THE LAST MOMENT
Fang Zhelan selalu menunggu, sebagaimana Wei Bi menunggu. Bila waktu ini diperlama, maka sesuatu pasti terjadi Baik Fang Zhelan, Wei Bi, dan beribu -ribu jarak tetap tidak memisahkan cinta mereka.
Mereka adalah teman sejak kecil dan tumbuh di sekitar distrik Wuhou. Fang Zhelan bahkan sering menemani Wei Bi, dan menjadi satu - satunya teman. Mereka bahkan sering berman di Taman Jincheng, untuk sekedar makan hotpot, ngeteh di sana, atau sekedar menikmati pemandangan.
20 Juni 2023 - Sanya, Provinsi Hanan - Pantai Yalong Bai- Wei Bi dengan gaun one piece putih dan topi panama. - Musim panas
"Meski tak pernah tahu fashion, Wei Bi selalu cantik dengan pakaian apapun,"
Fang Zhelan menyentuh kekasihnya, Wei Bi, dengan gaun one piece putih yang ringan dan topi panama, Sapuan ombak melambai - lambai di telinga, meraba di kaki dan terasa sekali sejuk di musim panas. Pasirnya putih terang seterang senyuman Wei Bi. Airnya biru segar sebagaimana hubungan Fang Zhelan dengan Wei Bi. Mereka berdua ditemani pemandangan yang belum tentu orang lain bisa melihat.
Tidak hanya siang, malam pun mereka menginap di hotel belakang pantai Yalong Bay. Siapa bilang keindahan pantai hanya di malam hari? Fang Zhelan dan Wei Bi juga tidak hanya bermalam dari kaca hotel, tapi mereka memesan waktu dan tempat khusus agar bisa makan malam di depan pantai. Sapuan ombaknya memang lebih kencang, tapi tidak lebih dari menyapu kaki - kaki mereka, tanpa menghentikan senyuman bahagia mereka saat itu.
"Wei Bi suka sekali kepiting, meski tangannya nyaris kuat membuka cangkang kepiting tulang lunak. Aku sama sekali tak keberatan kalau Wei Bi menjadi anak kecil lagi, haha..."
Lalu hari itu diakhiri dengan Feng Zhelan malam - malam sendirian ke suatu tempat.
"Aku harap momen ini terus berlanjut," lalu, Feng Zhelan naik mengambil langkah ke arah genangan pantai di malam hari. Ia berdoa dan berbisik.
7 april 2024 - Yangshuo, Provinsi Guangxi - Sungai Li - Wei bi memakai hoodie - dan celana jeans putih. Aku memberinya syal putih tambahan. Anginnya bertiup kencang! - Musim Semi.
Fang Zhelan menyentuh kekasihnya, Wei Bi. Kini dengan hoodie dan jeans putih panjang. Seolah penampilannya sesak setelah Fang Zhelan memberi syal tambahan pada Wei Bi. Anginnya cukup kencang yang Fang Zhelan tak ingin kekasihnya batuk - batuk.
Dalam sebuah kapal bermesin dengan kecepatan tertentu berpijar pada sungai Li yang jernih. Hidangan utamanya adalah pemandangan yang memberi nutrisi pada penglihatan Fang Zhelan dan Wei Bi. Pemandangan tebing yang menjulang miring dengan kerutan seni dari alam, gua - gua misterius yang dalamnya pasti penuh misteri, serta hutan bambu yang hijau, kokoh, dan banyak serta ramah dipandang.
Sebenarnya Fang Zhelan ingin melakukan arum jeram bersama di Sungai Yulong, tapi tentu itu tidak mungkin. Bagaimana tidak? Fang Zhelan bahkan membatasi Wei Bi untuk tidak mengonsumsi bir, kecuali yang top markotop di tempat itu, Ikan rebus Yangzuo. Yaitu ikan air tawar yang dipotong - potong lalu direbus dalam saus yang diisi dengan tomat, cabai, bawang, dan sedikit bir.
"Aku tahu jelas betapa ia memohon untuk minum bir, tapi demi kebaikannya dan demi menjaga amanat pesan ayahnya, aku harus tegas. Well, kecuali Ikan rebus Yangsuo barangkali? "
Lalu hari itu diakhiri dengan Feng Zhelan malam - malam sendirian ke suatu tempat.
Feng Zhelan tetap naik satu langkah. "Aku harap momen ini terus berlanjut."
Dari tangga kuil terdekat. Dia berdoa dan berbisik.
9 September 2024 - Lembah Jiuzhaigou, Provinsi Sichuan. - Wei Bi dengan mantel, sarung tangan, syal, dan topi kupluk putih. Dia seperti orang - orangan salju di musim gugur, lucunya! - Musim Gugur.
Seolah isi kepala Fang Zhelan diputarkan video ketika mereka berdua terjebak di lembah surga dunia, Jiuzhaigou. Wei Bi lebih tenang dari biasanya karena memang sudah indah. Apalagi pepohonan yang beraneka ragam dan warnanya telah berganti oranye. Danau warna - warni dan Air terjun Nuorilang yang tinggi dan lebar. Mereka berdua hanya berjalan ringan seperti berjalan pagi di tengah surga itu. Air terjun Nuorilang yang airnya deras, tinggi dan lebar mengalir dengan tenangnya, seperti itulah suasana Fang Zhelan dan Wei Bi.
Tibalah saat mereka lapar, dan Wei Bi tidak ingin ke hotel untuk makan siang. Karena itulah mereka menuju cafe unik bergaya tibet. Temboknya warna - warni abstrak dan bukan kafe kecil pada umumnya. Bahkan di kursi jati yang dimodel pun punya warna - warni yang abstrak. Mereka ini totalitas abstrak, seperti apa yang dipikirkan Fang Zhelan.
"Aku yakin Wei Bi senang saat itu. Sebisa mungkin aku berusaha membuatnya senang,"
Lalu hari itu diakhiri dengan Feng Zhelan malam - malam sendirian ke suatu tempat.
Fang Zhelan sendirian berdoa dan melangkah di dekat Air terjun Nuorilang.
"Aku harap momen ini terus berlanjut..."
1 Januari 2025.
....
14 Februari 2025 - Gunung Huangshan (Yellow Mountain), Provinsi Anhui - pasti cocok kalau dia memakai pakaian yang cocok seperti kemarin... - Musim Dingin.
Fang Zhelan keluar dari kafe di Gunung Huangshan yang setinggi 1800 meter. Suasananya tidak terlalu sepi dan juga tidak terlalu ramai. Namun, bisa dikatakan hanya dirinya yang dengan tenang menyandar di pagar tebing. Tidak ada lagi bangunan selain kafe indah itu. Kafe itu dijuluki kafe lautan awan karena memang di waktu itu ada sedikit kabut awan yang menutupi. Fang Zhelan berada di puncak kemegahan dan paling tinggi, dari Gunung Huangshan.
Buku album itu ia buka lagi dan lagi. Tangannya berkali - kali menyentuh Wei Bi. Hari ini Fang Zhelan masih berharap momen itu berlanjut.
Fang Zhelan menaruh teh yang dipesan dari kafe itu di atas pagar batu tebing. Ia dengan hati - hati melompati pagar itu sehingga kini berdiri memandangi ke bawah sedalam 1800 meter dipenuhi awan berkabut yang bijaksana. Ia kemudian berdoa dengan hati yang terdalam.
"Sebenarnya aku masih berharap momen ini terus berlanjut..." ucapnya dengan tulus selues hatinya tanpa batas. Sebagaimana ia berdiri tanpa batas dengan awan kabut itu.
Fang Zhelan dengan hati yang berdebar, ia kemudian melangkah.49Please respect copyright.PENANAVD5VdVeU1K