Baru kali ini Dudung disuruh menyerahkan berkas kepada keluarga Fania. Biasa melihat Fania dengan gaya resmi yang serba tertutup membuat Dudung terkejut saat melihat Fania yang mengambil berkas dengan hanya berbalut daster.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxt6jXaSPnf
Dudung disuruh duduk dulu di dalam karena berkas tersebut akan diperiksa dulu. Sebelum Fania membacanya, berkas itu ditaruh di meja.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbw41lrIcQ5
Fania tertawa dalam hati menyadari mata Dudung yang mengintip belahan payudara dari belahan dada dasternya saat menyuguhkan segelas air sirup. “Silakan diminum dulu nak!” celoteh Fania lantas duduk. Fania memeriksa berkas, formalitas saja. “Bilang sama Pak RT ya, terimakasih.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOY5ltUN6aR
“Iya Bu, kalau begitu saya pulang dulu.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuQCGOVZCcl
“Iya, hati – hati ya. Terimakasih.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJHtUiHw0j6
“Sama – sama Bu.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY7VfmQavAZ
***
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqFXv9h4L3x
Setelah kepergiannya, Fania teringat percakapannya dengan Pak RT. Fania mencurahkan hati bahwa dia merasa tua. Pak RT menghibur dengan mengatakan Fania masih cantik. Obrolan berlanjut kepada mitos yang mengatakan bahwa bercinta dan atau meminum peju daun muda bisa membuat awet muda. Celoteh tersebut direspon dengan ide Fania yang menjadi penasaran ingin mencoba daun muda.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4vvDcUUVOt
Pak RT bingung. Namun saat ada kesulitan, biasanya muncul juga kemudahan. Fania meminta izin untuk menyetubuhi Dudung, anak Pak RT yang masih menengah atas, namun sudah cukup umur hingga sudah memiliki SIM dan KTP. Pak RT terkejut. Namun Fania mencoba meyakinkan bahwa menyetubuhinya akan lebih aman daripada suatu ketika Pak RT mendapati seorang gadis datang kepadanya meminta pertanggungjawaban karena telah mengandung anak dari putranya.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqJMdePoInm
***
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjhM5v12c0N
Dudung bingung saat ia jadi sering disuruh antar jemput berkas oleh bapaknya ke rumah Bu Fania. Namun, perbedaan gaya busana dan obrolan ringan yang selalu disuguhkan Bu Fania membuat Dudung menjadi betah berlama – lama. Kini, bahkan Dudung tak lagi canggung saat Bu Fania mencubit dan atau mengelus tubuh saat obrolannya diselingi oleh candaan.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMhk4P6sXGs
Candaan demi candaan membuat Dudung menjadi berani mengutarakan isi hati. Karena merasa kasihan, Fania lantas mengelus rambut Dudung. Elusan Fania disertai dorongan hingga kepala Dudung kini menempel di dadanya. Meski masih memakai daster, namun Dudung girang bukan kepalang.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQfCHTiTxPO
Kegirangan Dudung mesti berhenti saat elusan tersebut berhenti. Karena sudah mau magrib, Dudung pun pamit. Fania berterimakasih karena Dudung sudah mau mencurahkan isi hati padanya yang menandakan bahwa Dudung mempercayai Fania.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3zjhR4zA9h
***
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGsWmx7VW04
Kali lain saat Dudung kembali mengantar berkas, terjadi lagi obrolan hangat yang mengarah pada elusan rambut Dudung. Tangan kiri Fania sibuk mengelus rambut, sedang tangan kanannya meraih tangan kiri Dudung dan membimbingnya hingga tangan kiri Dudung menyentuh susu Fania.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsWspA6K90F
Dudung diam, bimbang, antara takut, ragu dan nafsu. Jari Dudung dielus – elus ke bagian putingnya. Dudung jadi tahu kalau Fania tak memakai BH. Elusan jari yang dibimbing oleh Fania membuat keberanian Dudung bangkit. Kini, tangan Dudung mulai meremas – remas.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcBLXXIwDaO
Tanpa perlu dibimbing lagi, tangan kiri Dudung meremas susu Fania. Sedang tangan kanan Fania melepas resleting dan kancing celana Dudung. Setelah beberapa saat, kontol Dudung pun tegak menantang. Fania lantas meludahi tangan kanannya. Tangan kanan tersebut Fania pakai untuk mengocok kontol Dudung. Rangsangan tersebut akhirnya membuat Dudung memuncratkan peju.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlt44dtawGo
“Ayo, lap dulu kontolnya. Tuh tisunya di meja?”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZLdRKW19Av
“Iya Bu.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmKgcs6BBDp
“Sudah, kamu pulang ya. Nanti ada orang.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4RIo5qkOmB
“Iya.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡirghQC15Gc
***
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe93ihQ7hCt
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Meski Dudung masih pasif, diam saja menunggu inisatif Fania, namun tak menghalangi niat Fania. Meski beralas ubin sehingga punggung pantat Dudung terasa dingin, namun Dudung tidak keberatan.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZjMwbxstDN
Tidak perlu telanjang, Fania hanya sedikit melorotkan celana Dudung hingga Dudung telentang dengan kontol menantang. Fania mengangkat daster dan merendahkan tubuh hingga kontol Dudung masuk ke memeknya. Fania lantas meraih tangan Dudung dan meletakan di dadanya. Dudung lantas meremas susunya sedang Fania lantas menggoyang pantatnya.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp4tk5mEpRl
Goyangan Fania begitu nikmat hingga membuat Dudung memuncratkan peju di memeknya.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVFGLFG5CD4
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb5WF1Iv5Py
***
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMAnuoSOV3C
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif. Meski hanya bergaya anjing, namun Dudung merasa puas.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfvaPbzADfL
***
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4YECRcM37m
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMvr1TEqoal
“Duduk dulu ya, biar Ibu kupasin mangga,” kata Fania sambil mengupas mangga. Setelah mangga dikupas, lantas dihidangkan di meja. Pisau tetap ditaruh di meja, meski sudah dilap oleh tissue.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBeYNunGbJv
“Biar gak jenuh, kita main pura – pura yuk.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSaKlwm0qct
“Pura – pura bagaimana Bu?”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLe220AXA5F
“Pura – puranya Ibu kamu perkosa. Coba kamu ambil pisau, terus ceritanya tempelkan ke leher ibu, sambil mengancam.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuzllFwzkZy
“Serius Bu?”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhnME3cOD1t
“Iya, kalau kata bahasa inggris, fantasy.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkJefqZZsM0
“Baiklah.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡppQdMpYsNO
“Ayo, kamu mulai.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJN7YzsMk2A
Adegan dimulai. Fania harus beberapakali menyuruh Dudung mengulangi. Dari mulai mengancam dengan menempelkan pisau di leher, dimana tangan satunya menggerayangi. Puas menggerayangi, tangan Dudung melepas celananya.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNnlPN7AJYS
Setelah itu, daster Fania disingkapnya hingga Fania telentang di lantai. Dudung ngentot Fania sambil satu tangan tetap fokus pada pisau yang menempel di leher Fania.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGkTJXzYiSb
Setelah menyemprotkan peju di memek Fania, Dudung disuruh mengancam, menampar dan mengulangi karena menurut Fania kurang menjiwai.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuBy7WiCgAZ
Bu RT lantas bersimpuh di hadapan Fania, memohon agar jangan melibatkan pihak yang berwajib. Fania lantas menawarkan altVinatif, jika memang tak ingin keluarga Bu RT berhubungan dengan pihak berwajib.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuXBlkwTUQl
“Apa altVinatifnya Bu?”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxhLgZ9m0d9
“Sebagai anak yang beranjak gede, tentu putra ibu akan menjadi ketagihan perempuan. Lantas, jika Ibu memang tak ingin melibatkan pihak berwajib, maka Ibu mesti menggantikan posisi saya!”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7cUeBMbACP
“Menggantikan bagaimana?”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHI0mvf7AUr
“Ibu harus berhubungan dengan putra Ibu, selamanya. Kalau tidak, saya takut saya akan kembali dihubungi dan atau diperkosa, Bu.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHxzeMjMtFo
“Astagfirullah, tapi…”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjxzwcAxUQe
“Tapi, hanya itu pilihan Ibu.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjNrCFeTyfa
“Tapi, saya tak tahu harus bagaimana, Bu.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqGAkA51er8
“Kalau Ibu tak tahu, sore ini ibu ke sini.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiiy4ynYZuO
“Putra ibu sudah mengancam saya, agar sore ini kembali melayaninya.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgqwt0zo4Di
“Benarkah anak saya sebejat itu?”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEuk6EuYfGa
“Ibu sudah lihat buktinya.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvHIABbEJyn
***
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzou4D2BNFb
Meski sudah ngaceng berat, namun Dudung menurut saat tangannya diikat ke sisi ranjang. Sepadan, pikir Dudung, demi memek. Apalagi matanya ditutupi.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzTx2nF30Fw
Kini terasa sentuhan di perutnya.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKOIV0bi998
***
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOQexGnlEe5
Mata Bu RT tak kuat menahan air mata. Putranya yang sangat dibanggakan, kini terikat seolah tak berdaya. Tangannya, meski dengan bimbingan tangan Fania, kini menyentuh perut putranya. Jemarinya mulai mengelus putting putranya, membuat putranya mendesah. Disaat tangannya memainkan puting kiri, kepalanya didorong hingga mulutnya menyentuh puting putranya.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKzGKs6ysSL
“Jilat Bu,” bisikan Fania terdengar pelan. Bu RT menurut, jilatannya ternyata berefek kepada pergerakan tubuh putranya. Kepalanya lantas dibimbing, menurun hingga ke selangkangannya. Bu RT menutup mulut, hingga bibirnya hanya menyentuh saja. Kepalanya menggeleng.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjP6aVwxopD
“Ayo, Bu,” seolah mendapat izin, Bu RT kini menjilati dan menciumi kontol putranya. Tak lama kemudian, kontol itu mulai dihisap dan disepong. Pantat anaknya kini mulai tak diam, mencoba naik turun berirama.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBA7OJQIOll
***
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyXwox940g9
Dudung mencium mulut yang menciumnya. Aneh, kontolnya masih disepong, namun kini bibirnya dicium. Seolah mengerti dengan kebingunannya, penutup mata Dudung dibuka.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7dFGeH5nPc
“Mah, ngapain Mah?
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAk7hI9Inur
“Lepasin Dudung Bu!”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTzw8olon2X
Dudung mencoba berontak, namun kontolnya sangat menikmati mulut ibunya.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ57WAzXVOOd
“Sudah, tenang Nak, mama paham. Kalau kamu mau, minta saja sama mama. Mama mau kok memberikannya sama kamu.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp6G0jwtmGM
“Minta apaan mah?”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeXoONIFRR4
“Minta ini dong.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvz36ydP4QM
Bu RT lantas bangkit dan berdiri di atas Dudung. Pantatnya diturunkan hingga memeknya mulai dimasuki oleh kontol putranya.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8QsBHrmiw0
“Sudah Mah, hentikan.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCpXiMnotAp
“Yakin, tapi kok punyamu malah tegang sih?”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS5wdDnobX0
Tak perlu waktu lama, Dudung pun memuncratkan peju di memek ibunya. Bu RT lantas bangkit, mulutnya mendekat kontol putranya. Jijik bahkan sebelumnya tak pernah mengulum kontol suaminya, tapi, karena ini permintaan Fania, agar anaknya selamat, maka Bu RT menjilati dan menghisap sisa peju yang ada di kontol anaknya.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3EgsskdQPx
Setelah bersih, Bu RT lantas berlari ke kamar mandi, mual dan muntah karena tidak terbiasa. Setelah kembali, Bu RT lantas melepas ikatan tangan putranya dengan gunting.
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMMr57q0XmJ
“Mama paham, kamu mulai dewasa. Kini setelah Papa tak ada, Mama juga kesepian. Maka, daripada kamu nakal, Mama minta kamu hanya berhubungan sama mama saja. Mau ya, sayang.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvsgFI03wr3
“Iya Ma, Dudung mau.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQq0TIr3f4E
“Tuh, dengerin permintaan ibumu Dung.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiwwcPibkqp
“Iya Bu Fania.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkb2F9NveHZ
“Kalau begitu, kami pamit dulu Bu.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc3RdldLmDJ
“Iya, Bu RT, hati – hati di jalan ya.”
7467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTmAOPi9vfM
