Baru kali ini Dudung disuruh menyerahkan berkas kepada keluarga Fania. Biasa melihat Fania dengan gaya resmi yang serba tertutup membuat Dudung terkejut saat melihat Fania yang mengambil berkas dengan hanya berbalut daster.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF5Fojdya5b
Dudung disuruh duduk dulu di dalam karena berkas tersebut akan diperiksa dulu. Sebelum Fania membacanya, berkas itu ditaruh di meja.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8jbTtTCvo4
Fania tertawa dalam hati menyadari mata Dudung yang mengintip belahan payudara dari belahan dada dasternya saat menyuguhkan segelas air sirup. “Silakan diminum dulu nak!” celoteh Fania lantas duduk. Fania memeriksa berkas, formalitas saja. “Bilang sama Pak RT ya, terimakasih.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVCcJvzgmRe
“Iya Bu, kalau begitu saya pulang dulu.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMw52vN1eOY
“Iya, hati – hati ya. Terimakasih.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGIlNy4nMuZ
“Sama – sama Bu.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWu9efXnYCn
***
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3hsf0YfCYh
Setelah kepergiannya, Fania teringat percakapannya dengan Pak RT. Fania mencurahkan hati bahwa dia merasa tua. Pak RT menghibur dengan mengatakan Fania masih cantik. Obrolan berlanjut kepada mitos yang mengatakan bahwa bercinta dan atau meminum peju daun muda bisa membuat awet muda. Celoteh tersebut direspon dengan ide Fania yang menjadi penasaran ingin mencoba daun muda.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhYIyAgFWYf
Pak RT bingung. Namun saat ada kesulitan, biasanya muncul juga kemudahan. Fania meminta izin untuk menyetubuhi Dudung, anak Pak RT yang masih menengah atas, namun sudah cukup umur hingga sudah memiliki SIM dan KTP. Pak RT terkejut. Namun Fania mencoba meyakinkan bahwa menyetubuhinya akan lebih aman daripada suatu ketika Pak RT mendapati seorang gadis datang kepadanya meminta pertanggungjawaban karena telah mengandung anak dari putranya.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCzQdb7I4Ot
***
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjYY4KKYnC6
Dudung bingung saat ia jadi sering disuruh antar jemput berkas oleh bapaknya ke rumah Bu Fania. Namun, perbedaan gaya busana dan obrolan ringan yang selalu disuguhkan Bu Fania membuat Dudung menjadi betah berlama – lama. Kini, bahkan Dudung tak lagi canggung saat Bu Fania mencubit dan atau mengelus tubuh saat obrolannya diselingi oleh candaan.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Zp8BQDHoU
Candaan demi candaan membuat Dudung menjadi berani mengutarakan isi hati. Karena merasa kasihan, Fania lantas mengelus rambut Dudung. Elusan Fania disertai dorongan hingga kepala Dudung kini menempel di dadanya. Meski masih memakai daster, namun Dudung girang bukan kepalang.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQwrjOUxL3g
Kegirangan Dudung mesti berhenti saat elusan tersebut berhenti. Karena sudah mau magrib, Dudung pun pamit. Fania berterimakasih karena Dudung sudah mau mencurahkan isi hati padanya yang menandakan bahwa Dudung mempercayai Fania.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCXlltQJMYp
***
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuuGs6wntZ6
Kali lain saat Dudung kembali mengantar berkas, terjadi lagi obrolan hangat yang mengarah pada elusan rambut Dudung. Tangan kiri Fania sibuk mengelus rambut, sedang tangan kanannya meraih tangan kiri Dudung dan membimbingnya hingga tangan kiri Dudung menyentuh susu Fania.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAgMJcqzU8J
Dudung diam, bimbang, antara takut, ragu dan nafsu. Jari Dudung dielus – elus ke bagian putingnya. Dudung jadi tahu kalau Fania tak memakai BH. Elusan jari yang dibimbing oleh Fania membuat keberanian Dudung bangkit. Kini, tangan Dudung mulai meremas – remas.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq0DpZXJQ5k
Tanpa perlu dibimbing lagi, tangan kiri Dudung meremas susu Fania. Sedang tangan kanan Fania melepas resleting dan kancing celana Dudung. Setelah beberapa saat, kontol Dudung pun tegak menantang. Fania lantas meludahi tangan kanannya. Tangan kanan tersebut Fania pakai untuk mengocok kontol Dudung. Rangsangan tersebut akhirnya membuat Dudung memuncratkan peju.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ziueeH7TP
“Ayo, lap dulu kontolnya. Tuh tisunya di meja?”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSQcbYACiLG
“Iya Bu.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKCo6TFJKWL
“Sudah, kamu pulang ya. Nanti ada orang.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyKUbaXyfSu
“Iya.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYfcTrr8eZP
***
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9DdvcTKZcb
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Meski Dudung masih pasif, diam saja menunggu inisatif Fania, namun tak menghalangi niat Fania. Meski beralas ubin sehingga punggung pantat Dudung terasa dingin, namun Dudung tidak keberatan.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp0unJZVNAp
Tidak perlu telanjang, Fania hanya sedikit melorotkan celana Dudung hingga Dudung telentang dengan kontol menantang. Fania mengangkat daster dan merendahkan tubuh hingga kontol Dudung masuk ke memeknya. Fania lantas meraih tangan Dudung dan meletakan di dadanya. Dudung lantas meremas susunya sedang Fania lantas menggoyang pantatnya.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKgBPUuBNxz
Goyangan Fania begitu nikmat hingga membuat Dudung memuncratkan peju di memeknya.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAORiOwSWK5
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡND3YuzPpFU
***
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwcetvWBrQG
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif. Meski hanya bergaya anjing, namun Dudung merasa puas.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiZPDHtlW7e
***
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpssFNUzkjc
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0VqqEWgAsm
“Duduk dulu ya, biar Ibu kupasin mangga,” kata Fania sambil mengupas mangga. Setelah mangga dikupas, lantas dihidangkan di meja. Pisau tetap ditaruh di meja, meski sudah dilap oleh tissue.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWkK4ZCpkuY
“Biar gak jenuh, kita main pura – pura yuk.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuz44WPvnEa
“Pura – pura bagaimana Bu?”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrNiea4VyAM
“Pura – puranya Ibu kamu perkosa. Coba kamu ambil pisau, terus ceritanya tempelkan ke leher ibu, sambil mengancam.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdiGsbKFyHz
“Serius Bu?”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDrOEEOOuwj
“Iya, kalau kata bahasa inggris, fantasy.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgw9TZZZzJj
“Baiklah.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl4XSDOKeNp
“Ayo, kamu mulai.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnwsKKODccy
Adegan dimulai. Fania harus beberapakali menyuruh Dudung mengulangi. Dari mulai mengancam dengan menempelkan pisau di leher, dimana tangan satunya menggerayangi. Puas menggerayangi, tangan Dudung melepas celananya.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7eDpoPFrnC
Setelah itu, daster Fania disingkapnya hingga Fania telentang di lantai. Dudung ngentot Fania sambil satu tangan tetap fokus pada pisau yang menempel di leher Fania.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡextASEevLr
Setelah menyemprotkan peju di memek Fania, Dudung disuruh mengancam, menampar dan mengulangi karena menurut Fania kurang menjiwai.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ63l15F5sbJ
Bu RT lantas bersimpuh di hadapan Fania, memohon agar jangan melibatkan pihak yang berwajib. Fania lantas menawarkan altVinatif, jika memang tak ingin keluarga Bu RT berhubungan dengan pihak berwajib.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF6iVgkQuov
“Apa altVinatifnya Bu?”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqCon6Fo6eO
“Sebagai anak yang beranjak gede, tentu putra ibu akan menjadi ketagihan perempuan. Lantas, jika Ibu memang tak ingin melibatkan pihak berwajib, maka Ibu mesti menggantikan posisi saya!”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP8SpfeepYP
“Menggantikan bagaimana?”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvYs6396yGP
“Ibu harus berhubungan dengan putra Ibu, selamanya. Kalau tidak, saya takut saya akan kembali dihubungi dan atau diperkosa, Bu.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfTpxu13uqe
“Astagfirullah, tapi…”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4BbCYoEKe8
“Tapi, hanya itu pilihan Ibu.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTqLWA4p4zE
“Tapi, saya tak tahu harus bagaimana, Bu.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2K5VoerCxc
“Kalau Ibu tak tahu, sore ini ibu ke sini.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFaJOiwPvYz
“Putra ibu sudah mengancam saya, agar sore ini kembali melayaninya.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAH7FPz7kt2
“Benarkah anak saya sebejat itu?”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJPmUeDvigw
“Ibu sudah lihat buktinya.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6kPLijjIJf
***
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmacrsrE5SY
Meski sudah ngaceng berat, namun Dudung menurut saat tangannya diikat ke sisi ranjang. Sepadan, pikir Dudung, demi memek. Apalagi matanya ditutupi.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3BDPsgRwwh
Kini terasa sentuhan di perutnya.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ8NRP3dbbn
***
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPiahMcIjNf
Mata Bu RT tak kuat menahan air mata. Putranya yang sangat dibanggakan, kini terikat seolah tak berdaya. Tangannya, meski dengan bimbingan tangan Fania, kini menyentuh perut putranya. Jemarinya mulai mengelus putting putranya, membuat putranya mendesah. Disaat tangannya memainkan puting kiri, kepalanya didorong hingga mulutnya menyentuh puting putranya.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxMTr4hCgR3
“Jilat Bu,” bisikan Fania terdengar pelan. Bu RT menurut, jilatannya ternyata berefek kepada pergerakan tubuh putranya. Kepalanya lantas dibimbing, menurun hingga ke selangkangannya. Bu RT menutup mulut, hingga bibirnya hanya menyentuh saja. Kepalanya menggeleng.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS5F5oY6pxy
“Ayo, Bu,” seolah mendapat izin, Bu RT kini menjilati dan menciumi kontol putranya. Tak lama kemudian, kontol itu mulai dihisap dan disepong. Pantat anaknya kini mulai tak diam, mencoba naik turun berirama.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzC1JLnzMe4
***
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV7wBwLejql
Dudung mencium mulut yang menciumnya. Aneh, kontolnya masih disepong, namun kini bibirnya dicium. Seolah mengerti dengan kebingunannya, penutup mata Dudung dibuka.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5RRuWRc5gb
“Mah, ngapain Mah?
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9DHspX96w6
“Lepasin Dudung Bu!”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhSTSNUvXPJ
Dudung mencoba berontak, namun kontolnya sangat menikmati mulut ibunya.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWXSdzxzrJq
“Sudah, tenang Nak, mama paham. Kalau kamu mau, minta saja sama mama. Mama mau kok memberikannya sama kamu.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL0uk4yBsga
“Minta apaan mah?”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0dgU5AQhXz
“Minta ini dong.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqia2rZaFJh
Bu RT lantas bangkit dan berdiri di atas Dudung. Pantatnya diturunkan hingga memeknya mulai dimasuki oleh kontol putranya.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtATZqxiRji
“Sudah Mah, hentikan.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQarOmk3gjC
“Yakin, tapi kok punyamu malah tegang sih?”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8FunlULgcI
Tak perlu waktu lama, Dudung pun memuncratkan peju di memek ibunya. Bu RT lantas bangkit, mulutnya mendekat kontol putranya. Jijik bahkan sebelumnya tak pernah mengulum kontol suaminya, tapi, karena ini permintaan Fania, agar anaknya selamat, maka Bu RT menjilati dan menghisap sisa peju yang ada di kontol anaknya.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXKjA2TP437
Setelah bersih, Bu RT lantas berlari ke kamar mandi, mual dan muntah karena tidak terbiasa. Setelah kembali, Bu RT lantas melepas ikatan tangan putranya dengan gunting.
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ICS6DtpvN
“Mama paham, kamu mulai dewasa. Kini setelah Papa tak ada, Mama juga kesepian. Maka, daripada kamu nakal, Mama minta kamu hanya berhubungan sama mama saja. Mau ya, sayang.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj3rqMvvmve
“Iya Ma, Dudung mau.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyMb5L9xtyL
“Tuh, dengerin permintaan ibumu Dung.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwL7OoMdDC8
“Iya Bu Fania.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0k1eEsQHBK
“Kalau begitu, kami pamit dulu Bu.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyqyYBSmCfL
“Iya, Bu RT, hati – hati di jalan ya.”
7610Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeW7U2rIboL
