
Sudah beberapa hari berlalu sejak kepulangan Rania. Rumah besar disebuah perkebunan itu kini kembali dipenuhi tawa tiga sepupu yang tak terpisahkan. Pagi hingga malam, ruang keluarga tak pernah sepi dari canda mereka.
Tapi di balik kehangatan itu, ada sesuatu yang menggelitik pikiran Nada.
128Please respect copyright.PENANAZk7ujqfYji
"Semakin hari, kok mereka berdua raut wajahnya terlihat lelah ya? Padahal kita kan gak pernah jarang ngobrol sampai begadang..." batin Nada suatu pagi, sambil mengamati lingkaran hitam samar di bawah mata Dania dan Rania.
Rasa penasaran itu terus menggerogoti, membuat indra pendengarannya semakin tajam.
128Please respect copyright.PENANAPZY5DUZl8B
Akhir-akhir ini, Nada sering terbangun oleh suara langkah kaki ringan di depan kamarnya di tengah malam.
128Please respect copyright.PENANAsxNm0OHhqT
Tap... tap...
Suara itu kadang berhenti tiba-tiba, membuatnya bingung. "Mungkin salah satu dari mereka haus dan turun ke dapur," pikir Nada.
128Please respect copyright.PENANAniJpFrSsTv
Tapi semakin hari Nada sering sekali mendengar suara langkah kaki yang keluar dari salah satu kamar malah kadang seperti bergantian.. “Untuk apa keluar kamar malam ya?” batin Nada.
128Please respect copyright.PENANAtz8vIiTNgJ
Malam berikutnya, Nada sengaja terjaga. Matanya menatap langit-langit kamar sambil menunggu.
128Please respect copyright.PENANAkVbo34TqHm
Tap... tap...
128Please respect copyright.PENANAtu4awgMRKR
Lagi! Suara itu muncul sekitar jam 2 pagi. Nada menahan napas, berharap bisa mendengar lebih jelas. Tapi seperti sebelumnya, suara itu menghilang begitu saja.
128Please respect copyright.PENANAfVCdZX0Q2A
"Ughhh tidur aja deh besok aku tanya mereka ajaaaaa!!..." batin Nada kesal, memutar badan dan memeluk gulingnya erat.
128Please respect copyright.PENANA8dujFAhoYo
***
128Please respect copyright.PENANATeTvCBeYeg
Keesokan Harinya
128Please respect copyright.PENANAtUC0Yn8EVV
"Kak Dania, Rania, kalian sering denger gak sih suara langkah kaki malem-malem?" tanya Nada sambil mengaduk nasi goreng di piringnya.
128Please respect copyright.PENANAwhvbeC4Lda
Uhuk.. uhukk
Dania dan Rania tersedak bersamaan.
128Please respect copyright.PENANAX6KfERN6PT
"Hah? Suara kaki?" Tanya Dania, matanya berkedip cepat.
"Ngg..ngghhhh jangan bikin takut ah Nada!" Rania menambahkan dengan suara sedikit lebih tinggi dari biasanya.
128Please respect copyright.PENANAPcijFh5Lkm
Nada mengerutkan kening. Reaksi mereka aneh. "Iya.. kadang aku terbangun denger suara langkah kaki. Aku pikir salah satu dari kalian. Tapi kok aneh ya? Sekali aku dengar, suaranya hilang begitu saja..."
Dania bermain-main dengan sendoknya. "Hah... itu.. beneran orang kan?"
128Please respect copyright.PENANAxHqKDVlddu
"Ya mana aku tahu kak! Aku gak berani keluar lihat. Kalau ternyata maling trus aku diperkosa gimana?" balas Nada dengan mata melotok.
Rania menggigil. "Ughh serem juga ya kalau gitu... ah kamu mah bikin aku takut aja Nada!"
"Apa kita minta tolong Mang Joko atau Mang Yono untuk jaga rumah?" usul Nada.
128Please respect copyright.PENANAcNAkq38gvR
Hemmm...
Dania dan Rania terdiam, saling melirik dengan ekspresi aneh.
128Please respect copyright.PENANAi3d793pfTA
128Please respect copyright.PENANAr9ApzjoEjJ
Baca versi lengkapnya lihat dari profile penulis.
ns216.73.216.82da2