap merahasiakannya kepada siapa pun, termasuk kepada Non Anneke.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWxLiAz9yvw
Tante Martini meremas tanganku dengan lembut. Menatapku dengan senyum manis di bibir sensualnya, ya… betapa sensualnya bibir wanita setengah baya itu. “Tante setuju usulmu,” ucapnya setengah berbisik, “Tapi awas jangan sampai Anneke tau ya.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd3B3V1HjAB
“Tentu aja Tante. Aku juga pasti kena marah abis – abisan kalau Non Anne sampai tau,” sahutku sambil berdiri di depan kursi rodanya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf9E4DoTEi3
Lalu, tanpa ragu kuulurkan kedua tanganku untuk memeluk dan mengangkat tubuh Tante Martini dari atas kursi rodanya. Lalu membopongnya ke arah bed yang agak jauh dari kursi roda itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYDrRp0MvVu
Pada saat aku membopongnya itu, Tante Martini melingkarkan lengannya di leherku. Sementara aku merasakan sensasi yang luar biasa indahnya. Karena aku merasakan kehangatan lengannya di leherku. Menyaksikan manisnya wajah wanita setengah baya itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtFGGVfEjjl
Lalu kuletakkan tubuh berkimono sutera putih itu di atas bed.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyaYiDVQHmb
Kulihat ada tongkat panjang di atas bed. “Ini tongkat apa Tante?” tanyaku sambil memegang tongkat yang mengingatkanku kepada ikbuku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOB5Ayjprmb
“Itu hanya untuk latihan turun dari bed ke kursi roda,” sahutnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSRjTnUjPdZ
“Kan ada tongkat yang pakai pegangan sekalian untuk latihan jalan kaki Tan.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe5QS7iZFw0
“Ada. Tante juga punya. Tapi tongkat begituan ribet. Kurang praktis. Sekarang tanpa tongkat pun sudah bisa berdiri, meski belum bisa lama – lama. Dengan tongkat itu lebih praktis,” sahut Tante Martini sambil duduk bersila di samping kiriku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKdfPFqvI0j
Aku pun tidak canggung – canggung lagi untuk mendekap pinggangnya, sambil menciumi pipi kanannya yang terasa hangat. Harum p[arfum mahal [pun mulai tersiar ke penciumanku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwjNbtZhGue
Tante Martini tidak tinggal diam. Ia melingkarkan lengannya di leherku. Lalu memagut bibirku, yang kusambut dengan lumatan lembut. Ia balas dengan lumatan hangat pula.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUzSgpoeZai
Hawa nafsu birahi pun mulai bergejolak di dalam batinku. Terlebih setelah Tante Martini membisiki telingaku, “Lepasin dulu dong semua pakaianmu. Aku ingin melihat bentuk tubuhmu tanpa pakaian.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2taqguDEqI
Aku mengangguk sambil melepaskan pakaian casualku. Hanya celana dalam yang kubiarkan tetap melekat di tubuhku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmxqFn8cLLE
Lalu aku menelentang di samping Tante Marini yang sudah celentang juga.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUr9w2XlQzo
“Badannya atletis begini. Bagus. Sering olahraga ya?” ucap Tante Martini sambil mengusap – usap dada dan perutku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrVpk0soZuk
“Iya,” sahutku sambil balas mengusap – usap pahanya yang tersembul dari belahan kimononya. Terasa licin sekali paha mulus ini. Namun tentu saja aku tak sekadar mengelus pahanya. Tangan nakalku naik terus sampai ke pangkal pahanya. Dan… aku langsung menyentuh memek plontos dan agak tembem… berarti sejak tadi ia tidak mengenakan celana dalam…
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8UVbgorlu0
Tante Martini pun menyelinapkan tangannya ke balik celana dalamku. Dan langsung memegang batang kemaluanku yang memang sudah tegang sekali ini…
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5QDDobq1sU
“Wooow… penisnya gagah begini Wan…! “serunya tertahan, “Luar biasa panjang gedenya… !”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ndGWlshxG
Sementara aku sudah tak sabar lagi. Ingin menyaksikan seperti apa tubuh Tante Martini kalau sudah telanjang. Maka dengan nafsu yang semakin menggoda, kulepaskan ikatan tali komononya. Lalu kulepaskan kimono sutera putih itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqxV9TmDvPC
Lalu tampaklah sekujur tubuh tinggi langsingnya Tante Martini itu… tubuh yang begitu mulus, tampak jauh lebih muda daripada usianya. Dengan sepasang toket berukuran sedang, yang tidak sekencang toket Anneke, tapi masih “on fire”. Tidak lembek.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOx8AROx92n
Dan memeknya itu… tercukur bersih… menimbulkan hasratku untuk menjilatinya…!
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPiXsA2rF7X
Agar adil, aku pun melepaskan celana dalamku. Lalu merayap ke atas perut wanita setengah baya yang hangat dan harum itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHBoDwWyPUT
“Tante masih penuh pesona,” bisikku setelah menghimpitnya, “semuanya masih perfect. Aku siap untuk memuasi hasrat Tante secara rutin. Kebetulan aku ada acara ke Jakarta seminggu dua kali. Tiap Senin dan Kamis. Berarti minimal aku bisa datang ke sini dua kali seminggu.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiuz2hNGBWK
“Iya Wan… terima kasih… sekarang lakukanlah apa yang Wawan anggap harus dilakukan. Hatiku sudah menjadi milikmu kini.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzn1FfLw3hA
Mendengar ucapan Tante Martini itu, spontan aku melorot turun. Karena sudah tak sabar lagi, ingin menjilati memeknya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqsza43tAoi
Tante Martini pun bersikap tanggap. Ketika wajahkuj sudah berhadapan dengan memeknya, sepasang pahanya pun merenggang loebar. Sehingga aku bisa memperhatikan memeknya yang bersih dari jembut itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlcyXazLyHo
Lalu kuciumi memek plontos itu, sementara kedua tanganku mengangakannya. Sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu mulai tampak di mataku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn1oGkJtLt4
Ujung lidahku pun mulai menyapu – nyapu bagian dalam memeknya yang berwarna pink itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg5qQE9wPZ3
Tante Martini mulai menggeliat – geliat sambil meremas – remas bahuku. Terlebih setelah aku gencar menjilati kelentitnya, ia pun terkejang – kejang dibuatnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxykrBp5owr
Bahkan pada suatu saat Tante Martini merengek histeris, “Aaaaah… aaaaaa… sudah Wan… sudah…! Masukan aja penismu Sayang…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZtcG5a4qTP
Ini pertama kalinya mamienya Anneke memanggilku Sayang.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzfNJRNmnZW
Aku pun memang sudah sangat bernafsu, ingin segera memasukkan kontolku ke dalam memek Tante Martini.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlJwLpTNF6Z
Maka aku pun meletakkan moncopng kontolku tepat pada mulut memek Tante Martini yang sudah ternganga basah itu. Dan sekali kudorong kuat – kuat… blesssss… kontol ngacengku pun melesak ke dalam liang memek wanita setengah baya itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpjk0xfSrT0
Tante Martini menyambutku dengan dekapan di pinggang, bersama desahannya, “Aaaaah… masuuuuk Waaan… punyamu gede banget… aaaaaaaah…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGQx2HzVWZV
Aku pun mulai mengayun kontolku, bermaju mundur di dalam liang memek Tante Martini yang terasa masih sempit sekali, tapi sudah licin oleh air liurku yang mungkin bercampur dengan lendir libidonya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNsMsSj1pUo
Ya, aku mulai mengentotnya sambil menciumi dan menjilati lehernya, disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Tante Martina pun berjuang untuk mengimbangiku dengan menggeol – geolkan pinggulnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkESh6UdiXC
“Haaa… aku bisa menggoyang pinggulku… berarti lututku sudah sembuh Wan… “ucaqpnya terengah.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYr95tSMnat
Memang pada waktu menggoyang pinggulnya itu sangat mungkin ada hubungannya dengan kekuatan lutut. Karena kalau lututnya lemah, dia takkan bisa mengangkat bokongnya. Apalagi menggeolkannya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0l3Yonw9wi
“Iya Tante… semoga Tante bugar kembali seperti sediakala yaaa…” sahutku sambil mulai mempercepat genjotan kontolku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvLNjfTTJQO
“Iyaaaa… ooooohhhhh… Waaaaaan… sudah hampir tiga tahun tante tidak merasakan sentuhan lelaki… sekarang… merasakannya kembali… ooooohhhh… Wawaaaaan… tante merasakannya lagi… nikmatnya gesekan penismu yang gagah ini… ooooohhh Wawaaaan… gak nyangka tante bisa merasakannya lagiiii…
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7RsQy8ZMQy
Maka gairahku pun semakin berkobar, untuk mengentot wanita setengah baya ini sampai dia benar – benar puas.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ0sZ0zvrDn
Aku tak cuma mengentot liang memeknya belaka. Aku sudah mempelajari beberapa buku pengetahuan tentang sex. Tentang cara untuk memuaskan wanita pada saat digauli. Bahwa ada titik – titik penting yang harus disentuh. Antara lain telinga dan sekitarnya, leher dan sekitarnya, pentil buah dada dan sekitarnya, bahkan ketiak pun dianjurkan untuk disentuh.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwJChNYyjTE
Itulah sebabnya aku tak cuma menjilati leher jenjangnya yang mulai keringatan, tapi juga pentil toketnya kuemut dan kujilati, sementara toket yang satunya lagi kuremas dengan lembut.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZkfoNr0OcF
Tante Martini merintih dan merengek terus pada saat aku sudah gencar mengentotnya. Aku pun ingin membesarkan hatinya. Sehingga entotanku dilambatkan sejenak, lalu berbisik ke telinganya, “Memek Tante luar biasa enaknya…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8wpTCg9rmG
Tante Martini tampak senang. Lalu menyahut, “Kontolmu juga luar biasa enaknya Wan. Pasti aku bakal ketagihan kelak.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCrnKz0Z7eQ
“Sama Tante. Aku juga bakal ketagihan sama Tante. Susah nyari wanita yang memeknya gurih danb legit seperti memek Tante ini,” ucapku yang lalu menggencarkan kembali entotanku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbCkOTBzFSP
Sementara Tante Martini seperti berusaha untuk menggoyang pinggulnya kembali. Tapi mungkin fisiknya belum pulih benar. Sehingga akhirnya ia hanya menikmati entotanku sambil menciumi bibir dan pipiku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMjeD9zlSAN
“Gak usah maksain goyang [pinggul Tante. Didiemin gini juga enak. Karena pada dasarnya memek Tante memang luar biasa enaknya,” ucapku setelah mengetahui usahanya untuk menggoyang pinggul kembali, tetapi gagal mengangkat pinggulnya. Dan tidak bisa menggeol – geolkannya lagi.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOoZMfEzQmg
Lalu aku menemukan titik paling sensitif pada wanita setengah baya itu. Ternyata ketiaknya yang paling peka itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2k9BMXr9MP
Ketika aku mengentotnya sambil menjilati dan menyedot – nyedot ketiaknya yang harum deodorant, awalnya ia tersentak. Kusangka dia kaget. Tapi ternyata ketiaknya itu paling geli kalau disentuh orang lain. Hal itu kuketahui belakangan.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjmozt0gAb
Maka ketika aku menjilati dan menggigit – gigit serta menyedot – nyedot ketiaknya, Tante Martini pun merengek – rengek erotis, “Aaaaaa… aaaaaah… geli Waaan… tapi enak sekali Waaaan… ooooohhhh… ini pertama kalinya aku merasakan ketek dijil;atin waktu sedang dientot begini… aaaaah…
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ2ZjP09wtS
“Gampang Tante… kalau udah kangen sama aku… uggghhh… tinggal call aja… aku pasti datang ke sini…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTYBxCeAZ4m
Lalu aku semakin menggencarkan entotanku. Sementara Tante Martini mengaku sudah dua kali orgasme. Tapi kelihatannya dia tetap bergairah untuk menikmati entotanku, tak kelihatan lelah sedikit pun. Padahal kami sudah sama – sama bersimbah keringat.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNjc03XXWdI
Tapi pada suatu saat kudengar suaranya terengah, “Tante udah mau orga lagi Wan… ba… barengin yok… oooooohhhhh…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXKwn09X1iB
“Iiii… iyaaaaa…” sahutku tergagap pula.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlapmQtXwlL
Tante Martini pun mulai klepek – klepek seperti waktu mau orgasme yang pertama dan kedua tadi. Maka dengan spontan aku pun memacu kontolku untuk menggenjot liang memeknya secepat mungkin.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4WyqoHHXSG
Lalu tubuh indah itu pun mengejang tegang. Pada saat yang sama, kubenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin, sehingga moncongnya terasa menabrak dasar liang memek mamienya Anneke.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5RCuTlLbBR
Dan terjadilah sesuatu yang indah itu. Kami saling cengkram dan saling remas. Sementara liang memek Tante Martini terasa berkedut – kedut, disusul oleh gerakan yang seolah sedang berusaha mendorong batang kemaluanku, tapi sang Kontol justru sedang mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatan yang banyak sekali rasanya…
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5AuL82P5Qv
Aku pun menggelepar dan terkapar di atas perut Tante Martini.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXXcqNNO5jc
Namun aku masih mendapatkan ciuman hangatnya wanita setengah baya itu, disusul dengan bisikannya, “Terimakasih Sayaaang… yang barusan kita lakukan adalah sesuatu yang terindah di sepanjang hidup tante…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbnPqMSx03K
“Iya Tante. Semoga bisa jadi pendorong semangat Tante untuk cepat sembuh.”
“Tapi tante jadi kepengen mandi. Soalnya badan tante penuh keringat begini.”
“Ayo kubopong ke kamar mandi,” sahutku sambil mencabut kontolku dari liang memek tembem dan plontos itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjBEUiG7ie
Memang banyak sekali air mani yang termuntahkan dari moncong kontolku barusan. Kulihat lendir kenikmatanku sampai meluap dari mulut memek Tante Martini. Dan Tante Martini menadahkan telapak tangan di bawah memeknya, untuk menampung spermaku. Lalu sperma itu dialirkan ke mulutnya, yang lalu ditelannya sedikit demi sedikit.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ63reUHOfQ0
“Bagaimana rasanya spermaku?” tanyaku setelah mcnium pipinya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡge0fnv7kM3
“Lezat… seolah bernafaskan semangat baru… yang membuat hidup tante berarti lagi. Terima kasih Wawan Sayang…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrZT0APWX5K
Kemudian kuangkat tubuh wanita setengah baya itu dengan mendekap pinggangnya erat – erat. Tante Martini pun memeluk tengkukku erat – erat. Dan kubawa tubuh indah itu ke dalam kamar mandinya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcmMZHX9Ixu
Tante Martini menunjuk ke arah bathtub mewah di kamar mandinya. Maka kuletakkan dia di dalam bathtub itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjNLpUXAqZZ
Sesaat kemudian air hangat memancar ke bathtub itu dengan kencangnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ogtVsFwvh
Aku pun memancarkan aiur hangat shower utama yang berada di atas kepalaku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZaZ4OkyiGb
Maka ketika Tante Martini sedang menyabuni tubuh indahnya, aku pun menyabuni tubuhku sendiri di bawah pancaran air hangat shower.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF3RX56teax
“Banyak handuk bersih di lemari kaca itu. Silakan ambil untuk Wawan satu, untuk tante satu. Sekalian tolong ambilin kimono yang masih bersih di situ juga,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke lemari kaca yang tidak jauh dari bathtub mewah itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJkLnZRYbaz
Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di atas sofa bedroom kembali. Tante Martini sudah mengenakan kimono baru, aku pun sudah mengenakan pakaianku kembali.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiUhCo4qZTP
“Wawan punya kartu nama?” tanya Tante Martini.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6bGn3RvUKQ
“Punya Tante,” sahutku sambil mengeluarkan dompet dari saku belakang celanaku. Lalu kuambil secarik kartu namaku dan kuserahkan kepada Tante Martini.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCc7zg0ccYN
Tante Martini pun mengamati kartu namaku yang lengkap dengan alamat kantor dan alamat rumah.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPzdLLJU1P0
“Hai… rumahmu bukannya dekat dengan kampus dan apotek?” tanya Tante Martini.
“Betul. Kok Tante tau?”
“Tau. Di situ ada rumah yang ibu rumah tangganya tunanetra. Kamu tau?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWTp4FFAQdW
Aku terkejut dibuatnya. Tapi aku tak mau mengingkari kenyataan ini. Bahwa ibuku seorang wanita tunanetra. Lalu kataku, “Wanita tunanetra itu ibuku Tante.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA3X7ej21bz
“Haaa?! Berarti kamu abangnya Nova… uffff… kelepasan bicara, “Tante Martini menutup mulutnya dengan tangan kanannya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOwKrGsHrzM
“Nova? Siapa Nova Tante?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPjLgRcVMid
“Mmm… jadi bingung nih. Barusan kelepasan bicara. Tapi biarlah tante mau bicara sejujurnya, asalkan Wawan berjanji untuk merahasiakannya kepada siapa pun ya.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs9WaazrJq7
“Iya Tante. Aku berjanji takkan bicara kepada siapa pun.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuKxmuVvO7m
Tante Martini termenung sejenak. Kemudian berkata, “Suamiku punya sahabat. Hasyim namanya. Pak Hasyim itu seorang pengusaha besar juga. Tapi Pak Hasyim sudah tiga gali ganti istri, tidak menghasilkan anak juga. Karena ternyata Pak Hasyimnya sendiri yang mandul. Kebetulan Pak Hasyim punya teman karib yang bernama Zaelani…
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIQTGeNUCo1
“Betul Tante. Tapi ayahku sudah meninggal beberapa tahun yang lalu,” sahutku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIYLgc6F7Nx
“Soal itu sudah kudengar dari mulut istrinya Pak Hasyim. Nah… pada saat istri Pak Zaelani hamil yang keberapa ya… kalau gak salah yang ketiga… terjadi suatu perundingan pribadi dengan Pak Hasyim. Bahwa kehamilan istri Pak Zaelani itu akan dibiayai sepenuhnya oleh Pak Hasyim, asalkan kalau anaknya sudah lahir, diberikan kepada Pak Hasyim untuk diadopsi.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUjvf2zYKpj
Sebenarnya banyak yang ingin kutanyakan kepada Tante Martini. Tapi aku tak berani memotong penuturan penting itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJbP56S4i7q
“Nah… akhirnya lahirlah bayi perempuan dari istri Pak Zaelani itu. Yang lalu dibawa diadopsi oleh Pak Hasyim.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ114x9S0dVA
“Tante kok bisa tau semuanya sampai mendetail begitu?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtoWfO9ni84
“Kan tante ikut dijadikan saksi waktu perjanjian itu ditandatangani. Jadi tante tau benar isi perjanjiannya. Antara lain, bayi itu akan dirawat seperti anak Pak Hasyim sendiri. Dan Pak Zaelani tak boleh mengganggu atau menuntut apa pun kalau bayi itu sudah besar kelak. Perjanjian itu ditandatangani di depan notaris.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ58qRQNBTd8
“Lalu bayi cewek itu dikasih nama Nova?” tanyaku.
“Iya. Berarti Nova itu adik kandung Wawan kan?”
“Betul Tante. Selama ini kami sekeluarga mencari tahu keberadaan adikku yang sudah dikasih nama Nova itu. Tapi baru sekaranglah aku mendengar beritanya.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa1tIUMBoqd
“Menurut tante sih, walau pun Wawan sudah tau, sebaiknya jangan ganggu Nova dalam bentuk apa pun. Lagian Nova itu sangat dimanja oleh Pak Hasyim dan istrinya. Bahkan berlebihan memanjakannya. Sehingga Nova itu jadi kolokan sekali. Apa pun yang diinginkannya harus dikabulkan. Selain kolokan, Nova itu selalu jutek pada orang – orang di sekitarnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMNyBZOT5ib
“Iya,” sahutku, “aku juga takkan mengganggunya Tante. Hanya berusaha ingin tau aja keberadaannya. Mendengar dia sehat aja hatiku udah senang.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4xaRh9cXzB
“Iya, memang harus begitu. Masalahnya ayahmu sudah menandatangani perjanjian di depan notaris, dihadiri oleh saksi – saksi pula. Jadi secara hukum, Nova itu tidak bisa diganggu gugat lagi.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZyf2pBM8a9
“Iya Tante. Aku akan mencatat kata – kata Tante ini di dalam hati.”
“Nah sekarang kita bicara masalah bisnis ya.”
“Siap Tante.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwrK0MWndO5
“Begini,” kata Tante Martini, “Sebenarnya tante punya beberapa perusahaan atas nama tente sendiri. Tapi Anneke tidak tahu. Lagian dia sudah mendapatkan warisan seluruh harta yang atas nama almarhum ayahnya. Tapi perusahaan – perusahaan atas nama tante tidak termasuk yang diberikan padanya. Salah satu perusahaan milik tante itu ada di kotamu Wan.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp1MyLLdSfV
“Iya Tante.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkFgAB5hbax
“Nah… perusahaan di kotamu itu akan tante hibahkan padamu. Mau diapakan pun terserah Wawan.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjjjheYqL5
“Perusahaannya dalam bentuk apa Tante?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7R1EGQQ9Hc
“Pabrik segala kebutuhan anak – anak. Perkembangannya bagus. Tapi mungkin kalau sudah diurus oleh Wawan bakal lebih sehat lagi.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZTSm5mBSOv
“Jadi pabrik itu mau Tante percayakan padaku untuk mengurusnya?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv97OkPHFam
“Memilikinya. Bukan sekadar mengurusnya. Tadi tante kan bilang, akan menghibahkan pabrik itu pada Wawan.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcdAMKBGlp2
“Oooh… Tante… apakah Tante tidak berlebihan dengan menghibahkan pabrik itu padaku?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwzuMibA1wX
“Tidak Wan. Dalam tiga hari belakangan ini tante sudah mempertimbangkannya sematang mungkin. Perusahaan tante kan banyak. Penghibahan pabrik itu takkan membuat tante jatuh miskin. Jadi… semoga kehidupan Wawan bertambah sukses setelah memiliki pabrik itu ya,” ucap Tante Martini sambil memgang tanganku erat dan hangat.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhHCmAY1pAr
“Aku jadi speechless Tante. Aku… aku cuma bisa bilang terimakasih,” ucapku yang kuakhiri dengan kecupan hangat di pipi Tante Martini.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi4VPqU3TOa
“Tapi Wawan punya kewajiban untuk menengok tante sesering mungkin ke sini ya.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvXi1JFHWyS
“Siap Tante.”
“Ohya… mengenai hibah pabrik itu, gak usah ngomong apa – apa pada Anneke. Karena dia tidak tau kalau tante punya pabrik di kotamu.”
“Iya Tante.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡap8sfUGVMm
“Kalau kaki tante sudah normal, mungkin tante mau beli rumah di kotamu Wan. Supaya kita tidak terlalu berjauhan. Energi Wawan pun tidak terlalu dikuras untuk nyetir sendiri ke Jakarta. Kenapa Wawan tidak pakai sopir pribadi sih?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjhxj4pXvay
“Belum saatnya pakai sopir pribadi Tante. Aku kan masih muda. Lagian aku memang senang driving,” ucapku dengan tangan yang sudah kuselinapkan ke balik kimono Tante Martini.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdXgKpgPEms
“Ogitu ya… “gumkam Tante Martini yang membiarkan tanganku menggerayangi memeknya yang baru mengalami orgasme tiga kali itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡslmN8l7DhY
“Tante masih bergairah?” tanyaku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaF3ovZxPPE
“Emangnya Wawan udah horny lagi?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9pFEdIgQ76
“Iya Tante. Ini udah ngaceng lagi… hihihihiiii…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡedrpBaILOU
“Ayolah. Tapi jangan terlalu lama ya. Usahakan lepas bareng lagi seperti tadi. Lalu kita tidur. Tante ingin tidur sambil melukin Wawan…”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMXVI0JCBgK
“Siap Tante,” sahutku sambil bangkit dari sofa. Kemudian membopong Tante Martini ke arah bednya lagi.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj2V3RXK2QN
That’s our story. Bahwa kami bersetubuh lagi. Dan aku berusaha untuk menuruti keinginan Tante Martini, agar bersetubuhnya jangan terlalu lama. Mempercepat ejakulasi jauh lebih mudah dari memperlambatnya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD5oDPxeKSx
Maka aku pun berhasil ejakulasi tepat pada saat Tante Martini berada di puncak orgasmenya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDowG0oNTzR
Lalu kami tidur sambil saling berpelukan dan baru sadar keesokan paginya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmkJ2RzUCV9
Aku meninggalkan Jakarta pagi itu dengan terawangan indah menggelayuti benakku. Aku masih ingat benar ucapan Tante Martini sebelum melepaskan kepergianku tadi: “Bu Vita, direktur pabrik itu akan tante panggil secepatnya. Untuk menyampaikan keputusan tante yang akan menghibahkan pabrik itu padamu Sayang.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJsbT1WwiXz
Hibah pabrik itu bisa kuanggap sebagai pertanda, bahwa Tante Martini sangat membutuhkan diriku. Tapi aku tak mau besar kepala. Semuanya harus kuhadapi dengan kepala dingin.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcU0SnFqjpt
Tiga hari kemudian, aku mendapatkan pesan lewat WA dari Tante Martini, yang namanya kusamarkan sebagai “Pak Tono”. Sekadar berjaga – jaga, jangan sampai Anneke tahu kalau aku sudah punya “jalur khusus” dengan ibunya. Tante Martini pun sudah menyamarkan namaku di handphonenya sebagai “Wien”. Juga agar aman dari kecurigaan Anneke.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdIvMhTUGZB
Isi WA dari Tante Martini itu berbunyi :-Bu Vita sudah datang ke Jakarta kemaren. Dan sudah dikasih tahu masalah “penjualan” pabrik itu. Jadi, silakan datangi pabrik itu untuk mengenalkan diri sebagai owner baru. –
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyoom1kj1bh
Aku hanya membalas singkat :-Siap Tante Sayangku-
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡys9seN32cs
Lalu pada hari itu juga aku mengunjungi pabrik itu, sesuai dengan alamat yang sudah diberikan oleh Tante Martini.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSoT6qiX8AN
Setibanya di pabrik itu, seorang satpam menghampiri sedan hitamku, “Mau ketemu siapa Boss?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2bAvsE91ue
“Mau ketemu dengan Bu Vita,” sahutku.
“Sudah ada janji sama beliau?” tanya satpam itu lagi, membuatku agak jengkel.
“Bilang aja ada owner baru pabrik ini bernama Darmawan… !”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYKOKwkUMg9
Satpam itu kelihatan kaget dan mengubah sikapnya, “Oh! Siap Big Boss… !”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1HEQOMWFUT
Kemudian satpam itu mengarahkanku ke tempat parkir yang bertuliskan VVIP. Mungkin pada saat Tante Martini masih normal, di situlah tempat mobilnya diparkir kalau beliau datang ke pabrik ini.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGL7jkCBFWJ
Setelah mobilku terparkir, kuikuti langkah satpam itu menuju ruang kerja dirut.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZuGTNXLP7m
Di ruang kerja dirut, kulihat seorang wanita setengah baya sedang serius mengamati layar monitornya.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZPLnzUcKzE
Satpam itu menghampirinya. “Maaf mengganggu Bu Boss. Ini Bapak Darmawan mau ketemu Bu Boss.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL0sk9FIqO8
Wanita tinggi montok itu tampak kaget. “Ooooh… selamat datang Big Boss,” ucapnya sambil berdiri dan menghampiriku. Lalu menjabat tanganku dengan sikap sopan sekali.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ06O5IO21yM
Kemudian aku dipersilakan duduk di ruang tamu dirut.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYf7VPIVVVg
Semua manager pun dipanggilnya, untuk dikenalkan padaku sebagai owner baru pabrik besar ini.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF8ofWNVaqz
Acaranya cuma ramah tamah saja dengan dirut dan manager – managernya itu.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYGyenN2QPa
Kemudian aku meninggalkan pabrik besar itu setelah berjanji akan datang kembali beberapa hari berikutnya, untuk menjelaskan konsep baruku.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGcOWqySaFY
Lalu aku mengarahkan sedan hitamku menuju kantor perusahaan Tante Laila.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKKElhj6GJ0
Baru saja aku tiba di kantor perusahaan Tante Laila, tiba – tiba handphoneku berdering. Ternyata dari ibuku. Cepat kuterima, takut ada sesuatu yang penting.
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRF1qh151Zt
“Hallo Bu…”
“Kamu lagi di mana Wan?”
“Di kantor. Emangnya kenapa Bu?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx61EeBgf4A
“Ibu kan pernah cerita sama kamu, bahwa ibu punya adik kandung yang menikah dengan orang Belanda, lalu dibawa ke negaranya.”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC14RdtFxBR
“Oh iya. Tante Ros itu?”
“Iya. Nama lengkapnya sih Rosida. Sekarang dia ada di rumah.”
“Ohya?!”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxA65iAZfV1
“Iya. Ibu sudah jelaskan bahwa kamu sekarang menjadi direktur utama di dua perusahaan. Karena itu dia ingin dicarikan rumah sekaligus ingin berbisnis denganmu. Bisa sekarang pulang dulu ke rumah?”
6387Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMX0aSpGYQo
“Iya, bisa… bisa… sekarang juga aku mau pulang Bu.”
“Ditunggu ya Wan.”
“Iya Bu.”
ns216.73.216.238da2
