x
Sudah beberapa hari berlalu sejak kepulangan Rania. Rumah besar disebuah perkebunan itu kini kembali dipenuhi tawa tiga sepupu yang tak terpisahkan. Pagi hingga malam, ruang keluarga tak pernah sepi dari canda mereka.
Tapi di balik kehangatan itu, ada sesuatu yang menggelitik pikiran Nada.
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo4EVmWXBZF
"Semakin hari, kok mereka berdua raut wajahnya terlihat lelah ya? Padahal kita kan gak pernah jarang ngobrol sampai begadang..." batin Nada suatu pagi, sambil mengamati lingkaran hitam samar di bawah mata Dania dan Rania.
Rasa penasaran itu terus menggerogoti, membuat indra pendengarannya semakin tajam.
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8wxZIKMDr6
Akhir-akhir ini, Nada sering terbangun oleh suara langkah kaki ringan di depan kamarnya di tengah malam.
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx0sb9ndbD4
Tap... tap...
Suara itu kadang berhenti tiba-tiba, membuatnya bingung. "Mungkin salah satu dari mereka haus dan turun ke dapur," pikir Nada.
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb9CwZOdENM
Tapi semakin hari Nada sering sekali mendengar suara langkah kaki yang keluar dari salah satu kamar malah kadang seperti bergantian.. “Untuk apa keluar kamar malam ya?” batin Nada.
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYsLn8T7ugI
Malam berikutnya, Nada sengaja terjaga. Matanya menatap langit-langit kamar sambil menunggu.
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIInmAaD75B
Tap... tap...
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9wIF7mihCt
Lagi! Suara itu muncul sekitar jam 2 pagi. Nada menahan napas, berharap bisa mendengar lebih jelas. Tapi seperti sebelumnya, suara itu menghilang begitu saja.
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFvCV7zII5
"Ughhh tidur aja deh besok aku tanya mereka ajaaaaa!!..." batin Nada kesal, memutar badan dan memeluk gulingnya erat.
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBT8acvvAxo
***
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmVfvav0GkJ
Keesokan Harinya
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYBjtlRkoB4
"Kak Dania, Rania, kalian sering denger gak sih suara langkah kaki malem-malem?" tanya Nada sambil mengaduk nasi goreng di piringnya.
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpozofOKCAF
Uhuk.. uhukk
Dania dan Rania tersedak bersamaan.
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgsBgbVaJzQ
"Hah? Suara kaki?" Tanya Dania, matanya berkedip cepat.
"Ngg..ngghhhh jangan bikin takut ah Nada!" Rania menambahkan dengan suara sedikit lebih tinggi dari biasanya.
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHBAckYiOcH
Nada mengerutkan kening. Reaksi mereka aneh. "Iya.. kadang aku terbangun denger suara langkah kaki. Aku pikir salah satu dari kalian. Tapi kok aneh ya? Sekali aku dengar, suaranya hilang begitu saja..."
Dania bermain-main dengan sendoknya. "Hah... itu.. beneran orang kan?"
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPSUCktdPFD
"Ya mana aku tahu kak! Aku gak berani keluar lihat. Kalau ternyata maling trus aku diperkosa gimana?" balas Nada dengan mata melotok.
Rania menggigil. "Ughh serem juga ya kalau gitu... ah kamu mah bikin aku takut aja Nada!"
"Apa kita minta tolong Mang Joko atau Mang Yono untuk jaga rumah?" usul Nada.
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX60oYpgtSZ
Hemmm...
Dania dan Rania terdiam, saling melirik dengan ekspresi aneh.
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjQKHhbhiDa
32Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjOEplGqNdq
Baca versi lengkapnya lihat dari profile penulis.
ns216.73.216.30da2
