18 Agustus 2020
04.44 pagi
54Please respect copyright.PENANAbstu7Jg0fR
Rosalia terbangun di pagi buta karena gemuruh kencang yang menggelegar hebat di luar. Suara petir menyambar, teriakan banyak pria, raungan, dan suara bising senjata api terdengar memekakkan telinga. Mengusap wajahnya dengan kasar dan mengambil belatinya, dia segera berlari ke luar dari reruntuhan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
54Please respect copyright.PENANAsuMy9uPWVB
Duar!
54Please respect copyright.PENANA2lVznOq68P
GRAAAA!!!
54Please respect copyright.PENANAEkh9u2ABB4
"TERUS TEMBAK! BAWA YANG TERLUKA KE BARISAN BELAKANG!"
54Please respect copyright.PENANAanfg5wAjA1
Rosalia terkejut melihat situasi di luar reruntuhan. Perang antara monster genderuwo dan para pasukan bersenjata negeri sedang terjadi dengan hebat di bawah guyuran hujan deras disertai petir yang terus menyambar ini. Bangkai tergeletak begitu saja dimana-mana dan bau amis darah tidak bisa ditutupi oleh hujan. Rosalia yang melihat hal tersebut tidak bisa menahan keinginannya untuk memuntahkan isi perutnya yang kosong. Wajahnya pucat pasi saat dia mencoba untuk menenangkan diri sambil membersihkan mulutnya.
54Please respect copyright.PENANAIns87GrDmO
"Sial"
54Please respect copyright.PENANAjEmHnLaNSu
Dia berjalan masuk ke dalam reruntuhan lagi, duduk di samping makam papanya, dan menangkup wajahnya yang basah karena keringat dingin.
54Please respect copyright.PENANAT7K3DTX2Lp
"Papa, Lia harus gimana? Lia takut."
54Please respect copyright.PENANAQakhrrgYI5
Walau kemarin dia benar-benar seperti orang lain, membunuh para monster itu tanpa rasa takut, namun saat ini situasinya berbeda. Dia tidak lagi memiliki motivasi kuat seperti balas dendam. Motivasi seperti menolong sesama manusia? Rosalia saja orangnya apatis. Menolong keluarga jauhnya yang lain? Mereka saja suka memanfaatkan orang tuanya dan sudah sejak lama dia membenci mereka. Menjadi seorang pahlawan? Dia tidak peduli dengan hal semacam itu.
54Please respect copyright.PENANA3fTDBMpux0
Tidak ada motivasi
54Please respect copyright.PENANAVz63llV3EV
Ketakutan
54Please respect copyright.PENANAUpGLiP6WrJ
Depresi
54Please respect copyright.PENANAjTRxZKwxAa
"Aku harus apa?"
54Please respect copyright.PENANADAsENWFp0x
Tenggelam dalam pikirannya, Rosalia terkejut saat tiba-tiba ada suara seseorang mendekatinya. Dia segera menoleh ke arah datangnya suara tersebut.
54Please respect copyright.PENANAl3lVdQOIxk
"Agh... To- tolong..."
54Please respect copyright.PENANAu9SOmDHBeL
Seorang tentara yang basah kuyup dan berlumuran darah berjalan ke dalam reruntuhan dengan kaki yang pincang, mencoba untuk mendekati Rosalia yang masih terduduk. Pria itu tampak pucat dan kesakitan, menatap Rosalia dengan pandangan penuh harap.
54Please respect copyright.PENANAPOPhFjzk2P
"Ku... Kumohon..."
54Please respect copyright.PENANAzBTOKN9ozq
Brak!
54Please respect copyright.PENANAXswBBvIM0o
Pria itu akhirnya jatuh tak sadarkan diri. Rosalia menatap tubuh yang tidak bergerak itu dengan takut, namun dia teringat pada papanya dan juga pesan terakhirnya nya, jadi dia tidak memiliki pilihan lain selain merawat pria itu sebisanya. Rosalia juga berusaha menutupi bekas jejak darah dari pria itu dengan tanah agar baunya tidak memancing monster.
Untungnya sekarang dia sudah memiliki tubuh yang kuat berkat anugerahnya, jadi dia bisa memindahkan pria yang lebih besar darinya itu ke dalam tanpa banyak masalah. Pria itu dibaringkan di dekat makam papanya karena ruangan itu memang kecil, lalu dengan segera dia merobek pakaian pria itu untuk diikatkan pada luka terbukanya. Dia juga mengumpulkan air hujan untuk membersihkan tubuh pria itu. Sayangnya di sana tidak ada obat-obatan yang bisa digunakannya, jadi dia hanya bisa berharap bahwa tindakan yang telah dilakukannya dengan sebisa mungkin itu bisa sedikit berguna untuk pria tersebut.
Rosalia menatap tangannya yang berlumuran cairan merah pekat, seketika dia merinding dan cepat-cepat berlari keluar untuk membasuh tangannya dengan air hujan.
54Please respect copyright.PENANAIClmohvitm
"Akh... Menjijikkan!"
54Please respect copyright.PENANANm5L9YUJFF
Dia berseru dengan penuh emosi, tidak menyadari bahwa tidak jauh darinya ada seekor genderuwo yang sedang menatapnya dengan lapar. Makhluk itu kemudian berlari dengan liar ke arah Rosalia sambil merentangkan kuku-kuku tajamnya. Rosalia yang mendengar suara langkah keras itu pun menoleh untuk mendapati bahwa monster itu sudah berada di dekatnya dan mengayunkan salah satu tangan berkuku itu ke arahnya.
Rosalia yang terkejut hanya bisa sedikit menghindari serangan tersebut, sehingga tangan kirinya menjadi korban sayatan makhluk itu.
54Please respect copyright.PENANAhlMO2mbLaH
"Aaargh...!!!" Rosalia menjerit kesakitan sambil memegangi tangan kirinya yang lunglai berlumuran darahnya.
54Please respect copyright.PENANA5Tw95uE4sG
Genderuwo yang mendengar jeritan Rosalia itu tidak menghentikan serangannya dan malah semakin bersemangat untuk melancarkan serangan-serangan tambahan. Di sisi lain, Rosalia masih belum bisa menenangkan dirinya dari rasa sakit yang diterimanya secara tiba-tiba itu. Dia jatuh terduduk sambil terus memegangi tangannya yang terluka dan menangis.
Genderuwo itu semakin kegirangan melihat tidak adanya perlawanan dari Rosalia. Akhirnya tangannya kembali melayang dengan cepat untuk mengakhiri Rosalia.
54Please respect copyright.PENANA1q3JlRpdwS
Dor! Dor!! Dor!!!
54Please respect copyright.PENANApUPXr6vUsJ
Suara tembakan yang nyaring tiba-tiba terdengar, kemudian disusul dengan suara geraman kesakitan genderuwo.
54Please respect copyright.PENANAzEX0GlaCHX
"Pasukan! Musnahkan monster itu dan selamatkan warga sipil di sana!"
54Please respect copyright.PENANANDhhJyWvpq
"Laksanakan!"
54Please respect copyright.PENANAK8O5UN2lec
Suara tembakan kembali terdengar dan teriakan orang-orang yang baru saja datang itu memenuhi kepala Rosalia. Dia sedikit lega karena hidupnya tidak berakhir dengan menyedihkan di sana. Namun dirinya masih terlalu syok dengan kejadian barusan yang menimpanya. Air matanya masih mengalir deras dari matanya, namun pandangannya mulai menggelap. Orang-orang yang berlari dan memanggil-manggilnya pun suaranya mulai terdengar sayup-sayup.
54Please respect copyright.PENANAtWUXvpMtfM
"Hei- Jangan-!"
54Please respect copyright.PENANATyPDqUS47Q
Rosalia akhirnya tergeletak tak sadarkan diri dengan wajah yang pucat di bawah guyuran hujan deras hari itu.
.
.
.
54Please respect copyright.PENANAYiGq81uz9z
18 Agustus 2020
20.48 malam
54Please respect copyright.PENANALTEljnIN0T
Di dalam sebuah barak kesehatan darurat, tampak tiga orang pria dan satu orang wanita tengah berbicara bersama.
54Please respect copyright.PENANA3SACQ5exfC
"Bagaimana keadaan Letda Aldi?"
54Please respect copyright.PENANAb8XAPbQKO9
"Dia hampir di ujung tanduk, tapi untungnya dia mendapatkan pertolongan pertama, dan itu cukup membantunya untuk dapat bertahan hidup."
54Please respect copyright.PENANAJNtYyxGWn9
"Syukurlah. Lalu bagaimana dengan gadis ini?"
54Please respect copyright.PENANAiJtx0i3CfM
"Gadis ini selamat dan luka di tangannya hampir sembuh. Tapi apa kau yakin tidak ingin meminta balasan setelah menghabiskan uang untuk membeli obat ajaib itu?"
54Please respect copyright.PENANAZdNdmxdxpM
"Meminta balasan? Dia sudah menolong Letda Aldi, bahkan menyelamatkan nyawanya, apa itu kurang?"
54Please respect copyright.PENANADkw0Crmete
"Tapi-"
54Please respect copyright.PENANAyRZZw1nG6E
"Cukup! Aku menggunakan uang pribadiku, jadi kau tidak berhak untuk ikut campur."
54Please respect copyright.PENANAlVrBbSXOV0
"Ck! Aku hanya menyarankan!"
54Please respect copyright.PENANAKD0lxgSmU4
Seorang pria dengan wajah tertekuk berjalan keluar dari barak dengan kesal. Tiga orang lain yang melihatnya hanya menghela nafas sambil menggelengkan kepala. Mereka kemudian kembali memfokuskan pandangan mereka pada seorang gadis yang terbaring diam di atas ranjang.
54Please respect copyright.PENANADTJKh11ppi
"Tubuh gadis malang ini memang hampir sembuh, namun kurasa mentalnya tidak akan aman setelah... mengalami semua hal itu."
54Please respect copyright.PENANA7kmG4bfnBQ
"Pria yang kita temukan dalam kuburan seadanya itu sepertinya adalah ayahnya, dilihat dari foto dalam pendant kalung gadis ini. Aku sudah menugaskan orang untuk mencari asal-usul gadis ini agar lebih pasti."
54Please respect copyright.PENANAnqg4rvaDbo
"Haah... Ini menyakiti hatiku... Sudah terlalu banyak anak-anak yang juga mengalami hal yang serupa. Aku selalu ingin menangis saat memberi perawatan pada mereka."
54Please respect copyright.PENANAjRRajPWDXQ
Wanita dalam balutan jas putih dan stetoskop di lehernya itu mengusap pelan puncak kepala gadis itu. Matanya berkaca-kaca ketika melihat raut wajah tak tenang sang gadis.
54Please respect copyright.PENANAlbEXa0X7EH
"... Pemerintah seharusnya mempercepat pembangunan shelter doom agar dapat cepat berfungsi sebagaimana dengan rencananya."
54Please respect copyright.PENANAhTlHFHCImL
"Kau benar, tapi kita sebagai tentara biasa negeri ini hanya bisa menjalankan tugas kita dengan sebaik mungkin untuk melindungi masyarakat pada saat ini."
54Please respect copyright.PENANAea8NpjC0Q3
Diskusi panjang di antara mereka itu terus berlangsung di malam itu. Mereka tidak menyadari bahwa Rosalia yang mereka kira masih terlelap ternyata hanyalah berpura-pura saat mereka berada dan berbicara di dekatnya. Dia diam-diam mendengarkan semua hal yang mereka bicarakan.
.
.
.
ns 172.71.254.175da2