18 Agustus 2020
04.44 pagi
41Please respect copyright.PENANAIiUF6UwOyp
Rosalia terbangun di pagi buta karena gemuruh kencang yang menggelegar hebat di luar. Suara petir menyambar, teriakan banyak pria, raungan, dan suara bising senjata api terdengar memekakkan telinga. Mengusap wajahnya dengan kasar dan mengambil belatinya, dia segera berlari ke luar dari reruntuhan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
41Please respect copyright.PENANARZDjqqU6lq
Duar!
41Please respect copyright.PENANAs1nWDiXtdF
GRAAAA!!!
41Please respect copyright.PENANAfOMrhVXuEg
"TERUS TEMBAK! BAWA YANG TERLUKA KE BARISAN BELAKANG!"
41Please respect copyright.PENANASXHpSfkthI
Rosalia terkejut melihat situasi di luar reruntuhan. Perang antara monster genderuwo dan para pasukan bersenjata negeri sedang terjadi dengan hebat di bawah guyuran hujan deras disertai petir yang terus menyambar ini. Bangkai tergeletak begitu saja dimana-mana dan bau amis darah tidak bisa ditutupi oleh hujan. Rosalia yang melihat hal tersebut tidak bisa menahan keinginannya untuk memuntahkan isi perutnya yang kosong. Wajahnya pucat pasi saat dia mencoba untuk menenangkan diri sambil membersihkan mulutnya.
41Please respect copyright.PENANAhgbq54Uc6u
"Sial"
41Please respect copyright.PENANABhcviIdbAp
Dia berjalan masuk ke dalam reruntuhan lagi, duduk di samping makam papanya, dan menangkup wajahnya yang basah karena keringat dingin.
41Please respect copyright.PENANA4LG8uBvYtX
"Papa, Lia harus gimana? Lia takut."
41Please respect copyright.PENANA4q3GbOdCAK
Walau kemarin dia benar-benar seperti orang lain, membunuh para monster itu tanpa rasa takut, namun saat ini situasinya berbeda. Dia tidak lagi memiliki motivasi kuat seperti balas dendam. Motivasi seperti menolong sesama manusia? Rosalia saja orangnya apatis. Menolong keluarga jauhnya yang lain? Mereka saja suka memanfaatkan orang tuanya dan sudah sejak lama dia membenci mereka. Menjadi seorang pahlawan? Dia tidak peduli dengan hal semacam itu.
41Please respect copyright.PENANAHKgklF2siq
Tidak ada motivasi
41Please respect copyright.PENANArZSFSd0LB3
Ketakutan
41Please respect copyright.PENANAiloiIP9m94
Depresi
41Please respect copyright.PENANAAAWdKDhuNu
"Aku harus apa?"
41Please respect copyright.PENANA4jVALET5ZP
Tenggelam dalam pikirannya, Rosalia terkejut saat tiba-tiba ada suara seseorang mendekatinya. Dia segera menoleh ke arah datangnya suara tersebut.
41Please respect copyright.PENANA7QfpzGoM3D
"Agh... To- tolong..."
41Please respect copyright.PENANAzUZiigLhtc
Seorang tentara yang basah kuyup dan berlumuran darah berjalan ke dalam reruntuhan dengan kaki yang pincang, mencoba untuk mendekati Rosalia yang masih terduduk. Pria itu tampak pucat dan kesakitan, menatap Rosalia dengan pandangan penuh harap.
41Please respect copyright.PENANAic6tDyW8Hb
"Ku... Kumohon..."
41Please respect copyright.PENANAN04I6M2PU7
Brak!
41Please respect copyright.PENANA2Fb6nfs2Mx
Pria itu akhirnya jatuh tak sadarkan diri. Rosalia menatap tubuh yang tidak bergerak itu dengan takut, namun dia teringat pada papanya dan juga pesan terakhirnya nya, jadi dia tidak memiliki pilihan lain selain merawat pria itu sebisanya. Rosalia juga berusaha menutupi bekas jejak darah dari pria itu dengan tanah agar baunya tidak memancing monster.
Untungnya sekarang dia sudah memiliki tubuh yang kuat berkat anugerahnya, jadi dia bisa memindahkan pria yang lebih besar darinya itu ke dalam tanpa banyak masalah. Pria itu dibaringkan di dekat makam papanya karena ruangan itu memang kecil, lalu dengan segera dia merobek pakaian pria itu untuk diikatkan pada luka terbukanya. Dia juga mengumpulkan air hujan untuk membersihkan tubuh pria itu. Sayangnya di sana tidak ada obat-obatan yang bisa digunakannya, jadi dia hanya bisa berharap bahwa tindakan yang telah dilakukannya dengan sebisa mungkin itu bisa sedikit berguna untuk pria tersebut.
Rosalia menatap tangannya yang berlumuran cairan merah pekat, seketika dia merinding dan cepat-cepat berlari keluar untuk membasuh tangannya dengan air hujan.
41Please respect copyright.PENANAAmtl6rTqRy
"Akh... Menjijikkan!"
41Please respect copyright.PENANAYofWHzGqS2
Dia berseru dengan penuh emosi, tidak menyadari bahwa tidak jauh darinya ada seekor genderuwo yang sedang menatapnya dengan lapar. Makhluk itu kemudian berlari dengan liar ke arah Rosalia sambil merentangkan kuku-kuku tajamnya. Rosalia yang mendengar suara langkah keras itu pun menoleh untuk mendapati bahwa monster itu sudah berada di dekatnya dan mengayunkan salah satu tangan berkuku itu ke arahnya.
Rosalia yang terkejut hanya bisa sedikit menghindari serangan tersebut, sehingga tangan kirinya menjadi korban sayatan makhluk itu.
41Please respect copyright.PENANAVkZuqVOB3M
"Aaargh...!!!" Rosalia menjerit kesakitan sambil memegangi tangan kirinya yang lunglai berlumuran darahnya.
41Please respect copyright.PENANAt18Us4vE6I
Genderuwo yang mendengar jeritan Rosalia itu tidak menghentikan serangannya dan malah semakin bersemangat untuk melancarkan serangan-serangan tambahan. Di sisi lain, Rosalia masih belum bisa menenangkan dirinya dari rasa sakit yang diterimanya secara tiba-tiba itu. Dia jatuh terduduk sambil terus memegangi tangannya yang terluka dan menangis.
Genderuwo itu semakin kegirangan melihat tidak adanya perlawanan dari Rosalia. Akhirnya tangannya kembali melayang dengan cepat untuk mengakhiri Rosalia.
41Please respect copyright.PENANAvD8crq7prU
Dor! Dor!! Dor!!!
41Please respect copyright.PENANAkmof7tXLQp
Suara tembakan yang nyaring tiba-tiba terdengar, kemudian disusul dengan suara geraman kesakitan genderuwo.
41Please respect copyright.PENANACg6Fx4qjBc
"Pasukan! Musnahkan monster itu dan selamatkan warga sipil di sana!"
41Please respect copyright.PENANAFnHFiuPhP3
"Laksanakan!"
41Please respect copyright.PENANA8fEcuzeS4C
Suara tembakan kembali terdengar dan teriakan orang-orang yang baru saja datang itu memenuhi kepala Rosalia. Dia sedikit lega karena hidupnya tidak berakhir dengan menyedihkan di sana. Namun dirinya masih terlalu syok dengan kejadian barusan yang menimpanya. Air matanya masih mengalir deras dari matanya, namun pandangannya mulai menggelap. Orang-orang yang berlari dan memanggil-manggilnya pun suaranya mulai terdengar sayup-sayup.
41Please respect copyright.PENANAZNPjCVmgug
"Hei- Jangan-!"
41Please respect copyright.PENANA5C1D8lPE7l
Rosalia akhirnya tergeletak tak sadarkan diri dengan wajah yang pucat di bawah guyuran hujan deras hari itu.
.
.
.
41Please respect copyright.PENANAW5xM12yGRX
18 Agustus 2020
20.48 malam
41Please respect copyright.PENANAzd6dg4eSIl
Di dalam sebuah barak kesehatan darurat, tampak tiga orang pria dan satu orang wanita tengah berbicara bersama.
41Please respect copyright.PENANABIkda2dhBG
"Bagaimana keadaan Letda Aldi?"
41Please respect copyright.PENANAGgnIBnD55D
"Dia hampir di ujung tanduk, tapi untungnya dia mendapatkan pertolongan pertama, dan itu cukup membantunya untuk dapat bertahan hidup."
41Please respect copyright.PENANADEeQIdyREM
"Syukurlah. Lalu bagaimana dengan gadis ini?"
41Please respect copyright.PENANANGhVW8Xh0U
"Gadis ini selamat dan luka di tangannya hampir sembuh. Tapi apa kau yakin tidak ingin meminta balasan setelah menghabiskan uang untuk membeli obat ajaib itu?"
41Please respect copyright.PENANATV4S0DhW88
"Meminta balasan? Dia sudah menolong Letda Aldi, bahkan menyelamatkan nyawanya, apa itu kurang?"
41Please respect copyright.PENANAcFmTZSByCw
"Tapi-"
41Please respect copyright.PENANARq2Y3XyPkk
"Cukup! Aku menggunakan uang pribadiku, jadi kau tidak berhak untuk ikut campur."
41Please respect copyright.PENANATb92JdA3vO
"Ck! Aku hanya menyarankan!"
41Please respect copyright.PENANAcBJkNrf6qS
Seorang pria dengan wajah tertekuk berjalan keluar dari barak dengan kesal. Tiga orang lain yang melihatnya hanya menghela nafas sambil menggelengkan kepala. Mereka kemudian kembali memfokuskan pandangan mereka pada seorang gadis yang terbaring diam di atas ranjang.
41Please respect copyright.PENANAqqEfSwdXez
"Tubuh gadis malang ini memang hampir sembuh, namun kurasa mentalnya tidak akan aman setelah... mengalami semua hal itu."
41Please respect copyright.PENANAjg7xezyIx2
"Pria yang kita temukan dalam kuburan seadanya itu sepertinya adalah ayahnya, dilihat dari foto dalam pendant kalung gadis ini. Aku sudah menugaskan orang untuk mencari asal-usul gadis ini agar lebih pasti."
41Please respect copyright.PENANACy7oVWPHmy
"Haah... Ini menyakiti hatiku... Sudah terlalu banyak anak-anak yang juga mengalami hal yang serupa. Aku selalu ingin menangis saat memberi perawatan pada mereka."
41Please respect copyright.PENANA6kE8OoOsYB
Wanita dalam balutan jas putih dan stetoskop di lehernya itu mengusap pelan puncak kepala gadis itu. Matanya berkaca-kaca ketika melihat raut wajah tak tenang sang gadis.
41Please respect copyright.PENANAwLizrgl09K
"... Pemerintah seharusnya mempercepat pembangunan shelter doom agar dapat cepat berfungsi sebagaimana dengan rencananya."
41Please respect copyright.PENANA4IWzwcN8Ph
"Kau benar, tapi kita sebagai tentara biasa negeri ini hanya bisa menjalankan tugas kita dengan sebaik mungkin untuk melindungi masyarakat pada saat ini."
41Please respect copyright.PENANAm528VsOh7L
Diskusi panjang di antara mereka itu terus berlangsung di malam itu. Mereka tidak menyadari bahwa Rosalia yang mereka kira masih terlelap ternyata hanyalah berpura-pura saat mereka berada dan berbicara di dekatnya. Dia diam-diam mendengarkan semua hal yang mereka bicarakan.
.
.
.
ns 172.70.178.112da2