
Semenjak apa yang terjadi di pos satpam bersama Pak Salim, aku jadi sering salah tingkah. Ada perubahan kecil pada diriku. Seperti sering merias wajahku agar lebih cantik saat bertemu Pak Salim dan memakai pakaian yang paling sexy yang aku punya. Ah, inikah yang namanya bucin? Seumur-umur aku belum pernah merasakan bucin.
7647Please respect copyright.PENANAdgI1oSWEAS
Perasaanku pun yang beberapa hari yang lalu sempat memberi ruang untuk Aldo, kian lama kian memudar. Muncul perasaan lain yang lebih dominan yang memberi ruang untuk Pak Salim. Aku tak tau, apa yang terjadi pada diriku.
7647Please respect copyright.PENANArLeHZJHzJZ
Baru saja aku sedikit lega karena perasaan bahagia, lagi-lagi orang tuaku bertengkar hebat. Sempat kututupi telingaku dengan earphone agar aku tak mendengar pertengkaran mereka. Namun percuma saja, suara pertengkaran kedua orang tuaku tetap terdengar meski sayup-sayup.
7647Please respect copyright.PENANAPZDVcc86qw
Saking kesalnya, aku turun ke lantai bawah dengan emosi. "Pa, Ma... Nggak malu apa tiap hari berantem?" tanyaku.
7647Please respect copyright.PENANAiJ6dFyuuo1
"Ini memalukan, Fa..." kata Papa.
7647Please respect copyright.PENANAfPidIHxaSv
"Maksud, Papa?" tanyaku penasaran.
7647Please respect copyright.PENANA7heWE284gA
"Terlalu rumit buat dijelaskan..."
7647Please respect copyright.PENANAYgphSswNbB
Lagi-lagi aku bingung dengan perkataan Papa yang setengah-setengah, ambigu.
7647Please respect copyright.PENANArAq0ODrpaf
"Ini terjadi karena kesalahan, Papa juga..." kata Mama.
7647Please respect copyright.PENANAF5x0CDJ4DJ
"Hah? Aku bingung..." kataku.
7647Please respect copyright.PENANAkL3v3Y80QM
"Ya, ini juga kesalahan Papa juga..." kata Papa yang semakin berbelit-belit.
7647Please respect copyright.PENANAL1RAcdXBuq
"Sebenarnya apa yang terjadi? Jangan bikin aku bingung dong, Pa... Ma... " kataku kesal.
7647Please respect copyright.PENANAjbHjiRPbvM
"Bukan kesalahan Mama, kalo sekarang Mama jadi simpanan si Kyai brengsek itu... "kata Mama mendengus kesal.
7647Please respect copyright.PENANAWKajv8iE2j
"Kyai brengsek? Siapa, Ma? Mama selingkuh?" tanyaku.
7647Please respect copyright.PENANAbqoRHtZuPH
Kulihat tangan Papa terkepal, dengan wajahnya berubah menjadi merah padam.
7647Please respect copyright.PENANATJTzBxtBrY
"70% saham perusahaan, milik Mama. Papa kudu inget, modal awal berdirinya perusahaan dari Mama. Dari orang tua Mama," kata Mama.
7647Please respect copyright.PENANAQbtN67lgsx
"Iya, aku paham, Ma..." kata Papa lesu.
7647Please respect copyright.PENANAiVUsXwQ3aG
"Mama tau, yang menjalankan perusahaan Papa. Dan bisa berkembang kayak sekarang. Cuma, kesalahan kita. Bukan Papa doang ya, Mama juga ngerasa bersalah. Kita terlalu percaya sama Kyai brengsek itu... "
7647Please respect copyright.PENANAhQPjWrCZUY
"Kyai brengsek itu manfaatin kita, dengan pura-pura membantu kita buat urusan sengketa tanah. Ternyata dia lah beking yang menggerakkan massa, karena tanah yang diperebutkan. Trus Kyai brengsek itu mencoba menekan Papa, agar ngerasa utang budi. Bukan kamu doang, Fa yang menjadi tumbal tapi juga, Mama..." kata Mama sambil mendengus lesu.
7647Please respect copyright.PENANARabfHXaCBl
"Trus, Mama dijadiin gundik sama Kyai itu kah?" tanyaku tidak mengerti.
7647Please respect copyright.PENANA1Fpg6UM6ZI
"Iya, Mama nggak bisa berbuat apa-apa, Fa. Kamu tau apa perjanjiannya? Setelah kamu menikah sama Akbar, perusahaan wajib diwariskan ke Akbar... Dan kalo Mama menolak buat dijadiin pelampiasan nafsu bejat si Aziz itu..." kata Mama lemah.
7647Please respect copyright.PENANAjRBSnRLIXK
"Mama diancam apa?" tanyaku ikut terbawa emosi.
7647Please respect copyright.PENANAEf0PAEWEyq
"Kamu yang bakal dijadiin mangsa selanjutnya... " kata Mama tertunduk lesu.
7647Please respect copyright.PENANAz8ACqRBfZb
"Aku nggak terima, Ma. Pernikahanku sama Akbar harus dibatalin!" kataku.
7647Please respect copyright.PENANAnJkwg61JP9
"Nggak bisa, Fa. Masalah ini udah merembet kemana-mana. Si Aziz itu licik, dia bisa menghalalkan segala cara demi tujuannya," kata Mama.
7647Please respect copyright.PENANAhNxNrXkj8G
"Aku nggak mau, Ma kayak gini... Aku nggak mau nikah... " kataku mencoba menyangkal kenyataan yang aku hadapi sekarang.
7647Please respect copyright.PENANACUZh9G87CW
"Aziz juga mencancam buat mencemarkan nama baik Mama, Fa... " kata Mama.
7647Please respect copyright.PENANAwwIY7sZxWu
Papa memegang telapak tangan Mama, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
7647Please respect copyright.PENANA9THSMzFGZE
"Dia mengancam apalagi Ma, Pa? Tolong katakan!" kataku mendesak Mama dan Papa.
7647Please respect copyright.PENANASVYL9f4SDA
"Maaf, Fa. Mama nggak bisa cerita sekarang. Terlalu berat buat Mama... Maafin Mama" kata Mama terisak.
7647Please respect copyright.PENANAlUd2aSVfNT
Kuembuskan nafas panjang, mendengar kisah pilu yang dihadapi keluargaku. Dadaku pun terasa sesak. Rasa-rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.
7647Please respect copyright.PENANAKSiOSDufJH
Kulihat Mama jatuh meringkuk, dengan tangisan yang menyayat hatiku. Aku ingin membantu Mama, mengurangi penderitaan Mama. Namun, aku pun bingung dengan masalah yang kuhadapi. Bahkan Papa pun, tak mengucapkan sepatah kata pun. Emosiku pun ingin meledak karena melihat Papa yang tidak berdaya. Aku benci Papa, Papa terlalu lemah. Bahkan saat keluarganya terjerat ke dalam perangkap iblis pun, Papa hanya diam saja membisu.
7647Please respect copyright.PENANAswcNsU81JF
"Pa!" teriakku.
7647Please respect copyright.PENANA8UeRXd0bJx
"Kenapa Papa diam aja sih, Pa?"
7647Please respect copyright.PENANAfeBWwLc7TE
Papa hanya menatapku dengan tatapan kosong, tanpa mengucapkan kata-kata apa pun. Lalu kembali menunduk lesu sambil memeluk Mama yang meringkuk di lantai.
7647Please respect copyright.PENANA4X2sjbnsGf
"Aku kecewa sama, Papa!"
7647Please respect copyright.PENANAzznmJoQSCP
Aku berlari, naik ke lantai atas. Dengan tangis yang belum mereda, kuhamburkan tubuhku ke atas ranjangku.
7647Please respect copyright.PENANA0bYynf4KqG
Kudengar Papa dan Mama kembali bertengkar. Seketika aku bangun dari tempat tidurku.
7647Please respect copyright.PENANAMgcRIZoOyk
"Papa jangan salahin Mama terus!" kata Mama berteriak.
7647Please respect copyright.PENANAJEJoExdWbM
"Gimana Papa nggak salahin Mama. Mama aja rela dijadiin gundik sama si Aziz!" kata Papa juga berteriak.
7647Please respect copyright.PENANAMMVTL3qdcX
"Papa pikir Mama mau sama kondisi yang menimpa Mama? Nggak Pa. Mama nggak mau, mengorbankan Farisha!" kata Mama tak kalah berteriak.
7647Please respect copyright.PENANAcaimDS4JT0
Air mataku tiba-tiba menetes mendengar ucapan Mama. Aku merasa berdosa karena pernah menyakiti perasaan Mama, "Maafin Farisha Ma," kataku dalam hati, lalu tangisku pun meledak.
7647Please respect copyright.PENANAAUFSvxd00T
"Papa nggak rela, Ma! kata Papa berteriak sampai terdengar suara pecahan kaca.
7647Please respect copyright.PENANAdi8cX8sIbM
"Kenapa Papa marahnya sama Mama? Kenapa Papa nggak marah sama Aziz dan mencoba nyelametin Mama, Pa?" kata Mama dengan terisak-isak.
7647Please respect copyright.PENANAD1LsoYF19b
"Pa.. Pa.. jangan Pa!" kata Mama berteriak.
7647Please respect copyright.PENANAkBzWheNqQq
Karena aku khawatir dengan Mama, aku cepat-cepat turun ke lantai bawah. Kulihat Papa sudah membawa katana, sedangkan Mama berlutut di lantai memegang kaki Papa.
7647Please respect copyright.PENANAoHmegViRCN
"Kenapa Mama halangi Papa? Biar Papa bunuh si Iblis itu!" kata Papa penuh emosi.
7647Please respect copyright.PENANAjDyLJXfbNI
"Jangan Pa! Kumohon! Bukan pake cara kayak gini, Pa!" kata Mama.
7647Please respect copyright.PENANAXgOurAtSeB
Aku pun turun ke lantai bawah, berusaha mencegah Papa agar menahan emosinya.
7647Please respect copyright.PENANAQDpEOPfwWA
"Pa! Papa ngerti nggak sih, kalo Papa pake kekerasan kayak gitu, justru memperumit masalah ini? Papa justru bikin anak dan istri Papa makin menderita!" kataku dengan nada emosi.
7647Please respect copyright.PENANAP93eq6x2Fi
Katana yang dipegang Papa jatuh ke lantai, "Maafin, Papa, Fa!" kata Papa berdiri lesu.
7647Please respect copyright.PENANAjB9GBmzzV2
Kudekati Papa, kupeluk Papa dari depan. Kuusap-usap punggungnya untuk sedikit menenangkan hati Papa.
7647Please respect copyright.PENANAbijlUH8QPg
"Kita jalani dulu, Pa! Farisha rela untuk sementara menjadi korban. Tapi Farisha nggak bakal tinggal diam. Farisha bakal cari solusi buat masalah kita," kataku mencoba menenangkan.
7647Please respect copyright.PENANAxDBR7dWpjr
Sekarang Papa dan Mama duduk di sofa, mereka sudah sedikit tenang.
7647Please respect copyright.PENANAibf4Zv4MBj
"Maafin Papa ya, Fa. Papa nggak bisa nolongin kamu," kata Papa tertunduk lesu.
7647Please respect copyright.PENANAXPjuEH1H5q
"Nggak apa-apa, Pa. Farisha paham, masalah ini rumit. Andai aja Farisha bisa menolong Mama pun, hari ini juga Farisha bakal menolong Mama. Tapi Farisha nggak bisa," kataku juga dengan terisak.
7647Please respect copyright.PENANAjVoQTQoPjd
Aku dan Papa sekarang berpelukan, Mama pun mendekat ke arah Papa yang ikut memeluk Papa dari samping. Kulihat Mbok Darmi berdiri di dekat kami, dengan sesekali mengusap air matanya.
7647Please respect copyright.PENANACv5gNkvwax
"Maafin Mbok juga ya, Non. Nggak bisa bantuin apa-apa..." kata Mbok Darmi dengan tangannya mengusap air matanya.
7647Please respect copyright.PENANAhQSHfzIyNh
"Nggak apa-apa, Mbok," kataku dengan tersenyum pilu.
7647Please respect copyright.PENANAaMLkSOIHBj
"Ini Tuan, Nyonya. Dimakan dulu mie rebusnya! Saya taruh sini ya tuan?"
7647Please respect copyright.PENANAJqdvoAKQdx
"Ini buat, Non Farisha... Nggak pake telur," kata Mbok Darmi dengan tersenyum.
7647Please respect copyright.PENANASklO5r3cNt
"Eh, Mbok Darmi kok tau sih? Aku nggak makan telur?" tanyaku antusias.
7647Please respect copyright.PENANAJ5AoyQCwu4
"Tau dong, Non. Mbok kan yang rawat Non dari kecil. Jadi tau apa yang Non suka atau nggak suka," kata Mbok Darmi.
7647Please respect copyright.PENANAHf35pN2Sd5
"Terima kasih ya, Mbok," kataku tersenyum ramah.
7647Please respect copyright.PENANAAeaVwCjYio
"Sama-sama, Non. Ya udah, Non, Tuan, Nyonya. Saya ke belakang dulu," kata Mbok Darmi.
7647Please respect copyright.PENANAWVdiCcI2eX
"Iya, Mbok," kataku ramah.
7647Please respect copyright.PENANAWw6tAnGZoD
Setelah kepergian Mbok Darmi, tak ada lagi kesedihan, kemarahan, keputusasaan yang terpancar dari wajah Papa dan Mama. Aku bersyukur memiliki Mbok Darmi yang sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri. Setidaknya dengan kehadiran Mbok Darmi, bisa sedikit menyembuhkan luka yang aku dan keluargaku alami.
7647Please respect copyright.PENANAupc6KSjAun
"Mama ke kamar dulu ya, Fa..." kata Mama.
7647Please respect copyright.PENANAGfFELJ0g8I
"Iya, Ma... Papa nggak temenin Mama?" tanyaku.
7647Please respect copyright.PENANAfkL46eQmld
"Papa disini aja dulu, Fa," kata Papa.
7647Please respect copyright.PENANAqiwC8jQlzk
"Oh, iya Pa..." kataku.
7647Please respect copyright.PENANARpyFEYiz8q
"Papa boleh nggak peluk kamu?" tanya Papa tiba-tiba.
7647Please respect copyright.PENANAuiaQ82v9W6
"Eh... Duh, Farisha malu Pa. Farisha kan udah gede," kataku salah tingkah.
7647Please respect copyright.PENANAjEYSX9z3zh
"Kata siapa kamu udah gede? Kamu tetap gadis kecil Papa yang dulu..." kata Papa yang sekarang bergeser ke dekatku, lalu sekarang memeluk tubuhku.
7647Please respect copyright.PENANA7vYhQZcO9V
"Papa mah, udah gede gini masih dibilang gadis kecil," kataku malu-malu.
7647Please respect copyright.PENANAcU5tI5KfH3
"Beban dan masalah Papa berasa menguap kalo Papa meluk kamu gini, Fa..." kata Papa yang membenamkan wajahnya ke rambutku yang tergerai.
7647Please respect copyright.PENANA6Q8LLFeUpN
"Farisha ikut seneng Pa, kalo Farisha bisa sedikit mengurangi beban, Papa," kataku.
7647Please respect copyright.PENANAIebb9i6dfq
Papa terus saja memelukku, dengan wajahnya terus dibenamkan ke rambutku lalu berpindah ke tengkukku. Kurasakan embusan nafas Papa dan aku tau Papa sedang menghirup dalam-dalam aroma tubuhku. Aku tau sebenarnya ini tak wajar, namun karena sikap Papa seperti ini padaku tak sekali ini saja. Jadi aku anggap wajar-wajar saja. Bahkan Mama pernah memergokiku dengan Papa... Mama meresponnya hanya dengan tersenyum saja.
7647Please respect copyright.PENANAz6rNoRp4ih
Mungkin Mama masih menganggap perlakuan Papa kepadaku normal-normal saja, karena memang aku anak perempuan Papa satu-satunya. Jikapun Papa memanjakanku, bukan hal yang aneh. Meski agak kelewat batas, jika dilihat dari umurku yang sekarang.
7647Please respect copyright.PENANAhxkuwMN6ML
"Pa, nggak enak ah. Nanti dilihat Mbok, Darmi!" kataku.
7647Please respect copyright.PENANAz5F2aqkLf3
"Iya ya. Ya udah kita ke atas aja ya, Sayang?" tanya Papa sambil menggendongku, membawaku ke lantai atas.
7647Please respect copyright.PENANAtTzVkxPF4Q
"Pa, mau bawa aku kemana?" tanyaku.
7647Please respect copyright.PENANAKB1eIB2N7q
"Ke kamarmu, Sayang," kata Papa.
7647Please respect copyright.PENANA3ZtIyDjmhO
Setelah sampai di kamarku, Papa menutup pintunya dengan kakinya. Lalu tubuhku direbahkan di atas ranjang.
7647Please respect copyright.PENANAADuYpAi7sY
"Udah lama Papa nggak ngelonin anak Papa ini," kata Papa.
7647Please respect copyright.PENANAJiJAXRpD71
"Duh, Pa. Farisha kan udah gede?" kataku merengek.
7647Please respect copyright.PENANAedCpPZT80V
Lalu Papa memelukku dari belakang yang tidur miring ke samping, dan menarik selimut agar menutupi tubuhnya yang sedang memelukku, anak perempuannya satu-satunya yang kini sudah tumbuh dewasa. Tabu memang, meski dalam keluargaku dianggap biasa-biasa saja.
7647Please respect copyright.PENANAnqgvyEhRuP
Baru beberapa menit Papa memelukku dengan erat ke dalam pelukannya, Papa mulai terlelap. Dengan perlahan kusibak selimut yang menutupi tubuh Papa dan tubuhku.
7647Please respect copyright.PENANA3q0PLdY5Tr
Perlahan, aku mengendap-endap, sedikit berjinjit keluar dari kamar. Setelah berhasil keluar dari kamar, kututup pintu secara perlahan.
7647Please respect copyright.PENANAjOlBxbLirE
Saat aku turun dari tangga ke lantai bawah, aku berpapasan dengan Mama. "Papamu udah tidur?" tanya Mama.
7647Please respect copyright.PENANAl50bSi6umr
"Udah, Ma," kataku.
7647Please respect copyright.PENANAWy1aLGNKRs
"Ya udah biarin aja! Papamu emang suka kolokan sama kamu," kata Mama.
7647Please respect copyright.PENANAadImruxZHO
"Iya tuh, si Papa. Padahal aku udah bukan anak kecil lagi," kataku merajuk.
7647Please respect copyright.PENANAHi7pPUg6gP
"Udah, lagian sama orang tua sendiri," kata Mama mencoba menormalisasi.
7647Please respect copyright.PENANAPoM8XNzs32
Dalam hati, aku menggerutu karena Mama terlalu menormalisasi kelakuan Papa yang tidak wajar. Namun, ya sudahlah. Toh, belum melewati batas.
7647Please respect copyright.PENANALE7yyQBgyw
"Mama mau kemana?" tanyaku.
7647Please respect copyright.PENANAOljaKbhcpd
Mama tidak menjawab, hanya menundukkan pandangannya saja. Kulihat penampilan Mama sudah tidak seperti sebelumnya. Mama memakai dress panjang berwarna merah, dengan hijab berwarna merah juga.
7647Please respect copyright.PENANAJHjlAGE1dO
"Maafin, Mama Fa. Mama harus pergi ke rumah Aziz," kata Mama sambil memegang telapak tanganku dengan memegangnya erat dengan kedua telapak tangannya.
7647Please respect copyright.PENANAWmnDT2jSan
Mendengar pengakuan Mama, tubuhku terasa lemas. Aku baru sadar, masalah kita belum berakhir. Dan Mama masih harus berkorban untukku, untuk keluarga.
7647Please respect copyright.PENANA5RNcvIHYxo
"Mama harus pergi, Fa..." kata Mama meninggalkanku.
7647Please respect copyright.PENANAMLp1ezxqNP
Aku benar-benar tak kuasa, sampai aku tak sanggup menahan air mataku.
7647Please respect copyright.PENANAP4cGylq5pr
"Jangan menangis, Fa! Jaga diri kamu baik-baik. Mama titip Papa ya!" kata Mama berusaha mengusap air mataku.
7647Please respect copyright.PENANASJLavrEEqs
"Iya, Ma. Farisha nggak nangis kok," kataku berpura-pura tegar, lalu kuusap air mataku.
7647Please respect copyright.PENANAgfpa0eSihp
Kulihat Mama dijemput entah oleh siapa, dengan mobil mewah yang terparkir di depan gerbang. Sepertinya Pak Salim menyadari bahwa aku sedang bersedih, saat aku berdiri di depan pintu menyaksikan kepergian Mama. Setelah gerbang kembali ditutup, Pak Salim mendekatiku.
7647Please respect copyright.PENANAwHfeckEV8r
"Kamu baik-baik aja kan, Fa?" tanya Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANAAmJAGBVbFY
"Aku nggak tau, Pak. Permasalahan keluargaku terlalu rumit," kataku sambil mengusap air mataku.
7647Please respect copyright.PENANAfAksOiuh5X
"Iya, saya paham, Fa..." kata Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANAzowawZ4XTK
"Pak Salim nggak tau, masalah apa yang aku hadapi," kataku sesengukkan.
7647Please respect copyright.PENANANJPA0bq9gc
"Saya ngerti kok, Fa. Mbok Darmi udah ceritain semuanya," kata Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANAj2Q4noRr7w
"Pak Salim nggak menganggap mamaku pelacur kan?" tanyaku dengan masih terisak.
7647Please respect copyright.PENANA1bMNriEq6v
"Tentu aja nggak, Fa. Saya tau duduk persoalannya," kata Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANAvFkiPsu0f2
Sekarang Pak Salim sedang memelukku dari samping, yang sedang duduk di atas lantai.
7647Please respect copyright.PENANAux7MQxm2qT
"Terima kasih, Pak," kataku sambil menyandarkan kepalaku di bahu Pak Salim. Pak Salim pun meresponnya dengan mengecup puncak kepalaku.
7647Please respect copyright.PENANAVO5T78l4mS
"Kita ke pos satpam yuk!" kata Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANADLKVjyOQSg
"Boleh Pak," kataku sambil berdiri lalu berjalan di samping Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANAMneLuRMEyv
Sesampainya di pos satpam, Pak Salim mempersilahkanku duduk di kursi kayu.
7647Please respect copyright.PENANAXXZwaLHEgt
"Farisha udah makan?" tanya Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANAraGFk9CAXG
"Panggil aku, kamu aja, Pak!" kataku mencoba mencairkan suasana.
7647Please respect copyright.PENANAxZIvJdO2Ja
"Aku bawa beberapa sachet kopi instan sama mie instan tadi dari kost-kostan. Kamu mau yang mana?" tanya Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANAzHOEv556EV
"Kopi instan aja, Pak," kataku sambil tersenyum.
7647Please respect copyright.PENANAcWkCkD46Vl
"Tunggu ya!" kata Pak Salim menyeduh air panas dari thermos ke dalam gelas plastik.
7647Please respect copyright.PENANAlIGY4XvxBA
"Ini, diminum biar masalahnya ilang!" kata Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANArV6oXpdsYM
"Hihihi, Pak Salim bisa aja ngehibur aku," kataku tersenyum lalu menyesap kopi di dalam gelas.
7647Please respect copyright.PENANAbsfAi5HkaS
"Aku seneng ngelihat kamu kembali ceria, Fa" kata Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANADwSbAa0rDk
"Terima kasih ya, Pak," kataku sambil tersenyum.
7647Please respect copyright.PENANAEYY3UiiYHq
"Sama-sama," kata Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANAnKErcDuEyj
Sekarang Pak Salim duduk di sebelahku. Aku dan Pak Salim saling tatap cukup lama. Lalu aku menunduk tertawa malu-malu. Pak Salim mengangkat daguku ke atas, kita pun saling tatap. Dan Pak Salim mendekatkan wajahnya ke wajahku, nafas kita saling beradu. Saat Pak Salim mendekat hendak mengecup bibirku, aku membuang muka dengan tersenyum malu-malu.
7647Please respect copyright.PENANA5IHr45o5L1
"Nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANAESlxNlJHDN
"Boleh nggak ya?"
7647Please respect copyright.PENANA3hgbe2w29b
"Oh nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANAig1We8cbt0
"Iya, nggak boleh, hihi," kataku tersenyum lalu menunduk.
7647Please respect copyright.PENANAyIjhbKnF2v
"Oh..."
7647Please respect copyright.PENANA6fMNA7Pw4B
"Hihihi, boleh kok Pak," kataku tergelak tawaku.
7647Please respect copyright.PENANAjpLMiUdest
"Ngerjain aku lagi kan?" kata Pak Salim dengan wajah kesel.
7647Please respect copyright.PENANAjHpL6ZWVan
"Duh, Pak Salim. Jangan kesel dong! Aku kan becanda!" kataku.
7647Please respect copyright.PENANAxyj07cmDv7
Pak Salim memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya agar aku menatap ke arahnya. Lalu wajah Pak Salim mendekat ke arahku, karena kutahu apa yang akan terjadi, kupejamkan mataku. Jantungku deg-degan menunggu kecupan bibir hitam Pak Salim pada bibirku. Sesekali kubuka mataku. Pak Salim meresponku dengan tersenyum saja.
7647Please respect copyright.PENANA7JtyaYcWMi
"Pak?" kataku dengan sedikit kesal, karena Pak Salim mengerjaiku. Padahal aku sudah menunggu kecupan pada bibirku.
7647Please respect copyright.PENANAkRL4mqz0D4
"Hehe, kok manyun gitu mukanya?" tanya Pak Salim sambil terkekeh.
7647Please respect copyright.PENANAorfJJ6ruG3
"Pak, Salim jahat, hiks hiks."
7647Please respect copyright.PENANAaNwK77Vdjw
"Aduh, malah nangis..." kata Pak Salim kebingungan.
7647Please respect copyright.PENANAd0uRz0fEKa
Aku pura-pura menangis sambil melirik Pak Salim. Saat Pak Salim menatapku, aku kencangkan tangisku lebih kencang lagi.
7647Please respect copyright.PENANALPQT1FR1Uo
Huwaaaaa...
7647Please respect copyright.PENANAfkskXIMqHk
"Jangan nangis dong, Fa! Takut Mbok Darmi sama papa kamu denger..." kata Pak Salim dengan wajah khawatir.
7647Please respect copyright.PENANAEQ4QaPGJtK
Aku berhenti menangis, hanya saja aku tetap menatap Pak Salim dengan wajah kesal. Penasaran saja, bagaimana respon Pak Salim. Awas aja pokoknya, jika Pak Salim mengerjaiku lagi, aku yang akan ambil alih.
7647Please respect copyright.PENANAjfmnjDj8Bc
"Seharusnya aku yang kerjain Pak Salim, bukan Pak Salim," kataku kesal.
7647Please respect copyright.PENANAKzuPsP5gRB
"Loh, keselnya soal itu? Hahaha. Kirain kesel gara-gara nggak jadi aku cium bibirnya," kata Pak Salim tertawa meledak.
7647Please respect copyright.PENANA6dc4msCyz0
Kupandang Pak Salim dengan wajah cemberut, "Nggak peka..."
7647Please respect copyright.PENANAh3OWcF5bsf
"Maksudnya?" tanya Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANAy6aClKuOW9
"Tuh kan..." kataku dengan masih menyembunyikan maksudku.
7647Please respect copyright.PENANAEhVMaVKRQL
Pak Salim menggaruk-garuk kepalanya, "Ya udah aku tinggal ngerokok dulu ya, Fa?" tanya Pak Salim.
7647Please respect copyright.PENANAeSADIwAfIx
"Pak Salim, ih. Kok nggak paham sih?" tanganku menarik tangan Pak Salim agar tetap duduk di sampingku.
7647Please respect copyright.PENANAUirTmAb9Hz
Kupejamkan mataku dengan sedikit kumonyongkan bibirku.
7647Please respect copyright.PENANADXqQEpaP97
Muah...
7647Please respect copyright.PENANARG2hQnPbUo
"Kok pipi sih Pak?" tanyaku protes.
7647Please respect copyright.PENANAiLBYfvGyGu
"Maunya? hehe," tanya Pak Salim sambil terkekeh.
7647Please respect copyright.PENANAjFVK6Xhk1L
"Disini!" kataku sambil mengetuk-ngetuk bibirku dengan ujung jari.
7647Please respect copyright.PENANAwLmgMNjonh
"Bilang dong, daritadi! haha," kata Pak Salim sambil tertawa.
7647Please respect copyright.PENANAeTKvf7S27y
"Huuu. Ya udah nggak jadi, aku udah nggak mood," kataku pura-pura.
7647Please respect copyright.PENANAIyTn9ZIgcG
Pak Salim memegang daguku, aku yang awalnya menunduk menatap ke arahnya. Wajah Pak Salim mendekat, sampai bibir kita berjarak semakin dekat. Dengan jantung yang berdetak kencang, tanganku kini sudah berpindah ke kedua pipi Pak Salim. Pak Salim pun kedua tangannya juga berada di kedua pipiku. Kupejamkan mataku, saat hembusan nafas Pak Salim mulai menerpa wajahku.
7647Please respect copyright.PENANATDxac3Tj4P
"Kamu cantik banget, Fa," kata Pak Salim yang membuat aku membuka mataku, lalu kubuang muka karena merasa tersanjung.
7647Please respect copyright.PENANANKnfN4AIQz
"Terima kasih..." kataku malu-malu.
7647Please respect copyright.PENANAHhioxirzEg
Lalu Pak Salim mulai mengecupku. Kubalas kecupan itu dengan kecupan juga. Kita saling mengecup. Setiap sentuhan pada bibirku, kurasakan sensasi yang merambat ke seluruh syarafku. Aku benar-benar hanyut karena kecupan bukan lagi sekedar kecupan. Kecupan sebagai simbol dari sebuah ikatan. Yang tak sekedar penyatuan dari gejolak dari insting terdasar manusia. Namun, ikatan emosi yang menyatukan. Tak ada lagi batasan antara siapa aku, siapa ia. Kita bukan lagi dua orang yang berbeda. Dari sentuhan bibir, kecupan, ludah kita yang bercampur jadi satu. Dan benih di dalam rahimku yang mulai membuahiku.
7647Please respect copyright.PENANAyLTU8a11kv
Kedua tangan Pak Salim memegang kedua tanganku. Memegangnya erat, dengan jari-jari kita yang menyatu.
7647Please respect copyright.PENANAVYl5vsznzc
Aku yang sekarang terlentang, ditindih Pak Salim dengan kecupannya yang menjelajahi wajah dan leherku. Kuresapi sensasi yang semakin melambungkan hasratku. Kupejamkan mataku, merasakan tubuh Pak Salim yang kembali menyatu ke dalam tubuhku.
7647Please respect copyright.PENANAeABLDrkbiu
"Aaaaah, Pak."
7647Please respect copyright.PENANAtLlEdzVNB0
Keringat kita mengucur deras, menyatu dengan sensasi yang menyentuh syaraf dinding vaginaku. Begitu sesak, begitu nikmat.
7647Please respect copyright.PENANALfqsyQQqgj
"Aaaaah, Pak."
7647Please respect copyright.PENANAdoYLCIS3EX