Detik – detik bergant jadi menit dan menit pun silih berganti.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP1JiTqxQ1E
“Assalamualaikum.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIsL7afKRBi
“Waalaikumsalam. Eh sudah pulang nak.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡACbAVGCUdp
“Iya. Aduh…”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ZrXvleTtq
“Kenapa sayang?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuReANeonBI
“Cepet berlutut mah?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdpNiGNvIu8
“Berlutut?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhno40Bkxax
“Iya, sudah, jangan banyak tanya dulu.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlb8QIqS4UL
Saat Fania berlutut, Vina melepas rok birunya hingga kini terlihat cd putihnya, yang meski tak seputih salju namun tetap sedap dipandang. Vina berdiri agak jauh dari mama yang berlutut sambil melihatnya. Setelah itu Vina ngompol. Cairan urin merembes menuruni kakinya. Ada juga yang menetes langsung ke lantai.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHbgATN8kti
“Diam dulu ya mah, jangan ngapa – ngapain sebelum Vina bilang.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP4Wq2cHkkB
“Iya sayang.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKsjjTizW8y
Hidung Fania begitu dekat dengan selangkangan putrinya, namun tidak mengenai. Terasa elusan sayang di rambutnya dari tangan putri kecilnya itu.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbowguiI8Ao
“Ayo mah, hirup saja, tapi jangan kena ya.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLT62V3JIVo
Fania menurut. Fania menghirup tanpa terasa waktu berjalan.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo3eyCQpjIM
“Sekarang hisap mah, puas – puasin mama.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlPtHLE58fI
Fania menghisap cd putrinya hingga urin yang ada masuk dan ditelan. Fania tetap menghisap dan menjilat cd putrinya meski kini sudah tak ada lagi cairan urinnya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5FmZAoSiV1
“Masih ingin mah?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXCyZIHsvV2
“Iya sayang.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkCdSjelKfy
“Kalau begitu, jilatin saja yang tadi mengalir di kaki Vina.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYtpBIzv4Sm
Tanpa menjawab, Fania langsung menjilati kaki putrinya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFeHsue38ky
“Geli mah…” namun Vina tak menghentikan jilatan mama. “Sudah mah, Vina gak tahan kalau berdiri.” Kini tangan Vina sedikit menjambak rambut mama. Saat mulai melangkah, Vina merasa mama akan berdiri.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeriyPGXLzH
“Mama jangan berdiri, majunya berlutut aja, atau merangkak sekalian. Kan biar Vina pandu ini pake rambut mama.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFchpu4rojV
Fania hanya mampu menurut saat dibimbing merangkak hingga ke ruang tv. Di sana, putrinya duduk dan kepalanya kembali di arahkan ke selangkangan putrinya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXqfg1WzfgQ
“Lepasin dong celana Vina mah.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0cC8tRlZ20
Vina memegang cd anaknya, namun tangannya langsung ditampar oleh putrinya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtBhf9Mcjrd
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFfMpc3ryGo
“Jangan memakai tangan. Gigit saja mah!”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeZjehgwDw0
Vina menggigit cd anaknya, pelan dan perlahan, hingga lepas.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqju76N86kA
“Jilatin lagi mah!”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9NZ3Qe3Axd
Jilatan dan jilatan kembali dilancarkan oleh Vina.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfxn6cKfrM0
“Enghh… terus…” rintih Fania sambil menggerakkan selangkangan hingga turut menggesek hidung mamanya. Rintihannya berubah jadi lolongan saat kepalan tangannya menjambak rambut mama dan menekannya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2KADPkHxlu
“Enak mah,” ritih Fania sambil terengah – engah.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyzGNkg98mQ
***
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBoPgaUO7hj
Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdw1MKAqNHs
Aktifitas Vina dan anaknya berlanjut tanpa sepengetahuan yang lain. Bagi Vina, menikmati urin putrinya serasa menikmati obat pengharmonis rumah tangga. Karena, suami makin sering menjamah dirinya, bahkan pernah suatu ketika mengatakan kalau dia merasa istrinya makin bVinafsu.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwMjatiQUEs
Tentu saja segala hasrat yang ditimbulkan putrinya harus mendapat pelampiasan. Dan dalam kasusnya, suamilah yang menjadi pelampiasannya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6llr3G5uKi
Vina pun melihat putrinya lebih riang. Suatu ketika, Vina melihat putrinya sedang nonton tv sambil nungging.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkW4lp8zp23
“Kamu kenapa sayang, kok nonton tvnya sambil begitu?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOXniL7zlT8
“Iya mah, nunggu mama. Sengaja.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIvS819rPlG
“Sengaja?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5JfkJMtS6y
Vina melihat putrinya menepuk – nepuk pantatnya sendiri.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3SIyOjBQHy
“Sini mah, bukain celana Fania!”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO5B2aU5efa
“Hah, digigit lagi?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ06iI7EWxOJ
“Boleh, tapi terserah mama saja.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZcq2kfUWMI
Vina menurut. Vina mendekat. Vina melorotkan celana pendek lantas cd putrinya. Saat sudah mencapai lutut, satu lutut Fania diangkat sehingga bagian kirinya bisa dilorotkan lagi. Pun dengan bagian kanan, hingga akhirnya tidak bercelana, pendek maupun dalam.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdaifSeVu98
Vina mengelus pantat putrinya, melebarkan hingga anusnya terpampang jelas.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD1SoSLWCld
“Cantiknya…” Vina menghirupnya “hm… segar…”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ36gexWe2tg
“Masa sih mah?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhPp0kHoxWk
“Iya sayang.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqywdqP1ngO
“Duh rasanya mau kencing nih. Mama mau gak?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtJEDhhkXeJ
Vina menganggukan kepala?
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmNHfDNNTDX
“Mau gak mah? Kok gak jawab?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHS7LC78sYx
“Iya.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡww1iLNKkcs
“Iya apa?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRDGYzYQ55S
“Iya mau.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7r892HFXDS
“Iya mau apa?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnNDVP2G6ky
“Iya, mama mau minum kencing kamu.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz6EFEsQgqU
“Oh, kalau begitu, coba berbaring mah. Mulutnya taruh dibawah selangkangan Fania!”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiiK0DXrJ1Q
Vina melakukan apa kata putrinya. Vina berbaring di, kepalanya ada di bawah selangkangan putrinya. Sementara itu, putrinya kini jongkok lantas.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwgZ4HoLrbp
“Buka mulutnya mah. Tapi jangan dulu ditelan, meski nanti mungkin penuh.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB9fhK3ntLX
Vina merasakan urin putrinya mulai membasahi wajah, mengisi mulutnya hingga penuh dan luber.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡImEM00tCaM
Setelah selesai kencing, Fania melihat mulut mama penuh dengan urinnya. Fania lantas menutup hidung mama dengan jemarinya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgKNHoojIVh
Vina bingung saat tangan putrinya menutup hidungnya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡus6LWOf0XX
“Kalau Fania tutup hidung mama, berarti mama harus menelan kencing Fania.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2hBhBXWAGa
Setelah mendengar penjelasan putrinya, Vina lantas menutup mulut dan minum hingga tegukannya terdengar oleh putrinya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX9OKJz7pG7
“Udah habis mah? Sekarang tolong jilatin memek Fania hingga bersih ya mah?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡotO924jVzU
Tanpa menunggu jawaban, Fania menurunkan memek hingga mengenai lidah mamanya. Memeknya kini dijilati.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDkBnIyWv8M
“Bagus mah. Hayati, kalau gini kan Fania jadi punya toilet pribadi.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcSiG6A2Sfw
Vina menjilati tetesan urin di paha putrinya, lantas di memeknya. Setelah itu di bagian jembut tipisnya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiRvc1Pni8L
Setelah merasa cukup, Fania berdiri dan duduk di kursi.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzoQx01hoNs
“Sudah mah, bersihin lantainya sekalian.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWS4rPZPCNa
Vina menurut dan membersihkan lantai, dengan mulutnya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQfuNDNafhP
***
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnsKfl7AIH9
Detik – detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti. Keakraban ibu dan anak terus berlanjut. Rasa penasaran sang anak membuatnya menyentuh dan memainkan memek ibu. Seiring berjalannya waktu, sang anak akhirnya bisa mengetahui saat – saat sang ibu akan orgasme.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbDvodFJBJm
Setiap ada kesempatan, jemari lentik sang anak selalu bermain di memek sang ibu, permainannya begitu cekatan sehingga saat sang ibu akan orgasme, jemari lentik itu dicabut, meninggalkan sang ibu perasaan sange yang berlebih.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaIOc5pEQc1
“Terus sayang, mama udah mau enak nih…”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1KsSzbipOf
“Emang enak. Udah, sekarang bikin Vina enak dulu,” kata Vina sambil membimbing kepala mama ke memeknya. Memek Vina lantas dimainkan oleh mulut mama hingga Vina orgasme.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw5vaMTlwH5
“Nanti mama main aja sama papa!”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7aaoXOgwLH
“Iya deh.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡavUsxMKtmj
Fania hanya bisa pasrah. Malamnya ketika suaminya meminta, Fania memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Fania yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdu6MxEks4h
***
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhZKYdzBOto
Kejadian terus berulang. Fania dibawa ke puncak, namun saat akan orgasme, putrinya menghentikan permainan. Pelampiasan Fania otomatis hanya dengan suaminya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiTqS0jhBtN
Kejadian terus berulang. ketika suaminya meminta, Fania memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Fania yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi140gsaChW
Kehidupan ranjang yang bahagia membuat karir suami Fania cemerlang hingga mendapat posisi strategis. Kenaikan pangkat berimbas pada kenaikan penghasilan. Kenaikan penghasilan berimbas pada kenaikan tugas. Suami Fania mulai jarang di rumah.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUw636Qe60w
***
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXHFjmRpVau
“Papamu mulai jarang belai mama.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKAJwHd6bGp
“Lho, emang kenapa Mah?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgK41YEOeLI
“Biasa, sibuk dengan pekerjaannya.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMyIoFILGti
“Ntar deh Vina bantu. Pokoknya, apa pun yang terjadi, mama diam saja. Pura – pura bego dan tak tahu apa – apa.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwlsOjB2Y6l
“Oke deh.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡalaXG8207N
Setelah percakapan itu, Vina mulai memakai baju babydoll, dengan celana dalam yang berbeda warna sehingga terlihat mencolok.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnIcdA0NQmy
“Sayang, kok bajunya kayak gitu sih?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz7tKMv7eXj
“Gerah sih pah.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJf5FdaOpmv
“Kan malu kalau dilihat orang.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB1pNs7mzZr
“Iyalah malu. Tapi kan lagi gak ada siapa – siapa. Pokoknya kalau lagi ada tamu, Vina ganti deh.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIgx81zEHOf
“Ya, terserah kamu saja.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzEwz7Uhklo
Awalnya biasa, namun lama – lama Fania mulai melihat lirikan suaminya pada putrinya semakin lama.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFiBdUnUUwa
Fania menyadari ayahnya mulai sering memperhatikannya. Kini Fania bahkan tidak memakai BH.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLhU3A4aod2
Perubahan cara berpakaian anaknya kembali memanaskan ranjang Fania. Namun, setelah beberapa minggu, panasnya ranjang mulai berkurang. Bahkan kini terasa kembali dingin.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWcSyxULjdL
Seolah dibuat secara tidak sengaja, Vina mulai dekat, secara fisik, dengan ayahnya. Saat menonton tv, Vina sengaja duduk di samping ayahnya. Ayahnya merasa risih, lantas bangkit dengan alasan minum.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡunUirmEwGh
Setelah minum, duduk di tempat lain. Vina biarkan. Namun, di hari yang lain, ketika ada kesempatan, Vina kembali melancarkan aksinya. Saat tidur, siang maupun malam, Vina mulai jarang menutup pintu.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOnl7jaYbkM
Saat tidur, siang maupun malam, Vina mulai jarang menutup pintu. Vina membeli sebuah kamera mata – mata lantas memasangnya di tempat yang dia kira strategis.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVe1pMcXu1J
***
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeZqofnvdDi
Suatu sore, Vina sedang menonton acara tv sambil menikmati geli – geli yang diakibatkan oleh tangan dan lidah mama. Telinga Vina menjadi tempat bermain bagi lidah dan mulut mama, sedang tangan Vina sibuk mengarahkan tangan mama agar bermain di susu dan atau memeknya. Jilatan dan sentuhan itu baru berhenti setelah Vina orgasme.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0f6eYZH1u9
“Mama jangan dulu ngentot sama ayah!”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgEaKNTB8tR
“Emang kenapa?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLXcZCQ9oiQ
“Pokoknya, Vina punya rencana.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtfoRQaIgg9
***
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7AEGKehITz
Sudah dua bulan sang ayah tidak orgasme. Sebuah pertengkaran biasa membuat istrinya tak ingin disentuh. Melihat kemolekan tubuh putrinya membuat sang ayah tidak tahan lagi.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOTRSwDvGt3
Suatu malam, sang ayah melewati kamar putrinya. Pintu yang tidak tertutup membuatnya bisa melihat sang putri tidur memakai kaos, hanya bercelana dalam dan selimut yang tidak menutupi tubuhnya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXvXUhgERaA
Sang ayah masuk, mengelus paha putrinya lantas melorotkan celana dalam. Setelah itu, sang ayah melepas pakaiannya dan mulai menaiki tubuh putrinya. Karena ada yang menindih, sang putri bangun lantas berontak.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbHlh4GBkrK
***
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡia3bcip2P1
“Diam, diam,” hanya itu yang keluar dari mulut sang ayah.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6DvD9gqLzB
Menyadari siapa yang sedang berada di atasnya membuat Vina sadar. Vina tetap berontak, namun hanya formalitas saja. Saat keperawanannya diambil sang ayah, Vina mengeluarkan air mata. Namun tidak jelas, apakah air mata itu keluar karena rasa sakit ataukah karena bahagia semua berjalan sesuai rencananya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUe4zvvR4PG
Puas melampiaskan nafsu, sang ayah lantas keluar dari kamar putrinya dan kembali ke kamarnya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAXllzYRxDn
***
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBdTU8QFHlA
Fania terkejut dan marah mendengan cerita putrinya. Namun ia juga merasa aneh mendapati Vina yang bereaksi menenangkannya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOCThBTAjPn
“Sudah mah, diam saja. Mama pura – pura tidak tahu. Vina sudah tahu dan bahkan berharap seperti ini.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡssObzKqDay
“Seperti ini bagaimana?”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6j8ZYYpQee
“Pokoknya mama jangan bertindak apa – apa tanpa izin Vina.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb0XRWbUKmR
***
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXyj3BZjFoy
Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti. Sang ayah kembali mengulangi perbuatan bejatnya, dengan sedikit ancaman. Vina menuruti kemauan sang ayah, dengan sedikit meronta.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡywnZyWzvEv
***
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4JUETP0Ow3
Karena memiliki niat, maka Vina mengoperasikan perangkat lunak pembuat dan atau perubah video. Hasil rekaman diam – diam saat dirinya dinikmati sang ayah dirubah sedemikian rupa sehingga terlihat jelas adegan rudapaksa.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXztfnSPRIB
Film tersebut diperlihatkan kepada sang ayah.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWjPbphML8T
“Nah, apabila ayah mau menuruti semua kata – kata Vina, maka ayah tidak akan masuk bui. Namun, apabila ayah ingin mencoba masuk bui, ya silakan saja.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFhwJo9UOyT
“Iya nak, ayah akan menuruti kamu,” kata sang ayah gemetar melihat akibat dari perbuatannya.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzRLCedEBRX
“Nah, kalau ayah mau nurut, ayah boleh tiduri Vina. Bilang dulu kalau mau, ntar Vina kasih. Asal jangan kasih tahu siapa – siapa.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaKieuy2wEC
“Iya.”
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPqtLDcnBo0
***
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwITQ8d6RAy
Vina merasa tentram. Nafsunya terpuaskan. Belajarnya terfokuskan. Dan bahkan karir ayahnya pun lancar.
14844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0teXZC1uBO
