Siang ini aku hanya menguap diteras rumah akibat bingung mau ngapain selama dua minggu ini. Ya, dua minggu libur tengah semester. Dion pergi berlibur ke rumah neneknya bersama seluruh orang rumah. Ayahku lagi-lagi sibuk dengan pekerjaannya sebagai Bodyguard yang amat super sibuk. Akhir-akhir ini ayahku memang lebih sering disuruh majikannya untuk menjadi Bodyguard anak majikan ayahku. Dari kemarin sore aku sendirian dirumah dan hanya mondar-mandir di rumah sendiri. Terus ibu ke mana? Kemarin sore ibu diajak bu Ani pergi ke kota sebelah, tepatnya daerah pedesaan untuk menemaninya pergi menghadiri pesta pernikahan anak temannya. Ya walau itu teman SMA ibuku juga sih dan ibuku juga diminta bu ani untuk membawa beberapa baju ganti karna mungkin disana dia hari karna bu Ani bilang ga enak juga kalo ga ikut bantu-bantu. Ibu pertama merasa keberatan karna harus meninggalkanku sendiri dirumah dan aku bilang bisa jaga diri dan bukan anak kecil lagi sama ibuku, bu Ani juga membantu meyakinkan ibu kalau aku tak apa-apa di rumah sendirian.
691Please respect copyright.PENANAVwjB4s9lxx
Ya, karna hal itulah kenapa sekarang aku seperti orang bingung. Aku membuka salah satu sosmed di hpku hanya untuk mencari kesibukan. Saat ku buka akun sosmed ku ternyata ada notif, saat ku buka ternyata ada yang berminat untuk membeli Xbox One miliku, tapi orang itu memintaku untuk COD saja. Sebenarnya lokasi COD tak jauh sih walau dikota sebelah, tapi masalahnya aku ini sedang sangat mager. Daripada Xbox ku Cuma tertutup debu dan rusak ya mending aku jual. Akhirnya dengan sedikit malas aku mengambil Xbox ku lalu kumasukkan ke dalam tas dan berangkat ke kota sebelah untuk COD.
691Please respect copyright.PENANAkRh0yVuP7O
Lokasi COD di depan kantor polisi depan taman kota. Orang itu yang menentukan lokasinya karna orang itu tak mau disangka ingin berbuat buruk, makanya untuk mempercayakanku ia memutuskan bertemu disini.
691Please respect copyright.PENANAjSssIe0Wah
“Eh, bang arah ke desa Wetok ke mana ya?”, tanyaku pada Bang Riko yang membeli Xbox ku.
“Emang abang mau ke desa itu?”, tanyanya bali. Aku mengangguk.
“Yaudah kalo gitu bareng aja, pas banget jalan pulang saya lewati jalur yang mau ke desa Wetok”. Akhirnya aku bersama bang Riko memacu sepeda motor kami.
691Please respect copyright.PENANANudF8ybMiE
Kurang lebih sudah setengah jam kami mengendarai sepeda motor kami, tapi belum juga sampai. Mungkin karna kami juga kecepatan hanya 50-60. Selama perjalanan yang kulihat hanya pohon sawah dan pohon lagi. Ada perumahan, Cuma jumlahnya tak banyak dan itupun jarak rumah satu ke lainya berjauhan.
691Please respect copyright.PENANAn4iYpu2vXu
Bang Riko juga tadi menjelaskan bahwa memang daerah sekitar jalan memang jarang terdapat rumah karna kebanyakan daerah sini masih alami, alias masih banyak terdapat hutan dan sawah saja. Bang Riko juga bercerita bahwa desa Wetok itu terdapat di bawah. Maksudnya tempat desanya lebih rendah dari desa-desa disini. Di desa Wetok juga katanya rumah penduduk tak terlalu banyak dan jaraknya saling berjauhan dipisah oleh pekarangan yang luas, bahkan terbatas hutan. “sepedalaman itukah?”
691Please respect copyright.PENANAxOzc6JP1U7
Bang Riko berhenti, “depan kan ada pertigaan, abang ambil kanan aja terus lurus terus, ntar kalo abang udah lewati dua sawah abang ambil kiri lurus lagi. Nah kalo abang liat sekolah desa Wetok berarti abang sudah sampai”. Jelas bang Riko padaku.
691Please respect copyright.PENANAEvUs3SybgO
Setelah berterima kasih pada bang Riko, saya kembali melanjutkan perjalanan ke desa Wetok dengan mengambil belokan di kanan. Setelah sepuluh menit aku menepikan motorku dan kuambil hp ku yang bergetar. Aku cek ternyata pesan Whatsapp dari ibuku yang menanyakan bahwa aku sudah makan apa belum. Aku pun menjawab disertai emotikon memelas, “bagas belum makan, bu. Pagi sih udah tapi ini sore belum”.
691Please respect copyright.PENANA63BwkAE9aD
Tiba-tiba hp ku berdering. Ibu melakukan panggilan video call. Baru aku angkat langsung terlihat wajah ibuku dan memamerkan deretan makanan khas resepsi pernikahan. “pengen ya...”, goda ibuku sambil memakan daging ayam dan tertawa ke sebelahnya. Mungkin karna para tamu yang ada diresepsi melihat tingkah ibu. Kamera dipindahkan ke kamera belakang. Dua orang mempelai tengah duduk dengan bahagia. “Ramai banget, ibu capek...”, ujar ibu sedikit berteriak akibat suara lagu dari sound sistem yang keras.
691Please respect copyright.PENANAjjMnRJTV3a
“udah sore, pulang. Jangan main terus, nanti ibu pesanin makanan dari sini”. “eh ga usah bu, ini juga baru makan makanya ini dijalan mau pulang”.
691Please respect copyright.PENANARc3EJg8BC0
Dipinggir jalan entah di daerah mana itu, aku dan ibu melakukan video call cukup lama.
691Please respect copyright.PENANAVZl4MI96QD
**
691Please respect copyright.PENANAeaQNg3e6jd
Aku telah sampai di desa Wetok dan setelah aku menanyakan pada beberapa warga yang kutemui alamat yang aku cari akhirnya aku diberi tau arah lokasi tersebut. Jalanan desa masih tanah. Padahal lokasi tujuan sudah sangat dekat tapi aku kembali berhenti di depan sebuah warkop karna perutku sangat lapar. Saat aku sedang makan terdapat pesan masuk Whatsapp dari ibu. Ibu memberitahuku bahwa jadwal pulang diundur besok karna badan ibu pegal semua setelah membantu pesta pernikahan tersebut. Aku menghela nafas.
691Please respect copyright.PENANAUGsFuUO39z
“berarti sia-sia aku kesini buat jemput ibu”
691Please respect copyright.PENANAcgCd2MeqTT
Saat aku melanjutkan makanku, datang dua pemuda dan duduk disebelah ku. Mereka memesan makanan juga yang sama sepertiku.
691Please respect copyright.PENANAmClzSyNyU2
“asli, dari kemarin itu perempuan bikin gue betah nongkrong disana”
“Bener juga sih lu. Andai aja dia jadi istri pasti bakal gue sekap dikamar terus. Hahaha...”
691Please respect copyright.PENANAVNIMd0ybu8
Saat mereka sedang asyik membicarakan seorang perempuan yang entah siapa itu, si penjual menegur mereka agar tidak mengganggu istri orang sambil memberikan pesanan mereka.
691Please respect copyright.PENANAdCdJzg80R0
“siapa juga yang gangguin istri orang? Kita Cuma lagi mengagumi perempuan cantik doang. Si ibu sirik aja”, ucap si pemuda disebelah ku.
“Iya benar tuh, bu. Cuma mengagumi. Siapa juga yang ga tertarik udah cantik, semok, guru lagi”. Saat diriku mendengar kata guru langsung teringat ibu.
“Emang lu pada liat dimana itu perempuan?”, tanya ibu penjual.
“Noh, di nikahannya si Resti”
691Please respect copyright.PENANALCdIgI4ZE1
Benar itu ibu. Aku langsung membayar makananku dan beranjak pergi menuju lokasi tujuanku. Lampu jalan hanya ada beberapa di kanan dan kiri jalan tapi untungnya aku sudah sampai di lokasi hajatan ini. Aku mencoba mencari keberadaan ibuku yang tadi sore ia duduk pas video call denganku, tapi tak kulihat sosok ibuku di kursi tersebut. Akhirnya kuberanikan diri bertanya pada bapak-bapak yang berjalan ke arahku memakai baju batik.
691Please respect copyright.PENANAkN2iUcorfG
“Permisi pak, tau yang namanya ibu Yuli ga? Dia disini lagi bantu-bantu sama ibu Ani”
“Oh, temanya bu Ani yang guru bukan?”
“Iya benar yang guru itu”
“belum lama tadi sih saya liat pergi sama ibu Ani. Katanya kalo ga salah mau pijat. Badannya pada pegal semua”
691Please respect copyright.PENANANtTmKgxGT5
Saat bapak itu aku tanya tempat pijatnya dimana, si bapak bilang tak tahu. Dia bilang kalau tukang pijat di desa ini ada tiga jadi si bapak ga tau pergi ke tempat yang mana. Sebenarnya sih tak apa-apa, kan pergi dengan bu Ani tapi entah kenapa perasaanku agak kurang enak, soalnya seingat aku dulu ibu Ani pernah berselisih dengan keluargaku cukup lama dan kini malah kembali akrab. Disini aku mulai tak menentu pikiranku.
691Please respect copyright.PENANAuG5pcJymdO
Ku ambil hp ku dari saku celana dan kucoba menghubungi ibu tapi karna di tempat hajatan ini aku susah mencari sinyal. Akhirnya aku memutuskan mencari sinyal dengan menelusuri jalanan. Dekat warkop tempat ku makan, aku menemukan sinyal. Langsung ku telepon ibuku, bahkan dengan video call. Beberapa kali kucoba tak ada jawaban dan percobaan keempat akhirnya diangkat juga, namun yang mengangkat panggilan VC ku bukanlah ibu, melainkan ibu Ani. Dari percakapan singkatku ini, aku hanya mendapatkan jawaban dari bu Ani bahwa ibuku tengah dipijat. Bu Ani mengangkat panggilan VC ku hanya mengatakan hal itu dan langsung mematikannya.
691Please respect copyright.PENANAAySzf84noy
Saat aku berniat untuk menanyakan dimana saja rumah tukang pijat di desa ini pada si ibu yang berjualan di warkop. Aku teringat bahwa GPS di hp ibu selalu aktif dan diam-diam aku sudah menghubungkannya dengan hpku. Buru-buru aku membukan Google map ku dan tak lama lokasi ibu tertera dilayar map ku.
691Please respect copyright.PENANAlzlnYehB7O
“Dari tempat hajatan tadi lurus. Belok kanan, gang kedua sebelah kiri masuk. Dari jalan itu rumah paling ujung sendiri”
691Please respect copyright.PENANA2xeLpFj97Z
Tak buang waktu cukup lama aku langsung pergi sesuai petunjuk. Sesampainya di depan gang setelah belok kanan, ternyata gang sempit dan motorku tak bisa masuk. Akhirnya ku parkirkan motorku dan aku berjalan masuk ke dalam gang dengan berjalan kaki. “rumah paling ujung...”.
691Please respect copyright.PENANAFlePAeFLXe
Saat ku mencari rumah tersebut ternyata tak semudah yang aku kira. Setelah melewati gang malah sebuah pekarangan dan banyak pohon. Aku coba berjalan kaki ke depan cukup jauh dan melihat satu rumah. Aku melihat sekeliling ternyata memang benar itu rumah paling ujung.
691Please respect copyright.PENANAe0fdPTO0tV
Saat kudekati ternyata rumah dari bahan kayu dan bambu. Di depan rumah hanya ada satu lampu untuk penerangan sementara di sekitarnya hutan. Aku mencoba mendekat lebih dekat lagi dan aku bisa melihat samar-samar bayangan orang berjalan dari dalam rumah lewat celah lubang pagar bambu itu.
691Please respect copyright.PENANATCYiUVXNy0
Setelah aku benar-benar berdiri di balik pagar bambu rumah itu. Aku mendengar dengan jelas suara decitan ranjang kayu.
691Please respect copyright.PENANAPFOVh2epyS
CIT!!! CIT!!! CIT!!! CIT!!!!
691Please respect copyright.PENANAhXU6nazbXU
Saat aku melihat lewat lubang pagar aku melihat jelas bahwa suara ranjang tersebut akibat gerakan seorang pria tua tengah menumbuk selangkangan seorang perempuan yang tengah meronta dengan posisi terlentang di atas bale bambu. Perempuan itu, ibuku.
691Please respect copyright.PENANAY4CoIap7nH
“Aakkkhhhh... Akkkhhhh.... Aakkkhhhh....LEPAS!! LEPASIINN SAYAAA!!!”, ronta ibuku sambil mencoba melepaskan diri tapi tak bisa karna kalah kuat. Ibuku ditindih supaya tak bisa meronta lagi.
691Please respect copyright.PENANAFeozGJulEt
“Nikmati aja, bu guru!”.
691Please respect copyright.PENANApq9PT65x5z
next part II
691Please respect copyright.PENANAZlw3Pq9fju