
"Non... Nonn... Nonnn!!!"
363Please respect copyright.PENANAm28ydQ5rMt
Suara itu menarikku dari alam bawah sadar nakalku. Kubuka mata perlahan, pandanganku masih kabur.
"Eh... apa yang...?" Mang Yono berdiri di hadapanku, wajahnya tak bisa kubaca. Ada sesuatu yang berbeda dalam sorot matanya—sesuatu yang membuatku berdesir.
363Please respect copyright.PENANA9UQzgweVy2
"Ah, akhirnya Non bangun juga," ucapnya, suaranya serak. "Saya mau balik, tapi gak enak ninggalin Non sendirian dalam keadaan... begini. Non tidurnya pules tadi."
Tangannya menunjuk ke arah tubuhku—badanku berkeringat banyak, terutama ada yang terasa basah kuyup dibawah sana.
363Please respect copyright.PENANAqVe2lLesAN
“Apakah aku baru saja mengalami orgasme dari lamunanku dan kebawa tidur? Ah..malu banget.. Bagaimana Mang Yono akan memandang majikan sepertiku ini?” batinku resah.
Aku pun memandangnya, "Ehmm.. Maaf Mang, aku ketiduran ya..." Jawabku dengan gemetar. Tubuhku masih lemas, tapi ada panas yang menggelora di antara pahaku.
363Please respect copyright.PENANA5KDNQK029n
“Iya gapapa non, non mungkin kecapean atau karna pijatan saya yang keenakan? Hehehe..” “Saya masuk dulu ya non, mau siap-siap kerja ke kebun..” ucapnya.
363Please respect copyright.PENANAl7rDKePXgW
Aku pun hanya merespon dengan mengangguk, setelah akhirnya ia masuk kedalam kamarnya, aku menyentuh celanaku.
363Please respect copyright.PENANAzbJxbrmSEZ
Basah.
Sangat basah.
363Please respect copyright.PENANAp7YSu3DWk1
"Dania... segitunya kah kau menginginkannya?" Jemariku menyusuri perutku yang panas, turun... turun... sampai menyentuh kain lembab yang menempel di kulit.
363Please respect copyright.PENANAJAu5HJ51BU
"Sange yang kau rasakan membawamu ke jurang, Dania!" Kutarik jari-jariku, melihat cairan bening yang melumurinya. Bau musky memenuhi udara.
363Please respect copyright.PENANA7goQ3i6EyS
"Pikiran yang memabukkan itu..." Mataku tertuju ke pintu—ke arah di mana Mang Yono menghilang.
"Jawabannya ada di sana." Kuhela napas dalam.
363Please respect copyright.PENANAfvbZTEjuCi
"Ini takdir, kan?"
"Apa aku memang ditakdirkan untuk merasakan ini?" Hari ini telah mengubah segalanya, dengan langkah goyah, aku berdiri.
363Please respect copyright.PENANAHj86kCam14
"Jika laki-laki bisa, kenapa aku tidak?" Kutanggalkan satu per satu "perempuan"-ku.
363Please respect copyright.PENANA5eM4vBsiB9
Satu... dua... tiga...
363Please respect copyright.PENANAOE3bLIEZtR
363Please respect copyright.PENANArbbDwWGFoF
Baca versi lengkapnya lihat dari profile penulis.
ns216.73.216.249da2