Satu hari telah berlalu setelah keluarga kecilnya meninggal.
Rosalia membangun makam Papanya dengan batu-batu yang ditemukannya. Pemakaman yang seadanya itu membuatnya sedih karena dia tidak bisa menguburkannya dengan layak. Dia semakin sedih lagi karena dia tidak tahu dimana jasad Mama dan adiknya berada.
Dia merasa hampa. Hanya ada kalung dan cincin pemberian keluarganya yang sekarang menemaninya. Tidak ada pula orang yang berusaha mencarinya. Dia hanya bisa mendengar suara senjata api ditembakkan secara samar.
Sendirian, sedih, lapar, dan sakit. Kondisi yang dulu tidak pernah dibayangkannya akan terjadi padanya.
Papanya memang memintanya untuk terus bertahan, tapi kondisinya tidak memungkinkan. Luka yang diperbuat oleh Genderuwo padanya kemarin sudah menjadi cukup parah sekarang, ditambah rasa lapar yang menguras energinya, dan juga luka batinnya yang masih segar, membuatnya berada dalam kondisi hampir sekarat.
"Aaah... Ini menyakitkan."
Air matanya sudah mengering dan habis. Dia menggenggam pisau peninggalan Papanya dengan sekuat-kuatnya. Dengan mata yang lelah memandangi tangannya yang penuh luka.
"Huh, takdir sialan. Kenapa dunia dibuat jadi seperti ini? Kenapa dibuat kacau seperti ini? Kenapa orang-orang yang diberi anugerah malah tidak bekerja?! Kenapa keluarga ku harus jadi korbannya?!! KENAPA?!!"
Rosalia berteriak pada langit-langit reruntuhan. Ekspresi yang ditunjukkannya saat itu penuh dengan amarah.
"BERIKAN AKU ANUGERAH AGAR AKU BISA MEMBALAS SEMUA DENDAM INI!!!"
Sekali lagi, dia berteriak pada langit-langit reruntuhan.
Ding!
[Selamat, Anda telah terpilih!]
Tiba-tiba terdapat bunyi dan layar hijau transparan yang muncul di hadapan Rosalia.
"Hal gila apa lagi ini?"
Kemudian, layar tersebut kembali muncul dengan kalimat yang berbeda.
[Semoga Anda dapat menyelesaikan tugas dengan baik, Player Rosalia!]
"Player? Aku diberi anugerah saat sudah mau mati? Gila."
Rosalia menatap layar itu dengan lelah. Namun dia tidak bisa memungkiri perasaannya yang sedikit senang saat itu.
Ding!
[Jika anda ingin mengetahui sesuatu, silahkan katakan saja]
"Informasi diri?"
79Please respect copyright.PENANA4jDxUlzlL6
[Informasi Diri]
Nama : Rosalia Ayuningtyas
Level : 1
79Please respect copyright.PENANAdECEsHaoyu
Pekerjaan : Tidak ada
Gelar : Tidak ada
Keahlian khusus : Perencana (A)
Kemampuan : Konsentrasi (Pasif - A), Tepat sasaran (Pasif - B)
Kekuatan :
Kesehatan (500), Ketahanan (10), Fisik (20), Kelincahan (15), Sihir (0), Intelektual (30)
Kondisi : Lapar, haus, senang, kesakitan, mental terguncang, bingung
79Please respect copyright.PENANAAu4Gp59MDI
"Ah... Ini mirip seperti dalam game. Aku ingat pernah memainkan game seperti ini dengan Tiara."
Ding!
[Misi!]
79Please respect copyright.PENANAHE7Y3Z3Lym
"Misi?"
79Please respect copyright.PENANAmLvXsBRz3O
[Berburu Genderuwo!]
Bunuh dua Genderuwo yang ada didekat Anda!
Hadiah : Paket pemula, obat, makanan dan minuman
Penyelesaian : 0/2
79Please respect copyright.PENANAfvTwS4vjFY
"Aku baru tahu ada hal semacam ini. Aku pikir misi player hanya untuk menyelesaikan dungeon."
Rosalia membaca layar di hadapannya dengan seksama sambil bergumam.
"Tapi misinya membunuh Genderuwo, dua lagi. Tidakkah misinya terlalu susah? Aku sedang sekarat!"
Walau mengeluh, dia akhirnya tetap memikirkan cara untuk menyelesaikan misinya. Dia menatap kesana-kemari sambil bergumam, menyentuh, dan membayangkan sesuatu.
"Ini akan lama..."
Rosalia akhirnya bangkit berdiri sambil menggenggam erat pisau di tangannya. Rasa nyeri di perut dan tangan kirinya berusaha diabaikannya. Dia bertekad untuk menyelesaikan misinya, demi tujuan yang telah ditetapkannya.
"Mata dibalas mata dan gigi dibalas gigi."
Matanya berkilat dengan penuh tekad.
Rosalia kemudian berjalan menuju jalan keluar reruntuhan dengan hati-hati dan mengintip. Di dekat sana ada dua Genderuwo yang berjaga. Makhluk menyeramkan yang telah membunuh Papanya.
Dia menarik nafas dalam-dalam dan mengembuskannya, berusaha untuk tenang. Lalu dia mulai mencari batu-batu dan pecahan kaca yang cukup tajam. Dia juga menyiapkan potongan-potongan batang besi dan kayu yang tadi diambilnya disepanjang jalan.
Rosalia pun memulai aksinya.
Dia menggenggam sebuah batu tajam dan kemudian berteriak.
"Hei jelek!"
Dua Genderuwo yang ada di dekat sana kemudian menoleh kearahnya. Dalam sekejap batu yang ada di tangannya segera dilempar ke salah satu mata Genderuwo.
Jleb!
"GRAAAA!"
Salah satu Genderuwo menggeram kesakitan. Salah satu matanya berhasil dilukai oleh batu yang dilempar Rosalia.
Selanjutnya, dengan memanfaatkan kondisi kebingungan Genderuwo satunya, Rosalia kembali melempar batu tajam ke mata Genderuwo itu.
Jleb!
"Grrr!"
Suara geraman amarah kembali terdengar. Lemparan batu Rosalia tepat sasaran.
'Hm, tidak sia-sia aku bertanding dart dengan Mama tiap minggu.'
Rosalia kembali mengulang tindakannya karena dia ingin membutakan keduanya. Kali ini lebih susah dilakukan karena dua Genderuwo itu bergerak dengan agresif, namun pada akhirnya Rosalia berhasil melakukannya walau memakan banyak waktu.
"Graaaa!"
"Grrooo!"
Dua makhluk itu telah buta. Kini Rosalia bergerak ke rencana yang selanjutnya. Ia menebar kerikil dan serpihan kaca di sekitar Genderuwo serta jalan menuju mulut reruntuhan. Walau kecil, jika ada banyak pasti akan sakit juga. Terlebih lagi kulit Genderuwo tidak beda jauh dari kulit manusia.
Kedua genderuwo itu kembali menggeram kesakitan karena kakinya yang tertusuk-tusuk pecahan kaca.
"Salahnya rusuh."
Rosalia berdecak melihat dua Genderuwo di hadapannya yang semakin bergerak dengan agresif melukai diri mereka sendiri.
Rencana berikutnya, Rosalia melempar beberapa potong batang besi dan kayu yang telah dilancipinya ke masing-masing kaki, leher, dan perut dua Genderuwo itu.
Daya tahan tubuh dua makhluk tersebut cukup kuat, buktinya walau telah ditusuk beberapa batang besi dan kayu, mereka masih dapat menggeram dan mengayunkan tangan-tangan bercakarnya kesana-kemari.
Setengah jam berlalu, Rosalia akhirnya kembali setelah bersusah-payah mencari batang besi dan melancipi kayu lagi dari dalam reruntuhan. Batang besi tambahan tersebut kemudian kembali Rosalia tusukkan pada tubuh dua Genderuwo itu sampai akhirnya mereka tumbang kehabisan darah. Untungnya makhluk ini tidak punya semacam kemampuan regenerasi.
Walau begitu, dua Genderuwo tersebut belum juga mati. Rosalia akhirnya keluar dari reruntuhan sambil menggenggam pisaunya.
Dengan kasar dia menyayat tangan-tangan Genderuwo yang tumbang itu pada bagian pergelangan tangan dan siku. Kemudian dia memotong tangan yang lunglai itu tanpa ampun pada bagian bahunya.
"GRAAAAR!"
Genderuwo yang sedang dikerjainya menggeram kesakitan. Rosalia hanya menatapnya dengan pandangan jijik. Dia kemudian menusuk-nusuk bagian dada Genderuwo itu untuk menemukan jantungnya.
Nihil. Genderuwo itu hanya kesakitan dan tidak mati walau seluruh area dadanya telah ditusuk. Rosalia pun beralih pada lehernya. Dia menusuk-nusuk dan menyayat leher berbulu makhluk itu.
Genderuwo itu hanya bisa menjerit kesakitan dan meronta-ronta sebelum akhirnya mati.
79Please respect copyright.PENANAgylm7jAEQU
Ding! Ding! Ding!
[Level +1]
[Level +1]
[Berburu Genderuwo!]
Penyelesaian : 1/2
79Please respect copyright.PENANAdTooiNK2T3
Rosalia menatap sesaat layar-layar yang tiba-tiba muncul tersebut, sebelum beralih pada Genderuwo yang masih hidup di dekatnya.
"Satu lagi."
Rosalia melakukan hal yang serupa pada Genderuwo itu, menyayat, memotong, dan menusuk.
Sore itu diakhiri dengan suara jeritan kesakitan Genderuwo yang disiksa Rosalia.
79Please respect copyright.PENANAk5gRTQT2lx
Ding! Ding!
[Level +1]
[Level +1]
79Please respect copyright.PENANAfhHBLhf3yA
Dia mengabaikan notifikasi tersebut sebab adrenalin yang tadinya memenuhi setiap celah tubuhnya akhirnya mereda, membuatnya merasakan rasa sakit dan letih yang luar biasa.
79Please respect copyright.PENANA0fHKdwOyR5
Ding! Ding! Ding!
[Berburu Genderuwo selesai!]
79Please respect copyright.PENANAtrez957mIW
[Mendapat gelar "Penyiksa Genderuwo"]
Penyandang gelar ini akan mendapat tambahan kekuatan saat menghadapi Genderuwo.
79Please respect copyright.PENANASBx8E9XsvG
[Terima hadiah?]
Ya/Tidak
79Please respect copyright.PENANAbs68CeyiAZ
"Sabar dong."
Rosalia dengan tertatih-tatih berjalan masuk ke dalam reruntuhan. Kakinya yang tidak kuat lagi menopang tubuhnya akhirnya menyerah, membuat Rosalia jatuh tersungkur.
"Aish..."
Dia menekan layar hijau transparan tersebut untuk menerima hadiahnya, masih dalam posisi tersungkur.
Tidak lama kemudian, hadiah dari misi yang diselesaikannya muncul entah darimana di hadapannya. Ada sebuah koper hitam, cairan merah dalam sebuah botol kaca kecil, nasi goreng dan minuman energi.
'Hum... Cairan merah itu obat, kan ya? Wujudnya sama seperti di game'
79Please respect copyright.PENANAMy8rde0Ekb
Ding!
[Obat (B)]
Cairan penyembuh yang menjadi kebanggaan para alkemis. Dapat menyembuhkan penyakit ringan dan sedang.
79Please respect copyright.PENANA9bMoXKPWhd
Setelah melihat notifikasi, Rosalia meraih cairan merah terlebih dahulu dan meminumnya tanpa menyisakan setetes pun. Segera setelah meminumnya, tubuhnya mulai beregenerasi dengan cepat hingga luka-lukanya sembuh tanpa meninggalkan bekas.
"Auh... Sekarang terasa lebih baik."
Setelah sembuh, makanan dan minuman yang menjadi target selanjutnya. Rosalia makan dengan rakusnya, seolah-olah dia belum makan berhari-hari. Dalam hitungan menit nasi goreng dan minuman energinya ludes.
"Aah, enak sekali nasi gorengnya. Rasanya aku belum pernah makan nasi goreng seenak itu. Porsinya besar lagi."
Rosalia menepuk-nepuk perutnya dengan puas. Rasa letih dan sakit di tubuhnya pun telah sirna dengan ajaibnya.
Selanjutnya, dia beralih pada koper hitam yang tergeletak didekatnya. Dari layar informasi yang tiba-tiba muncul, itu adalah paket pemula yang berisi setelan pakaian, senjata, dan buku kemampuan.
Dengan tidak sabar Rosalia membuka koper tersebut. Segera diambilnya setelan pakaian yang ada di sana dan mengenakannya, menggantikan pakaian lusuh serta sobek-sobek miliknya.
Setelan pakaian berwarna hitam bercorak hijau tersebut memeluk tubuh Rosalia dengan baik. Rosalia pun mencoba bergerak untuk mencoba sensasinya.
"Modelnya bagus sekali! Dan lagi, rasanya nyaman dan tidak menghambat pergerakan sama sekali."
Hal itu dapat terjadi karena setelan pakaian tersebut dapat menambah status penggunanya dan memiliki efeknya tersendiri.
79Please respect copyright.PENANAeifZVd12wu
[Setelan pemburu pemula (D)]
Sarung tangan (Fis +5), kaos (Kes +10), jaket (Ket +10), celana (Kel +5), sepatu (Kel +5)
Efek setelan : menambah keringanan tubuh saat bergerak
79Please respect copyright.PENANAl0YzqZwT1n
Rosalia merasa senang dengan pakaian barunya. Kemudian tatapannya beralih pada belati yang juga ada di dalam koper tersebut.
79Please respect copyright.PENANArocTjC7C28
[Belati pemburu pemula (D)]
Fis +20
Efek setelan : memberi efek pendarahan saat melukai
79Please respect copyright.PENANA4NubLhyM5g
"Oh, ini satu setelan dengan pakaiannya."
Rosalia memasukkan belati itu ke dalam sarung belati di pinggangnya. Akhirnya, hal yang terakhir didapatnya adalah buku kemampuan. Sesaat setelah dia memegangnya, muncul layar transparan.
79Please respect copyright.PENANA8WmUwN1XLb
Ding!
[Buku kemampuan pembunuh (D)]
Buku yang ditulis oleh si pemburu tanpa nama tentang cara menjadi pembunuh untuk pemula.
Player yang mempelajarinya akan mendapat pengetahuan tentang cara-cara membunuh seseorang atau sesuatu dengan mudah. Kemampuan akan bertumbuh bersama player.
Pelajari?
Ya/Tidak
79Please respect copyright.PENANAmbN8r95PWz
"Pembunuh..."
Rosalia pun mempelajarinya tanpa ragu. Dalam sekejap, banyak informasi yang memasuki pikirannya. Tubuhnya pun terasa seperti sedang menyesuaikan diri dengan informasi yang didapatkannya.
Rosalia pun akhirnya merasa benar-benar puas setelah menerima semua hadiah dari misi pertamanya.
"Hum... Informasi diri."
79Please respect copyright.PENANAb8OdSyIMd0
[Informasi Diri]
Nama : Rosalia Ayuningtyas
Level : 5
79Please respect copyright.PENANAt0weZVMw1k
Pekerjaan : Tidak ada
Gelar : Penyiksa Genderuwo
Keahlian khusus : Perencana (A)
Kemampuan : Konsentrasi (Pasif - A), Tepat sasaran (Pasif - B), Pembunuh (Aktif - D)
Kekuatan :
Kesehatan (580+10), Ketahanan (14+10), Fisik (24+25), Kelincahan (19+10), Sihir (4), Intelektual (34)
Poin bebas : 8
Kondisi : Kenyang, senang, lelah, pemulihan mental
79Please respect copyright.PENANAzZ9zDMyGxo
[Silahkan mengalokasi poin bebas yang terakumulasi pada kekuatan Anda]
79Please respect copyright.PENANA3nH8gbm08X
"Alokasi poin?"
Rosalia menatap layar informasi dirinya dengan bingung. Dia tidak tahu cara untuk mengalokasikan poinnya.
79Please respect copyright.PENANAI2e1nJmOrb
[Tekan tanda (+) di sisi kekuatan yang dikehendaki untuk mengalokasikan poin]
79Please respect copyright.PENANA6ResD8hV05
"Ah..."
Layar yang seperti bisa membaca pikirannya itu tiba-tiba muncul menolongnya. Rosalia pun beralih pada layar informasi dirinya dan memikirkan akan mengalokasikan poinnya dimana.
"Yah, aku pikir fisik dan kelincahan lebih penting untuk sekarang, terlebih lagi senjataku hanya ada pisau dan belati. Perlu kelincahan juga untuk kabur..."
Rosalia mengalokasikan lima poin pada fisik dan tiga poin pada kelincahan.
79Please respect copyright.PENANA5SIrtIiBkr
[Kekuatan]
Kesehatan (580+10), Ketahanan (14+10), Fisik (29+25), Kelincahan (22+15), Sihir (4), Intelektual (34)
Poin bebas : 0
79Please respect copyright.PENANA8c9QvdayQg
"Hmm... Oh iya, bagaimana cara pakai kemampuan aktif?"
79Please respect copyright.PENANAk2YA8UaGsn
Ding!
[Anda hanya perlu mengucapkan nama kemampuannya]
79Please respect copyright.PENANAxIZVOe594B
"Ooh! Baiklah."
Rosalia kemudian membaca deskripsi kemampuan-kemampuannya lagi satu per satu, dengan demikian dia akan dapat memikirkan rencana yang lebih matang nantinya.
Dia kemudian kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke dalam reruntuhan yang lebih dalam, kembali ke sisi makam Papanya.
Di dalam tempat yang gelap dan pengap itu, Rosalia hanya mengandalkan penerangan dari telepon genggam tanpa sinyal miliknya. Dengan penerangan yang kurang dan suasana yang sunyi, perasaan emosionalnya mulai meluap.
Rosalia duduk di samping makam, dengan tatapan sedih menatap tumpukan batu yang telah disusunnya untuk menutupi mayat Papanya. Disentuhnya tumpukan batu itu dan juga kalung yang menghiasi lehernya.
'Aku sudah balas dendam'
Dia kemudian menutup matanya sambil mengernyitkan dahi.
'Tapi kenapa hatiku masih terasa berat?'
Rosalia diam dalam posisi yang sama selama beberapa menit, tenggelam dalam pikirannya sendiri. Setelahnya, tanpa banyak laku, dia berbaring dan menutup matanya yang kembali berair, berharap agar hari esok segera datang.
ns 172.70.100.162da2