x
Pahlawan Perang Dunia [Bagian 18]
Author: Ihsan Iskandar
481Please respect copyright.PENANAkEpZWuDvc0
Setelah aku melaporkan kejadian kemarin dan diinterogasi di kantor tentara dalam negeri atau TDN. Alhasil, aku terlambat ujian. Yang melaporkan keadaanku ke TDN sudah pasti adalah perempuan berambut pink itu. Disatu sisi aku berterima kasih kepadanya karena sudah melapor ke TDN dan ingin menyelamatkanku. tapi disisi lain, jika TDN tidak datang. aku masih sempat mengikuti ujian.
481Please respect copyright.PENANApBOK8MsaQJ
Hari ini semua perserta berdiri di lapangan AMIR untuk pemberitahuan kelulusan. Satu persatu dari 4.000 lebih yang mendaftarkan dirinya, hanya 1.000 pelajar yang akan diterima di AMIR. Aku dan Jack berdiri bersampingan tetapi dia masih marah kepadaku karena tidak mengikuti ujian, sama halnya dengan Yuna. Rasa bersalah yang berlapis-lapis ini menambah beban di pundakku. Aku sudah pasti tidak mendapat beasiswa itu, tapi mungkin masih mendapat kesempatan untuk diterima. Adapun persentase jumlah semua penilaian adalah Ujian Tulis 30%, Ujian Fisik 30%, dan Ujian satu lawan satu (Beladiri) 40%.
481Please respect copyright.PENANAqXbqoqj1dz
Setelah satu persatu nama mulai dipanggil oleh panitia, beberapa menit kemudian nama Jack dan Yuna sudah dipanggil dan pergi ketempat yang sudah ditentukan. Secara perlahan barisan mulai terasa lenggang, peserta yang namanya dipanggil sempat tertawa bahagia dan berpelukan dengan temannya, tetapi bagi peserta yang namanya belum di panggil makin merasa ceman ketika panggilan mendekati angka seribu.
Setelah angka seribu diucapkan, para peserta yang tidak dipanggil tertunduk lemas, bahkan ada yang histeris menangis, sedangkan aku yang tidak dipanggil mulai jalan keluar barisan.
481Please respect copyright.PENANAG9A9HNTHLW
“haaa… sepertinya kau gagal maafkan aku pak tua Korna. Aku tidak bisa menepati sesuai janjiku. Baiklah sekarang aku akan menunggu di hotel untuk memberi selamat ke Jack lalu pergi ke tempat lain”
481Please respect copyright.PENANAHXuMwXKoC8
Ketika seluruh peserta barisan mulai bubar, seseorang menaiki panggung podium. Itu adalah kepala Sekolah AMRI, Reno Troth.
481Please respect copyright.PENANAWVXurU5k7s
“kepada peserta bernomor 12, dengan nama Jusuf. Diharap mendatangi kantor kepala sekolah sekarang juga.”
481Please respect copyright.PENANAQ4aY2QqOAu
“haa?”
481Please respect copyright.PENANA9IEogXnLh4
Mendengar pemberitahuan itu, aku langsung bergegas menuju kantor kepala sekolah. Tetapi karena aku tidak mengetahui tempatnya, aku harus bertanya-tanya dahulu dan memakan waktu sedikit lama untuk sampai kesana.
481Please respect copyright.PENANAv8jmMsq4PE
Ketika sampai ke Gedung Guru yang berada di tengah-tengah AMIR, di depan pintu yang diatasnya bertuliskan “Kantor Kepala sekolah” membuatku sedikit cemas dan canggung. Aku mengetuk pintu itu, dan jawaban suara dari dalam berkata “silahkan masuk”. Kedua perasaan yang tadi itu semakin berkecamuk. Tapi karena ini adalah perintah, aku membuka pintu yang terbuat dari kayu berwarna coklat tersebut.
481Please respect copyright.PENANA9KwZxaT1fA
Didalam sana aku melihat sosok kepala sekolah Reno Troth dari dekat, dengan rambut hitam namun ada sedikit rambut putih di sisi kanan dan kirinya. Pakaian jas hitam layaknya seorang guru namun pin emas logo AMIR disisi kanannya menandakan bahwa dia adalah pemilik AMIR ini.
481Please respect copyright.PENANAj5JJlz1CQq
“ohh… Jusuf, silahkan duduk”
481Please respect copyright.PENANAv1hF3aZAyO
“Ya terima kasih tuan”
481Please respect copyright.PENANAcuvJJJvDeR
Aku duduk di sofa hitam yang terletak di tengah kantor itu sesuai dengan perintah.
481Please respect copyright.PENANAKavjm0RyIk
“kau ingin minum apa suf? Jus atau kopi?”
481Please respect copyright.PENANANtUlvZY8tQ
“kau tidak perlu membuatnya untuk seseorang sepertiku tuan Reno”
481Please respect copyright.PENANAQyvxeUFXSA
“tidak perlu sungkan, dan panggil saja aku ‘pak’ bukan tuan”
481Please respect copyright.PENANAH1RVkAAEpc
“kalau begitu, aku akan memilih kopi”
481Please respect copyright.PENANA5KsMDo33Aq
Ketika Pak Reno sedang menyeduh kopi, aku melihat sekeliling kantor tersebut. terdapat banyak buku dan lukisan. Namun ada satu lukisan yang menarik perhatianku, yaitu yang berada tepat di atas pintu yang kulewati tadi. Itu adalah lukisan Pak Tua Korna dengan Pak Reno ketika mash muda.
481Please respect copyright.PENANABqaZAgzfDK
“tenyata mereka berdua saling mengenal” ujarku dalam benak
481Please respect copyright.PENANAiTGQBGPGD8
Setelah kopi itu jadi, Pak Reno memberikannya kepadaku. Aku menerimanya sembari mengucapkan terim kasih, setelah itu beliau duduk tepat dihadapanku.
481Please respect copyright.PENANAbhztJ2M4x9
“Jusuf, apakah kau tau kenapa kau dipanggil kesini?”
481Please respect copyright.PENANAZC3k17bftB
“ini pasti mengenai kejadian kemarin kan, yaitu anakmu yang diculik”
481Please respect copyright.PENANALG5s5ilTjG
“oh wow. Aku terkejut kau mengetahuinya. Itu benar, aku harus berterima kasih denganmu karena sudah menyelamatkan anakku, Sarah. Tapi bagaimana kau mengetahuinya?”
481Please respect copyright.PENANAWHz7oSAx5H
“Aku memang tidak mengetahui bahwa perempuan berambut pink itu adalah anak anda, bahkan kau tidak tahu namanya, aku hanya memiliki intuisi dia pasti anak bangsawan atau semacamnya. Tapi, yang paling membuatku sadar bahwa dia adalah anakmu adalah ketika anda memanggilku kesini. Rentetan kejadian yang tidak kebetulan ini pasti memiliki makna lain. Dan asumsiku ternyata benar.”
481Please respect copyright.PENANA660wXUswxO
“jadi kau mengatakan hal tersebut dengan bukti yang sedikit itu? Kau berani juga nak, itu adalah tebakan yang berbahaya.”
481Please respect copyright.PENANA8nwf3Sjnq1
“aku percaya dengan tebakanku”
481Please respect copyright.PENANAGNbcOoQPky
“wah wah wah… kau sangat menarik Jusuf, hahaha”
481Please respect copyright.PENANAiIuu74KZta
Dalam obrolan kami, Pak Reno tertawa, aku bersyukur tebakan yang 50:50 itu berakhir benar. Jka tidak, maka aku akan sangat tidak sopan.
481Please respect copyright.PENANA3FDbDO0niT
“tapi pak Reno, tidak seharusnya anda berterima kasih denganku, sebenarnya kau lah yang menyebabkan masalah kepada anakmu, yaitu…”
481Please respect copyright.PENANAyNyV2yGTrd
Aku menjelaskan semua kronologi dari pemuda gendut yang melecehkan Yuna memberi dendam kepadaku, dan karena diriku, Sarah mendapat masalah.
“Maka seharusnya aku yang meminta maaf disini”
481Please respect copyright.PENANAczIXmOGkAJ
“hmm… jika itu memang benar, berarti ini adalah hal gawat. Tapi, ada satu alasan lagi kenapa aku memanggilmu kemari”
481Please respect copyright.PENANA6io0TxALeG
“Benarkah? Apa itu?”
481Please respect copyright.PENANAzJDTan7FRk
Pak Reno mengambil sebuah kertas di mejanya, dan ketika kuperhatikan, itu adalah lembar jawabanku.
481Please respect copyright.PENANABd7I8xBJcV
“kau masih ingat Jusuf soal terakhir dalam ujian tulis bagaimana?”
481Please respect copyright.PENANAjKfc3EShtL
“pertanyaan mengenai “Perdamaian” itu kan?”
481Please respect copyright.PENANApMvLBK1Eo0
“ya benar. Semua peserta menjawab pertanyaan sesuai dengan buku semua, seperti ‘Perdamaian dapat diraih jika memiliki kekuatan’ atau ‘Perdamaian dapat dicapai dengan kerjasama’. Hanya 2 hal itu saja. “
481Please respect copyright.PENANAkAVNMF1Lsl
Pak Reno menjelaskan hal tersebut dengan serius, namun tiba-tiba pandangannya berubah kearahku.
481Please respect copyright.PENANApx6HJ5DTkX
“tapi kau berbeda Jusuf, kau memang menjawab menggunakan 2 teori itu. Tetapi akhir kalimat jawabanmu membuatku sangat tertarik”
481Please respect copyright.PENANA6QTcaibHa2
Pak Reno mulai mendekatiku dan bertanya kepadaku.
481Please respect copyright.PENANAD6O3U4BQEP
“Kenapa kau menjawab ‘Perdamaian bukan hanya sekedar Kekuatan dan kerjasama, bukan juga persoalan menggunakan Logika untuk menyelesaikan masalah. Karena perdamaian hanya diartikan sebagai kata aman’ jadi perdamaian seperti apa yang kau maksud Jusuf?”
481Please respect copyright.PENANA0qhur2AmOE
Pak Reno bertanya sambil melihat ke arah mataku dengan serius.
481Please respect copyright.PENANA09gzy3bBQK
“aku memiliki pendapat bahwa ‘Perdamaian adalah ketika masyarakat dan Negara memiliki kepentingan yang sama dan memiliki aturan dan landasan yang jelas dan mengikat. Yang pada akhirnya tujuan yang dituju bukanlah kekuatan. tetapi adalah kemaslahatan bersama atau mensejahterakan khalayak luas ’ karena semua teori yan saya pelajari hanya berbicara seputar ‘kepentingan’ dan ‘kekuatan’, ketika Negara dan individu mencari kepentingan dan kekuatan, maka hasil akhir tetap berada pada ‘Egoisme’ dan pemikiran yang memberatkan satu pihak tersebut.”
481Please respect copyright.PENANA75qUDpiMCK
“Jadi maksudmu manusia hanya mengejar perdamaian dengan menggunakan kekuatan yang pada akhirnya merugikan orang lain. Begitu?”
481Please respect copyright.PENANAsfMNPKrpHy
Wajah Pak Reno yang berpikir keras mulai melihatku dengan wajah penuh pertanyaan.
481Please respect copyright.PENANA6TKXOGbvOa
“Saya memiliki pendapat, bahwa kenapa manusia berbeda dengan hewan karena Hati Nuraninya dan cara berpikirnya. Karena kita tidak begitu memperdulikan hasil akhir, hanya berujung pada keuntungan dan keuntungan. Bukan berlandaskan hal lain. Lantas, apa yang membedakan antara manusia dengan hewan karena mereka berdua mencari keuntungan sendiri untuk bertahan hidup?”
481Please respect copyright.PENANA1t6fTTfe4w
Setelah pertanyaan itu Pak Reno duduk di hadapanku dan mulai memikirkan pernyataanku. Aku membiarkannya berpikir dan meminum kopi lagi. Setelah beberapa menit Pak Reno terdiam akhirnya dia melihatku.
481Please respect copyright.PENANACrFOklEflW
“Baiklah Jusuf sepertinya kita akan memiliki diskusi lagi setelah ini. Terima kasih sudah menemaniku mengobrol, sudah lama aku tidak berpikir keras seperi ini.”
481Please respect copyright.PENANA0PgTXJL0eo
Pak Reno dan aku bersalaman dan beliau memanggil sekretarisnya untuk masuk ke kantor.
481Please respect copyright.PENANASOoDPtCdGu
“Jusuf ini adalah Katherine, dia akan membimbingmu”
481Please respect copyright.PENANAJ4nst4WdY2
“Tuan Jusuf, tolong ikuti aku”
481Please respect copyright.PENANAtPCGcJmYLG
Aku menunduk sopan kearah Kepala sekolah Reno dan mengikuti Nyonya Katherine keluar ruangan. Setelah lama berjalan, aku sampai ke ruang kelas yang kosong dan di persilahkan duduk disana dan menunggu sebentar. Setelah itu, beberapa Peserta mulai masuk ke ruangan tersebut. mereka terkejut melihatku ada didalam sini, namun aku menghiraukan mereka. Setelah 8 peserta masuk, 2 peserta terakhir yang masuk adalah Jack dan Yuna. Jack yang melihatku seakan-akan melihat hantu langsung berlari menghampiriku.
481Please respect copyright.PENANA5Spt4qTo36
“Yo Jack”
481Please respect copyright.PENANAyiP4jU9kwk
“Yo Jusuf, ehhhh… ini bukan waktunya untuk santai mengatakan YO! Kenapa kau berada disini!?”
481Please respect copyright.PENANAspHPduYb16
“aku tidak tahu, aku hanya dibawa kesini dan…”
481Please respect copyright.PENANAX8hjLJ9pfD
Aku menceritakan Jack semua kisahku kenapa sampai kesini.
481Please respect copyright.PENANAxh7EiPnolD
“owhh… begitu”
481Please respect copyright.PENANAieyNZLmSQF
“kau memang luar biasa Jusuf”
481Please respect copyright.PENANAqJnTU1f9oZ
Yuna yang mengupin pembicaraan kami dan duduk disampingku mulai mengucapkan selamat kepadaku, padahal aku belum tahu ini kelas ini untuk apa.
481Please respect copyright.PENANAw8d0NgDtNj
“Hei Jack, Kita dikumpulkan disini untuk apa?” aku bertanya ke Jack
481Please respect copyright.PENANAOWJmy7ibVg
“apa kau tidak tahu? Ini adalah kelas untuk-“
481Please respect copyright.PENANAq1a3LHtGul
“baiklah para peserta selamat atas kelulusannya”
481Please respect copyright.PENANAEf8gfcKeGx
Jack yang belum selesai ngomong dipotong oleh Nyonya Katherine yang sedang berbicara di depan kelas. Aku tidak terkejut dengan kata ‘kelulusan’ Karena perkataan Pak Reno ‘akan berdiskusi lagi’ denganku.
481Please respect copyright.PENANAneie4bHyTn
“kepada para semua peserta disini, kalian adalah penerima beasiswa di AMIR selama 4 tahun disini. Terutama kepada Jusuf yang mendapat beasiswa khusus dari Kepala Sekolah”
481Please respect copyright.PENANAiBTRP0ASLG
Owhh… bodohnya aku, kenapa aku tidak pernah menduga bahwa aku juga menerima beasiswa. Dan Jack berhenti melihatku dengan tatapan ‘bagaimana bisa Jusuf mendapat beasiswa’ sama seperi peserta lainnya melihat ke arahku dengan penuh tanda Tanya. Dan Yuna, berhenti melihatku seperti kau sedang melihat seorang ‘pahlawan’. Dan Begitulah akhirnya aku dapat diterima di AMIR, tetapi permasalahan baru dan politis baru saja akan membanjiri kehidupanku di AMIR.
481Please respect copyright.PENANAuuHFpab61Q
481Please respect copyright.PENANARVTRD0Qvlm
ns 172.70.100.83da2