Cake berdeham sejenak, memastikan kerongkongannya tidak parau. Tangannya mengulur mengembalikan amplop itu, lalu membuang pandangannya sejenak. Cake menelisik mata Lady De Polcester yang masih tampak ketakutan.
“Lalu apa yang dilakukan mereka sekarang?” tanya Cake, berpaling ke satu per satu insan.
“Tenggat waktunya sekitar dua mingguan.” Bibi Mildsven mengulurkan surat untuk diberikan pada Cake. “Surat ini diantar langsung oleh salah seseorang dengan mobil van hitam saat saya sedang menggunting rumput di depan.”
Cake memeriksa surat itu sejenak. Surat itu berisi instruksi untuk pertukaran keselamatan nyawa Mlle. Ren dengan uang satu juta pounds dan sampel hasil akhir percobaan milik Michizaburo Shio. Menerima surat itu, Cake berpaling singkat pada Bibi Mildsven. “Secara langsung?”
“Yeah.” Bibi Mildsven mengangguk yakin.
“Lalu sampai saat ini, apa ada informasi lain? Misalnya hasil pantauan dan kecurigaan – kecurigaan?”
(Saya diberikan beberapa foto oleh Agnes yang gambarnya menunjukkan tiga orang. Dua wanita dan satu pria yang rambutnya kribo nan unik. Lady De Polcester memberi tahu satu per satu.)
(Pria berambut kribo itu bernama Grunt Wilchard, Wanita berambut pirang setengah hitam adalah Sistine Bruness. Sedangkan wanita dengan wajah agak asia, adalah Ren Shiomi.)
“Ren Shiomi adalah anak saya. Dengan memalsukan kematiannya lalu membesarkannya pada panti asuhan, saya terlalu naif berpikir kalau itu aman. Bibi McMurtagh adalah pengasuhnya meski hanya dua tahun setelah Ren berumur tujuh lalu meninggal. Ia kemudian diasuh oleh Bibi Thompson, yang kemudian berliau memperkenalkan saya dengan Bibi Mildsven. Saya juga tahu bahwa Ren dulu akrab dengan dua anak ini, Grunt dan Sistine,” jelas Lady De Polcester, sambil menunjuk foto wanita berwajah blasteran asia eropa.
“Maaf sebelumnya, Bukannya anda telah berhenti bekerja? Anda diberitahu informasi mengenai kondisi Mademoiselle Ren secara berkala dari siapa?”
“Ah, kadang Agnes, kadang Nona Beryl. Well, saat itu saya bekerja di tempat baru. Untuk informasi itu saya akan berikan ketika anda menyelesaikan masalah ini. Tentu saya berani jamin kalau informasi tersebut tidak ada sangkut pahutnya dengan masalah ini.”
(Saya agak sangsi saat Lady De Polcester mengatakan itu. Tapi barangkali beliau memang benar, lagipula untuk apa menjaga rahasia yang justru menghalangi keberhasilan kasus?)
“Hm… silahkan lanjutkan,” balas Cake singkat.
(Lebih jauh, Lady De Polcester mengatakan bahwa setelah umur 12 tahun Ren meninggalkan panti asuhan untuk merantau membuatnya panik. Lady De Polcester berpikir salah satu pihak panti asuhan sengaja membiarkan Ren kabur. Lady De Polcester mulai meragukan kepercayaan. Karena tidak ada waktu, ia menyuruh Agnes, satu – satunya yang dia percaya, untuk memata – matai Ren seiring berjalannya waktu.)
(Dan di saat yang bersamaan, ia mengambil Sistine dan Grunt untuk disekolahkan ke tempat lain, agar suatu saat bisa melindungi buah hatinya, Ren.)
“Yeah… aku selalu tinggal seapartemen dengannya…. Waktu SMA ia menyesali tinggal di Inggris yang biaya hidupnya mencekik leher perlahan. Karena itu… aku perlahan mendekatinya… mengobrol, lalu merekomendasikannya ke Scotland. Apalagi pada akhirnya dia memutuskan kuliah. Karena pada akhirnya dia memutuskan pindah, begitu pula denganku,” jelas Agnes, sambil melumat anggur tanpa beban.
“Apakah tidak ada tanda – tanda orang yang mengikutinya selama kau diam – diam membuntutinya, Agnes?” tanya Cake. Disandarkan dagu Cake pada kedua tangannya yang disatukan tegak pada meja.
“Well… agak susah mengakuinya…,” sahut Ren agak sangsi. “Hanya sekelibat sih, tapi sudah cukup mengonfirmasi untuk melakukan perencanaan berikutnya. Mereka memang cerdik,”
(Agnes melanjutkan, bahwa dirinya mendaftar pekerjaan sebagai petugas kebersihan di universitas yang Ren masuki yang kebetulan membuka lowongan pekerjaan. Agnes tentu beruntung, karena tak perlu mendaftar menjadi mahasiswa yang tentu akan mengeluarkan budget lebih mahal. Cepat atau lambat, Agnes memperhatikan Ren dan lagi – lagi menyewa flat kecil dekat dengannya. Hingga hari demi hari, Agnes mendapati suatu keanehan.)
“Agnes sempat berdebat denganku suatu malam saat saya lelah pulang bekerja. Bahkan sempat di tengah malam di hari yang berbeda, ia sempat mendatangi saya,” kata Lady De Polcester berpaling pada Agnes.
“Aku hanya berpikir melalui metodeku. Ini hanya diantara aku atau Madame De Polcester yang salah,” balas Agnes. Ia memejamkan matanya berkesan membuang muka atau mengatakan “firasatku tak enak.”
“Karena Agnes mengetahui Ren bersama Sistine dan Grunt, sedangkan dua orang tersebut tidak mungkin ada di sana karena anda…?”
“Telah mengirimkan mereka berdua di sekolah lain. Saya berniat memetik buah yang telah matang nantinya. Mereka telah berutang budi pada saya. Karena itu, saya balik meyakinkan Agnes, bahwa Grunt dan Sistine yang Agnes intai, bukan yang asli,” ujar Lady De Polcester dengan yakin.
(Agnes dan Lady De Polcester waktu itu sepakat untuk memfokuskan pada dua orang itu, Grunt dan Sistine yang lain. Siapa mereka sebenarnya? Jika itu memang begitu, untuk apa dan darimana mereka tahu tentang dua orang tersebut? Itulah yang menjadi kesimpulan perdebatan mereka waktu itu.)
(Memanglah tidak mudah dan butuh ketelatenan, Agnes menyadari bahwa dua orang itu sangat minim jejak kecerobohan. Agnes berpendapat bahwa dua orang itu kompak saling kompeten untuk saling melindungi satu sama lain, baik sikap, perlakuan dan kebiasaan. Mereka tampak seperti pasangan natural. Hingga pada saat Agnes katanya menemukan sesuatu.)
“Kau menemukan mic ear?” tanya Cake.
“Cepat atau lambat… bila yang dikatakan Madame benar….Tidak ada… tidak ada yang lebih baik dari petugas kebersihan, bahkan tidak ada kecurigaan meski masih bertugas di malam hari…. Aku menemukan benda itu di mulut toilet… tepat saat wanita bernama Sistine itu keluar. Sepandai – pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Kurang teliti… dan sebagainya… benar – benar seperti yang kuharapkan…,”
(Di titik itu, Agnes terus menarik kailnya hingga permukaan. Pada akhirnya ia tahu bahwa Sistine selalu mengendap dalam toilet, saat itulah Agnes mendiami bilik lainnya untuk menguping.)
(Agnes kini yakin kalau pernyataan Lady De Polcester benar. Dari suara percakapan yang didengarnya bahwa mereka tidak akan menyerahkan Ren sebelum mendapat apa yang mereka incar. Agnes curiga bahwa wanita itu sering main ke flat Ran dan menemukan yang ia maksud. Menjadikannya motivasi untuk berusaha merebut.)
“Dengan kata lain, karena benda itu berharga mereka memberi waktu, itulah sisi baiknya. Masalahnya adalah-“
“Mereka akan mengeruk harta Lady De Polcester dan tidak memberikan jaminan utuh. Mengambil semuanya dari kejauhan lalu berpesta ria!” seru Bibi Mildsven dengan geram, sambil menabrakan kepalan lengan kanan pada telapak tangan kirinya dengan kencang.
“Oui!” Cake mengangguk setuju.
(Kemudian saya segera menanyakan soal benda itu, dan Lady Polcester menjawab benda itu adalah sebuah kalung batu permata safir. Lady De Polcester dan suaminya berinvestasi pada hal unik demi keselamatan yang mereka yakini. Mereka menyewa jasa pengrajin di daerah Wales, membuat sebuah kotak kayu yang sangat kuat untuk menyimpan rahasia. Sembari telah menyiapkan dua permata, ruby dan safir dengan ukuran yang sama sebagai kuncinya. Saya tidak mengerti jalan pikir Lady Fogarty De Polcester, ataupun Monsieur Michizaburo Shio.)
“Menyimpan cinta dengan perlindungan. Kalung rubi itu berada di kotak sebagai cinta, sedangkan kalung safir itu saya berikan pada Ren. Itulah filosofi dari yang suami saya buat. Tentu saya sangsi terhadap hal ini sebelumnya, tapi dia menyuruhku untuk tetap percaya. Katanya dengan berkelakar suatu saat, orang akan memahami caranya dan menyebutnya si penyelamat yang gila,” ucap Lady De Polcester yang tertawa getir.
Cake sebenarnya ingin melihat kotak itu, namun mengingat kliennya ini hanya membagi informasi yang hanya ingin dibagikan dan dirasanya perlu, ia tidak jadi. Namun satu hal yang ia pikirkan saat ini, atas tujuan apa suami Lady De Polcester melakukan hal yang ceroboh?
“Saya bagaimanapun masih keberatan dengan hal itu, milady! Menyerahkan barang bernilai itu pada putri anda, hanya akan memperkeruh masalahnya! Barangkali pada persimpangan lain, kita tak hanya akan berhadapan dengan para bajingan itu. Tapi bajingan lainnya!” seru Bibi Mildsven dengan dongkolnya.
Cake sangat setuju dengan pernyataan Bibi Mildsven, namun di samping itu ia menimbang dari karakter suami Lady De Polcester yang katanya punya ide unik. Cake menundukkan kepala seraya menggali tanah akal otak keranya.
(Sesaat saya berfikir suami Lady De Polcester adalah visioner. Dengan memasukkan asumsi itu, paling tidak saya mendapat kesimpulan sendiri yang tak terduga. Kalung itu mungkin dimasukkannya sebagai peran, bukan sekedar benda. Begitu urutannya telah ditentukan, maka siapapun yang tidak waspada tidak tahu menahu alasannya.)
(Dengan begitu, saya mulai bertanya pada diri sendiri, bagaimana kalung safir itu diberikan peran? Secara alami memang batu itu membuat mata para bajingan melirik tajam. Lalu otak kera ini saya paksakan untuk menggali potensinya. Hingga lahirkan pendapat bodoh lainnya.)
(Kalung safir itu diberikan di waktu khusus dan tepat, kemudian diketahui oleh orang khusus dan tepat, melahirkan persepsi yang kuat. Sehingga bila orang biasa mengetahui hal ini, mereka patut dicurigai. Ini akan mempermudah seleksi, jaring laba – laba emas yang menawan dan menangkap mangsanya.)
“Melalui siapa anda memberikan kalung itu?” tanya Cake, dengan reflek kepalanya mendongak dan berpaling pada Lady De Polcester.
“Bibi McMurtagh, pengasuh pertamanya,”
“Lalu apakah anda memberi pesan – pesan tertentu?”
Mata Lady De Polcester berputar memandang ke bawah agak menyerong. Bibirnya bergerak kecil hendak membuka dengan ragu – ragu.
“Sa-saya selalu kepikiran hal ini, tapi… saya berusaha mengikuti amanah suami. Saya berpesan agar Ren tidak menjual kalung itu apapun yang terjadi, karena kalung itu adalah kalung perlindungan. Melindunginya dari Roh jahat, hantu dan lainnya,” jelas Lady De Polcester, bola matanya tepat memandang Cake dengan tegang. “A-apakah mu-mungkin saya salah?”
“Non, saya yakin suami anda tersenyum melihat dari atas,” Senyuman Cake terbuka tipis. Bukan senyuman sedih, tapi kepuasan.
ns216.73.216.21da2