x
Sekarang aku sedang berdandan di depan cermin. Meskipun pada akhirnya wajahku kututup dengan cadar, tetap saja aku tak mau melihat orang-orang yang menatapku, memicingkan matanya karena aku tak menarik. Aku tetap memoles wajahku, mempercantik mataku dan memakai parfum favoritku. Membayangkannya saja, membuatku horny. Karena ada norma agama yang aku langgar seperti tabarruj.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2mhIcrNo3i
"Udah cantik kok, Sayang," kata Papa memelukku dari belakang sambil mencium tengkukku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSIzhcylpS3
"Mandi sana! Udah jam segini lho..." kataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPP399Ru6uN
"Bentar lagi ah... pengen peluk pacarku dulu," kata Papa sambil tetap memelukku dari belakang.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdremG2hbZR
"Aku kok deg-degan ya, Jo?" tanyaku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQumrEgD9Yw
"Kenapa?" tanya Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCSOP81dbcy
"Aku kebayang di villa nanti..." kataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4qhF7OXWcH
"Nggak perlu cemas, Sayang! Nanti yang perempuan bukan cuma kamu aja. Kita orgy... tapi mungkin, ada sedikit variasi kayak gangbang juga..." kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHHQ88F0fry
"Bukake juga? Bukankah bukake tanpa penetrasi?" tanyaku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjD3XifTqgp
"Bener, bukake cuma ejakulasi aja. Di muka, di dada..." kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFMU7EL84Pc
"Aku kebayang gangbang, Pa... Kenapa aku horny ya?" tanyaku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhLQZ8UxnMb
"Kamu suka digilir banyak laki-laki?" tanya Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbfRVUktKxp
"Hehe, nggak sih..." kataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡatnUHB0uz6
"Horny juga nggak ngebayangin banyak laki-laki ejakulasi di wajahmu?" tanya Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiMllKag133
Kugigit bibir bawahku, "Horny banget, Pa," kataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR1BvyCycVK
"Kelihatan kok... dari memek kamu yang basah ," kata Papa yang tangannya berada di balik dress panjangku yang tersingkap ke atas. Dengan tangan Papa masuk ke dalam celana dalam putihku yang tipis.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjXA9M7zYZL
"Pa... udah ah!" kataku sambil memejamkan mataku menikmati colokan dua jari Papa ke dalam liang senggamaku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWJPwuK8ok0
"Nanggung, Sayang... Memek kamu udah basah banget," kata Papa yang mencolok vaginaku lebih cepat.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1hDsXPfWHh
"Sssssh, aaaahh... aku sampe, Pa," kataku dengan tubuh mengejang.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFEp1olZMrF
Lalu Papa menarik tangannya sambil menunjukkan jarinya yang basah padaku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTXJsFogeG3
Dengan nafas yang masih memburu, kulirik Papa yang sedang menjilati jarinya yang berleleran cairan cintaku. "Pa... kotor, Pa."
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEEkT7Kf7gy
Papa hanya tersenyum saja, sambil terus menjilati jarinya sampai bersih.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAsv8ns8hAd
"Pa..." kataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6KMTgvHxju
"Iya, Sayang?"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqA7UmThKgs
"Apa yang bakal dibahas dewan direksi nanti ya?" tanyaku khawatir.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQxYpDKsfDV
"Papa nggak tau, Fa..." kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxxIZ2E2m2J
"Aku takut ketemu, Mama..." kataku menunduk.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqI0UGVmY6N
"Kenapa?" tanya Papa yang sekarang melingkarkan tangannya ke pundakku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuxYYT0vlLR
"Aku nggak siap, saat melihat Mama memperjuangkan Akbar buat posisi CEO," kataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtUV1wj091S
"Siapkan hatimu, Fa! Kadang kenyataan emang sulit buat diterima," kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ37aFwIZsvT
"Udah, Pa. Udah aku siapin. Meski aku merasa sakit hati, tapi sama sekali nggak iri," kataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7OkmRK797R
Lalu Papa menarik tubuhku untuk menghadap ke arahnya. Papa memegang pundakku sambil membungkuk, mendekatkan wajahnya di depan wajahku. Matanya menatapku dengan sorot mata menyelidik, "Papa tau... kamu berbohong," kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqQtRyM8dBK
Saat Papa menatapku seperti itu, kutundukkan wajahku. "Aku nggak tau, Pa," kataku dengan menghembuskan nafas panjang.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK3lv88MWvT
"Kamu iri, Fa? Iri karena posisi CEO bakal dipegang Akbar atau karena perhatian Mama ke Akbar?" tanya Papa menatapku dengan sorot mata menyelidik.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXgm6awEYkq
Kubuang muka ke samping, bukan karena jengah. Namun, dadaku pun semakin sesak. Aku tak tau, sebenarnya apa yang kuinginkan. Apakah aku cemburu? Aku sama sekali tidak tau.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWKOtRgQxq7
Kugeleng-gelengkan kepalaku, "Aku cuma nggak suka, Pa," kataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl46869TBCn
"Kalo kamu menginginkan posisi CEO, kamu bisa merebutnya saat Akbar menjadi suami kamu nanti!" kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrVnPnbkUlg
"Nggak, Pa. Aku nggak pengen posisi itu," kataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgop7KZlPGt
"Kamu cemburu sama perhatian Mama ke Akbar?" tanya Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhR5fOOgfzb
"Aku nggak tau, Pa. Yang jelas dadaku sesak sekarang..." kataku dengan nafas berat.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo6J1NXXM6l
"Jangan terlalu dipikirin! Papa bakal perjuangin kamu," kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGVEVnRLhev
"Peluk aku Pa!" kataku terisak.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhHAVwJgVnG
Papa memelukku sambil mengusap-usap punggungku. Saat aku melepas pelukan Papa, Papa menatapku hangat.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvFkUGBmQEP
"Jangan nangis! Ntar blush on'nya luntur lho," kata Papa sambil mengusap air mataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXeTLufDvtH
Aku tersenyum mendengar candaan Papa,"Hihi, kenapa kalo luntur? Aku jelek ya?" tanyaku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRDI8SHBAoJ
"Hehe, cantik sih," kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJoRiUiTVSY
"Beneran?" tanyaku sambil mengikat rambutku lalu aku memakai ciput.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFrqX3Qiq71
"Iya, Sayang," kata Papa mengecup pundakku sambil memelukku dari belakang.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFc7b1opMy
"Sebentar ya, Pa. Aku pake hijab dulu!" kataku sambil memakai hijabku dan cadarku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ2u70hTe9T
Papa kembali memelukku, "Tetep cantik, meski keliatan matanya doang," kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaXX0aFWAyU
"Udah ah, dipuji terus. Bisa terbang nanti..." kataku sambil tersenyum.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrpxgvR2gal
"Nggak apa-apa, nanti aku ikut terbang..." kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJyBGmLVjay
"Mau ngapain?" tanyaku sambil merapikan cadarku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGCYdrE68yw
"Nggak tau, emang mau ngapain?" tanya Papa berkelakar.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHzlLpfFx4M
"Hihihi, gimana sih? Gaje deh..." kataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVDI0jOg7m7
"Ya udah, udah jam segini... Yuk berangkat!" kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCKtuzvP91x
"Gandeng!" kataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqq02H0jQKb
"Manja banget..." kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOnffau40Jr
"Bodo..." kataku sambil menggamit tangan Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd77kOjTJfU
***********
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtAQljoh1Zs
Sesampainya di villa, banyak banget mobil-mobil mewah berjajar di pelataran. Kulihat, ada beberapa perempuan berpakaian kantoran turun dari mobil.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMXYec4MtuP
"Dia siapa, Pa?" tanyaku penasaran.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi3VGbeEYOi
"Pegawai, Papa..." kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNxNYLVtl1i
"Cantik ya..." kataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0eNIr7AkfJ
"Ah masih cantikan kamu, Fa," kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7GblLczmfa
"Alah gombal," kataku sambil menggamit tangan Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQL3RDMls1Z
Deg-deg'an juga sih, melihat kerumunan orang. Karena tak terbiasa juga dengan suasana formal seperti ini.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5czyOQ3PDQ
Di dalam villa, aku berpapasan dengan Mama, namun saat aku memanggil Mama. Mama membuang muka. Kupanggil Mama berkali-kali, Mama tetap tak mau meresponku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjzcvhwXf38
Aku mengernyitkan dahiku. Rasanya sedih melihat Mama acuh padaku. Entah apa kesalahanku. Sampai Mama, dengan wajah dinginnya memandangku saja tak mau.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ60x06ONNy2
"Fa... " Papa membuyarkan lamunanku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyNvpRMy7Jq
"Iya, Pa?" tanyaku dengan senyum tertahan.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEgMwoTZFLI
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Papa dengan wajah khawatir.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb497eCwHyu
"Nggak apa-apa, Pa," kataku tersenyum pura-pura.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6HZaM7OSG8
Sekarang Papa membawaku ke kamar yang ada di dalam villa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMfkkbUtF5T
"Papa tinggal dulu ya, Fa... buat meeting sama dewan direksi," kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlKkkuDRtfg
"Iya, Pa..." kataku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy6eBlNSaXD
Setelah Papa pergi, aku mulai merasa sedih. Di hari pertamaku bukan kesan baik yang membekas. Justru kesan buruk yang menggores hatiku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqb48rBrja7
**********
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbgFi4g26c3
Di hari pertama, kuhabiskan di kamar saja. Namun, aku tetap dilayani oleh pembantu yang aku tak tau namanya. Agak membosankan juga sebenarnya. Apalagi aku harus mengalami pengalaman yang membekas di hatiku. Seperti saat aku berpapasan dengan Mama kemarin...
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡecG0LHy92Q
Hari ini, hari kedua aku berada di villa. Aku dengan stelan hijab dan cadarku berjalan menyusuri setiap pojok, di dalam ruangan villa. Hanya sekedar ingin menikmati suasana yang cukup klasik di dalam villa, yang menurutku lumayan berkelas. Dengan banyak perabotan antik dan pajangan seperti lukisan dan patung.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZZFQ6QAi5k
Aku sempat kagum dengan Papa, ternyata Papa penggila seni juga. Saat aku membandingkan antara aku dengan Papa, tak ada sedikit pun kemiripan karena perbedaan antusiasme. Aku bukan penikmat seni, seperti lukisan atau pun patung. Namun, meskipun begitu aku juga memiliki kesamaan dengan Papa seperti sama-sama jago coding.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHfbRiBmrrS
Saat aku sedang melihat-lihat lukisan yang kemungkinan adalah lukisan sureal. Aku dikagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba berada di belakangku. Setelah aku menoleh ke belakang, betapa terkejutnya aku. Ternyata itu Mama.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDH4LxxR3bT
"Halo nyonya, Johan!" kata Mama sinis.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeinv03KYoN
"Mama apa kabar?" tanyaku dengan tetap elegan di depan Mama.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ45LIGK5xTx
"Halah nggak perlu basa-basi!"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8aJ1hkwFnr
"Mama kok kasar gitu sama aku?"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeASfCQWRCj
Dengan tangan terlipat di dada Mama mendekatiku, berdiri dengan jarak yang sangat dekat di depanku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoNO2dA1JzH
"Aku nggak pernah mengira, kalo sainganku adalah anakku sendiri..." kata Mama.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsHBESFbU40
"Apa maksud, Mama?"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbDt7pLxmyu
"Nggak perlu pura-pura! Pelakor..."
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWm0BQY2PDx
"Pelakor? Aku ngerebut suami siapa, Ma?" tanyaku tak mengerti.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlr9yJ2jo0p
"Masih pura-pura lagi..."
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqKQNIvD8OI
Setelah cukup lama, aku baru memahami maksud Mama. "Merebut Papa dari Mama gitu?"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr6NKPIPotq
"Ya..."
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzu0xRxnDKr
"Mama masih berharap sama Papa? Apakabar sama suami baru Mama? Sadar Ma, Mama udah bercerai sama Papa" tanyaku tak kalah sinis.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeZY4avqxiS
Tiba-tiba wajah Mama berubah murung. Dengan gaun tradisional khas Tionghoa lengan panjang. Berhijab simpel dan high heels, Mama terlihat cantik. Namun, di wajahnya menyiratkan sesuatu yang tak kupahami.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ycuJbGG9o
"Tapi, nggak seharusnya kamu melanggar batasan tabu...", kata Mama lirih lalu meninggalkanku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0BTgDQJQ4b
"Ma..." kataku memanggilnya.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCfPr35MCQ1
"Jangan panggil aku, Mama!"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRmDjy2Zal1
"Mama kenapa sih?" tanyaku dengan terisak.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpMlKOQSlgF
"Papamu emang nggak waras. Dia menikmati saat jadiin kamu obyek fantasy. Dan sekarang lebih intim dari itu, menyetubuhimu," kata Mama sinis.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr4uqWtKsOt
"Mama yang minta!" kataku dengan terisak.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzMkcNMKIam
Lalu Mama tersenyum sinis, "Sejak awal, aku nggak memandangmu seperti anak gadisku sendiri, meski kamu terlahir dari rahimku. Kamu mau tau kenapa? Kamu iblis kecil yang merebut cintaku, sejak pertamakali kamu lahir ke dunia."
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk3nnmzKHnn
Aku langsung terperangah mendengar pengakuan Mama. "Mama cemburu aku terlahir ke dunia?"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD2u1DxJtvx
"Ya..." kata Mama.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnRDGN4tE7S
Setelah kepergian Mama, aku benar-benar tak mengerti. Kuresapi kata-kata Mama, ada sesuatu yang janggal. Sesuatu yang tak bisa kupahami sepenuhnya. Perasaan Mama yang sulit aku tembus. Bukan sekedar perasaan cemburu yang tak wajar. Namun, sesuatu yang tak mampu kujangkau. Tersembunyi, bahkan aku pun hanya bisa melihat selubungnya. Kata cemburu.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ19Hl0W7MIT
Dengan langkah lemah, saat aku berjalan di depan sebuah kamar. Kudengar suara desahan perempuan dari dalam kamar. Namun, karena perasaanku sedang tak baik-baik saja. Aku mengacuhkannya dan kembali ke dalam kamar.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0P6lSiFBWi
***********
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhOLE4YR68L
Di hari ketiga, lagi-lagi Papa menghilang. Kesal, karena di hari kedua dan pertama juga begitu. Lalu kulangkahkan kakiku keluar dari kamar untuk mencari Papa, namun tak ada jejaknya. Kucoba menyusuri ruangan lain, namun tetap saja tak kutemukan. Agak frustasi sebenarnya, karena harus sendirian di dalam villa. Bukan karena takut sendirian, hanya saja aku kurang nyaman karena letak villa di tengah hutan, yang berada di puncak pegunungan. Aku sama sekali, tak menyukai suasana seperti ini. Karena memang sejak kecil aku tinggal di kota besar, yang sibuk dengan hiruk pikuknya. Bahkan di rumah pun, suasananya tak sesepi seperti di villa. Meski villa ini ukuran luasnya hampir sama dengan rumahku. Kesan tuanya yang aku tak suka. Seperti suasana zaman dulu, di era kolonial.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlBrIuU8oIq
Sekarang aku berdiri di luar ruangan dengan pintu besar. Kudengar sayup-sayup tak begitu jelas, seperti hari-hari sebelumnya. Bedanya hari ini, aku tak mendengar suara desahan, hanya orang yang sedang mengobrol saja. Karena penasaran, barangkali pesta itu diadakan disini. Kucoba untuk mendorong pintu di depanku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ6Yh4cOcEA
Saat aku masuk ke dalam ruangan, aku benar-benar shock, melihat om-om yang aku temui kemarin dalam kondisi telanjang. Sesekali aku menelan ludah melihat penis mereka yang menggantung.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVcjhhceGeU
Kucoba susuri kamar dengan mataku, karena tujuanku untuk mencari Papa. Setelah kucari, kutemukan Papa sedang telanjang juga.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUyp1fXtRSf
Saat aku masuk ke dalam, semua mata melihatku terkejut.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpQqldQFWm8
"Loh, Farisha? Kok disini?"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgePvpSD6cM
"Kata kamu, Farisha udah pulang Jo?"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWrb2rnoENV
"Oh, aku lupa. Kalo Farisha masih di kamar, haha," kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtg1qLPzXSW
Kutarik tangan Papa, "Kenapa tinggalin aku?" tanyaku kesal.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr46ZggtRRJ
"Maaf," kata Papa sambil senyum-senyum sendiri.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoGMiY7OH9Z
"Jo? Mana Alya? Udah hampir setengah jam, nggak dateng-dateng," kata Om itu yang tiba-tiba membuatku kaget.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmBqbznL5sp
"Wah nggak tau juga. Aku juga nungguin," kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ56B1K6g5hb
"Ya udah, aku hubungi aja!"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYPQB0y5Fyj
"Halo, Al. Kamu gimana sih? Udah banyak yang nunggu sekarang."
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj3E9JZrfTz
"Loh, Om. Alya kan udah balik ke kota? Katanya setelah kemarin, Alya udah boleh pulang?"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfGBa46YDj6
"Astaga, ini gimana." Kata om-om itu sambil melihat ke arah Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0zCj7kxLsZ
Papa menatapnya hanya dengan cengar-cengir saja.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡykw6crbnC4
Om itu menatapku diam-diam. Karena aku tau, kuberi kode pada papaku, dengan menyenggol menggunakan lenganku. Kulirik Papa yang berada di sampingku, namun Papa hanya meresponku dengan tersenyum saja.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmVfM9OemAa
"Masak kita harus pulang?"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhlvw2IjzIF
"Ya nggak bisa. Kita udah buang-buang waktu hari ini."
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCM4w8rhH2q
"Iya, aku juga ngerasa rugi nungguin Alya berjam-jam."
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR3dvPJjWST
Kulihat om-om di ruangan ini menggerutu. Ada wajah kecewa di wajah mereka. Mungkin acara ini, bagi mereka tak hanya sekedar acara perusahaan. Namun, cara mereka untuk lari dari kepenatan aktivitas mereka sehari-hari. Aku merasa kasian melihat mereka, meski sebenarnya mereka cabul juga seperti Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8aECAYLjSK
Sesekali kulirik Papa yang berada di sampingku, namun Papa tak bergerak sedikit pun. Kupikir acara hari ini akan dibatalkan, karena yang perempuan termasuk Alya sudah kembali ke kota.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1SX3hUvw07
Aku sama seperti Papa, tubuhku sama sekali tak bergerak. Bahkan untuk memulainya saja aku tak sanggup. Dengan keringat yang mulai mengucur.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfnoHwZVAxm
"Kita pulang aja..." kata om-om itu yang mulai memakai pakaiannya kembali.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjYlXogDiVr
"Ya udah lah, aku juga rugi waktu disini," kata om-om yang lain juga mulai memakai pakaiannya.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTaHEZ2tf7T
Lalu disusul om-om yang lain lagi. Dalam pikiranku, acara ini batal. Kulihat om-om di sekitarku menatapku. Agak bergidik juga membayangkannya, karena jumlah mereka sekitar 10 orang lebih.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm5pfYKyBEO
Papa yang tau aku dipandang cabul seperti itu hanya cengar-cengir saja. Kesal sih, melihat Papa. Ya meski aku sudah siap, jika aku bakal orgy di villa. Namun karena perempuan di villa hanya tersisa aku saja, tak mungkin orgy berlangsung. Karena orgy tak hanya fokus pada satu orang perempuan. Dan sekarang tinggal aku saja yang tersisa, yang mungkin terjadi aku akan digilir oleh mereka.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLPad8dAU1t
Membayangkan saja, aku meremas jari-jari tanganku karena perasaan tak menentu. Bagaimana tidak? Jika benar terjadi, om-om disini akan penetrasi ke dalam lubangku. Tidak seperti bukake, yang hanya ejakulasi di atas tubuhku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Ij1qjbZ2a
Meski khawatir, karena ngeri membayangkan banyak om-om menggilirku. Namun, tak kupungkiri aku pun menikmati fantasyku. Seperti dadaku yang mulai mengencang, dengan ujung putingku yang mengacung. Sangat gatal, sampai aku membayangkan salah satu dari om-om memelukku dari belakang lalu memelintir putingku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuxLNODq031
Sayang, fantasy liarku tak sinkron dengan kenyataan yang kuhadapi saat ini. Sama persis seperti ide gilaku yang tak bisa menjadi kenyataan.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn1GIgxuSBJ
Aku mengharapkan om-om di ruangan ini beraksi. Tak mungkin, aku menawarkan diri lebih dulu, karena egoku masih dominan. Maka dari itu, aku enggan merendahkan diriku sendiri untuk menggantikan Alya. Karena aku masih memikirkan reputasiku. Apalagi ini bukan sekedar have sex normal yang hanya satu cowok, satu cewek. Namun satu cewek, dengan banyak cowok.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVYcuLAzlAI
Sesekali kulirik, mereka mengacuhkanku. Bahkan Papa pun, hanyut ke dalam obrolan. Kucoba sedikit menguping. Meski lirih, aku masih bisa mendengar apa yang sedang mereka obrolkan. Mereka membahas perusahaan, khususnya pergantian CEO. Seperti mengkritik keputusan Mama, yang gegabah mencalonkan calon menantunya daripada anak perempuan satu-satunya yang lebih memiliki kompetensi. Mendengar mereka, berada di pihakku, perasaan cemasku sedikit terobati. Aku senang mendapat dukungan, apalagi dukungan itu dari dewan direksi.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqWBa5jEkuc
Lalu satu persatu dari mereka duduk di atas matras yang berukuran besar. Mereka saling memberi isyarat melalui mata, lalu berbisik-bisik lirih. Jadi aku tak tau apa yang sedang mereka bicarakan. Papa pun ikut duduk, sedangkan aku berada di samping Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcG7NLVXWyC
Mereka masih membahas seputaran bisnis, tak beralih untuk membahas topik yang berbeda. Sebenarnya aku cemas. Namun, lebih gelisah lagi saat om-om dewan direksi mengacuhkanku. Awalnya mereka sekedar melirikku, lalu menatapku dengan tersenyum. Lagi-lagi harapanku tak menjadi kenyataan. Persepsiku pun salah, karena mereka tetap memegang teguh integritasnya sebagai laki-laki terhormat.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwdQr2Ebntn
Papa pun demikian, berbeda 180° seperti Papa yang aku kenal. Saat di rumah Papa sering menggodaku, dengan memantik nafsuku. Dan pada akhirnya kita bercumbu.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK8I0rH0unK
Yang aku alami akhir-akhir ini berbanding terbalik dengan prinsipku. Awalnya aku dominan, saat partnerku adalah papaku sendiri, prinsipku seketika runtuh. Membuat aku rela menyerahkan diriku, harga diriku dan hatiku. Bahkan aku tak bisa menolak saat Papa menawarkan ide gilanya padaku. Agar aku berada ke dalam dominasinya.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBO6xGF8lz5
Apakah ini bucin? Kupikir perasaan itu muncul saat aku merindukan Aldo atau perasaan intim bersama Pak Salim. Ternyata aku salah, karena aku masih bisa berpaling ke dalam pelukan Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlAI936iaVf
Kulihat salah satu om-om melihat jam di pergelangan tangannya. "Kayaknya aku harus segera pulang deh."
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXnjrYQTNii
"Kenapa buru-buru?" tanya om-om yang lain.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Gsy7g5Izf
"Keputusan dewan direksi udah fix kan?" tanya om-om itu yang bernama Hendarto.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq4LvITUsx5
"Iya, keputusan sudah fix. Karena status quo ada di tangan Jenny pemegang saham terbesar. Jadi bisa memutuskan apa aja buat penggantian CEO," kata Om itu yang bernama Wijaya. Jenny adalah mamaku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWz56sLlFde
"Tapi menurutku, keputusan Jenny terlalu ceroboh. Meski dia punya kuasa penuh atas keputusannya. Memilih orang yang nggak punya kapasitas untuk memimpin perusahaan itu gegabah," kata Om itu yang bernama Jansen.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbngqHaEfAL
"Dia terlalu terbawa emosi... membawa urusan pribadi ke dalam urusan perusahaan," kata Om Wijaya.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsHIIWo3mnI
"Bukankah Jenny kayak gitu karena si tuan tanah itu? Aku pikir, ini bukan sekedar urusan emosional," kata Om Jansen.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhADHHeIEAh
Papa menghembuskan nafas panjang. "Masalah ini nggak sesederhana itu," kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2IZr5gJuwU
"Aku tau, Jo. Masalah ini hanya soal cuan," kata Om Hendarto.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI50FTT0YSS
"Kalo Jenny mempertimbangkan masalah opportunitas. Apa opportunitas yang diambil Jenny dari Aziz?" tanya Om Jansen.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf9BZBoBl8V
"Aku nggak tau. Awalnya aku berpikir Jenny segampang itu dikuasai. Tapi, setelah aku sadar kalo Jenny itu perempuan cerdas dan dominan. Kutepis pikiran itu. Justru dugaanku, ada strategi bisnis dalam langkah catur Jenny yang nggak kuketahui," kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkTr2BRiQP5
Om Hendarto menatapku, "Kalo emang CEO harus diganti. Aku lebih memilihmu, Fa," kata Om Hendarto.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKGB7goIAeC
"Setuju... karena Farisha lebih punya kapasitas dalam memimpin perusahaan daripada Akbar. Apalagi si Akbar nggak punya basic bisnis apa pun," kata Om Jansen.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSqcQYVSWrr
"Farisha cuma pekerja freelance, Om. Farisha nggak yakin bisa memimpin perusahaan sebesar ini," kataku merendah.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD0I68zhFsk
"Kamu terlalu merendah, Fa. Om yakin kamu bisa sahebat Papa atau Mama kamu," kata Om Wijaya sambil menepuk pundakku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVRyOvogu4o
"Bener..." kata Om Hendarto.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgta2QMtmFK
Sekarang aku berada di tengah, dengan dikelilingi oleh 15 om-om setengah baya.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQdZk0MBRym
"Kita harus misahin urusan bisnis sama urusan yang lain. Jangan kayak Jenny, yang mencampur keduanya," kata Om Wijaya.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb0ivY1nzeG
"Setuju... apalagi sekarang waktunya seneng-seneng... hehe" kata Om Jansen.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Xc2BnqNTT
"Gimana menurutmu, Fa?" tanya Om Hendarto.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl4SQMy5xyy
"Emm, maksudnya Om?" tanyaku pura-pura tak mengerti.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ6MG4747YD
"Ah coba jelaskan, Jo!" kata Om Hendarto.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3wijt5hqz7
"Hahaha, jadi dilempar ke gua," kata Papa tertawa ngakak.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG8uBRMtfC8
Om Hendarto mendekatiku, lalu duduk di sampingku. Tangannya merangkul pundakku, dengan sesekali tangannya yang berada di bahuku meremas lembut.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeR0U92h0j6
"Om, tau hubunganmu sama papamu. Om, sih nggak permasalahin itu..." kata Om Hendarto.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡolYOJmOJee
Lalu Om Jansen duduk di sebelah kananku, "Nggak perlu khawatir. Kita dukung kamu sama papamu, toh kamu lebih baik daripada Jenny."
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT1sDjKEf3V
Mendengar ucapan Om Jansen, aku mengernyitkan dahiku. "Om, menormalisasi incest?" tanyaku mulai membuka suara.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBLWQAXK6gQ
"Bukan soal incestnya, Fa. Tapi soal hati, soal kecocokan," kata Om Hendarto sambil terus mengusap, meremas bahuku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAEQpDxZiZ2
Sesekali kuembuskan nafas panjang, karena merasakan remasan pada bahuku. "Soal hati ya, Om? Normal nggak sih, Om. Mencintai tapi mengizinkan orang lain menyentuh orang yang dicintainya?" tanyaku sambil melirik Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXwRe5cGklh
"Aduh, kesindir gua, haha."
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUB4tbWr8ir
"Mungkin Johan punya alasan, Fa," kata Om Jansen mengecup pundakku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLg1xKDavPQ
Nafasku sedikit memburu, padahal kita masih ngobrol biasa saja.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡATrSDPl6iq
"Apa alasan rasionalnya, Om? Kecenderungan cuckold? Agak aneh sih, Om. Incest tapi cuckold," kataku dengan suara bergetar karena tangan Om Jansen melingkar ke pinggangku. Lalu naik ke sela-sela hijab menuju dadaku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvlMPk9MGyL
"Nggak ada yang aneh, Fa. Yang penting consent kan? Kata Johan, kamu punya pandangan kayak gitu soal relationship?" tanya Om Hendarto ikut menyusupkan tangannya dari bawah hijabku. Lalu naik ke dadaku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLl1ixH04Rs
Sekarang dadaku diremas dari kanan dan kiri. Mendapat sentuhan, remasan pada dadaku, libidoku mulai naik. Kutahan desahanku sedemikian rupa, dengan mata terpejam.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9d6G5HbWYn
"Tapi, kamu cinta nggak sama Johan?" kata Om Hendarto berbisik ke telingaku yang tertutup hijab.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0NKPyTqkfu
Aku tak menjawab pertanyaan Om Hendarto. Karena antara nafsu, perasaan dan akal sehatku terasa saling bertubrukan. Nafsuku menghendaki untuk mengabaikan sikap Papa, yang tak cemburu melihatku dijamah orang lain. Hatiku mencoba menyangkal hasratku, yang menginginkan sikap Papa yang protektif padaku. Akal sehatku mencoba membatasi nafsu dan hatiku, bahwa aku sudah melewati batas tabu.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKJybz2DQtI
"Sssssh, aaaaah." Kurasakan tangan Om Hendarto sudah mulai masuk ke dalam dress panjangku dengan membuka kancing depanku satu persatu sampai sebatas perut. Setelah kancing dress panjangku sudah terbuka, tangan Om Hendarto berada di atas payudaraku yang masih tertutup tanktop dan bra.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUTz75d4IRg
Om Hendarto kembali menanyakan pertanyaan yang sama, "Kamu cinta kan sama papamu?" tanya Om Hendarto lirih sambil mengecup pundakku yang masih tertutup hijab.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuiwyBk7KwX
"Sssssh, aaaah." Lagi-lagi aku hanya bisa mendesah, tanpa membuka mulutku untuk mengakui bahwa aku memang mencintai Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDevbBMkPlb
Kurasakan tangan Om Jansen mulai menurunkan tali tanktopku sampai tali tanktopku turun sebatas siku. Setelah turun, tangan Om Jansen menyusup dari atas braku, lalu jarinya mencari-cari putingku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO2yJEwgd8F
"Cinta seharusnya nggak dibatasi status apa pun, Fa," kata Om Jansen sambil memelintir putingku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwjtpPLzYMI
Kupejamkan mataku, menahan gejolak yang benar-benar merongrongku. Tabu masih membentengiku. Dan rasa malu mengunci mulutku untuk mengungkap perasaanku yang sebenarnya.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ91KKPw0Yiz
"Om, paham yang kamu rasain Fa," kata Om Jansen yang mulai mengeluarkan dadaku dari cup braku dan menarik tanktopku turun ke bawah.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEjk9pTmBlQ
"Aku cinta sama, Johan Om," kataku sambil menahan nafsu dan cinta yang mulai meruntuhkan pertahanan akal sehatku, sedikit demi sedikit.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRO6up8FEg6
"Seberapa cinta kamu sama, Johan?" tanya Om Hendarto sambil menyibakkan hijabku ke belakang. Sampai dadaku yang semi terbuka terlihat.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrkxhp1xkPA
"Nggak tau. Yang jelas aku cinta banget, Om," kataku sambil menahan desahanku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDSHhkb9erm
Om Hendarto mencoba menurunkan dress panjangku ke bawah. Dengan mengangkat tanganku untuk melepas lengan dress panjangku. Setelah terlepas dress panjangku turun sebatas perut.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjxbsZLUJQ6
"Apa bukti cintamu, Fa?" tanya Om Hendarto sambil mengecup pundakku yang telanjang.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu1OgW0gFhl
"Aku bakal menuruti apa pun, yang dia mau," kataku sambil meneteskan air mata. Pedih rasanya hatiku. Karena seumur hidupku, aku tak pernah merasakan perasaan cinta. Apalagi cinta yang sedalam ini.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3eGVocz2dc
Kurasakan, ada yang melepas kaitan braku dari belakang. Braku pun terlepas dengan sempurna.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUHhVUsMhnJ
"Bikin aku cemburu! Kamu bisa?"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGzSG5RAyzv
Kudengar suara Papa yang berada di belakang tubuhku, sambil memelukku. Dengan tangannya berada di perutku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqP1jv6sLiW
"Caranya?" tanyaku dengan menoleh ke belakang untuk menatap papaku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbzWm7BLyPO
Papa memagut bibirku, dengan hisapan dan pertemuan lidah. Lalu Papa melepas pagutan pada bibirku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjqTKCJxICP
"Aku pengen kamu digilir seluruh dewan direksi. Trus meminum sperma mereka yang ditampung ke dalam gelas. Kamu bisa?" tanya Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡafYMabqVL1
Tangisku langsung meledak, dengan tangis yang terisak-isak. Papa benar-benar menjadikanku objek seksual. Namun, aku rela melakukan apa saja demi Papa. Karena aku sangat mencintainya.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLH8OCuseDu
Kuanggukkan kepalaku tanda setuju. Tubuhku pun diangkat ke tengah-tengah matras. Sekarang tubuhku sudah setengah telanjang, dengan dress panjangku yang sudah terlepas, jatuh ke bawah.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeHUrBTqv7J
Yang masih melekat di tubuhku hanya celamis, kaos kaki, celana dalam, hijab, ciput dan cadarku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR2BKTQvYN6
Om Wijaya mendekat untuk menarik celamisku sampai terlepas. Saat celamisku terlepas, aku dikerubungi om-om dewan direksi.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZv7gqoGeNK
Mataku nanar melihat om-om dewan direksi yang sudah telanjang bulat yang mengelilingiku. Mereka menyodorkan penisnya ke wajahku yang masih tertutup cadar.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMCpVprIpAI
"Kulum!" kata salah satu dewan direksi.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNFLlafwvlT
Dengan kasar om-om dewan direksi menyingkap cadarku, lalu memaksaku agar mengulum penisnya.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXdY4683o8p
Glok glok glok...
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqXUuEksWQd
Belum sempat aku mengatur nafasku, wajahku ditarik ke samping kiri.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzA4R3WEXJK
"Kulum!"
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhid70rEm6V
Kupandang wajah om-om itu dengan memelas. Lalu cadarku ditarik dengan kasar sampai terlepas.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFAZ7qwNQsI
Glok glok glok...
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc26xuRpXy0
Seperti sebelumnya, wajahku ditarik ke samping. Aku kembali mengulum penis yang berbeda.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMKXvgsDVyY
Kepalaku dipegang, lalu memompa mulutku dengan kasar.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkzjuiRfkXy
"Uhuk uhuk uhuk..." Aku tersedak saat penis itu terlepas dengan ludah yang berleleran dari mulutku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmV2fjW9UJv
Aku kembali mengulum penis yang berbeda. Pompaan pada mulutku tak kalah kasar dari yang tadi. Lalu berpindah ke penis yang lain, berpindah lagi sampai aku tak ingat sudah penis ke berapa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyoLElGhQME
"Uhuk uhuk uhuk..." Aku berkali-kali tersedak, sampai mataku terasa perih.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZvyT17anlt
Lalu om-om dewan direksi mengelilingiku sambil mengocok penisnya di atas wajahku. Satu persatu ejakulasi, mengenai wajah, hijab sampai mengalir ke dadaku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkSHbCh8V30
"Fa..." Papa memanggilku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgUDWJx2yP1
Papa memelukku dari belakang, "Maafin, Papa ya..."
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGMpl9ziojs
Dengan terisak aku bertanya, "Nggak jadi gangbang?" tanyaku dengan wajah belepotan sperma.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4VqtgDBKLk
"Nggak!" kata Papa sambil mengusap-usap punggungku.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDu1010ZzFI
"Kenapa?" tanyaku dengan menatap wajah Papa sendu.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP0j4eN2ivz
"Aku nggak rela..." kata Papa.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvEOpPDGwR3
"Tapi aku pengen mencobanya, Pa..." kataku tersenyum.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYPgArbfrjh
Kulihat penis Papa yang layu, kembali menegang. Lalu om-om dewan direksi mengangkat tubuhku menjauh dari Papa. Aku diterlentangkan dan mereka menggilirku satu persatu.
3815Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFzZ7j1Np1
