Baru kali ini Dudung disuruh menyerahkan berkas kepada keluarga Fania. Biasa melihat Fania dengan gaya resmi yang serba tertutup membuat Dudung terkejut saat melihat Fania yang mengambil berkas dengan hanya berbalut daster.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNUomn0aQEG
Dudung disuruh duduk dulu di dalam karena berkas tersebut akan diperiksa dulu. Sebelum Fania membacanya, berkas itu ditaruh di meja.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsrbMQfcjvR
Fania tertawa dalam hati menyadari mata Dudung yang mengintip belahan payudara dari belahan dada dasternya saat menyuguhkan segelas air sirup. “Silakan diminum dulu nak!” celoteh Fania lantas duduk. Fania memeriksa berkas, formalitas saja. “Bilang sama Pak RT ya, terimakasih.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFNpQzaDGBx
“Iya Bu, kalau begitu saya pulang dulu.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm8RBdZEQ86
“Iya, hati – hati ya. Terimakasih.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe90Cyu4Pbm
“Sama – sama Bu.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi2zA8cPyRm
***
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpixyb9cq1J
Setelah kepergiannya, Fania teringat percakapannya dengan Pak RT. Fania mencurahkan hati bahwa dia merasa tua. Pak RT menghibur dengan mengatakan Fania masih cantik. Obrolan berlanjut kepada mitos yang mengatakan bahwa bercinta dan atau meminum peju daun muda bisa membuat awet muda. Celoteh tersebut direspon dengan ide Fania yang menjadi penasaran ingin mencoba daun muda.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡywJJW10ni2
Pak RT bingung. Namun saat ada kesulitan, biasanya muncul juga kemudahan. Fania meminta izin untuk menyetubuhi Dudung, anak Pak RT yang masih menengah atas, namun sudah cukup umur hingga sudah memiliki SIM dan KTP. Pak RT terkejut. Namun Fania mencoba meyakinkan bahwa menyetubuhinya akan lebih aman daripada suatu ketika Pak RT mendapati seorang gadis datang kepadanya meminta pertanggungjawaban karena telah mengandung anak dari putranya.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtNCC0dBZRa
***
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaMvqe4kx8D
Dudung bingung saat ia jadi sering disuruh antar jemput berkas oleh bapaknya ke rumah Bu Fania. Namun, perbedaan gaya busana dan obrolan ringan yang selalu disuguhkan Bu Fania membuat Dudung menjadi betah berlama – lama. Kini, bahkan Dudung tak lagi canggung saat Bu Fania mencubit dan atau mengelus tubuh saat obrolannya diselingi oleh candaan.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVcr2vGEvfx
Candaan demi candaan membuat Dudung menjadi berani mengutarakan isi hati. Karena merasa kasihan, Fania lantas mengelus rambut Dudung. Elusan Fania disertai dorongan hingga kepala Dudung kini menempel di dadanya. Meski masih memakai daster, namun Dudung girang bukan kepalang.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCfe6gwuycr
Kegirangan Dudung mesti berhenti saat elusan tersebut berhenti. Karena sudah mau magrib, Dudung pun pamit. Fania berterimakasih karena Dudung sudah mau mencurahkan isi hati padanya yang menandakan bahwa Dudung mempercayai Fania.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgIMEWdW3B8
***
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXeMpakuzad
Kali lain saat Dudung kembali mengantar berkas, terjadi lagi obrolan hangat yang mengarah pada elusan rambut Dudung. Tangan kiri Fania sibuk mengelus rambut, sedang tangan kanannya meraih tangan kiri Dudung dan membimbingnya hingga tangan kiri Dudung menyentuh susu Fania.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtC5WFPwQhJ
Dudung diam, bimbang, antara takut, ragu dan nafsu. Jari Dudung dielus – elus ke bagian putingnya. Dudung jadi tahu kalau Fania tak memakai BH. Elusan jari yang dibimbing oleh Fania membuat keberanian Dudung bangkit. Kini, tangan Dudung mulai meremas – remas.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDWRGusS64I
Tanpa perlu dibimbing lagi, tangan kiri Dudung meremas susu Fania. Sedang tangan kanan Fania melepas resleting dan kancing celana Dudung. Setelah beberapa saat, kontol Dudung pun tegak menantang. Fania lantas meludahi tangan kanannya. Tangan kanan tersebut Fania pakai untuk mengocok kontol Dudung. Rangsangan tersebut akhirnya membuat Dudung memuncratkan peju.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3MwFBPDtIf
“Ayo, lap dulu kontolnya. Tuh tisunya di meja?”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡft4lH7NFr0
“Iya Bu.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCYvTm2wDFI
“Sudah, kamu pulang ya. Nanti ada orang.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO4vyCM6qVW
“Iya.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO1qUT4VeYE
***
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRfY6J9SCKR
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Meski Dudung masih pasif, diam saja menunggu inisatif Fania, namun tak menghalangi niat Fania. Meski beralas ubin sehingga punggung pantat Dudung terasa dingin, namun Dudung tidak keberatan.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu6vPuHKkxq
Tidak perlu telanjang, Fania hanya sedikit melorotkan celana Dudung hingga Dudung telentang dengan kontol menantang. Fania mengangkat daster dan merendahkan tubuh hingga kontol Dudung masuk ke memeknya. Fania lantas meraih tangan Dudung dan meletakan di dadanya. Dudung lantas meremas susunya sedang Fania lantas menggoyang pantatnya.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaYVdgWrRjx
Goyangan Fania begitu nikmat hingga membuat Dudung memuncratkan peju di memeknya.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ0RJuSAiRc
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrTtcbFBTUQ
***
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMXf3r5YIYn
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif. Meski hanya bergaya anjing, namun Dudung merasa puas.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXpPJOF8xI3
***
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzCuH2wLspk
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdsmLy6IlsX
“Duduk dulu ya, biar Ibu kupasin mangga,” kata Fania sambil mengupas mangga. Setelah mangga dikupas, lantas dihidangkan di meja. Pisau tetap ditaruh di meja, meski sudah dilap oleh tissue.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6hNfaakcP0
“Biar gak jenuh, kita main pura – pura yuk.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmPDafabC9q
“Pura – pura bagaimana Bu?”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdgWb47WJ1A
“Pura – puranya Ibu kamu perkosa. Coba kamu ambil pisau, terus ceritanya tempelkan ke leher ibu, sambil mengancam.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUuTVdICn4p
“Serius Bu?”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFsM3c3iCV3
“Iya, kalau kata bahasa inggris, fantasy.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoDmKcBpfta
“Baiklah.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUM6M2pOcLp
“Ayo, kamu mulai.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUSTOwXhxO5
Adegan dimulai. Fania harus beberapakali menyuruh Dudung mengulangi. Dari mulai mengancam dengan menempelkan pisau di leher, dimana tangan satunya menggerayangi. Puas menggerayangi, tangan Dudung melepas celananya.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9LUsVbxxXq
Setelah itu, daster Fania disingkapnya hingga Fania telentang di lantai. Dudung ngentot Fania sambil satu tangan tetap fokus pada pisau yang menempel di leher Fania.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡglr3Rou1N7
Setelah menyemprotkan peju di memek Fania, Dudung disuruh mengancam, menampar dan mengulangi karena menurut Fania kurang menjiwai.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXxXxBczdLu
Bu RT lantas bersimpuh di hadapan Fania, memohon agar jangan melibatkan pihak yang berwajib. Fania lantas menawarkan altVinatif, jika memang tak ingin keluarga Bu RT berhubungan dengan pihak berwajib.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAgDs51imA7
“Apa altVinatifnya Bu?”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoXdn3ikLwW
“Sebagai anak yang beranjak gede, tentu putra ibu akan menjadi ketagihan perempuan. Lantas, jika Ibu memang tak ingin melibatkan pihak berwajib, maka Ibu mesti menggantikan posisi saya!”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0LRpV7OHvu
“Menggantikan bagaimana?”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw4fHUCRPU4
“Ibu harus berhubungan dengan putra Ibu, selamanya. Kalau tidak, saya takut saya akan kembali dihubungi dan atau diperkosa, Bu.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrLr1XlDfBT
“Astagfirullah, tapi…”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyxAi6ivNa7
“Tapi, hanya itu pilihan Ibu.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7cZfbW6wZb
“Tapi, saya tak tahu harus bagaimana, Bu.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgdaoWupfod
“Kalau Ibu tak tahu, sore ini ibu ke sini.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK7Ar4BxP5d
“Putra ibu sudah mengancam saya, agar sore ini kembali melayaninya.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxI7EoUaHUi
“Benarkah anak saya sebejat itu?”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1dIhJcqTc2
“Ibu sudah lihat buktinya.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR0ymvhD0b1
***
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyObrV8RL99
Meski sudah ngaceng berat, namun Dudung menurut saat tangannya diikat ke sisi ranjang. Sepadan, pikir Dudung, demi memek. Apalagi matanya ditutupi.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM6netmgFVi
Kini terasa sentuhan di perutnya.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvC5aUS3Si
***
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoIBpdioomX
Mata Bu RT tak kuat menahan air mata. Putranya yang sangat dibanggakan, kini terikat seolah tak berdaya. Tangannya, meski dengan bimbingan tangan Fania, kini menyentuh perut putranya. Jemarinya mulai mengelus putting putranya, membuat putranya mendesah. Disaat tangannya memainkan puting kiri, kepalanya didorong hingga mulutnya menyentuh puting putranya.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdmbK7N3KhW
“Jilat Bu,” bisikan Fania terdengar pelan. Bu RT menurut, jilatannya ternyata berefek kepada pergerakan tubuh putranya. Kepalanya lantas dibimbing, menurun hingga ke selangkangannya. Bu RT menutup mulut, hingga bibirnya hanya menyentuh saja. Kepalanya menggeleng.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsuzmAx1MKR
“Ayo, Bu,” seolah mendapat izin, Bu RT kini menjilati dan menciumi kontol putranya. Tak lama kemudian, kontol itu mulai dihisap dan disepong. Pantat anaknya kini mulai tak diam, mencoba naik turun berirama.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFOOsZvIh98
***
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbDWRWYStem
Dudung mencium mulut yang menciumnya. Aneh, kontolnya masih disepong, namun kini bibirnya dicium. Seolah mengerti dengan kebingunannya, penutup mata Dudung dibuka.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ509kIbwoaW
“Mah, ngapain Mah?
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs1bKFdyhoJ
“Lepasin Dudung Bu!”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXOt3ueo2tg
Dudung mencoba berontak, namun kontolnya sangat menikmati mulut ibunya.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw3HsaumnaH
“Sudah, tenang Nak, mama paham. Kalau kamu mau, minta saja sama mama. Mama mau kok memberikannya sama kamu.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3NateBF28a
“Minta apaan mah?”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHG3uI40C69
“Minta ini dong.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQUZmqFStN5
Bu RT lantas bangkit dan berdiri di atas Dudung. Pantatnya diturunkan hingga memeknya mulai dimasuki oleh kontol putranya.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcrawsxxNj2
“Sudah Mah, hentikan.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrhyxFqsy4r
“Yakin, tapi kok punyamu malah tegang sih?”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7QKkwfYbxt
Tak perlu waktu lama, Dudung pun memuncratkan peju di memek ibunya. Bu RT lantas bangkit, mulutnya mendekat kontol putranya. Jijik bahkan sebelumnya tak pernah mengulum kontol suaminya, tapi, karena ini permintaan Fania, agar anaknya selamat, maka Bu RT menjilati dan menghisap sisa peju yang ada di kontol anaknya.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzDGIVBSWVt
Setelah bersih, Bu RT lantas berlari ke kamar mandi, mual dan muntah karena tidak terbiasa. Setelah kembali, Bu RT lantas melepas ikatan tangan putranya dengan gunting.
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHjGzG50WOG
“Mama paham, kamu mulai dewasa. Kini setelah Papa tak ada, Mama juga kesepian. Maka, daripada kamu nakal, Mama minta kamu hanya berhubungan sama mama saja. Mau ya, sayang.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBPsFlzKg8j
“Iya Ma, Dudung mau.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLiUdVUj8jx
“Tuh, dengerin permintaan ibumu Dung.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9l53s069AC
“Iya Bu Fania.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWzQpx22O51
“Kalau begitu, kami pamit dulu Bu.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdxabD2JfXr
“Iya, Bu RT, hati – hati di jalan ya.”
7615Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc1lPP81Z7b
