Adegan demi adegan yang terjadi di petshop membuatku sangat terangsang. Begitu tante duduk di belakang setir langsung kubuka celanaku hingga lepas. Kulepas juga penutup moncong mama. “Isep mah.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtkBN2cEc3o
Mama langsung menjilati dan mengisap kontolku. Tak butuh waktu lama untukku menyemburkan peju hingga memenuhi mulut mama. “Jangan dulu ditelan mah. Tapi jangan sampai berceceran.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl4L5tt95I5
Kutarik rambut mama hingga lepas. Mama pun duduk. “Kumur – kumur dulu mah.” Mama menurut, lantas berkumur dengan pejuku. “Hentikan dulu mobilnya di pinggir.” Tante pun menghentikan mobil. “Pindahin peju Atha kemulut tante, mulut ke mulut.” Mama terkejut, tante langsung berbalik dan mendekatkan kepalanya.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUTw163SjPc
Akhirnya mama pun mendekatkan kepala ke dekat kepala tante. Dengan pelan bibir mama mulai mendekati bibir tante hingga akhirnya berciuman. Bukan sekadar ciuman, namun sekalian memindahkan peju dari mulut ke mulut lainnya. “Jangan sampai ada yang berceceran.” Mama terlihat kaku, namun kuperhatikan tante begitu menikmati ciuman ini.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8rlHKTwCiY
Akhirnya pejuku berganti ke mulut tante. Kutarik kembali rambut mama hingga ada di sebelahku. “Buka mulutnya Sah.” Mama membuka mulutnya sambil menatapku. Kulihat dan ternyata tak ada sisa peju di mulut mama. “Kumur peju Atha Yen.” Tante merasa tak senang kupanggil ‘Yen’, namun tetap memainkan pejuku di mulutnya.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7TZn8Za5na
“Kita langsung pulang aja.” Tante kembali nyetir. Di mobil, tanganku tak henti menggerayangi susu mama. Kami melewati jalan yang penuh toko bernama unik. Seperti acong, along, dan sebagainya. Karena penasaran, kuhentikan mobil. “Stop, berhenti dulu.” Tante pun memarkirkan mobil. “Tunggu di sini!” Lantas aku keluar dan memasuki salahsatu toko.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSV2w3AGxSI
Tak ada orang, namun ada sebuah bel. Kutekan bel itu. Beberapa saat kemudian ada orang dari belakang.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpNxLTXepGq
“Iya, bisa saya bantu?”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8O8EpJHhDL
“Mau liat – liat dulu.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡetD4uHbmpJ
“Oh silakan.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFMdiWKodUZ
Ternyata di sini menjual pelbagai macam obat. Dari obat pelangsing hingga obat perangsang. Ada juga benda seukuran telur puyuh. Kutunjuk benda itu, “Ini apa pak?”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ29lp4ORj6P
“Ini vibrator remot pak. Bisa dikendalikan jarak jauh.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV2Ms7Wu4nc
“Saya beli dua pak, tapi warnanya beda ya.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTyHiIDCMyP
“Iya pak.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIzhP5hkgVX
Kembali kulihat etalase. Mataku tertuju ke suatu benda. “Pak, kok ada jepit jemuran juga ya?”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK1iG7Py7F9
“Bukan untuk jemuran pak, tapi untuk payudara. Bisa juga untuk vagina.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnWaaTWmH3u
“Oh gitu.” kataku malu. “Saya beli deh pak, sepuluh.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡECrbzNwrMp
Selesai belanja, aku kembali ke mobil. “Maju.” Mobil kembali maju. Melewati toko matrial kuhentikan kembali. Kumainkan putting mama hingga terlihat jelas dari luar bajunya. “Sah, kamu beli rantai ukuran sedeng sepanjang satu setengah meter sepuluh biji. Terus gembok kecil sama sedang sepuluh sepuluh.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgkpsLcJG3V
Mama turun dengan enggan. Aku menunggu dalam diam. Beberapa saat kemudian mama kembali membawa belanjaan. “Taruh di belakang.” Setelah itu mama kembali duduk di sampingku. “Gimana tadi di toko?”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡboq6PdkBZh
“Pelayan dan pelanggan pria pada liatin mama.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcgdgaZ3Ptk
“Hahaha… Terus?”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWy26nGprcK
“Mama malu…” Kata mama sambil kembali berair mata.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP56Raxo6cR
“Sekarang ke pulang aja Yen.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIl6N7c0RUy
Akhirnya kami pun sampai dirumah. “Masukan barang – barang ke rumah.” Kataku. Aku langsung masuk dan duduk menunggu di sofa. Sementara mama dan tante memasukan barang – barang. “Rakit dulu kandangnya. Terus taruh di garasi dengan pintu kandang menghadap pintu garasi ke rumah.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMsWgHPUjqz
Keduanya langsung bahu – membahu merakit kandangnya. Waktu sepenanak nasi kemudian keduanya selesai menyimpan kandang di garasi sebelah bersebelahan. Di sebelah kandang, mama dan tante sedang diam merangkak sambil menatapku.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLDQXoA9WuX
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡifKcihTio3
“Coba kandang satu ditaruh di atas kandang satunya lagi. Biar keliatan dua tingkat.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAcCd6TmE6o
Tante dan mama langsung menggotongnya. “Kandang Aisah di bawah, kandang Yena di atas. Sekarang waktunya untuk berlatih keluar masuk kandang. Ntar saat Atha balik lagi mesti udah pada lancar.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGbvTbgIksR
Aku lantas bergegas ke kamar dan menyalakan komputer. Dengan komputer kuakses kamera yang ada di garasi. Sedari dulu aku memang telah memasang kamera di berbagai tempat di rumah ini yang tersambung dengan komputerku.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfauJ6CKiTv
Mama terlihat kesulitan saat masuk. Saat keluar pun mama keluar dengan cara merangkak mundur, kaki duluan baru kepala terakhir. Kulihat tante, tante lebih baik. Tante masukan dulu tangannya, terus masuk dengan lancar. Di kandang, tante berputar lalu keluar kandang dengan kepala dulu, terakhir kaki. Tante bahkan lebih cerdas dibanding mama.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWAuVhP8oSi
Mama sepertinya tak mau repot berputar di kandang. Bahkan tak mau repot membuka pakaian. Kulihat layar selama lebih kurang satu jam. Puas melihat aku memutuskan turun. Di garasi aku bersikap seolah belum mengetahui perkembangan.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ88ElBas15z
“Coba sekarang Atha liat apa udah lancar masuk keluar kandang. Kalau yang lancar Atha kasih hadiah. Kalau gak lancar, Atha hukum aja. Yena duluan.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6UnHuqVH75
Meski kandang tante di atas, namun tante tak kesulitan untuk masuk kandang. Di kandang, tante berbalik dan keluar dengan mudahnya. Setelah keluar, tante merangkak ke belakangku. Lalu tante mengesek – gesekan tubuh ke kakiku seolah minta hadiah. Aku lalu mengelus rambut dan pantat tante. “Pinter…
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvsm52ssp3b
Tante lalu duduk diatas kakinya yang ditekuk hingga pahanya menyatu dengan betis. Tangannya diangkat sedada, lidahnya terjulur diluar mulut.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8r0tDUtbMD
“Sekarang bagian Aisah.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDXPoh8L2zB
Mama mulai masuk kandang dengan enggan. Setelah di dalam, mama tak berbalik, namun langsung menjulurkan kakinya. Mama keluar mundur dengan cara kaki dahulu, lalu kepala terakhir. Setelah itu mama berbalik menghadapku.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0DpwA41ooK
“Masih butuh latihan. Lagian bukan gitu cara anjing keluar masuk kandang. Inget ini, anjing seharusnya tak memakai pakaian. Emang Aisah pernah liat anjing keluar kandang dengan cara mundur? Bahkan kayaknya Aisah tak pernah berpikir seperti anjing, akibatnya tak berlaku seperti anjing. Athahlah, lagian masih ada waktu semalam buat latihan lagi.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVGT99iIOYu
“Karena Yena udah pinter keluar masuk kandang. Seminggu ini kalau mau kencing kapan saja bebas, kencing saja di kandang. Sekarang, ikut sini semua.” sumber Ngocoks.com
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaLrAn0988o
Aku berjalan lalu duduk di sofa. Mama hanya diam di dekatku, sedang tante mulai menggesekan badan ke kakiku. Sesekali tante mencium dan menjilati kakiku. Kulihat mama yang hanya diam. Aku jadi males ngeliatnya.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzgj3fPjuuk
“Mulai sekarang, menu makan buat anjing adalah daging. Selain itu juga boleh ikan, telur, kacang – kacangan. Kalau bosen, boleh pesen junkfood. Di kulkas harus selalu siap makanan itu, jangan sampai kehabisan. Kalau stok menipis, ya beli lagi. Mengerti?” kataku sambil menatap mama.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKQ8Ph7ulUV
Mama hanya mengangguk.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhxm7T8XAcQ
“Sekarang coba cek kulkas. Liat apa aja dari makanan itu yang gak ada.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEqwyPy8LLd
Mama langsung merangkak menuju kulkas. Setelah melihat isinya, mama kembali kehadapanku.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6rLlsXW6kq
“Kumplit?”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7c5Izdrhdo
Mama menggeleng.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNnQ3NgG8sZ
“Kalau gitu sekarang Aisah belanja biar komplit. Sekalian beli susu sama softdrink ukuran seliter. Pake daster gak usah pake bh sama cd. Ayo cepet ganti baju!”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBYPNItcowO
Mama lalu pergi untuk ganti baju. Setelah selesai mama menghampiriku, merangkak. “Berdiri!” Mama langsung berdiri. Daster itu kelihatan longgar dengan kancing di dada. “Turun lagi, ambil gunting ke sini.” Mama merangkak ke meja, membuka laci lalu memegang gunting. Saat akan merangkak lagi aku kuhentikan.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXz1MTaZBlW
Mama diam sejenak. Air mata mama kembali turun. Mama lalu menggigit gunting itu sambil merangkak mendekatiku. Aku tersenyum puas. Kuelus rambut mama, “Nah, gitu dong. Anjing ini mulai pintar.”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC9bmctDRzP
“Guk,” suara tante mengejutkanku. Aku lalu tersenyum. “Nah, liat tuh Aisah. Yena lebih pintar daripada kamu. Iya kan?” Sambil terus menyusap rambut mama. Namun mama tak menjawab.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQGcNJNGVel
Kuusap sambil agak kujambak rambut mama. Kuulangi lagi kata – kataku. “Iya kan?”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyZBayfOKgl
Mama akhirnya bersuara, “Guk.” Namun pelan. Hasilnya gunting itu lepas dari gigitan mama
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9cjihaF1NH
“Apa? Gak kedengeran. Kamu dengar gak Yen?”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡor02YwoMNR
“Guk,” kata tante lantang, sembari menggelengkan kepala.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRzhXzEbdT4
“Guk,” akhirnya suara mama lantang.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi74KnSFsJd
“Nah, pinter. Sekarng berdiri, ayo cepat!”
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtmBhaQonC8
Mama langsung berdiri, kulihat daster mama ujungnya beberapa centi diatas mata kaki. Motif batik membuat putting mama tak terlalu terlihat mencetak. Kuambil gunting dari lantai. Kugunting bawah daster mama hingga satu jengkal di atas lutut.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjxzz4o8qWg
“Turun mah!” mamah kembali merangkak. Kuremas susu mama sambeil ngelus elus memek mama dengan jemariku hingga kurasakan membasah. Mama hanya merintih pelan. Mama mulai menggerak – gerakan pantatnya hinga erangan mama mulai mengeras. Setelah itu kucabut jemariku. “Udah cepet belanja sana. Jalan aja ke tempat terdekat.
8908Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2J5DdJZWJM
Mama menoleh melihatku dengan raut wajah sedih, namun tetap merangkak menuju pintu. Setelah membuka pintu, mama pun berdiri dan berjalan menuju toko terdekat.
ns216.73.216.238da2
