Author: Ihsan Iskandar
605Please respect copyright.PENANACUCyei2vqr
"SUDUT PANDANG KEDUA"
605Please respect copyright.PENANA9ZUnyh8N9p
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
605Please respect copyright.PENANAdIpKrUW0Yd
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
605Please respect copyright.PENANAdfQqzii56n
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
605Please respect copyright.PENANA34ALNWB2Nq
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
605Please respect copyright.PENANAGiPekVjR1o
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
605Please respect copyright.PENANAnLP7EDsIqb
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
605Please respect copyright.PENANAeLbg9J0sOt
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
605Please respect copyright.PENANAxDoh3sZjZA
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
605Please respect copyright.PENANAhmsojHrWcF
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
605Please respect copyright.PENANA3AA59tquM7
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
605Please respect copyright.PENANAIgR0K6M0oJ
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
605Please respect copyright.PENANA6zECkMjJjE
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
605Please respect copyright.PENANAcUhRE2RssH
"Ehh... dimana ini??"
605Please respect copyright.PENANAKYlT8xBZc1
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
605Please respect copyright.PENANAJf3IGL72Ay
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
605Please respect copyright.PENANAIu3IMkiw3z
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
605Please respect copyright.PENANAUmLZY6VdtK
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
605Please respect copyright.PENANAwT4SUFErlm
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
605Please respect copyright.PENANAskm9N8Uxqa
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
605Please respect copyright.PENANAPThceV3SQ7
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
605Please respect copyright.PENANAjPrWm8PwUk
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
605Please respect copyright.PENANAeyUbmuwOKj
"Sayonara"
605Please respect copyright.PENANAIMXA3H8sAz
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
605Please respect copyright.PENANAEazlVNkCcO
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
605Please respect copyright.PENANACXJpyI72O8
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
605Please respect copyright.PENANAlqfNE29V5c
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
605Please respect copyright.PENANApsWiZKDfjJ
"Sial! Kau membunuhnya"
605Please respect copyright.PENANAFsitaN6I0b
"Akkhhh"
605Please respect copyright.PENANAWm5uJX1Ect
"Kau terlalu berisik abu abu!"
605Please respect copyright.PENANAEbmBrYuKvu
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
605Please respect copyright.PENANAUUXJlOaNLo
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
605Please respect copyright.PENANAuD35etFmPF
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
605Please respect copyright.PENANAbkHBXRwV8x
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
605Please respect copyright.PENANAHhn8Y4m2oQ
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
605Please respect copyright.PENANA4ew9hhU0es
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
605Please respect copyright.PENANAMbHWDgeQz2
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
605Please respect copyright.PENANARK19MZDyzm
"Terima kasih Rina"
605Please respect copyright.PENANA1uX5nZNhEV
605Please respect copyright.PENANAf8JraBmjrx
ns216.73.216.238da2