Dengan sekuat mungkin aku berusaha untuk tidak membuka asal – usulku kepada Bu Laila. Setiap kali berkomunikasi lewat ponsel, aku selalu bersikap untuk tetap seromantis mungkin.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8xsW0E2wDu
Di balik itu semua, diam – diam aku menyisihkan dana dalam batas yang diijinkan oleh Bu Laila. Dana itu kusimpan dalam rekening baru atas nama pribadiku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡabIWQ2zdFo
Hal ini kulakukan agar seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (setelah Bu Laila tahu asal – usulku, aku jangan sampai jatuh miskin).
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZggAG8b2JI
Batinku memang resah gelisah menyimpan rahasia yang belum dibuka ini. Berbulan – bulan aku menyekap rahasia ini, dengan perasaan kuatir dan resah.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZPSXJ2XEMl
Dalam keadaan galau inilah datang tamu, seorang gadis cantik bernama Anneke, yang ingin menanam saham di dalam perusahaan punya Bu Laila ini.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8nb54zi0FK
Gadis bernama Anneke itu berterus terang bahwa ayahnya meninggal setahun yang lalu, sementara hartanya diwariskan pada Anneke semua. Dengan catatan bahwa Anneke bertanggungjawab untuk membiayai segala kebutuhan ibunya seumur hidupnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaYDhwdTQ4Y
Aku merasa punya jalan untuk berjaga – jaga seandainya hubunganku dengan Bu Laila mengalami sesuatu yang tidak diinginkan.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqcPcCcKInA
Maka dalam kunjungan Anneke yang ketiga kalinya ke kantorku, aku sudah punya keputusan yang masih tersimpan di dalam hati. Untuk membujat sebuah PT baru, di mana aku menjadi dirutnya, sementara Anneke akan kuposisikan sebagai komisaris utamanya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡysnEEqk5Zk
Jadi investasi Anneke jangan bercampur baur dengan saham Bu Laila yang 70% itu (saham kehormatanku 30%).
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYgkLJN9pPl
Gadis cantik yang gerak – geriknya selalu membuatku kagum itu pun langsung menyetujuinya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyETil9Yf2c
“Deal Bang. Yang terpenting aku ingin agar Bang Wawan mengatur dana itu, karena aku sendiri sama sekali tak punya pengalaman dalam berbisnis,” kata Anneke dengan senyum manis di bibir tipis mungilnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIZvm2SVhPG
Senang hatiku mendengar persetujuannya itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIDtdrnleJB
Aku memang punya konsep bagus (menurutku) yang tidak pernah dilaksanakan dalam perusahaan milik Bu Laila ini. Sehingga PT baru itu nantinya takkan menjadi kompetitor perusahaan punya Bu Laila ini.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJrvGwndWbT
Lalu aku melakukan gerakan kilat. Merombak gudang peninggalan almarhum ayah Anneke, menjadi sebuah kantor. Kemudian kami merekrut puluhan tenaga untuk menjadi karyawan PT yang diriku menjadi dirutnya itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Kx3m8A9W7
Arah usaha PT baru itu, ada deh. Pokoknya legal dan halal.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwU0hLK4wPE
Dalam tempo 3 bulan saja aku berhasil mengaktifkan PT baru itu sampai pada “kecepatan normal”. Bahkan bisa dibilang di atas rata – rata.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJSJEGi2LzA
Tapi tentu saja aku takkan meninggalkan PT punya Bu Laila itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7xbNBo0Crd
Bahkan pada suatu hari aku mendapatkan panggilan di ponselku. Panggilan dari Bu Laila…!
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFqkbKL7zth
Lalu :
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ35CjdoO7R
“Sayaaang… udah lupa ya?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpHfnXOUq4e
“Masalah apa Beib? Ulang tahunmu dua bulan lagi kan?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF4YNSLntGm
“Bukan masalah ulang tahun. Kandunganku ini… sekarang sudah genap tujuh bulan. Lupa ya? Kan aku bilang kalau kehamilanku sudah tujuh bulan, pangeranku boleh menggaul;iku lagi. Bahkan harus sering… supaya bayinya kuat nanti.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKnFws1d9xp
“Oh… iyaaaa… iyaaa… berarti aku sudah boleh buka puasa dong. Terus di mana kita mau ketemuan?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2IxjeAfYk0
Kemudian Bu Laila menyebutkan nama sebuah hotel bintang lima. Dengan nomor kamarnya sekalian, karena ia sudah membooking kamar itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk4QrOilYTx
“Oke… aku segera meluncur ke hotel itu Beib,” ucapku di dekat mic ponselku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmafxEY03I4
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGmz8LwpiF3
“Aku pasti duluan tiba, karena sekarang sudah on the way menuju hotel itu. Langsaung aja ke kamar yang nomornya kusebutkan tadi ya,” sahut Bu Laila di speaker hapeku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡctFLId3JOv
“Oke… oke… !”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzpxSLptf1D
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di dalam sedan hitamku, menuju hotel yang sudah disebutkan oleh Bu Laila tadi. Lalu masuk ke dalam lift dan kupijat angka 5, karena kamar yang sudah dibooking itu berada di lantai lima.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd9hISRxloC
Pintu kamar itu sudah terbuka sedikit, sehingga aku bisa langsung masuk ke dalamnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLKH0k1868p
Dan… aku tercengang menyaksikan Bu Laila yang mengenakan gaun hamil putih bersih itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKC8owdrlnH
“Beib… dirimu sangat berubah… jadi tampak jauh lebih muda dan… cantik sekali… !” seruku sambil memeluk lehernya, lalu menciumi sepasang pipinya, bibirnyha dan lehernya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEp0dHb19X1
“Memang banyak yang bilang aku jadi kayak cewek duapuluhtahunan,” ucapnya sambil menjilati telingaku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxIDwzZchWQ
“Memang betul. Dan yang paling jelas… jadi sangat sangat dan sangat cantik sekaliii… oooh… dirimu memang bidadari yang dikirimkan dari langit, untuk menaburkan segala jenis kebahagiaan ke dalam jiwaku.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0P22KonM4I
“Hmmm… aku jadi merasa tersanjung Honey… eee… eeee… eeeeh… anak kita bergerak – gerak nih… mungkin senang karena ayahnya datang… coba pegang perutku…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZdClPEk9NC
Aku pun berlutut di depan Bu Laila sambil menyelinapkan tanganku ke balik baju hamilnya. Lalu memegang permukaan perutnya yang sudah buncit. Dan… aku merasakannya… merasakan seperti ada yhang menggeliat di balik perutr buncit itu…!
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxg9a2a2Bd4
“Kata orang, kalau ibu yang hamil jadi semakin cantik, biasanya bayi di dalam perutnya itu perempuan.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmVqodn9JJb
“Memang iya, kata dokter bayinya cewek Honey.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRWfNMkshiP
“Wow…! Semoga anakku secantik ibunya… !”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHfeAZmTGRj
“Malah aku ingin lebih cantik dariku Honey…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOrKQRwX2zO
“Amiiin…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2FE4KIA4JZ
Bu Laila tersenyum. Lalu melepaskan gaun hamil putihnya, sehingga tinggal bra yang masih melekat di badannya. Karena sejak tadi pun aku tahu bahwa ia tak mengenakan celana dalam di balik baju hamil itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ2lhAq2LYm
Kemudian ia duduk di sofa sambil melepaskan beha putihnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkijaSIg48L
“Sambil berlutut di karpet ya ngentotnya,” ucap Bu Laila sambil meletakkan behanya ke atas meja kecil di samping sofa putih itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwzFVBPQyke
“Oke. Biar bayinya jangan tergencet ya,” sahutku sambil mlepaskan dasi dan jasku. Kemudian juga kemeja dan celana panjangku. Semuanya itu kugantungkan di kapstok. Begitu juga celana dalamku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm7rij7imvN
Kemudian aku duduk bersila di atas karpet, di antara kedua paha Bu Laila yang sudah direntangkan di atas sofa itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuQdiz4vysB
Lalu kungangakan labia mayora Bu Laila, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu pun terbuka dan langsung kujilati dengan lahapnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbV11kviwbv
Sambil berlutut kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang memek Bu Laila yang sudah sangat basah oleh air liurku itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtXByQIWibV
Disambut dengan desahan nafas wanita yang sudah sangat berjasa bagi kehidupanku itu, “Aaaaahhhhh… udah berbulan – bulan penismu gak ngentot memekku ya… rasanya udah kangen sekali… aaaaaaah…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAJjZq8Y8t8
Lalu sambil berpegangan ke ujung sandaran sofa, aku pun mulai mengayun kontolku. Perlahan – lahan dulu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxZEVfaI4Hw
“Bagaimana rasanya memek bumil?” tanya Bu Laila.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnyDhShojal
“Lebih enak Beib… lebih lengkap rasanya…” sahutku sambil mempercepat entotanku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡui27TCLA2O
Makin lama makin lancar kontolku mengentot liang memek Bu Laila yang memang lebih sedap daripada sebelum hamil. Tapi aku tidak berani terlalu cepat mengentotnya, mengingat bayi yang ada di dalam perutnya, jangan sampai tergoncang berlebihan.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGzGKrXjOtH
Walau pun begitu tampak sekali Bu Laila sangat enjoy dengan entotanku ini. Maklum selama berbulan – bulan aku tak pernah “menengok” memeknya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU2kUWo0vCX
Cukup lama aku menyetubuhi Bu Laila sambil berlutut di karpet ini. Sehingga keringatku pun mulai berjatuhan ke karpet dan ke selangkangan sang Bidadari. Namun aku malah semakin asyik mengentotnya sambil mengelus – elus kelentitnya yang tampak menonjol dan mengkilap itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaCNNcxzcOQ
Desahan dan rintihan Bu Laila pun mulai berlontaran dari mulutnya. “Sayang… ooooh… oooohhhhh… ini nikmat sekali Yaaaang… ooooohhhh… aku memang sudah lama kangen sekali padamu Yaaaang… oooooohhhhhh… Sayaaaaaang… oooooohhhhh… kayaknya aku takkan bisa hidup tanpamu Sayaaaang…
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdtNpxAOH4C
Setelah cukup lama aku menggenjot liang memek bumil cantik itu, akhirnya ia mengejang tegang. Disusul dengan kedutan – kedutan erotis di liang kemaluannya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa1Ntqr7lUI
“Aaaaaaaaahhhhh… luar biasa nikmatnya Sayaaang… aaaaaaaah…” desah Bu Laila sambil meremas – remas bahuku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9SsVLubrM5
“Tapi Wawan belum ejakulasi ya? Lanjutin dalam posisi doggy aja yok. Tapi di sana aja biar leluasa,” ucap Bu Laila lagi sambil menunjuk ke arah bed.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzEFwz3pS3v
“Oke, “aku mengangguk sambil mencabut kontolku dari liang memek Bu Laila. Lalu mengangkat tubuhnya dengan hati – hati. Dan membopongnya… lalu meletakkannya di atas bed dengan hati – hati.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2fEImjg08m
“Terima kasih Sayang,” ucap Bu Laila, “Bersamamu aku merasa seperti di kahyangan.“
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6wkB9LZZX9
Kemudian Bu Laila merangkak dan menunggingkan bokongnya, sehingga memek tembemnya tampak full di mataku, meski pun dia sedang menungging.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa9ymoDmMoS
Lagi – lagi aku harus berlutut sambil membenamkan kontol ngacengku ke dalam liang memek Bu Laila. Tak sulit memasukkan batang kemaluanku kali ini. Karena liang memek Bu Laila masih becek.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwuuCfnhX9V
Meski dalam posisi doggy, aku tak berani menampar – nampar pantat Bu Laila. Takut berakibat buruk pada anakku yang berada di dalam perutnya. Aku hanya berani meremas – remas sepasang buah pantatnya yang lumayan gede. Tak lebih dari itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNyAtGZV3zZ
Namun diperlakukan seperti itu pun Bu Laila tampak enjoy. Enjoy seklali.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRl0BI3g1Vw
Desahan dan rintihan histerisnya berkumandang lagi di dalam kamar hotel bintang lima ini. “Aaaaah… Saayaaang… aaaaaaah… aaaaaah Sayaaaang… aaaaaaaah… aku smeakin cinta padamu Sayaaaaaang…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCu3p0ItRT4
Memang posisi doggy ini cukup aman bagi bayi di dalam perut Bu Laila. Karena ia menungging, sementara perutnya tidak menyentuh kasur.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXp2AG5KhFf
Tapi tak lama kemudian ia mengerang, “Yaaaang… aku mau orga lagiiii…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHVKl9I8glC
Mendengar erangannya itu aku pun mempercepat entotanku. Dengan tujuan agar ejakulasi secepat mungkin. Karena aku merasa kasihan kepada Bu Laila kalau terlalu lama menyetubuhinya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbgQHls0UhR
Maka ketika Bu Laila mengejang tegang sambil menahan nafasnya, kontolku pun mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatanku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEG4UJhf7sD
Crooootttt… croottt… croooottttt… crooooooootttttt… croooooooottttt… crottttt… crooootttt…!
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ62NcuedxQF
Bu Laila pun rebah miring, sehingga kontolku terlepas dari jepitan liang memeknya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfeVkM1TVK9
Aku pun rebah miring di belakang Bu Laila, sambil mendekap pinggangnya yang basah oleh keringat.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHrmObyMoef
“Spermamu banyak sekali Honey… sampai meluap gini nih dari memekku,” kata Bu Laila sambil mengusap – usap memeknya yang berlepotan spermaku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0HybArN1IR
“Kan selama ini puasa,” sahutku, “jadi sekalinya buka puasa, dimuntahin deh semua.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRrRtewvSVU
Bu Laila tersenyum. Lalu turun dari bed dan melangkah ke kamar mandi. Mungkin mau bersih – bersih.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAH9yxHeXCn
Sementara aku cukup dengan menyeka alat vitalku dengan kertas tissue basah yang tersedia di meja kecil dekat bed.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrfOzMOJUEM
Tak lama kamudia Bu Lidia pun muncul dari kamarf mandi dan meraih gaun hamil putih itu dari kapstok, lalu mengenakannya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1peY4c7WxE
Lalu menghampiriku yang sedang duduk bersila di atas bed, dengan hanya mengenakan celana dalam.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbPa8S47rdr
“Ada sesuatu yang ingin kusampaikan,” ucapku, “Tadinya aku tetap akan merahasiakan hal ini. Tapi rasanya rahasia ini seolah mau meledak di dadaku.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp4YoDyG1uU
“Rahasia apa Sayang?” Bu Laila membelai rambutku. Lalu mengecup pipiku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdhPGL2gV8T
“Ternyata aku harus manggil Tante padamu Beib.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXdtRKLuk1Q
“Lho kenapa? Karena aku sudah tua menurutmu?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYufI7OVCJp
“Bukan. Masalahnya dirimu ini adik ayah kandungku. Seibu tapi berlainan bapak.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2TZmFOeIHV
“Haaa? Memangnya siapa nama ayahmu?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡho5ji71wXO
“Nama ayahku Zaelani bin Mahmud. Sedangkan ayah beib bernama Yahya bin Syahroni kan?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoD5Trzhope
“Haaa?! Jadi Wawanku tersayang ini anak Kang Zaelani?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGF02dFnTa6
“Iya. Semoga Beib tidak marah padaku, karena aku pun baru – baru ini aja mengetahuinya. Bahwa ibu kandung Beib adalah nenekku. Berarti aku harus memanggil Tante padamu Beib.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡru93z1W5mr
“Kalau di depan umum sih boleh aja manggil tante padaku. Tapi kalau sedang berduaan begini… aku ini sudah sepenuhnya menjadi milikmu Sayangku… !”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCpGmV37sMI
“Jadi Cinta tidak marah padaku setelah tau bahwa aku ini anak almarhum Zaelani?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXDIfrH6MRr
“Kok marah?! Aku malah jadi bertambah sayang padamu.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmvWL4clsWG
“Soalnya kata ibuku, Laila itu sudah lebih dari duapuluh tahun tak mau menginjak rumah peninggalan ayahmu ini. Mungkin Laila itu benci karena ayahmu menikahi perempuan buta.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3smJaZJtkC
“Astagaaa… bukan begitu masalahnya. Pada waktu masih ada, ayahmu mau minjam duit padaku. Tapi aku tau duit itu untuk kawin lagi. Karena itu aku gak mau ngasih pinjaman serupiah pun. Karena itu ayahmu marah sekali. Bahkan menyumpahiku… melarangku menginjak rumahnya lagi. Meski sedih, kuturuti aja larangan itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXUwZWgMm5d
“Benar begitu permasalahannya?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLm0rGQEqBY
“Iya. Disumpah apa juga aku mau. Aku tak pernah membenci siapa pun di dunia ini.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv47GCdrCN8
“Tapi ibuku mengira Cinta membencinya, karena kebutaannya itu.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWOzXL9Jylf
“Ya Tuhaaan… aku tidak sejahat itu Sayang. Nanti kalau sudah melahirkan aku akan mengunjungi rumahmu. Akan menjelaskan semuanya kepada ibumu. Mmm… ibumu bernama Hayati kan?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlluyztwOGl
“Betul.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpumBFq4CIq
“Kalau sekarang gak sedang hamil begini sih aku akan menjumpai ibumu hari ini juga. Tapi karena sedang buncit begini, aku takut banyak pertanyaan nanti. Ohya… ibumu sudah diupayakan berobat ke dokter mata?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡErMIQlcr5z
“Sudah. Bahkan sempat dirawat di rumah sakit bersama kakakku yang juga tunanetra. Tapi hanya kakakku yang bisa dinormalkan matanya. Ibu sih tidak bisa diapa – apain lagi, kata dokter.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAFQsdtHLE6
“Kasihan ya. Padahal ibumu itu cantik Honey. Kulitnya juga putih cemerlang.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqISyRACkMd
“Jadi setelah tau asal – usulku, hubungan kita bisa berlanjuut terus?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvNlZJja7su
“Ya iyalah. Lagian kalau kita orang Tapanuli misalnya, marga kita sudah berbeda Honey. Jadi kalau aku bermarga Yahya, dirimu bermarga Mahmud.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb7U4rGE36M
Kulingkarkan lenganku di leher Tante Laila sambil berbisik, “Aku tak rela kehilangan dirimu Cinta.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPwGD4hbmRw
“Apalagi aku,” sahutnya, “dirimu segalanya bagiku. Kalau kehilanganmu, sama aja dengan kehilangan nyawaku.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYshztKjNqM
Rasanya aku bisa bernafas lega lagi. Karena pengakuan tentang asal – usulku tidak mengubah pendirian Bu Laila sebenarnya tanteku sendiri itu. Dan yang paling melegakan, Bu Laila tak pernah membenci Ibu. Ia tidak mau datang ke rumah peninggalan Ayah hanya karena pernah dimarahi oleh Ayah dan dilarang menginjak rumah kami lagi.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuSAcdSWuV5
Maka dengan penjelasan Bu alias Tante Laila itu, dadaku terasa plong. Berarti tidak ada masalah dalam hubungan rahasiaku dengannya. Bahkan menurut pengakuannya, dia malah tambah sayang padaku setelah tahu bahwa aku ini anak abangnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvXMxWr1IeH
Ia bahkan berjanji untuk menjumpai Ibu kalau sudah melahirkan kelak. Kalau dalam keadaan hamil tua begitu, takut banyak pertanyaan yang ia tidak bisa menjawabnya secara jelas. Maklum bayi dalam kandungannya itu bukan berasal dari benih suaminya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡykBOYpPII3
Akhirnya aku pun berterus terang, bahwa aku menjalankan dana investasi dari gadis yang lebih muda dariku itu. Karena kalau dimasukkan sebagai saham di perusahaan Bu Laila, takut jadi kusut di belakang hari.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc4mmB415ck
Lagi – lagi aku mendengar jawaban yang melegakan. Bu Laila menganggap semuanya itu sebagai kemajuan bagi diriku. Yang penting perusahaan punyanya jangan sampai ditinggalkan.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLz2mTwBIeQ
Katakanlah masalah dengan Tante Laila itu sudah selesai dengan kesimpulan yang positif.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpXdg13Uy5k
Namun yang membuat batinku limbung adalah Anneke itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbYxnLiT7yl
Aku selalu bersikap sopan padanya. Karena biar bagaimana pun dia itu bossku. Dana yang ditanam di perusahaannya pun malah lebih besar daripada dana Tante Laila…!
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSC5v40uKUm
Tapi sikap dan perilakunya sering memancing – mancing. Bahkan aku menarik kesimpulan bahwa Anneke itu ingin “ditembak” olehku. Tapi aku berusaha untuk tetap bersikap dengan fokus ke arah bisnis. Bukan karena dia tidak cantik. Dia memang cantik sekali, tapi aku takut salah fokus dan salah sasaran.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4OGy884EJ1
Karena itu, seandainya dia naksir pun padaku, biarlah dia yang nembak duluan. Baru kemudian aku akan menanggapinya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOHOs1htHlx
Sampai pada suatu hari, dia menghubungi ponselku. Dia meminta agar aku datang ke rumahnya, karena ada masalah penting yang harus disampaikan padaku, katanya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxhAbmEhVKb
“Siap Non,” jawabku lewat handphone.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsWL6AHdgqn
Lalu setelah jam kerjaku selesai, aku pun mandi dulu di kantor. Kemudian mengganti pakaian resmiku dengan pakaian casual. Hanya mengenakan celana jeans dan baju kaus hitam.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLSbF2gkFBq
Aku memang belum pernah menginjak rumah Non Anneke (demikian selalu kuucapkan jika sedang berhadapan dengannya). Jadi sore ini akan menjadi kunjungan pertamaku ke rumahnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYuFgA18wja
Beberapa saat kemudian aku sudah menggerakkan sedan hitamku, menuju alamat rumah Non Anneke.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJtnTgjxsIb
Tadinya kupikir bakal mendatangi sebuah rumah megah dan mewah, karena meski usia Non Anneke baru 20an, dia itu tajir melintir. Bahkan aku yakin kalau dia mau, beli pesawat jet pribadi pun mampu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW1MUOEGMrK
Tapi ternyata dugaanku meleset. Rumah Non Anneke ada di dalam kompleks perumahan biasa – biasa saja. Rumahnya pun bukan rumah besar. Mungkin rumah type 70an.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo7BCDkLfcM
Seorang wanita tua yang menurut taksiranku seorang pembokat, menghampiriku ketika aku sudah memasuki pekarangan rumah berpotongan minimalis dan tampak tertata dengan rapi itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhxVgZ4qHeu
“Non Anneke ada Bu?” tanyaku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnnpPkPFF6a
“Oh… ada. Tunggu sebentar ya,” sahut wanita itu yang lalu bergegas masuk ke dalam rumah.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnjJZZDGKSr
Tak lama kemudian Non Anneke muncul di ambang pintu depan sambil berkata, “Ayo masuk Bang.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHc3eBQADpd
Aku mengangguk sambil melangkah masuk ke ruang tamu. Ternyata meski dilihat dari luar rumah ini kelihatan sederhana, tapi setelah berada di ruang tamu, kulihat segala barang yang tampak di mataku barang impor semua. Termasuk hiasan dindingnya, semua berasal dari luar negeri.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6azBQxTe2v
“Begini kan keadaan rumahku. Bukan rumah besar dan megah.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoSXc8v81D6
“Mmm… mungkin Non Anneke menerapkan pola hidup sederhana.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSq27XKfC7U
“Iya. Mobilku aja harganya lebih murah daripada mobil Bang Wawan. Aku ingat terus pesan almarhum Papie sih. Bahwa kita jangan senang pamer harta, pamer barang – barang mahal dan sebagainya. Karena pajak sedang mengintai kita. Kalau kita terlalu lugu, kita takkan kebagian apa – apa. Makanya aku selalu berusaha untuk hidup sederhana.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe0IQhBobpk
“Tapi… Non kan masih punya ibu?!”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgFgBRIwqzc
“Masih. Mamie tinggal di Jakarta dijagain oleh dua orang suster. Karena Mamie harus menjalani therapi dua kali seminggu.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBxCyiRaxuV
“Oh… ibunya sakit apa?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxTEWmBigG0
“Mamie lumpuh sejak Papie masih ada. Karena itu surat wasiat yang ditulis oleh Papie berbunyi begitu. Bahwa semua harta Papie diwariskan padaku. Tapi aku berkewajiban untuk mengurus Mamie seumur hidup. Tentu aja aku akan mengurus Mamie. Meski Papie tidak meninggalkan harta pun aku wajib mengurus ibuku sendiri.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJV32khS8tm
“Non Anneke punya saudara?” tanyaku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfx3BzNVLxb
“Nggak, “dia menggeleng, “aku ini anak tunggal Bang. Makanya Papie mewariskan seluruh hartanya padaku. Sedangkan aku masih anak ingusan dalam soal bisnis sih. “Ohya, Bang Wawan mau minum apa?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGxO4LBYsY8
“Gak usah ngerepotin Non. Tapi kalau ada sih minta kopi pahit aja.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXKDKdwLmkd
“Gak pakai gula sama sekali?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm0Ia68Rne3
“Iya Non.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkMJKYJbuVe
Lalu Non Anneke menoleh ke dalam sambil berseru, “Biii… bikinin kopi pahit… jangan pakai gula yaaa… !”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPkZOrwoJsn
“Iya Non,” sahut pembokat dari dalam.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvUac4DtEUl
Kemudian Non Anneke menatapku lagi dengan senyum yang lain dari biasanya. “Bang… tau kenapa kuundang ke sini?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGey9ns3Z3o
“Maaf… belum tau Non.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlcl4M4ke11
“Aku ingin bicara masalah pribadi kita berdua. Antara Anneke dengan Wawan. Bukan antara komisaris utama dengan direktur utama.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNp8iyJtxDZ
“Siap Non,” sahutku dengan benak penuh tanda tanya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIvWzBmG4XD
“Aku ingin Abang bicara sejujur mungkin. Perasaan Abang padaku gimana?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLRkskhnCY9
“Non Anneke seorang boss muda belia yang selalu bersikap apa adanya. Membuatku kerasan punya boss seperti Non ini.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5eZE54uddl
“Maksudku, bagaimana perasaan Abang padaku secara pribadi. Tidak ada hubungannya dengan masalah bisnis kita.“
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTkBJmuPrX3
Aku jadi linglung. Tak tahu apa yang harus kukatakan. Karena kalau salah ucap, bisa fatal akibatnya nanti.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzDta5bUlmv
Pembokat pun datang menghidangkan secangkir kopi panas dan sepiring croissant besar.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTe28nPEQgR
Setelah pembokat itu masuk lagi ke dalam, Non Anneke pindah duduknya ke sofa yang sedang kududuki. Duduk merapat padaku di samping kiriku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPFk7ANL0Cf
“Harusnya cewek gak boleh nembak duluan. Tapi aku sudah tak kuat memendamnya terus di dalam hati. Mmmm… sejak pertama kali jumpa dengan Abang… aku… aku jatuh hati sama Abang,” ucapnya sambil memegang tangan kiriku dan meremasnya perlahan.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM49mZUSYba
Aku menoleh ke arah Non Anneke. Menatap matanya yang indah, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tipis merekah. Lalu kupegang tangan yang sedang meremas tangan kiriku ini, dengan kedua tanganku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeqhLrRmI3W
“Non… sebenarnya aku juga punya perasaan yang sama. Tapi aku tidak berani mengatakannya duluan. Karena biar bagaimana pun Non ini bossku.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQEHDQUbEgw
“Jadi Abang juga suka padaku?” tanyanya setengah berbisik.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAZ7Ir718LF
“Iya Non…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0izJzw5vW4
“Oooh Bang… aku bahagia sekali mendengarnya. Mulai saat ini jangan anggap aku boss Abang lagi. Aku ini… si Anneke ini… jatuh cinta kepada Abang… dan kalau Abang percaya, inilah cinta pertamaku Bang…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj6D93s4lIB
Aku menatapnya terus… menatap bibirnya juga yang bergerak perlahan… mendekat ke arah bibirku. Maka spontan kutanggapi tanpa berbasa – basi lagi. Memagut bibirnya sambil melingkarkan lenganku di lehernya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQRg50cLSe1
Ketika aku melumat bibir sensualnya, ia menyambutku dengan lumatan juga.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2K9njJUQ4i
Lalu… lama kami saling lumat di atas sofa ini.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ86lCyY0SN7
Sampai akhirnya terlepas. Disusul dengan ucapan Non Anneke perlahan.. “Terima kasih Bang. Aku bahagia sekali, karena ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi… Abang belum punya pacar?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbfzUWlutWl
“Sudah,” sahutku, “Pacarku cantik sekali. Dan sekarang dia duduk di sebelah kiriku.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6uzLC4ywyV
“Hihihihiii… ternyata Bang Wawan suka bercanda juga ya. ‘
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlRuhaXwpbX
“Terus… keinginan Non selanjutnya bagaimana?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH8FjClgoMf
“Kita jadian Bang. Aku tidak menuntut apa – apa dari Abang. Aku hanya ingin disayang dan dicintai oleh Abang.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgSDGsTfn7X
Aku cuma mengangguk perlahan.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsI8RkJcc1y
Aku punya banyak perempuan yang bisa kuperlakukan seperti kepada istriku sendiri. Tapi semuanya lebih tua dariku. Sedangkan Anneke ini lebih muda 3 tahun dariku. Mungkin dialah yang paling tepat untuk kujadikan calon istriku. Sementara yang lain – lain tetap akan kujadikan kekasih gelapku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt5VFl6NkAi
“Bang… aku sudah berjanji bahwa aku akan menyerahkan semuanya kepada lelaki yang kucintai. Karena itu aku mohon, malam ini nginap di sini aja ya Bang. Si Bibi sebentar lagi juga pulang. Jadi hanya akan ada kita berdua di rumah ini.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmHps2XJQ1D
“Jadi kalau malam Non sendirian aja di rumah ini?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTaD2QEZCmX
“Iya Bang.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTyrnvetcMI
“Waaah… Non ini bukan golongan menengah ke bawah. Apa gak takut tidur sendirian terus? Bagaimana kalau ketahuan sama orang jahat?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQHGKT41zeC
“Perumahan ini sangat aman Bang. Tiap malam para petugas keamanan selalu patroli ke setiap pelosok perumahan ini. Lagian aku punya pistol legal dan ada izinnya kok Bang. Tapi mudah – mudahan pistol itu takkan pernah kugunakan. Asalkan aman terus seperti sekarang ini.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0l2McEc6Q3
“Nanti sebaiknya dipikirkan juga untuk menggaji security yang bisa menjaga rumah ini siang malam.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu7cVBmt411
“Kan sudah kubilang Bang. Aku tak mau kelihatan sebagai orang kaya di sini. Kalau menggaji security atau bodyguard segala, bisa jadi sorotan orang – orang nanti.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrlA6C3mvJm
“Nanti aku akan carikan rumah di kompleks yang ngepas dengan level Non ya.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPbP2QrX31v
“Silakan aja. Tapi jangan yang terlalu megah. Yang seperti air tenang tapi menghanyutkan. Ohya… tadi Abang belum jawab… malam ini nginep di sini aja ya.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡneX1U6eDG2
“Tidur seranjang sama Non?” tanyaku yang niatnya cuma bercanda saja.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGBEIPKoc3A
Tapi Anneke memegang tanganku sambil berbisik, “Iya. Aku ingin tau semuanya. Sudah waktunya juga kan? Usiaku sudah duapuluh tahun sekarang.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLAFfzXHYhH
“Maksudnya sampai hubungan sex segala?” tanyaku ingin kepastian darinya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLU7L3DED3k
“Iya Abang Sayang. Aku sudah berjanji di dalam hati, bahwa keperawananku akan kuberikan kepada orang yang benar – benar kucintai.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnOoY1CaoDo
“Wah… ini benar – benar surprise buatku Non.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5tOifkIirn
“Tapi ingat ya Bang… aku ingin Abang jadi suamiku kelak.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdGSfkf01yb
“Bisa. Tapi jangan buru – buru ya Non.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Z6v0JpAN1
“Iyalah. Aku juga gak ingin buru – buru. Nikah sih setahun dua tahun lagi juga gak apa – apa. Tapi aku sudah gak sabar… ingin merasakan hubungan seperti suami istri malam ini juga.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ67diMbOg65
“Non benar – benar masih perawan?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtyWw3iczdm
“Cailaaaa… masa Abang gak percaya padaku? Nanti kan ABang bisa buktikan sendiri. Kalau aku tidak perawan lagi, ludahi deh mukaku nanti.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkWthmWYW3j
Tak lama kemudian si bibi pembokat itu muncul sambil membawa rantang entah berisi apa. “Bibi mau pulang ya Non.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaCM0dZjGS9
“Iya Bi. Udah bawa nasi dan lauk pauknya?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcd9fGpcnvi
“Sudah Non… ini…” sahut si Bibi sambil membuka tutup rantangnya dan memperlihatkan isinya kepada Anneke.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU53Br3ouEP
“Iya, iya. Besok datengnya agak pagian ya Bi. Mau nyuruh ke pasar dulu.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Zucb74X91
“Baik Non.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcyh0V9gbYp
Kemudian pembokat itu berlalu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡULYCvNunEU
Anneke pun bangkit dari sofa. Melangkah ke pintu depan untuk menguncinya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNQpiBsFLeh
“Nah sekarang aman sudah. Kita mau melakukan apa pun bisa,” ucap Anneke sambil menghampiriku. Dan memegang pergelangan tanganku, “Di kamarku aja yok. Biar lebih nyaman.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP1BNgayWxG
Aku mengikutinya saja. Sambil ingin tahu apa yang akan dilakukannya nanti.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnYar7GpyP0
Ternyata… setibanya di dalam kamar, Anneke melepaskan kancing – kancing gaun rumahnya yang berwarna biru muda itu. Ternyata di balik gaun yang kancingnya berderet di depan itu, ia tidak mengenakan beha mau pun celana dalam. Sehingga aku langsung bisa menyaksikan keindahan sepasang toketnya yang lumayan gede dan keindahan memeknya yang bersih dari jembut…
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvkZWn9RIdu
Tentu saja nafsu birahiku langsung bangkit dan bergejolak.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEEmpJeHISD
Terus terang saja, aku merasa seolah sedang bermimpi menghadapi kenyataan ini. Memang Anneke cantik, mulus dan sangat membangkitkan nafsu birahiku. Tapi tadinya aku tak pernah membayangkan hubunganku dengannya harus berubah. Bukan sekadar seorang dirut dengan bossnya. Karena biar bagaimana pun juga seorang direktur utama itu masih tergolong pegawai juga.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcqXKsfR8pC
Dan kini Sang Boss yang cantik rupawan itu berkata dengan suaranya yang semakin membuatku serasa bermimpi :
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXhElWmWmD9
“Sejak berjumpa dengan Bang Wawan, aku mengkhayalkannya. Lalu memikirkannya selama beberapa bulan. Akhirnya aku memutuskan, bahwa Bang Wawan harus jadi milikku. Dan aku harus menjadi milik Bang Wawan.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ88S54ReKqr
Lalu tubuh putih mulus dan sesegar kuncup bunga yang baru mau mekar itu pun berada dalam pelukanku. Harum parfum mahal pun semakin tersiar ke penciumanku. Lalu… dalam keadaan yang sudah sama – sama telanjang, kubopong tubuh mulus dan hangat itu ke atas bed mahalnya. Di situlah aku mulai beraksi sebagai seorang lelaki sejati.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6l1kyb72ta
Tampaknya Non Anneke memang belum pernah disentuh oleh cowok. Itu bisa kubuktikan dengan senantiasa agak tersentak ketika aku menyentuh titik – titik pekanya. Dan ketika aku menghimpitnya sambil melumat bibir sensualnya, tubuhnya langsung menghangat. Terlebih ketika aku mencium bibir sensual itu sambil memainkan pentil toketnya, ia bereaksi dengan mendekap pinggangku erat – erat.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzg9R543by0
Pada saat berikutnya aku berbisik ke dekat telinganya, “Aku harus menjilati memek Non dulu, supaya pada waktunya penetrasi nanti seperti ada pelumasnya.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5TvDna9TYR
Anneke menatapku dengan sorot pasrah. Lalu berkata perlahan, “Lakukanlah apa yang harus Abang lakukan…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNvrOsqErOi
Setelah mendengar ucapannya itu aku langsung melorot turun. Sehingga wajahku berhadapan dengan kemaluan Anneke yang begini bersih dan rapatnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8e2M54pvAo
Sebagai langkah pertama, kudorong paha putih mulusnya agar merenggang selebar mungkin. Kemudian kuciumi memek yang masih rapat itu. Lalu kungangakan selebar mungkin, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu kelihatan jelas. Kelentitnya pun tampak imut – imut di bagian atasnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJZl7p3OFGy
Ujung lidahku pun mulai beraksi. Menyapu – nyapu bagian yang agak basah dan berwarna pink itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAHmjlEKVrc
Anneke mulai menggeliat – geliat dengan nafas yang tertahan – tahan. Bahkan lalu terdengar desahan dan rengekan manjanya, “Aaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaaaang… ini geli – geli enak Baaang… rasanya sampai menggetarkan sekujur tubuhku… seperti mengalir dari ujung kaki sampai kepalaku… ooooohhhh…
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuXexBXsygC
Ternyata begini ya rasanya… ooooohhhh… Baaaang… aku makin cinta sama Abaaaaang… aku cinta Bang Wawaaaan… cintaaaa… ooooooohhhhh… baru sekali ini aku merasakan semuanya ini Baaaang… dudududuuuuhhh… makin lama makin enak Baaaang… iyaa Baaang… jilatin terus Baaang… enak sekali…
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDw8m5HnMko
Aku tidak menanggapinya. Karena mulutku sedang “sibuk” menjilati bagian yang berwarna pink itu. Lalu lidahku menjilati kelentitnya dengan lahap sekali.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡveyOcGWo4j
Kali ini Anneke buka cuma menggeliat tapi juga terkejang – kejang, dengan jari kakinya yang menukik – nukik. Seperti menahan sesuatu yang luar biasa. Tentu saja luar biasa nikmatnya. Karena clitoris alias kelentit ini bagian paling peka pada kemaluan wanita.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9muQHNVz3a
Sementara itu aku terus – terusan mengalirkan air liurku ke arah bagian yang berwarna pink itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5hu9hJE1v0
Cukup lama aku melakukan semua ini.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEHzJuRfwiG
Sampai terasa bagian dalam memek Anneke ini sudah cukup basah dan siap untuk diterobos kontolku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyCh5rLBZ66
Lalu kujauhkan mulutku dari memek Anneke. Dan kucolek – colekkan moncong kontolku di mulut vagina Anneka yang sudah basah kuyup oleh air liurku. Setelah terasa ngepas, aku pun mendorong kontolku sekuat tenaga. Tapi… stttt… malah meleset ke bawah. Kuletakkan lagi moncong senjata kejantananku pada titik yang masih rapat itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZp23DVjwHB
Pada titik itulah moncong kontolku diletakkan. Kemudian aku mengumpulkan tenagaku untuk mendorong kontolku lebih kuat dari tadi.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdgd4cKgZTu
Iyaaaa… sedikit demi sedikit kontolku mulai melesak masuk.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsA4wTCsfFA
“Kalau sakit tahan dikit Non,” ucapku sambil mengumpulkan tenaga lagi untuk mendorong batang kemaluanku agar masuk lebih dalam lagi.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM5IhrSZXE7
Hebatnya Anneke itu, masih bisa tersenyum manis. Tidak kelihatan sedikit pun kalau dia merasa sakit. Padahal kontolku sudah hampir separohnya masuk ke dalam liang memeknya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEt1xIzetbR
Tapi aku tetap ingin membuat Anneke senyaman mungkin. Maka kutarik kontolku perlahan dan kudorong lagi agak kuat. Tarik lagi perlahan, dorong lagi lebih kuat. Memang sempit sekali liang memek bossku ini. Sehingga aku belum leluasa untuk benar – benar mengentotnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHFf3iCQewf
Sementara itu Anneke cuma terdiam pasrah. Terkadang mata beningnya terpejam, terkadang menatapku dengan sorot pasrah. Sesekali ia menggeliat dan memeluk leherku. Terkadang juga ia mengejang dengan mata terpejam.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCmdlKioM72
Namun lama kelamaan liang vagina Anneke beradaptasi dengan ukuran batang kemaluanku. Sehingga aku mulai lancar mengentotnya dalam kecepatan normal.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Bws8Mwgf6
Saat itulah Anneke mulai mendesah dan merengek manja dan terdengar erotis di telingaku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFbRj7HBxAt
“Aaaaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaang… ini… enak sekali Baaang… oooooh… ini Abang sudah menyetubuhiku kan?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNyAFGSzMiI
“Iya Non… hhh… tubuh kita sedang bersatu… hhh… makanya disebut bersetubuh,” sahutku terengah.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYh79lgI3RH
Dalam keadaan seperti ini, aku masih menyempatkan diri mengangkat badanku, lalu memperhatikan kontolku yang sedang maju mundur di dalam memek Anneke. Ternyata memang ada garis – garis darah di badan kontolku. Darah perawan Anneke.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEuZjL9R3ID
Memang sejak melihat bentuknya dari dekat sebelum menjilati memeknya tadi, aku sudah yakin bahwa Anneke masih perawan. Namun saksi konvensional adalah darah perawan itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXMbgf0zIC6
Maka sambil mengentotnya, aku masih sempat membisiki telinga Anneke, “Non memang masih perawan… aku sangat menghormati hal itu.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNWW5TMDdyj
Anneke pun menyahut lirih, “Ya iyalah… tapi sekarang aku gak perawan lagi Bang.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1kxJRcG5AT
“Menyesal karena keperawanan Non sudah kuambil?” tanyaku sambil menghentikan entotanku sejenak.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Zt5sKzKxv
“Nggak. Aku ikhlas. Kan aku sendiri yang menginginkannya. Yang penting Abang tetap sayang padaku di kemudian hari ya…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡilk3LMGt2P
“Sampai kapan pun aku akan tetap menyayangimu Non,” ucapku sambil melanjutkan lagi ayunan kontolku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIlUrF6FUIR
Anneke pun menciumi bibirku dengan lahapnya. Setelah ciumannya terhenti, giliran aku yang menjilati lehernya disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Sementara tangan kiriku beraksi juga, untuk meremas – remas toket kanannya dengan lembut.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡup4dfxvmpX
Ya segalanya kulakukan dengan lembut, karena Anneke ini bukan sekadar sudah jadian denganku, tapi juga bossku. Boss yang punya kapital jauh lebih gede daripada Tante Laila.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeDLyGKKK3y
Desahan dan rintihan histeris Anneke pun mberlontaran lagi dari mulutnya, “Aaaaah… aaaaaaaah… Bang… aku cinta kamu Baaaang… aaaaaah… ini… luar biasa enaknyaaa… sampai kayak melayang – layang gini… aaaaaaah… aaaaaaa… aaaaaahhhh… aaaaaaah…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ444VRKh0Gc
Tidak seperti biasanya, kali ini aku punya niat yang berbeda. Niat untuk menghamili Anneke. Karena itu aku tak usah terlalu berlama – lama menyetubuhinya. Bahkan aku ingin ejakulasiku berbarengan dengan orgasmenya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuyPdWCb0pc
Kenapa aku ingin menghamilinya?
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz0KwEod8Ld
Supaya dia minta secepatnya kunikahi. Lalu aku bakal hidup sejahtera kelak… setelah menjadi suaminya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmOxgeEdiq7
Karena itu diam – diam aku “mengintai” gejalanya. Gejala perempuan yang sudah mendekati orgasme.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHs79JGF4RV
Keringatku pun sudah bercucuran. Berbaur dengan keringat Anneke.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHlRVWiVth2
Beberapa saat kemudian, dia mulai berkelojotan. “Baaaaang… ooooohhh Baaaang… ini… ini… memekku seperti mau pipis… susah nahannya… aaaaah… “rintihnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkFakFE1odk
“Bukan mau pipis… itu pertanda mau orgasme. Lepasin aja, gak usah ditahan – tahan Non…” sahutku sambil mempercepat entotanku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDSiGX8bUyb
Kontolku maju mundur dengan cepatnya di dalam liang memek yang sudah licin tapi tetap terasa sangat sempit ini… sampai pada suatu saat, ketika Anneke mengejang tegang, kutancapkan kontol ngacengku sedalam mungkin.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkRmaceVywO
Sedetik kemudian aku merasakan sesuatu yang sangat nikmat ini. Bahwa liang memek Anneke berkedut – kedut kencang… disusul oleh kejutan – kejutan kontolku sendiri… kontol yang sedang memuntahkan lendir kenikmatanku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeXDRjM9jGl
Crottttt… crooooooootttttt… crooottttt… croooottttt… crotttt… crooootttttttt…!
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKjURoPmet6
Aku terkapar di atas perut Anneke. Dengan keringat yang semakin membanjir.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ32sfaTwV52
“Abang Sayang… terima kasih ya. Luar biasa nikmatnya,” bisiknya. Disusul dengan pagutannya di bibirku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTSnXNuNKiq
“Terima kasih juga karena Non sudah mempercayakan semua ini padaku,” sahutku yang diikuti dengan tarikan kontolku sampai terlepas dari liang memek sempitnya. Spontan aku memandang ke bawah bokong Anneke. Memandang saksi keperawanan bossku yang masih sangat muda itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt1YImozak6
Darah perawan itu…!
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqe650wwy0z
Anneke turun dari bed dan bergegas membuka salah satu lemarinya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf1WVoZRdqe
Tadinya kupikir ia akan mengeluarkan kain seprai baru, untuk mengganti kain seprai yang sudah terciprati darah perawannya. Tapi ternyata bukan. Ia mengeluakan kotak obat – obatan. Lalu dikeluarkannya se-strip pil kontrasepsi…!
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡETH8PpXcAR
Diperlihatkannya pil – pil itu pdaku sambil berkata, “Aku harus menelan pil anti hamil ini biar jangan hamil dulu, ya Bang.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVWKEOI6YKm
“Iya. Itu lebih baik,” sahutku sambil tersenyum. Padahal aku merasa kecewa atas kesiagaannya itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzps6fq4axF
“Jadi kita bebas bersetubuh sesering apa pun, tanpa takut hamil,” ucapnya sambil mengajakku mandi sore.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEE0BjUsmQC
Di dalam kamar mandi yang peralatannya serba mutakhir itu, Anneke berkata, “Kalau Abang merasa di rumah ini kurang nyaman, silakan aja cari rumah yang dianggap aman dan nyaman. Nanti kalau sudah ada yang cocok, tinggal call aku aja sekalian kirim nomor rekening penjual rumah itu. Aku akan transfer dananya saat itu juga.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpiG1p69A36
Tapi Non kan harus hadir pada saat transaksi, untuk menandatangani akte jual beli …”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvGOi0HlfpF
“AJBnya atas nama Abang aja.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtrrHpHpNRt
“Iya Beib…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkXwInglUjN
“Abang… aku suka dipanggil beib… sekarang jangan formal – formalan lagi. Kita kan sudah jadian.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwwCCmtGHpK
Alamku jadi indah. Segalanya terasa indah. Membuatku semakin bersemangat untuk menjalani kehidupan ini. Bersemangat untuk melaksanakan tugas – tugasku, bersemangat pula untuk memainkan peranku sebagai seorang lelaki jantan. Baik untuk Ibu, untuk Wati, untuk Tante Laila, untuk Ema Mimin, untuk Euis dan terutama untuk Anneke Tercinta.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjcytoRJ8em
Hampir tiap hari aku “berjuang” untuk memuasi hasrat birahi Anneke. Karena dia sudah ketagihan untuk merasakan nikmatnya hubungan sex denganku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV6Sy21GG9F
Rumah pilihanku pun sudah dibayar lunas atas namaku sendiri, meski dananya ditransfer oleh Anneke langsung ke pihak developer. Karena rumah itu terletak di kompleks perumahan paling elit di kotaku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1osuCSFjR7
Rumah itu pun sering dijadikan ajang pergumulan birahiku dengan Anneke.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqMM1JeWemR
Demikian seringnya aku menggauli Anneke, seolah seorang suami menunaikan kewajibannya untuk memberi nafkah batin kepada istrinya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0GVJllbujx
Anneke memang semakin mesra sikapnya. Bahkan terkadang seperti tidak rela berjauhan denganku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8CoHAomYiM
Bahkan pada suatu hari Anneke mengajakku untuk menemui ibunya di Jakarta.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaXf1zmkUcy
“Mau ngapain Beib? Mau pinton aku sebagai calon suami?” tanyaku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzlAcMAtcNt
“Jangan dulu. Untuk sementara aku hanya akan memperkenalkan Abang sebagai direktur utama perusahaanku. Lantas kalau aku pulang sendirian ke Jakarta lagi, aku akan nanya sama Mamie. Apakah Mamie setuju kalau Abang dijadikan calon suamiku? Kalau Mamie setuju kan aku tinggal mendengarkan petunjuknya saja.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU0k7oQtOHl
“Kalau mamienya gak setuju gimana?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJVUZSaCLm1
“Aku akan berusaha merayunya tiap hari lewat telepon.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6lAPuu0Azl
“Lalu kalau maminya tetap gak setuju?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfsFTf4gGfQ
Anneke memegang sepasang bahuku. Menatapku dengan senyum di bibir sensualnya. Lalu berkata, “Biar bumi terbelah dua, cintaku padamu takkan bisa padam Bang. Kalau Mamie tetap tidak setuju, kita kawin aja diam – diam. Oke? Jadi jangan gentar Bang. Lagian Mamie sangat sayang padaku. Aku yakin Mamie bakal setuju juga nanti.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4NiUpDoNMn
“Oke. Terus mau berangkat sekarang juga?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuYUwiJ5Qeg
“Iya Abang Sayang. Sekarang kan malam Sabtu. Kita weekend di rumah Mamie aja yaaa…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOs7UzJ9b6S
“Mau pakai mobil mana? Mobil Non apa mobilku?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9fwCNGz7ww
“Mobil Abang aja. Mobilku kan cuma mobil Jepang Bang. Harganya juga kurang dari separoh mobil Abang. Pasti mobil Abang lebih nyaman didudukinnya.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdCbmZpLrH2
“Kalau Non mau, beli pesawat jet pribadi juga bisa. Tapi Non kan gak mau pamer harta. Aku juga punya mobil itu bukan dapet beli. Ada yang ngasih Non.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡahUwi1W08d
“Siapa yang ngasih?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkAjCe1KMSf
“Owner perusahaan lama Non.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8yVyd21TJV
“Kok bisa ngasih hadiah semahal itu?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtXx4Svkfph
“Kebetulan waktu itu perusahaan mendapatkan profit yang cukup besar. Dan itu hasil kerjaku. Makanya aku dikasih reward mobil itu.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLMv2bsUyz7
“Aku malah belum ngasih hadiah apa – apa sama Abang.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4HKnfZv4EA
“Sudah. Masa lupa Beib?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjE2VAug0Y6
“Apa?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ08gpYFYuS3
“Sesuatu yang jauh lebih mahal daripada mobilku itu.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpOqDgPfDE9
“Hihihiii… memekku maksud Abang?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa5El8k47kC
“Iya. Itu tak ternilai harganya Non. Dan aku bangga bisa memiliki dirimu Beib.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWIYkwP6NWq
“Aku juga bangga punya Abang, emwuaaaaah…” ucapnya diakhiri dengan kecupan mesra di pipiku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKy7tNorQpL
“Ohya… rumah mau dikunci aja?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDUZ1TkvqgE
“Nggak. Si Bibi sudah disuruh tidur di sini sampai kita pulang dari Jakarta nanti.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLj3B08cfZT
“Owh… ya udah.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkLmAX5N3hW
“Udah titip juga sama security perumahan.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSIJFd8qVjn
Beberapa saat kemudian Anneke sudah duduk di dalam mobilku yang kukemudikan sendiri.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqsoCOqJwYS
“Di rumah Mamie sih gak bisa ML Bang. Soalnya aku pasti bobo sama Mamie.”
“Nggak apa. Puasa dua tiga hari aja sih gakpapa.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Ipi0p2Ns4
Lalu sedan hitamku meluncur terus di jalan aspal.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2em3tIwxfw
Kebetulan jalan sedang sepi, karena aku sengaja memilih jalan tikus untuk mencapai pintu tol.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeeCcjOVN57
“Kuperkirakan kita tiba di Jakarta tengah malam. Gak apa – apa?”
“Gak apa – apa. Mamie sih suka tidur setelah lewat jam duabelas malam. Sebelum ngantuk benar sih nancep aja di depan tivi.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQN7HCrT73u
“Beliau pakai kursi roda?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXM4zI8BwYe
“Iya. Tapi kursi rodanya sudah pakai remote control. Jadi gak terlalu merepotkan kedua suster yang merawatnya. Cuma waktu mau naik atau turun dari kursi roda, harus dibantu oleh suster.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAyLyMuZs9F
“Usianya sudah tua?”
“Belum tua – tua banget Bang. Mamie melahirkan aku waktu usianya baru delapanbelas.”
“Jadi sekarang baru tigapuluhdelapan tahun usianya?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7GVoCN8iiZ
“Ya, kira – kira segitulah. Abang kan sudah tau umurku. Jadi umur Mamie tinggal nambahin delapanbelas aja kan?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVwz9eGwBfi
“Ayahmu meninggal karena apa Beib?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2LA1fUfTa8
“Serangan jantung Bang. Papie meninggal ketika usianya sudah limapuluh lebih Bang. Perbedaan usia Papie dengan Mamie jauh sih. Maklum Papie sudah kaya raya sejak masih bujangan. Maka dengan mudah aja almarhum bisa mendapatkan Mamie yang saat itu baru berumur tujuhbelas.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsy9LwvjeVW
Aku cuma tersenyum.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXKKacgbbVs
Sedan hitamku meluncur terus di jalan tol yang kebetulan tidak padat menuju Jakarta sih. Tapi yang dari Jakarta menuju Padaleunyi kelihatan padat sekali. Maklum malam weekend.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5MGtDzGHny
Dua jam kemudian mobilku sudah memasuki pekarangan rumah besar dan antik, tapi tetap tidak menunjukkan rumah orang kaya raya. Mungkin karena almarhum ayah Anneke telah melaksanakan pola hidup sederhana. Padahal menurut penuturan Anneke sendiri, sewaktu ayahnya masih hidup, perusahaannya bukan hanya ada di Indonesia.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm3HfhlS4vj
Seorang petugas security menghampiri mobilku. Pada saat yang sama Anneke turun dari depan kiri mobilku. Orang security itu kaget, “Ooooh… Selamat malam Non Boss. Kirain siapa.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx6tkrubTTT
Anneke hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu mengajakku masuk ke dalam rumah bergaya Italia tempo doeloe itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiZ4jVo2net
Seorang wanita setengah baya tampak duduk di kursi roda yang menghadap ke arah pesawat televisi. Dua orang suster duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCIGnnLvy24
“Mamie… !” seru Anneke dengan gaya manja menghampiri wanita yang mamienya itu. Lalu ia memnbungkuk dan cipika – cipiki dengan mamienya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiNXlNZZK6y
“Kok tengah malam gini datangnya?” tanya wanita itu.
“Kan sekalian mau weekend di sini, “Anneke berdiri di belakang kursi roda itu sambil memegang sepasang bahu mamienya.
“Sama siapa itu?” tanya sang Mamie.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0V3nGvRA1h
“Bang Darmawan. Direktur utama di perusahaan kita Mam,” sahut Anneke, “Kenalin dulu mamieku Bang.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfHhXPTguh1
Aku mengangguk dan berlutut di depan kursi roda itu, untuk mencium tangan wanita setengah baya itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVj1ufVjRHu
“Waduuuh… dirutnya kok masih sangat muda dan ganteng gini Anne. Apa dia bukannya pacar kamu?” tanya wanita itu sambil tengadah, menatap putrinya yang sedang berdiri di belakang kursi rodanya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ48o1iggkYX
“Hush sembarangan Mamie ni,” sahut Anneke, “Bang Darmawan ini sebelum direkrut ke perusahaan kita pun sudah jadi dirut di perusahaan lain. Perusahaan punya tantenya. Jadi sekarang jabatannya rangkap dua. Jadi dirut di perusahaan tantenya sekaligus jadi dirut di perusahaan kita.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGH8PUfXDyD
Aku pun berdiri dan duduk di sofa yang berhadapan dengan kursi roda mamienya Anneke itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqDrTf9RXEi
“Mam… aku mau ke toilet dulu ya…” ucap Anneke sambil menoleh padaku, “Mau ke toilet dulu ya Bang.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgE1G9N7ySS
Aku dan mamienya Anneke mengangguk. Lalu wanita setengah baya itu menoleh ke arah dua suster yang duduk di sofa samping kursi roda itu. “Kalian kalau udah ngantuk pada tidur aja gih. Biar aku diurus sama anakku aja.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡziooMOhywE
Kedua suster itu langsung berdiri, kemudian mengangguk sopan padaku dan melangkah ke belakang.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6GdapeG9Xt
“Eh, siapa namanya tadi? Darmawan ya?” tanya wanita setengah baya itu sambil memandangku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFeIMwUKbl
“Mmm… panggil Wawan aja Tante.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcEyGsw4k0S
“Sini sebentar,” ucapnya sambil menggapai – gapaikan tangannya, “Ada yang mau tante omongin.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWNhrfzVeZ2
Aku pun segera mendekati mamienya Anneke itu. Dia pun berkata setengah berbisik, “Lima harian lagi ke sini ya. Jangan sama Anneke. Ada yang mau tante sampaikan.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTLTodGwbsn
“Siap Tante.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBGJpPgTle6
Lalu ia mengeluarkan handphone dari saku baju piyama putihnya, “Masukkin nomor handphone Wawan ke hape tante. Biar nanti bisa ngomong leluasa lewat hape.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHshXyrOVFM
Aku menurut saja. Kupijat nomorku dari handphone punya mamienya Anneke. Hapeku yang disilent pun bergetar. Jadi aku bisa memasukkan nomor mamienya Anneke juga. Kemudian kusaving nama dan nomor hapeku di handphone mamienya Anneke.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1DIUiGpVJC
Setelah memasukkan kembali hape ke dalam saku baju piyamanya, wanita itu menyimpan telunjuk di bibirnya sambil berkata setengah berbisik, “Jangan bilang apa – apa sama Anneke ya.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkGhbbBTB4Y
“Siap Tante.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhCifUs9ijg
Tak lama kemudian Anneke muncul lagi di ruang keluarga itu. Dan langsung menghampiriku, “Tasnya bawa ke sini Bang. Aku mau nunjukin kamar Abang nanti di mana.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz321Cwtd7N
“Iya,” sahutku, “sebentar mau diambil dari mobil dulu. Sekalian sama tas Non juga ambil?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcClsV6ItDn
“Oh iya Bang. Maaf ya…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqKLqRFVoOl
Setelah mengambil tas pakaianku dan tas pakaian Anneke, aku tidak langsung tidur. Aku ikut mendengarkan obrolan Anneke dan ibunya. Belakangan aku mendengar nama mamienya Anneke itu Martini (seperti merk minuman beralkohol ya?).
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡurb7aFps6j
“Bagaimana hasil therapi yang Mamie ikuti selama ini? Ada perkembangannya?” tanya Anneke pada suatu saat.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvHY7jrwOVG
“Ada Sayang,” sahut Tante Martini, “Kaki mamie jadi bisa digerakkan. Lutut pun kalau dipegang jadi ada rasanya. Tidak mati rasa seperti dahulu lagi. Bahkan berdiri pun mamie sudah bisa. Tapi masih lemes lututnya. Mamie tak mau memaksakannya. Kata therapis dari Amerika itu, mamie harus sabar. Katanya sih lama – kelamaan juga mamie bakal bisa jalan lagi.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGxBoUBgr4Y
”Iya, Mamie harus sabar. Penyembuhannya harus step by step,” ucap Anneke. Kemudian ia menoleh padaku, “Eh Bang… kalau mau istirahat, silakan aja istirahat duluan.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUttpekhAZh
Aku mengangguk lalu bangkit dan agak membungkuk ke arah Tante Martini, “Mohon izin mau istirahat dulu Tante.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ79JCezld7i
Lalu aku masuk ke dalam kamar yang sudah diberikan oleh Anneke. Dan tidur nyanyak tanpa mimpi.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDS6Kof8HQR
Tiada hal penting selama dua malam menginap di rumah mamienya Anneke itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTMqoIpxMDs
Minggu sore pun kami pulang ke kota kami.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQbhvVl2jmG
Dalam perjalanan pulang dari Jakarta itu Anneke berkata, “Kayaknya Mamie bakal setuju kalau kita jadi pasangan suami – istri kelak.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvFpfsIg0bD
”Emangnya udah terus terang sama beliau bahwa kita sudah saling jatuh cinta?” tanyaku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY0Ub38K90o
“Belum. Mamie sih jangan dibawa buru – buru Honey. Segalanya harus santai dan matang. Nanti aja kalau kita udah matang dan siap untuk menikah, barulah aku akan mengatakannya.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi7OBkSCk3V
“Iya terserah bidadariku aja. Aku pun tidak ingin terburu – buru.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNyyQoItuoq
“Nah cowok seperti Abang ini yang kucita – citakan sejak dahulu. Cowok yang tak pernah memaksakan kehendak… emwuaaaaahhh… !” ucap Anneke yang diakhiri dengan kecupan mesranya di pipi kiriku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWSpElbK2R3
Anneke tidak tahu bahwa handphoneku yang sedang disilent ini bergetar vibratornya. Cuma satu kali bergetar. Dan ketika kami membelok ke rest area, untuk istirahat dan mengisi perut, aku langsung ke toilet dulu untuk membuka isi WA yang ditandai dengan satu kali getaran itu tadi.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnUnJZ5Oj1B
Di toilet kubuka WA itu yang ternyata dari Tante Laila. Isinya :-Sayangku… anak kita sudah lahir. Cantik sekali. Suamiku juga tampak senang, meski dia tau bahwa anak itu bukan anaknya. Untuk menyenangkan hatinya kuminta agar dia memberi nama. Maka anak itu pun diberinya nama Winiarti. Gak apa – apa kan?-
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC0HmqZofNS
Aku merasa senang campur haru. Lalu membalasnya :-Aku bahagia sekali Sayang. Soal nama, itu sudah cukup bagus. Lalu kapan aku harus menengok anak kita itu?-
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiiSFThK6N4
Tante Laila :-Santai dulu ya Sayang. Jangan terburu – buru. Percayakanlah aku akan merawat anakmu dengan penuh kasih sayang. Aku juga sangat bahagia dan merasa sudah menjadi wanita yang lengkap. Nanti kalau anak kita sudah bisa dibawa ke luar, aku akan ngajak ketemuan lagi di hotel yang sering kita pakai itu. –
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCitcWxvtCI
Setelah memasukkan kembali hape ke saku celana jeansku, aku pun keluar dari toilet. menghampiri Anneke yang sudah duduk di resto dalam kompleks rest area jalan tol itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMbi4KiND0j
Seusai mengisi perut, kami lanjutkan lagi perjalanan pulang itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmQAaxAHhAv
Setelah tiba di kota kami, kuantarkan dulu Anneke ke rumahnya, kemudian aku pun pulang.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3wBYBMqWWm
Di rumah, di dalam kamarku, terawanganku melayang – layang tak menentu. Teringat pada Tante Laila yang sudah melahirkan anakku, teringat pula permintaan Tante Martini yang memintaku untuk datang lagi ke rumahnya. Waktu itu hari Jumat malam, Tante Martini meminta agar empat hari lagi aku datang ke rumahnya tanpa Anneke.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzEXEgvhNjc
Masalahnya, apa tujuan Tante Martini yang memintaku datang lagi ke rumahnya tanta anaknya? Apakah ada rahasia tentang Anneke yang akan disampaikannya padaku, sehingga Anneke sendiri tidak boleh tahu?
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxWVF1xln4E
Entahlah.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPQa9EnLkDz
Yang jelas, di hari Selasa sore, sepulangnya dari kantor aku langsung berangkat ke Jakarta. Tanpa ngomong apa pun kepada Anneke.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ63rCkKNhy4
Aku tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh mamienya Anneke itu nanti. Tapi kelihatannya penting sekali, sehingga aku harus mengabulkan permintaannya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIk8orciyjV
Ketika sedan hitamku sudah memasuki Jakarta, handphoneku berdering. Ternyata dari Tante Martini…!
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4JmyUgaNOx
Lalu :
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Y2ipJ5k6B
Aku: “Hallo Tante…”
Tante Martini: “Kapan mau ke rumah tante? Besok?”
Aku: “Sekarang Tante. Ini sudah masuk Jakarta. Mungkin setengah jam lagi juga tiba di rumah Tante.”
Tante Martini: “Owh… syukurlah. Tante tunggu ya.”
Aku: “Siap Tante.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ08SpwV8M8r
Dan memang setengah jam kemucian aku sudah tiba di pekarangan rumah Tante Martini. Seorang petugas security bergegas membuka pintu garasi, lalu menghampiriku, “Selamat malam Boss. Tadi Bu Martini minta agar mobil Boss langsung dimasukkan ke garasi,” ucapnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4gTeX5RbUI
“Owh… iya iyaaa…” sahutku sambil memasukkan mobilku ke dalam garasi.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk0vbEBHI1n
Ketika aku masuk ke dalam rumah, salah seorang suster yang tempo hari sudah kukenal, menyambutku, “Silakan masuk aja ke kamar Ibu. Beliau sudah menunggu Boss.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV9INGN5bLr
Ini pertama kalinya aku masuk ke dalam kamar mamienya Anneke. Begitu masuk ke dalamnya, aku mengagumi kamar ini. Selain luas dan ada taman mininya segala, segala peralatan di dalam kamar ini serba mahal sekali. Mungkin harga perabotannya bisa lebih mahal daripada harga rumahnya…!
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9jhwE0Goj5
Tante Martini tampak sedang berada di pinggir kolam ikan koi. Dan tersenyum ceria setelah melihat kedatanganku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ89Lun7p9zf
“Wawan orang yang tepat janji ya. Tante suka itu,” ucapnya setelah aku berjongkok di depan kursi rodanya dan mencium tangannya yang terasa halus serta hangat.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡucdwGe2XdH
“Tante kelihatan seger sekali sekarang,” ucapku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ6cgixuEkG
“Kan baru selesai mandi sore Wan,” sahut Tante Martini sambil menggerakkan kursi rodanya menuju sofa – sofa putih yang berderet di sepanjang dinding dari taman menuju ruang peraduannya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4vrRRG9W67
“Wan bisa minta tolong… kuncikan dulu pintunya. Soalnya tante mau membahas sesuatu yang sangat rahasia. Jangan sampai suster – suster itu ikut nguping,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke arah pintu keluar yang sudah tertutup tapi belum dikunci.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTZ5CB95RXx
Kuikuti permintaan Tante Martini itu, mengunci pintu yang ditunjuk itu, kemudian duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda mamienya Anneke.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Hqb8Bmvjt
Lalu Tante Martini berkata perlahan, “Sebenarnya kedua kakiku ini sudah hampor normal. Mungkin tiga bulan lagi juga tente bisa berjalan lagi.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfoZ8pGbmS1
“Tapi berdiri sudah bisa Tante?”
“Sudah. Tapi belum bisa lama – lama. Karena lutut tante masih lemas.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYs9fU0FBzu
Aku menyimak dan memperhatikan bentuk Tante Martini yang saat itu mengenakan kimono putih. Dia seorang wanita yang berkulit lebih gelap daripada Anneke. Katakanlah dia seorang wanita yang hitam manis, meski kulitnya tidak hitam juga.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGrEyPlsHiQ
Dan aku semakin penasaran, apa sebenarnya yang mau disampaikan padaku sehingga memintaku datang tanpa Anneke?
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxKM9XyBbSH
Akhirnya Tante Martini berkata, “Sebenarnya tante ini sudah sembilanpuluh persen sembuh. Mungkin tiga bulan lagi juga tante udah bisa berjalan lagi secara normal. Sekarang tinggal menormalkan jaringan syaraf di seputar lutut aja.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCNuKhF8OKX
“Iya Tante. Lalu nanti Tante bisa menjalani kehidupan secara sehat seperti wanita – wanita normal, “tanggapku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7I8F7R9tfF
“Iya Wan. Tapi ada sesuatu yang menuntut terus dari dalam batin tante. Makanya tante mau minta tolong sama Wawan…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXqZ6Eknl3m
“Minta tolong apa Tante? Sampaikan aja. Jangan ragu – ragu. Kalau aku bisa menolongnya, pasti kutolong Tante.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr79mPi5EcQ
Tante Martini termenung sejenak. Lalu bertanya, “Wawan punya teman di Jakarta?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBrwIYOs5dH
“Banyak Tante. Teman kuliahku kebanyakan kerjanya di Jakarta.”
“Carikan seorang aja buat tante. Tapi yang seganteng Wawan.”
“Haaa?! Buat apa Tante?”
“Untuk memuasi hasrat batinku Wan. Sejak dua tahun yang lalu tante tidak merasakannya sama sekali.”
“Ja.. jadi Tante membutuhkan teman bobo gitu?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTeQZqqREW1
“Iya Wan. Tante mau bicara terbuka aja. Tante ingin mendapatkan cowok yang bisa memuasi hasrat seks tante yang selama ini dipendam terus. Pokoknya cari cowok yang bisa memegang rahasia. Yang bisa secara rutin menggauli tante. Tapi jangan bawa cowok yang jelek. Tante maunya seinilai sama kegantengan Wawan.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNWFeGPYCYE
Sebenarnya aku sangat terkejut mendengar “permintaan tolong” mamienya Anneke itu. Tapi dengan cepat aku memutar otak. Dan akhirnya berkata, “Cari cowok sih gampang Tante. Tapi yang sulit, apakah dia bisa memegang rahasia nggak? Ini masalahnya.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJEA4s8ZBi9
“Terus saran Wawan bagaimana?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSEVBmrUNNc
“Satu – satunya orang yang bisa memegang rahasia adalah diriku Tante. Dan aku sanggup untuk memuasi Tante kapan pun diinginkan. Bahkan sekarang pun aku siap untuk melakukannya.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQb3VvLwPQo
“Kamu mau Wan? Serius kamu mau sama perempuan yang sudah berumur seperti tante ini? Memangnya tante ini masih menarik bagimu?” tanya Tante Martini sambil menatapku dengan sorot ragu, seperti kurang percaya pada kesediaanku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2a46DG3EZn
Sebagai jawaban, kupegang tangan Tante Martini yang hangat itu. Sambil berkata, “Tante cantik sekaligus manis. Sementara aku… penggila wanita setengah baya sejak lama. Jadi… aku siap memuasi Tante sekaligus berjanji untuk tetap merahasiakannya kepada siapa pun, termasuk kepada Non Anneke.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzMxPE4YWq6
Tante Martini meremas tanganku dengan lembut. Menatapku dengan senyum manis di bibir sensualnya, ya… betapa sensualnya bibir wanita setengah baya itu. “Tante setuju usulmu,” ucapnya setengah berbisik, “Tapi awas jangan sampai Anneke tau ya.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkDaelMnHfX
“Tentu aja Tante. Aku juga pasti kena marah abis – abisan kalau Non Anne sampai tau,” sahutku sambil berdiri di depan kursi rodanya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWvzK1RH2Vh
Lalu, tanpa ragu kuulurkan kedua tanganku untuk memeluk dan mengangkat tubuh Tante Martini dari atas kursi rodanya. Lalu membopongnya ke arah bed yang agak jauh dari kursi roda itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeEB1W7qc7v
Pada saat aku membopongnya itu, Tante Martini melingkarkan lengannya di leherku. Sementara aku merasakan sensasi yang luar biasa indahnya. Karena aku merasakan kehangatan lengannya di leherku. Menyaksikan manisnya wajah wanita setengah baya itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdqMbm38zkx
Lalu kuletakkan tubuh berkimono sutera putih itu di atas bed.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYHz1VnYljC
Kulihat ada tongkat panjang di atas bed. “Ini tongkat apa Tante?” tanyaku sambil memegang tongkat yang mengingatkanku kepada ikbuku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT7j1dYUpCB
“Itu hanya untuk latihan turun dari bed ke kursi roda,” sahutnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ15W6Y4neUY
“Kan ada tongkat yang pakai pegangan sekalian untuk latihan jalan kaki Tan.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR1m5CR73Dt
“Ada. Tante juga punya. Tapi tongkat begituan ribet. Kurang praktis. Sekarang tanpa tongkat pun sudah bisa berdiri, meski belum bisa lama – lama. Dengan tongkat itu lebih praktis,” sahut Tante Martini sambil duduk bersila di samping kiriku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn9yqGXmhH2
Aku pun tidak canggung – canggung lagi untuk mendekap pinggangnya, sambil menciumi pipi kanannya yang terasa hangat. Harum p[arfum mahal [pun mulai tersiar ke penciumanku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgzKvK5vglP
Tante Martini tidak tinggal diam. Ia melingkarkan lengannya di leherku. Lalu memagut bibirku, yang kusambut dengan lumatan lembut. Ia balas dengan lumatan hangat pula.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDCNri3EloS
Hawa nafsu birahi pun mulai bergejolak di dalam batinku. Terlebih setelah Tante Martini membisiki telingaku, “Lepasin dulu dong semua pakaianmu. Aku ingin melihat bentuk tubuhmu tanpa pakaian.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBHPjDdnanI
Aku mengangguk sambil melepaskan pakaian casualku. Hanya celana dalam yang kubiarkan tetap melekat di tubuhku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡekPOpLmBy4
Lalu aku menelentang di samping Tante Marini yang sudah celentang juga.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjDy5TWH9Bo
“Badannya atletis begini. Bagus. Sering olahraga ya?” ucap Tante Martini sambil mengusap – usap dada dan perutku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9DDamWTium
“Iya,” sahutku sambil balas mengusap – usap pahanya yang tersembul dari belahan kimononya. Terasa licin sekali paha mulus ini. Namun tentu saja aku tak sekadar mengelus pahanya. Tangan nakalku naik terus sampai ke pangkal pahanya. Dan… aku langsung menyentuh memek plontos dan agak tembem… berarti sejak tadi ia tidak mengenakan celana dalam…
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF2GndH0hS3
Tante Martini pun menyelinapkan tangannya ke balik celana dalamku. Dan langsung memegang batang kemaluanku yang memang sudah tegang sekali ini…
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhWcXOxt7KN
“Wooow… penisnya gagah begini Wan…! “serunya tertahan, “Luar biasa panjang gedenya… !”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW5qXswLamG
Sementara aku sudah tak sabar lagi. Ingin menyaksikan seperti apa tubuh Tante Martini kalau sudah telanjang. Maka dengan nafsu yang semakin menggoda, kulepaskan ikatan tali komononya. Lalu kulepaskan kimono sutera putih itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3HS9wwfM67
Lalu tampaklah sekujur tubuh tinggi langsingnya Tante Martini itu… tubuh yang begitu mulus, tampak jauh lebih muda daripada usianya. Dengan sepasang toket berukuran sedang, yang tidak sekencang toket Anneke, tapi masih “on fire”. Tidak lembek.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtms4IR58oS
Dan memeknya itu… tercukur bersih… menimbulkan hasratku untuk menjilatinya…!
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGuK9vr2OTb
Agar adil, aku pun melepaskan celana dalamku. Lalu merayap ke atas perut wanita setengah baya yang hangat dan harum itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡczckIUC5I4
“Tante masih penuh pesona,” bisikku setelah menghimpitnya, “semuanya masih perfect. Aku siap untuk memuasi hasrat Tante secara rutin. Kebetulan aku ada acara ke Jakarta seminggu dua kali. Tiap Senin dan Kamis. Berarti minimal aku bisa datang ke sini dua kali seminggu.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFwBc62T7vt
“Iya Wan… terima kasih… sekarang lakukanlah apa yang Wawan anggap harus dilakukan. Hatiku sudah menjadi milikmu kini.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb9C7yW7SWo
Mendengar ucapan Tante Martini itu, spontan aku melorot turun. Karena sudah tak sabar lagi, ingin menjilati memeknya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnGCIKTB8hh
Tante Martini pun bersikap tanggap. Ketika wajahkuj sudah berhadapan dengan memeknya, sepasang pahanya pun merenggang loebar. Sehingga aku bisa memperhatikan memeknya yang bersih dari jembut itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKE3hITvBRd
Lalu kuciumi memek plontos itu, sementara kedua tanganku mengangakannya. Sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu mulai tampak di mataku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTFwj9HUevB
Ujung lidahku pun mulai menyapu – nyapu bagian dalam memeknya yang berwarna pink itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSg2IkPe8O9
Tante Martini mulai menggeliat – geliat sambil meremas – remas bahuku. Terlebih setelah aku gencar menjilati kelentitnya, ia pun terkejang – kejang dibuatnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5uRwvQyonN
Bahkan pada suatu saat Tante Martini merengek histeris, “Aaaaah… aaaaaa… sudah Wan… sudah…! Masukan aja penismu Sayang…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUt5pg4Uhul
Ini pertama kalinya mamienya Anneke memanggilku Sayang.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyaeD4I15QO
Aku pun memang sudah sangat bernafsu, ingin segera memasukkan kontolku ke dalam memek Tante Martini.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpriywXZTC6
Maka aku pun meletakkan moncopng kontolku tepat pada mulut memek Tante Martini yang sudah ternganga basah itu. Dan sekali kudorong kuat – kuat… blesssss… kontol ngacengku pun melesak ke dalam liang memek wanita setengah baya itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6xouaqlKnI
Tante Martini menyambutku dengan dekapan di pinggang, bersama desahannya, “Aaaaah… masuuuuk Waaan… punyamu gede banget… aaaaaaaah…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLT4OjcqIuE
Aku pun mulai mengayun kontolku, bermaju mundur di dalam liang memek Tante Martini yang terasa masih sempit sekali, tapi sudah licin oleh air liurku yang mungkin bercampur dengan lendir libidonya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLwx3cWxncP
Ya, aku mulai mengentotnya sambil menciumi dan menjilati lehernya, disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Tante Martina pun berjuang untuk mengimbangiku dengan menggeol – geolkan pinggulnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9oE5GJKLI7
“Haaa… aku bisa menggoyang pinggulku… berarti lututku sudah sembuh Wan… “ucaqpnya terengah.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBDgt1BBwYS
Memang pada waktu menggoyang pinggulnya itu sangat mungkin ada hubungannya dengan kekuatan lutut. Karena kalau lututnya lemah, dia takkan bisa mengangkat bokongnya. Apalagi menggeolkannya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi8hqQRMNLU
“Iya Tante… semoga Tante bugar kembali seperti sediakala yaaa…” sahutku sambil mulai mempercepat genjotan kontolku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT1HX61np8y
“Iyaaaa… ooooohhhhh… Waaaaaan… sudah hampir tiga tahun tante tidak merasakan sentuhan lelaki… sekarang… merasakannya kembali… ooooohhhh… Wawaaaaan… tante merasakannya lagi… nikmatnya gesekan penismu yang gagah ini… ooooohhh Wawaaaan… gak nyangka tante bisa merasakannya lagiiii…
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡStBVewsBeW
Maka gairahku pun semakin berkobar, untuk mengentot wanita setengah baya ini sampai dia benar – benar puas.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOiuiCpUzM7
Aku tak cuma mengentot liang memeknya belaka. Aku sudah mempelajari beberapa buku pengetahuan tentang sex. Tentang cara untuk memuaskan wanita pada saat digauli. Bahwa ada titik – titik penting yang harus disentuh. Antara lain telinga dan sekitarnya, leher dan sekitarnya, pentil buah dada dan sekitarnya, bahkan ketiak pun dianjurkan untuk disentuh.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8jWOJvPg6S
Itulah sebabnya aku tak cuma menjilati leher jenjangnya yang mulai keringatan, tapi juga pentil toketnya kuemut dan kujilati, sementara toket yang satunya lagi kuremas dengan lembut.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV9wNtjE4uG
Tante Martini merintih dan merengek terus pada saat aku sudah gencar mengentotnya. Aku pun ingin membesarkan hatinya. Sehingga entotanku dilambatkan sejenak, lalu berbisik ke telinganya, “Memek Tante luar biasa enaknya…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv95vfhSFGw
Tante Martini tampak senang. Lalu menyahut, “Kontolmu juga luar biasa enaknya Wan. Pasti aku bakal ketagihan kelak.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwvvYKCP7cp
“Sama Tante. Aku juga bakal ketagihan sama Tante. Susah nyari wanita yang memeknya gurih danb legit seperti memek Tante ini,” ucapku yang lalu menggencarkan kembali entotanku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG9TRRRCnvV
Sementara Tante Martini seperti berusaha untuk menggoyang pinggulnya kembali. Tapi mungkin fisiknya belum pulih benar. Sehingga akhirnya ia hanya menikmati entotanku sambil menciumi bibir dan pipiku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbtDwN99VLA
“Gak usah maksain goyang [pinggul Tante. Didiemin gini juga enak. Karena pada dasarnya memek Tante memang luar biasa enaknya,” ucapku setelah mengetahui usahanya untuk menggoyang pinggul kembali, tetapi gagal mengangkat pinggulnya. Dan tidak bisa menggeol – geolkannya lagi.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ5F8gy6k5f
Lalu aku menemukan titik paling sensitif pada wanita setengah baya itu. Ternyata ketiaknya yang paling peka itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVaDvFOITWl
Ketika aku mengentotnya sambil menjilati dan menyedot – nyedot ketiaknya yang harum deodorant, awalnya ia tersentak. Kusangka dia kaget. Tapi ternyata ketiaknya itu paling geli kalau disentuh orang lain. Hal itu kuketahui belakangan.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXZOcCZnHqk
Maka ketika aku menjilati dan menggigit – gigit serta menyedot – nyedot ketiaknya, Tante Martini pun merengek – rengek erotis, “Aaaaaa… aaaaaah… geli Waaan… tapi enak sekali Waaaan… ooooohhhh… ini pertama kalinya aku merasakan ketek dijil;atin waktu sedang dientot begini… aaaaah…
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm7heuuVRNm
“Gampang Tante… kalau udah kangen sama aku… uggghhh… tinggal call aja… aku pasti datang ke sini…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1D0NoKuUM4
Lalu aku semakin menggencarkan entotanku. Sementara Tante Martini mengaku sudah dua kali orgasme. Tapi kelihatannya dia tetap bergairah untuk menikmati entotanku, tak kelihatan lelah sedikit pun. Padahal kami sudah sama – sama bersimbah keringat.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGthDVaqSDK
Tapi pada suatu saat kudengar suaranya terengah, “Tante udah mau orga lagi Wan… ba… barengin yok… oooooohhhhh…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOc9tY7PzVf
“Iiii… iyaaaaa…” sahutku tergagap pula.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDQodLu98iX
Tante Martini pun mulai klepek – klepek seperti waktu mau orgasme yang pertama dan kedua tadi. Maka dengan spontan aku pun memacu kontolku untuk menggenjot liang memeknya secepat mungkin.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMojtae7JzA
Lalu tubuh indah itu pun mengejang tegang. Pada saat yang sama, kubenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin, sehingga moncongnya terasa menabrak dasar liang memek mamienya Anneke.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5S9TmaVRW0
Dan terjadilah sesuatu yang indah itu. Kami saling cengkram dan saling remas. Sementara liang memek Tante Martini terasa berkedut – kedut, disusul oleh gerakan yang seolah sedang berusaha mendorong batang kemaluanku, tapi sang Kontol justru sedang mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatan yang banyak sekali rasanya…
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi7dN1WdzkU
Aku pun menggelepar dan terkapar di atas perut Tante Martini.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyUylKrgixU
Namun aku masih mendapatkan ciuman hangatnya wanita setengah baya itu, disusul dengan bisikannya, “Terimakasih Sayaaang… yang barusan kita lakukan adalah sesuatu yang terindah di sepanjang hidup tante…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuc6GezMx82
“Iya Tante. Semoga bisa jadi pendorong semangat Tante untuk cepat sembuh.”
“Tapi tante jadi kepengen mandi. Soalnya badan tante penuh keringat begini.”
“Ayo kubopong ke kamar mandi,” sahutku sambil mencabut kontolku dari liang memek tembem dan plontos itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0m6xkv9RbZ
Memang banyak sekali air mani yang termuntahkan dari moncong kontolku barusan. Kulihat lendir kenikmatanku sampai meluap dari mulut memek Tante Martini. Dan Tante Martini menadahkan telapak tangan di bawah memeknya, untuk menampung spermaku. Lalu sperma itu dialirkan ke mulutnya, yang lalu ditelannya sedikit demi sedikit.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdrym8TkDPv
“Bagaimana rasanya spermaku?” tanyaku setelah mcnium pipinya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrtWvXaEgue
“Lezat… seolah bernafaskan semangat baru… yang membuat hidup tante berarti lagi. Terima kasih Wawan Sayang…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbj3YTUtWqO
Kemudian kuangkat tubuh wanita setengah baya itu dengan mendekap pinggangnya erat – erat. Tante Martini pun memeluk tengkukku erat – erat. Dan kubawa tubuh indah itu ke dalam kamar mandinya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3SgJf1noJD
Tante Martini menunjuk ke arah bathtub mewah di kamar mandinya. Maka kuletakkan dia di dalam bathtub itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDhCC3inxRL
Sesaat kemudian air hangat memancar ke bathtub itu dengan kencangnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnvBHwHic6t
Aku pun memancarkan aiur hangat shower utama yang berada di atas kepalaku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnxFPsViEwe
Maka ketika Tante Martini sedang menyabuni tubuh indahnya, aku pun menyabuni tubuhku sendiri di bawah pancaran air hangat shower.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUqTPAk0M5f
“Banyak handuk bersih di lemari kaca itu. Silakan ambil untuk Wawan satu, untuk tante satu. Sekalian tolong ambilin kimono yang masih bersih di situ juga,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke lemari kaca yang tidak jauh dari bathtub mewah itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4wKO5fwhNG
Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di atas sofa bedroom kembali. Tante Martini sudah mengenakan kimono baru, aku pun sudah mengenakan pakaianku kembali.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkuUCpbyuJj
“Wawan punya kartu nama?” tanya Tante Martini.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX1zzao5Q9o
“Punya Tante,” sahutku sambil mengeluarkan dompet dari saku belakang celanaku. Lalu kuambil secarik kartu namaku dan kuserahkan kepada Tante Martini.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs7KlGo58vQ
Tante Martini pun mengamati kartu namaku yang lengkap dengan alamat kantor dan alamat rumah.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCZlhMWLQ0Z
“Hai… rumahmu bukannya dekat dengan kampus dan apotek?” tanya Tante Martini.
“Betul. Kok Tante tau?”
“Tau. Di situ ada rumah yang ibu rumah tangganya tunanetra. Kamu tau?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5hjbZ9yGqn
Aku terkejut dibuatnya. Tapi aku tak mau mengingkari kenyataan ini. Bahwa ibuku seorang wanita tunanetra. Lalu kataku, “Wanita tunanetra itu ibuku Tante.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNtD5i0znh4
“Haaa?! Berarti kamu abangnya Nova… uffff… kelepasan bicara, “Tante Martini menutup mulutnya dengan tangan kanannya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ44ePNjO2GN
“Nova? Siapa Nova Tante?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCKLZ7KBqup
“Mmm… jadi bingung nih. Barusan kelepasan bicara. Tapi biarlah tante mau bicara sejujurnya, asalkan Wawan berjanji untuk merahasiakannya kepada siapa pun ya.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrMyqc5Fx0f
“Iya Tante. Aku berjanji takkan bicara kepada siapa pun.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZs9mRIdeQ6
Tante Martini termenung sejenak. Kemudian berkata, “Suamiku punya sahabat. Hasyim namanya. Pak Hasyim itu seorang pengusaha besar juga. Tapi Pak Hasyim sudah tiga gali ganti istri, tidak menghasilkan anak juga. Karena ternyata Pak Hasyimnya sendiri yang mandul. Kebetulan Pak Hasyim punya teman karib yang bernama Zaelani…
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA6anpvSfsL
“Betul Tante. Tapi ayahku sudah meninggal beberapa tahun yang lalu,” sahutku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDTv1rtdlTB
“Soal itu sudah kudengar dari mulut istrinya Pak Hasyim. Nah… pada saat istri Pak Zaelani hamil yang keberapa ya… kalau gak salah yang ketiga… terjadi suatu perundingan pribadi dengan Pak Hasyim. Bahwa kehamilan istri Pak Zaelani itu akan dibiayai sepenuhnya oleh Pak Hasyim, asalkan kalau anaknya sudah lahir, diberikan kepada Pak Hasyim untuk diadopsi.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD3EhMAQOsQ
Sebenarnya banyak yang ingin kutanyakan kepada Tante Martini. Tapi aku tak berani memotong penuturan penting itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmAkmUCPSQR
“Nah… akhirnya lahirlah bayi perempuan dari istri Pak Zaelani itu. Yang lalu dibawa diadopsi oleh Pak Hasyim.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡir2H2SzXlL
“Tante kok bisa tau semuanya sampai mendetail begitu?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTBC9dy5Eoi
“Kan tante ikut dijadikan saksi waktu perjanjian itu ditandatangani. Jadi tante tau benar isi perjanjiannya. Antara lain, bayi itu akan dirawat seperti anak Pak Hasyim sendiri. Dan Pak Zaelani tak boleh mengganggu atau menuntut apa pun kalau bayi itu sudah besar kelak. Perjanjian itu ditandatangani di depan notaris.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ05grxE4E9t
“Lalu bayi cewek itu dikasih nama Nova?” tanyaku.
“Iya. Berarti Nova itu adik kandung Wawan kan?”
“Betul Tante. Selama ini kami sekeluarga mencari tahu keberadaan adikku yang sudah dikasih nama Nova itu. Tapi baru sekaranglah aku mendengar beritanya.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxNB0MuNRLd
“Menurut tante sih, walau pun Wawan sudah tau, sebaiknya jangan ganggu Nova dalam bentuk apa pun. Lagian Nova itu sangat dimanja oleh Pak Hasyim dan istrinya. Bahkan berlebihan memanjakannya. Sehingga Nova itu jadi kolokan sekali. Apa pun yang diinginkannya harus dikabulkan. Selain kolokan, Nova itu selalu jutek pada orang – orang di sekitarnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7TFsiTnTqQ
“Iya,” sahutku, “aku juga takkan mengganggunya Tante. Hanya berusaha ingin tau aja keberadaannya. Mendengar dia sehat aja hatiku udah senang.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFKIBvig7kk
“Iya, memang harus begitu. Masalahnya ayahmu sudah menandatangani perjanjian di depan notaris, dihadiri oleh saksi – saksi pula. Jadi secara hukum, Nova itu tidak bisa diganggu gugat lagi.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBH22qEZBSS
“Iya Tante. Aku akan mencatat kata – kata Tante ini di dalam hati.”
“Nah sekarang kita bicara masalah bisnis ya.”
“Siap Tante.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBtGqrJct0Q
“Begini,” kata Tante Martini, “Sebenarnya tante punya beberapa perusahaan atas nama tente sendiri. Tapi Anneke tidak tahu. Lagian dia sudah mendapatkan warisan seluruh harta yang atas nama almarhum ayahnya. Tapi perusahaan – perusahaan atas nama tante tidak termasuk yang diberikan padanya. Salah satu perusahaan milik tante itu ada di kotamu Wan.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡutGCUhKilZ
“Iya Tante.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaR2ohhQ5MH
“Nah… perusahaan di kotamu itu akan tante hibahkan padamu. Mau diapakan pun terserah Wawan.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVlCdXJlfcJ
“Perusahaannya dalam bentuk apa Tante?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl4n0uRgWdS
“Pabrik segala kebutuhan anak – anak. Perkembangannya bagus. Tapi mungkin kalau sudah diurus oleh Wawan bakal lebih sehat lagi.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFg6bD5aUcz
“Jadi pabrik itu mau Tante percayakan padaku untuk mengurusnya?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvn91GzzLF0
“Memilikinya. Bukan sekadar mengurusnya. Tadi tante kan bilang, akan menghibahkan pabrik itu pada Wawan.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqpUlLjIv6x
“Oooh… Tante… apakah Tante tidak berlebihan dengan menghibahkan pabrik itu padaku?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPIOeyZCW3p
“Tidak Wan. Dalam tiga hari belakangan ini tante sudah mempertimbangkannya sematang mungkin. Perusahaan tante kan banyak. Penghibahan pabrik itu takkan membuat tante jatuh miskin. Jadi… semoga kehidupan Wawan bertambah sukses setelah memiliki pabrik itu ya,” ucap Tante Martini sambil memgang tanganku erat dan hangat.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFCKfJ2Fjj
“Aku jadi speechless Tante. Aku… aku cuma bisa bilang terimakasih,” ucapku yang kuakhiri dengan kecupan hangat di pipi Tante Martini.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYvBu3857EI
“Tapi Wawan punya kewajiban untuk menengok tante sesering mungkin ke sini ya.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpwlgomadoE
“Siap Tante.”
“Ohya… mengenai hibah pabrik itu, gak usah ngomong apa – apa pada Anneke. Karena dia tidak tau kalau tante punya pabrik di kotamu.”
“Iya Tante.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBzXg3dpwNN
“Kalau kaki tante sudah normal, mungkin tante mau beli rumah di kotamu Wan. Supaya kita tidak terlalu berjauhan. Energi Wawan pun tidak terlalu dikuras untuk nyetir sendiri ke Jakarta. Kenapa Wawan tidak pakai sopir pribadi sih?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTZs0G79q0y
“Belum saatnya pakai sopir pribadi Tante. Aku kan masih muda. Lagian aku memang senang driving,” ucapku dengan tangan yang sudah kuselinapkan ke balik kimono Tante Martini.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnfDEE0faL9
“Ogitu ya… “gumkam Tante Martini yang membiarkan tanganku menggerayangi memeknya yang baru mengalami orgasme tiga kali itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTAS5oPjtt4
“Tante masih bergairah?” tanyaku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi6XkwV0TUX
“Emangnya Wawan udah horny lagi?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHGfSM3dTDc
“Iya Tante. Ini udah ngaceng lagi… hihihihiiii…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPbUdSdVEKj
“Ayolah. Tapi jangan terlalu lama ya. Usahakan lepas bareng lagi seperti tadi. Lalu kita tidur. Tante ingin tidur sambil melukin Wawan…”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZh87N9y34n
“Siap Tante,” sahutku sambil bangkit dari sofa. Kemudian membopong Tante Martini ke arah bednya lagi.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94A4hV9YKo
That’s our story. Bahwa kami bersetubuh lagi. Dan aku berusaha untuk menuruti keinginan Tante Martini, agar bersetubuhnya jangan terlalu lama. Mempercepat ejakulasi jauh lebih mudah dari memperlambatnya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq2VFThEbZY
Maka aku pun berhasil ejakulasi tepat pada saat Tante Martini berada di puncak orgasmenya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqLJyX7rx4p
Lalu kami tidur sambil saling berpelukan dan baru sadar keesokan paginya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI9AqOYqIZM
Aku meninggalkan Jakarta pagi itu dengan terawangan indah menggelayuti benakku. Aku masih ingat benar ucapan Tante Martini sebelum melepaskan kepergianku tadi: “Bu Vita, direktur pabrik itu akan tante panggil secepatnya. Untuk menyampaikan keputusan tante yang akan menghibahkan pabrik itu padamu Sayang.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2uqaN7OvTX
Hibah pabrik itu bisa kuanggap sebagai pertanda, bahwa Tante Martini sangat membutuhkan diriku. Tapi aku tak mau besar kepala. Semuanya harus kuhadapi dengan kepala dingin.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9GNhD2YgJv
Tiga hari kemudian, aku mendapatkan pesan lewat WA dari Tante Martini, yang namanya kusamarkan sebagai “Pak Tono”. Sekadar berjaga – jaga, jangan sampai Anneke tahu kalau aku sudah punya “jalur khusus” dengan ibunya. Tante Martini pun sudah menyamarkan namaku di handphonenya sebagai “Wien”. Juga agar aman dari kecurigaan Anneke.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9NuEjSyHYS
Isi WA dari Tante Martini itu berbunyi :-Bu Vita sudah datang ke Jakarta kemaren. Dan sudah dikasih tahu masalah “penjualan” pabrik itu. Jadi, silakan datangi pabrik itu untuk mengenalkan diri sebagai owner baru. –
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwdmv5U2JAy
Aku hanya membalas singkat :-Siap Tante Sayangku-
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPQTkHJ5tvA
Lalu pada hari itu juga aku mengunjungi pabrik itu, sesuai dengan alamat yang sudah diberikan oleh Tante Martini.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFzW47EunzW
Setibanya di pabrik itu, seorang satpam menghampiri sedan hitamku, “Mau ketemu siapa Boss?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeEkUJgHydc
“Mau ketemu dengan Bu Vita,” sahutku.
“Sudah ada janji sama beliau?” tanya satpam itu lagi, membuatku agak jengkel.
“Bilang aja ada owner baru pabrik ini bernama Darmawan… !”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqP1qvPXK1B
Satpam itu kelihatan kaget dan mengubah sikapnya, “Oh! Siap Big Boss… !”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTthHdp16UL
Kemudian satpam itu mengarahkanku ke tempat parkir yang bertuliskan VVIP. Mungkin pada saat Tante Martini masih normal, di situlah tempat mobilnya diparkir kalau beliau datang ke pabrik ini.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDZRqm5ewN6
Setelah mobilku terparkir, kuikuti langkah satpam itu menuju ruang kerja dirut.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPc2jyLQUCV
Di ruang kerja dirut, kulihat seorang wanita setengah baya sedang serius mengamati layar monitornya.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6EL4mgGKn6
Satpam itu menghampirinya. “Maaf mengganggu Bu Boss. Ini Bapak Darmawan mau ketemu Bu Boss.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrwXoC5K8M4
Wanita tinggi montok itu tampak kaget. “Ooooh… selamat datang Big Boss,” ucapnya sambil berdiri dan menghampiriku. Lalu menjabat tanganku dengan sikap sopan sekali.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYYpSiVkjEo
Kemudian aku dipersilakan duduk di ruang tamu dirut.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxnbclC3vEo
Semua manager pun dipanggilnya, untuk dikenalkan padaku sebagai owner baru pabrik besar ini.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjaCpw2tnWq
Acaranya cuma ramah tamah saja dengan dirut dan manager – managernya itu.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNvi4hWGp0C
Kemudian aku meninggalkan pabrik besar itu setelah berjanji akan datang kembali beberapa hari berikutnya, untuk menjelaskan konsep baruku.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUhuHxvjgdF
Lalu aku mengarahkan sedan hitamku menuju kantor perusahaan Tante Laila.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvJVUUpbsxD
Baru saja aku tiba di kantor perusahaan Tante Laila, tiba – tiba handphoneku berdering. Ternyata dari ibuku. Cepat kuterima, takut ada sesuatu yang penting.
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhC2NTp5iGn
“Hallo Bu…”
“Kamu lagi di mana Wan?”
“Di kantor. Emangnya kenapa Bu?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSksh7iKiK8
“Ibu kan pernah cerita sama kamu, bahwa ibu punya adik kandung yang menikah dengan orang Belanda, lalu dibawa ke negaranya.”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrgTPW9sjMY
“Oh iya. Tante Ros itu?”
“Iya. Nama lengkapnya sih Rosida. Sekarang dia ada di rumah.”
“Ohya?!”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqhvBlBNYCL
“Iya. Ibu sudah jelaskan bahwa kamu sekarang menjadi direktur utama di dua perusahaan. Karena itu dia ingin dicarikan rumah sekaligus ingin berbisnis denganmu. Bisa sekarang pulang dulu ke rumah?”
5892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqJoMGSVkkh
“Iya, bisa… bisa… sekarang juga aku mau pulang Bu.”
“Ditunggu ya Wan.”
“Iya Bu.”
ns216.73.216.192da2
