x
"Mas, lepasin aku! Mas nyiksa aku tau nggak," kataku dengan muka lesu.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwtx0r31FmB
Akbar tak merespon sama sekali. Sekarang ia sedang duduk di atas ranjang di sampingku sambil menatap layar laptopnya.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG98q96sa46
"Mas, aku laper! Aku belum makan dari kemarin!" kataku sambil menggerak-gerakkan tangan kakiku yang terikat membentuk huruf X.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRFMJs120PG
"Sebentar lagi dateng... aku udah pesen online," kata Akbar masih dengan wajah dingin. Sesekali Akbar meneguk kopinya di dalam cangkir.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLsxpo4jRfE
"Mas tega banget sama aku sih... Aku mau pipis, Mas..." kataku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5MVxQWNFVm
"Diem!" Akbar berdiri untuk melepas ikatan tangan dan kakiku. Saat Akbar memapahku, kucoba untuk melepas pegangan tangan Akbar dari tubuhku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRTTezMLKrN
"Aduh... " Aku terjatuh di atas lantai, dengan tubuh lemas dan kaki terasa lumpuh.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdfmll2i0gK
"Hehe, makanya kamu nurut kalo dibantuin jalan! Nggak usah sok jaim gitu, sok mandiri..." kata Akbar dengan senyum menyebalkan.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq8RuqJg33n
Kupandang wajah Akbar dengan tatapan kesal. Andai saja tubuhku tak lemas, mungkin aku bisa kabur dari sini.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCB7whvOdbj
"Nggak usah ngelihatin aku kayak gitu, Fa!" kata Akbar yang kembali memapahku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKzXQSO6RU6
Kubuang mukaku saat Akbar memandangku dengan sinis. Sekarang aku berada di dalam kamar mandi, sedang jongkok, buang air kecil.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN1pSwx2qI5
"Ngadep sana, kambing!"
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGQRF1EHn9g
"Hahaha, suami sendiri dikatain kambing. Udah buruan kencingnya! Abis ini kamu kudu mandi!" kata Akbar yang memegangi tubuhku karena kakiku terasa lumpuh.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaYEmJdTzgK
"Trus ngapaian kamu disini? Katanya nyuruh aku mandi?" tanyaku dengan jutek.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9SiiqqlNIq
"Nggak usah sok kuat..." kata Akbar sambil melepas pegangannya pada tubuhku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDn213Yjj5w
"Aduh..." lagi-lagi aku terjatuh.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeDNaLJ58IP
"Kan udah aku bilang. Nggak usah jaim, sok kuat," kata Akbar meledekku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuLurQmeBFi
Kutatap Akbar dengan mata melotot, "Ini kan gara-gara kamu... Orang jahat," kataku terisak sambil mengusap air mataku yang menetes.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrUgUVydreI
Lalu Akbar jongkok di depanku sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku, "Kamu yang jahat... nympho."
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKf9iM64tmQ
Kutepis tangan Akbar dari kedua pipiku, "Lepasin! Nggak usah ngatain aku!" kataku mulai emosi.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3z8MwNdCQh
"Kenapa? Sakit hati? Bukannya kamu kayak gitu, Fa? Berapa kontol yang masuk ke dalam lubangmu?" tanya Akbar dengan tatapan yang menusuk.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgsRgx7HY9n
"Bar.. kasiani aku! Tubuhku udah lemas banget," kataku mulai mengiba. Aku tak peduli Akbar meledekku dengan sebutan apa pun. Emosi hanya membuat tubuhku lemas.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2cQC6BZcNQ
"Hehe, sebenarnya aku kasian sama kamu, Fa. Nggak seharusnya aku menyiksa istriku sendiri," kata Akbar sambil melepas pakaianku. Lalu Akbar menggendongku ke dalam bathtub.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2FERZ1m9RF
Dalam hati, aku ingin memaki-maki Akbar karena sudah membuatku menderita.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxtw4BIQ5kP
"Aku tungguin disini! Cepet mandinya!" kata Akbar yang duduk di dekat kamar mandi sambil menutup gorden yang memisahkan antara aku yang berada di dalam bathtub dan Akbar yang duduk menungguku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPmao7b48YT
"Nggak bisa... aku cewek. Nggak bisa cepet mandinya."
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJeMUtC5rYK
*******
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3QPo4H68Bd
Selesei aku mandi, Akbar menghanduki tubuhku. Tangannya yang sedang menghanduki tubuhku, tak bergeser dari dadaku. Yang tak berhenti mengelap lekukan dadaku. Naik ke atas sampai ke puting lalu berputar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMbpKIM0Tbr
"Cantik..." kata Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyIWqKtR3jO
"Nggak usah cabul!" kataku kesal.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt4ArTBwMIS
"Haha, nggak ada yang salah, Fa. Suami muji tubuh istrinya sendiri," kata Akbar sambil tertawa.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb2TbhU2aby
"Tapi aku nggak butuh..." kataku sambil membuang muka.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPEqfE2Juzv
Akbar masih mengusap tubuhku bagian dada dengan handuk berkali-kali.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyuRSjVaYsF
"Udah ah, aku kedinginan!" kataku jutek.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKViAvqnpH1
Akbar yang berada di belakangku mengambil kimono panjang dari capstok lalu membantuku memakainya. Dengan sedikit kasar, Akbar memutar tubuhku menghadap cermin.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4mWCwVJMqj
"Lihat wajahmu!" kata Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMuQvDR8Rlf
Wajahku pucat, dengan lingkaran hitam mengelilingi mataku. Menatap penampilanku di cermin, aku terisak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlS9eRskLBU
"Kenapa kamu nangis?" tanya Akbar sambil mengendus rambutku yang tergerai di punggungku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAhFiMj8v4z
Kuusap air mataku yang menetes di pipiku, "Kamu kejam!"
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHbsQ15aC69
"Aku nggak kejam, Fa. Nggak mungkin aku kejam sama istriku sendiri," kata Akbar yang tersenyum di belakangku tanpa rasa bersalah.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpjICrBRoXl
"Psikopat!" kataku dengan terisak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡogK8k7OSKR
"Hahaha, aku itu sayang sama kamu, Fa. Kamu tau apa yang aku inginkan? Aku ingin mendidikmu menjadi perempuan baik-baik," kata Akbar dengan senyum mengerikan.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnCe7Se4SJO
Bulu kudukku bergidik melihat Akbar. Jantungku pun mulai berdetak kencang, seakan-akan memberi peringatan bahwa ada ancaman besar yang mengintaiku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡekZYXmISTz
Tangisku kembali meledak. Tubuhku pun tersentak-sentak karena tangisku tak bisa kubendung.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9DG3lVGdIm
"Aku bisa ngerasain apa yang kamu rasain, Fa," kata Akbar yang memelukku semakin erat dengan senyum menyeringai.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfuSAnbSJO1
"Kenapa kamu siksa aku kayak gini? hiks hiks hiks" tanyaku terisak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjfFDAdW4HD
"Karena aku sayang sama kamu, Fa," kata Akbar dengan senyum datar sambil menggendongku masuk ke dalam kamar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgyIOxMr82B
Tubuhku kembali direbahkan di atas ranjang, lalu tangan dan kakiku kembali diikat.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkmLjAWqwWy
"Aku nggak berangkat ke kantor dan memilih remote demi kamu," kata Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXRFeOpYBxq
"Demi nyiksa aku? hiks hiks."
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQiNnkjfoCN
Kudengar bunyi bell dari depan gerbang. "Makananmu, udah dateng..." kata Akbar yang turun dari ranjang.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvStUochojl
Setelah Akbar pergi, tangisku mulai mereda. Dan aku berpikir, tak ada gunanya terus-terusan bersedih. Tenagaku perlu diisi ulang, aku pun perlu makan juga.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ35FdbICV1a
Akbar membuka pintu kamar, "Makan seadanya..." kata Akbar sambil menutup pintu kamar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXsp5GZ5PV8
Ikatanku pun dilepas, namun hanya bagian tangan saja. Karena rasa lapar yang menderaku, aku tak lagi peduli dengan reputasiku. Lalu sebungkus nasi goreng yang masih dipegang Akbar kurebut, dengan buru-buru kumakan nasi goreng itu dengan lahapnya. Sesekali kulirik Akbar, kulihat Akbar menatapku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb6cz7gYzNI
"Kenapa liatin aku?" tanyaku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD2GFmmyNII
"Nggak..." kata Akbar tersenyum.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBWR5c4E0Yp
"Kamu mau juga? Jangan ya, aku laper banget," kataku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGFBrMS1A6I
"Nggak, itu buat kamu aja, biar kenyang. Aku taruh sini ya botol air mineralnya," kata Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnBeMTR6iCJ
"Iya..." kataku sambil mengangguk-angguk.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6jS1UTVv71
*****
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVUUm7Ubam0
Sekarang hari ketiga pernikahanku. Kondisiku masih seperti hari-hari sebelumnya, dalam kondisi terikat di atas ranjang. Aku tak lagi hanyut ke dalam kesedihan. Bahkan, mencoba memberontak pun aku enggan. Tubuhku sudah lelah, apalagi Akbar hanya memberiku makan sehari sekali.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlU21crrBLv
Baru saja tiga hari, tubuhku semakin kurus. Pipiku yang orang-orang bilang chubby, kini menjadi tirus. Dan mataku cekung, menandakan aku sangat kelelahan. Penderitaan yang aku rasakan terasa seperti pil pahit yang kupaksa telan, agar aku sembuh dari siksaan yang kuhadapi.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDNpKIdsMeD
Dari semua kegilaan yang aku terima dari Akbar, ada keanehan yang membuatku mengernyitkan dahiku. Sampai detik ini, Akbar belum menyentuhku sama sekali. Entah apa alasannya, aku tak bisa menerka.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvV3rIVsNxs
Tak hanya itu saja, aku juga memikirkan Mbok Darmi, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman. Aku mengkhawatirkan mereka.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLxdM71ir7K
"Sial!" kata Akbar masuk ke dalam kamar lalu membanting pintu kamar sampai aku tersentak kaget.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEtJtgGhBQr
"Liat! Apa yang dilakuin pegawaimu!" kata Akbar sambil memegang mulutnya yang berdarah.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ehRXHBJSf
"Apa yang terjadi?" tanyaku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFRpvdOn3Vx
"Aku dikeroyok Salim, Sukri sama Dirman, haha. Pegawai nggak tau diri dan ternyata mereka setia sama kamu!" kata Akbar yang kini membungkuk sambil memegang daguku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJtbv7L8HWx
Tak kutanggapi pernyataan Akbar. Namun aku lega karena Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman baik-baik saja.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG5zmpgDGOm
"Kenapa? Kamu suka liat aku dipukulin?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiNLTrJ7YYM
"Lepasin, Mas! Sakit," kataku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjjEUDoh6b4
"Sakit ya? Kamu kasih apa mereka sampai mereka setia sama kamu?" tanya Akbar sambil mendengus.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8sGTSBtLqN
"Aku nggak kasih apa-apa..." kataku dengan suara lemah.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTLqnXjeNEo
Lalu Akbar bangun dari ranjang, berdiri di samping ranjangku. "Baru kali ini aku dipukulin kayak gini. Berani-beraninya mereka mukul anak kyai," kata Akbar yang mulai sombong.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbNjynyHqgq
Pintu kamarku pun didobrak, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman masuk ke dalam kamar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb5s1x5QyY4
"Ci..." kata Pak Dirman.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1u3sezMchQ
"Bajingan..." Pak Salim memukul Akbar. Disusul oleh Pak Sukri yang menyasar ulu hatinya. Yang terakhir Pak Dirman yang memukul hidung Akbar sampai darahnya mengucur.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9SecdBvX64
"Hahaha, ayo lawan aku, tua bangka!" kata Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxM719nEOJT
Satu pukulan mengenai Pak Salim, pukulan kedua mengenai Pak Sukri. Pukulan ketiga mengenai Pak Dirman.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZPivhVCsZy
"Cih..." Akbar meludah ke tubuh Pak Salim yang mengegelepar di atas lantai.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6rTZ14ly3S
Akbar tak henti-hentinya menginjak-injak kepala Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeoaq27xlNs
"Udah, Mas! Udah! Hentikan!" kataku terisak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmNLayFT1Nz
Kulihat ada lima orang berbadan besar masuk ke dalam kamar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXy6VbwZGWP
"Bawa mereka keluar!" kata Akbar memberi instruksi pada lima orang berbadan besar itu.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw3wIjV5DrA
Kudengar suara lirih Pak Salim, "Maafin aku, Fa..."
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjbUnUnbz6j
Air mataku menetes, muncul perasaan bersalah karena menyeret Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ke dalam masalahku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGK1z1OqL9y
"Aku nggak bakal mecat mereka... Aku pengen tau, seberapa setia mereka sama kamu," kata Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfCmpLu9oP7
"Mas, kumohon! Jangan apa-apakan mereka lagi! Urusan Mas sama aku, Mas boleh ngelakuin apa aja ke aku!" kataku dengan terisak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhc8xyQcqi0
Akbar pun naik ke atas ranjang, dengan sedikit membungkuk. Mendekatkan wajahnya ke wajahku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEwGmWRkcIO
"Gimana rasanya?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya ke kedua pipiku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNPGzipR4GG
Lidahku terasa kelu. Bibirku pun sulit untuk mengucapkan satu patah kata. Namun, air mataku tak mampu kubendung, yang terus mengalir membasahi pipiku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXUHuC1p7lA
"Jangan nangis, Sayang! Aku nggak berniat nyakitin kamu. Yang aku mau, kamu nurut sama aku..." kata Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqcsbrXgO0f
Dengan terisak aku membuka bibirku, "Aku nurut sama kamu, Mas."
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZyCJNVH3m6
"Bagus..." kata Akbar dengan seringai menyeramkan.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtCXVYTdk9H
"Apa yang harus aku lakuin?" tanyaku lemah.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwn7grZvB1e
"Aku cuma mau, kamu jadi istri yang baik. Kamu nggak boleh melepas hijab cadarmu. Kamu harus tetap memakai celamis, handshock, kaos kaki kecuali di dalam kamar. Kamu nggak boleh memakai parfum, bahkan memoles wajahmu kecuali buat suamimu saja!"
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu4K6kyqlpu
"Baik, aku patuh, Mas!" kataku pasrah.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ82mcMBnl5j
*********
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoDHiDoGotA
Sekarang hari ke empat pernikahanku. Aku berubah, tak seperti sebelumnya. Setiap hari, aku berteriak-teriak histeris karena trauma yang kualami. Kadang aku menangis di pojokan dengan menutup telingaku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcp6u91D23m
"Non..." kata Mbok Darmi sambil memeluk tubuhku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6w7qwJlylD
Tangisku terus terisak. Tubuhku pun terasa lumpuh.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgMO1URlJfm
"Mbok... Aku takut!" kataku sambil memeluk erat Mbok Darmi.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqMG9upOXQn
"Maafin, Mbok ya Non. Mbok nggak bisa nolongin Non," kata Mbok Darmi ikut menangis sesenggukan.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd3VUYwYXU1
Mbok Darmi mengangkat tubuhku, memapahku ke kursi sofa ruang tamu.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTd9qdUK0XP
Di ruang tamu, aku menunduk dengan perasaan cemas yang menyiksa. Sesekali aku merapikan penampilanku, agar auratku tak tersingkap.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoad5GbhGdn
Saat Pak Sukri mendekatiku lalu duduk di sampingku. Perasaan takutku mulai muncul, "Maaf, Pak... Permisi!" Aku pun berjalan ke depan meninggalkan Pak Sukri.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0u7jNFqoKv
Saat aku duduk di lantai teras rumah, kulihat Pak Dirman menatapku dari jauh. Perasaan takutku kembali muncul dengan kutundukkan pandanganku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwSN8qitIqA
Pak Dirman mendekat, duduk di sampingku. "Cici nggak apa-apa kan?" tanya Pak Dirman.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV36BorOeOj
"Aku takut, Pak..." kataku sendu.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi0n43waxtu
"Dek..." kudengar Akbar berada di belakangku. Tubuhku langsung menggigil seketika mendengar suara Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCkM86bP0dw
"Maaf Pak," kataku sambil meninggalkan Pak Dirman.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIu6MK6Rw0c
Lalu aku berjalan ke arah Akbar. "Iya, Mas..." kataku menunduk dengan perasaan takut.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqv7HyP8dJX
"Adek darimana aja tadi? Mas nyariin lho," kata Akbar dengan suara meninggi.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvUaMdnTiOw
"A... dek di depan Mas... duduk di teras," kataku tergagap.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCrrfpf4oNv
"Jangan bo'ong!" kata Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAz0MAJC2LM
Tangisku langsung meledak. Aku pun berlutut di depan Akbar. "Maafin, aku Mas!" kataku dengan terisak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ZrnK4tdLo
Lalu Akbar jongkok di depanku, sambil kedua tangannya masing-masing berada di kedua pundakku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrE1TtCqCjc
"Emang barusan, ngapain?" tanya Akbar sambil mengangkat daguku agar menatapnya.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhH3UghiLIb
"A... aku... "
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbuDGOIkIlJ
"Ngapain? Nggak usah takut, Dek!" kata Akbar menyeringai.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuPGu72MOqp
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin aku lagi, hiks hiks."
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ1ReQAArmN
"Hahaha, nggak ada yang nyakitin kamu, Dek," kata Akbar sambil tertawa terbahak-bahak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwdTsm2YZxv
Pandanganku tetap menunduk. Aku takut Akbar menyakiti Pak Sukri dan Pak Dirman.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP1n6id2VGZ
"Hmm? Adek tadi sama siapa di teras?" tanya Akbar mengintimidasiku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUHL19Zf5FJ
Lagi-lagi aku berlutut di depan Akbar, "Jangan sakitin siapa pun, Mas! Ini semua kesalahanku..."
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9i5Pn179GI
"Udah! Aku nggak marah. Sama siapa Dek?" tanya Akbar sambil mengangkat tubuhku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj4xiDgZ0tb
"Sama Pak Dirman, hiks hiks," kataku sambil terisak-isak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK638wOUSdm
"Aku nggak ngapa-ngapain, kamu Fa..." kata Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡayeoQxvBiD
Kutatap mata Akbar dengan mata berkaca-kaca.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzcBP59efit
"Tapi kamu salah!!" kata Akbar berteriak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR98u0vbznk
Plak!
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZutNLC9Sse
"Aduh..." aku terjatuh di lantai.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYhpm98rzFv
Akbar menunduk, dengan wajah mendekat ke depan wajahku. "Jangan nangis, Dek! Mas sayang sama kamu," kata Akbar sambil mengusap air mataku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVS4rGBYbbe
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin Pak Dirman!" tanyaku mengiba.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKkInmUjHGT
"Kenapa nggak boleh?" tanya Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPLXwhM3Fci
"Aku yang salah," kataku masih terisak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6vgG5A8Ib7
"Oh, kamu mengakui kalo kamu salah? Kamu tau kan itu khalwat?" tanya Akbar dengan suara meninggi.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEuvCfJ3rWd
"Aku tau..." kataku terisak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIsYd5CbVoa
"Ya bagus kalo kamu tau kalo kamu salah!" kata Akbar berdiri dengan emosi yang meledak-ledak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMgSNTd9WxV
Pak Dirman berlari mendekatiku yang bersimpuh di atas lantai. "Cici nggak apa-apa?" tanya Pak Dirman.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTGZBPYpQNy
"Heh, tua bangka... Menyingkir dari istriku!" kata Akbar dengan emosi.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAlziFYexGu
"Jangan perlakukan Cici kayak gini Mas!" kata Pak Dirman berdiri sambil tangannya terkepal.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsc99Sw0GHI
"Oh mau babak belur kayak kemarin lagi?"
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvFttStkItp
"Nggak masalah, saya babak belur. Saya yang salah, jadi hukum saya! Jangan Cici Farisha!" kata Pak Dirman.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0e7NAE4Gwc
"Saya nggak mau mengotori tangan saya buat mukul orang rendahan kayak kalian..." kata Akbar mendengus kesal.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXmBPkHaBhx
Pak Dirman memandang Akbar dengan mata berkaca-kaca.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp9goJXBbik
"Saya nggak masalah, Mas menghina saya. Tapi saya nggak rela Cici diperlakukan kasar," kata Pak Dirman.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡulIRNhO1iL
"Oh so sweet. Sebegitu setianyakah Pak Dirman sama istri saya? Pak Dirman dikasih apa sama istri saya?" tanya Akbar dengan nada mengejek.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡprktfeCqNN
"Saya nggak dikasih apa-apa. Saya tulus, nggak mengharapkan apa-apa," kata Pak Dirman.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBAlILW3Lqg
"Hahaha, benarkah?" tanya Akbar sambil mendekat ke arah Pak Dirman lalu memukul perutnya.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwaMcpxKWXD
Pak Dirman memegang perutnya karena kesakitan lalu tersungkur di atas lantai.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD7J6KfhxDQ
"Hiks, Mas udah Mas!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar yang menendang-nendang tubuh Pak Dirman.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwuw22Jd0Lt
Saat Akbar sedang menendang tubuh Pak Dirman. Pak Salim dan Pak Sukri datang mendekat.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1QxbFySNEA
"Pak Dirman, nggak apa-apa Pak?" tanya Pak Salim.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxOVv1Jqsfh
"Saya nggak apa-apa. Yang penting Cici jangan sampe dipukulin lagi, Pak," kata Pak Dirman sambil memegang perutnya.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmFVxBXfkdl
Melihat Pak Dirman kesakitan, aku tak tega. Aku tak peduli jika aku harus ditampar berkali-kali. Sekarang aku duduk di samping Pak Dirman sambil terisak-isak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXnAWLBeg22
"Dek, apa-apaan kamu Dek!" kata Akbar mendekatiku sambil menarik tubuhku sampai aku terjengkang ke belakang.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqY9AKl7JkU
"Aduh..."
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQvvXK1Apz8
Pak Salim dan Pak Sukri mendorong tubuh Akbar sampai terdorong mundur. Akbar mulai dipukuli, dari wajah sampai perutnya.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFWv50DOyIE
"Hahaha, baru kali ini aku tau, babu setia sama majikannya," kata Akbar sambil tertawa.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEfFzywZG9I
Lima orang bodyguard Akbar masuk ke dalam rumah, untuk membantu Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAq67ZMWqWt
"Udah! Kalian nggak perlu bantuin aku!" kata Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ63f3tqH7s3
Lalu Akbar mulai mendengus, Pak Salim ditonjoknya sampai sempoyongan. Setelah Pak Salim jatuh, giliran Pak Sukri dihajar habis-habisan. Mentalku yang rapuh, membuatku tak mampu berbuat apa-apa untuk menolong mereka.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvEgYbCr9c1
"Udah Mas! Udah!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0a1vLlKHmo
"Udah kalian bubar!" kata Akbar berteriak.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzOVSKLyE7G
Pak Dirman bangun, dengan tangan memegang perutnya. Disusul Pak Salim dan Pak Sukri dengan tangan yang terkepal. Kelima bodyguard pun meninggalkan ruangan.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT5qKNVFbrH
Sekarang aku diseret Akbar dengan memegang tanganku ke lantai atas. Saat Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ingin mencegah Akbar, aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Mereka patuh padaku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9R1Aq1gjWZ
Kuucapkan kata-kata lirih ke mereka, "Terima kasih, Pak."
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVVHzCxNPI0
"Sama-sama," kata mereka lirih.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2jFKMaPcXM
Sesampainya di lantai atas, pintu kamar ditutup dengan keras. Lalu tubuhku diempaskan ke atas ranjang.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVcX5rd2cQO
"Udah waktunya, Dek," kata Akbar menyeringai sambil menelanjangi dirinya sendiri.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAwi5yhVQMc
"Mas!" Aku yang masih memakai outfit lengkap sedang ditindih Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk77tS0Js5A
Kulihat penis Akbar hampir seukuran penis Papa. Namun, nafsuku sama sekali tak terpicu, karena trauma yang kualami. Yang muncul justru perasaan takut, Akbar kembali memperlakukanku dengan kasar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0KKD1X2i9W
"Kamu nggak perlu telanjang, Fa!" kata Akbar sambil tangannya menyibakkan dressku ke atas sampai ke perut lalu melepas celamisku dengan kasar.1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtHJND3ySfe
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfAch3ySmM1
Dengan satu tarikan, celana dalamku pun turun sampai sebatas lutut. Entah kenapa otakku terasa dihijack, saat Akbar mulai penetrasi tanpa foreplay. Aku hanya bisa pasrah tanpa mencegahnya karena tubuhku membeku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqARZuVRJG9
Belum sempat penis Akbar masuk ke dalam lubang vaginaku, hanya sebatas menempel saja. Tiba-tiba Akbar mengejang. Lalu tubuhnya ambruk ke atas tubuhku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNSy9vlyGfg
"Siyal!" kata Akbar merutuki dirinya sendiri.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6k9bLmxeBu
"Ejakulasi dini?"
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9b8afVimGO
Ketakutanku yang awalnya membayangi pikiranku dengan awan gelap, mulai tersibak. Cahaya pun seakan memberiku ruang untuk bernafas. Bukankah ini sesuai rencanaku? Namun, aku tak pernah membayangkan akan mengalami siksaan fisik dan mental seperti ini. Meski mentalku terlanjur rusak, ada secercah harapan agar aku kembali ke sedia kala.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVs0z7jqPYb
Sekarang Akbar berguling ke sampingku. Kutatap wajahnya, Akbar pun membuang mukanya ke samping. Lalu pandanganku mengarah ke arah kelaminnya yang mulai layu.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgK48vxIhnR
"Mas, kok si Johny layu sih?" tanyaku yang sekarang duduk sambil memegang penis Akbar. Kucoba mengocoknya, namun penis Akbar tak kunjung menegang.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfsJqmYalM1
"Hei, kamu nggak nafsu sama Meymey ya John?" tanyaku sambil mengocok penis Akbar lalu kumasukkan ke dalam mulutku. Lembek di lidah, sama sekali tak membuatku bergairah.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ000LmOnVcU
"Udah Dek! Nggak usah dikulum!" kata Akbar mendorong kepalaku, sampai penisnya yang aku kulum terlepas.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNCLdLyW6by
"Kenapa, Mas?" tanyaku pura-pura polos.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTpNpiYoSwM
"Nggak usah ya nggak usah!" kata Akbar membentakku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoA88erpZyS
"Ma'af!" kataku sambil menundukkan wajahku karena bentakan Akbar sempat membuatku down.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ82nIhAjslT
Akbar kembali memakai pakaiannya, lalu keluar dari kamarku.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8hJ1yqa7wu
"Mas mau kemana?" tanyaku ke Akbar.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWjrVa7WPbH
"Nggak usah bawel! Bukan urusanmu, aku bakal kemana!" kata Akbar dengan nada emosi.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz6RScBUKbf
Dalam hati aku tersenyum. Ternyata temperamen Akbar tak sebanding dengan arogansinya. Personalitasnya minus, yang sering main tangan pada istrinya sendiri. Belum lagi lemah di atas ranjang. Apa yang dibanggakan suami seperti itu. Posisi tinggi di perusahaan pun, karena orang dalam. Begitu juga previllage di masyarakat, hanya karena ia anak seorang kyai.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvUftfxt8Ff
Entah kenapa mengulik keburukan Akbar membuatku ingin membandingkannya dengan Papa. Dari wajah, postur tubuh, kecerdasan, kesuksesan finansial dan cara memperlakukan lawan jenis. Papa tak pernah membatasi kebebasanku. Sedangkan Akbar hanya laki-laki patriarkis yang menganggapku seperti object yang tak memiliki perasaan. Yang bebas menyakitiku seenaknya.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡynG1oZEzir
Maka, mulai detik ini kuputuskan bahwa aku harus pulih dari traumaku. Sudah cukup aku terpuruk berhari-hari. Lelahku harus terbayarkan, dengan cara bangkit dari mimpi burukku. Yang aku inginkan, aku lepas dari perasaan cemas dan takutku. Setelah itu, aku harus kembali ceria. Dengan pulihnya mentalku, aku bisa melindungi diriku sendiri. Aku juga bisa melindungi orang-orang yang aku sayangi. Lalu apakah aku suka, mengungkap kelemahan Akbar? Ya meski mirip harapanku sebelum menikah. Namun apa gunanya? Mentalku sudah terlanjur hancur, begitu juga dengan orang-orang yang aku sayangi. Apa aku semakin benci pada Akbar? Ya, tak bisa kupungkiri. Aku sangat membencinya.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTty6bnkBIi
Dan dibalik tubuhku yang lemah seperti sekarang, aku hanya bisa menggigil. Dengan memanggil-manggil nama papaku, karena aku sangat merindukannya.
1266Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxvR4Ur8KOv
