Detik – detik bergant jadi menit dan menit pun silih berganti.
14872Please respect copyright.PENANAKZMJc2lsNU
“Assalamualaikum.”
14872Please respect copyright.PENANAqXfaOzRBlN
“Waalaikumsalam. Eh sudah pulang nak.”
14872Please respect copyright.PENANAyc0BVcSIMb
“Iya. Aduh…”
14872Please respect copyright.PENANAI1yNlUVV2C
“Kenapa sayang?”
14872Please respect copyright.PENANAfJZirSRFMq
“Cepet berlutut mah?”
14872Please respect copyright.PENANANrhmLUJwMN
“Berlutut?”
14872Please respect copyright.PENANAwkrlIF65qr
“Iya, sudah, jangan banyak tanya dulu.”
14872Please respect copyright.PENANApNYYXvqzK1
Saat Fania berlutut, Vina melepas rok birunya hingga kini terlihat cd putihnya, yang meski tak seputih salju namun tetap sedap dipandang. Vina berdiri agak jauh dari mama yang berlutut sambil melihatnya. Setelah itu Vina ngompol. Cairan urin merembes menuruni kakinya. Ada juga yang menetes langsung ke lantai.
14872Please respect copyright.PENANAzrTSvP9lsa
“Diam dulu ya mah, jangan ngapa – ngapain sebelum Vina bilang.”
14872Please respect copyright.PENANAdMukiYuOpk
“Iya sayang.”
14872Please respect copyright.PENANAx0AtEsHB56
Hidung Fania begitu dekat dengan selangkangan putrinya, namun tidak mengenai. Terasa elusan sayang di rambutnya dari tangan putri kecilnya itu.
14872Please respect copyright.PENANAAV2dEnkgPh
“Ayo mah, hirup saja, tapi jangan kena ya.”
14872Please respect copyright.PENANASE2wCsoeZY
Fania menurut. Fania menghirup tanpa terasa waktu berjalan.
14872Please respect copyright.PENANAewfLq0cnPi
“Sekarang hisap mah, puas – puasin mama.”
14872Please respect copyright.PENANAXjtk7tFwCv
Fania menghisap cd putrinya hingga urin yang ada masuk dan ditelan. Fania tetap menghisap dan menjilat cd putrinya meski kini sudah tak ada lagi cairan urinnya.
14872Please respect copyright.PENANA4uyQNLIJrG
“Masih ingin mah?”
14872Please respect copyright.PENANAdq0OjvVGqC
“Iya sayang.”
14872Please respect copyright.PENANAz1PS04wLtZ
“Kalau begitu, jilatin saja yang tadi mengalir di kaki Vina.”
14872Please respect copyright.PENANAkSMEx47cD7
Tanpa menjawab, Fania langsung menjilati kaki putrinya.
14872Please respect copyright.PENANAO9NKOosGMT
“Geli mah…” namun Vina tak menghentikan jilatan mama. “Sudah mah, Vina gak tahan kalau berdiri.” Kini tangan Vina sedikit menjambak rambut mama. Saat mulai melangkah, Vina merasa mama akan berdiri.
14872Please respect copyright.PENANAF4Su8LYauU
“Mama jangan berdiri, majunya berlutut aja, atau merangkak sekalian. Kan biar Vina pandu ini pake rambut mama.”
14872Please respect copyright.PENANAeU9bQUks7d
Fania hanya mampu menurut saat dibimbing merangkak hingga ke ruang tv. Di sana, putrinya duduk dan kepalanya kembali di arahkan ke selangkangan putrinya.
14872Please respect copyright.PENANAAChKmWSo6o
“Lepasin dong celana Vina mah.”
14872Please respect copyright.PENANAihoD528Qq4
Vina memegang cd anaknya, namun tangannya langsung ditampar oleh putrinya.
14872Please respect copyright.PENANAbyJ6mUZskN
14872Please respect copyright.PENANA8difdfxNyT
“Jangan memakai tangan. Gigit saja mah!”
14872Please respect copyright.PENANA5YkDc7rmDJ
Vina menggigit cd anaknya, pelan dan perlahan, hingga lepas.
14872Please respect copyright.PENANA9vipZ5EjgF
“Jilatin lagi mah!”
14872Please respect copyright.PENANAmgX9Cf7wX1
Jilatan dan jilatan kembali dilancarkan oleh Vina.
14872Please respect copyright.PENANAa32gNDGzqa
“Enghh… terus…” rintih Fania sambil menggerakkan selangkangan hingga turut menggesek hidung mamanya. Rintihannya berubah jadi lolongan saat kepalan tangannya menjambak rambut mama dan menekannya.
14872Please respect copyright.PENANAmdoZgwikpI
“Enak mah,” ritih Fania sambil terengah – engah.
14872Please respect copyright.PENANAA9A60ieRkl
***
14872Please respect copyright.PENANAw92RGHBV50
Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti.
14872Please respect copyright.PENANAXPgzJN4gSx
Aktifitas Vina dan anaknya berlanjut tanpa sepengetahuan yang lain. Bagi Vina, menikmati urin putrinya serasa menikmati obat pengharmonis rumah tangga. Karena, suami makin sering menjamah dirinya, bahkan pernah suatu ketika mengatakan kalau dia merasa istrinya makin bVinafsu.
14872Please respect copyright.PENANACuphHOmbwz
Tentu saja segala hasrat yang ditimbulkan putrinya harus mendapat pelampiasan. Dan dalam kasusnya, suamilah yang menjadi pelampiasannya.
14872Please respect copyright.PENANAq5NY52SQQF
Vina pun melihat putrinya lebih riang. Suatu ketika, Vina melihat putrinya sedang nonton tv sambil nungging.
14872Please respect copyright.PENANALsVhs0orNL
“Kamu kenapa sayang, kok nonton tvnya sambil begitu?”
14872Please respect copyright.PENANATXSPUnH38X
“Iya mah, nunggu mama. Sengaja.”
14872Please respect copyright.PENANA3HyqYNJEio
“Sengaja?”
14872Please respect copyright.PENANAGmdCpj6P5r
Vina melihat putrinya menepuk – nepuk pantatnya sendiri.
14872Please respect copyright.PENANA2sdDYT0tXk
“Sini mah, bukain celana Fania!”
14872Please respect copyright.PENANAsqWI7o1rQV
“Hah, digigit lagi?”
14872Please respect copyright.PENANALRpx5CeD1w
“Boleh, tapi terserah mama saja.”
14872Please respect copyright.PENANABbZ3fatuLh
Vina menurut. Vina mendekat. Vina melorotkan celana pendek lantas cd putrinya. Saat sudah mencapai lutut, satu lutut Fania diangkat sehingga bagian kirinya bisa dilorotkan lagi. Pun dengan bagian kanan, hingga akhirnya tidak bercelana, pendek maupun dalam.
14872Please respect copyright.PENANAPgJMuuCczA
Vina mengelus pantat putrinya, melebarkan hingga anusnya terpampang jelas.
14872Please respect copyright.PENANAA85c9nOn6r
“Cantiknya…” Vina menghirupnya “hm… segar…”
14872Please respect copyright.PENANA1gNHK6dlx2
“Masa sih mah?”
14872Please respect copyright.PENANAjxF6DiDidO
“Iya sayang.”
14872Please respect copyright.PENANAuNnIwWz0jc
“Duh rasanya mau kencing nih. Mama mau gak?”
14872Please respect copyright.PENANADUMk7bYfUX
Vina menganggukan kepala?
14872Please respect copyright.PENANAvN9Gyw48hx
“Mau gak mah? Kok gak jawab?”
14872Please respect copyright.PENANAKCappnsXE0
“Iya.”
14872Please respect copyright.PENANAuUcuVTi7P4
“Iya apa?”
14872Please respect copyright.PENANA73fbhKp8ZY
“Iya mau.”
14872Please respect copyright.PENANAGFW1bjYoUn
“Iya mau apa?”
14872Please respect copyright.PENANArGTv03Fpyl
“Iya, mama mau minum kencing kamu.”
14872Please respect copyright.PENANAh5BStwUsZt
“Oh, kalau begitu, coba berbaring mah. Mulutnya taruh dibawah selangkangan Fania!”
14872Please respect copyright.PENANALkxmc3mlsN
Vina melakukan apa kata putrinya. Vina berbaring di, kepalanya ada di bawah selangkangan putrinya. Sementara itu, putrinya kini jongkok lantas.
14872Please respect copyright.PENANABmGCVYBxZv
“Buka mulutnya mah. Tapi jangan dulu ditelan, meski nanti mungkin penuh.”
14872Please respect copyright.PENANA9QuqUeLVdg
Vina merasakan urin putrinya mulai membasahi wajah, mengisi mulutnya hingga penuh dan luber.
14872Please respect copyright.PENANALV1WTtseNQ
Setelah selesai kencing, Fania melihat mulut mama penuh dengan urinnya. Fania lantas menutup hidung mama dengan jemarinya.
14872Please respect copyright.PENANAuutReC6U5y
Vina bingung saat tangan putrinya menutup hidungnya.
14872Please respect copyright.PENANAFBno1vLT5L
“Kalau Fania tutup hidung mama, berarti mama harus menelan kencing Fania.”
14872Please respect copyright.PENANAOije32yUUm
Setelah mendengar penjelasan putrinya, Vina lantas menutup mulut dan minum hingga tegukannya terdengar oleh putrinya.
14872Please respect copyright.PENANAT3CDTGD27A
“Udah habis mah? Sekarang tolong jilatin memek Fania hingga bersih ya mah?”
14872Please respect copyright.PENANAujeqkfLpHC
Tanpa menunggu jawaban, Fania menurunkan memek hingga mengenai lidah mamanya. Memeknya kini dijilati.
14872Please respect copyright.PENANA7w9TfoAkSd
“Bagus mah. Hayati, kalau gini kan Fania jadi punya toilet pribadi.”
14872Please respect copyright.PENANAUZeb5PTo1G
Vina menjilati tetesan urin di paha putrinya, lantas di memeknya. Setelah itu di bagian jembut tipisnya.
14872Please respect copyright.PENANAbwISrjih2p
Setelah merasa cukup, Fania berdiri dan duduk di kursi.
14872Please respect copyright.PENANAtaw9tHU8N8
“Sudah mah, bersihin lantainya sekalian.”
14872Please respect copyright.PENANA6HpRNCiIH6
Vina menurut dan membersihkan lantai, dengan mulutnya.
14872Please respect copyright.PENANAW3z5abFZuL
***
14872Please respect copyright.PENANAqsCWWSXxsD
Detik – detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti. Keakraban ibu dan anak terus berlanjut. Rasa penasaran sang anak membuatnya menyentuh dan memainkan memek ibu. Seiring berjalannya waktu, sang anak akhirnya bisa mengetahui saat – saat sang ibu akan orgasme.
14872Please respect copyright.PENANASXx2RI9NeL
Setiap ada kesempatan, jemari lentik sang anak selalu bermain di memek sang ibu, permainannya begitu cekatan sehingga saat sang ibu akan orgasme, jemari lentik itu dicabut, meninggalkan sang ibu perasaan sange yang berlebih.
14872Please respect copyright.PENANAPSWfeDi8aV
“Terus sayang, mama udah mau enak nih…”
14872Please respect copyright.PENANAXiyDkeWZiB
“Emang enak. Udah, sekarang bikin Vina enak dulu,” kata Vina sambil membimbing kepala mama ke memeknya. Memek Vina lantas dimainkan oleh mulut mama hingga Vina orgasme.
14872Please respect copyright.PENANARYrTpTuF10
“Nanti mama main aja sama papa!”
14872Please respect copyright.PENANAwfIt1j3QIT
“Iya deh.”
14872Please respect copyright.PENANA72L57RqP0G
Fania hanya bisa pasrah. Malamnya ketika suaminya meminta, Fania memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Fania yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
14872Please respect copyright.PENANAqI1cDHNbFZ
***
14872Please respect copyright.PENANANxm8N2FsJw
Kejadian terus berulang. Fania dibawa ke puncak, namun saat akan orgasme, putrinya menghentikan permainan. Pelampiasan Fania otomatis hanya dengan suaminya.
14872Please respect copyright.PENANA87OVwgjs1i
Kejadian terus berulang. ketika suaminya meminta, Fania memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Fania yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
14872Please respect copyright.PENANALoUJmE3y6f
Kehidupan ranjang yang bahagia membuat karir suami Fania cemerlang hingga mendapat posisi strategis. Kenaikan pangkat berimbas pada kenaikan penghasilan. Kenaikan penghasilan berimbas pada kenaikan tugas. Suami Fania mulai jarang di rumah.
14872Please respect copyright.PENANAvsYdoUBC3P
***
14872Please respect copyright.PENANA4eBfBrCtCx
“Papamu mulai jarang belai mama.”
14872Please respect copyright.PENANAU7qo9TApGm
“Lho, emang kenapa Mah?”
14872Please respect copyright.PENANA2dVnL31jhH
“Biasa, sibuk dengan pekerjaannya.”
14872Please respect copyright.PENANAWbVgPTTgcW
“Ntar deh Vina bantu. Pokoknya, apa pun yang terjadi, mama diam saja. Pura – pura bego dan tak tahu apa – apa.”
14872Please respect copyright.PENANA8baAggktDz
“Oke deh.”
14872Please respect copyright.PENANAEufvaZ0IDe
Setelah percakapan itu, Vina mulai memakai baju babydoll, dengan celana dalam yang berbeda warna sehingga terlihat mencolok.
14872Please respect copyright.PENANANnaGbhkRfJ
“Sayang, kok bajunya kayak gitu sih?”
14872Please respect copyright.PENANAIRec6GKdmC
“Gerah sih pah.”
14872Please respect copyright.PENANAbmb7R0xaeN
“Kan malu kalau dilihat orang.”
14872Please respect copyright.PENANAMjQRB2PsSt
“Iyalah malu. Tapi kan lagi gak ada siapa – siapa. Pokoknya kalau lagi ada tamu, Vina ganti deh.”
14872Please respect copyright.PENANAjSkC2QAf3F
“Ya, terserah kamu saja.”
14872Please respect copyright.PENANAtbEILbwNtr
Awalnya biasa, namun lama – lama Fania mulai melihat lirikan suaminya pada putrinya semakin lama.
14872Please respect copyright.PENANA1OstVRHhDB
Fania menyadari ayahnya mulai sering memperhatikannya. Kini Fania bahkan tidak memakai BH.
14872Please respect copyright.PENANAvNqiZjxVsV
Perubahan cara berpakaian anaknya kembali memanaskan ranjang Fania. Namun, setelah beberapa minggu, panasnya ranjang mulai berkurang. Bahkan kini terasa kembali dingin.
14872Please respect copyright.PENANATE1O6Lgym0
Seolah dibuat secara tidak sengaja, Vina mulai dekat, secara fisik, dengan ayahnya. Saat menonton tv, Vina sengaja duduk di samping ayahnya. Ayahnya merasa risih, lantas bangkit dengan alasan minum.
14872Please respect copyright.PENANAJh231vyhIQ
Setelah minum, duduk di tempat lain. Vina biarkan. Namun, di hari yang lain, ketika ada kesempatan, Vina kembali melancarkan aksinya. Saat tidur, siang maupun malam, Vina mulai jarang menutup pintu.
14872Please respect copyright.PENANAdZL1Qrl3Ll
Saat tidur, siang maupun malam, Vina mulai jarang menutup pintu. Vina membeli sebuah kamera mata – mata lantas memasangnya di tempat yang dia kira strategis.
14872Please respect copyright.PENANAMUAlnDHjud
***
14872Please respect copyright.PENANAQeeXysuhSr
Suatu sore, Vina sedang menonton acara tv sambil menikmati geli – geli yang diakibatkan oleh tangan dan lidah mama. Telinga Vina menjadi tempat bermain bagi lidah dan mulut mama, sedang tangan Vina sibuk mengarahkan tangan mama agar bermain di susu dan atau memeknya. Jilatan dan sentuhan itu baru berhenti setelah Vina orgasme.
14872Please respect copyright.PENANAYBAJprsjuu
“Mama jangan dulu ngentot sama ayah!”
14872Please respect copyright.PENANAZtEN1PgX5E
“Emang kenapa?”
14872Please respect copyright.PENANA5NeXWa08qX
“Pokoknya, Vina punya rencana.”
14872Please respect copyright.PENANAXXxQffXh5T
***
14872Please respect copyright.PENANAuncwoJWgFi
Sudah dua bulan sang ayah tidak orgasme. Sebuah pertengkaran biasa membuat istrinya tak ingin disentuh. Melihat kemolekan tubuh putrinya membuat sang ayah tidak tahan lagi.
14872Please respect copyright.PENANAVywOzo6boZ
Suatu malam, sang ayah melewati kamar putrinya. Pintu yang tidak tertutup membuatnya bisa melihat sang putri tidur memakai kaos, hanya bercelana dalam dan selimut yang tidak menutupi tubuhnya.
14872Please respect copyright.PENANANrV170GHJ8
Sang ayah masuk, mengelus paha putrinya lantas melorotkan celana dalam. Setelah itu, sang ayah melepas pakaiannya dan mulai menaiki tubuh putrinya. Karena ada yang menindih, sang putri bangun lantas berontak.
14872Please respect copyright.PENANAAGmLXc8RXS
***
14872Please respect copyright.PENANA1DI8h6Kz1F
“Diam, diam,” hanya itu yang keluar dari mulut sang ayah.
14872Please respect copyright.PENANAeaNMOXpy9W
Menyadari siapa yang sedang berada di atasnya membuat Vina sadar. Vina tetap berontak, namun hanya formalitas saja. Saat keperawanannya diambil sang ayah, Vina mengeluarkan air mata. Namun tidak jelas, apakah air mata itu keluar karena rasa sakit ataukah karena bahagia semua berjalan sesuai rencananya.
14872Please respect copyright.PENANAeT3VlMAzmF
Puas melampiaskan nafsu, sang ayah lantas keluar dari kamar putrinya dan kembali ke kamarnya.
14872Please respect copyright.PENANAetf5yOxeDA
***
14872Please respect copyright.PENANASp2HxFv5aP
Fania terkejut dan marah mendengan cerita putrinya. Namun ia juga merasa aneh mendapati Vina yang bereaksi menenangkannya.
14872Please respect copyright.PENANAzY3hM59j3H
“Sudah mah, diam saja. Mama pura – pura tidak tahu. Vina sudah tahu dan bahkan berharap seperti ini.”
14872Please respect copyright.PENANAAmqjkkesRM
“Seperti ini bagaimana?”
14872Please respect copyright.PENANAoVuRtKmul0
“Pokoknya mama jangan bertindak apa – apa tanpa izin Vina.”
14872Please respect copyright.PENANACrvpQlSbWJ
***
14872Please respect copyright.PENANAu2YO3sCF3r
Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti. Sang ayah kembali mengulangi perbuatan bejatnya, dengan sedikit ancaman. Vina menuruti kemauan sang ayah, dengan sedikit meronta.
14872Please respect copyright.PENANALpzWgOj6hi
***
14872Please respect copyright.PENANAKmiZvnjXnC
Karena memiliki niat, maka Vina mengoperasikan perangkat lunak pembuat dan atau perubah video. Hasil rekaman diam – diam saat dirinya dinikmati sang ayah dirubah sedemikian rupa sehingga terlihat jelas adegan rudapaksa.
14872Please respect copyright.PENANAJ7gsFVobpK
Film tersebut diperlihatkan kepada sang ayah.
14872Please respect copyright.PENANAmozMZR04gt
“Nah, apabila ayah mau menuruti semua kata – kata Vina, maka ayah tidak akan masuk bui. Namun, apabila ayah ingin mencoba masuk bui, ya silakan saja.”
14872Please respect copyright.PENANA9WTv7FW6FK
“Iya nak, ayah akan menuruti kamu,” kata sang ayah gemetar melihat akibat dari perbuatannya.
14872Please respect copyright.PENANAJKpEikpdJa
“Nah, kalau ayah mau nurut, ayah boleh tiduri Vina. Bilang dulu kalau mau, ntar Vina kasih. Asal jangan kasih tahu siapa – siapa.”
14872Please respect copyright.PENANAv8dlWz3RYh
“Iya.”
14872Please respect copyright.PENANAuNDQpctxWe
***
14872Please respect copyright.PENANApyLUjiCRxZ
Vina merasa tentram. Nafsunya terpuaskan. Belajarnya terfokuskan. Dan bahkan karir ayahnya pun lancar.
14872Please respect copyright.PENANAxs0tIOkO7Z