x
Pahlawan Perang Dunia [Bagian 18]
Author: Ihsan Iskandar
468Please respect copyright.PENANApTP9oO7eWC
Setelah aku melaporkan kejadian kemarin dan diinterogasi di kantor tentara dalam negeri atau TDN. Alhasil, aku terlambat ujian. Yang melaporkan keadaanku ke TDN sudah pasti adalah perempuan berambut pink itu. Disatu sisi aku berterima kasih kepadanya karena sudah melapor ke TDN dan ingin menyelamatkanku. tapi disisi lain, jika TDN tidak datang. aku masih sempat mengikuti ujian.
468Please respect copyright.PENANAB8FMFVnuxU
Hari ini semua perserta berdiri di lapangan AMIR untuk pemberitahuan kelulusan. Satu persatu dari 4.000 lebih yang mendaftarkan dirinya, hanya 1.000 pelajar yang akan diterima di AMIR. Aku dan Jack berdiri bersampingan tetapi dia masih marah kepadaku karena tidak mengikuti ujian, sama halnya dengan Yuna. Rasa bersalah yang berlapis-lapis ini menambah beban di pundakku. Aku sudah pasti tidak mendapat beasiswa itu, tapi mungkin masih mendapat kesempatan untuk diterima. Adapun persentase jumlah semua penilaian adalah Ujian Tulis 30%, Ujian Fisik 30%, dan Ujian satu lawan satu (Beladiri) 40%.
468Please respect copyright.PENANA9OvavazRk0
Setelah satu persatu nama mulai dipanggil oleh panitia, beberapa menit kemudian nama Jack dan Yuna sudah dipanggil dan pergi ketempat yang sudah ditentukan. Secara perlahan barisan mulai terasa lenggang, peserta yang namanya dipanggil sempat tertawa bahagia dan berpelukan dengan temannya, tetapi bagi peserta yang namanya belum di panggil makin merasa ceman ketika panggilan mendekati angka seribu.
Setelah angka seribu diucapkan, para peserta yang tidak dipanggil tertunduk lemas, bahkan ada yang histeris menangis, sedangkan aku yang tidak dipanggil mulai jalan keluar barisan.
468Please respect copyright.PENANAPxK9HEprMl
“haaa… sepertinya kau gagal maafkan aku pak tua Korna. Aku tidak bisa menepati sesuai janjiku. Baiklah sekarang aku akan menunggu di hotel untuk memberi selamat ke Jack lalu pergi ke tempat lain”
468Please respect copyright.PENANA93jgju660o
Ketika seluruh peserta barisan mulai bubar, seseorang menaiki panggung podium. Itu adalah kepala Sekolah AMRI, Reno Troth.
468Please respect copyright.PENANABmVb3g7q8e
“kepada peserta bernomor 12, dengan nama Jusuf. Diharap mendatangi kantor kepala sekolah sekarang juga.”
468Please respect copyright.PENANAKJ8qVMF5Mu
“haa?”
468Please respect copyright.PENANALgpDOuW7zt
Mendengar pemberitahuan itu, aku langsung bergegas menuju kantor kepala sekolah. Tetapi karena aku tidak mengetahui tempatnya, aku harus bertanya-tanya dahulu dan memakan waktu sedikit lama untuk sampai kesana.
468Please respect copyright.PENANAmooPFmBNN2
Ketika sampai ke Gedung Guru yang berada di tengah-tengah AMIR, di depan pintu yang diatasnya bertuliskan “Kantor Kepala sekolah” membuatku sedikit cemas dan canggung. Aku mengetuk pintu itu, dan jawaban suara dari dalam berkata “silahkan masuk”. Kedua perasaan yang tadi itu semakin berkecamuk. Tapi karena ini adalah perintah, aku membuka pintu yang terbuat dari kayu berwarna coklat tersebut.
468Please respect copyright.PENANAC6ZGOMRWjG
Didalam sana aku melihat sosok kepala sekolah Reno Troth dari dekat, dengan rambut hitam namun ada sedikit rambut putih di sisi kanan dan kirinya. Pakaian jas hitam layaknya seorang guru namun pin emas logo AMIR disisi kanannya menandakan bahwa dia adalah pemilik AMIR ini.
468Please respect copyright.PENANAqBd5IH05Pk
“ohh… Jusuf, silahkan duduk”
468Please respect copyright.PENANApxztbr1rCe
“Ya terima kasih tuan”
468Please respect copyright.PENANA0Hxg11zLJ8
Aku duduk di sofa hitam yang terletak di tengah kantor itu sesuai dengan perintah.
468Please respect copyright.PENANAGhi7nKvY2i
“kau ingin minum apa suf? Jus atau kopi?”
468Please respect copyright.PENANA7MVxOoE2SY
“kau tidak perlu membuatnya untuk seseorang sepertiku tuan Reno”
468Please respect copyright.PENANAynR8KCwPdt
“tidak perlu sungkan, dan panggil saja aku ‘pak’ bukan tuan”
468Please respect copyright.PENANARboN5cJv35
“kalau begitu, aku akan memilih kopi”
468Please respect copyright.PENANASDiVe7i9wS
Ketika Pak Reno sedang menyeduh kopi, aku melihat sekeliling kantor tersebut. terdapat banyak buku dan lukisan. Namun ada satu lukisan yang menarik perhatianku, yaitu yang berada tepat di atas pintu yang kulewati tadi. Itu adalah lukisan Pak Tua Korna dengan Pak Reno ketika mash muda.
468Please respect copyright.PENANApDk5xjxIgr
“tenyata mereka berdua saling mengenal” ujarku dalam benak
468Please respect copyright.PENANA2kZ84c9VV8
Setelah kopi itu jadi, Pak Reno memberikannya kepadaku. Aku menerimanya sembari mengucapkan terim kasih, setelah itu beliau duduk tepat dihadapanku.
468Please respect copyright.PENANAZLcP4VYyd3
“Jusuf, apakah kau tau kenapa kau dipanggil kesini?”
468Please respect copyright.PENANAB3qe1ibs0P
“ini pasti mengenai kejadian kemarin kan, yaitu anakmu yang diculik”
468Please respect copyright.PENANAswDKQNDKgb
“oh wow. Aku terkejut kau mengetahuinya. Itu benar, aku harus berterima kasih denganmu karena sudah menyelamatkan anakku, Sarah. Tapi bagaimana kau mengetahuinya?”
468Please respect copyright.PENANA3qQI8067po
“Aku memang tidak mengetahui bahwa perempuan berambut pink itu adalah anak anda, bahkan kau tidak tahu namanya, aku hanya memiliki intuisi dia pasti anak bangsawan atau semacamnya. Tapi, yang paling membuatku sadar bahwa dia adalah anakmu adalah ketika anda memanggilku kesini. Rentetan kejadian yang tidak kebetulan ini pasti memiliki makna lain. Dan asumsiku ternyata benar.”
468Please respect copyright.PENANAUFrADnUBan
“jadi kau mengatakan hal tersebut dengan bukti yang sedikit itu? Kau berani juga nak, itu adalah tebakan yang berbahaya.”
468Please respect copyright.PENANAMYsZTG223J
“aku percaya dengan tebakanku”
468Please respect copyright.PENANAI4i65jyJJ3
“wah wah wah… kau sangat menarik Jusuf, hahaha”
468Please respect copyright.PENANAy6m994zz3h
Dalam obrolan kami, Pak Reno tertawa, aku bersyukur tebakan yang 50:50 itu berakhir benar. Jka tidak, maka aku akan sangat tidak sopan.
468Please respect copyright.PENANAouI1JzMk64
“tapi pak Reno, tidak seharusnya anda berterima kasih denganku, sebenarnya kau lah yang menyebabkan masalah kepada anakmu, yaitu…”
468Please respect copyright.PENANALMI3ONN1yh
Aku menjelaskan semua kronologi dari pemuda gendut yang melecehkan Yuna memberi dendam kepadaku, dan karena diriku, Sarah mendapat masalah.
“Maka seharusnya aku yang meminta maaf disini”
468Please respect copyright.PENANA9whAECnzDb
“hmm… jika itu memang benar, berarti ini adalah hal gawat. Tapi, ada satu alasan lagi kenapa aku memanggilmu kemari”
468Please respect copyright.PENANANHYfX7aQbs
“Benarkah? Apa itu?”
468Please respect copyright.PENANA2k0u4WV8qx
Pak Reno mengambil sebuah kertas di mejanya, dan ketika kuperhatikan, itu adalah lembar jawabanku.
468Please respect copyright.PENANAP0Mvw9UPxs
“kau masih ingat Jusuf soal terakhir dalam ujian tulis bagaimana?”
468Please respect copyright.PENANAnfAOhaPtw7
“pertanyaan mengenai “Perdamaian” itu kan?”
468Please respect copyright.PENANAKSqPZTZ6eB
“ya benar. Semua peserta menjawab pertanyaan sesuai dengan buku semua, seperti ‘Perdamaian dapat diraih jika memiliki kekuatan’ atau ‘Perdamaian dapat dicapai dengan kerjasama’. Hanya 2 hal itu saja. “
468Please respect copyright.PENANAMQlxcRJf9I
Pak Reno menjelaskan hal tersebut dengan serius, namun tiba-tiba pandangannya berubah kearahku.
468Please respect copyright.PENANAcXfw985P2X
“tapi kau berbeda Jusuf, kau memang menjawab menggunakan 2 teori itu. Tetapi akhir kalimat jawabanmu membuatku sangat tertarik”
468Please respect copyright.PENANACMUlEE4X84
Pak Reno mulai mendekatiku dan bertanya kepadaku.
468Please respect copyright.PENANALfpYJGVLE0
“Kenapa kau menjawab ‘Perdamaian bukan hanya sekedar Kekuatan dan kerjasama, bukan juga persoalan menggunakan Logika untuk menyelesaikan masalah. Karena perdamaian hanya diartikan sebagai kata aman’ jadi perdamaian seperti apa yang kau maksud Jusuf?”
468Please respect copyright.PENANAq0GLXYg5hh
Pak Reno bertanya sambil melihat ke arah mataku dengan serius.
468Please respect copyright.PENANAvIJSsppqwr
“aku memiliki pendapat bahwa ‘Perdamaian adalah ketika masyarakat dan Negara memiliki kepentingan yang sama dan memiliki aturan dan landasan yang jelas dan mengikat. Yang pada akhirnya tujuan yang dituju bukanlah kekuatan. tetapi adalah kemaslahatan bersama atau mensejahterakan khalayak luas ’ karena semua teori yan saya pelajari hanya berbicara seputar ‘kepentingan’ dan ‘kekuatan’, ketika Negara dan individu mencari kepentingan dan kekuatan, maka hasil akhir tetap berada pada ‘Egoisme’ dan pemikiran yang memberatkan satu pihak tersebut.”
468Please respect copyright.PENANAi53v634sT7
“Jadi maksudmu manusia hanya mengejar perdamaian dengan menggunakan kekuatan yang pada akhirnya merugikan orang lain. Begitu?”
468Please respect copyright.PENANA8zJODd8RnB
Wajah Pak Reno yang berpikir keras mulai melihatku dengan wajah penuh pertanyaan.
468Please respect copyright.PENANA9CvzPnQ57w
“Saya memiliki pendapat, bahwa kenapa manusia berbeda dengan hewan karena Hati Nuraninya dan cara berpikirnya. Karena kita tidak begitu memperdulikan hasil akhir, hanya berujung pada keuntungan dan keuntungan. Bukan berlandaskan hal lain. Lantas, apa yang membedakan antara manusia dengan hewan karena mereka berdua mencari keuntungan sendiri untuk bertahan hidup?”
468Please respect copyright.PENANAoqLDfCkKfA
Setelah pertanyaan itu Pak Reno duduk di hadapanku dan mulai memikirkan pernyataanku. Aku membiarkannya berpikir dan meminum kopi lagi. Setelah beberapa menit Pak Reno terdiam akhirnya dia melihatku.
468Please respect copyright.PENANAqCuv4fxoBZ
“Baiklah Jusuf sepertinya kita akan memiliki diskusi lagi setelah ini. Terima kasih sudah menemaniku mengobrol, sudah lama aku tidak berpikir keras seperi ini.”
468Please respect copyright.PENANAJUUbPUC8uq
Pak Reno dan aku bersalaman dan beliau memanggil sekretarisnya untuk masuk ke kantor.
468Please respect copyright.PENANA3TQ2YT09ek
“Jusuf ini adalah Katherine, dia akan membimbingmu”
468Please respect copyright.PENANAx0NOcXX5cN
“Tuan Jusuf, tolong ikuti aku”
468Please respect copyright.PENANAWZzs4URwaj
Aku menunduk sopan kearah Kepala sekolah Reno dan mengikuti Nyonya Katherine keluar ruangan. Setelah lama berjalan, aku sampai ke ruang kelas yang kosong dan di persilahkan duduk disana dan menunggu sebentar. Setelah itu, beberapa Peserta mulai masuk ke ruangan tersebut. mereka terkejut melihatku ada didalam sini, namun aku menghiraukan mereka. Setelah 8 peserta masuk, 2 peserta terakhir yang masuk adalah Jack dan Yuna. Jack yang melihatku seakan-akan melihat hantu langsung berlari menghampiriku.
468Please respect copyright.PENANA9kfp9clFo3
“Yo Jack”
468Please respect copyright.PENANAIwygLtaExr
“Yo Jusuf, ehhhh… ini bukan waktunya untuk santai mengatakan YO! Kenapa kau berada disini!?”
468Please respect copyright.PENANA5BufYqFoYW
“aku tidak tahu, aku hanya dibawa kesini dan…”
468Please respect copyright.PENANAQMftsw3Lmt
Aku menceritakan Jack semua kisahku kenapa sampai kesini.
468Please respect copyright.PENANAE51JCmwdoc
“owhh… begitu”
468Please respect copyright.PENANAe4A4MyC4fz
“kau memang luar biasa Jusuf”
468Please respect copyright.PENANAp9PDXISXao
Yuna yang mengupin pembicaraan kami dan duduk disampingku mulai mengucapkan selamat kepadaku, padahal aku belum tahu ini kelas ini untuk apa.
468Please respect copyright.PENANA9tDovLnhJ9
“Hei Jack, Kita dikumpulkan disini untuk apa?” aku bertanya ke Jack
468Please respect copyright.PENANAr3elnWNqTF
“apa kau tidak tahu? Ini adalah kelas untuk-“
468Please respect copyright.PENANAtQGntLj96A
“baiklah para peserta selamat atas kelulusannya”
468Please respect copyright.PENANAVOX1Rwx2sg
Jack yang belum selesai ngomong dipotong oleh Nyonya Katherine yang sedang berbicara di depan kelas. Aku tidak terkejut dengan kata ‘kelulusan’ Karena perkataan Pak Reno ‘akan berdiskusi lagi’ denganku.
468Please respect copyright.PENANAZezwdHDxbF
“kepada para semua peserta disini, kalian adalah penerima beasiswa di AMIR selama 4 tahun disini. Terutama kepada Jusuf yang mendapat beasiswa khusus dari Kepala Sekolah”
468Please respect copyright.PENANAGYcCkpKuMr
Owhh… bodohnya aku, kenapa aku tidak pernah menduga bahwa aku juga menerima beasiswa. Dan Jack berhenti melihatku dengan tatapan ‘bagaimana bisa Jusuf mendapat beasiswa’ sama seperi peserta lainnya melihat ke arahku dengan penuh tanda Tanya. Dan Yuna, berhenti melihatku seperti kau sedang melihat seorang ‘pahlawan’. Dan Begitulah akhirnya aku dapat diterima di AMIR, tetapi permasalahan baru dan politis baru saja akan membanjiri kehidupanku di AMIR.
468Please respect copyright.PENANAdmaYoXz5Np
468Please respect copyright.PENANACKxVRHjrCN
ns 172.70.100.134da2