Kompleks apartemen.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhuH5TBzlrW
Brian Won yang baru saja datang langsung mendapatkan telepon dan Jeni Yan.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPbqgY1K1Uh
" Halo Kak? Berapa nomor apartemen Kakak?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkGPYrslo0K
" Nomor 577, Brian mungkin kah kamu sudah tiba?" Tanya balik Jeni Yan dengan nada penasaran.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaHRsg7EUk6
" Ya Kak, aku akan segera datang ke apartemen Kakak."
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbZBvNkgzaO
" Baiklah, aku akan menunggu mu..."
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8gwTmIRdbx
Brian mematikan ponsel nya dan berjalan memasuki lift yang ada.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYO5Qwj1RT0
.....
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi2U2PWkffR
Lantai lima apartemen, Brian baru saja keluar dari lift dan langsung bergegas mencari apartemen bernomor 577.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEAYhEkz1ZF
Setelah mencari selama lima menit atau lebih, Brian akhirnya tiba di depan pintu apartemen bernomor 577 itu.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh7R9YbT8Qd
Ding!
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQPRl5aedMv
" Iya sebentar..." suara seorang perempuan dewasa terdengar.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1LBdbvqW4I
Pintu di buka dan seorang perempuan dewasa berambut hitam panjang muncul di depan Brian.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4EnSeDM9C4
Perempuan dewasa itu menatap Brian dengan senyum bahagia.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUfbhmVBJXZ
" Kakak Jeni, lama tidak berjumpa." Sapa Brian dengan suara hangat.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9hnjtsUgxM
Jeni Yan langsung bergerak dan memeluk Brian Won dengan pelukan yang erat.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwoS3nQbRYi
" Akhirnya, setelah dua tahun aku bisa melihat mu lagi." Bisik Jeni Yan pelan di samping telinga Brian.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfUlsYW8PHY
Brian Won menepuk - nepuk punggung Jeni Yan untuk menenangkan nya.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGVWGK3WXIy
" Kakak Jeni tenang lah. Kita masih memiliki banyak waktu untuk terus bersama di masa depan." Ucap Brian Won dengan suara lembut.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt4Mks6Mwzd
Jeni Yan terus memeluk tubuh Brian Won selama hampir satu menit sebelum kemudian melepaskan nya.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGoPeFu2JTq
" Mari masuk, Kakak sudah menyiapkan makanan favorit mu." Ucap Jeni Yan sambil menarik Brian memasuki apartemen.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ4osicsrC3
Brian tidak melawan dan membiarkan diri nya di tarik oleh Jeni Yan.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0uvmXLH8uj
Melihat interior apartemen yang benar - benar asing membuat Brian merasa sedikit tidak nyaman. Namun perasaan tidak nyaman itu langsung hilang karena keberadaan Jeni Yan.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIaTHezxR7G
" Duduk lah, biarkan aku menyiapkan makanan untuk mu." Jeni Yan mendorong Brian untuk duduk di kursi dan ia sendiri bergegas mulai menyiapkan makanan.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0GQEzKT2k5
Melihat bagian belakang tubuh Jeni Yan yang sedang bekerja keras menyiapkan hidangan, Brian Won menghela nafas tanpa daya.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWNdqHeL8ir
" Kakak Jeni, Kakak tidak perlu repot. Aku merasa tidak enak jadi nya." Ucap Brian Won dengan nada canggung.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXKNbUftQT7
" Haish, seperti sama siapa saja. Kakak malah merasa senang jika kamu mau memakan masakan Kakak.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtgAgzZZ64Q
Jadi jangan merasa sungkan dan tunggu saja Kakak menyelesaikan semua nya." Jelas Jeni Yan dengan cepat.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOPlncnXUOq
Brian Won tersenyum tipis mendengar jawaban Jeni Yan.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe6bXi1kEb6
' Andai saja kejadian itu tidak terjadi, saat ini pasti Kakak Jeni akan hidup bahagia bersama Saudara Ying.' pikir Brian Won dengan ekspresi sedih.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRrC0TxSHyq
Usai menunggu selama beberapa menit, meja makan yang tadi nya kosong langsung penuh dengan beberapa hidangan.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJR34S13poa
Jeni Yan menyerahkan piring untuk Brian sebelum kemudian duduk di seberang nya.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo1qwHXGsA9
" Ayo makan! Kamu tidak perlu merasa malu. Aku tahu kok jika orang hebat seperti mu pasti nya memerlukan energi yang banyak juga." Ucap Jeni Yan sambil tersenyum manis.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBKKlrGUvJN
Brian mengangguk lembut dan mulai mengambil nasi dan lauk nya.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrvUgOGH3U1
Begitu Brian Won memasukkan satu cendok nasi + lauk ke dalam mulut nya, dia langsung mengangguk sekali karena merasa nostalgia.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡErenUElicr
" Ini sangat enak, seperti yang di harapkan dari Kakak Jeni." Puji Brian Won dengan ekspresi lembut.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBLBbvP5vbi
" He he, terima kasih atas pujian nya. Lalu jangan sungkan lagi, ayo habiskan semua nya!
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx0Lb2ApHtu
Karena Kakak tahu jika kamu akan datang, jadi nya Kakak memasak beberapa kali lebih banyak dari yang biasa nya." Jelas Jeni Yan dengan ekspresi bahagia.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2mmHXYpQPG
" Kalau begitu aku tidak akan sungkan lagi... Selamat makan..." Brian Won mulai melahap makanan di piring nya dengan lahap.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPIVkBHCO4x
Kurang dari satu menit, porsi yang biasa nya di tunjukan untuk empat orang langsung habis di makan Brian.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrQ2uwbU9xF
Jeni Yan langsung berdiri dan menambah makanan di piring Brian dan membiarkan nya makan dengan lebih lahap.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ3TdKpXhBk
Senyum bahagia yang sangat tulus muncul saat Jeni Yan menatap Brian Won yang tengah lahap memakan masakan nya.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf3coscjWnG
Lima belas menit kemudian, semua makanan di meja habis dan hanya menyisakan tulang belulang nya saja.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbxfWsy6Tnl
Sendawaa...
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmxqA2HEyoG
Brian Won tidak sengaja bersendawa dan langsung menutup mulut nya dengan ekspresi malu.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbRITq5ebwz
" Kenapa? Apakah kamu malu jika bersendawa di depan ku?" Tanya Jeni Yan dengan nada main - main.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ573W79hLd8
" Tidak, bukan begitu Kak. Aku takut jika sendawa ku akan membuat Kakak merasa tidak nyaman, jadi aku memilih untuk menahan nya." Jelas Brian Won dengan nada malu - malu.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKkL7ESe7BR
" Hi hi hi, tidak apa. Anggap saja Kakak tidak ada." Jeni tertawa lembut dan berkata dengan nada menggoda.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsTT2wjIHbS
"..."
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDsYMrhZKLz
Kemudian Jeni Yan dan Brian mengobrol bercanda selama beberapa saat.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeqOgUMrJZg
" Ehem... Kakak Jen, biar aku yang bagian mencuci piring. Kakak duduk saja di sini dan awasi aku." Ucap Brian Won sambil meregangkan ke dua tangan nya.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6exBcCpo6q
" Baiklah. Tapi Brian, kamu sebenarnya mau mencuci piring atau malah menghancurkan piring? Kok melakukan peregangan seperti itu?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi menggoda.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQT97PocTjJ
" Hah? Tentu saja untuk mencuci piring, mana berani aku menghancurkan piring milik Kakak Jeni." Jelas Brian Won dengan ekspresi takut - takut.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeohKSBvsWn
" He he, baguslah kalau begitu. Lalu cucilah dengan baik, hasil nya harus bersih dan juga mengkilap!"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwaHFGnHP1C
" Ashiap!" Balas Brian Won dengan nada santai.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnre7RybpUR
Klunting, klunting...
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzP56oPki31
Brian Won mulai mencuci piring dengan hati - hati. Dia adalah seorang prajurit khusus, kekuatan nya berada jauh di atas rata - rata. Oleh karena itu dia harus lebih hati - hati saat melakukan pekerjaan rentan seperti mencuci piring ini.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz7OTcQMnxO
" Oh ya, bagaimana dengan perjalanan mu, qpa kamu sudah bertemu dengan Adik nya Juna?" Tanya Jeni Yan di sela Brian Won mencuci piring.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX23xLDFD3I
Brian Won meletakkan piring yang sudah bersih di sisi kanan dan ia menghela nafas panjang tanpa daya.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZuhKJ574sl
" Kacau, baru tadi aku bertemu dengan nya tetapi aku langsung di tolak mentah - mentah oleh nya." Jelas Brian Won dengan nada sedih.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwAaxhdLNuP
" Benarkah? Hem, ini kali pertama kalian bertemu bukan?" Tanya Jeni Yan dengan nada ragu.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr0tl40VZBz
Brian Won mengangguk lembut dan berjalan, " Memang. Ini adalah pertemuan pertama paling kacau yang pernah aku alami dalam hidup ini."
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3iWP84S3y1
"...." Jeni Yan terdiam.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLU8PRrfeRH
Ekspresi nya terlihat sedikit aneh dan dia bertanya dengan ragu, " Memang nya bagaimana? Coba kamu ceritakan bagaimana pertemuran mu dengan Adik nya Juna."
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0AiOQAuU4k
Brian Won mengangguk dan mulai menceritakan semua nya. Di mulai sejak di hadang nya ia oleh Luo Nang dan juga insiden satu melawan tujuh orang itu terjadi.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq7U5Yw5D8t
Setelah itu Brian Won juga menceritakan reaksi Vivian saat ia menyapa gadis itu.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwl5J9YXJqy
Jeni Yan terus diam dan seperti nya ia sudah menebak sesuatu yang sedang terjadi.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3IwT16vr0p
" Brian, kamu salah karena telah menunjukkan kekuatan mu di hadapan publik.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD7k8CZmMra
Tidak heran jika Vivian sampai mengatakan hal buruk seperti itu kepada mu.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeYeX0KFLTT
Aku mengenal sedikit gadis itu, dengan karakter nya pantas saja jika ia langsung menyalahkan mu atas kematian Wan Juna." Jelas Jeni Yan dengan nada tanpa daya.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpdtjvZHLbm
" Benarkah? Memang nya kenapa?" Tanya Brian Won dengan ekspresi bingung.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLdrscQLBuH
" Hah... Brian, apa menurut mu kejadian saat kamu mengalahkan tujuh orang sekaligus seperti itu merupakan adegan biasa?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi serius.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG0VD1OyGQZ
Brian Won tanpa ragu mengangguk," Bukan kah hal seperti ini memang sebuah hal yang biasa? Saat di tentara, aku bisa mengalahkan seratus orang dan semua nya menganggap pencapaian ku sebagai hal yang biasa.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzGHiDHVXcb
Inikan cuman 7 orang, kenapa bisa menimbulkan amarah Vivian kepada ku?" Tanya Brian Won dengan ekspresi polos.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOd7u8SPX1B
"..." Jeni Yan terdiam.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxkDvL1U0pV
" Brian adik ku sayang, seperti nya Kakak Jeni harus memberi pelajaran mengenai akal sehat orang biasa kepada mu.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpeXFC5Cbv4
Mari! Hentikan dulu cuci piring nya. Kakak akan mulai mengajar mu dengan ketat hari ini!" Kata Jeni Yan dengan nada santai.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLuZf3Vknll
Tetapi entah kenapa, Brian Won merasa sedikit gugup saat ia melihat ekspresi dan mendengar nada suara lembut Jeni Yan saat ini.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiD6alPttv8
" Eh? Apakah harus sekarang?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwPuUlcLPOr
" Ya! Jika kita menunda - nunda, entah kejadian mengerikan apa yang akan kamu tunjukkan kepada teman sekelas mu." Balas Jeni Yan dengan ekspresi santai.
ns3.143.7.5da2
