
Semenjak apa yang terjadi di pos satpam bersama Pak Salim, aku jadi sering salah tingkah. Ada perubahan kecil pada diriku. Seperti sering merias wajahku agar lebih cantik saat bertemu Pak Salim dan memakai pakaian yang paling sexy yang aku punya. Ah, inikah yang namanya bucin? Seumur-umur aku belum pernah merasakan bucin.
7574Please respect copyright.PENANAL6xiSav66Z
Perasaanku pun yang beberapa hari yang lalu sempat memberi ruang untuk Aldo, kian lama kian memudar. Muncul perasaan lain yang lebih dominan yang memberi ruang untuk Pak Salim. Aku tak tau, apa yang terjadi pada diriku.
7574Please respect copyright.PENANAPCmVvZORWx
Baru saja aku sedikit lega karena perasaan bahagia, lagi-lagi orang tuaku bertengkar hebat. Sempat kututupi telingaku dengan earphone agar aku tak mendengar pertengkaran mereka. Namun percuma saja, suara pertengkaran kedua orang tuaku tetap terdengar meski sayup-sayup.
7574Please respect copyright.PENANArpGdHMrDI7
Saking kesalnya, aku turun ke lantai bawah dengan emosi. "Pa, Ma... Nggak malu apa tiap hari berantem?" tanyaku.
7574Please respect copyright.PENANAeUEB0UtBVc
"Ini memalukan, Fa..." kata Papa.
7574Please respect copyright.PENANA17G8nLCArQ
"Maksud, Papa?" tanyaku penasaran.
7574Please respect copyright.PENANAcctwByXDhi
"Terlalu rumit buat dijelaskan..."
7574Please respect copyright.PENANAx3w3orITG8
Lagi-lagi aku bingung dengan perkataan Papa yang setengah-setengah, ambigu.
7574Please respect copyright.PENANAAbJN6ATo5W
"Ini terjadi karena kesalahan, Papa juga..." kata Mama.
7574Please respect copyright.PENANApTZjTA8fB4
"Hah? Aku bingung..." kataku.
7574Please respect copyright.PENANAHyiwwoBZdU
"Ya, ini juga kesalahan Papa juga..." kata Papa yang semakin berbelit-belit.
7574Please respect copyright.PENANA4dwV9JX9Lo
"Sebenarnya apa yang terjadi? Jangan bikin aku bingung dong, Pa... Ma... " kataku kesal.
7574Please respect copyright.PENANATvJwMGfe1u
"Bukan kesalahan Mama, kalo sekarang Mama jadi simpanan si Kyai brengsek itu... "kata Mama mendengus kesal.
7574Please respect copyright.PENANAiFQ1fXf0Ts
"Kyai brengsek? Siapa, Ma? Mama selingkuh?" tanyaku.
7574Please respect copyright.PENANAUEuF8xciCK
Kulihat tangan Papa terkepal, dengan wajahnya berubah menjadi merah padam.
7574Please respect copyright.PENANAqS9Fm9Uabx
"70% saham perusahaan, milik Mama. Papa kudu inget, modal awal berdirinya perusahaan dari Mama. Dari orang tua Mama," kata Mama.
7574Please respect copyright.PENANAbRn4RSFj1h
"Iya, aku paham, Ma..." kata Papa lesu.
7574Please respect copyright.PENANAaJCvyILG19
"Mama tau, yang menjalankan perusahaan Papa. Dan bisa berkembang kayak sekarang. Cuma, kesalahan kita. Bukan Papa doang ya, Mama juga ngerasa bersalah. Kita terlalu percaya sama Kyai brengsek itu... "
7574Please respect copyright.PENANABQefetAGU7
"Kyai brengsek itu manfaatin kita, dengan pura-pura membantu kita buat urusan sengketa tanah. Ternyata dia lah beking yang menggerakkan massa, karena tanah yang diperebutkan. Trus Kyai brengsek itu mencoba menekan Papa, agar ngerasa utang budi. Bukan kamu doang, Fa yang menjadi tumbal tapi juga, Mama..." kata Mama sambil mendengus lesu.
7574Please respect copyright.PENANA1VPDW1f4NO
"Trus, Mama dijadiin gundik sama Kyai itu kah?" tanyaku tidak mengerti.
7574Please respect copyright.PENANAQfzvvHjrfH
"Iya, Mama nggak bisa berbuat apa-apa, Fa. Kamu tau apa perjanjiannya? Setelah kamu menikah sama Akbar, perusahaan wajib diwariskan ke Akbar... Dan kalo Mama menolak buat dijadiin pelampiasan nafsu bejat si Aziz itu..." kata Mama lemah.
7574Please respect copyright.PENANAxmChmUOD1h
"Mama diancam apa?" tanyaku ikut terbawa emosi.
7574Please respect copyright.PENANA7HdfH0gFe6
"Kamu yang bakal dijadiin mangsa selanjutnya... " kata Mama tertunduk lesu.
7574Please respect copyright.PENANA1uY4D8b7Zp
"Aku nggak terima, Ma. Pernikahanku sama Akbar harus dibatalin!" kataku.
7574Please respect copyright.PENANAFkC7HNB64s
"Nggak bisa, Fa. Masalah ini udah merembet kemana-mana. Si Aziz itu licik, dia bisa menghalalkan segala cara demi tujuannya," kata Mama.
7574Please respect copyright.PENANANub4su16H0
"Aku nggak mau, Ma kayak gini... Aku nggak mau nikah... " kataku mencoba menyangkal kenyataan yang aku hadapi sekarang.
7574Please respect copyright.PENANACAj0RWZx1s
"Aziz juga mencancam buat mencemarkan nama baik Mama, Fa... " kata Mama.
7574Please respect copyright.PENANA8CNSs5XzS6
Papa memegang telapak tangan Mama, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
7574Please respect copyright.PENANAXPURHwLeMd
"Dia mengancam apalagi Ma, Pa? Tolong katakan!" kataku mendesak Mama dan Papa.
7574Please respect copyright.PENANABWgjuUVI7b
"Maaf, Fa. Mama nggak bisa cerita sekarang. Terlalu berat buat Mama... Maafin Mama" kata Mama terisak.
7574Please respect copyright.PENANA05KEmhIvc3
Kuembuskan nafas panjang, mendengar kisah pilu yang dihadapi keluargaku. Dadaku pun terasa sesak. Rasa-rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.
7574Please respect copyright.PENANABJEbe2BZvq
Kulihat Mama jatuh meringkuk, dengan tangisan yang menyayat hatiku. Aku ingin membantu Mama, mengurangi penderitaan Mama. Namun, aku pun bingung dengan masalah yang kuhadapi. Bahkan Papa pun, tak mengucapkan sepatah kata pun. Emosiku pun ingin meledak karena melihat Papa yang tidak berdaya. Aku benci Papa, Papa terlalu lemah. Bahkan saat keluarganya terjerat ke dalam perangkap iblis pun, Papa hanya diam saja membisu.
7574Please respect copyright.PENANADVyfYkpn25
"Pa!" teriakku.
7574Please respect copyright.PENANAMfJfmCz7n4
"Kenapa Papa diam aja sih, Pa?"
7574Please respect copyright.PENANAHXpuXyF1Ik
Papa hanya menatapku dengan tatapan kosong, tanpa mengucapkan kata-kata apa pun. Lalu kembali menunduk lesu sambil memeluk Mama yang meringkuk di lantai.
7574Please respect copyright.PENANAhOrCPCzKdC
"Aku kecewa sama, Papa!"
7574Please respect copyright.PENANASOzJDIuiud
Aku berlari, naik ke lantai atas. Dengan tangis yang belum mereda, kuhamburkan tubuhku ke atas ranjangku.
7574Please respect copyright.PENANAZ9RIQkZbFG
Kudengar Papa dan Mama kembali bertengkar. Seketika aku bangun dari tempat tidurku.
7574Please respect copyright.PENANACTbYW7Emo4
"Papa jangan salahin Mama terus!" kata Mama berteriak.
7574Please respect copyright.PENANAG1iRmsMf0g
"Gimana Papa nggak salahin Mama. Mama aja rela dijadiin gundik sama si Aziz!" kata Papa juga berteriak.
7574Please respect copyright.PENANAYbzfJlvkA1
"Papa pikir Mama mau sama kondisi yang menimpa Mama? Nggak Pa. Mama nggak mau, mengorbankan Farisha!" kata Mama tak kalah berteriak.
7574Please respect copyright.PENANAMJu4wQ1mWc
Air mataku tiba-tiba menetes mendengar ucapan Mama. Aku merasa berdosa karena pernah menyakiti perasaan Mama, "Maafin Farisha Ma," kataku dalam hati, lalu tangisku pun meledak.
7574Please respect copyright.PENANAHrL951AJH4
"Papa nggak rela, Ma! kata Papa berteriak sampai terdengar suara pecahan kaca.
7574Please respect copyright.PENANAa7ibEotyJk
"Kenapa Papa marahnya sama Mama? Kenapa Papa nggak marah sama Aziz dan mencoba nyelametin Mama, Pa?" kata Mama dengan terisak-isak.
7574Please respect copyright.PENANAaYP4kWupWg
"Pa.. Pa.. jangan Pa!" kata Mama berteriak.
7574Please respect copyright.PENANASHj3rAUCzw
Karena aku khawatir dengan Mama, aku cepat-cepat turun ke lantai bawah. Kulihat Papa sudah membawa katana, sedangkan Mama berlutut di lantai memegang kaki Papa.
7574Please respect copyright.PENANAXNDkoagNhV
"Kenapa Mama halangi Papa? Biar Papa bunuh si Iblis itu!" kata Papa penuh emosi.
7574Please respect copyright.PENANA1uDG7ih9Td
"Jangan Pa! Kumohon! Bukan pake cara kayak gini, Pa!" kata Mama.
7574Please respect copyright.PENANAEzSIBMBwiz
Aku pun turun ke lantai bawah, berusaha mencegah Papa agar menahan emosinya.
7574Please respect copyright.PENANAPiR5kxa46F
"Pa! Papa ngerti nggak sih, kalo Papa pake kekerasan kayak gitu, justru memperumit masalah ini? Papa justru bikin anak dan istri Papa makin menderita!" kataku dengan nada emosi.
7574Please respect copyright.PENANAmPkw8niIfs
Katana yang dipegang Papa jatuh ke lantai, "Maafin, Papa, Fa!" kata Papa berdiri lesu.
7574Please respect copyright.PENANArP3pWJHP4u
Kudekati Papa, kupeluk Papa dari depan. Kuusap-usap punggungnya untuk sedikit menenangkan hati Papa.
7574Please respect copyright.PENANAOmWA3Ckhtf
"Kita jalani dulu, Pa! Farisha rela untuk sementara menjadi korban. Tapi Farisha nggak bakal tinggal diam. Farisha bakal cari solusi buat masalah kita," kataku mencoba menenangkan.
7574Please respect copyright.PENANAPCOZo92B2c
Sekarang Papa dan Mama duduk di sofa, mereka sudah sedikit tenang.
7574Please respect copyright.PENANAit1JM5WMg6
"Maafin Papa ya, Fa. Papa nggak bisa nolongin kamu," kata Papa tertunduk lesu.
7574Please respect copyright.PENANAsvo8rvEMRq
"Nggak apa-apa, Pa. Farisha paham, masalah ini rumit. Andai aja Farisha bisa menolong Mama pun, hari ini juga Farisha bakal menolong Mama. Tapi Farisha nggak bisa," kataku juga dengan terisak.
7574Please respect copyright.PENANA1RBx99IjIt
Aku dan Papa sekarang berpelukan, Mama pun mendekat ke arah Papa yang ikut memeluk Papa dari samping. Kulihat Mbok Darmi berdiri di dekat kami, dengan sesekali mengusap air matanya.
7574Please respect copyright.PENANANBsELCaEDt
"Maafin Mbok juga ya, Non. Nggak bisa bantuin apa-apa..." kata Mbok Darmi dengan tangannya mengusap air matanya.
7574Please respect copyright.PENANA9f7eeVol3u
"Nggak apa-apa, Mbok," kataku dengan tersenyum pilu.
7574Please respect copyright.PENANASJmxFQIO5k
"Ini Tuan, Nyonya. Dimakan dulu mie rebusnya! Saya taruh sini ya tuan?"
7574Please respect copyright.PENANAaS4ZIu4xxg
"Ini buat, Non Farisha... Nggak pake telur," kata Mbok Darmi dengan tersenyum.
7574Please respect copyright.PENANAm2PHEOmdKa
"Eh, Mbok Darmi kok tau sih? Aku nggak makan telur?" tanyaku antusias.
7574Please respect copyright.PENANAPxkJZHCupG
"Tau dong, Non. Mbok kan yang rawat Non dari kecil. Jadi tau apa yang Non suka atau nggak suka," kata Mbok Darmi.
7574Please respect copyright.PENANANU9gu73d0i
"Terima kasih ya, Mbok," kataku tersenyum ramah.
7574Please respect copyright.PENANAgmF5OJRP5B
"Sama-sama, Non. Ya udah, Non, Tuan, Nyonya. Saya ke belakang dulu," kata Mbok Darmi.
7574Please respect copyright.PENANAo2QLJN8ek0
"Iya, Mbok," kataku ramah.
7574Please respect copyright.PENANA3M2kP4siUr
Setelah kepergian Mbok Darmi, tak ada lagi kesedihan, kemarahan, keputusasaan yang terpancar dari wajah Papa dan Mama. Aku bersyukur memiliki Mbok Darmi yang sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri. Setidaknya dengan kehadiran Mbok Darmi, bisa sedikit menyembuhkan luka yang aku dan keluargaku alami.
7574Please respect copyright.PENANA6Cklyoi5TQ
"Mama ke kamar dulu ya, Fa..." kata Mama.
7574Please respect copyright.PENANASB6V1526HV
"Iya, Ma... Papa nggak temenin Mama?" tanyaku.
7574Please respect copyright.PENANAl3Wh7eadVF
"Papa disini aja dulu, Fa," kata Papa.
7574Please respect copyright.PENANAdadW6BvzmK
"Oh, iya Pa..." kataku.
7574Please respect copyright.PENANAXv2gfAIGLT
"Papa boleh nggak peluk kamu?" tanya Papa tiba-tiba.
7574Please respect copyright.PENANAS9fC4TtkEz
"Eh... Duh, Farisha malu Pa. Farisha kan udah gede," kataku salah tingkah.
7574Please respect copyright.PENANA0VEjyexALN
"Kata siapa kamu udah gede? Kamu tetap gadis kecil Papa yang dulu..." kata Papa yang sekarang bergeser ke dekatku, lalu sekarang memeluk tubuhku.
7574Please respect copyright.PENANAry2LAQgXCQ
"Papa mah, udah gede gini masih dibilang gadis kecil," kataku malu-malu.
7574Please respect copyright.PENANAuFUqrSaKfv
"Beban dan masalah Papa berasa menguap kalo Papa meluk kamu gini, Fa..." kata Papa yang membenamkan wajahnya ke rambutku yang tergerai.
7574Please respect copyright.PENANAN5GjcArfb7
"Farisha ikut seneng Pa, kalo Farisha bisa sedikit mengurangi beban, Papa," kataku.
7574Please respect copyright.PENANAitC7kMGpCp
Papa terus saja memelukku, dengan wajahnya terus dibenamkan ke rambutku lalu berpindah ke tengkukku. Kurasakan embusan nafas Papa dan aku tau Papa sedang menghirup dalam-dalam aroma tubuhku. Aku tau sebenarnya ini tak wajar, namun karena sikap Papa seperti ini padaku tak sekali ini saja. Jadi aku anggap wajar-wajar saja. Bahkan Mama pernah memergokiku dengan Papa... Mama meresponnya hanya dengan tersenyum saja.
7574Please respect copyright.PENANAbV0pGuX4i9
Mungkin Mama masih menganggap perlakuan Papa kepadaku normal-normal saja, karena memang aku anak perempuan Papa satu-satunya. Jikapun Papa memanjakanku, bukan hal yang aneh. Meski agak kelewat batas, jika dilihat dari umurku yang sekarang.
7574Please respect copyright.PENANADMkm1hCarJ
"Pa, nggak enak ah. Nanti dilihat Mbok, Darmi!" kataku.
7574Please respect copyright.PENANAnFJ9des9sF
"Iya ya. Ya udah kita ke atas aja ya, Sayang?" tanya Papa sambil menggendongku, membawaku ke lantai atas.
7574Please respect copyright.PENANAhTY01ppcuM
"Pa, mau bawa aku kemana?" tanyaku.
7574Please respect copyright.PENANAtUmnA1s35h
"Ke kamarmu, Sayang," kata Papa.
7574Please respect copyright.PENANAjThw6uNqZt
Setelah sampai di kamarku, Papa menutup pintunya dengan kakinya. Lalu tubuhku direbahkan di atas ranjang.
7574Please respect copyright.PENANASY1rnOoJQr
"Udah lama Papa nggak ngelonin anak Papa ini," kata Papa.
7574Please respect copyright.PENANAyuNR59TexD
"Duh, Pa. Farisha kan udah gede?" kataku merengek.
7574Please respect copyright.PENANAFVF2QQoOOQ
Lalu Papa memelukku dari belakang yang tidur miring ke samping, dan menarik selimut agar menutupi tubuhnya yang sedang memelukku, anak perempuannya satu-satunya yang kini sudah tumbuh dewasa. Tabu memang, meski dalam keluargaku dianggap biasa-biasa saja.
7574Please respect copyright.PENANAUrEANk4yLj
Baru beberapa menit Papa memelukku dengan erat ke dalam pelukannya, Papa mulai terlelap. Dengan perlahan kusibak selimut yang menutupi tubuh Papa dan tubuhku.
7574Please respect copyright.PENANAgx1JDCshfO
Perlahan, aku mengendap-endap, sedikit berjinjit keluar dari kamar. Setelah berhasil keluar dari kamar, kututup pintu secara perlahan.
7574Please respect copyright.PENANA4zNqQ9Dzr0
Saat aku turun dari tangga ke lantai bawah, aku berpapasan dengan Mama. "Papamu udah tidur?" tanya Mama.
7574Please respect copyright.PENANAPdduRhtJpc
"Udah, Ma," kataku.
7574Please respect copyright.PENANAm5yeZnbjHG
"Ya udah biarin aja! Papamu emang suka kolokan sama kamu," kata Mama.
7574Please respect copyright.PENANA9xCrrzoZui
"Iya tuh, si Papa. Padahal aku udah bukan anak kecil lagi," kataku merajuk.
7574Please respect copyright.PENANAReYE06soeI
"Udah, lagian sama orang tua sendiri," kata Mama mencoba menormalisasi.
7574Please respect copyright.PENANAFzJeCNcqdK
Dalam hati, aku menggerutu karena Mama terlalu menormalisasi kelakuan Papa yang tidak wajar. Namun, ya sudahlah. Toh, belum melewati batas.
7574Please respect copyright.PENANAk8s8P2gPLg
"Mama mau kemana?" tanyaku.
7574Please respect copyright.PENANAgAkkFYfgxF
Mama tidak menjawab, hanya menundukkan pandangannya saja. Kulihat penampilan Mama sudah tidak seperti sebelumnya. Mama memakai dress panjang berwarna merah, dengan hijab berwarna merah juga.
7574Please respect copyright.PENANAuW04fWxSdL
"Maafin, Mama Fa. Mama harus pergi ke rumah Aziz," kata Mama sambil memegang telapak tanganku dengan memegangnya erat dengan kedua telapak tangannya.
7574Please respect copyright.PENANALyTsmbRSGU
Mendengar pengakuan Mama, tubuhku terasa lemas. Aku baru sadar, masalah kita belum berakhir. Dan Mama masih harus berkorban untukku, untuk keluarga.
7574Please respect copyright.PENANAQiqDwSD9zV
"Mama harus pergi, Fa..." kata Mama meninggalkanku.
7574Please respect copyright.PENANAQ6P661DDdB
Aku benar-benar tak kuasa, sampai aku tak sanggup menahan air mataku.
7574Please respect copyright.PENANAHz7bIaTjkg
"Jangan menangis, Fa! Jaga diri kamu baik-baik. Mama titip Papa ya!" kata Mama berusaha mengusap air mataku.
7574Please respect copyright.PENANAtE004I3NPb
"Iya, Ma. Farisha nggak nangis kok," kataku berpura-pura tegar, lalu kuusap air mataku.
7574Please respect copyright.PENANAJ9GL2yGMxD
Kulihat Mama dijemput entah oleh siapa, dengan mobil mewah yang terparkir di depan gerbang. Sepertinya Pak Salim menyadari bahwa aku sedang bersedih, saat aku berdiri di depan pintu menyaksikan kepergian Mama. Setelah gerbang kembali ditutup, Pak Salim mendekatiku.
7574Please respect copyright.PENANAKPvtQ1v5el
"Kamu baik-baik aja kan, Fa?" tanya Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANAblVBdmuiZj
"Aku nggak tau, Pak. Permasalahan keluargaku terlalu rumit," kataku sambil mengusap air mataku.
7574Please respect copyright.PENANA81DH1Ngv2z
"Iya, saya paham, Fa..." kata Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANAg8fqD6kAnX
"Pak Salim nggak tau, masalah apa yang aku hadapi," kataku sesengukkan.
7574Please respect copyright.PENANA1L70xuquqN
"Saya ngerti kok, Fa. Mbok Darmi udah ceritain semuanya," kata Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANAC3X2eLn42w
"Pak Salim nggak menganggap mamaku pelacur kan?" tanyaku dengan masih terisak.
7574Please respect copyright.PENANAPI3UW4IluI
"Tentu aja nggak, Fa. Saya tau duduk persoalannya," kata Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANACBL6Oy1aFM
Sekarang Pak Salim sedang memelukku dari samping, yang sedang duduk di atas lantai.
7574Please respect copyright.PENANAYryt686i73
"Terima kasih, Pak," kataku sambil menyandarkan kepalaku di bahu Pak Salim. Pak Salim pun meresponnya dengan mengecup puncak kepalaku.
7574Please respect copyright.PENANAfH21ixxiV3
"Kita ke pos satpam yuk!" kata Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANAGv2Mlxid75
"Boleh Pak," kataku sambil berdiri lalu berjalan di samping Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANAi8TSL1alNO
Sesampainya di pos satpam, Pak Salim mempersilahkanku duduk di kursi kayu.
7574Please respect copyright.PENANAh1DvyDbAmH
"Farisha udah makan?" tanya Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANA9F66tWPZJy
"Panggil aku, kamu aja, Pak!" kataku mencoba mencairkan suasana.
7574Please respect copyright.PENANAX3LTPChoLo
"Aku bawa beberapa sachet kopi instan sama mie instan tadi dari kost-kostan. Kamu mau yang mana?" tanya Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANAQTQC3qTbKi
"Kopi instan aja, Pak," kataku sambil tersenyum.
7574Please respect copyright.PENANAL7RGu9hBQ8
"Tunggu ya!" kata Pak Salim menyeduh air panas dari thermos ke dalam gelas plastik.
7574Please respect copyright.PENANAOPaJiLzEyc
"Ini, diminum biar masalahnya ilang!" kata Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANA1YFs6J8xpt
"Hihihi, Pak Salim bisa aja ngehibur aku," kataku tersenyum lalu menyesap kopi di dalam gelas.
7574Please respect copyright.PENANAPh7FaOe4Hf
"Aku seneng ngelihat kamu kembali ceria, Fa" kata Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANA07oGVOrHjn
"Terima kasih ya, Pak," kataku sambil tersenyum.
7574Please respect copyright.PENANANIkqOubI8U
"Sama-sama," kata Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANAQ7UdEuCzyS
Sekarang Pak Salim duduk di sebelahku. Aku dan Pak Salim saling tatap cukup lama. Lalu aku menunduk tertawa malu-malu. Pak Salim mengangkat daguku ke atas, kita pun saling tatap. Dan Pak Salim mendekatkan wajahnya ke wajahku, nafas kita saling beradu. Saat Pak Salim mendekat hendak mengecup bibirku, aku membuang muka dengan tersenyum malu-malu.
7574Please respect copyright.PENANASnHtIZ6NBD
"Nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANALXHiV2IQMV
"Boleh nggak ya?"
7574Please respect copyright.PENANA1Qpk4St8WY
"Oh nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANAdLuchtdMpz
"Iya, nggak boleh, hihi," kataku tersenyum lalu menunduk.
7574Please respect copyright.PENANAugnaTqAQpT
"Oh..."
7574Please respect copyright.PENANArJovlSFW5Z
"Hihihi, boleh kok Pak," kataku tergelak tawaku.
7574Please respect copyright.PENANAWjhMR1Ke84
"Ngerjain aku lagi kan?" kata Pak Salim dengan wajah kesel.
7574Please respect copyright.PENANAVcLyQB5RbV
"Duh, Pak Salim. Jangan kesel dong! Aku kan becanda!" kataku.
7574Please respect copyright.PENANAf3noCpfJm3
Pak Salim memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya agar aku menatap ke arahnya. Lalu wajah Pak Salim mendekat ke arahku, karena kutahu apa yang akan terjadi, kupejamkan mataku. Jantungku deg-degan menunggu kecupan bibir hitam Pak Salim pada bibirku. Sesekali kubuka mataku. Pak Salim meresponku dengan tersenyum saja.
7574Please respect copyright.PENANA1OcyPBuZ6d
"Pak?" kataku dengan sedikit kesal, karena Pak Salim mengerjaiku. Padahal aku sudah menunggu kecupan pada bibirku.
7574Please respect copyright.PENANA55sOj08Run
"Hehe, kok manyun gitu mukanya?" tanya Pak Salim sambil terkekeh.
7574Please respect copyright.PENANADUXTyFmRCO
"Pak, Salim jahat, hiks hiks."
7574Please respect copyright.PENANAFLYc1NAfMJ
"Aduh, malah nangis..." kata Pak Salim kebingungan.
7574Please respect copyright.PENANAbtSmJf3MYU
Aku pura-pura menangis sambil melirik Pak Salim. Saat Pak Salim menatapku, aku kencangkan tangisku lebih kencang lagi.
7574Please respect copyright.PENANAw7XM4XCqpv
Huwaaaaa...
7574Please respect copyright.PENANASUaEu7fUlY
"Jangan nangis dong, Fa! Takut Mbok Darmi sama papa kamu denger..." kata Pak Salim dengan wajah khawatir.
7574Please respect copyright.PENANAQepgZTlpWA
Aku berhenti menangis, hanya saja aku tetap menatap Pak Salim dengan wajah kesal. Penasaran saja, bagaimana respon Pak Salim. Awas aja pokoknya, jika Pak Salim mengerjaiku lagi, aku yang akan ambil alih.
7574Please respect copyright.PENANALO1vrzA7K6
"Seharusnya aku yang kerjain Pak Salim, bukan Pak Salim," kataku kesal.
7574Please respect copyright.PENANAED55omeABT
"Loh, keselnya soal itu? Hahaha. Kirain kesel gara-gara nggak jadi aku cium bibirnya," kata Pak Salim tertawa meledak.
7574Please respect copyright.PENANA9H3kzJSZtB
Kupandang Pak Salim dengan wajah cemberut, "Nggak peka..."
7574Please respect copyright.PENANACERxFEU4wO
"Maksudnya?" tanya Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANA1YgxDTAJVH
"Tuh kan..." kataku dengan masih menyembunyikan maksudku.
7574Please respect copyright.PENANAIDNBQyVXb9
Pak Salim menggaruk-garuk kepalanya, "Ya udah aku tinggal ngerokok dulu ya, Fa?" tanya Pak Salim.
7574Please respect copyright.PENANA6aicVdvMKA
"Pak Salim, ih. Kok nggak paham sih?" tanganku menarik tangan Pak Salim agar tetap duduk di sampingku.
7574Please respect copyright.PENANAEzPVj4YsaK
Kupejamkan mataku dengan sedikit kumonyongkan bibirku.
7574Please respect copyright.PENANA8HMQpfD1wW
Muah...
7574Please respect copyright.PENANAGAUwKNitbK
"Kok pipi sih Pak?" tanyaku protes.
7574Please respect copyright.PENANAwMXajIsuk4
"Maunya? hehe," tanya Pak Salim sambil terkekeh.
7574Please respect copyright.PENANA1QNuhFB5VX
"Disini!" kataku sambil mengetuk-ngetuk bibirku dengan ujung jari.
7574Please respect copyright.PENANApp3LevKVUE
"Bilang dong, daritadi! haha," kata Pak Salim sambil tertawa.
7574Please respect copyright.PENANAXxEngfoSF5
"Huuu. Ya udah nggak jadi, aku udah nggak mood," kataku pura-pura.
7574Please respect copyright.PENANAwkGMhxN4ZP
Pak Salim memegang daguku, aku yang awalnya menunduk menatap ke arahnya. Wajah Pak Salim mendekat, sampai bibir kita berjarak semakin dekat. Dengan jantung yang berdetak kencang, tanganku kini sudah berpindah ke kedua pipi Pak Salim. Pak Salim pun kedua tangannya juga berada di kedua pipiku. Kupejamkan mataku, saat hembusan nafas Pak Salim mulai menerpa wajahku.
7574Please respect copyright.PENANA6yQUkHBLKt
"Kamu cantik banget, Fa," kata Pak Salim yang membuat aku membuka mataku, lalu kubuang muka karena merasa tersanjung.
7574Please respect copyright.PENANArT1eYNiFB0
"Terima kasih..." kataku malu-malu.
7574Please respect copyright.PENANAj2l8ueUNdJ
Lalu Pak Salim mulai mengecupku. Kubalas kecupan itu dengan kecupan juga. Kita saling mengecup. Setiap sentuhan pada bibirku, kurasakan sensasi yang merambat ke seluruh syarafku. Aku benar-benar hanyut karena kecupan bukan lagi sekedar kecupan. Kecupan sebagai simbol dari sebuah ikatan. Yang tak sekedar penyatuan dari gejolak dari insting terdasar manusia. Namun, ikatan emosi yang menyatukan. Tak ada lagi batasan antara siapa aku, siapa ia. Kita bukan lagi dua orang yang berbeda. Dari sentuhan bibir, kecupan, ludah kita yang bercampur jadi satu. Dan benih di dalam rahimku yang mulai membuahiku.
7574Please respect copyright.PENANAVg2mKQoYJR
Kedua tangan Pak Salim memegang kedua tanganku. Memegangnya erat, dengan jari-jari kita yang menyatu.
7574Please respect copyright.PENANA0H9E375kzU
Aku yang sekarang terlentang, ditindih Pak Salim dengan kecupannya yang menjelajahi wajah dan leherku. Kuresapi sensasi yang semakin melambungkan hasratku. Kupejamkan mataku, merasakan tubuh Pak Salim yang kembali menyatu ke dalam tubuhku.
7574Please respect copyright.PENANA0jycOEbrmh
"Aaaaah, Pak."
7574Please respect copyright.PENANAHsxHaZESYc
Keringat kita mengucur deras, menyatu dengan sensasi yang menyentuh syaraf dinding vaginaku. Begitu sesak, begitu nikmat.
7574Please respect copyright.PENANAiJEeXWlO4D
"Aaaaah, Pak."
7574Please respect copyright.PENANA32iMgg2dLu