Siapa yang akan kamu pilih,

Angin si biang onar dan pembuat masalah ?

Laut si tukang tidur dan hobi makan?

Senja pemilik rangking satu dari bawah?

Jingga si tukang bolos?

Keempatnya dipertemukan dalam cerita sekolah menengah mereka di tahun kedua. Terlalu sering membuat masalah dan melanggar peraturan, membuat keempatnya harus menerima hukuman dari guru kedisiplinan.

Setumpuk masalah dan segunung poin minus yang membuat keempatnya mau tidak mau saling mengenal satu sama lain. Hingga pertemanan itu sudah mengikat keempatnya untuk selalu bersama.

"Kapan kamu nikah?"

Pertanyaan umum itu terus dilontarkan untuk Sabia berulang-kali, bahkan membuat kedua telinganya pengang. Sampai tiba-tiba Alta, mantan gebetannya sejak SMA mengajaknya menikah.

********

"Alta!" pekik Sabia kesal

"Panggil aku mas Sabia, aku suamimu sekarang" ucap Alta santai masih mengungkung Sabia

"Nggak mau!" tolak Sabia dengan wajah memerah

Yang Arlen tahu, selama ini hanya mataharinya lah yang ia miliki.

Yang Arlen tahu, janji-janji itu tidak pernah ditepati lagi.

Dan yang Arlen tahu, langkahnya sudah berhenti.

Bertepatan dengan perginya sang mataharinya.

(P.S Disclaimer!! Cerita ini penuh kata umpatan, makian, sumpah-serapah dan perilaku yang tidak boleh ditiru dan dicontoh!! 18++ Content!! Trigger Warning!!)

Kepergian selalu bedampingan dengan kehilangan. Begitu kata takdir.

Orang-orang yang dicintainya perlahan menghilang dari ingatannya diiringi luka kehilangan yang tidak pernah sembuh.

Hidupnya seperti langit malam kelam pada musim dingin. Hitam pekat. Seperti tumpahan campuran seluruh warna cat diatas kanvas.

Melupakan bahwa sekalipun bintang tak terlihat di langit, dia akan tetap disana. Bersinar dengan pendarnya.