
Flashback Kepulangan Rania.
327Please respect copyright.PENANAsyJKjNvpkB
Jam 3 pagi. Aku berdiri di depan gerbang rumah yang sudah setahun kutinggalkan.
327Please respect copyright.PENANAawr9nCTITr
“Rasanya seperti sudah sangat lama…”
Udara sejuk nan dingin langsung menyambutku. Aroma rumput basah dan dedaunan yang khas. Rumah besar bergaya kolonial ini terlihat lebih megah di bawah cahaya bulan. Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan debar jantungku.
327Please respect copyright.PENANA0ChbDaZIWJ
Pelan-pelan aku melangkah menyusuri jalan setapak. Setiap langkah seperti membangkitkan kenangan. Aku melirik ke kanan-kiri, berharap ketemu orang yang kukenal - mungkin pekerja kebun yang sedang ronda malam kalau lewat.
“Kalau ketemu aku, pasti mereka bakal kaget setengah mati.” Tapi sepi. Hanya suara jangkrik dan sesekali lolongan anjing jauh.
327Please respect copyright.PENANAWSCg93sYyn
Sedikit sedih sih. Aku tahu Ayah nggak ada di rumah. Dia telfon pas aku di bandara, bilang ada urusan bisnis penting di luar kota.
327Please respect copyright.PENANAns88hbq2YX
"Nanti yang jemput Mang Joko ya Nak."
"Nggak usah, Yah. Aku mau nyelinap pulang. Pengin lihat ekspresi kakak-kakakku."
Aku tersenyum sendiri ingat percakapan tadi. Cuma Ayah yang tahu aku pulang hari ini. Sengaja aku sembunyi-sembunyi biar bisa bikin kejutan buat Kak Dania dan Nada.
327Please respect copyright.PENANALKYISyh9g4
Rumah ini sekarang cuma ditempati mereka berdua. Sejak orang tua cerai waktu kami masih kecil, kami bertiga jadi sangat dekat. Aku nggak pernah mau tahu alasan pastinya mereka berpisah. Dengar-dengar sih sama-sama selingkuh. Tapi urusan mereka lah.
327Please respect copyright.PENANAqeoHBD3R1n
Ting!
Hape di saku bergetar. Aku meraihnya pelan-pelan. Begitu lihat layar, napasku langsung tersendat.
327Please respect copyright.PENANAJ6ANHuqUlZ
Dia.
Satu-satunya orang yang paling kutunggu.
327Please respect copyright.PENANAOhFdJGDu3R
Nama yang selalu ada di kepalaku sejak pesawat lepas landas dari London, jari-jariku gemetar membuka pesannya:
327Please respect copyright.PENANAerwIhoFpkI
"Sampe rumah belum?"
Aku tersipuh. Kebetulan banget dia ngechat pas aku lagi mikirin dia. Atau... mungkin dia bisa merasakan aku udah dekat?
327Please respect copyright.PENANAyEzHaNYS8u
Dengan langkah lebih cepat, aku bergegas menuju teras depan. Aku membuka pintu dengan kunci yang ku punya, ku buka pelan-pelan, berusaha tidak membuat suara.
Rumah gelap dan sunyi, juga aroma yang familiar.
327Please respect copyright.PENANADbtLLOOQYC
“Home.” Ucapku pelan.
327Please respect copyright.PENANAEpqvIqwZ8v
“Non ini barangnya mau saya antar sampai kamar?” tanya Pak Joko.
“Gak usah Mang, taro sini aja.” Aku menunjuk kearah sudut bawah tangga.
327Please respect copyright.PENANALEg3pDBMB6
“Mang, kalau misalkan nanti mamang papasan sama kak Dania pas jam nya dia olahraga, jangan bilang-bilang aku udah pulang ya. Biar jadi Rahasia..”
Aku masih mengingat jadwal rutin kakak ku itu, biasanya jam 5 pagi sudah bersiap-siap olahraga, meskipun…
327Please respect copyright.PENANA8WAsj4fgBX
Tapi pikiranku langsung melayang ke kamar di lantai dua. Rasanya ingin segera rebahan dan menunggu matahari lebih tinggi.
Karena ada seseorang yang sedang tidak tidur pulas, menungguku(?)
327Please respect copyright.PENANAYFfGh6TcLy
Aku menghela napas.
“Aku kangen kamu…”
327Please respect copyright.PENANAXH7yQANool
327Please respect copyright.PENANA6ZWGGLCQJ3
327Please respect copyright.PENANAa2RKv1NRZ0
327Please respect copyright.PENANAsICoGNd9ld
Baca versi lengkapnya lihat dari profile penulis.
ns216.73.216.82da2