x
Flashback Kepulangan Rania.
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7vUtwW3FsE
Jam 3 pagi. Aku berdiri di depan gerbang rumah yang sudah setahun kutinggalkan.
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpRT7YAw5HX
“Rasanya seperti sudah sangat lama…”
Udara sejuk nan dingin langsung menyambutku. Aroma rumput basah dan dedaunan yang khas. Rumah besar bergaya kolonial ini terlihat lebih megah di bawah cahaya bulan. Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan debar jantungku.
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwiO7pvjs86
Pelan-pelan aku melangkah menyusuri jalan setapak. Setiap langkah seperti membangkitkan kenangan. Aku melirik ke kanan-kiri, berharap ketemu orang yang kukenal - mungkin pekerja kebun yang sedang ronda malam kalau lewat.
“Kalau ketemu aku, pasti mereka bakal kaget setengah mati.” Tapi sepi. Hanya suara jangkrik dan sesekali lolongan anjing jauh.
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn84xy4kUhV
Sedikit sedih sih. Aku tahu Ayah nggak ada di rumah. Dia telfon pas aku di bandara, bilang ada urusan bisnis penting di luar kota.
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz0k1OyqLjd
"Nanti yang jemput Mang Joko ya Nak."
"Nggak usah, Yah. Aku mau nyelinap pulang. Pengin lihat ekspresi kakak-kakakku."
Aku tersenyum sendiri ingat percakapan tadi. Cuma Ayah yang tahu aku pulang hari ini. Sengaja aku sembunyi-sembunyi biar bisa bikin kejutan buat Kak Dania dan Nada.
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ozfaV72ps
Rumah ini sekarang cuma ditempati mereka berdua. Sejak orang tua cerai waktu kami masih kecil, kami bertiga jadi sangat dekat. Aku nggak pernah mau tahu alasan pastinya mereka berpisah. Dengar-dengar sih sama-sama selingkuh. Tapi urusan mereka lah.
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh7YMj7xal8
Ting!
Hape di saku bergetar. Aku meraihnya pelan-pelan. Begitu lihat layar, napasku langsung tersendat.
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrSy85VJvxy
Dia.
Satu-satunya orang yang paling kutunggu.
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMBGOiD0VSO
Nama yang selalu ada di kepalaku sejak pesawat lepas landas dari London, jari-jariku gemetar membuka pesannya:
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV9seeKwsFH
"Sampe rumah belum?"
Aku tersipuh. Kebetulan banget dia ngechat pas aku lagi mikirin dia. Atau... mungkin dia bisa merasakan aku udah dekat?
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2saQlRTjJU
Dengan langkah lebih cepat, aku bergegas menuju teras depan. Aku membuka pintu dengan kunci yang ku punya, ku buka pelan-pelan, berusaha tidak membuat suara.
Rumah gelap dan sunyi, juga aroma yang familiar.
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQDsLRdJ4Fx
“Home.” Ucapku pelan.
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZtc8DQ0Zn8
“Non ini barangnya mau saya antar sampai kamar?” tanya Pak Joko.
“Gak usah Mang, taro sini aja.” Aku menunjuk kearah sudut bawah tangga.
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkxi8tFlxbi
“Mang, kalau misalkan nanti mamang papasan sama kak Dania pas jam nya dia olahraga, jangan bilang-bilang aku udah pulang ya. Biar jadi Rahasia..”
Aku masih mengingat jadwal rutin kakak ku itu, biasanya jam 5 pagi sudah bersiap-siap olahraga, meskipun…
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9hEOsO97Eg
Tapi pikiranku langsung melayang ke kamar di lantai dua. Rasanya ingin segera rebahan dan menunggu matahari lebih tinggi.
Karena ada seseorang yang sedang tidak tidur pulas, menungguku(?)
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzUevTybvnU
Aku menghela napas.
“Aku kangen kamu…”
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY4ayhVexI8
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqCChI1xeG9
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhzd8i1Uzyo
210Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMwqH5yJHiU
Baca versi lengkapnya lihat dari profile penulis.
ns216.73.216.156da2
