Mala bekerja sambil kuliah di paris, setiap minggu Mala, Rawi, Damar dan kakek menghabiskan hari minggu mereka dengan video call.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbYa7HS1hrL
Rawi memperkenalkan seorang wanita berkebangsaan jepang pada mereka waktu video call, Midori namanya. Mereka sama-sama menempuh beasiswa s2 di belanda.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡINE1k6Q5t7
Berawal dari situ, mereka merasa cocok lalu memutuskan untuk berpacaran.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi511uWQPju
"Baguslah, kamu juga udah dewasa. Kalau sudah cocok ya bawalah Midori ke rumah." kata kakek206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlp8BuYiY1Z
"Iya kek, nanti aku omongin dulu sama dia. Rawi juga belum diajak ketemu sama orangtuanya." jawab Rawi
Tahun beikutnya Rawi menyelesaikan S2nya, Mala datang ke Belanda untuk melihat wisuda kakaknya. Kakek dan Damar melihat wisuda Rawi melalui video call.
Setelah wisuda, Rawi menemani Midori kembali ke Jepang untuk bertemu orangtua Midori. Rawi dan Midori memutuskan untuk bekerja dan menetap di Belanda. Setelah mendapat restu dari orangtua Midori, Rawi dan Midori mengunjungi kakek. Kakek menyetujui keinginan Rawi untuk memperistri Midori.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPe48snxQPW
"Kalau kamu sudah merasa pas ya segera. Kakek selalu merestui apapun pilihan hidupmu, lagipula kamu yang menjalani, bukan kakek ataupun orangtuamu." kata kakek saat Rawi menyampaikan tujuannya pulang.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh8pXDrjHpk
Mendengar kabar kakaknya akan menikah, Mala dan Damar sangat senang. Damar membantu Rawi untuk mempersiapakan segala kebutuhan pernikahan Rawi dan Midori.
Bulan Maret dipilih Rawi dan Midori untuk melangsungkan pernikahan. Orangtua Midori datang dari Jepang seminggu sebelumnya, juga Mala yang sudah dua tahun berjuang di paris.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnlF64b2MZg
Kakek dan Damar menjemput Mala di bandara, sementara Rawi dan Midori menjemput orangtua Midori.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡglsf2HG4pN
"Kakek... Damar... " seru Mala ketika melihat kakek dan Damar.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlPu02277dH
"Cucu kakek makin cantik sekarang." Kakek memeluk Mala, Damar mengambil bawaan kakaknya itu dan memasukkannya ke dalam mobil.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Vr7zeckWh
"Iya donk, cucu siapa dulu." Mala balas memeluk kakeknya.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNigoXMC4Go
Kakek masih sama seperti dua tahun lalu. Masih enerjik dan ceria.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb2AtKlYVLA
"Kirain kak Mala pulang ngga sendiri." kata Damar seusai menutup bagasi.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkHKg5t0MNE
"Ya sendirilah, emang sama siapa lagi." Mala menghampiri Damar dan memeluknya.
Di dalam Mobil, kakek mengajak Mala duduk di kursi belakang kemudi.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcNQoo9oqLD
"Gimana kuliahmu? Lancar?" tanya kakek206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpUNwMdedwk
"Lancar kok kek, tahun pertama agak berat sih. Mala kangen masakan rumah. Kangen kakek juga. Kalau pas musim dingin Mala sering merasa pengen nyerah terus pulang aja."206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ36GAyyp1p0
"Untung kamu ngga nyerah, jangan patah semangat. Kan itu pilihan Mala sendiri yang mau kuliah disana." pesan kakek.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdcoPvqKUM3
"Iya kek, berkat doa dan semangat dari kakek. Damar sudah luluskan tahun kemarin?" tanya Mala206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwS69XHBmSW
"Sudah kak, aku ambil kursus aja sambil kerja. Mau ngikutin kak Mala juga kerja sambil kuliah keluar negri." jawab Damar, matanya masih fokus dengan jalanan yang sedikit ramai.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡArC6FhXiFN
"Senang kakek kalau kalian sudah punya tujuan hidup." kakek tersenyum dan menepuk bahu Damar.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS3UxCsPwd7
"Tapi Damar cemas kalau kakek sendirian dirumah nantinya. Apa kakek ikut kak Mala aja? Nanti setelah Damar punya kerjaan dan tempat tinggal yang luas, kakek bisa tinggal sama Damar."206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt49tdLHAMn
"Ngga ah, kakek udah betah di rumah. Nanti ngga ada temen kakek main catur."206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjQ90cegWbC
Mala hanya tersenyum mendengar jawaban kakeknya.
Rawi yang sudah mengantarkan Midori dan orangtuanya ke hotel, menyambut adiknya di depan pintu.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ87Dg8QwsmV
"Gimana di Paris dek? Cocok?" Rawi memeluk Mala.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ85RNG66q7c
"Ya gitulah kak, awalnya aja sih kaget sama cuacanya, tapi sekarang udah mulai beradaptasi kok." ujar Mala206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKYoB65qJD1
Rumah yang biasanya sepi kini ramai, senyum kakek terus mengembang sepanjang sisa hari itu.
206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoqswENtymZ
Pagi itu Mala, Midori, dan ibunya harus pergi ke salon untuk makeup, Damar mengantar mereka.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz5rwEMfIgG
Kakek yang ikut terbangun pagi itu tidak bisa tertidur kembali.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxHwmxAwWaF
Rawi memutuskan untuk menemani kakeknya jalan pagi di sekitar komplek rumah mereka. Setelah satu jam berkeliling mereka kembali dan bersiap-siap untuk menuju tempat pernikahan.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH8x73J3Zur
Rawi mengenakan setelan jas biru muda dan Midori memakai gaun putih, saling memakaikan cincin pada jari manis. Berikrar untuk sehidup semati.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvJjuqeYQUO
Kakek dan Damar juga ikut mengenakan setelan jas dengan warna biru yang lebih gelap, Mala memakai gaun berwarna lavender. Mereka bertiga terharu menyaksikan peristiwa sakral itu. Saat acara haru sudah berakhir dan sudah beralih menjadi suasana gembira, Mala mengedarkan pandangan dan melihat Anita berjalan ke arah Rawi yang tengah berbicara dengan teman-temannya.
"Hei Rawi." sapa Anita206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUKFK96FPGk
"Hei Nit, kenalin ini istriku" Rawi menoleh ke arah Midori dan berbicara dalam bahasa belanda "schat, dit is mijn studievriend, Anita."206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwS99UBEwTY
Midori dan Anita bersalaman.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgJttU5VG59
"Aku kira kepulanganmu kali ini bukan untuk menikah, aku pikir kita mungkin bisa mencoba lagi hubungan kita. Tapi kamu sekarang malah sudah menjadi milik orang lain." kata Anita206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJoFIL0ITaA
Rawi hanya melihat Anita sekilas lalu menjawab "Maaf aku harus menyapa tamu lain." Rawi menggandeng tangan istrinya dan meninggalkan Anita.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtkNWcqVG30
"Udahlah Nita, Rawi sekarang sudah menikah." Edwin mengampiri Anita dan mengajaknya untuk duduk.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ArBEyfhfu
"Kamu ngga paham Win, aku sudah lama suka sama Rawi, aku yang lebih lama kenal sama dia. Kenapa sih Win, Rawi ngga pernah bales perasaanku? Apa yang salah dari caraku?"206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJJu7kXPqBd
"Caramu ngga salah, tapi mau gimana lagi kalau memang Rawi ngga suka sama kamu. Samakan kayak aku ke kamu. Aku suka sama kamu tapi kamu ngga pernah mau sama aku. Rawi masih mau coba jalan sama kamu, tapi kamu ngga pernah mau coba buat jalan sama aku Nit. Sekarang kalau aku tanya salah aku apa, kamu bisa jawab ngga? Kemungkinan itu juga jawaban Rawi buatmu." Anita hanya diam mendengar perkataan Edwin.
Mala, Damar dan kakek kembali ke rumah. Rawi dan Midori tidak akan tidur di rumah malam itu.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwfIOUSNJYp
"Kakek lega kalau Rawi dan Mala sudah bisa memaafkan Aji. Mau bagaimanapun dia tetap ayah untuk kalian." kata kakek tiba-tiba pada Mala dan Damar.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEYmwj5kiIh
"Iya kek, kak Rawi pasti sudah memaafkan ayah." kata Mala menanggapi kakek206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ23OhoJDfVC
"Melihat kalian bertiga akur juga membuat kakek bahagia. Kakek jadi bisa tenang kalau ketemu nenekmu nanti." ujar kakek yang menatap nanar pada foto keluarga mereka.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvzhIBxgLRR
"Kakek ngga capek? Istirahat dulu kek, sudah malam juga." Kata Damar 206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWFv0VavUCs
Mala berpamitan dengan kakek dan Damar, kelelahan langsung menghampirinya setelah mandi. Tak butuh waktu lama untuk Mala jatuh tertidur.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQhr5WGIiEl
Teriakan Damar dari lantai bawahlah yang akhirnya membangunkan Mala dari tidur lelapnya.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQg9o5zwLXQ
"Kenapa dek?" tanya Mala segera berlari turun dan menghampiri adiknya.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVnMZLbubXw
"Kak, kakek kak.." hanya kata itu yang terus terulang dari mulut Damar, Mala merasa darahnya naik ke kepala, matanya yang setengah mengantuk kini terbuka lebar. Mala bergegas masuk ke kamar kakek.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkMoRHh1BWL
Kakek berbaring di tempat tidurnya, matanya terpejam, bibirnya seolah tersenyum.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkMLHw9hoS3
"Kek..." panggil Mala, Mala menguncangkan bahu kakek, tubuh kakek terasa dingin, di dekatkan telinganya ke wajah kakek, nafas kakek sudah tidak terdengar. Mala merasa kakinya menjadi lemas, dengan berpegangan ke tembok, Mala mengambil nafas dalam dan berkata pada adiknya206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS5d4yn3Ms1
"Telepon Kak Rawi, panggil pak RT sekalian kesini."206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuVOq00h5eP
Damar segera menjalankan perintah kakaknya dan berjalan menuju rumah ketua RT, sekaligus menelepon kak Rawi.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcyhqfKUVsX
Mala menuju telepon di ruang tamu, memencet nomor yang selalu dihafalkannya dan untuk pertama kali dia menelepon nomor itu.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyKHRlPvhap
"Halo..."206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDYVDrm7H18
"Ayah, ini Mala. Bisa ke rumah sekarang? Kakek meninggal." kata Mala, tanpa menunggu jawaban ayah, Mala menutup telepon dan kembali ke kamar kakek.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOkOIOyDqoA
Mala memeluk tubuh kakek dan menangis.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmimRSnO37R
206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIOspw4VLgi
Damar kembali dengan ketua RT. Mala menepi untuk membiarkan Pak RT memeriksa keadaan kakek "Kalian yang tabah ya." ucap pak RT, yang kemudian pergi untuk berkoordinasi dengan warga.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKyd7pULdlT
Damar memeluk Mala dan ikut menangis bersama kakaknya.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGCaIe0pvsZ
Tak lama Rawi dan Midori datang.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoUONVUCYxW
"Kakek..." panggil Rawi, airmatanya tumpah saat melihat kakeknya. Rawi memeluk tubuh kakeknya, Mala dan Damar ikut memeluk Rawi.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm7RvYZOWeq
"Mala..." Ayah masuk ke rumah dengan di temani tante Dewi. Damar menghampiri ibunya dan menangis dalam pelukan tante Dewi.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmsHaWwkAbB
Mala menarik kakaknya berdiri untuk memberikan waktu pada ayah.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7tIHtqwKYe
Midori memeluk kedua kakak beradik itu sementara ayah mereka menghampiri kakek.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQZPJAf50HZ
Hari itu terasa seperti mimpi untuk Mala dan Rawi. Rasanya baru saja kemarin kakek masih sehat dan tertawa bersama mereka.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUw9kv7cDSy
Pada saat pemakaman, Valen datang dan menemani Mala melalui kesedihannya.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBuoZ2eIBIj
Saat nenek berpulang dulu, suasana rumah memang sedikit berbeda tapi sekarang ketika kakek juga pergi. Rumah benar-benar terasa sepi dan dingin.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHWYGKelMWc
Ayah dan tante Dewi menginap di rumah malam itu.
Tujuh hari setelah kakek meninggal, Mala, Rawi dan Midori kembali mengunjungi makam kakek dan nenek sebelum mereka akan berangkat ke negara tujuan mereka.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgmXVv7hgBz
Damar, ayah dan tante Dewi sudah ada disana saat mereka datang.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBCIlldCB7c
"Maafkan Aji, pak, bu." Mereka bersama-sama berdoa untuk kakek dan nenek.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBiKxr1zncz
"Mala, Rawi, kalian mau kemana?" tanya ayah.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7E60QeoT7j
"Makam ibu." jawab Rawi singkat
Rawi membersihkan rumput liar di makam ibunya sambil bercerita dengan Midori.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiGsCM7snhK
Mala menoleh saat mendengar langkah kaki mendekat, Ayah, tante Dewi dan Damar berjalan menuju makam ibu.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHkg62xhTca
Selesai berdoa untuk ibu mereka, Mala, Rawi dan Midori pulang terlebih dahulu.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDarV2V4p8V
Samar-samar terdengar oleh mereka "Maafkan aku Shinta" kata tante Dewi"206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHO9t25YyTM
"Maafkan aku juga Shinta yang tidak bisa menjadi suami yang baik untukmu."
Ayah dan tante Dewi memutuskan untuk tinggal di rumah kakek nenek, tentunya dengan ijin dari Rawi dan Mala. Kakek memberikan rumah itu untuk Rawi dan Mala dalam surat wasiat yang ditinggalkannya, namun karena mereka tidak ingin rumah itu kosong dan Damar merasa kesepian, maka Rawi dan Mala membiarkan Ayah dan tante Dewi untuk tinggal disana.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgcXwnrcIsy
206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcsDFBEV6Dy
Satu tahun setelah kepergian kakek, Damar berangkat ke Belanda untuk berkerja dan berkuliah disana.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmSM6J3s1Ss
Kegiatan video call setiap akhir minggu masih terus mereka lakukan.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc60VXXpNHF
Tahun kedua pernikahan Rawi dan Midori, Mala dan Damar mendapat kabar bahagia, mereka akan segera memiliki keponakan. Midori melahirkan putra yang sangat lucu, Rawi dan Midori menamainya Akira.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Rc1bLK02W
"Aku merasa tua sekarang, sudah jadi om." kata Damar yang tengah menggendong Akira. Midori dan Rawi tertawa mendengar perkataannya.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ79EMVu6ZUx
"Mala jadi pengen pindah ke belanda deh, biar sering ketemu keponakanku yang lucu." wajah Akira yang tengah tertidur membuat Mala merasa gemas.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcneDYwdotT
"Yang serius kuliahnya dek, kalau udah coba cari kerja di belanda, biar kakak sama Midori punya waktu berdua. Lumayan kalau ada kamu sama Damar. Ada babysitter gratis." kata Rawi
Mala lulus setelah empat tahun berkuliah dan memutuskan untuk bekerja pada perusahaan besar di kota kelahirannya. Sebulan sekali disempatkannya waktu untuk mengunjungi makam kakek, nenek dan ibu.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9NZzUvPshy
Mala tinggal kembali di kamar lamanya, hanya saja bukan dengan kakek nenek melainkan ayah dan tante Dewi.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ02pNRIdHIp
Hubungan mereka tidak bisa dibilang hangat atau dingin. Mala lebih sering di kamar setelah makan malam dengan alasan capek setelah bekerja. Ayah yang sejak dulu memang jarang berbicara dengan Mala pun tidak berubah. Namun sesekali Mala dan tante Dewi pergi belanja atau ke salon bersama.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBBAdCdsZf4
206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKFKywE8KN3
Valen sudah menikah dan bercerai, pernikahannya terjadi saat Valen masih di tahun ketiga kuliah, hubungan pernikahannya dengan adik kelas itu tidak bertahan lama.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSoJ6ynWUMb
Valen harus berjuang untuk anaknya, Misha yang masih dua tahun. Mala membantu Valen untuk mencari pekerjaan dan mereka berakhir pada perusahaan yang sama tapi beda divisi. Valen suka mampir ke rumah Mala, melihat Misha, tante Dewi menawarkan Valen untuk menitipkan Misha padanya.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsOkID7ZvGJ
Maka Mala sekarang punya teman berangkat dan pulang kerja.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7mUYruajIf
206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYLCELjk5Fd
Kabar Dio akan menikah sampai di telinga Mala. Setelah kepulangannya, Mala belum berkabar sama sekali dengan Dio. 206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡznAHeT4vJ7
"Mal, kamu dapat undangan nikahan Dio ga?" tanya Valen saat mereka dalam perjalanan menuju kantor pagi itu.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr6N18rO58b
"Ngga tuh, kapan nikahnya?" tanya Mala yang sedikit terkejut dengan berita itu.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUBMrcQS4qZ
"Besok minggu, mungkin dia ngga tau kalau kamu sudah pulang. Temenin aku ya ke nikahan Dio."206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2RtuMeDZOh
"Iya mungkin, Ya ntar aku temenin."206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSYlM5CNM7A
Hari minggu, Valen dan Misha mengenakan gaun dengan warna senada, merah muda. Menunggu Mala di ruang tamu.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNkNhYjS4oz
"Duh cantiknya Misha." kata tante Dewi yang menggendong Misha206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡydX9Xy7tZh
"Iya donk oma, Misha kan mau ke pesta." Valen membiarkan tante Dewi memanggil dirinya Oma pada Misha.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4EJUNw0L2L
"Cucu oma cantik, foto dulu ya buat kenang-kenangan." tante Dewi memberikan ponselnya pada Valen.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlC2oUjbjhY
"Ayo Len" kata Mala melihat tingkah tante Dewi hanya geleng-geleng kepala "Sudah tante, nanti Misha jadi ngga mau pergi loh."206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡayjfa2Xwqe
Valen mengembalikan ponsel pada tante Dewi setelah mengambil puluhan foto.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfub6A5wCrV
"Iya iya." tante Dewi memberikan Misha dalam gendongan Valen yang di iringi rengekan Misha.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD2f9w7yIAQ
"Nah loh." ujar Mala 206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2JdrvTp1xz
Valen dan Mala berhasil membujuk Misha untuk tenang, mereka bergerak menuju tempat pernikahan Dio.
Mala berjalan menuju pelaminan untuk bersalaman.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2IuH6IQuEx
"Selamat ya Dio." kata Mala saat menjabat tangan Dio206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVANr4jawKG
Dio terkejut melihat Mala "Aku kira kamu ngga akan pernah pulang lagi."206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSdmklSVSEX
"Dulu aku kira juga begitu, selamat ya." Mala menarik tangannya dari genggaman Dio.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj7Bvx7pfCr
Mala melihat Valen dan menghampiri sahabatnya yang terlihat akan menghabiskan seluruh makanan di atas meja.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZaQP5uVKDy
"Ibu Valen laper banget ya kayanya, sampai lupa belum salaman sama pengantinnya." Mala menggoda sahabatnya itu.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU2vTa5PXWM
"Enak aja, aku juga ngambilin bagianmu tau. Lagian pengantinnya juga belum mau pulang, abis makan baru salaman terus pulang" kata Valen dengan senyum nakal206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcCX04k9Zkq
"Bagian pak RT sama pak RW ngga sekalian?"206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQDWTg1yDf8
"Ish.. Nih ambil sendiri kalau gitu." Valen mengulurkan piring kosong ke Mala.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzcygocrnQr
"Kamu aja yang ambil, aku gendong Misha aja." Mala menggendong Misha dan berjalan menjauh dari antrian.
"Mala..." Panggil Dio yang kini berdiri di depannya.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpBWRGOcB1o
"Eh Dio, laper juga? Mana istrimu?" tanya Mala206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdOPWtkI2az
"Aku mau ngomong sebentar sama kamu."206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9WCns0cyWB
"Ngomong apa?"206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOr9fre0eZC
"Sebenernya aku masih ingat janji kita waktu itu, aku masih suka sama kamu."206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNrPyNU6tp4
"Terus?"206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRTamnTs6LA
"Kalau aku bisa batalin pernikahan ini, kamu mau menikah denganku?" Pertanyaan Dio membuat Mala tertawa.206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSzKc1u3tVG
"Ngga makasih, kamu sudah nikah jadi fokus saja sama pernikahanmu. Jaga istrimu baik-baik. Kita memang ngga berjodoh. Jadi lebih baik kamu lupain aja perkataan kita waktu dulu."206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV1IY7rcpkD
"Aku menyesal tidak menunggumu lebih lama lagi." Dio menundukkan pandangannya206Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5KF4o7bz1b
Mala hanya tersenyum dan pergi menghampiri Valen yang tengah mencari-cari Mala dan Misha.
