x
Lee Jin Wook sedang memancing, ketika datang seorang nenek - nenek padanya,
"Bisa berikan ikan tangkapanmu padaku? Aku akan menjualnya di pasar untuk membeli beras," ujarnya saat melihat pancing itu bergerak - gerak. Cowok itu mengangguk, lalu dia menarik pancingnya dan melihat ikan tangkapannya cukup besar. Dia lalu memberikan itu pada wanita tua yang kemudian tersenyum dan berlalu setelah mengucapkan terima kasih.
"Kau itu terlalu baik, mengapa ikan itu kauberikan lagi padanya, lihat besok dia pasti datang lagi," gerutu Paman Lee sambil mendengus kesal. Nenek itu memang selalu datang dan meminta ikan tangkapan cowok itu. Jin Wook tersenyum mendengarnya,
"Biar saja paman, aku memang memancing untuk nenek itu," ujarnya sambil tersenyum. Paman Lee hanya menggelengkan kepala. Pria yang mulai tua itu memang sayang pada Jin Wook. Dia sudah menganggap cowok itu anaknya sendiri. Meski dia tahu ayah kandung Jin Wook adalah pembunuh sadis, tapi dia tetap tidak bisa membiarkan saja putranya tinggal di jalanan.
Dia ingat betul saat ayah Jin Wook, Cha Mu Ryong ditangkap sebagai tersangka pembunuhan. Jin Wook kecil lari ke rumahnya, yang tak jauh dari tempat tinggal Jin Wook waktu itu. Anak lelaki itu menangis. Dengan suara terisak dan tersendat - sendat, dia mengatakan polisi membawa ayahnya. Awalnya dia tidak tahu ayah anak itu terlibat kasus apa, tapi setelah beberapa hari tersiar kabar ayah anak itu adalah pembunuh berantai yang sadis.
"Aku tidak setuju, anak itu membuatku takut, bagaimana kalau dia melukai anak kita?" tanya istrinya. Pak Lee menghela nafas panjang,
"Kalau dia melakukan itu, aku sendiri yang akan mengusirnya dari rumah kita," tegasnya. Sang istri terpaksa setuju, bahkan ia setuju saat anak itu diganti nama dan memakai marga mereka, meski raut wajahnya terlihat terpaksa. Namun perjalanan waktu membuktikan segalanya, putra angkat mereka itu rela dipukuli untuk melindungi anak kandung mereka. Dia ingat betul luka Jin Wook cukup parah, bahkan ada yang berbekas di punggungnya karena dipukul dengan rantai besi yang dihiasi duri. Saat itu, anak itu tidak sadarkan diri. Bahkan dokter tak berani berharap banyak. Tapi istrinya siang malam menangis dan berdoa untuk anak itu. Mungkin doa seorang ibu memang bisa menyentuh hati Yang Maha Kuasa sekalipun. Jin Wook kecil sembuh dan pulih dengan cepat. Apalagi istrinya sekarang menyayangi anak itu ikut merawatnya dengan sepenuh hati, seolah menjadi obat mujarab untuk anak itu.
ns 172.71.254.34da2